Bab 1-4 Proposal Ni Luh Komang Sri Budiani-1
Bab 1-4 Proposal Ni Luh Komang Sri Budiani-1
Bab 1-4 Proposal Ni Luh Komang Sri Budiani-1
FAKULTAS KESEHATAN
PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2021
USULAN PENELITIAN
FAKULTAS KESEHATAN
PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN AJARAN 2021
ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENELITIAN
Proposal penelitian dengan judul “Hubungan Peran Orang Tua Dan Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan Taman Sakura
Jimbaran” telah mendapatkan persetujuan pembimbing untuk diajukan dalam ujian proposal
penelitian.
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. I Putu Gde Yudara Sandra P., S. Kep., M. Kep A.A. Istri Mas Padmiswari, S.Si., M.Si.
NIR. 0820068301 NIDN. 0818089202
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PELAKSANAAN PENELITIAN
Proposal Penelitian dengan judul “Hubungan Peran Orang Tua Dan Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan Taman Sakura
Jimbaran” telah mendapat persetujuan pembimbing dan Rektor ITEKES Bali untuk dilaksanakan
sesuai dengan rencana penelitian yang tertuang dalam proposal penelitian.
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. I Putu Gde Yudara Sandra P., S. Kep., M. Kep A.A. Istri Mas Padmiswari, S.Si., M.Si.
NIR. 0820068301 NIDN. 0818089202
Menyetujui
Rektor
Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali
iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN PROPOSAL
Proposal ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Nomor:
Ketua:
Ns. I Ketut Alit Ardiana, S. Kep., MNS .........................
NIDN. 0829097901
Anggota:
1. Ns. I Putu Gede Yudara Sandra P., S. Kep., M. Kep ........
NIR. 0820068301
v
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
Proposal dengan judul “Hubungan Peran Orang Tua Dan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan Taman Sakura Jimbaran” telah
mendapatkan persetujuan pembimbing untuk diajukan ke hadapan Tim Penguji Proposal pada
Program Studi Sarjana Keperawatan Institusi Teknologi Dan Kesehatan Bali.
Disahkan
Mengetahui
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Keperawatan Bali
Rektor Ketua
I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng.,Ph.D Ns. Anak Agung Ayu Yuliati Darmi, S.Kep., MNS
NIDN.0823067802 NIDN.0821076701
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dan
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan
Taman Sakura Jimbaran”
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari semua pihak sehingga proposal ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk
itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis menyelesaikan proposal ini.
2. Ibu Ns Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep selaku Wakil Rektor (Warek) I yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis menyelesaikan proposal ini.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Ardiana, S. Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis menyelesaikan proposal ini. Selaku
penguji tamu yang akan memberikan masukan atau saran dalam proposal ini.
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S. Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis.
5. Ibu Ns.A.A.A. Yuliati Darmini, S. Kep., MNS selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.
6. Bapak Ns. I Putu Gde Yudara Sandra P., S. Kep., M. Kep selaku pembimbing I yang
telah memberikan banyak dukungan dan bimbingan dalam menyelesaikan proposal
ini.
7. Ibu A.A. Istri Mas Padmiswari, S.Si., M.Si. selaku pembimbing II yang telah
memberikan dukungan dan banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
proposal ini.
8. Bapak I Wayan Siptayasa selaku kepala lingkungan banjar Buana Gubug yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan pengumpulan data di Perumahan Taman
vii
Sakura Jimbaran.
9. Seluruh keluarga terutama Ibu, Bapak dan kakak yang banyak memberikan
dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga selesainya proposal ini.
10. Seluruh teman atau sahabat yang sudah memberikan dukungan kepada saya dalam
menyelesaikan proposal ini.
11. Serta orang yang saya sayangi yang sudah memberikan dukungan kepada saya dalam
menyelesaikan proposal ini.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan proposal ini. Penulis menyadari dalam penyusunan proposal
ini masih belum sempurna, untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik
dan saran yang sifatnya konstruktif untuk kesempurnaan proposal ini.
Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dalam penyusunan proposal ini masih
belum sempurna. Penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan dalam menuangkan
pemikiran ke dalam proposal ini, tentunya akan masih banyak ditemukan hal-hal yang masih
perlu diperbaiki. Untuk itu dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran guna
menyempurnakan proposal ini.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
C. Populasi-Sample-Sampling
D. Pengumpulan Data
E. Pengolahan Data Dan Analisis Data
F. Etika Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Peran Orangtua dan Tingkat Pengetahuan Remaja
Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas di Perumahan Taman Sakura Jimbaran.
xi
DAFTAR TABEL
Gambar 3.2 Definisi Operasional Hubungan Peran Orangtua dan Tingkat Pengetahuan Remaja
Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas di Perumahan Taman Sakura Jimbaran. ..
xii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah seorang individu yang baru beranjak dewasa dan baru
mengenal mana yang benar dan mana yang salah, mulai mengenal lawan jenis,
memahami peran dalam dunia sosial, menerima jadi diri apa yang telah
dianugerahkan oleh Tuhan pada dirinya, dan mampu mengembangkan seluruh
potensi yang ada dalam diri individu (Jannah, 2016). Remaja saat ini harus dituntut
harus siap dan mampu dalam menghadapi tantangan kehidupan dan pergaulan. Usia
remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, yang dimana
menjelaskan bahwa masa remaja merupakan masa terjadinya tahap perkembangan
yang paling pesat, dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya (Wong, 2016).
Seseorang dikatakan remaja apabila berusia antara 12-21 tahun yang sudah
mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, dengan pembagian 12-15
tahun termasuk masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18-
21 adalah masa remaja akhir (Firdaus, 2018).
Orang tua sebagai sumber utama dan sumber informasi tentang mengenai
perilaku seks bebas. Orang tua menjadi bagian yang sangat penting dalam masa
perkembangan remaja, karena orang tua termasuk sahabat terbaik dan orang yang
seharusnya paling mengenal sosok anak (Kosati, 2019). Komunikasi antara orang tua
dan anak remaja sangat penting dalam mengetahui arah pergaulan anak remajanya.
Bila komunikasi antara orang tua dan anak berjalan tidak baik, maka orang tua sulit
untuk mengawasi dan mengontrol pergaulan anak (Kosati, 2019). Peran orang tua
sangat mempunyai pengaruh terhadap perilaku seks pada remaja. Semakin tinggi
peran orang tua dalam remaja maka, remaja akan terhindar dari perilaku seks bebas
(Untari, 2018).
Maraknya pergaulan bebas memicu remaja untuk melakukan seks bebas.
Sejalan perkembangan zaman yang semakin pesat, orang tua di haruskan untuk selalu
1
2
sangat penting untuk sikap emosiaonal yang sehat dan bertanggung jawab terhadap
kehidupan seksualnya. Selain itu juga pendidikan ini juga mengajarkan remaja
tentang akibat dari perilaku seks bebas di luar niikah dapat menimbulkan penyakit
HIV/AIDS dan penyakit lainnya (Rompas, 2015).
Di era globalisasi sekarang semakin banyak remaja mengakses situs-situs
yang tidak layak untuk di pertonton. Pada masa ini semua remaja memiliki gadget
ataupun handphone untuk mengakses situs tersebut. Di masa pandemi ini semua
anak-anak sekolah menjalani pembelajaran secara online. Website yang terdapat tidak
dipergunakan dengan baik, tetapi website yang ada di pergunakan untuk hal-hal yang
tidak layak ditirukan oleh remaja. Sebagian remaja salah mencari pergaulan di
lingkungan luar, seperti banyak remaja bergaul dengan teman teman dewasa yang
umurnya jauh lebih tua darinya. Pergaulan tersebutlah mereka diajarkan ataupun di
berikan perintah tentang hal-hal yang tidak layak dilakukan oleh seorang remaja.
Pengertian seks bebas sebaiknya diberikan sejak dini, baik melalui pendidikan
formal maupun melalui sex education. Hal ini sangat penting untuk pemahaman usia
remaja tentang dampak-dampaknya. Tetapi, saat ini di masyarakat Indoneisa sex
education ini masih dianggap vulgar ataupun bugil dan banyak masyarakat salah
memahami tentang sex education contohnya mendorong remaja untuk melakukan
hubungan seksual. Maka dari itu pengetahuan remaja tentang hubungan seks saat ini
masih kurang. Kurangnya pengetahuan mengakibatkan remaja rasa ingin mencoba-
coba tentang rasanya melakukan hubungan seks di luar mengetahui dampak yang
terjadi selanjutnya. Kematangan seksual pada usia remaja menyebabkan munculnya
minat seksual dan keingintahuan yang tinggi tentang seksualitas (Setyoningrum,
2019).
Penting adanya sex education untuk pengetahuan remaja tentang seks di
lingkungan sebagai salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk memperbaiki
pemahaman dan perilaku seksual remaja. Apalagi secara biologis, remaja siap dan
ingin mengetahui, namun mereka kurang informasi atau kurang mengetahui tentang
4
seks bebas. Pengarahan juga bisa di berikan kepada orang tua bagaimana cara
mendidik anak-anaknya yang sudah remaja (MR Usfinit, 2017).
Orang tua sebaiknya jangan terlalu membatasi pergaulan anaknya dan jangan
juga terlalu membebaskan anaknya dalam pergaulannya. Pengawasan orang tua juga
sangat penting untuk mencegah adanya seks bebas saat ini. Banyak orang tua masih
mengabaikan pergaulan anaknya dan cara berpacaran anaknya. Peran keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Keluarga yang harmonis selalu berupaya dalam menjalankan fungsinya sehingga
akan terjalin interaksi yang berkualits antar anggota keluarga (Novitasari, 2019).
Trend perkawinan usia remaja di Indonesia, baik yang melangsungkan
perkawinan pertama sebelum usia 18 tahun maupun 15 tahun pada periode 2020
sebanyak 48,9%. Tercatat setiap tahunnya Indonesia mengalami peningkatan tentang
usia remaja yang nikah di bawah umur, dan didapatkan datanya dari Kementerian
Agama (Faorick, 2020). Dari hasil data survei BKKBN tahun 2017 di 33 provinsi di
Indonesia sebanyak 63% remaja mengaku sudah melakukan hubungan seksual
sebelum nikah. Gerakan Nasional Anti Kekerasan Seksual Anak (GNAKSA) tahun
2015 mencatat 97% remaja sudah pernah melihat materi porno. Dari data penelitian
yang diteliti oleh Putri Lestari pada tahun 2019 lalu menyatakan bahwa masih
rendahnya pengetahuan siswa/siswi tentang seksual pranikah. Kasus seksual pranikah
sudah banyak ditemui di Indonesia. Perkawinan usia remaja di Bali ditemukan
datanya sebanyak 8,55% yang dimana ditemukan usia pernikahannya dari usia 18-20
tahun (Hafil, 2020).
Berdasarkan data survei yang telah dilakukan di Kabupaten Badung
didapatkan jumlah presentse usia remaja yang mengalami tingkat seks bebas dan
sudah melakukan pernikahan usia remaja sebanyak 1.7% (BP STATISTIK Kab.
Badung, 2016). Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa terdapat lumayan besar
data presentase yang terjadi di Indonesia, terutama di Bali. Khususnya di perumahan
5
Taman Sakura banyak usia remaja yang sering keluar pada malam hari, dan banyak
juga remaja-remaja dari usia SMP-SMA sudah menjalani yang namanya pacaran. Hal
ini sesuai dengan data dari kepala perumahan Taman Sakura Jimbaran bahwasanya di
perumahan Taman Sakura Jimbaran tidak pernah ada penyuluhan tentang perilaku
seks bebas, dan di perumahan tersebut juga terhambat akses informasi yang kurang
memadai dan tempat yang kurang strategis. Berdasarkan informasi dari 10 orang
yang tinggal di perumahan tersebut, terdapat 3 orang remaja yang hamil di luar nikah
(Siptayasa, 2021).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dan Tingkat Pengetahuan Remaja
Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan Taman Sakura
Jimbaran”.
B. Rumusan Masalah
Berdasrkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dibuat rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana Hubungan Peran Orang Tua dan tingkat
pengetahuan remaja terhadap perilaku seks bebas di Perumahan Taman Sakura
Jimbaran”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran orang
tua dan tingkat pengetahun remaja terhadap perilaku seks bebas di Perumahan
Taman Sakura Jimbaran.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Untuk mengidentifikasi peran orang tua terhadap perilaku seks bebas
b. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja terhadap seks bebas
6
c. Untuk menguji hubungan peran orng tua dan tingkat pengetahuan remaja
terhadap perilaku seks bebas.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Pada peneliti diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
pembaca dan di harapkan dapat dijadikan sumber penelitian.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber informasi, sebagai
sumber untuk menambah wawasan.
b. Bagi Peneliti
Penelitian diharapkan dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan dan
pemahaman mengenai ilmu baru yang didapatkan dari hasil peneliti ini.
Selain itu juga, peneliti diharapkan menjadi dasar dalam penerapan ilmu
yang diperoleh selama perkuliahan.
c. Bagi Masyarakat
Hasil dari penelitian diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan
masyarakat khususnya pada orang tua dan remaja mengetahui perilaku seks
bebas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
6) Evaluasi (evaluation)
Evalusi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi/ penilaian terhadap suatu materi atau objek.
c. Faktor-faktor yang memengaruhi Tingkat Pengetahuan (Lestari, 2015)
Faktor yang memengaruhi pengetahuan antara lain :
1) Tingkat pendidikan, adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang akan meningkat.
2) Informasi, bila seseorang mendapatkan informasi yang banyak maka
akan menambah pengetahuannya lebih luas.
3) Pengalaman, sesuatu yang pernah dilakukan oleh seseorang yang akan
menambah pengetahuan seseorang tentang sesuatu yang bersifat
informal.
4) Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang
meliputi sikap dan kepercayaan.
5) Sosial ekonomi, adalah kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut (Lestari, 2015) adapun berbagai cara untuk memperoleh pengetahuan
sebagai berikut:
1) Cara Coba Salah ( trial and eror)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka
di coba kembali.
2) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Cara ini dilakukan oleh pimpinan-pimpinan masyarakat baik itu formal
ataupun informal, seperti ahli agama, pemegang pemerintah, dan
berbagai orang lain yang menerima, maupun yang dikemukanan oleh
12
termasuk masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18-
21 adalah masa remaja akhir (Firdaus, 2018).
Remaja merupakan suatu masa pertumbuhan dan perkembangan saat
individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai dia mencapai kematangan seksual, individu mengalami
perkembangan psikologi dan pola indefikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa,
dan terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh pada
keadaan yang relative lebih mandiri (Bachruddin, 2017). Dalam proses
penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja :
a. Remaja Awal (early adolescence)
Pada tahap ini seorng remja masih tidak akan terima atau masih
terheran-heran tentang perubahan-perubahan yang terjadi. Mereka akan
mengembangkan pikirn baru, mulai akan muncul rasa cepat tertarik pada
lawan jenis dan mudah terangsang secara erotis. Dengan contohnya
seperti dipegang bahunya oleh lawan jenis saja, ia sudah berfantasi
erotis. Pada remaja tahap awal ini akan lebih sensitive terhadap egonya
yang akan mengakibatkan sulit mengerti dan dimengerti oleh orang
dewasa.
b. Remaja Madya (middle adolence)
Pada tahap ini remaja sangat senang mempunyai banyak teman
apalagi ada teman yang menykainya. Remaja akan lebih mencintai
dirinya, dan juga akan muncul sifat menyukai teman yang memiliki sifat
yang sama dengannya. Tetapi pada tahap ini remaja akan merasa
bingung, karena ia bingung memilih peka atau tidak peduli, ramai-ramai
atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materalis. Pada pria akan
membebaskan perasaan cinta kepada ibunya sendiri pada masa kanak-
kanak dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan
jenis.
14
c. Remaja Akhir
Pada tahap ini tahap dimna menuju periode dewasa yang ditandai
dengan :
1) minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru
3) terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
4) terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri diganti dengan
keseimbangan atara kepentingan diri sendiri dengan orang lain
5) tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya dan
masyarakat umum.
C. Seks Bebas
1. Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah bentuk pembebasan seks yang dipandang tidak wajar,
baik oleh agama, Negara maupun filsafat. Selain itu, seks bebas juga dilarang,
namun masih sering dilakukan ( Bachruddin, 2017 ). Menurut Bachruddin
(2017) menjelaskan bahwa seks bebas merupakan hubungan sweksul yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan pernikahan.
Perilaku seks bebas dapat menimbulkan berbagai sampak negatif pada remaja,
diantaranya ; dampak psikologi, fisologis dan fisik, serta menyebabkan
berbagai penykit menular seksual pada renmaja. Seks bebas adalah sebuah
model berhubungan seks yang dilakukan secara bebas, tanpa dibatasi oleh
aturan-aturan serta tujuan yang jelas (Nugroho, 2015).
Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain
dapat mempebesar kemungkinan terkena penyakit menular seksual dan virus
HIV (Human Immuno Geficiency Virus), juga dapat merangsang tumbuhnya
sel kanker pada Rahim remaja perempuan. Sebab pada remaja poerempuan
15
usia 12-17 tahun mengalami perubahan pada mulut rahimnya yang aktif
( Setiyaningrum, 2015).
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Seks Bebas Menurut Susanti (2013).
Bentuk perilaku seks bebas antara lain :
a. Kissing, berciuman berup pertemuan bibir dengan bibir pada pasangan
lawan jenis yang di dorong oleh hasrat seksual.
b. Necking, bercumbu tidak sampai pada menempelkan alat kelamin,
biasanya dilakukan dengan pelukan, memegang payudara, atau
melakukan oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama.
c. Petting, upaya membangkitkan dorongan seksual dengan cara
bercumbu sampai menempelkan alat kelamin dan menggesek-gesekan
alat kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama.
d. Seksual Intercource, terjadi kontak melakukan hubungan kelamin atau
persetubuhan.
3. Faktor-faktor yang mendorong perilaku seks bebas pada remaja
Menurut Nurhalimah (2013) ada beberapa factor yang mendorong untuk
melakukan tindakan tersebut, anatara lain :
a. Perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual
remaja. Peningkatan ini membutuhkan penyaluran dalam bentuk
tingkah laku seksual tertentu.
b. Penyaluran seks yang tidak dapat segera dilakukan karena adanya
penundaan usia perkawinan, baik secara hokum karena adanya undang-
undang perkawinan maupun karena norma-norma social.
c. Larangan untuk melakukan seks sebelum menikah, untuk remaja yang
tidak dapat menahan diri akan terdapat kecenderungan untuk melanggar
larangan-larangan.
d. Sdanya rangsangan seksual melalui media massa dengan adanya
teknologi canggih ( video cassete, satelit, VCD, telepon genggam,
internet, dan lain-lain). Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu
16
dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dolihat atau didengarnya
dari media massa.
e. Orang tua, karena ketidaktahunya maupun karena sikapnya yang masih
mentabukan pembicaraan mengenai seks bebas dengan anak dan tidak
terbuka dengan anak, maka akan cenderung membuat jarak dengan
anak akan terjalin tidak baik.
f. Pergaulan bebs, adanya kecenderungan pergaulan bebas yang makin
bebs anatar pria dan wanita dalam masyarakat.
D. Penelitian Terkait
Pertama, penelitian Wustha Bachruddin (2017) yang berjudul Pengaruh
penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadap pengetahuan remja tentang seks
bebas di SMA Negeri Binsus 9 Manado merupakan penelitian eksperimen semu
dengan desain pendekatan one group pretest posttest. Populasi penelitian ini adalah
sisw kelas X SMA Negeri Binsus 9 Manado yang berjumlah 37 siswa, dengan jumlah
sample yaitu 37 responden, teknik pengambilan sample adalah sampling jenuh atau
total sampling. Terdapat 34 siswa (91,9%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik
dan 3 siswa (8,1%) memiliki tingkat pengetahuan tidak baik.
Kedua, penelitian Rahayu Trisna Dewi (2017) yang berjudul Gambaran
tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 5 Denpasar
merupakan penelitian pre eksperimen dengan desain pendekatan cross sectional.
Populasi ppenelitian ini siswa siswi kels X dan XI di SMA Negeri 5 Denpasar yang
berjumlah 790 orang, dengan jumlah sample yaitu 89 responden, teknik pengambilan
sample adalah simple random sampling. Terdapat 65 responden (66,3%) memiliki
tingkat tahu yang baik tentang seks bebas dan 24 responden (33,7%) memiliki tingkat
tahu yang kurang tentang seks bebas.
18
A. Kerangka Konsep
19
20
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Peran Orangtua dan Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas di Perumahan Taman
Sakura Jimbaran.
Keterangan :
Pada kerangka konsep ini, dapat dijelaskan faktor yang mempengaruhi peran orang
tua terdiri dari usia, keterlibatan orang tua dalam pengasuhan anak, pendidikan
sebelum menjadi orang tua, pengalaman sebelumnya menjadi orang tua, stress orang
tua dan hubungan kedua orang tua. Kemudian dengan tingkat pengetahuan remaja
tentang seks bebas dipengaruhi oleh 2 faktor antara lain faktor internal yang terdiri
dari umur, pendidikan, pengalaman, dan sikap. Faktor selanjutnya yaitu faktor
eksternal yang terdiri dari faktor lingkungan dan faktor budaya. Dalam kerangka
konsep ini peneliti ingin mengetahui tentang hubungan peran orang tua, tingkat
pengetahuan remaja tentang seks bebas terhadap perilaku seks bebas.
B. Hipotesis
Setelah masalah penelitian ini di rumuskan, selanjutnya peneliti merumuskan
hipotesis. Hipotesis merupakan hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi dari
sebuah penelitian tersebut (Sawarjana, 2015). Terdapat dua hipotesis dalam penelitian
yaitu hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol (H0) adalah
21
Operasional
Peran Orang Peran orang tua Kuisioner Kuat apabila skor Ordinal
22
dan cara
menghindari seks
bebas.
Perilaku Seks Aktivitas seksual Kuisioner 0: Ya, apabila Nominal
Bebas yang dilakukan remaja
dengan bebas pernah/melakukan
diluar ikatan perilaku seks
pernikahan yang bebas seperti
sah diantaranya petting, oral seks,
melakukan anal seks dan
petting, oral seng gama.
seks, anal seks
dan seng gama.
1: Tidak, apabila
remaja tidak
pernah melakukan
perilaku petting,
oral seks, anal
seks dan seng
gama.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,
yang memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi akurasi suatu nilai (Nursalam, 2017). Penelitian ini menggunakan
desain penelitian analitik korelatif yang artinya penelitian yang menekankan
adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya (Swarjana,
2015) dengan pendekatan yang digunakan yaitu cross-sectional. Pendekatan
cross-sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau
observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat
(Nursalam, 2017). Penelitian ini menganalisis hubungan antara peran orang tua,
tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas dan perilaku seks bebas pada
remaja usia 12 – 21 tahun. Penelitian menilai setiap peran dengan perilaku seksual
yang dialami oleh remaja, mengarah ke yang berisiko atau tidak berisiko yang
dinilai menggunakan instrumen kuesioner.
24
25
C. Populasi-Sample-Sampling
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh rangkaian orang, benda atau peristiwa yang
diinginkan oleh peneliti untuk dilakukan besarnya sampel diambil dari
populasi. Besar populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berumur 12-
21 tahun di Perumahan Taman Sakura Jimbaran sebanyak 400 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja usia 12-21 tahun di
Perumahan Taman Sakura Jimbaran.
a. Besar sampel
Penentuan besarnya sample pada penelitian ini diambil menurut
Sugiyono (2016). Ukuran sampel atau besarnya sample diambil dari
populasi. Besar sampel dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 12-
21 tahun di Perumahan Taman Sakura Jimbaran sebanyak 80 orang.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probality sampling
yaitu proporsionate stratified random sampling dengan menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut:
N
n=
1+ N e 2
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas kelonggaran kesalahan yang digunakan (10%)
Berdasarkan data jumlah remaja, jumlah populasi adalah 50 orang.
Berdasarkan rumus diatas sampel dapat dihitung sebagai berikut :
26
400
n=
1+ 400(0.1)2
n = 80
Dari perhitungan diatas, sampel yang diperoleh sebanyak 80 orang.
b. Kriteria sampel
Dalam penelitian kriteria sampel ini meliputi kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi, yang dimana kriteria ini menentukan dapat atau tidaknya sample
tersebut digunakan (Nursalam, 2016).
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan yang akan diteliti, menurut
Nursalam (2016). Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini antara
lain :
a) Remaja di Perumahan Taman Sakura Jimbaran yang bersedia
menjadi responden dan telah mengisi informed consent untuk
bersedia menjadi responden
b) Remaja yang berusia 12-21 tahun yang berada di Perumahan
Taman Sakura Jimbaran.
2) Kriteria ekslusi
Menurut Nursalam (2016), kriteria ekslusi adalah menghilangkan
atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi
karena berbagai sebab. Adapun kriteria ekslusi pada penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a) Remaja yang berusia 12-21 tahun yang sudah menikah.
3. Sampling
Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi (Nursalam, 2016). Teknik sampling merupakan
27
D. Pengumpulan Data
1.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan
kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang
dibutuhkan dalam penelitian (nursalam, 2016). Dalam penelitian ini,
akuratnya data penelitian yang di kumpulkan sangat mempengaruhi hasil
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan metode kuesioner dengan menggunakan skala
Guttman. Penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner di tempat
penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas.
Setiap responden yang bersedia menjadi responden diminta
menandatangani lembar persetujuan, selanjutnya responden diberi
kuesioner oleh peneliti. Data yang diperoleh oleh peneliti dikumpulkan
dan diolah untuk hasil dari penelitian.
Uji validitas yang digunakan oleh peneliti adalah face validity yang
artinya peneliti akan membawa instrument peneliti kepada dua dosen
expert dibidang yang diteliti. Setelah dosen tersebut menganggap bahwa
instrumen penelitian tersebut layak, maka dosen yang bersangkutan
menandatangi formulir validitas yang telah disediakan. Setelah itu barulah
kuesioner tersebut dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian.
b. Coding
Coding yaitu mengubah data berbentu kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Disini peneliti akan
memberikan kode-kode pada karakteristik umum responden
yakni berupa simbol angka untuk mempermudah proses
pengolahan data.
1) Karakteristik umum
Jenis-jenis kelamin laki-laki dengan kode (1) dan
perempuan dengan kode (2).
2) Pada pernyataan kuesioner jawaban benar akan diberi
kode (1) dan jawaban salah akan diberi kode (0).
3) Pada setiap pernyataan kuesioner akan diberi kode (P1)
umtuk pernyataan no.1, kode (P2) untuk pernyataan
no.2 dan seterusnya sampai kode (P15) untuk
pernyataan no.15.
c. Entry
Entry merupkan kegiatan dimana peneliti memasukan data
yang telah dikumpulkan kedalam master table atau database
komputer (Hidayat,2010). Disini peneliti akan memasukan
data-data yang telah lengkap kedalam suatu tabel dengan
bantuan Microsoft excel sehingga data dapat dianalisis dengan
bantuan program SPSS version 20.0 for windows.
d. Cleaning
Pembersihan data yaitu mengecek kembali kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
32
N=
∑ Benar x 100
∑ Soal
Keterangan:
N = Nilai
∑ Benar = Jumlah jawaban yang tepat
33
F. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah keperawatan yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka etika penelitian harus diperhatikan ( Hidayat, 2014).
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:
1) Informed consent
Informed consent merupakan bentu persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah
agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara
lain: partisipasi pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang
dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan
terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain.
34
3) Confidentiality ( kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalaj-masalah lainnya.
semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
DAFTAR PUSTAKA
35
36
Wawan, dewi. (2010). Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Manusia. Jakarta : Nuha Medika.
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
NO BULAN
KEGIATAN
Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan
Proposal
2 ACC Proposal
3 Penyebaran
Proposal
4 Ujian
Proposal
5 Ujian Ulang
Proposal
6 Pengumpulan
Data
7 Penyusunan
Hasil
Penelitian
8 Penyebaran
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Ujian Ulang
Skripsi
11 Perbaikan dan
Pengumpulan
Lampiran 2
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada:
Yth. Kepala Lingkungan Banjar Buana Gubug Dan Remaja Usia 12-21 Tahun
Di Perumahan Taman Sakura Jimbaran
Dengan hormat,
Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian saya yang berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dan
Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks
Bebas Di Perumahan Taman Sakura Jimbaran” yang pengumpulan datanya akan
dilaksanakan pada bulan Februari s.d April 2022. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan peran orang tua dan tingkat pengetahun remaja
terhadap perilaku seks bebas di Perumahan Taman Sakura Jimbaran. Saya akan tetap
menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.
Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan oleh Saudara
Ni Luh Komang Sri Budiani, Mahasiswa semester VIII Program Studi Sarjana Keperawatan-
ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “Hubungan Peran Orang Tua Dan Tingkat
Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan Taman
Sakura Jimbaran” maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam
penelitian tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.
Denpasar,
Responden
(…………………………)
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
Kata Pengantar
Om Swastiastu,
Selamat Pagi adik-adik semua, Perkenalkan saya Ni Luh Komang Sri Budiani dari ITEKES Bali,
sedang mengadakan penelitian tentang Hubungan Peran Orang Tua Dan Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang Seks Bebas Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan Taman Sakura
Jimbaran. Kepada para adik-adik remaja yang berusia 12-21 akan diberikan kesempatan untuk
ikut serta dalam studi ini. Semua informasi akan disimpan secara rahasia dan hanya dipakai
kepentingan ilmiah.
Partisipasi dari remaja sekalian dalam survei ini bersifat sukarela, bantuan dari remaja semua nya
sangat saya harapkan.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih atas partisipasinya serta keikutsertaan dalam penelitian ini,
Terimakasih dan Selamat Pagi
2. Perempuan
Kisi-Kisi Peran Orang Tua Dan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas
Terhadap Perilaku Seks Bebas Di Perumahan Taman Sakura Jimbaran
5 1
3 Perilaku seks - Gaya berpacaran 1,2,3 4,5 5
bebas pada remaja
Deskripsi :
Seks bebas merupakan kebiasaan melakukan seksual secara bebas dilakukan oleh mereka
yang menentang atau merasa enggan jika diri mereka terikat dalam suatu pernikahan suci.