Kelas Segmental Pediatri Sesi I
Kelas Segmental Pediatri Sesi I
Kelas Segmental Pediatri Sesi I
SESI I
PERINATOLOGI
PEDIATRI SOSIAL
GASTROENTEROLOGI
KARDIOLOGI PEDIATRI
SEPSIS NEONATORUM
TETANUS NEONATORUM
HIPERBILIRUBINEMIA
Bayi akan mulai membaui dan menjilat tangan yang masih basah dengan air ketuban
Bayi bergerak menuju payudara, menghentakkan kaki agar terdorong ke payudara ibu
9. PEMERIKSAAN FISIK
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8
• Inosen
Bising • Bising patologis
Gallop • S3 dan s4
Melemah:
Regurgitasi mitral atau trikuspid S2 Intensitas
Miokarditis tunggal abN
Pemanjangan interval PR
Efusi perikard • PH • Meningkat: PH
• TA/PA • Menurun: PS
• AS berat berat, TA
Derajat I-VI/6
Intensitas
Sistolik, diastolik, sistolik dan diastolik
Fase dan
kontur Kresendo dan / atau dekresendo
Punctum
URSB, ULSB, LLSB, Apex
maksimum
Adanya dua gangguan ini akan mengakibatkan paru-paru mengalami kolaps yang kemudian terjadi
atelektasis. Adanya atelektasis mengakibatkan terjadinya kerusakan dan perubahan struktur di
dalam sel yang kemudian mengeluarkan zat fibrin dan sel nekrosis sehingga membran paru diliputi
oleh fibrin yang pada akhirnya disebut hyaline membrane
Levitating your preparations
TATALAKSANA HMD
1. Bantuan nafas
PO2 dibawah 50 mmHg dengan FiO2 70% merupakan indikasi untuk pemakaian
CPAP (Countinous Positive Airway Pressure) dengan tekanan 6-10 cm H2O.
2. Terapi cairan dan nutrisi
Kebutuhan cairan dan nutrisi sebaiknya diberikan secara parenteral. Pada 36-48
jam pertama diberikan glukosa 10% dengan kecepatan 65-100 ml/kgBB/24 jam.
Selanjutnya harus ditambahkan elektrolit dan volume cairan ditingkatkan secara
berangsur sampai 120-150 ml/KgBB/24 jam
3. Antibiotik : berdasarkan pola kuman setempat
4. Sedasi : fenobarbital biasanya digunakan untuk menurunkan aktivitas bayi.
Untuk analgesik dan sedative biasanya digunakan Morfin atau Fentanil atau
Lorazepam
5. Surfaktan : Surfaktan eksogen terdiri dari 2 macam, yaitu Natural surfaktan (dari
mamalia) dan sintetis surfaktan => diberikan 30 menit setlah lahir atau 2 jam
setelah lahir
A. TTN
B. HMD
C. Sepsis nenatorum
D. MAS
E. Penumonia
A. TTN
B. HMD
C. Sepsis nenatorum
D. MAS
E. Penumonia
Faktor resiko:
➢Maternal Fever (>38 C saat persalinan)
➢KPD > 24 jam
➢Amnion yang berbau busuk
Riwayat Gejala
2 HARI- 3
<24 JAM > 3 MINGGU
MINGGU
• Hemolisis • Fisiologi • Unkonjugated
➢Inkompatibilitas • Breast Milk ➢Breast milk
ABO • Infeksi ➢Infeksi
➢G6PD • Hemolisis ➢Hipotiroid
• Infeksi • Konjugated
➢Atresia biliary
TOO EARLY
Hilang dalam 10-14 hari Tingkat kenaikan >0,5 mg/dl/jam
TOO HIGH
Bil. Inderect setelah 2 hari <15 mg (aterm)
<10 mg preterm
Kadar bilirubin direk >2 mg/dL TOO LONG
Bil. Indirect ( BCB >12 mg/dl ; bayi
Peningkatan kadar bilirubin <5 mg per hari
prematur >15 mg/dl
A. Fototerapi
B. Tingkatkan frekuensi pemberian ASI
C. Hentikan pemberian ASI sementara
D. Transfusi tukar
E. Pemberian vit A
A. Fototerapi
B. Tingkatkan frekuensi pemberian ASI
C. Hentikan pemberian ASI sementara
D. Transfusi tukar
E. Pemberian vit A
2017 2020
Booster DTP Booster HiB 2017 2020
• 5 tahun • kelas 1 SD
• kelas 5 SD • 15-18 • 18
Sediaan :vial
2,5 ml (5
• Usia 18 bulan bulan
dosis) Tahun
Pemberian :
o,5 ml IM
Levitating your preparations
2017 Jika sudah
menerima vaksin
2020 Usia 9 bulan vaksin
MR
campak pada usia 9 Apabila usia 12 bulan
bulan, maka belum menerima
MMR/MR diberikan vaksin MR, dapat
usia 15 bulan diberikan MMR
Vaksin
Vaksin Sediaan : vaksin beku Booster pada saat
usia 18 bulan dan Varisela
MR/MMR kering kekuningan usia 5-7 tahun (BIAS
larutkan 5 cc pelarut kelas 1 SD) 2017 2020
Pemberian : 0,5 ml
IM lengan kiri • Setelah usia 12 • Usia 12-18 bulan :
bulan sebelum 2x
memasuki • Usia 1-12 tahun :
Japanese Ensefalitis sekolah dasar (1 interval 6-12
2017 2020 x) minggu
Mulai usia 12 bulan Mulai usia 9 bulan • Usia > 13 tahun 2 • Usia > 13 tahun :
x (interval 4 interval 4-6
minggu) minggu
Hep B (1) Polio (0) Hep B (2) Hep B (3) Hep B (4) MR
dan BCG (oral) Polio oral Polio oral Polio oral JE (1)
(1) (2)+ IPV (3)+ IPV
DPT (1) DPT (2) DPT (3)
Hib (1) Hib (2) Hib (3)
Waterlow
BB aktual : BB ideal x 100%
Pasien Syok
Pasien sadar baik dan dapat Pasien tidak sadar/ tidak dapat
minum minum
5cc/kgBB D10% bolus iv→
Berikan 50 cc D10% po 5 cc/kgBB D10% bolus iv maintenance dengan RL:D5%
(1:1) 15 cc/kgBB 1 JAM
5. MENGOBATI INFEKSI
Tanpa Komplikasi Dengan komplikasi
Amoxicilin po (15 mg/kgBB @8 jam Ampicillin iv (50 mg/kgBB @6 jam selama
selama 5 hari) u/ bayi dengan BB ≥ 3 kg 2 hari)
Dilanjutkan dengan Amoxicillin po (5 hari)
Amoxicilin po (15 mg/kgBB @12 jam + Gentamisin (7,5 mg/kgBB @24 jam
selama 5 hari) u/ bayi dengan BB < 3 kg selama 1 minggu)
Selalu curigai adanya riwayat infeksi dari seluruh bagian tubuh (meningitis, infeksi
pada kulit dsbg)
DIARE AKUT
DIARE PERSISTEN
• Kondisi diare akut yang berlangsung >14 hari, disebabkan oleh agen infeksius
DIARE KRONIK
• Kondisi diare dengan durasi >14 hari dan umumnya disebabkan agen non-
infeksius. Ex : diare kronik pada HIV
Gejala Darah, lendir Demam Step Ladder Tergantung jenis Diare berat, wattery
bakteri
Etiologi Shigella dysentri Salmonella sp E.Coli Vibrio cholera
Khas Bau amis, tampak dehidrasi/syok, BB Lidah Kotor, bradikardi relatif, Diare air cucian beras, tidak
cair >10x/hari bercak merah muda di tubuh ada tenesmus, dehidrasi
Pem Feses PMN (+), bakteri batang gram negatif, IgM anti salmonella, Widal (titer O Bakteri gram negatif, Vakuola berisi RBC
peningkatan eritrosit dan leukosit atau H ≥ 320,Gold Standar : Kultur leukosit, kultur darah
(Hari 1-7 : Darah, Hari 8-14 : Feses, McCOnkey (+), tes
Hari 5-12 : urin) indol (+), fermentasi
glukosa (+)
Tx Anak Kotrimoksasol Kloramfenikol, jika berat gunakan Kotrimoksasol Usia > 7 thn: Tetrasiklin 50
(TMP 8 mg/kgBB/hari-SMX 40 cefixime/ceftriaxon mg/kgBB/hari dibagi 4
mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosis selama 3 dosis, 2-3hari
hari) Semua usia: TMP 8
mg/kgBB/hari-SMX 40
mg/kgBB/hari, dibagi 2
dosis selama 3 hari
Tx Dewasa Ciprofloxacin 2 x 500 mg I. Kloramfenikol 4x500, kotri Ciprofloxacin Doksisiklin 1x300 mg (First
(Dewasa dan Ibu hamil) 2x480, ampicilin/amox Line)
II. Ciprofloxacin, cefixim, Tetrasiklin 4 x 500 mg
ceftriacon
Gejala Diare Darah, lendir Diare darah dan lendir Diare lemak (steatorea)
4 sering dengan frekuensi sekitar 10-15 kali sehari sejak 4 hari yll. Tinja tidak disertai darah maupun
lendir. Anak juga alami muntah dengan frekuensi sekitar 3-4 kali sehari. Saat ini anak
mengonsumsi susu formula karena dikatakan ibu ASI sedikit sejak usia 3 bulan. Pada pemeriksaan
langsung anak tampak letargi, HR 130 kali, ubun-ubun besar teraba cekung, terdapat mata cekung,
air mata tidak keluar, turgor lambat, mulut kering. Terapi apakah berdasarkan WHO yang sesuai
direncanakan untuk pasien pada kasus diatas
4 sering dengan frekuensi sekitar 10-15 kali sehari sejak 4 hari yll. Tinja tidak disertai darah maupun
lendir. Anak juga alami muntah dengan frekuensi sekitar 3-4 kali sehari. Saat ini anak
mengonsumsi susu formula karena dikatakan ibu ASI sedikit sejak usia 3 bulan. Pada pemeriksaan
langsung anak tampak letargi, HR 130 kali, ubun-ubun besar teraba cekung, terdapat mata cekung,
air mata tidak keluar, turgor lambat, mulut kering. Terapi apakah berdasarkan WHO yang sesuai
direncanakan untuk pasien pada kasus diatas
A. Cairan kristaloid 420 ml dalam ½ jam + 980 ml dalam 2,5 jam berikutnya
B. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam + 980 ml dalam 5 jam berikutnya
C. Cairan kristaloid diguyur dalam 3 jam
D. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam
E. ORS 1050 ml
A. Cairan kristaloid 420 ml dalam ½ jam + 980 ml dalam 2,5 jam berikutnya
B. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam + 980 ml dalam 5 jam berikutnya
C. Cairan kristaloid diguyur dalam 3 jam
D. Cairan kristaloid 420 ml dalam 1 jam
E. ORS 1050 ml
PANSISTOLIK MURMUR DI ICS 3-4 MURMUR SITOLIK DI KATUP MARCHINARY MURMUR ICS 2-
SINISTRA PULMONAL DAN SPLIT S2 3 SINISTRA