BAB I Pendahuluan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual dan muntah atau dikenal dengan emesis gravidarum merupakan salah satu

tanda awal kehamilan bagi orang awam dikarenakan siklus menstruasi yang panjang

sehingga sebagian ibu hamil baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah mengalami

mual muntah. Mual dan muntah merupakan salah satu tanda dan gejala kehamilan

yang umum terjadi pada ibu hamil pada awal kehamilan trimester I namun pada

beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga tapi itu

jarang terjadi (Pudiastuti, 2012).

Emesis gravidarum menyebabkan rasa tidak nyaman karena adanya perasaan

pusing, perut kembung dan badan terasa lemas disertai keluarnya isi perut melalui

mulut dengan frekuensi kurang dari 5 kali sehari pada ibu hamil trimester 1. Emesis

gravidarum jika tidak segera diatasi dapat menjadi hal yang patologis (Kesehatan RI,

2013). Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat di mana segala apa yang di

makan dan di minum dimuntahkan yang disebut Hiperemesis Gravidarum sehingga

dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat

badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urin bahkan seperti gejala penyakit

apendisitis, pielititis dan sebagainya (Saifuddin, 2012). Menurut Wiknjoastro (2012)

Emesis Gravidarum merupakan hal yang fisiologis. Dalam Permenkes No 28 Tahun

2017 pasal 19 ayat 2 bahwa bidan dapat memberikan pelayanan antenatal care pada

kehamilan normal yang bertujuan untuk mengenali secara dini penyimpangan dari

1
normal dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan (Prawirohardjo, 2014).

Kejadian emesis gravidarum dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

umur ibu, paritas, pendidikan dan pekerjaan. Menurut Claudia (2017), ada hubungan

status gravida dan umur ibu hamil dengan kejadian emesis gravidarum. Berdasarkan

hasil penelitian, Ibu primigravida yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 34

responden (87,2%) dan primigravida yang tidak mengalami emesis gravidarum

berjumlah 5 responden (12,8%). Multigravida yang mengalami emesis gravidarum

berjumlah 16 responden (37,2%) dan multigravida yang tidak mengalami emesis

gravidarum berjumlah 27 responden (62,8%).sedangkan berdasarkan umur

kehamilan yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 16 responden (88,9%) dan

umur yang mengalami emesis gravidarum berjumlah 2 responden (11,1%).

World Health Organization menyatakan angka kejadian mortalitas ibu di

Indonesia pada tahun 2015 sebanyak 8,800 dengan Maternal Mortality Ratio (MMR)

sebanyak 216 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2015). Sedangkan Angka

Kejadian Mortalitas ibu pada tahun 2019 di Indonesia sebanyak 306/100.000

kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2019). Hasil survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 penyebab terjadinya AKI adalah perdarahan 28%,

preeklamsia dan eklamsia 24%, infeksi 11%, partus lama atau macet 5%, abortus

5%, emboli 3%, komplikasi masa puerperium 8%, dan faktor lain 11%. Penyebab

dari faktor lain 11% tersebut termasuk didalamnya adalah hiperemesis gravidarum.

World Health Organization menyatakan angka kejadian emesis gravidarum

sedikitnya 15% dari semua wanita hamil. Emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia

dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-3% dari seluruh kehamilan di

2
Indonesia,0,9% di Swedia, 0,5% di California,1,9% di Turki, dan di Amerika Serikat

prevalensi

emesis gravidarum sebanyak 0,5%-2%. (WHO, 2014). Angka kejadian emesis

gravidarum di Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat

diobservasi secara lengkap adalah 543 orang ibu hamil yang terkena emesis

gravidarum. Di Indonesia sekitar 10% wanita hamil yang terkena emesis gravidarum

(Kemenkes RI, 2015). Di Provinsi Bali khususnya di Kota Denpasar NVP (Nausea

and Vomiting in Pregnancy) atau mual muntah saat hamil dengan kejadian sebanyak

(97,7%) dan Hiperemesis Gravidarum sekitar (2,3%) (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,

2016).

Berdasarkan dari survey yang dilakukan pada 6 praktik mandiri bidan

diwilayah Dalung Permai, data ibu hamil dengan emesis gravidarum paling tinggi

yaitu di Praktik Mandiri Bidan”PS”. Dari data rekam medis Praktik Mandiri Bidan

“PS”. terdapat kasus ibu hamil dengan emesisi gravidarum Tahun 2020 berjumlah

139 orang (60,4%) dari 230 ibu hamil. Berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Karakteristik Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidrum di

Praktik Mandiri Bidan “PS”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Karakteristik

Ibu Hamil dengan emesis gravidarum di Praktik Mandiri Bidan “PS”?

3
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Karakteristik Ibu Hamil terhadap emesis gravidarum di

Praktik Mandiri Bidan “PS”

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan persentase ibu hamil dengan emesis gravidarum berdasarkan

umur.

b. Mendeskripsikan persentase ibu hamil dengan emesis gravidarum berdasarkan

paritas.

c. Mendeskripsikan persentase ibu hamil dengan emesis gravidarum berdasarkan

pendidikan

d. Mendeskripsikan persentase ibu hamil dengan emesis gravidarum berdasarkan

pekerjaan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah

perbendarahaan bahan bacaan bagi mahasiswa Poltekes Kemenkes Denpasar

Jurusan Kebidanan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas kesehatan dalam

mendeskripsikan persentase pada emesis gravidarum di Praktik Mandiri Bidan

“PS”

4
b. Manfaat bagi ibu hamil untuk menambah pengetahuan ibu hamil tentang emesis

gravidarum.

c. Manfaat bagi penulis dapat menjadi wacana dan memperoleh tambahan

pengetahuan dibidang Kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai