Petunjuk Teknis Pengawasan Sarana Penyalur Alat Kesehatan
Petunjuk Teknis Pengawasan Sarana Penyalur Alat Kesehatan
Petunjuk Teknis Pengawasan Sarana Penyalur Alat Kesehatan
Chiller Storage
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai program Indonesia sehat terutama
penguatan pelayanan kesehatan dan JKN dengan meningkatkan akses dan mutu
fasilitas pelayanan kesehatan di tingkat primer dan rujukan. Untuk itu dibutuhkan
penguatan sistem kesehatan, dimana di dalamnya termasuk kefarmasian dan alat
kesehatan. Alat kesehatan yang beredar dan digunakan dalam pelayanan kesehatan
haruslah memiliki izin dan terjamin mutu, keamanan, kemanfaatannya serta
terjangkau. Dalam hal ini, pengawasan menjadi sangat penting untuk dilakukan,
tidak hanya terhadap produk alat kesehatan di pasaran tapi bahkan sampai ke
Produsen dan Penyalur Alat Kesehatan.
Direktur Jenderal
Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Pengarah:
Ir. Sodikin Sadek, M.Kes - Direktur Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT
Penanggung Jawab:
Dra. Ninik Hariyati, Apt – Kasubdit Pengawasan Sarana Produksi dan Distribusi
Penyunting
Dra. Ninik Hariyati, Apt-Kasubdit Pengawasan Sarana Produksi dan Distribusi drg.
Melly Juwitasari, MKM - Kasi Pengawasan Sarana Distribusi dan Ekspor Impor
Khudhoni-BPPSDM-BPPK Jakarta
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN SARANA
SARANA DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YAG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN,
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KEFARMASIAN DAN
ALAT KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENGAWASAN SARANA SARANA DISTRIBUSI ALAT
KESEHATAN.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 13 Juni 2017
DIREKTUR JENDERAL
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
t.t.d
SURAT KEPUTUSAN
KATA PENGANTAR
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
II. Dasar Hukum
III. Ruang Lingkup
IV. Tujuan
V. Sasaran
I. INSPEKSI
A. Tujuan
B. Tahapan Kegiatan
BAB 4. PENUTUP
LAMPIRAN
I. Bagan Alur
II. Pengertian/Istilah Operasional
III. Instrumen Inspeksi PAK
IV. Contoh Format Surat Tindak Lanjut:
1. Surat Pemberitahuan Hasil Inspeksi
2. Surat Peringatan 1 (SP-1)
I. LATAR BELAKANG
Sampai Juni tahun 2016, sebanyak 32.989 alat kesehatan telah terdaftar atau
telah memiliki ijin edar yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan
Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Alat kesehatan yang telah beredar
tersebut tentunya harus selalu terjamin keamanan, mutu dan kemanfaatannya,
seperti yang diamanatkan oleh UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
khususnya pasal 98.
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian;
IV. TUJUAN
A. UMUM
Meningkatnya kepatuhan (complience) PAK terhadap Izin PAK (IPAK) dan
penerapan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) sehingga
alat kesehatan yang beredar terjamin keamanan, mutu dan manfaatnya.
B. KHUSUS
1. Tersedianya petunjuk teknis pengawasaan sarana PAK sebagai acuan
pelaksanaan pengawasaan dan pembinaan sarana PAK.
V. SASARAN
1. Kementerian Kesehatan
2. Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, atau
3. Pelayanan Terpadu Satu Pintu, atau Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Terpadu.
I. INSPEKSI
Inspeksi sarana Penyalur Alat Kesehatan (PAK) merupakan kegiatan
pemeriksaan setempat (onsite inspection) yang dilakukan secara rutin/berkala,
terhadap PAK yang telah memiliki Izin Penyalur Alat Kesehatan (IPAK)
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
A. TUJUAN
Tujuan inspeksi sarana PAK adalah:
1. memastikan bahwa PAK tetap mematuhi syarat sesuai perijinan
penyalur alat kesehatan
2. memastikan bahwa PAK memenuhi dan memelihara penerapan Cara
Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB).
3. memberikan langkah korektif terhadap temuan manajemen ataupun
teknis di lapangan dalam rangka pembinaan.
B. TAHAPAN KEGIATAN
Ada 4 tahapan dalam melaksanakan inspeksi sarana PAK yaitu persiapan,
pelaksanaan inspeksi, analisis dan laporan:
1. PERSIAPAN
1.1. Sumber Daya Manusia
a. Pembentukan tim inspeksi
• Tim inspeksi terdiri dari petugas yang memiliki pemahaman
yang cukup tentang :
- Hukum dan ketentuan perundangan terkait
- Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB)
- Persyaratan perizinan dan perubahan IPAK
c. Administrasi
a. Data Pendukung
• Data pendukung berupa informasi yang berkaitan dengan
PAK, yang berasal dari laporan kegiatan PAK/cabang (e-
report/e-info), atau laporan inspeksi sebelumnya.
Informasi – informasi ini dikumpulkan dan dianalisis
sebagai data pendukung tim inspeksi dalam melakukan
pemeriksaan.
b. Perlengkapan pelaksanaan
• Surat Perintah Tugas, Surat Perintah Perjalanan Dinas
(SPPD), Surat Pakta Integritas
• Instrumen inspeksi, formulir Berita Acara Pemeriksaan
(BAP), dan formulir Berita Acara Pengamanan Produk
(BAPP)
• Alat pencatatan serta dokumentasi (kamera/perekam
audio/video).
1.3. Koordinasi
a. Pusat dan Provinsi atau Provinsi dan Kabupaten/Kota saling
berkoordinasi dalam merencanakan pelaksanaan inspeksi
terutama terutama dalam pengaturan jadwal dan lokasi
kunjungan.
b. Koordinasi juga dilakukan dengan PAK yang akan dikunjungi
baik melalui surat pemberitahuan ataupun via telepon.
Koordinasi ini bertujuan:
2. PELAKSANAAN
Inspeksi dilaksanakan melalui kunjungan pemeriksaan langsung ke
sarana distribusi alat kesehatan, dengan langkah-langkah pelaksanaan
sebagai berikut:
2.1 Pembukaan (Opening Meeting)
Tim inspeksi memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan
kunjungan, yang mengacu pada peraturan yang berlaku.
➢ Observasi/pengamatan langsung
Tim melakukan obeservasi secara menyeluruh, tidak hanya berkaitan
dengan dokumentasi tapi juga fisik (personalia, prosedur/rekaman,
komoditi/produk, bangunan/fasilitas)
a. Dokumentasi
• Perijinan (Izin Badan Usaha, Izin PAK, Izin Edar untuk IPAK
pemegang izin edar)
• Dokumen mutu (bagan struktur organisasi, prosedur tertulis
kegiatan penyaluran, pencatatan dan pelaporan kegiatan
penyaluran, FIFO - FEFO dokumen hasil audit internal, agenda,
daftar hadir, notulen dan tindak lanjut)
4. LAPORAN
Tim Inspeksi menyusun laporan segera setelah berakhirnya
pelaksanaan inspeksi serta disampaikan secara tepat waktu.
A. TUJUAN
Tujuan inspeksi tindak lanjut:
• Mengidentifikasi dan menelusuri/mengungkap kebenaran informasi
tentang kasus/kejadian yg diinvestigasi, serta dilakukan tindak lanjut yang
benar/tepat apakah dilakukan pembinaaan atau dilakukan proses
penyidikan/Pro-Justicia.
B. TAHAPAN KEGIATAN
Ada 4 tahapan dalam melaksanakan inspeksi tindak lanjut yaitu persiapan,
pelaksanaan (pra- audit dan inspeksi tindak lanjut), analisis dan laporan :
1. PERSIAPAN
1.1 Sumber Daya Manusia
1.2. Administrasi
a. Data pendukung
Informasi yang dianalisis untuk menjadi data pendukung Tim,
berupa:
• dokumen hasil inspeksi dengan temuan TMS.
• informasi dari media
• laporan e-watch
• laporan pengaduan masyarakat
b. Perlengkapan inspeksi tindak lanjut
• Surat Perintah Tugas
• Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
• Instrumen inspeksi tindak lanjut (dalam hal ini dapat
menggunakan instrumen yang digunakan dalam kegiatan
1.3. Koordinasi
Petugas inspeksi tindak lanjut Pusat dan Provinsi saling
berkoordinasi dalam merencanakan pelaksanaan inspeksi tindak
lanjut terutama dalam pengaturan jadwal dan lokasi target.
2. PELAKSANAAN
2.1 Pra-Inspeksi tindak lanjut
Pelaksanaan Pra-Inspeksi tindak lanjut ini dilakukan secara
tertutup (tersamar atau terselubung) yang meliputi:
a. Observasi
• Observasi dilakukan dengan cara mengamati keadaan di
lapangan serta perekaman situasi dan kegiatan yang terkait.
• Observasi sebaiknya dilakukan lebih dari 2 (dua) orang
petugas dan sebaiknya jumlahnya ganjil, yang bertujuan
untuk menghindari subyektifitas dan memperoleh hasil yang
valid.
b. Wawancara
• Wawancara dilakukan dengan cara meminta informasi dari
orang yang langsung atau tidak langsung terlibat dengan
peristiwa penyimpangan yang sedang diselidiki.
• Wawancara mencakup aktivitas, identitas, peran, dan fungsi
orang yang terlibat serta sumber/asal-usul alat kesehatan
yang tidak memenuhi syarat atau ilegal.
• Informasi tambahan juga dapat dikumpulkan secara terbatas
dari berbagai sumber misalnya informasi dari
pemasok/supplier, pembeli dan konsumen pengguna
barang/jasa, internet dan sebagainya.
4. LAPORAN
Laporan harus disusun segera setelah berakhirnya pelaksanaan
inspeksi tindak lanjut serta disampaikan secara tepat waktu. Substansi
laporan berupa informasi yang dibuat secara sistematis memuat fakta
yang akurat dengan didukung oleh bukti berupa informasi/keterangan,
barang bukti, dan dokumen yang terkait dengan penyimpangan yang
terjadi.
Kantor dan gudang kosong PAK , tidak ada aktivitas penyaluran sama
sekali
• Kementerian Kesehatan RI mengeluarkan Surat Keputusan
Pencabutan IPAK, dengan rekomendasi dari laporan hasil inspeksi
dan rekomendasi Dinas Kesehatan Provinsi.
2.2. PAK yang tidak memiliki izin penyalur alat kesehatan (IPAK),
menyalurkan produk yang tidak memiliki izin edar atau produk
yang dipalsukan
• Kementerian Kesehatan RI melimpahkan kewenangan kepada
PPNS dan aparat yang berwenang.
TINDAK LANJUT
TEMUAN KRITERIA ARAHAN DI LAPANGAN PERATURAN
PENILAIAN (ON THE SPOT) TINDAKAN TERKAIT
ADMINISTRA INSTRUKSI
TIF
1 CDAKB < 70% TMS Minor Tim Inspeksi : SP 1 ➢ 14 hari ➢ Permenkes 1191
- memberikan arahan perbaikan mengirimkan tahun 2010 tentang
CDAKB sesuai dengan temuan rencana CAPA Penyaluran Alat
- membuat berita acara Kesehatan:
pemeriksaan ➢ 90 hari • Pasal 33 Ayat (1)
melaporkan • Pasal 2 Ayat (1)
bukti proses ➢ Permenkes 4 tahun
tindak lanjut 2014 tentang
CDAKB
2 Tidak mengirimkan TMS Minor Tim Inspeksi : SP1 ➢ 14 hari ➢ Permenkes 1191
laporan melalui e- ➢ memberi hard copy format mengirimkan tahun 2010 tentang
report pelaporan e-report rencana CAPA Penyaluran Alat
➢ menginformasikan alamat website dan bukti Kesehatan
e-report.alkes.kemkes.go.id pendaftaran e • Pasal 35 Ayat (1)
➢ menginstruksikan PAK untuk report
mempelajari petunjuk penggunaan
melalui e-report tersebut ➢ 90 hari
➢ jika PAK belum melakukan melaporkan
pemutahiran data, maka PAK bukti laporan e
melakukan pemutahiran data report dan
sebelum melakukan pelaporan tindak lanjut
melalui e-report alkes lainnya
➢ PAK menyiapkan data pencatatan
aktvitas penyaluran
➢ PAK mengirimkan laporan via e-
report.
➢ Apabila belum memahami
pelaporan e-report maka dapat
menghubungi Dinkes Provinsi.
➢ menginformasikan adanya
asistensi e-report alkes di
Kemenkes RI.
➢ membuat berita acara
pemeriksaan
5 Kelompok alat TMS Mayor Tim Inspeksi : SPK ➢ 14 hari ➢ Permenkes 1191
kesehatan tidak - melakukan inventaris kelompok mengirimkan tahun 2010 tentang
sesuai dengan IPAK produk yang tidak sesuai IPAK, rencana CAPA Penyaluran Alat
dilanjutkan dengan pengamanan dan bukti Kesehatan
produknya. permohonan • Pasal 7
- menginstruksikan PAK untuk: perubahan
- menghentikan sementara IPAK ke Dinkes
penyaluran kelompok produk Provinsi
tersebut sampai mendapatkan ➢ 90 hari
IPAK addendum yang berlaku melaporkan
- memproses perubahan proses
lampiran IPAK (addendum) ke keluarnya
Kementerian Kesehatan addendum
➢ membuat berita acara IPAK dari
pemeriksaan, pengamanan dan Kemenkes dan
6 Pada kemasan produk tidak Langkah awal, Tim inspeksi harus memastikan:
tercantum NIE 1. produk memiliki NIE, dengan cara:
- melihat di e-info alkes
- menanyakan PAK tentang kemungkinan memiliki bukti registrasi produk
2. produk berasal dari sumber (pemegang izin edar/importir/PAK lain) yang resmi, dengan cara:
- memeriksa faktur pengadaan/pembelian produk
6.1. Produk TMS Mayor Apabila produk berasal dari sumber ➢ SPK ➢ 14 hari ➢ Permenkes 1190
teregistrasi (ada resmi, maka Tim Inspeksi : mengirimkan tahun 2010 tentang
NIE), tetapi tidak - melakukan inventaris produk, rencana CAPA izin edar alat
tercantum pada dilanjutkan dengan pengamanan dan bukti kesehatan dan
kemasan produk sampai produk tercantum pencantuman PKRT
NIE NIE pada • Pasal 26 Ayat (4)
- mengintruksikan PAK untuk : kemasan
- menghentikan sementara
penyaluran produk tanpa NIE ➢ 90 hari
pada kemasan sampai produk melaporkan
7.2. Kantor dan TMS Mayor Tim Inspeksi: Rekomendasi - ➢ Permenkes 1191
gudang kosong, ➢ melakukan observasi dan pencabutan tahun 2010 tentang
PERSIAPAN PELAKSANAAN
ANALISIS DAN TINDAK
LAPORAN LANJUT
LAPORAN YA
PROSES LAPORAN YA YA
PROSES LAPORAN
PERBAIKAN
PERBAIKAN PROSES
KLARIFIKASI OLEH PERBAIKAN
KLARIFIKASI OLEH
PUSAT DAN ATAU
TIDAK PUSAT DAN ATAU KLARIFIKASI OLEH
DINKES PROVINSI 14 HARI PUSAT DAN ATAU
DINKES PROVINSI TIDAK DINKES PROVINSI
SURAT PERINTAH SURAT PERINTAH
PERTAMA (SP- 1 ) KEDUA (SP-2 ) SURAT PERINTAH
PENGHENTIAN SEMENTARA
REKOMENDASI 14 HARI
AUDIT SERTIFIKASI KEGIATAN (PSK) ATAU
CDAKB PENCABUTAN IPAK
YA
LAPORAN
PROSES
PERBAIKAN KLARIFIKASI OLEH
PUSAT DAN ATAU
DINKES PROVINSI
TIDAK
14 HARI
YA
LAPORAN
PROSES
PERBAIKAN KLARIFIKASI OLEH
PUSAT DAN ATAU
DINKES PROVINSI
TIDAK
SURAT PERINTAH
PENGHENTIAN SEMENTARA
KEGIATAN (PSK)
PERSIAPAN
ANALISIS DAN TINDAK
PELAKSANAAN
EVALUASI LANJUT
PRODUK TIDAK
- PRODUK TIDAK PRODUK PALSU PRODUK MEMILIKI
MEMILKI IZIN EDAR
ADA IZIN EDAR IZIN EDAR
ATAU DIPALSUKAN
- PRODUK TIDAK
SESUAI KATEGORI
PELIMPAHAN
PELIMPAHAN SURAT PENGHENTIAN KEGIATAN KEWENANGAN KE PPNS
SURAT PERINTAH KERAS KEWENANGAN KE PPNS (PENUTUPAN) DAN APARAT
DAN APARAT BERWENANG
BERWENANG
14 HARI
14 HARI
LAPORAN YA
LAPORAN YA
PROSES
PROSES
PERBAIKAN
PERBAIKAN
PELIMPAHAN
SURAT PENGHENTIAN
KEWENANGAN KE PPNS
SEMENTARA KEGIATAN
DAN APARAT BERWENANG
(PSK)
Sesuai amanat Permenkes No.1991 tahun 2010 tentang Penyaluran Alat Kesehatan,
pemerintah Pusat dan daerah mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan sarana distribusi alat kesehatan agar terjamin alat kesehatan yang aman,
bermutu dan bermanfaat.
I. PENGERTIAN/ISTILAH OPERASIONAL
II. INSTRUMEN INSPEKSI SARANA DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN
III. CONTOH FORMAT SURAT TINDAK LANJUT HASIL INSPEKSI SARANA
DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN
Berkut ini adalah definisi operasional berbagai istilah yang digunakan dalam
instrumen inspeksi, dan inspeksi tindak lanjut sarana distribusi alat
kesehatan..
No Istilah Definisi Operasional
1 Alat Kesehatan
a Alat Kesehatan Instrumen, apparatus, mesin, dan/atau implan
yang tidak mengandung obat yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan
pada manusia, dan/atau membentuk struktur
dan memperbaiki fungsi tubuh.
b Alat kesehatan elektromedik Alat kesehatan yang meggunakan sumber
radiasi listrk AC atau DC untuk pengoperasian dan
memancarkan radiasi pengion atau zat
radioaktif selama penggunaan untuk
mencapai maksud penggunaannya.
Contoh : argon surgical lacer, mammography
unit, radiant warmer, radiographic/fluoroscopic
unit, X-ray unit general purpose, dll
c Alat kesehatan elektromedik Alat kesehatan yang meggunakan sumber
non radiasi listrk AC atau DC untuk pengoperasian dan
tidak memancarkan radiasi pengion atau zat
radioaktif selama penggunaan untuk
mencapai maksud penggunaannya.
Contoh : aspirator, baby incubator, respirator,
pulse oxymeter, defribilator, hospital bed,
dental unit, dll
d Alat kesehatan non Alat kesehatan yang penggunaannya tidak
elektromedik steril memerlukan sumber listrk AC atau DC untuk
pengoperasian dan mengalami proses
sterilisasi pada proses produksinya dan
produknya steril.
Contoh : jarum suntik, kasa steril, benang
bedah, IV catheter, infuse set, dll
e Alat kesehatan non Alat kesehatan yang penggunaannya tidak
elektromedik non steril memerlukan sumber listrk AC atau DC untuk
pengoperasian dan produknya tidak steril.
Contoh : plester, instrument bedah(dalam
penggunaannya perlu disterilkan lebih dahulu)
timbangan bayi, kursi roda manual, dll
f Produk diagnostik in vitro Alat kesehatan yang digunakan untuk
pemeriksaan spesimen dari dalam tubuh
manusia secara in vitro untuk menyediakan
informasi untuk diagnose, pemantauan atau
gabungan.
Contoh : reagen, kalibrator, bahan kontrol,
penampungan specimen, dan
instrument/alat/bahan kimia lainnya (alat tes
gula darah, tes kehamilan muda, tes asam
urat, alat tes kimia klinik, hematology
analyser)
2 Struktur Organisasi Susunan dan hubungan antara tiap bagian setiap
Perusahaan posisi seperti Penanggung Jawab Teknis dan
pimpinan serta teknisi yang ada pada perusahaan
PETUNJUK PENGISIAN
5 Email
6 Nama Pimpinan Perusahaan
7 Nama Penanggung Jawab Teknis
8 NPWP
Nomor Izin Penyalur Alat Kesehatan
9
(lampirkan fotokopi IPAK)
II. DATA PRODUK YANG DISALURKAN KATERANGAN
1 Status produk yang disalurkan Lokal Impor
Elektromedik Radiasi
Elektromedik Non Radiasi
2 Kelompok Alkes yang disalurkan Non Elektromedik Non Steril
Non Elektromedik Steril
Diagnostik In Vitro
Ada
Nomor Izin Edar alkes yang dimiliki
Tidak
(sebagai pemegang izin edar)
Belum Semua
Lampirkan
3
Nomor Izin Edar alkes yang dimiliki Ada
(bukan sebagai pemegang izin Tidak
edar)
Belum Semua
Lampirkan
Ya
a. Nama
2 Ya
b. Bekerja Full time
Tidak
c. Pendidikan (minimal D3)
Lampirkan (ijazah, sertifikat pendukung)
Tenaga Teknisi Ada
(Khusus PAK yang menyalurkan Alkes
3 Tidak
Elektromedik dan Instrumen Produk IVD)
Lampirkan (data nama dan ijasah)
Petugas Proteksi Radiasi Ada
(Khusus untuk teknisi alat kesehatan
elektromedik radiasi) Tidak
4
Lampirkan (data nama dan Surat Izin
Bekerja (SIB) dari BAPETEN )
Organisasi
1 Memiliki bagan struktur organisasi
Memiliki uraian tugas dan tanggung jawab tertulis sesuai
2 struktur organisasi
Tingkat Kepatuhan persyaratan CDAKB Total Skor yang dicapai (N) x 100% =_______%
Total Skor Maksimal
Temuan Lain
SARAN/REKOMENDASI
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
Tanggal Pemeriksaan :
Petugas Pemeriksa :
2.
3.
4.
5.
Yang terhormat,
Pimpinan …………..
Jl. ……………….
Provinsi…………
Menindaklanjuti hasil inspeksi sarana Penyalur Alat Kesehatan yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi …………. pada PT. …………tanggal ………., bersama ini kami sampaikan sebagai berikut:
1. Peraturan Hukum :
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat
Kesehatan menyebutkan bahwa :
Pasal…..
…………………….
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. No. 4 tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang
Baik menyebutkan bahwa :
Pasal………..
……………….
2. Hasil Inspeksi yang harus ditindaklanjuti :
………
Penyimpanan dan Penanganan Produk
………………..
………………..
1. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal Surat Pemberitahuan Hasil Inspeksi:
• Menyampaikan rencana tindakan pencegahan dan perbaikan atau Corrective Action-Preventive
Action (CAPA) untuk melakukan proses perbaikan persyaratan CDAKB sesuai hasil inspeksi (lihat
tabel) kepada Kementrian Kesehatan, dengan tembusan Dinas Kesehatan Provinsi ……..dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota……….
2. Dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal surat pemberitahuan hasil inspeksi:
• Melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan berdasarkan hasil inspeksi;
• Melaporkan proses perbaikannya dengan disertai bukti-bukti otentik kepada Kementerian Kesehatan
dengan tembusan Dinas Kesehatan Provinsi ………dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota…..…..
(…………………………………………….)
NIP. ……………………………………
Tembusan:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ………….
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten………
Yang terhormat,
Pimpinan …………..
Jl. ……………….
Provinsi…………
Menindaklanjuti hasil inspeksi sarana Penyalur Alat Kesehatan yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan dan Dinas
Kesehatan Provinsi …………. pada PT. …………tanggal ………., bersama ini kami sampaikan sebagai berikut:
1. Peraturan Hukum :
a. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1191/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Penyaluran Alat
Kesehatan menyebutkan bahwa :
Pasal…..
…………………….
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1190/MENKES/PER/VIII/2010 Tentang Izin Edar Alat
Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga menyebutkan bahwa
Pasal…
…………………..
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. No. 4 tahun 2014 tentang Cara Distribusi Alat Kesehatan yang
Baik menyebutkan bahwa :
Pasal………..
……………….
2. Hasil inspeksi yang harus ditindaklanjuti :
………
Penyimpanan dan Penanganan Produk
………………..
………………..
Temuan Lain
Terkait dengan hal-hal yang disampaikan di atas maka Saudara diminta untuk:
1. Mengikuti dan mentaati kaedah peraturan yang telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
………………….. (sesuai peraturan terkait yang dilanggar).
2. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak Surat Peringatan Pertama (SP-1) :
• Menyampaikan rencana tindakan pencegahan dan perbaikan atau Corrective Action-Preventive Action
(CAPA) untuk melakukan proses perbaikan CDAKB kepada Kementrian Kesehatan, dengan tembusan
Dinas Kesehatan Provinsi ……..dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota…...
• ……..(disesuaikan dengan temuan prinsip IPAK)
3. Dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak surat peringatan pertama (SP1) :
• Melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan berdasarkan hasil inspeksi
• ……..(disesuaikan dengan temuan prinsip IPAK)
• Melaporkan proses perbaikannya dengan disertai bukti-bukti otentik kepada Kementrian Kesehatan
dengan tembusan Dinas Kesehatan Provinsi ……..dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota…...
(……………………………………….)
NIP. ……………………………..
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi …………….
2. Kepala Dinas Kesehatan ………………..
Direktur
Petunjuk Teknis Pengawasan Sarana Penyalur Alat Kesehatan (PAK) 20
Pengawasan Alat Kesehatandan PKRT