Pedoman Ppi Krobokan 2023
Pedoman Ppi Krobokan 2023
Pedoman Ppi Krobokan 2023
Revisi Ke 000
Berlaku Tgl.
PEDOMAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
(PPI)
Ditetapkan
Kepala Puskesmas Krobokan
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
BAB I DEFINISI
A. KEWASPADAAN ISOLASI
1. KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan standar yaitu kewaspadaan yang utama, dirancang untuk
diterapkan secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya , baik yang telah di diagnosa,
diduga terinfeksi atau kolonisasi. Kewaspadaan standar harus
dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan di semua fasilitas
pelayanan kesehatan terutama saat memberikan pelayanan kepada
pasien atau di masyarakat. Kewaspadaan standar merupakan dasar PPI
yang sangat penting dalam pencegahan penularan infeksi kepada
pasien, petugas, atau pengguna layanan. Bila dilakukan dengan benar,
akan mencegah risiko kontaminasi melalui cairan tubuh, darah, sekret,
ekskresi dan kulit yang tidak utuh.
Kewaspadaan standar, meliputi:
a) Kebersihan Tangan
(1) Pengertian
Kebersihan tangan adalah :
(a) Membersihkan tangan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir bila tangan terlihat kotor atau terkena cairan tubuh,
atau
(b) Menggunakan cairan yang berbahan dasar alkohol (Alcohol
base handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.
(2) Tujuan
Kebersihan tangan dianggap sebagai salah satu elemen
terpenting dari PPI. Infeksi sebagian besar dapat dicegah melalui
kebersihan tangan dengan cara yang benar dan dengan waktu
yang tepat (WHO, 2019). Tangan petugas kesehatan sering
terpapar dengan bakteri patogen dari pasien dan permukaan
lingkungan kerja. Bakteri patogen dipindahkan dari tangan
petugas ke pasien dan/atau sebaliknya atau dari lingkungan yang
terkontaminasi. Tangan yang terkontaminasi merupakan salah
satu media penyebab penularan infeksi di fasiltas pelayanan
kesehatan. Kebersihan tangan bertujuan untuk mencegah terjadi
kontaminasi silang dari tangan petugas ke pasien atau pengguna
layanan atau sebaliknya saat melakukan tindakan aseptik atau
saat memberikan pelayanan kesehatan dengan melakukan
kebersihan tangan sesuai 5 momen sesuai standar PPI.
(1) Pengertian
(2) Tujuan
Deskripsi:
Melindungi mata, rongga mata dan area wajah
yang mengelilingi mata dari bahaya seperti benda-
benda dan atau partikel yang berterbangan
(Aerosol') dan droplet.
Deskripsi:
Full face shield ini memberikan perlindungan dari
droplet maupun percikan cairan tubuh dan
biasanya di gunakan sebagai alternatif kacamata
karena memberikan perlindungan pada area wajah
yang lebih luas.
(c) Masker
(i) Tujuan
Untuk melindungi wajah dan membran mukosa mulut dan hidung dari
cipratan darah dan cairan tubuh dari pasien atau permukaan lingkungan
yang kotor dan melindungi pasien dari petugas pada saat batuk atau
bersin.
(ii) Syarat: masker yang digunakan harus menutupi hidung dan mulut serta
penggunaan masker N95 harus dilakukan fit test (penekanan di bagian
hidung dan penilaian kerapatan penggunaan masker).
(iii) Indikasi:
• Pada tindakan atau prosedur yang dapat menghasilkan cipratan darah,
cairan tubuh, sekresi atau ekskresi atau jika petugas berisiko
menghasilkan cipratan cairan dari selaput lendir mulut dan hidung.
• Masker N95 digunakan pada risiko paparan penularan infeksi melalui
udara (Airborne disease) dan dapat didaur ulang sesuai ketentuan.
Tabel 2. Jenis dan kegunaan masker
Masker
Masker N95 Masker KN95
Bedah
KEGUNAAN
Pelindung pernapasan
yang dirancang
dengan segel ketat di
sekitar hidung dan
mulut untuk
menyaring hampir 95
% partikel yang lebih
kecil < 0,3 mikron dan
kontaminasi melalui
airborne.
Penghalang fisik
antara mulut dan
hidung, pengguna
dengan kontaminan
potensial (percikan
atau droplet selaput
mukosa mulut dan
hidung serta debu)
Mencegah percikan
pada saat batuk, bersin
atau debu.
Re-usable atau
Penggunaan kembali
(iv) Cara menggunakan
• Masker bedah, seperti dalam gambar berikut:
(d) Gaun
(i) Tujuan
(ii) Indikasi
• Transmisi kontak misal saat adanya wabah dan transmisi droplet,
saat pencegahan infeksi sebelum operasi atau pra bedah.
• Membersihkan luka, tindakan drainase, menuangkan cairan
kontaminasi ke pembuangan atau WC/toilet.
• Menangani pasien perdarahan masif, tindakan bedah dan
perawatan gigi.
(iii) Jenis gaun dan kegunaanya
Gaun Bedah
(disposable)
(i) Tujuan
(ii) Indikasi
Digunakan pada saat tindakan aseptik, tindakan steril untuk
mencegah risiko penularan mikroorganisme (tindakan bedah).
Tabel 4. Jenis sarung tangan dan kegunaannya
KEGUNAAN
Mencegah kontaminasi
X
darah, cairan tubuh,
sekresi dan eksresi
X
mencegah risiko
penularan
mikroorganisme
(tindakan bedah)
X
Mencegah kontaminasi
dari kotoran atau bahan
terkontaminasi
X
Re-usesable
/penggunaan kembali
X X
(iii) Langkah langkah pemasangan sarung tangan steril pada gambar
di bawah ini.
(f) Sepatu
(i) Tujuan
KEGUNAAN
Menjaga
kenyamanan kaki
dalam bekerja dan
risiko kontaminasi
benda infeksius dan
X
terkena/tertusuk
benda tajam
(5) Pemakaian dan pelepasan APD
Memakai APD
Gambar
Melepaskan APD
• Lepaskan dengan memegang tali atau ikatan dari bagian belakang kepala ke arah depan
• Buang dalam tempat limbah yang ditunjuk atau yang sesuai.
• Lakukan kebersihan tangan (sesuai indikasi), segera setelah melepaskan semua APD.
c) Pengendalian Lingkungan
Pengertian
Pengendalian lingkungan adalah upaya mengendalikan lingkungan melalui
perbaikan mutu air, udara/ventilasi, permukaan lingkungan, disain dan konstruksi
bangunan.
Tujuan
Untuk mencegah transmisi mikroorganisme dari pasien atau pengguna layanan
ke petugas atau sebaliknya akibat pengelolaan dan pengendalian lingkungan
yang tidak sesuai standar PPI.
(1) Air
(c) Sistem pengelolaan limbah cair baik medis dan non medis
(i) Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi persyaratan
kesehatan.
(ii) Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan
dilengkapi penutup dengan bak kontrol untuk menjaga kemiringan
saluran minimal 1%.
(iii) Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari ruang
penyelenggaraan makanan disediakan penangkap lemak untuk
memisahkan dan/atau menyaring kotoran/lemak.
(iv) Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari pengelolaan
sterilisasi termasuk linen harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
(v) Ketentuan mengenai pengelolaan limbah cair mengacu pada
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan limbah.
(ii) Sistem ventilasi alamiah adalah mengalirkan udara dari luar ke dalam gedung dan sebaliknya
melalui pintu dan jendela terbuka, serta skylight (bagian atas ruangan yang bisa
dibuka/terbuka). Sebaiknya ventilasi alamiah dengan menciptakan aliran udara silang (Cross
venti/ation), dan pastikan arah angin tidak membahayakan petugas/pasien lain.
Gambar. 13 Pengaturan arah angin pada ventilasi alamiah
(iii) Ventilasi gabungan memadukan penggunaan ventilasi mekanis dan
alami. Jenis ventilasi ini dibuat dengan pemasangan exhaust fan untuk
meningkatkan tingkat pergantian udara di dalam kamar.
(b) Bangunan fasilitas pelayanan kesehatan harus mempunyai pintu bukaan
permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang
dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami, bukaan minimal 15% dari luas
total lantai.
(c) Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruang di
bangunan FKTP minimal 6 -12 x pertukaran udara per jam dan untuk KM/WC
10 x pertukaran udara per jam.
(d) Penghawaan dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen dasar, yaitu:
(i) Jumlah udara luar bermutu baik dimana ventilasi harus dapat mengatur
pertukaran udara (airchange) sehingga ruangan tidak terasa panas, tidak
terjadi kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding, atau langit-
langit, masuk dalam ruang pada waktu tertentu.
(ii) Pada area umum dalam gedung aliran udara seharusnya dari area bersih
ke area terkontaminasi sehingga terjadi distribusi udara dari luar ke setiap
bagian dari ruang dengan cara yang efisien.
(iii) Setiap ruangan diupayakan agar terjadi proses udara di dalam ruang
bergerak sehingga terjadi pertukaran antara udara didalam ruang dengan
udara dari luar.
(e) Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran, perlu
memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur bangunan, cuaca, biaya dan
mutu udara.
(f) Tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
TINGKAT PENCAHAYAAN
JENIS DAN FUNGSI RUANGAN
MINIMAL (lux)
Area Skrining atau Triase Minimal dua kali sehari • Fokuskan permukaan-permukaan yang sering disentuh, kemudian
lantai (terakhir).
Kamar pasien yang masih ada Minimal dua kali sehari, lebih disarankan • Fokuskan permukaan- permukaan yang sering disentuh, mulai dari
pasien tiga kali sehari, terutama permukaan- permukaan yang digunakan bersama, kemudian tempat tidur pasien;
gunakan kain baru untuk masing- masing tempat tidur jika mungkin;
permukaan yang banyak disentuh kemudian lantai (terakhir).
Dilakukan pembersihan akhir (terminal • Sesuai urutan: permukaan yang tidak sering disentuh, permukaan yang
Kamar pasien yang sudah tidak
sering disentuh, lantai: buang limbah dan lepas linen, bersihkan dan
cleaning), saat
ada pasien disinfeksi tempat tidur secara menyeluruh.
pemulangan/
pemindahan
• Permukaan yang sering disentuh didisinfeksi setelah setiap kunjungan
Rawat jalan/ ruang perawatan dan Minimal dua kali sehari (pagi dan sore)
pasien.
ambulan • Sesuai urutan: permukaan yang tidak sering disentuh, permukaan yang
sering disentuh, lantai sekali sehari; buang limbah dan lepas linen,
bersihkan dan disinfeksi tempat tidur pemeriksaan secara
menyeluruh.
• Permukaan yang sering disentuh termasuk pegangan railing dan
Koridor Minimal dua kali sehari
peralatan di koridor, kemudian lantai (terakhir)
Kamar mandi/ toilet pasien • Toilet kamar pasien pribadi: minimal • Sesuai urutan: permukaan yang sering disentuh, seperti gagang
dua kali sehari pintu,tombol lampu, gerai, keran, bejana wastafel, toilet, dan terakhir
lantai.
• Toilet bersama: minimal tiga kali sehari • Hindari menggabungkan toilet staf dan pasien.
(viii) Pembersihan tumpahan dan percikan
(ii) Penempatan safety box, pada area yang aman dan mudah
dijangkau atau digantung pada troli tindakan, tidak
menempatkan safety box di lantai.
(i) Limbah cair yang berasal dari seluruh sumber bangunan atau
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan harus diolah melalui unit
pengolah limbah cair (IPAL).
Efluen limbah cair harus memenuhi baku mutu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum dibuang.
Gambar 20. Alur dekontaminasi peralatan perawatan pasen dan alat medis lainnya
(a) Menggunakan APD
Petugas memakai APD sesuai indikasi dan jenis paparan terdiri dari
topi, gaun atau apron, masker, sarung tangan rumah tangga dan
sepatu tertutup.
Gambar 21. Penggunaan APD saat pengelolaan peralatan
DI SIMPAN DI LETAKKAN
JENIS
DALAM TEMPAT DALAM RAK
PEMBUNGKUS
TERTUTUP TERBUKA
f) Pengelolaan Linen
(1) Maksud
(1) Pengertian
(2) Tujuan
Mencegah penyebaran bakteri atau virus secara luas melalui
transmisi airborne dan droplets agar keamanan dan kenyamanan
orang lain tidak terganggu.
(3) Prosedur kebersihan pernapasan/etika batuk, sebagai berikut:
(a) Pastikan dan ajarkan petugas, pasien dan pengunjung
melakukan kebersihan pernapasan/etika batuk apabila
mengalami gangguan pernapasan, batuk, flu atau bersin.
(b) Lakukan prosedur kebersihan pernapasan/etika batuk saat
anda flu atau batuk, gunakan masker bedah dengan baik dan
benar agar orang lain tidak tertular.
(c) Tidak mengantungkan masker bekas atau dipakai pada leher
karena bisa menyebar kembali virus dan bakteri ketika
digunakan kembali.
(d) Bila tidak tersedia masker bedah, gunakan metode lain untuk
pencegahan dan pengendalian sumber patogen (misalnya,
saputangan, tisu, atau lengan bagian atas) saat batuk dan
bersin
(e) Lakukan langkah etika batuk yang baik dan benar sesuai
gambar di bawah ini.
Buang tisu yang sudah
Tutup mulut dengan Tisu jika
dipakai kedalam tempat
anda batuk dan bersin Saat batuk dan flue
sampah/limbah
gunakanlah masker agar
i) Penempatan Pasien
(1) Pengertian
Maka nilai ACH-nya: 0,25 m2x 0,5 m/detik x 3600 detik/ jam = 10 ACH
45 m3
(2) Tujuan
Untuk memutus mata rantai penularan mikroorganisme
penyebab infeksi, yang mungkin terjadi melalui transmisi
droplet.
/
^hlebitis Scale (from the Infusion Nursing Standards ofPractice 2011 S 47)
(2) Tujuan
Bertujuan untuk mencegah terjadi infeksi silang akibat penggunaan alat
bantu pernapasan (oksigen nasal) yang tidak sesuai dengan standar.
(3) Sarana dan Persiapan
(a) Pastikan tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
dalam kondisi bersih terisi oksigen nya
(b) Siapkan Nasal kateter, kanula atau masker oksigen sekali pakai
(c) Vaselin/lubrikan atau pelumas Gelly) sekali pakai jika tidak
memungkin pastikan jelly selalu terttutup (jika diperlukan).
Gambar 35. Kanul hidung, face maskdan tabung Oksigen
(4) Prosedur PPI pada terapi oksigen nasal
(a) Lakukan kebersihan tangan sebelum mempersiapkan peralatan dan
melaksanakan prosedur pemberian oksigen nasal.
(b) Pastikan satu slang oksigen untuk satu pasien, flow meter dan
humidifier harus dalam kondisi bersih dan kosong.
(c) Hidupkan tabung oksigen dan atur posisi semifowler atau yang sesuai
dengan kondisi pasien, berikan oksigen melalui kanula atau masker
dengan aliran oksigen sesuai kebutuhan pasien, hindari risiko iritasi
pada selaput mukosa hidung.
(d) Pastikan slang oksigen tidak terkontaminasi dengan lingkungan atau
benda infeksius sebelum dipakai oleh pasien karena akan terjadi
risiko infeksi saluran pernapasan.
(e) Slang oksigen (oksigen mask) yang tidak terpakai, dan jika akan
dipergunakan kembali harus dilakukan desinfeksi lalu keringkan,
bungkus dan simpan dalam tempat bersih dan kering.
(f) Slang oksigen adalah single use, namun pada kondisi tertentu dapat
dilakukan dekontaminasi sesuai peralatan semikritikal yang
ditetapkan.
(g) Slang oksigen yang sudah tidak terpakai lagi dibuang ke tempat
pembuangan limbah infeksius (sebaiknya dirusak terlebih dahulu
sebelum di buang).
(h) Pastikan slang oksigen yang sudah tidak dipergunakan lagi, tidak
tergantung pada flow meter oksigen (segera dilepas).
(i) Pastikan tabung humidifier segera dibersihkan setelah dipakai oleh
pasien dan selalu dalam kondisi kosong dan bersih sebelum
dipergunakan oleh pasien lain.
b) PPI Pada Pemberian Terapi Inhalasi (Nebulizer)
(1) Maksud
PPI pada penggunaan penggunaan peralatan inhalasi (Nebulizer) adalah
untuk meningkatkan kualitas pemberian terapi inhalasi (nebulizer) yang
diberikan kepada pasien melalui upaya pencegahan dan pengendalian
infeksi; melindungi sumber daya manusia dan masyarakat dari risiko
kejadian infeksi; serta mencegah kejadian infeksi saluran pernafasan.
(2) Tujuan
Bertujuan untuk mencegah terjadinya transmisi penularan penyakit infeksi
akibat penggunaan Nebulizer yang tidak sesuai dengan standar.
(3) Peralatan
Peralatan pelayanan Nebulizer yang terdiri dari generator aerosol, alat
bantu inhalasi (kanul nasal, masker, mouthpiece) dan cup (tempat obat
cair) dan obat obatan serta cairan pengencer obat
a) Kelompok Access
Kelompok ini merupakan antibiotik pilihan lini pertama atau
kedua pada terapi empiris dengan potensi resistensi minimal.
Contoh antibiotik kelompok ini meliputi: Amoxicillin, Ampicillin,
Chloramphenicol, Clindamycin, Doxycycline, Metronidazole,
Sulfamethoxazole/trimethoprim, Tetracycline dan Thiamphenicol.
b) Kelompok Watch
Kelompok ini di indikasikan secara spesifik dan terbatas pada
kondisi infeksi tertentu, berisiko terjadinya resistensi dan
dianjurkan untuk di monitor. Contoh antibiotik kelompok ini
meliputi: Azithromycin, Cefixime, Ceftriaxone, Ciprofloxacin,
Clarithromycin, Levofloxacin, Minocycline, Ofloxacin dan
Rifampicin.
c) Kelompok Reserve
Kelompok ini merupakan antibiotik pilihan terakhir,
penggunaannya sangat dibatasi sebagai terapi infeksi yang
dicurigai atau terkonfirmasi karena multi-drug-resistant
organisms, dan harus di monitor secara ketat. Contoh antibiotik
kelompok ini meliputi: Aztreonam, Cephalosporins fourth
generation, Polymyxin, dan Tigecycline.
4. Penggunaan antimikroba berdasarkan Indikasi
a) Antibiotik terapi
Pemberian antibiotik terapi meliputi antibiotik empiris dan
antibiotik definitif. Prinsip penggunaan antibiotik untuk terapi
empiris dan definitif, sebagai berikut:
(1) Antibiotik Terapi Empiris
(a) Pengertian
Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris adalah
penggunaan antibiotik pada kasus infeksi yang belum
diketahui jenis bakteri penyebabnya.
(b) Tujuan
pemberian antibiotik untuk terapi empiris adalah eradikasi
atau penghambatan pertumbuhan bakteri yang diduga
menjadi penyebab infeksi, sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan mikrobiologi.
(c) Indikasi
31 September 2020
Jumlah
31 September 2020
Jumlah 15 7 6 10 3 3 3
Catatan: Form bulanan dibuat berdasarkan rekapan dari form harian, bedanya pada form bulanan isinya adalah rekapan sedangkan harian masih terdapat
nama pasien.
c) Analisis
(1) Analisis data dilihat dari data yang dicatat secara manual dalam
formulir surveilans atau jika memungkinkan dicatat dalam sistem
informasi fasilitas pelayanan kesehatan berbasis komputer (misalnya
ke dalam Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau SIMPUS).
(2) Untuk mengetahui besaran masalah infeksi digunakan perhitungan
insiden rate (angka kejadian infeksi), sebagai berikut:
Numerator x K (100 atau 1000j _ %q
Denominator
Ket. Konstanta (K):
• Jika menggunakan lama hari penggunaan alat digunakan per-1000
• Jika menggunakan jumlah tindakan maka dipakai persentase 100
(1) Dibuat dalam bentuk tabel, grafik, pie, dan lain-lain yang dapat
memberikan gambaran angka kejadian infeksi.
(2) Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah dipahami yang memperlihatkan pola
kejadian infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain
• Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP
terkait kurang dari 2 hari kalender.
d) Abses Gigi
Tabel 18. Abses Gigi
Satuan Pengukuran %
Jumlah kasus abses gigi
Numerator (pembilang)
□ Tabel
□ Grafik
□ Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Koordinator PPI
e) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Desain Pengumpulan
Data Retrospectif
Sumber Data
Data sekunder
Instrument
pengambilan data Formulir Pelaporan KIPI
Besar Sampel
Semua pasien yang dilakukan imunisasi
Frekuensi
Bulanan, Triwulanan
Pengumpulan Data
Periode Pelaporan
Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data
Bulanan, Triwulanan
Laporan kegiatan hasil surveilans PPI di FKTP dibuat secara lengkap dan
berkesinambungan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan PPI. Laporan
dibuat secara periodik, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan (bulanan,
triwulan, semester, tahunan atau sewaktu-waktu jika diperlukan).
BAB III
TATA LAKSANA
c) Tujuan
Bertujuan untuk mencegah atau memutus rantai penyakit infeksi pada
pelayanan pendaftaran dan rekam medis akibat pelayanan yang tidak sesuai
standar.
d) Prinsip umum:
(1) Setiap FKTP membuat SOP pelayanan pendaftaran dan penyediaan
rekam medis dengan memperhatikan penerapan PPI.
(2) Penyusunan SOP dan penerapan PPI pada pelayanan pendaftaran dan
penyediaan rekam medis mengacu pada pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi sebagaimana telah dijelaskan pada Bab III.
(3) Perlu pemantauan atau monitoring secara periodik dan berkesinambungan
oleh Tim PPI untuk menilai tingkat kepatuhan petugas pada SOP yang
telah dibuat.
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene (sebelum dan akhir pelayanan di
ruang pendaftaran)
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Jaga jarak saat berhadapan dengan pasien atau gunakan barrier
jika diperlukan
4. Perhatikan kebersihan lingkungan kerja, sirkulasi udara dan
pencahayaan
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD sesuai indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah sesuai jenis limbah
5. Pengelolaan peralatan medis berdasarkan :kritikal, semi kritikal
atau non kritikal
6. Kelola linen sesuai kategorinya (infeksius atau non infeksius)
7. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang
sakit pada saluran pernapasan
8. Atur jarak atau penempatan pasien saat pemeriksaan atau
gunakan barrier jika diperlukan
9. Patuhi pemberian atau peresepan antibiotik secara bijak sesuai
kebijakan Puskesmas
10. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan lapis
kedua
Tabel 22. Penerapan PPI pada pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Penerapan PPI (dengan memperhatikan risiko paparan)
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI,
gunakan air kumur dari air minum
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis limbah
5. Pengelolaan peralatan medis berdasarkan :kritikal, semi
kritikal atau non kritikal . Dekontaminasi dilakukan di
tempat terpisah dengan ruang pelayanan gigi dan mulut
6. Jika ada tindakan penyuntikan, terapkan prosedur
penyuntikan yang aman
7. Kelola linen sesuai kategorinya (infeksius atau non
infeksius)
8. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
9. Patuhi pemberian atau peresepan antibiotik secara bijak
sesuai kebijakan Puskesmas
10. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien, ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
11. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
12. Perhatikan Bundles PPI untuk perawatan luka (luka pada
mulut)
c) Tujuan
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis limbah
5. Pengelolaan peralatan medis berdasarkan :kritikal, semi
kritikal atau non kritikal . dekontaminasi dilakukan di tempat
terpisah dengan ruang pelayanan
6. Pada tindakan penyuntikan, terapkan prosedur penyuntikan
yang aman
7. Kelola linen sesuai kategorinya (infeksius atau non infeksius)
8. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang
sakit pada saluran pernapasan
9. Patuhi pemberian atau peresepan anti biotik secara bijak
sesuai kebijakan Puskesmas
10. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien, ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
11. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan lapis
kedua
12. Perhatikan Bundles PPI untuk untuk penggunaan alat bantu
napas, nebulizer, infus, kateter urine dan perawatan luka
(tergantung ada tidaknya Tindakan yang diberikan)
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis limbah
5. Pengelolaan peralatan medis berdasarkan :kritikal, semi
kritikal atau non kritikal . dekontaminasi dilakukan di tempat
terpisah dengan ruang pelayanan
6. Pada tindakan penyuntikan, terapkan prosedur penyuntikan
yang aman
7. Kelola linen sesuai kategorinya (infeksius atau non infeksius)
8. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
9. Patuhi pemberian atau peresepan anti biotik secara bijak
sesuai kebijakan Puskesmas
10. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien, ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
11. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
12. Perhatikan Bundles PPI untuk penggunaan alat bantu napas,
nebulizer, infus, kateter urine dan perawatan luka
(tergantung ada tidaknya Tindakan yang diberikan)
a) Maksud
c) Tujuan
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis limbah
5. Pengelolaan peralatan medis berdasarkan :kritikal, semi kritikal
atau non kritikal . dekontaminasi dilakukan di tempat terpisah
dengan ruang pelayanan
6. Pada tindakan penyuntikan, terapkan prosedur penyuntikan yang
aman
7. Kelola linen sesuai kategorinya (infeksius atau non infeksius)
8. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang
sakit pada saluran pernapasan
9. Patuhi pemberian atau peresepan anti biotik secara bijak sesuai
kebijakan Puskesmas
10. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien, ikuti protap
atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
11. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan lapis
kedua
12. Perhatikan Bundles PPI untuk penggunaan alat bantu napas,
nebulizer, infus, kateter urine dan perawatan luka (tergantung ada
tidaknya Tindakan yang diberikan)
a) Maksud
c) Tujuan
d) Prinsip umum:
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau kategori
limbah
5. Pengelolaan alat medis berdasarkan :kritikal, semi kritikal atau
non kritikal . dekontaminasi dilakukan di tempat terpisah dengan
ruang pelayanan
6. Pada tindakan penyuntikan, terapkan prosedur penyuntikan yang
aman
7. Kelola linen sesuai kategorinya (infeksius atau non infeksius)
8. Jarak antar satu tempat tidur minimal 1 meter, ruang isolasi bagi
penyakit infeksi emerging atau lakukan kohorting
9. Patuhi pemberian atau peresepan anti biotik secara bijak sesuai
kebijakan Puskesmas
10. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien, ikuti protap
atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
11. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan lapis
kedua
12. Perhatikan Bundles PPI untuk penggunaan alat bantu napas,
nebulizer, infus, kateter urine dan perawatan luka (tergantung ada
tidaknya Tindakan yang diberikan)
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah (non medis)
5. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang sakit
pada saluran pernapasan
6. Perhatikan kebersihan perseorangan, lakukan pemeriksaan
Kesehatan secara berkala
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau kategori
limbah
5. Pengelolaan alat medis berdasarkan : kritikal, semi kritikal, atau
non kritikal, dekontaminasi dilakukan di tempat terpisah dengan
ruang pelayanan
6. Pada Tindakan penyuntikan L terapkan penyuntikan yang aman
7. Kelola linen sesuai jenisnya (infeksius atau non infeksius)
8. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang
sakit pada saluran pernapasan
9. Patuhi pemberian atau peresepan anti biotik secara bijaksesuai
kebijakan puskesmas
10. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien: ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
11. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan lapis
kedua
12. Perhatikan bundle PPI untuk penggunaan alat bantu napas,
nebulizer, infus, kateter urine dan perawatan luka (tergantung
ada tidaknya Tindakan yang diberikan)
a) Maksud
c) Tujuan
d) Prinsip umum:
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau kategori
limbah, kembalikan ke Gudang Farmasi Kabupaten atau DInkes atau
musnahkan sesuai peraturan perundang-undangan untuk obat atau
bahan farmasi kadaluarsa
5. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang sakit
pada saluran pernapasan
6. Beri umpan balik kepada dokter pemberi atau penulis resep anti
biotik jika tidak sesuai dengan kebijakan penggunaan antibiotic
secara bijak di Puskesmas
7. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang sakit
pada saluran pernapasan
a) Maksud
c) Tujuan
d) Prinsip umum:
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau kategori
limbah,
5. Pengelolaan alat medis berdasarkan : kritikal, semi kritikal atau non
kritikal, dekontaminasi dilakukan di tempat terpisah dengan ruang
pelayanan
6. Pada tindakan penyuntikan atau pengambilan specimen, terapkan
penyuntikan yang aman
7. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang sakit
pada saluran pernapasan
8. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien, ikuti protap
atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
9. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan lapis kedua
a) Maksud
d) Prinsip umum:
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
5. Jaga jarak peserta jika ada indikasi
6. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
2 Pemeriksaan umum V V V V V V V V V V
3 Gigi dan mulut V V V V V V V V V V
4 Unit Gawat Darurat V V V V V V V V V V
Keterangan:
HH (Hand hygiene), APD (penggunaan APD), ALT (pengelolaan alat medis), IGK (pengelolaan lingkungan), SUTK (penyuntikan yang
aman), LIN (pengelolaan linen), LMB (pengelolaan limbah), ETK (kebersihan pernapasan & etika batuk), PNPT (penempatan pasien), KP
(kesehatan petugas).
Tabel 33. Ringkasan penerapan PPI pada pelayanan di dalam fasilitas kesehatan (lanjutan)
KEWASPADAAN
BUNDLES Monev
TRANSMISI Dk/
NO PELAYANAN AB
Plabsi/ Nebu at
KTK UD DRP ISK IDO Flebts /02
audit ICRA
1 Pendaftaran & Rekam Medis V V V - - - - - y/ V V
2 Pemeriksaan umum V V V - - - - - V V V
3 Gigi dan mulut V V V - V - - V V V V
Keterangan:
KTK (kontak), UD (udara), DRP (Droplet), ISK (Infeksi Saluran Kemih), IDO (Infeksi Daeah Operasi), Plabsi/Flebitis, Nebu/O2
(Nebulizer/Oxigen), AB (penggunaan anti biotik yang bijak), Diklat (Pendidikan dan pelatihan), ICRA (Infection control risk assessment
C. PENERAPAN PPI PADA PELAYANAN DI LUAR FASILITAS
KESEHATAN YANG BERSIFAT UKM DAN UKP.
1. Kegiatan Pendataan.
2. KegiatanPenjaringan (Screening)
3. KegiatanKunjungan Sasaran (Rumah)
4. KegiatanVaksinasi dan Tindakan Medis lainnya
5. KegiatanDistribusi dan Pemberian Obat
6. KegiatanDistribusi dan Pemberian PMT
7. Kegiatan Pelatihan, Penyuluhan dan Konseling
8. Kegiatan Pemantauan, Pembinaan dan Pemberdayaan.
a) Maksud
c) Tujuan
d) Prinsip umum:
Petugas Kesehatan :
5. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
6. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
7. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
8. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien : ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
9. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
Edukasi pada sasaran pelayanan :
4. Anjuran atau berikan masker pada pasien dengan
gangguan pernapasan (batuk, flu,bersin) atau terapkan
kebersihan pernapasan dan etika batuk pada penapisan
awal
5. Terapkan PHBS dan Germas
a) Maksud
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau
kategori limbah
5. Jika dalam penjaringan menggunakan alat medis maka
pengelolaan alat medis berdasarkan : kritikal, semi kritikal
atau non kritikal
6. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
7. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien : ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
8. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
c) Tujuan
Petugas Kesehatan :
10. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
11. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
12. Jika ada limbah hasil kegiatan kunjungan sasaran maka
pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau
kategori limbah
13. Jika ada penggunaan alat medis maka pengelolaannya
berdasarkan: kritikal, semi kritikal atau non kritikal
14. Pada terdapat tindakan penyuntikan (misalnya sweeping
immunisasi, dan lain-lain): terapkan penyuntikan yang
aman
15. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
16. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien : ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
17. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
Petugas Kesehatan:
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis
paparan
3. Jika ada limbah hasil kegiatan kunjungan sasaran maka
pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau
kategori limbah.
4. Jika ada penggunaan alat medis maka pengelolaannya
berrdasarkan: kritikal, semi kritikal atau non kritikal.
5. Pada terdapat tindakan penyuntikan (misalnya sweeping
imunisasi, dan lain -lain): terapkan penyuntikan yang
aman.
6. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan.
7. Jika terjadi cedera atau paparan cairan tubuh pasien:
ikuti protap atau alur pajanan untuk keselamatan
petugas.
8. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua.
a) Maksud
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau
kategori limbah
5. Pengelolaan alat medis berdasarkan :kritikal, semi kritikal
atau non kritikal, dekontaminasi dilakukan di tempat
terpisah dengan ruang pelayanan
6. Pada Tindakan penyuntikan atau vaksinasi : terapkan
penyuntikan yang aman atau ikuti petunjuk fabrikan
7. Kelola linen sesuai jenisnya (infeksius dan non infeksius)
8. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
9. Jarak antar satu tempat tidur minimal 1 meter, ruang
isolasi bagi penyakit infeksi emerging atau lakukan
kohorting
10. Patuhi pemberian atau peresepan antibiotic secara bijak,
sesuai kebijakan Puskesmas
11. Jika terjasi cedera atau paparan cairan tubuh pasien : ikuti
protap atau alur pajanan untuk keselamatan petugas
12. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapir kedua
13. Jika ada Tindakan medis, perhatikan bundle PPI untuk
penggunaan alat bantu napas, nebulizer, infus, kateter
urine dan perawatan luka
Petugas Kesehatan :
18. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
19. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
20. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
21. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
Edukasi pada sasaran pelayanan :
9. Anjuran atau berikan masker pada pasien dengan
gangguan pernapasan (batuk, flu,bersin) atau terapkan
kebersihan pernapasan dan etika batuk pada penapisan
awal
10. Terangkan cara minum obat yang diberikan dengan jelas
(minta pasien atau sasaran mengulangi apa yang
dijelaskan untuk kepastian pemahaman secara benar)
11. Terapkan PHBS dan Germas
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
4. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
Petugas Kesehatan :
1. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
2. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
3. Pengendalian lingkungan dilaksanakan sesuai prinsip PPI
4. Pengelolaan limbah dan benda tajam sesuai jenis atau
kategori limbah
5. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika
sedang sakit pada saluran pernapasan
6. Jaga jarak antar peserta jika ada indikasi
7. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan
lapis kedua
Petugas Kesehatan :
14. Laksanakan hand hygiene sesuai indikasi
15. Penggunaan APD berdasarkan indikasi dan jenis paparan
16. Terapkan kebersihan pernapasan dan etika batuk jika sedang sakit
pada saluran pernapasan
17. Terapkan kewaspadaan transmisi sebagai kewaspadaan lapis
kedua
Edukasi pada sasaran pelayanan :
3. Anjuran atau berikan masker pada pasien dengan gangguan
pernapasan (batuk, flu,bersin) atau terapkan kebersihan pernapasan
dan etika batuk pada penapisan awal
4. Terapkan PHBS dan Germas
Tabel 42. Ringkasan penerapan PPI pada pelayanan di luar fasilitas kesehatan
Tabel 43. Ringkasan penerapan PPI pada pelayanan di luar fasilitas kesehatan (lanjutan)
KEWASPADAAN
TRANSMISI BUNDLES Monev
NO PELAYANAN AB Diklat
ID 0
KTK UD DRP ISK Plabsi/infus audit ICRA
O 2
1 Pendataan V V V V V V
2 Penjaringan V V V V V V
3 Kunjungan sasaran V V V V V V
4 Vaksinasi & tindakan medis lainnya V V V V V V
5 Distribusi & pemberian obat V V V V V V
6 Distribusi dan pemberian PMT V V V V V V
7 Pelatihan, penyuluhan & konseling. V V V V V V
8 Pemantauan, Pembinaan dan
V V V V V V
Pemberdayaan
Keterangan: KTK (kontak), UD (udara), DRP (Droplet), ISK (Infeksi Saluran Kemih), IDO (Infeksi Daeah Operasi), Plabsi/Flebitis, Nebu/O2 (Nebulizer/Oxigen), AB (penggunaan anti biotik yang
bijak), Diklat (Pendidikan dan pelatihan), ICRA (Infection control risk assessment).
D. PENERAPAN PPI PADA PENYAKIT INFEKSI EMERGING DAN
PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Dampak yang ditimbulkan dari sebuah penyakit baru sulit diprediksi namun
diketahui bisa sangat bermakna, karena pada saat penyakit baru itu
menyerang manusia, mungkin hanya sedikit kekebalan yang dimiliki manusia
atau bahkan tidak ada sama sekali.
c) Pengendalian Administratif.
(1) Penyediaan infrastruktur dan kegiatan PPI yang berkesinambungan.
(2) Membuat pedoman/panduan dan prosedur-prosedur dan kebijakan
semua aspek kesehatan kerja dengan penekanan pencegahan
Penyakit Infeksi Emerging.
(3) Identifikasi dini pasien dengan kasus Penyakit Infeksi Emerging baik
ringan maupun berat, diikuti dengan penerapan tindakan
pencegahan yang cepat dan tepat, serta pelaksanaan pengendalian
sumber infeksi dengan menempatkan di area terpisah dari pasien
lain, dan segera lakukan kewaspadaan tambahan. Aspek klinis dan
epidemiologi pasien harus segera dievaluasi dan penyelidikan harus
dilengkapi dengan evaluasi laboratorium.
(4) Membuat kebijakan tentang kesehatan dan perlindungan petugas
kesehatan.
d) Melakukan Pendidikan dan pelatihan
(1) Berikan pendidikan pelatihan kepada seluruh petugas fasilitas
pelayanan kesehatan tentang Penyakit Infeksi Emerging yang terkait
kondisi yang terjadi dengan materi:
• Konsep kejadian Penyakit Infeksi Emerging (sesuai kasus yang
terjadi).
• Konsep Infeksi penyakit infeksi.
• Mikrobiologi dasar.
• Program PPI: Kewaspadaan Isolasi, Bundles, Surveilans HAIs,
Penggunaan Anti Mikroba yang bijak.
(2) Berikan sosialisasi kepada masyarakat tentang Penyakit Infeksi
Emerging-.
• Rantai Infeksi untuk awam.
• Kewaspadaan Isolasi: kewaspadaan standar dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi.
• Konsep Penyakit Infeksi Emerging (sesuai kondisi jika terjadi
wabah)
4. Pencegahan Penularan Pada Individu
(1) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dan
air mengalir selama 40-60 detik atau menggunakan cairan antiseptik
balkohol (handsanitizer) minimal 20 - 30 detik. Hindari menyentuh mata,
hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih.
(2) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung
dan mulut jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain
yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat
menularkan mikroorganisme).
(3) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari
terkena droplet dari orang yang yang batuk atau bersin. Jika tidak
memungkin melakukan jaga jarak maka dapat dilakukan dengan berbagai
rekayasa administrasi dan teknis lainnya.
(4) Membatasi diri terhadap interaksi/kontak dengan orang lain yang tidak
diketahui status kesehatannya.
(5) Saat tiba di rumah setelah bepergian, segera mandi dan berganti pakaian
sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.
(6) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih
dan sehat (PHBS) seperti konsumsi gizi seimbang.
(7) Mengelola penyakit penyerta/komorbid agar tetap terkontrol.
(8) Menerapkan etika batuk dan bersin, terutama jika sakit, jika berlanjut
segera berkonsultasi dengan dokter/tenaga kesehatan.
(2) Jangan menyentuh wajah dalam kondisi tangan yang belum bersih,
sebisa mungkin hindari menyentuh area wajah khususnya mata,
hidung dan mulut.
(3) Terapkan etika batuk dan bersin dengan menutup mulut dan hidung
menggunakan lengan atas bagian dalam ketika batuk atau bersin,
selain dengan lengan bisa juga menutup mulut dan hidung
menggunakan tisu yang setelahnya harus langsung dibuang ke tempat
sampah.
(4) Pakai masker bagi yang memiliki gejala gangguan pernapasan,
kenakanlah masker medis kemanapun anda pergi keluar rumah atau
berinteraksi dengan orang lain dan jika anda yang tidak memiliki gejala
apapun cukup gunakan masker kain karena masker medis terbatas
dan diprioritaskan untuk mereka yang membutuhkan misalnya :
tenaga kesehatan.
(5) Jaga jarak untuk menghindari terjadinya paparan virus dari orang ke
orang lain kita harus senantiasa menjaga jarak dengan orang lain
minimal 1 meter. Menjaga jarak juga dikenal dengan isitilah physical
distancing, kita dilarang mendatangi kerumunan, meminimalisir kontak
fisik dengan orang lain dan tidak mengadakan acara yang
mengundang banyak orang.
(6) Isolasi mandiri bagi yang merasa tidak sehat seperti mengalami
deman, batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak napas diminta secara
sadar dan sukarela melakukan isolasi mandiri di dalam rumah.
(7) Jaga kesehatan dengan memastikan kesehatan fisik tetap terjaga
dengan berjemur di bawah sinar matahari pagi selama beberapa
menit, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan olahraga
ringan dan istirahat yang cukup.
b) Tindakan PPI di Unit Pelayanan Saat Terjadi Penyakit Infeksi Emerging.
(1) Pelayanan Kesehatan pada Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
(a) Petugas Kesehatan, sebagai berikut:
(i) Patuhi kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun atau
menggunakan handsanitizer sesuai standar.
(ii) Gunakan APD sesuai indikasi dan jenis paparan, patuhi cara
penggunaan, pelepasan dan disposal (pembuangan) dengan benar.
(iii) Lakukan etika batuk dan kebersihan pernapasan dengan
menggunakan masker, face shield dan gunakan barier jika
memungkinkan dan diperlukan.
(iv) Memastikan melakukan pengelolaan peralatan kesehatan sesuai
kategori alat kesehatan kritikal, semi kritikal dan non kritikal.
(v) Memastikan menggunakan dan membersihkan linen sesuai standar
yang ditetapkan.
(vi) Memastikan lingkungan dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
pengap dan panas dengan aliran udara 12 kali per menit, bersih dan
tertata dengan baik.
(vii) Melakukan penyuntikan yang aman dengan mematuhi prinsip satu
spuit, satu pasien, satu waktu.
(viii) Menempatkan pasien dengan risiko penularan kontak, droplet dan
airborne sesuai indikasi risiko penulan penyakit dalam ruangan
tersendiri atau menggunakan sistem kohort.
(ix) Membuang limbah sisa pelayanan sesuai kategori limbah infeksius,
non infeksius dan benda tajam dkedalam tempat limbah yang sesuai.
(x) Mendapatkan perlindungan petugas dari risiko penularan penyakit
infeksi dan penyakit akibat kerja,
(xi) Lakukan isolasi mandiri jika dirasakan ada keluhan demam, batuk, flu
atau pilek.
(xii) Melakukan prosedur tindakan berdasarkan SOP atau bundles HAIs.
(b) Pasien, sebagai berikut:
(i) Pastikan melakukan pendaftaran pendaftaran atau registrasi melalui
telepon atau secara online.
(ii) Datanglah sesuai dengan jam perjanjian yang telah ditetapkan.
(iii) Setelah tiba di fasilitas pelayanan kesehatan segera lakukan
kebersihan tangan dengan air mengalir dan sabun atau menggunakan
handsanitizer.
(iv) Jaga jarak saat berada di antrian minimal 1 meter.
(v) Duduklah di ruang tunggu sesuai tempat duduk yang disediakan.
(vi) Gunakan masker jika mengalami gejala saluran pernapasan akut
(batuk, pilek atau bersin).
(vii) Lakukan etika batuk dan kebersihan pernapasan dengan benar.
(viii) Jaga jarak dengan pasien lain minimal 1 meter terutama dengan
pasien gejala ISPA.
(ix) Segera meninggalkan fasilitas pelayanan kesehatan jika pelayanan
setelah selesai.
Immune
Sub-clinical
Clinical
BAB IV
DOKUMENTASI
2. Pedoman/Panduan PPI
3. Program PPI
4. Rencana PPI (Rencana Lima Tahunan dan Tahunan)
5. Kerangka Acuan Kegiatan (melengkapi rencana kegiatan yang telah
disusun)
6. Standar Operasional Prosedur (SOP)
7. Form Pencatatan dan Pelaporan, instrument pemantauan (monitoring)
terhadap pelaksanaan PPI