9) .Gangguan Kilat SUTM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 41

PERTEMUAN-7

GANGGUAN KILAT /PETIR PADA


SALURAN UDARA TEGANGAN
MENENGAH (SUTM)

OLEH : Ir. ERHANELI,MT 2020


Proses Pendistribusian energi listrik
dari pusat pembangkit ke konsumen

SUTT

II
I
SUTM
SUTR
PENYEBAB TEGANGAN LEBIH

EXSTERNAL INTERNAL

SAMBARAN PROSES
PETIR SWITCHING

SURJA PETIR SURJA HUBUNG

Sambaran Sambaran petir tidak Merupakam Proses


petir lansung lansung mengenai kawat
pensaklaran
mengenai fasa tapi menyambar
tanah dibawah saluran Atau ON/OFF nya
kawat fasa Pemutua tenaga (PMT)
(daerah bayang-bayang
listrik) atau disebut
( Sambaran Induksi)
PENYEBAB
TEGANGAN LEBIH
Yang paling dominan :

Sambaran Petir (Surja Petir)


Operasi switching (Surja
Hubung)
Bergesernya titik netral selama
terjadi gangguan
Efek Resonansi dari Induktansi
dan Capasistansi terhubung seri
Kecelakaan (terkena oleh suatu
sistem yang bertegangan lebih
tinggi
PENYEBAB TEGANGAN LEBIH

 SAMBARAN PETIR merupakan  BERGESERNYA TITIK NETRAL


pelepasan muatan diudara terjadi pada sistem tanpa
antara awan, antara dua pusat pentanahan titik netral, jika
muatan yang terpisah pada awan terjadi gangguan satu fasa
yang sama dan antara awan dan ketanah(gangguan tanah), maka
bumi. Jika sambaran petir tegangan fasa yang tidak
mengenai SUTM mengakibatkan terganggu menjadi 3 kali dari
tegangan lebih SURJA PETIR. nilai normalnya

 OPERASI SWITCHING :  PENGARUH RESONANSI :


Pada proses membuka dan merupakan efek resonansi yang
menutupnya saklar rangkaian ditimbulkan oleh induktansi dan
pada peralatan pengaman arus capasitansi terhubung seri yang
lebih mengakibatkan terjadinya mengakibatkan tegangan lebih
tegangan lebih peralihan yang
singkat (tegangan lebih SURJA  KECELAKAAN akibat fenomena
HUBUNG) alam ( badai, angin dsb)
TEGANGAN IMPULS STANDAR SURJA PETIR

Cara mementukan karakteristik surja petir

 Tentukan titik P pada muka gelombang di mana tegangan sama dengan 0,3
kali tegangan puncak, dan titik Q pada muka gelombang di mana tegangan
sama dengan 0,9 kali tegangan puncak.
 Tarik garis menghubungkan titik P dengan Q hingga memotong sumbu waktu.
Titik potong garis penghubung ini dengan sumbu waktu adalah titik acuan
waktu (O)
 Suatu tegangan impuls dinyatakan dengan besar tegangan puncaknya, waktu
muka (Tf) dan waktu ekor (Tt).
TEGANGAN IMPULS SURJA PETIR

 Penelitian menunjukkan bahwa waktu untuk mencapai puncak


gelombang dan waktu penurunan tegangan impuls petir sangat
bervariasi sehingga untuk pengujian perlu dibuat standar
tegangan impuls sbb :

Vmax

Ekor glbg

Muka glbg
R

Tegangan Impuls Petir


Standar
TEGANGAN IMPULS SURJA HUBUNG

 Tengan lebih yang diakibatkan oleh proses pensaklaran/


switching proses disebut dengan SURJA HUBUNG
 Bentuk gelombang surja hubung adalah sbb :

Tcr = waktu puncak


T2 = Waktu sebenarnya
1,0 S Td = waktu 90% dari nilai puncak
0,9
Td Waktu standart dan toleransi nya :
Tcr = 250μs ± 20%
T2 = 2500 μs ± 60%
0,5
Perbandingan Tcr/T2 = 250 / 2500 μs

0,3

O
Tcr
T2
STANDAR SURJA PETIR

 Beberapa negara telah membakukan waktu muka dan waktu ekor.


Menurut IEC waktu ekor dan waktu ekor tegangan impuls adalah
sebagai berikut :
Tegangan impuls petir : Tt x Tf = 1,2 x 50 s
Tegangan impuls surja hubung : Tt x Tf = 250 x 2500 s

 Dalam prakteknya, tegangan impuls petir yang dibangkitkan


generator, berosilasi pada puncaknya. Kelebihan tegangan puncak
karena osilasi ini dapat ditolerir hingga 0,05 kali tegangan puncak.

 Waktu muka dan waktu ekor juga tidak selalu tepat seperti yang
diinginkan. Toleransi terhadap kedua waktu ini adalah sebagai
berikut:
Tegangan impuls petir :Tt x Tf = (l,2 ± 30 %) x (50 ± 20 %) s
Tegangan impuls surja hubung:Tt x Tf = (250 ± 20 %) x (2500 ± 60 % ) s
SUTM

Tanah
Perlindungan terhadap Tegangan lebih

Sela batang
Peralatan
Pelindung Tabung pelindung
tegangan
lebih Arrester
GANGGUAN KILAT PADA SUTM
(Saluran Udara Tegangan Menengah)

SAMBARAN Sambaran kilat lansung mengenai


LANSUNG kawat fasa atau kawat tanah

SAMBARAN TIDAK LANSUNG


(SAMBARAN INDUKSI)

Sambaran kilat tidak mengenai


kawat fasa / kawat tanah tapi
menyambar tanah dibawah
bayang-bayang listrik (daerah
perisaian) sehingga terjadi
tegangan lebih transient dan
gelombang berjalan
BAYANG-BAYANG LISTRIK

2h1,09 b 2h1,09
W
Dimana :
W = lebar bayang-bayang listrik
b = jarak antara kawat fasa/ kawat tanah
h = tinggi kawat tanah diatas tanah

Sambaran kilat tidak mengenai kawat fasa / kawat tanah tapi menyambar
tanah dibawah bayang-bayang listrik (daerah perisaian) sehingga
terjadi tegangan lebih transient dan gelombang berjalan
SUTM pakai
satu kawat tanah
SAMBARAN LANSUNG BISA TERJADI PADA

 Pada kawat fasa


 Pada Kawat tanah
 Pada bangunan rumah
 Pada instalasi pusat pembengkit

SUTR SUTM
220/380V L1 20 kV
L2
L3

GARDU DISTRIBUSI

Rth
Konstrukdi tiang distribusi Tegangan menegah

Horizontal tanpa Vertikal tanpa


kawat tanah Horizontal pakai
kawat tanah
kawat tanah
SAMBARAN TIDAK LANSUNG (SAMBARAN
INDUKSI) BISA TERJADI KARENA

++++++
 Adanya induksi --------
pada saluran udara
oleh muatan awan ++++ ++++
 Terjadi induksi saat
terjadi pelepasan
muatan dari awan
ke awan

+ +
BAYANG-BAYANG LISTRIK
Kawat fasa Kawat netral

h h
n
2h1,09 2h1,09 2h1,09 2h1,09
b
W W
a) b)
Lebar bayang-bayang listrik
Kawat tanah
W = ( b + 4h1,09) meter
Dimana :
W = lebar bayang-bayang listrik
h b = jarak antara kawat fasa/ kawat tanah
h = tinggi kawat tanah diatas tanah
c)
2h1,09 2h1,09

W
c) a) Saluran udara tanpa kawat tanah
b) Saluran udara dengan kawat netral n ( b = 0)
c) Saluran Udara dengan satu kawat tanah (b=0)
PERHITUNGAN GANGGUAN KILAT AKIBAT
SAMBARAN LANSUNG

A. TANPA KAWAT TANAH


 Pada saluran tanpa kawat tanah hampir semua
sambaran kilat lansung mengenai kawat fasa
 Parameter yang berpengaruh adalah : Arus puncak petir, sedangka pengaruh
Kecuraman arus dapat diabaikan
 Selama terjadi sambaran pada kawat fasa suatu impedansi yang sama dengan setengah
dari impedansi surja kawat Zp /2 dihubungkan pada tempat saluran
 Maka besar arus tiap sisi dari titik sambaran adalah : I0/4

Besar arus kilat pada titik gangguan

Maka,

Dimana :
I = besar arus kilat pada pada titik sambaran
I0 = besar arus kilat bila menyambar suatu obyek
dengan tahanan nol
Zk = Impedansi surja kanal kilat
Zp = Impedansi surja kawat

Sambaran lansung pada kawat fasa


Besar tegangan yang timbul pada kawat

Zk
Probabilitas lompatan api

Distribusi arus bila kilat menyambar kawat

Jumlah sambaran kilat pada saluran


NL = 0,015 IKL ( b+4h1,09)
sambaran per 100 km pertahun
IKL= Iso Keraunic Level
= jumlah hari guruh pertahun

Jumlah Lompatan api

Bila probabilitas lompatan api menjadi


busur api maka junlah gangguan:

Sambaran lansung pada kawat fasa


Tabel 2.1. Probabilitas peralihan
lompatan api menjadi busur api

Probabilitas peralihan
Gradien Tegangan
lompatan api menjadi
Eo ( kVrms/ meter)
busur api, 𝜂
50 0,6
30 0,45
20 0,25
10 0,10
 Pada saluran dengan konfigurasi horizontal hampir semua
sambaran terjadi pada kawat paling pinggir dan pada konfigurasi
vertikal pada kawat paling atas

Jumlah gangguan fasa ke fasa untuk salurantanpa kawat tanah adalah :

Dimana
R = tahanan pengetanahan
K = factor gandeng antara kawat luar dan kawat tenganh

Contoh : soal 10.4 halaman 184 ; buku gelombang


berjalan dan proteksi surja
Contoh kasus ( contoh 10.4 hal. 184)
Suatu saluran tegangan menengah tanpa kawat tanah,tiang besi susunan kawat horizontal dengan jarak
0,85 ; 0,85 dan 1,70meter.Tinggi rata-rata diatas tanah 10 meter. Impedansi surja kawat Zp = 500 ohm, IKL
= 100, =160 kV, probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api η = 0,5. Tentukan jumlah
gangguan kilat lansung pada saluran tersebut

Penyelesaian
Diket : h =10 meter, Zp =500 ohm, IKL= 100, =160 kV
η = 0,5 Ditanya : Nt = ?

 Jumlah sambaran pada saluran


NL = 0,015 IKL ( b+4h1,09)
= 0,015 x 100 x ( 1,7 +4x 101,09)
= 76 sambaran per km pertahun

 Jumlah lompatan api

 Jumlah gangguan kilat lansung adalah :

= 37 gangguan per 100 km per tahun


JENIS TIANG DISTRIBUSI

3 fasa 3 kawat 3 fasa 4 kawat 3 fasa 4 kawat


(dengan kawat netral) (dengan kawat tanah)
PERHITUNGAN GANGGUAN KILAT AKIBAT
SAMBARAN LANSUNG

B. SALURAN DENGAN KAWAT TANAH

 Tujuan pemasangan kawat tanh adalah untuk melindungi kawat fasa dari sambaran lansung
 Jika terjadi sambaran akan lansung mengenai kawat tanah dan tidak ada mengenai kawat fasa
 Tetapi tidak semua tiang SUTM yang diketanahkan (selang 3 s/d 4 gawang) dan panjang gawag relatif
kecil ( 40 s/d 80 meter)
 Maka dalam hal ini dianggap sambaran mengenai tiang
 Jumlah sambaran tiang diketahkan diasumsikan sama dengan yang tidak diketanahkan
 Tiang diketanahkan mempunyai tahan kontak 20 ohm, yang tidak diketanahkan sampai ribuan ohm
 Jadi untuk sambaran kekawat tanah tdd :
a. Sambaran pada tiang diketanahkan (50%)
b. Sambaran pada tiang yang tidak diketanahkan (50%)

Tegangan pada puncak tiang sebelum pantulan dari dasar tiang sampai adalah :

Dimana : Zg = impedansi surja kawat tanah


Zt = impedansi surja tiang

Dengan: Dimana : ht = tinggi tiang


rt = jari-jari tiang
Besar arus kilat minimum yang mengakibatkan
lompatan api adalah :

Dimana :
Io = besar arus kilat minimum yang menyebabkan lompatan api
V50% = kekuatan isolasi minimum
R = tahanan kontak tiang
= koefisien pembanding ( 0,3 unt6uk satu kawat tanah, 0,15 untuk dua kawat Tanah
ht = tinggi kawat tanah ditas tanah

Probabilitas lompatan api

Jumlah gangguan kilat lansung pada kawat tanah adalah :

η = probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api


Tabel 2.4 Probabilitas peralihan lompatan api
\menjadi busur api (Razevig, 1979)

Gradien Tegangan Probabilitas peralihan lompatan


E0 (kVrms/meter) api menjadi busur api (𝜂 )

50 0,6
30 0,45
20 0,25
10 0,10
Contoh kasus (contoh 10.8 hal191)
Suatu SUTM dengan kawat tanah,tiang besi dengan data tsb :
Tinggi kawat tanah diatas tanah ht = 12 meter. Tahanan kontak tiang yang ditanahkan R = 20 ohm
Tahan kontak tiang yang tidak diketanahkan = R = 100 ohm. Jumlah sambaran kilat pada saluran NL = 90
sambaran /100 km/tahun. IKL =100. Jumlah kawat tanah satu ( ), = 160 kV , η = 0,5
Tentukan jumlah gangguan kilat pada saluran.

Penyelesaian
 Untuk tiang yang ditanahkan
 arus kilat minimum yang mengakibatkan lompatan api adalah

 Probabilitas lompatan api adalah :

 Probabilitas gangguan adalah :

 Untuk tiang yang tidak ditanahkan


 arus kilat minimum yang mengakibatkan lompatan api adalah
 arus kilat minimum yang mengakibatkan lompatan api adalah

 Probabilitas gangguan adalah :

 Jumlah gangguan karena sambaran kilat lansung pada kawat tanah


PERHITUNGAN GANGGUAN KILAT AKIBAT
SAMBARAN TAK LANSUNG (sambaran induksi)

A. PENGARUH KAWAT TANAH TERHADAP TEGANGAN INDUKSI

Dalam menghitung pengaruh kawat tanah terhadap tegangan induksi diperkenalkan


FAKTOR PERISAIAN (FP) : Merupakan hasil bagi tegangan induksi dengan kawat
tanah dan tegangan induksi dengan tanpa kawat tanah

Dimana :
V1’ = tegangan induksi pada kawat 1 setelah kehadiran kawat tanah 2
V2 = tegangan induksi pada kawat 1 sebelum kehadiran kawat tanah 2

Karena tegangan induksi sebelum diketanahkan sebanding dengan tinggi kawat diatas
tanah, atau

Kawat tanah
Maka FAKTOR PERISAIAN MENJADI :
Kawat fasa

Dimana :
h1 = tinggi rata-rata kawat fasa diatas tanah
h2 = tinggi rata-rata kawat tanah diatas tanah R
B. PERHITUNGAN JUMLAH GANGGUAN KILAT AKIBAT SAMBARAN INDUKSI

Kawat fasa Kawat fasa

Kawat tanah
y
y
Δy

Tanpa kawat tanah Satu kawat kawat tanah

Suatu saluran tanpa kawat tanah setinggi h diatas tanah,


dan suatu sambaran kilat vertikal menyambar tanah pada
Jarak y dari kawat, maka tegangan induksi pada kawat adalah :

Dimana :
Vi = tegangan induksi pada kawat (kV)
I0 = besar arus kilat (kA)
h = tinggi rata-rata kawat diatas tanah(v)
y = jarak horizontal antara sambaran kilat dengan kawat (v)
Bila saluran dilengkapi kawat tanah maka tegangan induksi pada
kawat fasa adalah :

Dimana :
V'i = tegangan induksi pada kawat dengan kawat tanah(kV)
Vi = tegangan induksi pada kawat faas dengan kawat tanah (kV)
Z22 = Impedansi sendiri kawat tanah (ohm)
Z12 = impedansi surja bersama antara kawat kawat tanah dan kawat fasa (ohm)
h1 = tinggi rata-rata kawat fasa diatas tanah (m)
h2 = tinggi rata-rat kawat tanah diatas tanah (m)
R = tahanan kontak tiang (ohm)

Jumlah sambaran pada daerah Δy untuk panjang 100 km saluran adalah


ΔN = 0,015 IKL Δy

Probabilitas arus yang demikian adalah :

Jumlah sambaran pada bidang Δy yang dapat menimbulkan tegangan melebihi


V50% adalah :
Bila Δy dibuat kecil, maka berobah menjadi dy dan menjadi d maka
Jumlah lompatan api menjadi :

Untuk saluran
tanpa kawat tanah

Untuk saluran pakai


Dan kawat tanah

Jumlah gangguan karena sambaran induksi adalah :


Tanpa kawat tanah

Dengan kawat tanah


Contoh kasus 10.1 hal. 180
a. Suatu SUTM 20 kV, tanpa kawat tanah,, konfigurasi horizontal dengan jarak –jarak kawat 0,85 meter.
Tinggi kawat diatas tanah ht= 9,5 meter. IKL =100, = 160 kV ,panjang isolator 0,38 meter
sehingga Tentukan besar gangguan kilat karena sambaran induksi
b. Sama dengan no.a, tapi pakai kawat tanah dengan , FP = 0,7. Tentukan jumlah
gangguan kilat karena sambaran induksi.

Penyelesaian

 Besar gangguan kilat karena sambaran induksi untuk saluran


tanpa kawat tanah adalah :

NOTE:
Dengan memasang
kawat tanah pada SUTM
dapat mengurangi
 Besar gangguan kilat karena sambaran induksi untuk saluran gangguan sebesar 62 –
38 = 24 gangguan (30%)
pakai kawat tanah adalah :
GANGGUAN KILAT TOTAL PADA SUTM

 Gangguan kilat total pada Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


merupakan penjumlahan antara jumlah gangguan akibat sambaran induksi
dengan jumlah gangguan akibat sambaran lansung.

Dimana :
No = Jumlah gangguan kilat total
Ni = Jumlah gangguan kilat akibat sambaran induksi
Nt = Jumlah gangguan kilat akibat sambaran lansung

 Gangguan kilat akibat sambaran induksi

a) Tanpa kawat tanah

b) Dengan satu kawat tanah


 Gangguan kilat akibat sambaran lansung
a) Tanpa kawat tanah gangguan satu fasa ketanah

b) Tanpa kawat tanah gangguan fasa ke fasa

c) Dengan satu kawat tanah ( b=0)

η = probabilitas peralihan lompatan api menjadi busur api

 Contoh kasus : Soal 10.9 , 10.10,


10.11 hal 193 s/d 197 pada buku
gelombang berjalan
Contoh soal 10.9 (hal. 193)

Suatu saluran tegangan menengah 20kV


tanpa kawat tanah dengan tiang beton,
Gambar 6.7. Impendasi surja kawat fasa =
500 ohn, ketahanan implus isolator V50% =
160kV. Tebal beton total = 4 cm (2cm di
puncak tiang dan 2cm di dasar tiang).
Jumlah dari guruh IKL = 100; probabilitas
peralihan lompatan api menjadi busur api
(gangguan) η = 0,5.Tentukan jumlah
gangguan kilat saluran tersebut,
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai