Materi Edukasi Akre 2019
Materi Edukasi Akre 2019
Materi Edukasi Akre 2019
TEHNIK REHABILITASI
\
MATERI EDUKASI
PENGGUNAAN OBAT
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG BENAR
A. Definisi
Obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnose, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatankesehatan dan kontrasepsi
(PerMenKes 927/MenKes/Per/X/1993).
Secara umum obat merupakan bahan yang menyebabkan perubahan dalam fungsi
biologis melalui proses kimia. Bahan atau campuran bahan yang digunakan untuk :
pengobatan, peredaan, pencegahan atau diagnose suatu penyakit, kelainan fisik atau gejala-
gejalanya pada manusia atau hewan. Dalam pemulihan, perbaikan atau pengubahan fungsi
organik pada manusia atau hewan. Obat dapat merupakan bahan sintesis di dalam tubuh atau
merupakan bahan-bahan kimia yang tidak disintesis di dalam tubuh.
Penggunaan obat yang baik dan benar, gunakan obat hanya seperti petunjuk cara
pakai, pada waktu yang tepat dan penuh selama waktu pengobatan. Jika anda menggunakan
obat yang dijual bebas, ikutilah cara pakainya seperti petunjuk pada label kecuali ada petunjuk
lain dari dokter anda. Jangan pisahkan label obat dari obat,karena informasi mengenai cara
pakai dan informasi penting lainnya terdapat pada label tersebut. Untuk mencegah
kesalahan,jangan minum obat ditempat yang gelap. Selalu membaca label sebelum minum
obat,terutama tanggal kadaluarsa dan petunjuk pakai obat.
D. Potensi Interaksi Obat antar Obat Konvensional, Obat Bebas, serta Suplemen atau Makanan
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi
obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa kimia lain. Interaksi obat yang
signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat digunakan bersama-sama. Interaksi obat secara
klinis penting bila berakibat peningkatan toksisitas dan/atau pengurangan efektivitas obat. Jadi
perlu diperhatikan terutama bila menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeks
terapi yang rendah).
b. Interaksi Farmakodinamika,
- Interaksi antara obat yang bekerja pada sistem reseptor, tempat kerja, atau sistem
fisiologik yang sama sehingga terjadi efek yang aditif, sinergistik, atau antagonistik.
- Interaksi yang mengakibatkan berkurang / bertambahnya efek obat (B) dengan adanya
obat (A) tersebut.
OBAT KONVENSIONAL
Obat konvensional merupakan obat dengan golongan bebas atau bebas terbatas yang dijual
menggunakan nama dagang dari pabrik pembuat obat tersebut. Biasanya obat konvensional
sangat mudah didapatkan oleh masyarakat sehingga dalam penggunaannya kurang dalam
pengawasan dan petunjuk dokter. Pada dasarnya bila dilakukan dengan benar dan sesuai
dengan petunjuk tersebut, penggunaan obat konvensional yang digunakan dalam swamedikasi
sangat membantu masyarakat memelihara kesehatannya dan mengobati berbagai kondisi
penyakit ringan yang terjadi di masyarakat.
Penggunaan obat yang tanpa pengawasan dan petunjuk dari dokter dapat memberikan efek
lain yang mungkin berbahaya. Hal ini terjadi akibat interaksi antara dua obat atau interkasi
antara obat dengan makanan. Efek yang ditimbulkan dapat mengurangi efektivitas kerja obat
dan bisa juga menambah efektivitas kerja obat sehingga memacu timbulnya efek samping obat
bahkan bisa terjadi overdosis.
Ketika suatu makanan atau minuman mengubah efek suatu obat, perubahan tersebut dianggap
sebagai interaksi obat-makanan. Interaksi seperti itu bisa terjadi. Tetapi tidak semua obat
dipengaruhi oleh makanan, dan beberapa obat hanya dipengaruhi oleh makananmakanan
tertentu. Interaksi obat-makanan dapat terjadi dengan obat-obat yang diresepkan, obat yang
dibeli bebas, produk herbal, dan suplemen. Meskipun beberapa interaksi mungkin berbahaya
atau bahkan fatal pada kasus yang langka, interaksi yang lain bisa bermanfaat dan umumnya
tidak akan menyebabkan perubahan yang berarti terhadap kesehatan tubuh.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi interaksi obat dan makanan antara lain:
1. Pengosongan asam lambung
2. Komponen makanan meliputi:
a. Protein
b. Lemak
c. Karbohidrat
d. Vitamin
e. Mineral
3. Ketersediaan hayati
Penggunaan obat bersama makanan tidak hanya dapat menyebabkan perlambatan
absorpsi tetapi dapat pula mempengaruhi jumlah yang diabsorpsi
Contoh interaksi antara obat dan makanan
1. susu dapat mengikat antibiotik pada lambung dan usus kecil bagian atas untuk
membentuk senyawa yang dapat larut. Sehingga, penyerapan antibiotik oleh tubuh
dapat terganggu.
2. Konsumsi obat lambung Antasida bersamaan dengan makanan yang mengandung
vitamin A dan B akan menurunkan penyerapan vitamin.
3. Obat asma (Teofilin, Albuterol, Ephinephrine) bila berinteraksi dengan makanan
berlemak tinggi dapat meningkatkan kadarobat dalam darah sehingga efek samping
yang timbul semakin besar.
4. Konsumsi bawang dan makanan bervitamin E bersamaan dengan obat Warfarin (obat
pengencer darah) dapat menimbulkan efek pengenceran darah yang berlebihan.
5. Cokelat dengan monoamine oxidase inhibitor (MAOI) MAOI adalah obat untuk
mengobati depresi dan penyakit Parkinson. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
pemecahan asam amino tyramine dalam darah. Karena asam amino tyramine yang
tinggi dalam darah dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Sehingga,
mengonsumsi makanan yang mengandung kadar tyramine tinggi, seperti cokelat, dapat
mengganggu kerja obat ini. Selain cokelat, makanan lain yang tinggi tyramine adalah
daging fermentasi, seperti pepperoni, sosis, dan ham.
1. Umum :
a. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
b. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat.
c. Simpan obat ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung atau ikuti
aturan yang tertera pada kemasan.
d. Jangan tinggalkan obat di dalam mobil dalam jangka waktu lama karena
e. Suhu yang tidak stabil dalam mobil dapat merusak sediaan obat.
f. Jangan simpan obat yang telah kadaluarsa.
2. Khusus :
a. Tablet dan kapsul .Jangan menyimpan tablet atau kapsul ditempat panas dan atau
lembab.
b. Sediaan obat cair Obat dalam bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin
(freezer) agar tidak beku kecuali disebutkan pada etiket atau kemasan obat.
c. Sediaan obat vagina dan ovula Sediaan obat untuk vagina dan anus (ovula dan
suppositoria) disimpan di lemari es karena dalam suhu kamar akan mencair.
d. Sediaan Aerosol / Spray Sediaan obat jangan disimpan di tempat yang mempunyai
suhu tinggi karena dapat menyebabkan ledakan.
A. Umum
Lepas dari aman atau tidaknya setiap obat maka harus disadari setiap obat dapat
menjadi racun yang amat berbahaya bilamana pemakaiannya tidak di dukung oleh cara
pemakaian yang benar. Oleh sebab itu bagi orang awam perlu diberikan informasi tentang hal
apa saja yang diperlukannya dalam usaha untuk memperoleh pengobatan secara optimal.
Lima pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada apoteker dalam kehidupan sehari-hari,
hamper semua orang pernah menggunakan obat untuk menjaga kesehatan, tapi tidak semua
orang mengetahui betapa pentingnya pengetahuan tentang obat itu bagi mereka bagaimana,
kapan dan mengapa obat itu digunakan. Mereka berpendapat bahwa dokter telah memilih dan
menentukan obat bagi mereka, karena itu mereka tidak perlu bertanya lagi. Namun
sebenarnya, tanggung jawab dalam menggunakan obat terletak pada orang yang
menggunakannya.
Untuk mencapai pengobatan yang baik, maka setiap pasien yang membeli / mengambil
obat di apotik dll dianjurkan mengajukan pertanyaan 5 hal pokok kepada apoteker, dan
apoteker menjawabnya harus mempernggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh orang
awam
1. Obat harus berapa kali diminum / berapa lama obat tersebut diminum?
2. Apa gerangan obat yang diberikan serta apa kegunaannya?
3. Hal – hal apa saja yang perlu kita hindari?
4. Apakah ada efek samping yang timbul?
5. Apakah ada informasi tertulis?
Bagaimana aturan pakai dan cara pemakaian obat. Aturan pakai / cara pemakaian obat
bermacam-macam hal ini sangat penting untuk dilaksanakan dan kepada pasien harus
dijelaskan.
Obat adalah zat kimia yang masuk kedalam tubuh dan akan mengetahui aktivitas kimia
yang ada dalam tubuh. Pemberian obat yang paling lazim adalah secara oral / melalui mulut.
Bila obat itu ditelan, maka obat tersebut akan diserap oleh darah dan masuk kebagian tubuh
yang membutuhkannya. Zat kimia tersebut diserap oleh pembuluh darah melalui usus, tapi ada
beberapa obat diserap oleh lambung sebelum kepembuluh darah. Contoh : alkohol diserap
sebagian oleh lambung sebelum masuk keperadarandarah. Oleh karena itu, ada obat yang
dianjurkan diminum dalam keadaan perut kosong, berarti obat itu diminum 1 (satu) jam sebelum
makan atau 2 jam sesudah makan tapi ada obat yang dianjurkan jangan diminum dalam
keadaan perut kosong, karena menimbulkan rasa mual.
Ada obat yang diminum sebelum ada makanan (‘no food’) dan ada yang diminum
setelah ada makanan (‘with food’). Hal ini disebabkan, interaksi antara obat dan makanan,
dapat mengurangi daya serap obat dalam tubuh.
Selanjutnya setelah sebagian obat diserap pleh pembuluh darah, maka sebagian lagi
akan didistribusikan ke :
1. Hati untuk mengurangi aktifitas obat tersebut
2. Bagian tubuh / organ lainnya untk kebutuhan selanjutnya atau dikeluarkan oleh tubuh.
Jumlah obat yang tertinggal dalam darah tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh
terlalu sedikit. Bagaimana bentuk sediaan obat satiap, setiap macam bentuk sediaan obat
mempunyai tujuan dalam penggunaannya. Sediaan injeksi / suntikan bila insulin digunakan
secara oral, maka insulin tersebut akan terurai oleh asam lambung. Oleh karena itu insulin
dibuat dalam sediaan injeksi agar langsung masuk kedalam pembuluh darah.
1. Sediaan obat yang digunakan setempat / lokal
2. Semprot hidung, adalah obat yang disemprotkan kehidung untuk pengobatan hidung yang
tersumbat.
3. Salep kulit, obat yang dioleskan kekulit untuk mengobati gatal – gatal atau digigit
serangga.
C. Berapa Kali / Lama Obat Harus Diminum
Cara pemakaian obat sangatlah penting, karena hal ini berhubungan dengan dosis
seseorang. Bagi anak dan usia lanjut atau orang dewasa, dosisnya berbeda karena
dipengaruhi berat badan dan umur.
Cara pemakaian obat harus tepat karena bila kurang tepat obat akan kurang berkhasiat
tapi bila berlebihan akan menjadi racun bagi tubuh itu sendiri.
Gejala penyakit yang sama bagi seseorang belum tentu merupakan pengobatan yang
baik bagi orang lain walaupun diberikan obat yang sama, karena tiap orang mempunyai dosis
yang berbeda. Maka konsultasikan ke apoteker anda.
Jangka waktu pemberian obat. Beberapa obat diminum sampai gejala penyakit hilang
namun bagi orang lain, misalnya antibiotika harus diminum sampai habis, walaupun gejala
penyakit sudah hilang.
Pada beberapa obat tertentu, digunakan dalam jangka panjang, misalnya : digoxin.
Untuk penggunaan obat bebas sebaiknya digunakan sesuai label / brosur.
A. PENGERTIAN
Peralatan medis didefinisikan setiap item yang digunakan untuk mendiagnosa,
mengobati, atau mencegah penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat, biologis,
atau makanan.
Peralatan medis seringkali mengakibatkan efek-efek yang tidak diinginkan pada klien.
Peristiwa yang merugikan adalah kejadian di mana peralatan medis telah, atau mungkin
memiliki, menyebabkan atau berkontribusi pada kematian atau luka berat. Masalah yang
sering peralatan aktual atau potensial dan dapat terjadi karena beberapa alasan. Dua
alasan sering melibatkan masalah peralatan (a) manufaktur dan (b) interaksi manusia
(faktor manusia). Faktor manusia disebut sebagai 'ergonomi dan faktor manusia rekayasa'
fokus pada interaksi manusia-mesin (Bogner, 1994).
ALAT KESEHATAN
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan, Alat kesehatan adalah instrumen,
aparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh.
Peralatan medis berkisar dari item yang sederhana seperti stik sampai peralatan
yang lebih kompleks, seperti ventilator. Mereka mewakili beberapa teknologi yang paling
inovatif yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah peralatan medis
didefinisikan setiap item yang digunakan untuk mendiagnosa, mengobati, atau mencegah
penyakit, cedera, atau kondisi lain yang bukan obat, biologis, atau makanan
c. Holter
d. ABP(Ambulatory Blood Presure)
e. Observasi gambaran jantung
a. Semua peralatan medis yang berada dan digunakan selama perawatan di dalam
rumah sakit merupakan tanggung jawab petugas pemberi pelayanan
b. Awasi anak-anak atau geriatric/manula/usia lanjut jika ada di (khususnya) ruang
perawatan terhadap alat medis yang digunakan seperti;
1. Tombol di Tempat Tidur Elektrik
2. Hati-hati Alat yang ada rodanya (Tiang infus, Over Bed Table, dll) ”RESIKO
JATUH”
c. Segera Beri tahu Petugas jika menemukan hal berikut;
1. Alarm bunyi
2. Mesin peralatan medis mati/OFF
3. Aliran obat tidak mengalir.
4. Peralatan medis Lepas dari pemasangan.
Saat Di Rumah
a. Satuan Alat ukur: Pastikan satuan hasil ukurnya sudah sesuai dengan standart
yang anda inginkan, sehingga saat hasilnya tertera dialat tidak salah mengartikan
dan tidak salah merespon hasil.
b. Alat observasi/pemantauan: Pastikan petugas telah menjelaskan instruksi
kerja/petunjuk tehnis penggunaan alat yang akan digunakan dirumah. Termasuk hal-
hal penting yang bisa mempengaruhi hasil pemantauan.
c. Alat suntik: Pastikan petugas menjelaskan cara menggunakan alat tersebut dan
khususnya cara pengaturan dosis obatnya.
d. Kenali faktor-faktor yang bisa membuat alat medis tersebut rusak atau tidak
berfungsi, konsultasikan jika terjadi perubahan fungsi/rusak.
a. Melakukan fiksasi selang kateter dengan menggunakan plester pada pasien wanita
kearah paha, sedangkan pada pasien pria kearah perut
b. Gantungkan kantong urine lebih rendah dari tubuh pasien
c. Buang urine yang berada dalam kantong apabila sudah berisi 500ml
d. Setelah membuang urine, sebelum ujung port dimasukkan dalam lubangnya
lakukan desinfeksi terlebih dahulu dengan alcohol 70%
e. Gunakan sarug tangan bersih saat membuang urine, sebelum dan sesudahnya cuci
tangan dengan sabun
f. Lakukan bladder training atau melatih reflek otot untuk menahan berkemih dengan
menutup slang urine (bukan pada slang kteter) dengan menggunakan klem dengan
periode waktu 2 jam diklem 2 jam dialirkan.
g. Lakukan kebersihan kemaluan dengan cebok 2x/hari
h. Lakukan penggantian kateter tiap 7-10 hari
Assessment nyeri dimulai dari anamnesis yang lengkap dan komprehensif meliputi:
a. Riwayat penyakit sekarang
1. Onset nyeri: akut atau kronik, traumatik atau non-traumatik.
2. Karakter dan derajat keparahan nyeri: nyeri tumpul, nyeri tajam, rasa terbakar, tidak nyaman,
kesemutan, neuralgia.
3. Pola penjalaran / penyebaran nyeri
4. Durasi dan lokasi nyeri
5. Gejala lain yang menyertai misalnya kelemahan, baal, kesemutan, mual/muntah, atau
gangguan keseimbangan / kontrol motorik.
6. Faktor yang memperberat dan memperingan
7. Kronisitas
8. Hasil pemeriksaan dan penanganan nyeri sebelumnya, termasuk respons terapi
9. Gangguan / kehilangan fungsi akibat nyeri / luka
10. Penggunaan alat bantu
11. Perubahan fungsi mobilitas, kognitif, irama tidur, dan aktivitas hidup dasar ( activity of daily
living)
12. Singkirkan kemungkinan potensi emergensi pembedahan, seperti adanya fraktur yang tidak
stabil, gejala neurologis progresif cepat yang berhubungan dengan sindrom kauda ekuina.
b. Riwayat pembedahan / penyakit dahulu
c. Riwayat psiko-sosial
1.Riwayat konsumsi alkohol, merokok, atau narkotika
2.Identifikasi pengasuh / perawat utama (primer) pasien
3.Identifikasi kondisi tempat tinggal pasien yang berpotensi menimbulkan eksaserbasi nyeri
4.Pembatasan /restriksi partisipasi pasien dalam aktivitas sosial yang berpotensi menimbulkan
stres. Pertimbangkan juga aktivitas penggantinya.
5.Masalah psikiatri (misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh diri) dapat menimbulkan
pengaruh negatif terhadap motivasi dan kooperasi pasien dengan program penanganan /
manajemen nyeri ke depannya. Pada pasien dengan masalah psikiatri, diperlukan dukungan
psikoterapi / psikofarmaka.
6.Tidak dapat bekerjanya pasien akibat nyeri dapat menimbulkan stres bagi pasien / keluarga.
d. Riwayat pekerjaan
Pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang dan rutin, seperti mengangkat benda berat,
membungkuk atau memutar; merupakan pekerjaan tersering yang berhubungan dengan nyeri
punggung.
e. Obat-obatan dan alergi
1.Daftar obat-obatan yang dikonsumsi pasien untuk mengurangi nyeri (suatu studi menunjukkan
bahwa 14% populasi di AS mengkonsumsi suplemen / herbal, dan 36% mengkonsumsi
vitamin)
2.Cantumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat, durasi, efektifitas, dan efek samping.
3.Direkomendasikan untuk mengurangi atau memberhentikan obat-obatan dengan efek
samping kognitif dan fisik.
f. Riwayat keluarga
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik.
g. Asesmen sistem organ yang komprehensif
Evaluasi gejala kardiovaskular, psikiatri, pulmoner, gastrointestinal, neurologi, reumatologi,
genitourinaria, endokrin, dan muskuloskeletal). Gejala konstitusional: penurunan berat badan,
nyeri malam hari, keringat malam, dan sebagainya.
Ada beberapa skala yang dapat digunakan untuk assessment nyeri antara lain :
Numeric Rating Scale
Skala nyeri ini dapat digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun. Skala ini
menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya. Cara penggunaan
skala nyeri ini yaitu pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan
dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
Wong Baker Faces Pain Scale
Skala nyeri ini dapat digunakan pada pasien dewasa dan anak > 3 tahun yang tidak dapat
menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka. Cara penggunaan skala nyeri ini yaitu pasien
diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan dan
ditanyakan juga lokasi dan durasi nyeri
0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2–3 = sedikit nyeri
4–5 = cukup nyeri
6–7 = lumayan nyeri
8–9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Tanggal / waktu
Kategori Skor
Assessment ulang nyeri dilakukan pada pasien yang dirawat lebih dari beberapa jam dan
menunjukkan adanya rasa nyeri, sebagai berikut :
Lakukan asesmen nyeri yang komprehensif setiap kali melakukan pemeriksaan fisik pada pasien
Pada pasien yang mengeluh nyeri, pasien yang menjalani prosedur menyakitkan assessment ulang
dilakukan setiap enam jam dan sebelum pasien pulang dari rumah sakit.
Assesment ulang dilakukan dengan mencantumkan hasil analisa nyeri di formulir CPPT atau
menggunakan formulir Comfort Scale jika diperlukan.
TATA LAKSANA
Tujuan penatalaksanaan nyeri antara lain :
• Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
• Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten
• Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri
• Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri
• Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari
2. Relaksasi mental
Tujuan :
Membantu pengembangan pemahaman pada laporan perilaku pasien dan
mendampingi proses pemikian dan perilaku, melatih keterampilan pengelolaan
suatu persepsi yang realistis
Hipnosis:memberi sugesti atau perintah psikologis atau untuk mengubah
pikiran, perasaan dan perilaku menjadi lebih baik. Bisa mendengar dengan
jelas, dan bisa merespon informasi yang diterima.
Langkah-langkah
- Pastikan suasana tenang dan damai sehingga pasien dapat mengikuti
instruksi-instruksi
- Mulai dengan melemaskan seluruh tubuh anda
- Tarik nafas perlahan sambil memejamkan mata dengan lembut
- Ketika anda sudah merasa rileks, coba anda bayangkan kesuatu masa
yang sangat berkesan, indah dan paling membahagiakan dalam hidup
anda
- Masa yang sangat menyenangkan bagi anda dan dapat anda ingat
dengan mudah
- Suatu masa yang selama ini benar-benar anda rindukan
- Bayangkan masa tersebut, rasakan hal tersebut semakin jelas, semakin
nyata
- Rasakan bahwa anda mulai merasakan bahwa anda kembalike masa
tersebut
- Anda Bersama orang-orang yang menyayangianda dan mulaibenar-
benardapatmengamatisekelilinganda
- Kemudian anda merasa lebih rileks, santai, nyaman, tenang, damai,
bahagia
- Nikmati semua perasaan anda, semakin jelas, semakin nyata
- Sangat nyata, sangat jelas dan saat anda terbangun rasakan bahwa hal
tersebut benar-benar anda rasakan kembali
Posisikan pasien senyaman mungkin
Kompres air hangat di tempat yang terasa nyeri
Pijat
• Terapi farmakologi
Digunakan obat-obatan analgesik non-opiat dan opiat
Prinsip penatalaksanaan nyeri akut dengan obat harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan
sampai ke yang paling kuat. Tahapannya :
Untuk penatalaksanaan nyeri kronik pada pengobatan paliatif, dapat dilakukan tahapan sebagai
berikut :
Langkah Pertama : untuk nyeri ringan
Digunakan obat aspirin, asetaminofen, dan NSAID’s
Langkah Kedua : untuk nyeri sedang
Digunakan obat asetaminofen atau aspirin, kodein, hidrocodone, oxycodone, dihydrocodeine, atau
tramadol
Langkah Ketiga : untuk nyeri berat
Digunakan obat morfin, hydromorphone, metadon, levorphanol, fentanyl, dan oxycodone. Bisa
ditambahkan analgesik non opioid maupun adjuvan.
Penatalaksanaan nyeri neuropati agak sedikit berbeda dibandingkan dengan nyeri lainnya karena
hampir sebagian besar nyeri neuropatik tidak berespon terhadap NSAID dan analgesik opioid.
Terapi utamanya adalah tricyclic antidepressants (TCA's), anticonvulsants and systemic local
anesthetics. Agen farmakologi lain yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri neuropati yaitu :
kortikosteroid, terapi topikal dengan substance P depletors, autonomic drugs and antagonist
reseptor NMDA. Contoh obat baru nyeri neuropati yaitu : pregabalin (Lyrica) dari Pfizer.
Pada nyeri dengan skala > 4, dapat diberikan obat intravena antara lain:
d. Analgesia sistemik intravena bolus (NSAID, COX2 inhibitor, opioid, parasetamol)
Obat Dosis Keterangan
b. Analgesia multimodal
c. Analgesia Epidural
d. Analgesia Intratekal
e. Analgesia Blok Perifer (Interskalenus, Supraklavikula, Femoralis, Sciatic)
Referensi:
1. Institute for Clinical System improvement (ICSI). Health care guideline: assessment and
management of chronic pain. 5th ed. ICSI. 2011
2. https://www.scribd.com/presentation/369930082/3-Peran-Perawat-Dalam-Managemen-
Nyeri-1
MATERI EDUKASI
DIET DAN NUTRISI
Pengertian :
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari – hari yang mengandung zat – zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) Ideal.
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapa tmempengaruhi keadaan gizi. Hal
ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan
mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar
dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan
masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.Keadaan gizi yang baik dapat
meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.Gizi yang optimal sangat penting untuk
pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak – anak, serta seluruh
kelompok umur.Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena
penyakit infeksi, produktifitas kerja meningkat serta terllindung dari penyakit kronis kematian dini.
Diet adalah pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar seseorang
tetap sehat, dan bagi orang sakit bertujuan meningkatkan status gizi dan membantu kesembuhan,
serta mencegah permasalahan lain misalnya diare atau intoleran terhadap jenis makanan tertentu.
Tujuan Diit :
Syarat Diet :
Diebetes Melitus ( DM ) adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula ( glukosa )darah akibat kekurangan hoemon insulin secara
absolut atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan perubahan
perilaku tentang makanan.
Tujuan Diit :
Membantu pasien memperbaiki kebiasaan kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan
kontrol metabolik yang lebih baik.
Mempertahannkan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan asupan makanan
dengan insulin, dengan obat penurun glukosa oral dan aktifitas fisik.
Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
Mengindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin seperti
hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan
dengan latihan jasmani.
Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi optimal.
Syarat Diit :
Energy Cukup untuk mencapai dan mempertahankan BB normal. Kebutuhan Energi ditentukan
dengan memperhitungkan kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kgBB
Normal, ditambah kebutuhan utnuk aktifitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau
laktasi serta ada tidakya komplikasi. Makanan dibagi salam 3 porsi besar, yaitu makan pasi
(20%), siang (30%) dan sore (25%), serta 2 – 3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing –
masing 10 – 15%)
Kebutuhan protein normal, yaitu 10 – 15% dari kebutuhan energi total
Kebutuhan lemak sedang yaitu 22 – 25% dari total kebutuhan energi total
Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 55 – 70%
Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya
sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan
mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.
Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan pemanis selain
sukrosa.
Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat didalam
sayur dan buah. Menu seimbang rata – arata memenuhi kebutuhan serat sehari.
Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk
garam dapur seperti orang sehat yaitu 3000mg.hari.
Sumber KH kompleks
nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi dan sagu
Sumber protein rendah lemak
ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, dan kacang – kacangan
Sumber lemak dan jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan
terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
Makanan yang tidak dianjurkan :
DIIT GINJAL DAN SALURAN KEMIH
Pengertian :
Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan homeostatik cairan, elektrolit, dan,
dan sekresi. Disamping bahan – bahan organik dalam tubuh. Hal ini terjadi melalui proses filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresi. Disamping itu, ginjal mempunyai fungsi endokrin penting, seperti sintesis
hormon eritropoietin serta sekresi renin dan aldosteron, mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif,
dan degradasi berbagai jenis hormon.
Diet khusus diperlukan bila fungsi ginjal terganggu, yaitu pada penyakit – penyakit: sindroma
nefrotik, gagal ginjal akut, penyakit ginjal kronik dengan penurunan fungsi ginjal ringan sampai
berat, penyakit ginjal tahap akhir yang memerlukan transplantasi ginjal atau dialisis, batu ginjal. Diet
pada penyakit ginjal ditekankan pada pengontrolan asupan energi, protein, cairan, elektronik
natrium, kalium, kalsium, dan fosfor.
DIIT SINDROMA NEFROTIK
Pengertian :
Sindroma nefrotik atau nefrosis adalah kumpulan manifestasi penyakit yang ditandai oleh
ketidakmampuan ginjal untuk memelihara keseimbangan nitrogen sebagai akibat meningkatnya
permeabilitas membran kapiler glomerulus. Kehilangan protein melalui urin yang ditandai oleh
proteinuria masif (>3,5 g protein/24 jam) menyebabkan hipoalbuminemia yang di ikuti oleh edema
(retensi air), hipertensi, hiperlipidemia, anoreksia, dan rasa lemah.
Tujuan Diit :
Syarat Diet :
1. Energi cukup untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen positif, yaitu 35 kkal/kgBB per
hari
2. Protein sedang, yaitu 1,0 gr/kgBB atau 0,8 gr/KgBB ditambah jumlah protein yang dikeluarkan
melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai bologik tinggi
3. Lemak sedang, yaitu 15 – 20% dari kebutuhan energi total. Perbandingan lemak jenuh, lemak
jenuh tunggal, dan lemak jenuh ganda adalah 1:1:1
4. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi. Utamakan penggunaaan karbohidrat komplek
5. Natrium dibatasi, yaitu 1 – 4 gr sehari, tergantung berat ringannya edema
6. Kolesterol dibatasi <300 mg, begitu pula gula murni, bila asa peningkatan trigliserid darah
7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluarkan melalui urin ditambah 500ml
pengganti cairan yang dikelurkan melalui kulit dan pernapasan.
DIIT GAGAL GINJAL AKUT
Pengertian :
Gagal ginjal akut terjadi karena menurunnya fungsi ginjal secara mendadak yang terlihat
pada penurunan Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau tes Kliren Kreatinin (TKK) dan terganggunya
kemampuan ginjal untuk mengeluarkan produk – produk sisa metabolisme. Penyakit ini disertai
oliguria (urin<500 ml/24 jam) sampai anuria. Penyebabnya bermacam – macam, seperti
kekurangan cairan tubuh secara berlebihan akibat diare dan/atau muntah, perdarahan hebat atau
trauma pada ginjal akibat kecelakaan, keracunan obat, dan luka bakar. Pada gagal ginjal akut
terjadi katabolisme protein berlebihan (hiperkatabolisme) yang dipengaruhi oleh berat ringannya
penyakit, gangguan fungsi ginjal, status gizi pasien, jenis terapi yang diberikan. Pemberian diet
disesuaikan dengan keempat hal tersebut. Gejala penyakit dapat disertai anoreksia, nausea, rasa
lelah, gatal, mengantuk, pusing dan sesak napas. Dalam keadaan katabolik sedang dan berat,
pasien memerlukan dialisis. Apabila faktor penyebab dapat diaasi, penyakit dapat disembuhkan,
yang berarti fungsi ginjal kembali normal.
Tujuan Diit :
Syarat Diet :
Pengertian :
Penyakit Ginjal Kronik (Chonic Kidney Disease) adalah keadaan dimana terjadi penurunan
fungsi ginjal yang cukup berat secara berlahan – lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai
penyakit ginjal. Oenyakit ini bersifat progesif dan umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversible).
Gejala penyakit ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak nafas,
rasa lelah, edema pada kaki dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate
(GFR) atau tes kliren kreatinin (TKK) < 25ml/menit, diberikan diet protein rendah.
Tujuan Diit :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal,
agar tidak memberatkan kerja ginjal
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju
filtrasi glomerulus
Syarat Diet :
Pengertian :
Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam urin mencapai nilai yang
memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan mengendap pada tubulus ginjal atau ureter.
Meningkatnya konsentrasi garam – garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau
pengaruh lingkungan. Sebagian besar batu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat, oksalat, serta
asam urat. Batu ginjal lainnya adalah batu sistin tetapi jarang terjadi
Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada orang dewasa laki – laki dari pada orang dewasa
perempuan. Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, rendahnya volume dan Ph urin merupakan faktor risiko
terjadinya batu ginjal. Asupan cairan yang tinggi (2,5-3 liter/hari) dapat menghasilkan paling kurang
2 liter urin/hari,dapat mencegah terbentuknya berbagai jenis batu ginjal. Kebutuhan cairan
bertambah dengan adanya kenaikkan suhu pada lingkungan dan peningkatan aktivitas. Separo
cairan hendaknya adalah air putih.
Gejala batu ginjal adalah rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah, enfeksi pada salurah
kemih, dan sering buang air kecil. Penyakit ini sering kambuh kembali. Agar bisa dilakukan upaya
penyembuhan yang teapt, hendaknya dilakukan analisis terhadap jenis batu dan penyakit yang
menjadi penyebabnya.
Tujuan Diit :
Syarat Diet :
Pengertian :
Sebagian besar batu ginjal terdiri dari batu oksalat (80%), tunggal atau bergabung dengan
kalsium fosfat. Umumnya hiperkalsiuria (>200 mg dalam urin sehari)terjadi karena tingginya
absorpsi kalsium. Penyebabnya bermacam – macam, yaitu hiperparatiroidisme, hiperurikosuria,
hiperkalsiuria idiopatik, hiperoksaluria, dan sitrat dalam urin rendah. Pengobatan utamanya adalah
dengan memperbaiki penyebabnya secara khusus.
Hiperkalsiuria dibagi dalam 2 kelompok, yaitu tipe 1, yang tidak tergantung pada diet
(kalsium dalam urin tidak tergantung pada asupan kalsium) dan tipe II, yang tergantung pada diet
(kalsium urin tinggi, jika asupan kalsium tinggi). Hiperkalsuria tipe I dianjurkan mengkonsumsi
kalsium adekuat tetapi tdak berlebihan. Hiperkalsiuria tipe II dianjurkan mengontrol asupan kalsium
dalam batas – batas normal, yaitu 500-800 ,g untuk laki – laki dan 500-600 mg untuk perempuan.
Pembatasan kalsium tidak dianjurkan, karena dapat menyebabkan keseimbangan kalsium negatif
dan meningkatkan absorbsi oksalat, sehingga meningkatkan risiko pembentukan batu. Asupan
asam oksalat dalam makanan hendak dibatasi.
Tujuan Diit :
Tujuan diet batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat adalah untuk mencegah atau memperlambat
terbentuknya batu kalsium oksalat atau batu kalsium fosfat.
Syarat Diet :
1. Sumber kalsium
Susu dan keju serta makanan yang dibuat dari susu
Teri dan ikan yang dimakan dengan tulang
2. Sumber oksalat
Makanan yang dapat meningkatkan eksresi oksalat melalui ginjal yaitu kentang, ubi,
bayam, bit, stroberi, anggur, kacang – kacangan, teh, cokelat.
DIIT Batu Asam Urat
Pengertian :
Batu asam urat berkaitan dengan penyakit gout artritis, yaitu penyakit yang bersifat
melignant dan penyakit gastrointestinal yang disertai dengan diare. Penyakit ini berpengaruh
terhadap metabolisme purin. Batu asam urat terbentuk karena hiperurikemia, dehidtrasi atau nilai
Ph urin yang rendah (bersifat asam). Makanan yang mengandung purin tinggi, umumnya
menghasilkan urin yang bersifat asam dan meningkatkan eksresi asam urat melalui urin. Oleh
sebab itu, disamping meningkatnya asupan cairan dan menghindari makanan yang mengandung
purin tinggi, perlu diusahakan untuk meningkatkan Ph Urin.
Tujuan Diit :
Syarat Diet :
1. Sumber karbohidrat
Nasi, roti dan hasil terigu lainnya : makaroni, spageti, cereal, mi, cake, dan kue kering
2. Sumber protein
Daging, ikan, kerang, telur, keju, kacang – kacangan, dan hasil olahannya
3. Sumber lemak
Lemak hewan
1. Sumber karbohidrat
Jagung, tapioka, gula, sirup, dan madu
2. Sumber lemak
Minyak goreng selain minyak kelapa, margarin dan mentega
3. Minuman
Kopi dan the
DIIT PENDERITA KANKER
Pengertian :
Kanker adalah pembelahan dan pertumbuhan sel secara abnormal yang tidak dapat
dikontrol sehingga cepat menyebar. Sel – sel ini merusak jaringan tubuh sehingga mengganggu
fungsi organ tubuh yang terkena. Kanker disebut juga Neoplasma maligna. Neoplasma adalah
massa jaringan yang dibentuk oleh sel – sel kanker. Sedangkan maligma berarti ganas.
Penyebab kanker belum doketahui dengan pasti, tapi sering dikairkan dengan faktor
lingkungan (polusi, bahan kia, dan virus) dan makan yang mengandung bahan karsinogen.
Karsinogenesis atau perkembangan kanker terjadi dalam dua tahap, yaitu tahap inisiasi dan
promosi. Inisiasi adalah awal terjadinya perubahan sel yang disebabkan oleh interaksi bahan bahan
kkima, radiasi, dan virus dengan DNA (Deoxyribu Nucleic Acid) dalam sel. Perubahan ini terjadi
dengan sangat cepat, tapi sel yang telah berubah ini tidak aktif selama waktu yang tidak dapat
ditentukan, sehingga pada tahap ini tidak dapat dirasakan oleh pasien. Tahap promosi adalah tahap
berikutnya, yaitu aktifnya sel – sel kanker yang menjadi matang, berkembang, dan kemudian
menyebar dengan cepat. Tahap inisiasi hingga manisfestasi klinis dapat terjadi dalam waktu 5 – 20
tahun.
Walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti, tetapi gizi diduga dapat mengubah
proses karsinogenesis, termasuk metabolisme karsinogen, pertahanan sel, diferensiasi sel, dan
pertumbuhan tumor. Sebaliknya, keadaan gizi pasien dipengaruhi oleh pertumbuhan tumor dan
pengobatan medis yang diberikan, seperti pembedahan, radiasi, kemoterapi, dan trasplantasi. Oleh
sebab itu diperlukan pengertian tentang jalannya penyakit dalam memberikan terapi diet.
Ganggguan gizi yang dapat timbul pada pasien penyakit kanker disebabkan kurangnya
asupan makanan, tindakan medik, efek psikologik, dan pengaruh keganasan sel kanker. Gejala
kanker dalam keadaan berat dinamakan Cachexia yang manifestasinya secara klinis adalah
anoreksiam, penurunan berat badan, gangguan reflleks, lemas, anemia, kurang energy protein, dan
keadaan deplesi secara keseluruhan.
Bebrapa faktor penyebab gangguan gizi yang dapat timbul pada penyakit kanker adalah :
1. Kurang nafsu makan yang disebabkan oleh faktor psikolik dan lost response terhadap kanker
berupa cepat kenyak atau perubahan pada indra pengecap (lidah)
2. Gangguan asupan makanan dan gangguan gizi karena :
a) Gangguan pada saluran cerna, dapat berupa kesulitan mengunyah, menelan, dan
penyumbatan
b) Ganguuan absorpsi zat gizi
c) Kehilangan cairan dan elektrolit karena muntah – muntah dan diare
3. Perubahan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak
4. Peningkatan pengeluaran energy
Tujuan Diit :
Tujuan diet penyakit kanker adalah untuk Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
dengan cara :
Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan keadaan penyakit serta daya terima
pasien
Mencegah atau menghambat penurunan berat badan secara berlebih
Mengurangi rasa mual, muntah, dan diare
Mengupayakan perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap makanan oleh pasien dan
keluarganya.
Syarat Diit :
Energy tinggi, yaitu 36 kkal/kgBB untuk laki – laki dan 32 kkal/kgBB untuk perempuan. Apabila
pasien berada dalam keadaan gizi kurang, maka kebutuhan menjadi 40 kkal/kgBB untuk laki – laki
dan 36 kkal/kgBB untuk perempuan
Pritein tinggi yaitu 1 – 1,5 gr/kgBB
Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total
Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy total
Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A, B Kompleks, C dan E. Bila perlu ditambah dengan
bentuk suplemen
Rendah iodium bila sedang menjalani kemoterapi agresif, pasien harus mendapat makanan yang
streil
Porsi makan kecil tapi sering diberikan
Sumber KH kompleks
nasi, roti, mi, kentang, singkong, ubi dan sagu
Sumber protein rendah lemak
ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, dan kacang – kacangan
Sumber lemak dan jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan
terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
DIIT HIPEREMESIS
Pengertian :
Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan (sampai trimester II) yang ditandai
dengan rasa mual dan muntah yang berlebihan dalam waktu relatif lama. Keadaan ini bila tidak
diatasi dapat menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas diet hiperemesis
adalah pada penekanan pemberian makanan sumber karbohidrat kompleks, terutama pada pagi
hari serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng – gorengan untuk menekan rasa mual
dan muntah. Pemberian makan dan minum sebaiknya berjarak.
Tujuan :
Syarat Diet :
1. Diet Hiperemesis I
Diet Hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis berat. Makanan hanya terdiri
dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah – buahan. Cairan
tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1 – 2 jam sesudahnya. Semua zat gizi pada makanan
ini kurang kecuali vitamin C, sehingga hanya diberikan selama beberapa hari.
2. Diet Hiperemesis II
Diet Hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Secara berangsur
mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan sersama
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan
gizi, kecuali kebutuhan energi.
DIIT PREEKLAMPSIA
Pengertian :
Preeklampsia merupakan sindroma yang terjadi pada saat kehamilan masuk pada minggu
kedua puluh dengan tanda dan gejala seperti Hipertensi, Proteinuria, kenaikkan berat badan yang
cepat (karena edema), mudah timbul kemerah – merahan, mual, muntah, pusing, nyeri
lambung,oliguria, gelisah, dan kesadaran menurun. Ciri khas diet ini adalah memperhatikan asupan
garam dan protein.
Tujuan :
Syarat Diet :
1. Energi dan semua zat gizi cukup. Dalam keadaan berat, makanan diberikan secara berangsur,
sesuai dengan kemampuan pasien menerima makanan. Penambahan energi tidak lebih dari
300 kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2. Garam diberikan rendah sesuai dengan berat – ringannya retensi garam atau air. Penambahan
berat badan diusahakan dibawah 3 kg/bulan atau dibawah 1 kg/minggu.
3. Protein tinggi (1 ½ - 2 kg/BB)
4. Lemak sedang, sebagian lemak berupa lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda
5. Vitamin cukup, vitamin C dan B6 diberikan sedikit lebih tinggi
6. Mineral cukup terutama kalsium dan kalium
7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan makan pasien
8. Cairan diberikan 2500ml sehari. Pada leadaan oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan dengan
cairan yang keluar melalui urin, muntah, keringat, dan pernapasan.
Macam diet dan indikasi pemberian :
1. Diet preeklampsia I
Diet Preeklampsia I diberikan kepada pasien dengan preeklampsia berat. Makanan diberikan
dalam bentuk cair, yang terdiri dari susu dan sari buah. Jumlah cairan diberikan paling sedikit
1500ml sehari peroral, dan kekurangannya diberikan secara parenteral. Makanan ini kurang
energi dan zat gizi, karena itu hanya diberikan selama 1 – 2 hari.
2. Diet preeklampsia II
Diet Preeklampsia II diberikan sebagai makanan perpindahan dar diet Preeklampsia I atau
kepada pasien preeklampsia yang penyakitnya tidak begitu berat. Makanan berbentuk saring
atau lunak dan diberikan sebagai Diet Rendah Garam I. Makanan ini cukup energi dan zat gizi
lainnya.
3. Diet Preeklampsia III
Diet Preeklampsia III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet preeklampsia II atau
kepada pasien dengan preeklampsia ringan. Makanan ini mengandung protein tinggi dan
garam rendah, diberikan dalam bentuk lunak atau biasa. Makanan ini cukup semua zat gizi.
Jumlah energi harus disesuaikan dengan kenaikkan berat badan yang boleh lebih dari 1 kg tiap
bulan.
DIIT RENDAH CHOLESTEROL
Pengertian :
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelaianan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserid serta penurunan kadar
kolesterol High Density Lipoprotein (HDL). Peningkatan kadar kolesterol, terutama LDL atau
Trigliserida darah perlu mendapat perhatian karena merupakan predisposisi terhadap terjadinya
aterosklerosis atau penyakit jantung koroner. HDL mempunyai pengearuh sebaliknya. Peningkatan
kadar HDL plasma menunrunkan risiko terhadap penyakit jantung koroner. Rendahnya HDL
dibuhungkan dengan hipertrigliseridemia.
Trigliserida dalam tubuh berasal dari lemak makanan atau dari hasil perubahan unsur –
unsur energi yang berlebihan didalam tubuh. Trigliserida dangkut oleh Very Lov Density Lipoprotein
(VLDL) atau kilomikron ke jaringan tubuh sebagai sumber energi atau ke jaringan lemak untuk
disimpan. Penyebab utama peningkatan trigliserida darah adalah faktor genetik, kegemukan,
alkohol, hormon estrogen, obat – obatan, diabetes melitus tidak terkontrol, penyakit Ginjal Kronik,
Penyakit Hati serta asupan karbohidrat sederhana berlebihan.
Diet yang diperuntukkan bagi pasien dengan penyakit jantung koroner, gagal jantung,
atherosclerosis, stroke, hiperkolesterolnemia, hipertrigliserida.
Tujuan Diit :
Pengertian :
Natrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi
menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh, serta berperan dalam tranmisi saraf dan
kontraksi otot. Asupan makanan sehari hari umumnya mengandung lebih banyak natrium dari pada
yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin
sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan.
Makanan sehari – hari biasanya cukup mengandung natrium yang dibuthkan sehingga tidak
ada penetapan kebutuhan natrium sehari. WHO menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur
hingga 6 gram sehari .
Asupan natrium yang berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan edema atau asites
dan/atau hipertensi. Penyakit – penyakit tertentu seperti sirosis hati, penyakit ginjal tertentu,
dekompensasio kordis, toksemia pada kehamilan dan hipertensi esensial dapat menyebabkan
gejala edema atau asites dan/atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam natrium
perlu dibatasi.
Diit Rendah Garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di dalam garam dapur,
sodda kue, baking powder, natrium benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamat).
Tujuan Diit
Tujuan diit RG adalah untuk membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh
dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Syarat Diit
Sumber Karbohidrat : Beras, kentang, singkong, terigu, tapioka, hunkwe, gula, makanan
yang diolah dari bahan makanan tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti
(makaroni, mi, bihun, roti, biskuit, kue kering)
Sumber protein hewani : Daging dan ikan maksimal 100gr sehari ; terlur maksimal 1 butir
sehari.
Sumber protein nabati : semua kacang - kacangan dan hasilnya yang diolah dan dimasak tanpa
garam dapur.
Sayuran : semua sayuran segar ; sayuran yang diawetkan tanpa garam dapur dan natrium
benzoat.
Buah - buahan : Semua buah - buahan segar ; buah - buahan yang diawetkan tanpa garam
dapur dan natrium benzoat.
Sumber KH
Roti, Biskuit dan kue - kue yang dimasak dengan garam dapur dan atau baking powder dan
soda.
Sumber protein hewani
telur max. 1 butir sehari, Otak, ginjal, lidah, sardin, daging, ikan, susu, dan telur yang diawet
dengan garam dapur seperti daging asap, ham, bacon, dendeng, abon, keju, ikan asin, ikan
kaleng, kornet, ebi, udang kering, telur asin, dan telur pindang.
Sumber Protein Nabati
keju kacang tanah dan semua kacang - kacangan dan hasilnya yang dimasak dengan garam
dapur dan lain ikatan natrium.
Sayuran dan buah—buahan
sayuran dan buah—buahan yang dimasak dan diawetkan dengan garam dapur dan lain ikatan
natrium, seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin, asinan, dan acar.
DIIT GOUT ARTRITIS
Pengertian :
Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang
beranekaragam dan memenuhi lima kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Mineral dan
Vitamin) dalam jumlah yang cukup dan tidak kekurangan.
Gout adalah salah satu penyakit atritis yang disebabkan oleh metabolism abnormal purin
yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Hal ini diikuti dengan
terbentuknya timbunan Kristal berupa garam urat di persendian yang menyebabkan peradangan
sendi pada lutut dan / atau jari. Diet berupa rendah purin, rendah lemak, cukup vitamin dan mineral.
Diet ini dapat menurunkan berat badan, bila ada tanda—tanda berat badan berlebih.
Tujuan Diit :
Tujuan diet Gout Artritis adalah untuk mencapai dan mempertahankan status gizi optimal serta
menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin.
Syarat Diet :
2. Protein cukup
3. Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyaikandungan purin > 150gr/100gr
4. Lemak sedang
7. Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Rata—rata 2—2 1/2 liter/hari.
Jenis diet
Pengelompokkan bahan makanan menurut kadar purin dan anjuran makan :
DIIT RENDAH SERAT
Pengertian :
Diet Rendah Serat adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat dan
hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang di maksud dengan sisa adalah bagian – bagian makanan
yang tidak diserap seperti yang terdapat di dalam susu dan produk susu serta serat daging yang
berserat kasar. Disamping itu, makanan lain yang merangsang saluran pencernaan harus dibatasi.
Tujuan Diit :
Tujuan diet rendah serat adalah untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit
mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang
saluran cerna.
Syarat Diet :
Diet rendah serat I adalah makanan yang diberikan dalam bentuk disaring atau diblender. Makanan
ini menghindari makanan berserat tinggi dan sedang, bumbu yang tajam, susu, daging berserat
kasar (liat), dan membatasi penggunaan gula dan lemak. Kandungan serat maksimal 4 gram. Diet ini
rendah energy dan sebagian besar zat gizi.
Sumber karbohidrat
Bubur disaring, roti bakar, kentang dipure, makaroni, mi, bihun direbus, biskuit kreakers,
tepung – tepungan dipuding atau dibubur.
Sumber protein hewani
Daging empuk, hati, ayam, ikan digiling halus ; telur direbus, di tim, di ceplok air atau
sebagai campuran dalam makanan dan minuman
Sumber protein nabati
Tahu di tim dan direbus, susu kedelai.
Sayuran
Sari sayuran
Buah – buahan
Sari buah
Minuman
Teh, sirup, kopi encer
Bumbu
Garam, vetsin, gula
Makanan yang tidak dianjurkan :
Sumber karbohidrat
Beras tumbuk, beras ketan, roti whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, cake, tarcis,
dodol, tepung – tepungan yang dibuat kue manis.
Sumber protein hewani
Daging berserat kasar, ayam dan ikan yang diawet, digoreng kering; telur di ceplok; udang
dan kerang, susu dan produk susu.
Sumber protein nabati
Kacang – kacangan seperti kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, kacang hijau,
kacang kedelai, tempe, dan oncom.
Sayuran
Sayuran dalam keadaan utuh
Buah – buahan
Buah dalam keadaan utuh
Minuman
Teh dan kopi kental, minuman beralkohol dan mengandung soda
Bumbu
Bawang, cabai, jahe, merica, ketumbar, cuka dan bumbu lain yang tajam.
Diet rendah serat II merupakan makanan peralihan dari diet sisa rendah I ke makanan
biasa. Diet ini dberikan bila penyakit mulai membaik atau bila penyakit bersifat kronis. Makanan
diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Makanan berserat sedang diperbolehkan dalam jumlah
terbatas, sedangkan makanan berserat tinggi tidak diperbolehkan. Susu diberikan maksimal 2 gelas
sehari. Lemak dan gula diberikan dalam bentuk mudah cerna. Bumbu kecuali cabai, merica dan
cuka, boleh diberikan dalam julah terbatas. Kandungan serat diet ini adalah 4-8 gram/hari.
Sumber karbohidrat
Beras dib/ditim, roti bakar, kentang rebus, kreakers, tepung – tepungan dibubur atau dibuat
puding.
Sumber protein hewani
Daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus, diungkep, dipanggang, telur
direbus, di tim, di ceplok air, dicampur dalam makanan dan minuman; susu maksimal 2
gelas perhari.
Sumber protein nabati
Tahu, tempe ditim, direbus, ditumis, pindakas, susu kedelai
Sayuran
Sayuran yang berserat rendah dan sedang seperti;kacang panjang, buncis muda, bayam,
labu siam, tomat masak, wortel direbus, di kukus, ditumis
Buah – buahan
Semua sari buah; buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak banyak
menimbulkan gas, seperti; pepaya, pisang, jeruk, avokad, nenas.
Lemak
Margarin,mentega, dan minyak dalam jumlah terbatas, untuk menumis, mengoles, dan
setup
Minuman
Teh encer, kopi dan sirup
Bumbu
Garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah terbatas
Sumber karbohidrat
Beras ketan, beras tumbuk/merah, roti, whole wheat, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis,
dodol dan kue – kue lain yang manis dan gurih.
Sumber protein hewani
Daging berserat kasar (liat) serta daging, ikan, ayam diawet; daging babi, telur mata sapi,
telur dadar
Sumber protein nabati
Kacang merah serta kacang – kacang kering seperti kacang tanah, kacang hijau, kacang
kedelai, dan kacang tolo.
Sayuran
Sayuran yang berserat tinggi seperti daun singkong, daun singkong, daun katuk, daun
pepaya, daun dan buah melinjo, oyong, pare serta semua sayuran yang dimakan mentah.
Buah – buahan
Buah – buahan yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji dan pir serta jeruk yang
dimakan dengan kulit ari, buah yang menimbulkan gas seperti durian dan nangka.
Lemak
Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa, dan santan.
Minuman
Kopi dan teh kental; minuman yang mengandung soda dan alkohol.
Bumbu
Cabai dan merica
DIIT TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN
Pengertian :
Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) adalah diet yang mengandung energi dan protein di
atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa ditambah bahan makanan
sumber proten tinggi seperti susu, telur dan daging, atau dalam bentuk minuman enteral Tinggi
Kalori Tinggi Protein. Diet ini diberikan bila pasien telah mempunyai cukup nafsu makan dan dapat
menerima makanan lengkap.
Tujuan Diit :
Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkatkan untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh
Menambah berat badan hingga mencapai berat badan ideal
Syarat Diet :
Sumber Karbohidrat
Nasi, roti, mie, kentang, makaroni dan hasil olah tepung – tepungan lain, seperti cake,
tarcis, puding, dan pastri; dodol ; ubi; karbohidrat sederhana seperti gula pasir.
Sumber Protein
Daging sapi, ayam, ikan, telur,susu, dan hasil olahan seperti keju dan yoghurt custard dan
eskrim
Sumber protein nabati
Semua jenis kacang – kacangan dan hasil oloahannya seperti tahu dan tempe
Sayuran
Semua jenis sayuran terutama jenis B, seperti bayam, buncis, daun singkong, kacang
panjang, labu siam dan wortel, di rebus, di kukus dan di tumis
Buah – buahan
Semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering dan jus buah
Lemak dan minyak
Minyak goreng, mentega, margarin, santan encer, salad dreesing
Minuman
Soft drink, madu, sirup, teh, kopi encer
Bumbu
Bumbu todak tajam, seperti bawang merah, bawang putih, laos, salam, dan kecap
Sumber Karbohidrat
Sumber Protein
Dimasak dengan banyak minyak atau kelapa/santan kental
Sumber protein nabati
Di masak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental
Sayuran
Di masak dengan banyak minyak atau kelapa / santan kental Buah – buahan
Lemak dan minyak
Santan kental
Minuman
Minuman rendah energy
Bumbu
Bumbu yang tajam, seperti cabe dan merica
MATERI EDUKASI
CUCI TANGAN
CUCI TANGAN
1. KEBERSIHAN TANGAN
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alkohol (alcohol-based
handrubs)bila tangan tidak tampak kotor.
Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa memakai
perhiasan cincin.
Cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan bilas dengan air mengalir, dilakukan pada
saat:
a) Bila tangan tampak kotor, terkena kontak cairan tubuh pasien yaitu darah, cairan
tubuh sekresi, ekskresi, kulit yang tidak utuh, ganti verband, walaupun telah
memakai sarung tangan.
b) Bila tangan beralih dari area tubuh yang terkontaminasi ke area lainnya yang
bersih, walaupun pada pasien yang sama.
TEKNIK
REHABILITASI
TEKNIK REHABILITASI
1. Pengertian
Rehabilitasi adalah suatu program yang disusun untuk memberi kemampuan
kepada penderita yang mengalami disabilitas fisik dan atau penyakit kronis, agar mereka
dapat hidup atau bekerja sepenuhnya sesuai dengan kapasitasnya (Harsono, 1996).
Program rehabilitasi menurut Ibrahim (2001) tidak hanya terbatas pada pemulihan
kondisi semata, tetapi juga mencakup rehabilitasi yang bersifat psikososial, penuh dengan
kasih sayang serta empati yang luas, guna membangkitkan penderita. Rehabilitasi medik
meliputi tiga hal, yaitu rehabilitasi medikal, sosial, dan vokasional.
Rehabilitasi medik dalam ilmu kedokteran adalah suatu disiplin ilmu yang berperan
dalam pemulihan gangguan fungsi baik secara fisik, psikologi, edukasi dan sosial.
Pemulihan fungsi itu tentu bukan berarti semua pasien yang fungsinya terganggu dengan
rehabilitasi medik akan menjadi normal seperti semula, karena banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pemulihan fungsi ini. Faktor tersebut adalah seberapa berat
penyebab gangguan fungsi ini, apakah permanen atau sementara, apakah progresif,
seberapa besar sisa fungsi yang masih ada, Adakah gangguan lain yang memperberat atau
menghambat proses pengembalian fungasi misalnya depresi, gangguan kognisi termasuk
gangguan komunikasi. Faktor dari luar penderita sendiri misalnya penerimaan dan
dukungan dari keluarga / masyarakat sekelilingnya
2. Prinsip-Prinsip Rehabilitasi
Prinsip-prinsip rehabilitasi menurut Harsono (1996) adalah:
a. Rehabilitasi dimulai sedini mungkin, bahkan dapat dikatakan bahwa rehabilitasi segera
dimulai sejak dokter melihat penderita untuk pertama kalinya.
b. Tidak ada seorang penderitapun yang boleh berbaring satu hari lebih lama dari waktu
yang diperlukan, karena akan mengakibatkan komplikasi.
c. Rehabilitasi merupakan terapi multidisipliner terhadap seorang penderita dan rehabilitasi
merupakan terapi terhadap seorang penderita seutuhnya.
d. Faktor yang paling penting dalam rehabilitasi adalah kontinuitas perawatan.
e. Perhatian untuk rehabilitasi lebih dikaitkan dengan sisa kemampuan fungsi
neuromuskuler yang masih ada, atau dengan sisa kemampuan yang masih dapat
diperbaiki dengan latihan.
f. Dalam pelaksanaan rehabilitasi termasuk pula upaya pencegahan serangan berulang.
Pelayanan Rehabilitasi medik di RSUD Sawah Besar saat ini belum tersedia, namun teknik
rehabilitasi sederhana bisa dilaukukan perawat sesuai dengan kompetensinya, adapun teknik
rehabilitasi yang dilakukan perawat adalah Latihan ROM pada pasien Stroke dan tindakan
Fosioterapi Dada.
Tujuan
1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat
dilakukan secara aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.
Manfaat
a. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
b. Mengkaji tulang sendi, otot
c. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
d. Memperlancar sirkulasi darah
Jenis ROM
1. ROM aktif : Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan
pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).
2. ROM pasif : Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak
yang normal (klien pasif).
Indikasi
Kontra Indikasi
6. Rotasi Bahu
Cara :
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
b. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang
tanganpasien dengan tangan yang lain.
d. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke bawah.
e. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula.
f. Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak
tangan menghadap ke atas.
g. Kembalikan lengan keposisi semula
h. Catat perubahan yang terjadi.
a. segmen apical
b. segmen posterior
c. segmen anterio
a. segmen lateral
b. segmen basal medial
a. respon klien
b. jika masih ada sputum, prosedur harus di ulang kembali