Laporan PL Acara Pengolahan CPO (Perbaikan)
Laporan PL Acara Pengolahan CPO (Perbaikan)
Laporan PL Acara Pengolahan CPO (Perbaikan)
PRAKTEK LAPANGAN
ACARA PENGOLAHAN CRUDE PALM OIL
Disusun Oleh :
Dika Erlangga
19/21423/THP/STPK
Disusun oleh :
Dika Erlangga
19/21423/THP/STPK
2
DAFTAR ISI
Contents
I. PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Tujuan.........................................................................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................6
A. Sejarah Kelapa Sawit.................................................................................................6
A. Proses Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)..............................................................9
III. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA...............................................................16
A. Alat dan Bahan.........................................................................................................16
B. Prosedur Kerja.........................................................................................................16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................18
C. Hasil Pengamatan.....................................................................................................18
D. Pembahasan..............................................................................................................23
V. KESIMPULAN................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................26
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelapa sawit dan CPO merupakan salah satu komoditas ekspor andalan
Indonesia. Dengan usaha-usaha yang dilakukan baik pemerintah maupun
perusahaan swasta yang melakukan ekstensifikasi dan pengembangan pertanian
serta pemanfaatan teknologi dalam proses pembibitan dan pengolahan sawit, saat
ini Indonesia menjadi negara penghasil CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia.
(Sawit Cpo)
Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan
diproduksi di dunia. Minyak yang murah, mudah diproduksi dan sangat stabil ini
digunakan untuk berbagai variasi makanan, kosmetik, produk kebersihan, dan
juga bisa digunakan sebagai sumber biofuel atau biodiesel. Kebanyakan minyak
sawit diproduksi di Asia, Afrika dan Amerika Selatan karena pohon kelapa sawit
membutuhkan suhu hangat, sinar matahari, dan curah hujan tinggi untuk
memaksimalkan produksinya. Efek samping yang negatif dari produksi minyak
sawit - selain dampaknya kepada kesehatan manusia karena mengandung kadar
lemak yang tinggi - adalah fakta bahwa bisnis minyak sawit menjadi sebab kunci
dari penggundulan hutan di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia.
Indonesia adalah penghasil gas emisi rumah kaca terbesar setelah Republik
Rakyat Tiongkok (RRT) dan Amerika Serikat (AS).
Pengolahan Kelapa sawit merupakan suatu proses pengolahan yang
menghasilkan minyak kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh ialah
minyak sawit, inti sawit, sabut, cangkang dan tandan kosong. Pabrik kelapa sawit
(PKS) dalam konteks industri kelapa sawit di Indonesia dipahami sebagai unit
ekstraksi crude palm oil (CPO) dan inti sawit dari tandan buah segar (TBS) kelapa
sawit. PKS tersusun atas unit-unit proses yang memanfaatkan kombinasi
perlakuan mekanis, fisik, dan kimia.
4
5
6
7
Kelapa sawit dari jenis dura mempunyai cangkang yang cukup tebal sekitar 2-
8 mm. Pada bagian luar cangkang hamopir tidak ada serabut yang
menyelimutinya. Daging buah kelapa dura tidak begitu tebal dengan daging biji
yang cukup besar. Jenis dura dikenal dengan kandungan kadar minyak yang
cukup rendah dan sering digunakan sebagai induk betina ketika melakukan
program pemulihan bibit kelpa sawit ( klpswt,2015). Kelapa sawit dura
bercangkang cukup tebal karena mengandung zat alela homozigot yang dominan.
Kebanyakan perusahaan kelpa sawit kurang menyukai jenis ini sebab cangkang
yang tebal dapat memperpendek usia pakai mesin. Kelebihan dari kelpa sawit
dura adalah ukuran buah relatif besar dengan kandungan minyak mencapai
18persen setiap tandanya (klpswt,2015).
Kelapa sawit tenera merupakan kelapa sawit dari hasil persilangan antara
kelapa sawit dura dan kelapa sawit pisifera. Oleh karena itu, kelapa sawit ini
memiliki karakteristik yang paling bagus untuk dibudidayakan. Di antaranya
tingkat ketebalan cangkang sekitar 0,5-4 mm dan mempunyai serabut yang
menyelubunginya. Daging buah kelapa sawit ini juga tebal sehingga mampu
menghasilkan minyak dalam jumlah yang lebih banyak. (Daniaqirobbi, 2015).
Biasanya indukan kelapa sawit tenera berkualitas unggul berasal dari kelapa
sawit dura deli dan kelapa sawit pisifera orijin. Kelapa sawit tenera mampu
menghasilkan tandan buah yang lebih banyak. Ukuran diameter buah kelapa sawit
dari jenis ini pun tergolong sedang, terletak di antara dura dan pisife
(Daniaqirobbi, 2015).
bukan lemak (Non Oil Solid) pada proses pemurnian akan lebih mudah
dikerjakan. Pada waktu bersamaan sel-sel Minyak akan pecah dan
berada dalam keadaan bebas saat pengeluaran uap perebusan (puncak
ketiga). Senyawa Protein dalam hal ini merupakan cairan Emulsi yang
berbeda sehingga lapisan Minyak lebih mudah dipisahkan sewaktu
proses pemurnian. Untuk keseluruhannya dengan perebusan tiga puncak,
akibat dari penguapan sebagian air dalam daging buah, maka
kemungkinan kehilangan Minyak didalam serat maupun dalam lumpur
buangan pada proses pemurnian akan menjadi lebih kecil (IfanSusanto,
2012).
d. Penyempurnaan dalam Pengolahan Inti Sawit.
Yang utama dihadapi pada proses pengolahan Inti Sawit adalah sifat
lekat dari Inti Sawit terhadap cangkang, dimana Inti terikat kuat pada
cangkangnya. Dengan proses perebusan maka kadar air dalam biji
sebagian dikurangi sehingga daya lekat Inti Sawit terhadap cangkangnya
menjadi berkurang. Pada proses perebusan tiga puncak pengurangan
kadar air dalam biji juga relatif lebih besar hingga proses pengolahan
biji tidak akan mengalami kesulitan lagi (IfanSusanto, 2012).
3. Proses Pemipilan / Thressing
Thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari janjangannya dengan
cara membanting tandan buah segar (TBS) ke dalam drum thresher. Thresher
ini berupa drum silinder panjang yang berputar secara horizontal dengan
kecepatan putar 21 rpm. Drum dirancang dengan kisi–kisi yang berfungsi
untuk meloloskan berondolan. Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam. Stasiun
Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin dan dalam proses
pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain. Maksud dan tujuan desain
dari pada stasiun ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah direbus) dengan
tandannya dengan sistem bantingan.
14
e. Melakukan pemisahan antara minyak dengan air dan zat padat yang ada
pada sludge.
f. Menurunkan kandungan kotoran dan air yang ada di CPO.
g. Mendapatkan minyak CPO yang memenuhi standard mutu yang
disyaratkan.
17
B. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan dan menghidupkan boiler, sehingga saat proses pengolahan
dimulai steamnya siap untuk digunakan
b. Menimbang berat TBS yang datang dari kebun
c. Melakukan grading sesuai tata cara grading yang berlaku
d. Memasukkan TBS ke dalam lori sesuai dengan kapasitas lori
e. Memasukkan lori yang berisi TBS ke dalam sterilizer, kemudian pintu
sterilizer ditutup rapat. Sterilisasi dilakukan selama 80 menit menggunakan
steam yang berasal dari boiler.
f. Menutup valve steam setelah selesai, sisa steam di sterilisasi dikeluarkan
sampai habis
g. Membuka pintu sterilizer dan lori yang berisi TBS rebus dikeluarkan
h. Memasukkan TBS ke dalam thresher untuk dilakukan pemipilan. Hitung
USBnya
i. Memasukkan brondolan/buah yang diperoleh ke dalam digester untuk
dilumatkan. Digester sebelumnya harus dihidupkan dan diberi aliran steam
j. Memasukkan lumatan buah sawit ke dalam presser untuk memisahkan press
cake dan cairannya (minyak)
k. Menambahkan water dilution (1:1) ke dalam cairan minyak yang diperoleh,
selanjutnya dimasukkan ke dalam sand trap tank
18
Perebusan (Sterillizer)
Perontokan (Thereaser)
Pengadukan (Digester)
Pengepresan (Screw
presser)
Pengendapan Pengeringan
hidrocyclon
Pemurnian Pemecahan
Cangkang
Pengeringan
Pemisahan
Penyimpanan CPO
Pengeringan
Penyimpanan Kernel
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pengolahan Bioetanol dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Pengolahan TBS menjadi CPO
Acara Kegiatan Hasil
Sterilisasi
kematangan TBS
20
yang direbus
21
22
3. Pengamatan Waktu
4. Pengamatan waktu,
Waktu :80 menit, Suhu : 120 oC,
suhu dan steam
Tekanan : 2 bar
selama sterilisasi
5. Pengamatan jumlah
22,5 liter
Kondensat
6. Pengamatan oil
70/1000 = 0,070 liter
losses in condensate
7. Pengamatan
perubahan berat 44 Kg
setelah proses
8. Pengamatan
setelah proses
9. Pengamatan jumlah
33,264 liter
steam yang digunakan
23
1
3. Menghitung % USB ×100=2 %
50
2. Menghitung jumlah
diperoleh
3. Mengamati suhu
120 oC
steam pada digester
panas (water
dilution) yang
25
digunakan
5. Menghitung broken
40 %
nut / biji pecah (%)
26
3. Menghitung
5,7 kg
× 100 %=11,4 %
50 Kg
Rendemen CPO
B. Pembahasan
Pada praktek lapangan kali ini, dilakukan pengolahan tandan buah segar
kelapa sawit yang diproses menjadi minyak kasar atau crude palm oil (CPO).
Proses awal sebelum dilakukannya pengolahan adalah proses penimbangan,
sortasi dan grading pada TBS. Proses penimbangan dilakukan agar dapat
menghitung rendemen. Sedangkan proses sortasi dan grading bertujuan untuk
memilah-milah TBS berdasarkan tingkat kematangan, tangkai panjang, maupun
janjang kosong yang mungkin saja ikut terbawa. Dalam skala perusahaan, buah
yang memiliki kriteria tidak baik seperti terlalu matang, terlalu mentah, memiliki
tangkai panjang, ataupun ditemukan janjang kosong, maka akan dikenai denda
bagi sipenjual TBS.
Pada proses pengolahan TBS menjadi CPO dilakukan penimbangan TBS
yang berasal dari kebun sejumlah 304,8 kg, kemudian dilakukan grading dengan
jumlah TBS mentah 4,7 %, TBS lewat matang 85,7 %, TBS busuk 4,7 %, janjang
kosong 4,7 %, tangkai panjang 14,2 %.
Proses kedua adalah proses sterilisasi, proses ini bertujuan untuk melunakan
buah dan untuk menonaktifkan enzim lipase serta agar buah sawit mudah lepas
27
dari tandannya (berondolan) juga memudahkan pemisahan daging buah sawit dari
cangkang dan inti. TBS yang dimasukan ke mesin sterilizer adalah 50 kg dengan
tekanan 2bar, waktu 80 menit, oil losses condensate-nya 0,070 liter, perubahan
berat setelah sterilisasi menjadi 44 kg.
Proses ketiga adalah stasiun Treshing atau disebut juga stasiun bantingan yang
bertujuan untuk memisahkan buah dari brondolan yang diperoleh jangkos dan
brondolan 46.5 kg
Proses ke empat adalah digesting & press bertujuan untuk untuk memisahkan
daging buah sawit terlepas dari biji (nut) nya dengan diperoleh minyak kasar
sebanyak 17 liter, suhu stemanya 120 ℃ , water dillution yang digunakan adalah
17 liter, dan broken nut 40 %. Proses terakhir adalah klarifikasi alat yang dipakai
dalam preses ini hanya dengan menggunakan sand trap tank yang bertujuan untuk
untuk menampung pasir. Memisahkan antara frkasi pasir dengan minyak serta
dengan air
28
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat dalam kegiatan kali ini yaitu :
1. Minyak sawit adalah salah satu minyak yang paling banyak dikonsumsi dan
diproduksi di dunia.
2. Buah sawit terdiri dari pericarp yang terbungkus olehm exocarp atau kulit,
mexocarp dan endocarp (cangkang) yang membungkus inti (kernel).
3. Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrien Hallet
(orang Belgia), kemudian budidaya yang dilakukan diikuti oleh K.Schadt yang
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang.
4. Jika dilihat tingkat ketebalan cangkang dan daging buah kelpa sawit bisa
dibedakan menjadi 3 jenis. Diantaranya yaitu kelapa sawit dura ,kelapa sawit
pisifera dan kelapa sawit tinera.
5. Tiap 100 g buah kelapa sawit mengandung H2O 26,2 g, Protein 1,9g, lemak
58,4g, total karbohidrat12.5g, serat 3,2g, abu 1,0g, mineral Ca,P,Fe, beta
karoten , vitamin riboflavin dan sedikit thiamin. Komposisi lemak : Miristat 0,5-
59% palmitat 32,47,0 %, Strate adalah 1,0-8%,oleat 39,8-52,4%, linoleat 2,0-
11,3 %. Komponen dari gliserida : oleodipalmitin 45% palmitodiliolein
30%,oleopalmotostearin 10%, linoleodiolein 6-8% dan banyak mengandung
gliserida jenuh seperti tripalmitin dan dipalmitostearin 6-8%.
6. Pengolahan CPO dilakukan bertahap dari stasiun sterilisasi sampai klarifikasi.
7. Pengolahan CPO banyak menggunakan steam dan Steam berasal dari boiler.
29
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2019. Buku petunjuk praktek kerja lapangan. Institut Pertanian STIPER.
Yogyakarta.
Daniaqirobbi, 2015. Makalah Pengecilan Ukuran Hasil Pertanian.
www.petanicantik.blogspot.com
FAO Corporate Document Respository, 2007. The Oil Palm. http://www.fao.org
Ifan susanto, 2012. Sterilisasi (Perebusan). Epc (Engineer, Procurement, Contruction) :
Jurnal Ivanemoy
Kimirocimi, 2013. Bisnis Komoditas Minyak Sawit. http://www.indonesia-
investments.com
Klpswt, 2015. Manajemen Agrobisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Sawit Cpo, 2013. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Tiga Serangkai, Surabaya
Ucok Damanik, 2007. Palm Oil Industrial Engineering.
http://surgapetani.blogspot.co.id
LAMPIRAN
30