Hiperemesis Gravidarum - Fix
Hiperemesis Gravidarum - Fix
Hiperemesis Gravidarum - Fix
Disusun oleh:
Deslinar 2015901060
BUKITTINGGI
2020/2021
1
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan
Kelolaan dengan judul “ Laporan Kasus Kelolaan Asuhan Kebidanan Holistik
Pada Ny. “R” Usia 32 Tahun G2P1A0H1 Dengan Hiperemesis Gravidarum Di
Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Padang Pariaman Tanggal 8 Januari
2022”. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat
meneladani segala sisi dalam kehidupan beliau.
Laporan kasus ini diajukan sebagai salah satu tugas dalam Kasus Kelolaan.
Proses penyusunan laporan kelolaan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Pimpinan Universitas Fort De Kock yang telah memfasilitasi kami selama
menjalani pendidikan di Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock
2. Ketua Program Studi Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock
yang telah memfasilitasi dan membimbing kami selama menjalani pendidikan di
Program Studi Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi
3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan
kesabaran untuk mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan
penulisan laporan kelolaan ini
4. Kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam menyelesaikan laporan kelolaan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajian, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang kami miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan kasus ini
Padang Pariaman, 2021
3
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
4
Subdirektorat Kebidanan dan Kandungan, Subdirektorat Kesehatan Keluarga
tahun 2011 dari 325 Kabupaten/Kota menujukkan bahwa presentasi wanita hamil
dengan hiperemesis gravidarum berat yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan
kesehatan lebih lanjut sebesar 20.44% (SDKI, 2012).
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan ibu seperti
penurunan berat badan (5% dari berat badan awal), dehidrasi, ketosis, namun
dapat menyebabkan komplikasi pada janin seperti abortus, berat badan lahir 4
rendah, kelahiran prematur, dan malformasi pada bayi baru lahir. Hiperemesis
gravidarum merupakan faktor yang signifikan terhadap memanjangnya hari rawat
bagi bayi yang dilahirkan (Runiari nengah, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
5
b. Apa aja faktor predisposisi hiperemesis gravidarum ?
c. Bagaimana Patofisiologi hyperemesis gravidarum?
d. Bagaimana gejala klinis hyperemesis ?
e. Bagaimana diagnosis hyperemesis gravidarum?
f. Bagaimana tatalaksana hyperemesis gravidarum ?
g. Apa sajakah komplikasi hyperemesis gravidarum?
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman
pengetahuan hyperemesis gravidarum dan bagaimana mencegah terjadinya
hyperemesis gravidarum
1.4.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dari kasus hyperemesis gravidarum yang ditemukan dapat
meningkatkan kompetensi dalam melakukan pencegahan serta penanganan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
biologis, sosial dan psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah
perubahan kadar hormon selama kehamilan.
Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human chorionic
gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi
estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah. Mual dan muntah terus
menerus disertai dengan kurang minum dapat menyebabkan dehidrasi dan
jika berlanjut dapat terjadi syok. Selain dehidrasi, muntah yang menetap
dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti
penurunan kadar natrium, klor dan kalium, sehingga terjadi keadaan
alkalosis metabolik hipokloremik disertai hiponatremia dan hipokalemia.
Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan cara
menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos
lambung. Penurunan kadar thyrotropin-stimulating hormone (TSH) pada
awal kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum
meskipun mekanismenya belum jelas. Hiperemesis gravidarum
merefleksikan perubahan hormonal yang lebih drastis dibandingkan
kehamilan biasa.
Pada hiperemesis gravidarum yang berat juga pendapat membuat
wanita hamil tidak dapat makan dan minum sama sekali, sehingga cadangan
karbohidrat dalam tubuh akan habis terpakai untuk pemenuhan energi
jaringan. Sebagai akibatnya lemak akan dioksidasi, namun karena lemak
tidak dapat dioksidasi dengan sempurna maka terjadi penumpukan asam
aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton, sehingga menyebabkan
terjadinya ketosis, dengan salah satu gejalanya adalah terdapatnya bau
aseton (buah-buahan) pada napas dan juga ditemukan pada hasil urinalisis.
Mual dan muntah yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan robeknya
selaput esofagus dan lambung (sindroma Malllory-Weiss) sehingga terjadi
perdarahan gastrointestinal (Gunawan, 2011).
2.4 Gejala Klinis Hiperemesis Gravidarum
8
Gejala klinis yang sering dijumpai adalah mual, muntah, penurunan
berat badan (lebih dari 5% dari berat badan sebelum kehamilan), ptialism
(salivasi yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural
dan takikardi (Gunawan, 2011).
Secara klinis hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan yaitu
:
1) Tingkat I : Muntah terus menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium,
muntah pertama keluar cairan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan
yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per
menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah
kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.
2) Tingkat II : Gejala lebih berat, segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih
dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik kurang dari 80
mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, napas bau
aseton dan dapat pula ditemukan dalam urin, bilirubin dalam urin
dan berat badan cepat menurun.
3) Tingkat III : Keadaan umum lebih parah, mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berhenti, nadi kecil
dan cepat, suhu meningkat, tekanan darah lebih turun, terjadi ikterus
yang menunjukkan adanya payah hati, komplikasi fatal pada
susunan saraf pusat dapat terjadi wernicke ensefalopati dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental (Prawirohardjo,
2016).
2.5 Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Dari anamnesis, didapatkan amenorhoe, terdapat tanda kehamilan muda
dengan keluhan muntah terus menerus. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan pasien lemah apatis sampai koma, nadi meningkat sampai
100x/menit, suhu meningkat, TD turun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada
9
institusi pelayanan yang lebih tinggi dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang, diantaranya: Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar
natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida dan dapat
ditemukan keton (Patimah, 2016).
Diagnosis banding: muntah karena gastritis, ulkus peptikum, hepatitis,
kolesistitis, pielonefritis.
10
hal yang fisiologis. Kurangi pekerjaan serta hilangkan masalah dan
konflik yang menjadi latar belakang permasalahan kondisi ibu.
4) Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter per
hari. Catat input dan output cairan. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam
sekali, TD sehari 3 kali. Pemeriksaan hematokrit dilakukan pada awal
dan selanjutnya apabila diperlukan. Air kencing perlu diperiksa untuk
melihat adanyan protein, aseton, klorida dan bilirubin. Apabila selama
24 jam tidak muntah dan kondisi bertambah baik, dapat dicoba untuk
memberikan minuman, dan lambat laun ditambah makanan yang tidak
cair. Pada umumnya, dengan penanganan tersebut, gejala akan
berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
2.8 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Menurut (Hutahean, 2013) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah :
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan
g. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
h. Menarik diri
i. Depresi
11
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA NY. “R” USIA 32 TAHUN
G2P1A0H1 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD PADANG PARIAMAN
TANGGAL 8 JANUARI 2022
NO MR : 096741
Tanggal : 8-1-2022
Pukul : 13.00 WIB
SUBJEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn. T
Umur : 32 Tahun Umur : 33 Tahun
Suku/Bangsa : Minang/ Indonesia Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Lb. Alung
2. Keluhan :
Ibu mengeluhkan mual muntah yang berulang sejak 6 hari yang lalu dengan
frekuensi kira-kira lebih dari 10 kali per hari, badan lemas dan napas terasa berat
serta nyeri pada perut bagian atas.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Banyaknya : 3-4 pembalut/hari
12
Lamanya : 6-7 hari
Sifat darah : bau anyir
Warna : merah kehitaman
Terarur/tidak : teratur
Dismenorhoe : tidak ada
Fluor Albus : tidak ada
4. Riwayat obstetric :
13
Jantung : tidak ada TBC : tidak ada
DM : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Asma : tidak ada Hipertensi : tidak ada
8. Riayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Jantung : tidak ada TBC : tidak ada
DM : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Asma : tidak ada Hipertensi : tidak ada
Gemeli : tidak ada
Pola Eliminasi
Sebelum hamil Saat hamil
• BAK : frekuensi 6 – 7 kali, • BAK : frekuensi 6 – 7 kali,
warna kuning jernih, warna kuning jernih,
konsistensi cair, tidak ada konsistensi cair, tidak ada
keluhan keluhan
• BAB : frekuensi 1 kali, warna • BAB : frekuensi 1 kali, warna
kuning kecokelatan, kuning kecokelatan, konsistensi
konsistensi lembek, tidak ada lembek, tidak ada keluhan
keluhan
Pola Kebiasaan
14
- Merokok : tidak pernah
- Minum alkohol : tidak pernah
- Obat-obatan : tidak pernah
- Konsumsi Jamu : tidak pernah
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
KU pasien : Lemah
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah : 104/73 mmHg
Nadi : 82 kali per menit
Suhu : 36,40C
Pernafasan : 22 kali per menit
3. Antropometri
BB sebelum hamil : 57 kg
BB sekarang : 54 kg
TB : 152 cm
4. Pemeriksaan fisik
Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : mata tidak cekung, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut : bibir pucat dan lidah lembab
Dada dan payudara : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, papilla
menonjol, hiperpigmentasi areola mamae
Abdomen : ada bekas luka operasi
- Leopold I : tidak dilakukan
- Leopold II : tidak dilakukan
- Leopold III : tidak dilakukan
15
- Leopold IV : tidak dilakukan
- Mc. Donald : tidak dilakukan
- TBJ : tidak dilakukan
- DJJ : tidak dilakukan
Ekstremitas: kedua tangan dan kaki simetris kiri dan kanan, jari jemari lengkap,
pergerakan kurang aktif.
Kulit : Kulit lembab, turgor kulit baik
5. Pemeriksaan laboratorium
Plano test : positif (+)
ASSESSMENT
1. Diagnosa : Ny. R 32 tahun G21P0A0H0 UK 9-10 minggu dengan hiperemesis
gravidarum tingkat I
2. Masalah : gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan
3. Diagnosa potensial : hiperemesis gravidarum tingkat II
4. Masalah potensial :
5. Kebutuhan : pemberian obat melalui intravena
PLANNING
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menginformasikan penyebab HEG
3. Memberikan terapi sesuai anjuran dokter
4. Memberikan penkes tentang kebutuhan nutrisi pada ibu selama trimester I
5. Menganjurkan pasien selalu menjaga personal hygine
16
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN
Keterangan/
Hari/ Asuhan yang
No Pelaksanaan TTD Bidan
Tanggal diberikan
Pelaksana
1. Sabtu/ 8 Menginformasikan Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah
Januari hasil pemeriksaan didapatkan pada klien yaitu tekanan darah
2022 pukul yang telah 104/73 mmHg, pernafasan 22 kali/menit, suhu
13.10 WIB dilakukan 36,4 0C, nadi 82 kali/menit, konjungtivamerah
muda, bibir lembab pergerakan pada
ektremitas kurang aktif dan ibu mengalami
hiperemesis gravidarum (HEG).
2. Sabtu/ 8 Menginformasikan Menjelaskan penyebab HEG yaitu perubahan
Januari penyebab HEG kadar hormon selama kehamilan. Peningkatan
2022 pukul kadar human chorionic gonadotropin (hCG)
17.15 WIB akan menginduksi ovarium untuk
memproduksi estrogen, yang dapat
merangsang mual dan muntah. Mual dan
muntah terus menerus disertai dengan kurang
minum dapat menyebabkan dehidrasi dan jika
berlanjut dapat terjadi syok. Selain dehidrasi,
muntah yang menetap dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan elektrolit dalam
tubuh, seperti penurunan kadar natrium, klor
dan kalium, sehingga terjadi keadaan alkalosis
metabolik hipokloremik disertai hiponatremia
dan hipokalemia. Progesteron menyebabkan
17
mual dan muntah dengan cara menghambat
motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot
polos lambung.
3. Jumat/ 7 Memberikan obat Memberikan obat sesuai dengan resep yang
Januari sesuai dengan resep diberikan dokter :
2022 pukul dokter. - Inj neurobion IUVD 20 tetes/menit
13.20 WIB Langkah langkah injeksi intravena :
1. Cuci tangan
2. Siapkan peralatan
3. Bantu pasien mendapatkan posisi yang
nyaman
4. Pakai sarung tangan bersih
5. Buka spuit dan masukkan ke dalam bak
instrumen
6. Patahkan ampul
7. Masukkan obat ke dalam spuit
8. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 6b
9. Matikan tetesan cairan infus
10. Tusukkan perlahan spuit ke karet yang
ada di selang infus
11. Dorong spuit secara perlahan hingga habis
12. Cabut spuit
13. Bersihkan kembali dengan alkoho
14. Rapikan alat dan pasien
15. Buka sarung tangan
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan
18
4. Sabtu/ 8 Memenuhi Mengingatkan pasien untuk menghabiskan
Januari kebutuhan nutrisi makanan yang telah disediakan oleh RS
2022 pukul pasien
13.25 WIB
4. Sabtu/ 8 Memberikan Menjelaskan kepada klien tentang kebutuhan
Januari penkes tentang nutrisi pada ibu hamil trimester I yaitu banyak
2022 pukul kebutuhan nutrisi mengonsumsi makanan dengan nilai gizi
13.30 WIB pada ibu selama tinggi untuk proses pertumbuhan dan
trimester I perkembangan janin, menghindari makanan
yang berbau tajam agar tidak merangsang
mual dan muntah dan terus menerus serta terus
memenuhi asupan makanan dan cairan untuk
menyeimbangkan kebutuhan nutrisi dan cairan
saat mual dan muntah.
5 Sabtu/ 8 Memberikan Menjelaskan kepada ibu mengenai kebersihan
Januari Penkes tentang diri khususnya pada daerah mulut. Anjurkan
2022 pukul Personal Hygiene ibu menggosok gigi minimal 3 kali sehari,
13.35 WIB pagi, sore dan sebelum tidur. Mandi minimal
2x sehari . selalu menjaga daerah genitalia
agar tetap kering. Jangan membiarkannya
lembab dengan selalu mengeringkan
menggunakan tissue setelah BAB dan BAK,
cebok dari depan ke belakang.
19
20
BAB IV
ANALISIS KASUS
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dengan hasil studi kasus ini diharapkan Setiap petugas kesehatan harus benar-
benar memahami keadaan fisiologis dan patologis pada ibu hamil TM 1.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Dokumentasi
24
25
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Waktu : 15 menit
26
C. Kegiatan Pengajaran
D. Metode
Metode yang digunakan :
1. Lisan / ceramah
2. Diskusi / Tanya jawab
27
A. MATERI
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)
Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : (
Rustan Mochtar, 1998 )
1. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
2. Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat
28
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
3. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.
C. Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan
tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu :
Tingkatan I (Ringan)
29
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
Tingkatan III ( Berat )
a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b. Dehidrasi hebat.
c. Nadi kecil, cepat dan halus.
d. Suhu meningkat dan tensi turun.
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenalsebagai ensepalopati
Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental.
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
D. Penanganan
Pencegahan
Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan
pengobatan.
30
b. Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
c. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
d. Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
e. Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau
khlorpromasin.
2. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan
peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat
dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-
kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan.
b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita
bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
c. Terapi parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnyvitamin B kompleks dan
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan.
Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas.
d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan
31
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi
gejala irreversibel pada organ vital.
B. SOAL EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan HEG?
2. Apakah penyebab yang mendasari terjadinyaHEG ?
3. ada berapa tingkat HEG ( sebutkan ) ?
4. Bagaimanakah tanda dan gejala terjadinya HEG ?
5. Bagaimana cara penanganan HEG?
32
33