Hiperemesis Gravidarum - Fix

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KELOLAAN

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA NY. “R” USIA 32 TAHUN


G2P1A0H1 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD PADANG PARIAMAN
TANGGAL 8 JANUARI 2022

Disusun oleh:

Deslinar 2015901060

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN


BIDAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

2020/2021

1
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Allah
SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan
Kelolaan dengan judul “ Laporan Kasus Kelolaan Asuhan Kebidanan Holistik
Pada Ny. “R” Usia 32 Tahun G2P1A0H1 Dengan Hiperemesis Gravidarum Di
Ruang Rawat Inap Kebidanan RSUD Padang Pariaman Tanggal 8 Januari
2022”. Shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW, semoga kita selalu dapat
meneladani segala sisi dalam kehidupan beliau.
Laporan kasus ini diajukan sebagai salah satu tugas dalam Kasus Kelolaan.
Proses penyusunan laporan kelolaan ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Pimpinan Universitas Fort De Kock yang telah memfasilitasi kami selama
menjalani pendidikan di Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock
2. Ketua Program Studi Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Fort De Kock
yang telah memfasilitasi dan membimbing kami selama menjalani pendidikan di
Program Studi Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Fort De Kock Bukittinggi
3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan
kesabaran untuk mengarahkan dan membimbing kami dalam menyelesaikan
penulisan laporan kelolaan ini
4. Kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam menyelesaikan laporan kelolaan ini
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajian, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
yang kami miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan kasus ini
Padang Pariaman, 2021

3
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah terkadang begitu hebat


sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan oleh ibu hamil
yang dapat mempengaruhi keadaan umum dan menggangu kehidupan sehari-
hari, atau lebih dikenal dengan hiperemesis gravidarum (Prawirohardjo, 2016).
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada kehamilan minggu
ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13 dan berakhir pada
minggu ke-12 sampai ke-14. Hanya pada 1-10% kehamilan gejala berlanjut
melewati minggu ke-20 sampai ke-22. Pada 0,3-2% kehamilan terjadi
hiperemesis gravidarum yang menyebabkan ibu harus ditatalaksana dengan rawat
inap.
Hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan kematian, tetapi angka
kejadiannya masih cukup tinggi. Kejadian hiperemesis gravidarum adalah 4 per
1000 kehamilan. Menurut WHO hiperemesis gravidarum terjadi diseluruh dunia
dengan angka kejadian mencapai 12.5 % dari seluruh kehamilan. Angka kejadian
hiperemesis gravidarum yang terjadi di dunia sangat beragam yaitu 10.8% di
China, 2.2% di Pakistan, 1-3% di Indonesia, 1.9% di Turki, 0.9% di Norwegia,
0.8% di Canada, 0.5% di California, 0,5%-2% di Amerika, dan 0.3% di Swedia
(Zhang Y, 2011).
Angka kejadian hiperemesis gravidarum di Indonesia 1-3% dari seluruh
kehamilan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa lebih
dari 80% wanita hamil di Indonesia mengalami mual dan muntah yang
berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan wanita hamil menghindari makanan
tertentu dan akan membawa risiko bagi dirinya dan janin yang sedang
dikandungnya (Oktavia, 2016). Hasil pengumpulan data tingkat pusat,

4
Subdirektorat Kebidanan dan Kandungan, Subdirektorat Kesehatan Keluarga
tahun 2011 dari 325 Kabupaten/Kota menujukkan bahwa presentasi wanita hamil
dengan hiperemesis gravidarum berat yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan
kesehatan lebih lanjut sebesar 20.44% (SDKI, 2012).
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan ibu seperti
penurunan berat badan (5% dari berat badan awal), dehidrasi, ketosis, namun
dapat menyebabkan komplikasi pada janin seperti abortus, berat badan lahir 4
rendah, kelahiran prematur, dan malformasi pada bayi baru lahir. Hiperemesis
gravidarum merupakan faktor yang signifikan terhadap memanjangnya hari rawat
bagi bayi yang dilahirkan (Runiari nengah, 2010).
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa defenisi hiperemesis gravidarum ?


b. Apa aja faktor predisposisi hiperemesis gravidarum ?
c. Bagaimana Patofisiologi hyperemesis gravidarum?
d. Bagaimana gejala klinis hyperemesis ?
e. Bagaimana diagnosis hyperemesis gravidarum?
f. Bagaimana tatalaksana hyperemesis gravidarum ?
g. Apa sajakah komplikasi hyperemesis gravidarum?
h. Bagaimana penanganan ikterus neonatorum?
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Penulisan laporan kasus ini bertujuan untuk Observasi dan Partisipatif


Kolaborasi Interprofesional Pada Kasus Komplikasi Maternal dengan
Hiperemesis Gravidarum di Bagian Rawat Inap Kebidanan RSUD Padang
Pariaman

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Apa defenisi hiperemesis gravidarum ?

5
b. Apa aja faktor predisposisi hiperemesis gravidarum ?
c. Bagaimana Patofisiologi hyperemesis gravidarum?
d. Bagaimana gejala klinis hyperemesis ?
e. Bagaimana diagnosis hyperemesis gravidarum?
f. Bagaimana tatalaksana hyperemesis gravidarum ?
g. Apa sajakah komplikasi hyperemesis gravidarum?

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Penulis
peneliti diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman
pengetahuan hyperemesis gravidarum dan bagaimana mencegah terjadinya
hyperemesis gravidarum
1.4.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dari kasus hyperemesis gravidarum yang ditemukan dapat
meningkatkan kompetensi dalam melakukan pencegahan serta penanganan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang
terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.
Hiperemesis gravidarum ditandai dengan segala apa yang dimakan dan
diminum ibu hamil dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan
umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari (Prawirohardjo, 2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan selama masa
hamil dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan
muntah yang biasa dialami pada trimester pertama. Dapat terjadi pada
trimester berapapun, biasanya dimulai pada trimester pertama dan menetap
dengan derajat yang bervariasi sepanjang masa kehamilan (Varney, 2010).
2.2 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang sering kemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Hal tersebut dikaitkan dengan
meningkatnya produksi hormone korionik gonadotropin. Perubahan
metabolik dalam kehamilan, alergi dan faktor psikososial, wanita dengan
riwayat mual pada kehamilan sebelumnya dan wanita yang mengalami
obesitas juga mengalami peningkatan risiko hiperemesis gravidarum (HEG)
(Patimah, 2016) .
2.3 Patofisiologis Hiperemesis Gravidarum
Etiologi dan patogenesis emesis dan hiperemesis gravidarum berkaitan
erat dengan etiologi dan pathogenesis mual dan muntah pada kehamilan.
Penyebab pasti mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil belum diketahui,
tetapi terdapat beberapa teori yang mengajukan keterlibatan faktor - faktor

7
biologis, sosial dan psikologis. Faktor biologis yang paling berperan adalah
perubahan kadar hormon selama kehamilan.
Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human chorionic
gonadotropin (hCG) akan menginduksi ovarium untuk memproduksi
estrogen, yang dapat merangsang mual dan muntah. Mual dan muntah terus
menerus disertai dengan kurang minum dapat menyebabkan dehidrasi dan
jika berlanjut dapat terjadi syok. Selain dehidrasi, muntah yang menetap
dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti
penurunan kadar natrium, klor dan kalium, sehingga terjadi keadaan
alkalosis metabolik hipokloremik disertai hiponatremia dan hipokalemia.
Progesteron juga diduga menyebabkan mual dan muntah dengan cara
menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot polos
lambung. Penurunan kadar thyrotropin-stimulating hormone (TSH) pada
awal kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum
meskipun mekanismenya belum jelas. Hiperemesis gravidarum
merefleksikan perubahan hormonal yang lebih drastis dibandingkan
kehamilan biasa.
Pada hiperemesis gravidarum yang berat juga pendapat membuat
wanita hamil tidak dapat makan dan minum sama sekali, sehingga cadangan
karbohidrat dalam tubuh akan habis terpakai untuk pemenuhan energi
jaringan. Sebagai akibatnya lemak akan dioksidasi, namun karena lemak
tidak dapat dioksidasi dengan sempurna maka terjadi penumpukan asam
aseton-asetik, asam hidroksibutirik dan aseton, sehingga menyebabkan
terjadinya ketosis, dengan salah satu gejalanya adalah terdapatnya bau
aseton (buah-buahan) pada napas dan juga ditemukan pada hasil urinalisis.
Mual dan muntah yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan robeknya
selaput esofagus dan lambung (sindroma Malllory-Weiss) sehingga terjadi
perdarahan gastrointestinal (Gunawan, 2011).
2.4 Gejala Klinis Hiperemesis Gravidarum

8
Gejala klinis yang sering dijumpai adalah mual, muntah, penurunan
berat badan (lebih dari 5% dari berat badan sebelum kehamilan), ptialism
(salivasi yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural
dan takikardi (Gunawan, 2011).
Secara klinis hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan yaitu
:
1) Tingkat I : Muntah terus menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium,
muntah pertama keluar cairan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan
yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per
menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah
kering, turgor kulit berkurang, dan urin sedikit tetapi masih normal.
2) Tingkat II : Gejala lebih berat, segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih
dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistolik kurang dari 80
mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, napas bau
aseton dan dapat pula ditemukan dalam urin, bilirubin dalam urin
dan berat badan cepat menurun.
3) Tingkat III : Keadaan umum lebih parah, mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berhenti, nadi kecil
dan cepat, suhu meningkat, tekanan darah lebih turun, terjadi ikterus
yang menunjukkan adanya payah hati, komplikasi fatal pada
susunan saraf pusat dapat terjadi wernicke ensefalopati dengan
gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental (Prawirohardjo,
2016).
2.5 Diagnosis Hiperemesis Gravidarum
Dari anamnesis, didapatkan amenorhoe, terdapat tanda kehamilan muda
dengan keluhan muntah terus menerus. Pada pemeriksan fisik didapatkan
keadaan pasien lemah apatis sampai koma, nadi meningkat sampai
100x/menit, suhu meningkat, TD turun, atau ada tanda dehidrasi lain. Pada

9
institusi pelayanan yang lebih tinggi dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang, diantaranya: Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemukan kadar
natrium dan klorida turun. Pada pemeriksaan urin kadar klorida dan dapat
ditemukan keton (Patimah, 2016).
Diagnosis banding: muntah karena gastritis, ulkus peptikum, hepatitis,
kolesistitis, pielonefritis.

2.6 Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum


Pencegahan agar emesis gravidarum tidak mengarah pada hiperemesis
gravidarum, perlu diberikan penjelasan bahwa kehamilan dan persalinan
adalah suatu proses fisiologis. Memberikan keyakinan bahwa mual dan
muntah yang terjadi (morning sickness) adalah gejala yang fisiologis pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah bulan ke 4. Menganjurkan untuk
mengubah pola makan sedikit-sedikit, tetapi sering. Berikan makanan
selingan seperti biskuit, roti kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan
sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau, makan dalam
keadaan hangat/panas atau sangat dingin serta defekasi teratur.
Apabila terjadi hiperemesis gravidarum, bidan perlu merujuk ke Rumah
Sakit untuk mendapatkan pengelolaan lebih lanjut, diantaranya adalah
(Patimah, 2016):
1) Pemberian obat-obatan
Kolaborasi dengan dokter diperlukan untuk memberikan obat-obatan
pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.
2) Isolasi
Ibu hamil disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan
peredaran udara yang baik. Hanya dokter dan bidan/perawat yang boleh
masuk sampai ibu mau makan.
3) Terapi Psikologis
Perlu diyakinkan bahwa kondisi ini dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut karena kehamilan dan persalinan karenan hal tersebut merupakan

10
hal yang fisiologis. Kurangi pekerjaan serta hilangkan masalah dan
konflik yang menjadi latar belakang permasalahan kondisi ibu.
4) Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter per
hari. Catat input dan output cairan. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam
sekali, TD sehari 3 kali. Pemeriksaan hematokrit dilakukan pada awal
dan selanjutnya apabila diperlukan. Air kencing perlu diperiksa untuk
melihat adanyan protein, aseton, klorida dan bilirubin. Apabila selama
24 jam tidak muntah dan kondisi bertambah baik, dapat dicoba untuk
memberikan minuman, dan lambat laun ditambah makanan yang tidak
cair. Pada umumnya, dengan penanganan tersebut, gejala akan
berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
2.8 Komplikasi Hiperemesis Gravidarum
Menurut (Hutahean, 2013) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah :
a. Dehidrasi berat
b. Ikterik
c. Takikardia
d. Suhu meningkat
e. Alkalosis
f. Kelaparan
g. Gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan
h. Menarik diri
i. Depresi

11
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA NY. “R” USIA 32 TAHUN
G2P1A0H1 DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI RUANG RAWAT INAP KEBIDANAN RSUD PADANG PARIAMAN
TANGGAL 8 JANUARI 2022

NO MR : 096741
Tanggal : 8-1-2022
Pukul : 13.00 WIB
SUBJEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn. T
Umur : 32 Tahun Umur : 33 Tahun
Suku/Bangsa : Minang/ Indonesia Suku/Bangsa : Minang/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Lb. Alung

2. Keluhan :
Ibu mengeluhkan mual muntah yang berulang sejak 6 hari yang lalu dengan
frekuensi kira-kira lebih dari 10 kali per hari, badan lemas dan napas terasa berat
serta nyeri pada perut bagian atas.
3. Riwayat menstruasi
 Menarche : 13 tahun
 Siklus Haid : 28 hari
 Banyaknya : 3-4 pembalut/hari

12
 Lamanya : 6-7 hari
 Sifat darah : bau anyir
 Warna : merah kehitaman
 Terarur/tidak : teratur
 Dismenorhoe : tidak ada
 Fluor Albus : tidak ada
4. Riwayat obstetric :

NO Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB


Suami U Pen Peno Jeni Tem Penyul BB/P J Hidu Ma LM Perdar
ke K yuli long s pat it B K p/ ti ahan
t umur
1 1 Aterm - Bd N PMB - 3100 LK 5 th 1 th N Sun
gr tik
48cm 3
bul
an

5. Riwayat kehamilan sekarang


 HPHT : ibu mengatakan HPHT tanggal 1 November 2021
 Keluhan: ibu mual muntah yang berulang sejak 6 hari yang lalu dengan
frekuensi kira-kira lebih dari 10 kali per hari, badan lemas dan napas terasa
berat serta nyeri pada perut bagian atas.
 Pergerakan anak pertama kali (quickening) : belum ada
 Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam : belum ada
 Penyuluhan yang sudah didapat : tidak ada
6. Riwayat imunisasi TT sebelumnya :
 TT 1 : 2016
 TT 2 : 2017
7. Riwayat Penyakit Sistemik yang pernah diderita

13
Jantung : tidak ada TBC : tidak ada
DM : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Asma : tidak ada Hipertensi : tidak ada
8. Riayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Jantung : tidak ada TBC : tidak ada
DM : tidak ada Hepatitis : tidak ada
Asma : tidak ada Hipertensi : tidak ada
Gemeli : tidak ada

9. Pola kebiasaan sehari-hari:


 Pola nutrisi
Sebelum hamil Saat hamil
• Makan • Makan
- Frekuensi : 2-3 x/hari - Frekuensi : 1-2x/hari
- Keluhan : tidak ada - Keluhan : ibu sulit untuk
makan dan tidak habis serta
mual muntah
• Minum : 4-5 x / hari • Minum : 4-5 x / hari

 Pola Eliminasi
Sebelum hamil Saat hamil
• BAK : frekuensi 6 – 7 kali, • BAK : frekuensi 6 – 7 kali,
warna kuning jernih, warna kuning jernih,
konsistensi cair, tidak ada konsistensi cair, tidak ada
keluhan keluhan
• BAB : frekuensi 1 kali, warna • BAB : frekuensi 1 kali, warna
kuning kecokelatan, kuning kecokelatan, konsistensi
konsistensi lembek, tidak ada lembek, tidak ada keluhan
keluhan

 Pola Kebiasaan

14
- Merokok : tidak pernah
- Minum alkohol : tidak pernah
- Obat-obatan : tidak pernah
- Konsumsi Jamu : tidak pernah

OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
 KU pasien : Lemah
 Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 104/73 mmHg
 Nadi : 82 kali per menit
 Suhu : 36,40C
 Pernafasan : 22 kali per menit
3. Antropometri
 BB sebelum hamil : 57 kg
 BB sekarang : 54 kg
 TB : 152 cm
4. Pemeriksaan fisik
 Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
 Mata : mata tidak cekung, konjungtiva merah muda, sklera putih
 Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
 Mulut : bibir pucat dan lidah lembab
 Dada dan payudara : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, papilla
menonjol, hiperpigmentasi areola mamae
 Abdomen : ada bekas luka operasi
- Leopold I : tidak dilakukan
- Leopold II : tidak dilakukan
- Leopold III : tidak dilakukan

15
- Leopold IV : tidak dilakukan
- Mc. Donald : tidak dilakukan
- TBJ : tidak dilakukan
- DJJ : tidak dilakukan
 Ekstremitas: kedua tangan dan kaki simetris kiri dan kanan, jari jemari lengkap,
pergerakan kurang aktif.
 Kulit : Kulit lembab, turgor kulit baik
5. Pemeriksaan laboratorium
 Plano test : positif (+)

ASSESSMENT
1. Diagnosa : Ny. R 32 tahun G21P0A0H0 UK 9-10 minggu dengan hiperemesis
gravidarum tingkat I
2. Masalah : gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan
3. Diagnosa potensial : hiperemesis gravidarum tingkat II
4. Masalah potensial :
5. Kebutuhan : pemberian obat melalui intravena

PLANNING
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menginformasikan penyebab HEG
3. Memberikan terapi sesuai anjuran dokter
4. Memberikan penkes tentang kebutuhan nutrisi pada ibu selama trimester I
5. Menganjurkan pasien selalu menjaga personal hygine

16
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN
Keterangan/
Hari/ Asuhan yang
No Pelaksanaan TTD Bidan
Tanggal diberikan
Pelaksana
1. Sabtu/ 8 Menginformasikan Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah
Januari hasil pemeriksaan didapatkan pada klien yaitu tekanan darah
2022 pukul yang telah 104/73 mmHg, pernafasan 22 kali/menit, suhu
13.10 WIB dilakukan 36,4 0C, nadi 82 kali/menit, konjungtivamerah
muda, bibir lembab pergerakan pada
ektremitas kurang aktif dan ibu mengalami
hiperemesis gravidarum (HEG).
2. Sabtu/ 8 Menginformasikan Menjelaskan penyebab HEG yaitu perubahan
Januari penyebab HEG kadar hormon selama kehamilan. Peningkatan
2022 pukul kadar human chorionic gonadotropin (hCG)
17.15 WIB akan menginduksi ovarium untuk
memproduksi estrogen, yang dapat
merangsang mual dan muntah. Mual dan
muntah terus menerus disertai dengan kurang
minum dapat menyebabkan dehidrasi dan jika
berlanjut dapat terjadi syok. Selain dehidrasi,
muntah yang menetap dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan elektrolit dalam
tubuh, seperti penurunan kadar natrium, klor
dan kalium, sehingga terjadi keadaan alkalosis
metabolik hipokloremik disertai hiponatremia
dan hipokalemia. Progesteron menyebabkan

17
mual dan muntah dengan cara menghambat
motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot
polos lambung.
3. Jumat/ 7 Memberikan obat Memberikan obat sesuai dengan resep yang
Januari sesuai dengan resep diberikan dokter :
2022 pukul dokter. - Inj neurobion IUVD 20 tetes/menit
13.20 WIB Langkah langkah injeksi intravena :
1. Cuci tangan
2. Siapkan peralatan
3. Bantu pasien mendapatkan posisi yang
nyaman
4. Pakai sarung tangan bersih
5. Buka spuit dan masukkan ke dalam bak
instrumen
6. Patahkan ampul
7. Masukkan obat ke dalam spuit
8. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 6b
9. Matikan tetesan cairan infus
10. Tusukkan perlahan spuit ke karet yang
ada di selang infus
11. Dorong spuit secara perlahan hingga habis
12. Cabut spuit
13. Bersihkan kembali dengan alkoho
14. Rapikan alat dan pasien
15. Buka sarung tangan
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan tindakan

18
4. Sabtu/ 8 Memenuhi Mengingatkan pasien untuk menghabiskan
Januari kebutuhan nutrisi makanan yang telah disediakan oleh RS
2022 pukul pasien
13.25 WIB
4. Sabtu/ 8 Memberikan Menjelaskan kepada klien tentang kebutuhan
Januari penkes tentang nutrisi pada ibu hamil trimester I yaitu banyak
2022 pukul kebutuhan nutrisi mengonsumsi makanan dengan nilai gizi
13.30 WIB pada ibu selama tinggi untuk proses pertumbuhan dan
trimester I perkembangan janin, menghindari makanan
yang berbau tajam agar tidak merangsang
mual dan muntah dan terus menerus serta terus
memenuhi asupan makanan dan cairan untuk
menyeimbangkan kebutuhan nutrisi dan cairan
saat mual dan muntah.
5 Sabtu/ 8 Memberikan Menjelaskan kepada ibu mengenai kebersihan
Januari Penkes tentang diri khususnya pada daerah mulut. Anjurkan
2022 pukul Personal Hygiene ibu menggosok gigi minimal 3 kali sehari,
13.35 WIB pagi, sore dan sebelum tidur. Mandi minimal
2x sehari . selalu menjaga daerah genitalia
agar tetap kering. Jangan membiarkannya
lembab dengan selalu mengeringkan
menggunakan tissue setelah BAB dan BAK,
cebok dari depan ke belakang.

19
20
BAB IV
ANALISIS KASUS

Pada laporan kasus terdapat tanda-tanda hiperemesis gravidarum yaitu ibu


mengalami mual muntah yang berulang selama 6 hari berturut-turut. Pada hasil
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 104/73 mmHg, pernafasan 22 kali/menit, suhu
36,40C, nadi 82 kali/menit, konjungtiva pucat, bibir kering, pucat, pergerakan pada
ektremitas kurang aktif dan ibu mengalami hiperemesis gravidarum (HEG). Ibu hamil
dengan hiperemesis gravidarum dengan gejala segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan dan berat badan turun lebih 5% dari berat badan sebelum hamil harus
dirawat dirumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut salah satunya
dengan pemberian obat melalui intravena. Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
yang tidak bisa menerima cairan melalui mulut dan membutuhkan terapi intravena
untuk pemberian obat. sehatan Terapi intravena merupakan pemberian cairan atau obat
ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu melalui pemasangan
infus (Heriana, 2014).
Obat – obatan yang diberikan pada pasien hyperemesis gravidarum adalah
lansoprazole dan ondan. Pemberian ondan ini penting untuk mencegah terjadinya mual
dan muntah pada pasien. Obat-obatan yang diberikan pada kondisi ini adalah obat-
obatan dalam bentuk IV. Koreksi magnesium dan kalsium juga dapat diberikan jika
ada indikasi. Diet yang diberikan pada kondisi ini adalah diet tinggi protein untuk
mengurangi mual. Selain diet tinggi protein, pisang dan roti kering juga dapat
diberikan. Namun, jika muntah sangat hebat, pasien disarankan untuk dipuasakan
terlebih dahulu selama 24-48 jam (Prawirohardjo, 2016).

21
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kasus yang di ruang rawat inap kebidanan RSUD Padang


Pariaman, Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang
terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Hiperemesis
gravidarum ditandai dengan segala apa yang dimakan dan diminum ibu hamil
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu
pekerjaan sehari-hari (Prawirohardjo, 2016).

Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh peningkatan kadar human chorionic


gonadotropin (hCG) yang menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen,
yang dapat merangsang mual muntah

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas


keterempilan dasar praktik sesuai standar dan mengaplikasikan dalam praktik
salah satunya dalam penulisan terkait hyperemesis gravidarum

5.2.1 Bagi Tenaga Kesahatan

Dengan hasil studi kasus ini diharapkan Setiap petugas kesehatan harus benar-
benar memahami keadaan fisiologis dan patologis pada ibu hamil TM 1.

22
DAFTAR PUSTAKA

Bouwhuizen. 2006. Ilmu Keperawatan. Jakarta: EGC


Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta : EGC
Gunawan, Kevin. 2011. Diagnosis dan Tatalaksana Hiperemesis Gravidarum. Jakarta:
Jurnal J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 11
Heriana, P. 2014. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Hidayat, Asri dan Mufdlilah. 2009. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Oktavia, Lina. 2016. Kejadian Hiperemesis gravidarum ditinjau dari jarak kehamilan
dan paritas. Jurnal Ilmu kesehatan Aisyah 1(2) : 41-45.
Patimah, S., Endah, W.A., dan Alif T. 2016. Praktik Klinik Kebidanan III. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Potter, Perry. 2010. Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7.
Vol. 3. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Priharjo, Robert. 2008. Konsep & Perspektif Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2.
Jakarta: EGC
Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis
Gravidarum. Jakarta: Salemba Medika
Sugiarto. 2006. Teknik Pemasangan Terapi Intravena.Jakarta: Erlangga
Sumijatun. 2010. Konsep dasar menuju keperawatan profesional. Jakarta: TIM
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2012. Laporan Pendahuluan SDKI 2012.
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol. 1. Jakarta: EGC.
Zhang Y, Cantor, R M MacGibbon K, Romero R., Goodwin, T M., Mullin P M., dan
Fejzo M S. 2011. Familial aggregation of hyperemesis gravidarum. American
journal of obstetrics and gynecology, 204(3):230-237.

23
Dokumentasi

24
25
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : HEG


Sub Pokok Bahasan : Hiperemesis gravidarum

Hari, Tanggal : 8 Januari 2022

Waktu : 15 menit

Tempat : Ruang rawat inap kebidanan RSUD Padang Pariaman

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit, klien dapat
mnegetahui cara mengatasi Hiperemesis gravidarum

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 35 menit klien dapat :
1. Mengetahui pengertian HEG
2. Mengetahui tentang penyebab terjadinya HEG

3. Mengetahui jenis-jenis HEG

4. Mengetahui tanda dan gejala HEG

5. Mengetahui tentang cara mengatasi HEG

26
C. Kegiatan Pengajaran

No Tahap Kegiatan Penyuluhan Media

1. Orientasi  Perkenalan Lisan


 Kontrak waktu
(5 menit)
 Menjelaskan waktu

 Menanyakan persepsi klien dengan cara menggali


pengetahuan klien tentang HEG
2. Kerja  Menjelaskan materi :  Leaflet
 Pengertian HEG  Lembar balik
(20 menit)
 Penyebab HEG  Panthom HEG
 Tanda dan gejala HEG
 Cara pencegahan HEG
 Klien menanyakan tentang hal-hal yang belum jelas
dari materi yang telah disampaikan.
3. Terminasi  Menyimpulkan hasil penyuluhan Lisan
 Mengevaluasi pasien
(10 menit)
 Salam Penutup

D. Metode
Metode yang digunakan :
1. Lisan / ceramah
2. Diskusi / Tanya jawab

27
A. MATERI
A. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,
karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998)

Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan
malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah


nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi
efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben-Zion, MD, hal : 232)

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama


kehamilan. (Hellen Farrer, 1999, hal : 112)

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi
kejadian adalah 3,5 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan : (
Rustan Mochtar, 1998 )

1. Faktor organik, yaitu karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan-perubahan ini serta adanya alergi, yaitu merupakan salah satu
respon dari jaringan ibu terhadap janin.
2. Faktor Psikologik.
Faktor ini memegang peranan penting pada penyakit ini. Rumah tangga yang retak,
kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggungan sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat

28
memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan
menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.

3. Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes, peningkatan kadar HCG dan lain-lain.
C. Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum
tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan
tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu :

Tingkatan I (Ringan)

a. Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita.


b. Ibu merasa lemah.
c. Nafsu makan tidak ada.
d. Berat badan menurun.
e. Merasa nyeri pada epigastrium.
f. Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
g. Tekanan darah menurun.
h. Turgor kulit berkurang.
i. Lidah mengering.
j. Mata cekung.
Tingkatan II (sedang)

a. Penderita tampak lebih lemah dan apatis.


b. Turgor kulit mulai jelek.
c. Lidah mengering dan tampak kotor.
d. Nadi kecil dan cepat.
e. Suhu badan naik ( dehidrasi ).
f. Mata mulai ikteris.
g. Berat badan turun dan mata cekung.
h. Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan kontipasi.

29
i. Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria.
Tingkatan III ( Berat )

a. Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b. Dehidrasi hebat.
c. Nadi kecil, cepat dan halus.
d. Suhu meningkat dan tensi turun.
e. Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenalsebagai ensepalopati
Wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan penurunan mental.
f. Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
D. Penanganan
Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan


memberikan penerapan tentang kehamiloan dan persalinan sebagai suatu proses
yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

a. Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang


fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4
bulan.
b. Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
c. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan
untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
d. Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak.
e. Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun
terlalu dingin.
f. Usahakan defekasi teratur.
Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara di atas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan
pengobatan.

a. Tidak memberikan obat yang teratogen.

30
b. Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
c. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
d. Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
e. Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokhloride atau
khlorpromasin.
2. Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

a. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan
peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat
dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-
kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa
pengobatan.

b. Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Yakinkan penderita
bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang
kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

c. Terapi parental
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnyvitamin B kompleks dan
vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino
secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan.
Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan di atas.

d. Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterius, anuria, dan perdarahan

31
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat, tetapi di lain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi
gejala irreversibel pada organ vital.

B. SOAL EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan HEG?
2. Apakah penyebab yang mendasari terjadinyaHEG ?
3. ada berapa tingkat HEG ( sebutkan ) ?
4. Bagaimanakah tanda dan gejala terjadinya HEG ?
5. Bagaimana cara penanganan HEG?

32
33

Anda mungkin juga menyukai