BAB 1-5 - Isnaini

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 117

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN

SIKAP IBU MENGHADAPI PREMENOPAUSE DI


DESA GULUREJO KECAMATAN LENDAH KULON
PROGO

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Isnaini Nurkholimah
1810106029

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ’AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP
IBU MENGHADAPI PREMENOPAUSE DI DESA GULUREJO
KECAMATAN LENDAH KULON PROGO

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Dan
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
Isnaini Nurkholimah
1810106029

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROGRAM


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ’AISYIYAH
YOGYAKARTA
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU


MENGHADAPI PREMENOPAUSE DI DESA GULUREJO KECAMATAN
LENDAH KULON PROGO

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun oleh :
Isnaini Nurkholimah
1810106029

Telah Memenuhi Persyaratan dan disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi


Program Studi Kebidanan Program Sarjana Dan
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Oleh :

Pembimbing : Dr. Ismarwati, SKM., S.ST., MPH


Tanggal :
Tanda Tangan :

ii
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU


MENGHADAPI PREMENOPAUSE DI DESA GULUREJO KECAMATAN
LENDAH KULON PROGO

SKRIPSI
Disusun Oleh :
Isnaini Nurkholimah
1810106029

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Syarat


Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Kebidanan
Pada Program Studi Kebidanan Program Sarjana Dan
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
2022
Pada Tanggal:

Dewan Penguji:
1. Penguji I : Luluk Khusnul Dwihestie, S .ST., M.Kes .............

2. Penguji II : Dr. Ismarwati, SKM., S.ST., MPH .............

Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis,

iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak terdapat
karya yang penah diajuka untuk penelitian lain atau untuk mempeoleh gela
kesarjanaan pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti juga
tidak terdapat karya orang lain atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
didaftar pustaka.

Yogyakarta, 20 Juni 2022

(Isnaini Nurkholimah)

iv
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU
MENGHADAPI PREMENOPAUSE DI DESA GULUREJO KECAMATAN
LENDAH KULON PROGO1
Isnaini Nurkholimah2, Ismarwati3
ABSTRAK
Premenopause adalah suatu kondisi fisiologi pada wanita saat memasuki masa
penuaan yang dapat ditandai turunnya kadar hormon estrogen ovarium pada
wanita yang berperan dalam reproduksi seksualitas dan dapat mengganggu
aktifitas wanita, masa premenopause ini biasanya terjadi di usia 40-an. Perlunya
kesiapan pada ibu premenopause akan berpengaruh terhadap sikap ibu dalam
menghadapi masa premenopause. Sikap yang tidak siap, mengakibatkan keluhan
karena perubahan semakin banyak dirasakan dan beresiko terkena berbagai
masalah kesehatan lain seperti kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker
rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause di Desa
Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif dengan korelasional desain penelitian menggunakan metode
scross sectional. Populasi 201 orang dengan sampel 74 orang menggunakan
teknik random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tingkat
pengetahuan dan kuesioner sikap. Analisis data penelitian ini menggunakan uji
korelasi spearmank rank. Hasil univariat yaitu responden tingkat pengetahuan
cukup sebanyak 48 orang (64.9%) dan sikap cukup sebanyak 51 orang (68.9%),
hasil bivariat dengan korelasi spearman rank menunjukkan p-value sebesar 0,002
(p<0,05) dan hasil uji keeratan hubungan menunjukkan nilai r = 0,347 yaitu
kategori keeratan hubungan rendah. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada
hubungan yang signifikan dan bersifat searah antara tingkat pengetahuan dengan
sikap ibu menghadapi premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon
Progo. Responden disarankan meningkatkan pengetahuan maupun informasi
terkait masa premenopause untuk mendapatkan informasi guna meningkatkan
pengetahuan yang kurang serta bisa terciptanya sikap yang positif dalam
menghadapi premenopause.
Kata kunci : Tingkat pengetahuan, sikap, premenopause
Daftar Pustaka : Buku 46, 76 jurnal (2007-2022)

1
Judul skripsi
2
Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

v
THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL WITH MOM'S
ATTITUDE TO PREMENOPAUSE IN GULUREJO VILLAGE, LENDAH
KULON PROGO DISTRICT1
Isnaini Nurkholimah2, Ismarwati3

Premenopause is a physiological condition in women when they enter a period of


aging which can be marked by decreased levels of the ovarian estrogen hormone
in women who play a role in sexual reproduction and can interfere with women's
activities, this premenopause usually occurs in their 40s. The need for readiness in
premenopausal mothers will affect the mother's attitude in dealing with the
premenopausal period. An unprepared attitude results in complaints because
changes are increasingly felt and are at risk for various other health problems such
as breast cancer, cervical cancer, and uterine cancer. This study aims to determine
whether or not there is a relationship between the level of knowledge and the
mother's attitude towards premenopause in Gulurejo Village, Lendah District,
Kulon Progo. This research is a quantitative descriptive study with a correlational
research design using a cross sectional method. The population of 201 people with
a sample of 74 people using random sampling technique. Collecting data using a
knowledge level questionnaire and an attitude questionnaire. Analysis of the
research data using the Spearmank rank correlation. The univariate results are 48
respondents (64.9%) adequate knowledge level and 51 (68.9%) attitudes are
sufficient, the bivariate result with Spearman rank correlation shows a p-value of
0.002 (p<0.05) and the results of the close relationship test show the value of r =
0.347, namely the category of low relationship closeness. The conclusion that can
be drawn is that there is a significant and unidirectional relationship between the
level of knowledge and the mother's attitude towards premenopause in Gulurejo
Village, Lendah District, Kulon Progo. Respondents are advised to increase their
knowledge and information related to the premenopause period to obtain
information to increase the lack of knowledge and to create a positive attitude in
dealing with premenopause.
Keywords : Level of knowledge, attitude, premenopause
References : 46 books (years brp-brp), 76 journals (2007-2022)

1
Judul skripsi
2
Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakaatuh


Puji syukur penulis haturkan kepadaa Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
Ibu Menghadapi Premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon
Progo”.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak oleh
karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Nidatul Khofiyah, S.Keb.,Bd.,MPH selaku ketua Prodi Kebidanan
Program Sarjana dan Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi.
4. Dr. Ismarwati, S.KM., S.ST., MPH, selaku pembimbing yang telah
bersedia meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan.
5. Luluk Khusnul Dwihestie, S .ST., M.Kes, selaku penguji yang bersedia
memberikan saran serta arahannya dan perbaikan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Bejo Santoso, selaku kepala Desa Gulurejo yang telah berkenan
memberikan izin dan kesempatan penulis untuk melakukan studi
pendahuluan.
7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang memberikan bantuan, baik
berupa motivasi, materi maupun doa.
8. Ibu-ibu Desa Gulurejo yang telah bersedia menyempatkan waktu untuk
menjadi responden.
9. Semua temen-temen yang telah membantu dan semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat
serta dukungan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis dan
khususnya untuk pembaca. Apabila ada kekurangan atau kesalahan, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan skripsi
ini.
Wassalamu’alaikumWa Rahmatullaahi Wa Barakaatuh

Yogyakarta, 20 Juni 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN........................ iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI...................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 11
E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................11
F. Keaslian Penelitian...............................................................................13
BAB II TINJUAN PUSTAKA.......................................................................16
A. Tinjuan Teoritis....................................................................................16
B. Kerangka Konsep.................................................................................41
C. Hipotesis...............................................................................................42
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................43
A. Rancangan Penelitian...........................................................................43
B. Variabel Penelitian...............................................................................43
C. Definisi Operasional.............................................................................44
D. Populasi dan Sampel............................................................................45
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data...................................................47
F. Validitas dan Realiabilitas....................................................................47
G. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data........................................50
H. Etika Penelitian....................................................................................53
I. Jalannya Penelitian...............................................................................55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................57
A. Hasil Penelitian....................................................................................57
B. Pembahasan..........................................................................................60
C. Keterbatasan Penelitian........................................................................67
BAB V PENUTUP..........................................................................................68

viii
A. Kesimpulan...........................................................................................68
B. Saran ....................................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................69
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keaslian Penelitian..............................................................................13
Tabel 3.1 Definisi Operasional.........................................................................44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tingkat Pengetahan Ibu Menghadapi
Premenopause..................................................................................48
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Sikap Ibu Menghadapi Premenopause. ..........49
Tabel 3.4 Keeratan Hubungan..........................................................................53
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi Ibu Menghadapi
Premenopause..................................................................................58
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menghadapi
Premenopause..................................................................................58
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Menghadapi Premenopause . .........59
Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Menghadapi
Premenopause .................................................................................60

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konsep.................................................................41

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Time Schedule Skripsi
Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 4. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5. Keterangan layak Etik
Lampiran 6. Surat Diizinkan Uji Validitas
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat Diizinkan Penelitian
Lampiran 9. Instrumen Penelitian
Lampiran 10. Kartu Konsul

xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Premenopause adalah suatu kondisi fisiologi pada wanita saat

memasuki masa penuaan yang dapat ditandai turunnya kadar hormon

estrogen ovarium pada wanita yang berperan dalam reproduksi seksualitas

dan dapat mengganggu aktifitas wanita, masa premenopause ini biasanya

terjadi di usia 40-an (Nurdono dalam Setiawan, dkk. 2020). Gejala gejala

yang dirasakan oleh wanita premenopause tersebut adalah: hot flushes,

night sweat (berkeringat pada malam hari), dryness vaginal (kekeringan

pada vagina), penurunan daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi,

cemas, fatigue (rasa lelah), penurunan libido, drypareunia (rasa sakit

ketika berhubungan seksual) dan inkontinensia urin (Proverawati, A &

Sulistyawati, E. 2017).

Premenopause ini umumnya terjadi pada wanita Indonesia mulai

pada usia 40-50 tahun. Sindrom premenopause dialami oleh banyak wanita

hampir seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika,

57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia.

(Urnobasuki dalam Martjino, 2020). Hasil sensus penduduk 2020, jumlah

penduduk Indonesia mencapai 270.203.917 jiwa (per September 2020).

Presentase penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70,72 %,

dengan usia WUS 40-44 tahun berjumlah 10.340.154 jiwa dan usia 45-49

tahun berjumlah 9.271.800 jiwa, enam provinsi yang telah memasuki fase

struktur penduduk tua yakni presentase penduduk premenopause telah

berada diatas

1
2

10 persen. Keenam provinsi tersebut adalah Daerah Istimewa

Yogyakarta (14,71%), Jawa Tengah (13,81%), Jawa Timur (13,38%), Bali

(11,58 %), Sulawesi Utara (11,51%), dan Sumatera Barat (10,07%).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Yogyakarta 2019, menunjukkan

bahwa dalam satu tahun ini mengalami kenaikan penduduk. Tahun 2018

sebanyak 412.726 jiwa dan pada tahun 2019 sebanyak 416.041 jiwa

sehingga mengalami kenaikan 3.315 jiwa. Bila dibandingkan antara laki-

laki dan perempuan, jumlah penduduk kota Yogyakarta dari tahun 2015-

2019 banyak yang wanita. Tahun 2019, dari seluruh penduduk jumlah

penduduk wanita mencapai 51,20%, sedangkan jumlah laki-lakinya hanya

48,80%. Jumlah penduduk menurut kelompok umur di kota Yogyakarta

tahun 2019, yang wanita yang berumur 40-44 tahun berjumlah 16,227 jiwa

dan umur 45-49 tahun berjumlah 15,554 jiwa.

Penduduk Kabupaten Kulon Progo berjumlah 442.838 yang terdiri

dari 12 Kecamatan yaitu Kecamatan Temon (6.6%) 29.067 jiwa,

Kecamatan Wates (11%) berjumlah 48.856 jiwa, Kecamatan Panjatan

(8.8%) 38.777 jiwa, Kecamatan Galur (7.4%) 32.754 jiwa, Kecamatan

Lendah (9.4%) 20,529 jiwa, Kecamatan Sentolo (11.3%) 49.987 jiwa,

Kecamatan Pengasih (11.8%) 52.447 jiwa, Kecamatan Kokap (8.2%)

36.182 jiwa, Kecamatan Girimulyo (5.6%) 24.644 jiwa, Kecamatan

Nanggulan (7%) 30.877 jiwa, Kecamatan Samigaluh (6.3%) 28.098, dan

Kecamatan Kalibawang (6.8%) 29.992 jiwa (BPS DIY, 2020).

Jumlah penduduk Kecamatan Lendah tahun 2020 berjumlah

40.356 jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki 20.116 jiwa dan jenis kelamin
3

wanita 20.240 jiwa yang artinya dalam 100 penduduk wanita terdapat 99

penduduk laki-laki. Penduduk wanita yang berumur 15-64 tahun

berjumlah 13.475 jiwa. Kecamatan Lendah terbagi menjadi 6 kalurahan

salah satunya kalurahan Gulurejo yang jumlah penduduknya berjumlah

7.358 jiwa, dengan penduduk laki-laki 3.679 jiwa, penduduk wanita 3.679

jiwa (BPS Kulon Progo, 2021).

Gejala premenopause menurut sebagian wanita masih dianggap

tabu dan banyak dari wanita premenopause belum mengerti tentang

premenopause, akan tetapi sedikit juga dari ibu premenopause yang belum

siap berada pada kondisi masa premenopause. Hal tersebut dikarenakan

wanita belum memahami dan kurangnya pengetahuan terkait perubahan

perubahan baik fisiologis maupun psikologis pada masa premenopause

sehingga menimbulkan sikap-sikap yang tidak nyaman diusia menjelang

menopause (Prawirohardjo, 2007). Kesiapan ibu secara psikologis

membantu mengurangi dampak buruk pada wanita yang memasuki masa

premenopause. Pengetahuan cukup dan dukungan keluarga diperlukan

untuk masa premenopause ini. Pittsburg (2014), menyebutkan sebanyak

80,9% wanita premenopause di dunia, kurang memiliki pengetahuan

terkait premenopause. Pengetahuan ini merupakan domain yang sangat

penting untuk membentuk perilaku.

Keluhan yang sering dirasakan oleh ibu-ibu premenopause seperti

haid tidak teratur, penurunan daya ingat dan mudah tersinggung yang

disebabkan karena penurunan kadar hormon estrogen yang berpengaruh

pada neurotransmiter yang ada di otak yang mengatur atau berpengaruh


4

pada emosi, sistem kekebalan tubuh dan seksual menurun, penambahan

berat badan, perubahan suasana hati, libido dan kekeringan, insomnia

(tidak bisa tidur dimalam hari), hot flashes dan berkeringat di malam hari

(Ena, 2019).

Ibu yang tingkat pendidikan formalnya lebih tinggi cenderung akan

mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih dibanding orang yang tingkat

pendidikan formalnya lebih rendah, karena akan lebih mampu dan mudah

mengerti apa itu kesehatan serta arti pentingnya kesehatan (Dhuhana, C &

Estiani M. 2015). Masa premenopause tentunya wanita memerlukan

pengetahuan yang luas mengenai premenopause, karena kondisi

pendidikan juga berpengaruh dalam mengukur tingkat pengetahuan wanita

mengenai masa premenopause, sehingga melalui pengetahuan sikap dalam

menghadapi masa premenopause menjadi berbeda-beda pada setiap wanita

(Wawan, A. 2010).

Pengetahuan yang cukup tentang menopause dapat membantu

wanita premenopause menyiapkan dirinya menjalani masa menopause,

melalui pengetahuan ini merupakan salah satu peran dalam mempengaruhi

keputusan seorang wanita untuk berperilaku sehat nantinya (Sasrawita,

2017). Pengetahuan merupakan faktor penting dalam membentuk tindakan

seseorang yang berasal dari hasil tidak tahu dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan untuk mempertahankan dan mengembangkan

hidup (Notoatmodjo dalam Nisa & Ismiati, 2020).

Perlunya kesiapan menopause pada ibu premenopause seperti siap

secara fisik psikologis, dan spiritual pada wanita akan berpengaruh


5

terhadap sikap ibu dalam menghadapi masa premenopause

(Hidayaningtiyas, 2014). Sikap yang tidak siap, mengakibatkan keluhan

karena perubahan semakin banyak dirasakan dan beresiko terkena

berbagai masalah kesehatan lain seperti kanker payudara, kanker leher

rahim, dan kanker rahim (Mulyani, 2013).

Pengetahuan mempengaruhi seorang wanita dalam memahami

perubahan-perubahan dalam dirinya. Perubahan yang dialami oleh wanita

premenopause banyak mengganggu sebagian besar wanita. Pengetahuan

yang kurang berpengaruh pada sikap serta perilaku wanita dalam

menghadapi premenopause. Pengetahuan yang cukup akan membantu

wanita memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan

lebih baik (Kumalasari, 2012 dalam Erawati,et al., 2016). Kekurangan

pengetahuan membuat wanita cemas jika memasuki masa premenopause,

sehingga diperlukan pengetahuan serta sikap ibu yang paham mengenai

premenopause agar tidak menyebabkan depresi. Wanita yang memasuki

masa premenopause hingga menopause, pada usia 45-55 tahun, akan

mengalami perubahan psikologis dan fisik, seperti mudah marah dan

kondisi fisik melemah. Oleh karena itu, pemahaman keluarga diperlukan

untuk membantu wanita menghadapi fase ini. Kehadiran keluarga

khususnya suami untuk mendengar keluh kesah akan sangat berarti bagi

wanita premopause (Ita,2016).

Kurangnya pengetahuan ibu premenopause terkait masa yang

dihadapi ini bisa melalui diberikan penyuluhan atau edukasi tentang

persiapan menghadapi masa premenopause dengan cara pemberian materi


6

berupa power point, yang berisikan penjelasan tentang pengertian, tanda-

tanda dan gejala, penyebab, dan bagaimana cara menghadapi gejala dan

tanda premenopause (Eka & Fresthy, 2020). Tingkat pendidikan

diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya terkait menunjang

kesehatan. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi pengetahuan

seseorang sehingga respon yang berpendidikan rendah akan berkorelasi

dengan rendahnya pengetahuan responden tentang premenopause

(Widiastuti, R & Rohani, T 2020). Upaya lain untuk mengurangi

ketidaknyamanan akibat perubahan yang terjadi, bisa melakukan

penanganan yang disarankan oleh tenaga kesehatan. Adapun aktivitas yang

dilakukan oleh ibu- ibu seperti: melakukan senam, mengkonsumsi kacang

kedelai, dan menggunakan cairan lubrikasi pada saat melakukan hubungan

seksual untuk mencegah nyeri saat berhubungan (Ermiati, 2018).

Pemerintah memberikan upaya perhatian kepada wanita mengenai

reproduksi dengan mengeluarkan kebijakan dan Strategi Nasional Program

Kesehatan Reproduksi pada tahun 2005. Disepakati dua paket pelayanan

kesehatan reproduksi melalui kebijakan yang telah ada. Masa

premenopause ini menggunakan paket yang ke dua yaitu Paket Kesehatan

Reproduksi Komprehensif (PKRK) yang meliputi pencegahan serta

penanganan masalah usia lanjut dan termasuk mengenai menopause.

Penanganan mengenai menopause itu sendiri bisa dengan cara melakukan

kesiapan bagi wanita yang akan memasuki masa menopause. Supaya

wanita tersebut tidak mengalami cemas, depresi dan stres karena ia sudah

tidak subur lagi (Martaadisoerata, 2017). Pemerintah bertanggung jawab


7

atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas

pelayanan kesehatan, serta upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk

kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan

(Widiasih, R & Ermiati 2018).

Dalam islam kondisi penuaan premenopause ini Allah berfirman

dalam Al-Qur’an surat Ar-Rum ayat 54 :

‫هّٰللَا‬
َ ‫د قُ َّو ٍة‬dِ ‫ْف قُ َّوةً ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع‬
ُ ُ‫ض ْعفًا َّو َش ْيبَةً ۗيَ ْخل‬
‫ق‬ َ ‫ْف ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد‬
ٍ ‫ضع‬ َ ‫۞ ُ الَّ ِذيْ خَ لَقَ ُك ْم ِّم ْن‬
ٍ ‫ضع‬

‫َما يَ َش ۤا ۚ ُء َوهُ َو ْال َعلِ ْي ُم ْالقَ ِد ْي ُر‬

Artinya :

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari Keadaan lemah,


kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah Keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali)
dan berubah. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah
yang Maha mengetahui lagi Maha Kuasa” (QS. 30:54).
Fase premenopause ini wanita merasakan tanda gejala

premenopause sehingga menyebabkan kecemasan, dari keadaan tersebut

Allah, menegaskan bagaimana yang telah disebutkan dalam Q,S Al-

Baqarah (2) : 155.

ّ ٰ ‫ت َوبَ ِّش ِر ال‬


َ‫صبِ ِر ْين‬ ِ ۗ ‫س َوالثَّ َم ٰر‬ ِ ْ‫ف َو ْالجُو‬
ٍ ‫ع َونَ ْق‬
ِ ُ‫ص ِّمنَ ااْل َ ْم َوا ِل َوااْل َ ْنف‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِّمنَ ْالخَ و‬

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami berikan cobaan kepadamu, dengan


sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan”.

Dalam hal ini Allah SWT telah berfirman setiap manusia yang

hidup akan diberikan cobaan berupa rasa takut/cemas, dalam menghadapi

premenopause, seorang wanita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah


8

dan banyak melakukan hal-hal yang positive, dengan hal itu manusia akan

lebih mendapatkan ketenangan batin dan lahiriah.

Allah SWT berfirman terkait bersikap yang tertera dalam (QS al-
Hadid (57): 4).

ِ َ‫ۚ َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬ ‫ َوهُ َو َم َع ُك ْم َأ ْينَ َما ُك ْنتُ ْم‬..........
ۖ ‫صير‬
Artinya: “Dia bersamamu di mana saja kamu berada. Allah Maha Melihat
apa yang kamu kerjakan”
Dalam hal ini Allah telah berfirman kepada manusia dalam

menghadapi premenopause ketika kita berbicara, Allah mendengar, ketika

kita diam Allah melihat, ketika kita berpikir Allah mengetahui, ketika kita

sendiri, Allah bersama kita, ketika kita melaksanakan dan menegakkan

kebenaran, Allah akan membela, ketika kita dizalimi, Allah akan memberi

pertolongan, ketika kita dalam kesulitan, Allah akan memberi kemudahan,

ketika kita dalam kebingungan, Allah akan memberi jalan keluar ketika

kita bergelimang dosa, Allah membuka pintu tobat seluas-luasnya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mengambil

data wanita WUS usia 40-50 tahun pada 5-6 Oktober 2021 di Dusun

Mendiro. Hasil wawancara peneliti dengan 10 ibu premenopause. Dari

sepuluh ibu premenopause merasakan adanya perubahan dalam tubuh

wanita seperti gangguan tidur ketika malam hari yang kemudian

mengganggu kualitas tidurnya sehingga ketika menjalankan aktivitas di

pagi hari menjadi mudah lelah. Perubahan pada tubuh yang dirasakan

seperti merasakan panas diwajah sampai leher dan merasakan sakit

kepala, sering buang air ketika malam hari, merasakan penurunan libido.

Sejumlah 40% ibu premenopause selain merasakan gejala seperti diatas

juga drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) dan pegel-pegel


9

di punggung. Sejumlah 60% ibu mengatakan haid tidak teratur, tetapi

jumlahnya kadang banyak atau kadang sedikit, dan juga belum tahu apa itu

masa premenopause. Ibu tersebut yang berpendidikan SD dan ada juga

yang tidak sekolah mengatakan tidak tahu bagaimana cara mengatasi apa

yang sedang dirasakan tersebut. Wanita mengatakan apakah perlu

memaksakan diri, perlukah minum obat atau jamu. Sedangkan 40% ibu

yang sekolah formal berpendidikan SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi

ini mengatakan, bahwa ibu ikut senam sehat, mengkonsumsi kacang-

kacangan dan juga memantau kesehatannya dengan periksa ketenaga

kesehatan seperti bidan ataupun dokter dengan gejala yang sedang

dirasakan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik mengadakan

penelitian tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu

Menghadapi Premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon

Progo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini peneliti mengambil topik tentang “Apakah Ada Hubungan

Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Menghadapi Premenopause di

Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo?”.

C. Tujuan Masalah

1. Tujuan Umum
10

Untuk menganalisis Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu

Menghadapi Premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah

Kulon Progo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menganalisis tingkat pengetahuan ibu menghadapi

premenopause.

b. Untuk menganalisis sikap ibu menghadapi premenopause.

c. Untuk menganalisis keeratan hubungan tingkat pengetahuan

dengan sikap ibu menghadapi premenopause.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk mengembangkan dan

menambah pengetahuan yang telah ada tentang tingkat hubungan

pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause serta

dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

bagi perempuan premenopause untuk meningkatkan pengetahuan

tentang premenopause dan sikap yang dapat dilakukan dimasa

premenopause.

b. Bagi tempat penelitian


11

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan

pertimbangan bagi tempat penelitian untuk tenaga kesehatan untuk

mengadakan penyuluhan mengenai premenopause.

c. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat khususnya wanita usia

premenopause sehingga para wanita lebih siap dan memiliki sikap

yang positif dalam menghadapi premenopause.

d. Bagi Peneliti

Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan serta

dapat memperoleh gambaran nyata tentang hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi

Peneliti ini mengambil materi kesehatan reproduksi ibu premenopause

tentang konsep dasar premenopause, sikap, dan konsep dasar

pengetahuan. Hal ini dikarenakan masih banyak kasus ibu yang

memasuki usia premenopause mengeluhkan apa yang di rasakannya

dan masih banyak yang belum tahu tanda gejala serta sikap yang harus

dilakukan pada ibu mengalami masa premenopause.

2. Lingkup Responden
12

Responden dalam penelitian ini adalah ibu premenopause yang berumur

40-50 tahun di Desa Gulurejo di Kecamatan Lendah yang memenuhi

syarat.

3. Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Gulurejo setelah melakukan uji

validitas kuesioner. Pengambilan data di laksanakan pada bulan Maret

2022 berdasarkan data studi pendahuluan yang dilaksanakan bulan

Oktober. Hasil penelitian dan skripsi selesai pada bulan Juni 2022.

4. Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Desa Gulurejo di Kecamatan Lendah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 5-6

Oktober 2021 telah didapatkan data bahwa 10 ibu premenopause yang

berusia 40-50 tahun mengalami gejala seperti gangguan tidur ketika

malam hari, merasakan panas diwajah sampai leher dan merasakan sakit

kepala, sering buang air ketika malam hari, merasakan penurunan

libido, dan 40% ibu premenopause selain merasakan gejala seperti

diatas juga drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual).

Sejumlah 60% ibu memiliki pendidikan SD dan ada juga yang tidak

sekolah sehingga ibu-ibu tersebut tidak tahu bagaimana cara mengatasi

yang sedang dirasakan tersebut. Sedangkan 40 % nya ini mengatakan

bahwa mengatasi yang gejala-gejala premenopause dengan ikut senam,

mengonsumsi kacang kacangan serta ada juga yang berkonsultasi

kedokter dengan apa yang dirasakan tersebut, ibu ibu ini berpendidikan

ada yang SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi. Sehingga dapat


13

disimpulkan bahwa di tempat penenlitian ini masih banyak ibu

perimenopause yang belum paham tanda gejala, perubahan serta

bagaimana cara menyikapi tanda gejala yang tepat dan juga perubahan

yang terjadi pada masa premenopause.


14

F. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan


Agustiawati, Hubungan Tingkat Jenis penelitian Hasil penelitian menunjukkan Perbedaan pada
Sri Hadi Pengetahuan Dan Sikap Ibu analitik korelatif bahwa sebagian besar ibu penelitian ini terletak
Sulistiyaningsih Premenopause Terhadap dengan pendekatan mempunyai tingkat pengetahuan pada jenis penelitian,
(2017). Kesiapan Dalam cross sectional, baik 55 orang (69,9%), sikap yang teknik pendekatan, uji
Menghadapi Menopause Di dengan uji statistik chi baik dan cukup 30 orang (38,0%) statistik. Pada
Desa Padangan Kecamatan square. Sampel : 79 dan siap menghadapi masa penelitian peneliti
Winongo. dengan menggunakan menopause sebanyak 58 orang menggunakan jenis
teknik simple random (73,4%) serta ada hubungan penelitian deskriptif
sampling dengan antara tingkat pengetahuan menggunakan metode
alokasi proporsional. terhadap kesiapan dalam analitik dengan teknik
menghadapi masa menopause (p pendekatan cross
value = 0,003), dan ada hubungan sectional. Uji statistik
antara sikap ibu premenopause spearman rank dan
terhadap kesiapan dalam variabel.
menghadapi masa menopause di
Desa Padangan Kecamatan
Winong (p value = 0,001).
Rina Novianti, Hubungan Pengetahuan Ibu Desain penelitian Dari penelitian yang dilakukan Perbedaan pada
Prasida Yunita Usia Premenopause Tentang berupa survey analitik penneliti, 52,5% responden penelitian ini terletak
(2019) . Menopause dengan menggunakan memiliki tingkat pengetahuan pada jenis penelitian,
Kesiapan Menghadapi Masa pendekatan cross yang baik tentang menopause, uji statistik dan teknik
Menopause di Puskesmas sectional dengan uji namun demikian 57,5% responden sampling. Pada
Sei Pancur Kota Batam statistik chi square. mengaku belum siap untuk itu. penelitian peneliti
Tahun 2017 Sampel : secara Korelasi Pearson diperoleh dari menggunakan jenis
purposive sampling pengujian menunjukkan p-value penelitian deskriptif
(40 responden). 0,01 < 0,05. menggunakan metode
15

Nama Penerbit Judul Metode Hasil Perbedaan


analitik. Menggunakan
Uji statistik spearman
rank dan teknik
samplingmenggunakan
random sampling.

Zulkarnain Pengetahuan dan Sikap Ibu Jenis penelitian Hasil penelitian menunjukkan Perbedaan pada
Nasution Dalam Menghadapi Pre deskriptif. Sampel : 64 pengetahuan ibu dalam penelitian ini terletak
(2019) Menopause Di Kelurahan orang dengan teknik menghadapi pre menopause pada analisa data
Baru Ladang Bambu pengambilan sampel kurang dan sikap ibu dalam (univariat), uji
Kecamatan Medan simple random menghadapi pre menopause statistik. Pada
Tuntungan. sampling positif. Pengetahuan ibu kurang penelitian peneliti
(pengambilan sempel karena disebabkan ibu belum menggunakan analisa
dengan acak pernah mendapatkan informasi data univariat dan
sederhana) tentang pre menopause dan belum bivariat (spearman
pernah mendapatkan penyuluhan rank)
kesehatan tentang pre menopause.
Sikap ibu yang positif disebabkan
karena ibu mampu mengalihkan
perasaan yang tidak
menyenangkan ke hal-hal positif
dengan cara melakukan berbagai
aktifitas, dan menganggap bahwa
hal yang dialami selama pre
menopause merupakan hal wajar
yang akan dialami oleh setiap ibu
premenpause.
16

Nama Penerbit Judul Metode Hasil Perbedaan


Meilina Estiani, Hubungan Pendidikan Penelitian survey dengan Hasil penelitian menunjukkan Perbedaan pada
Citra Dhuhana dan Pengetahuan desain cross sectional, dari 97 responden memiliki penelitian ini pada jenis
(2015) Wanita Pramenopause teknik sikap positif sebanyak 71 orang penelitian, teknik
terhadap analisa data uji chi square. (73,1%), Responden yang analisa data (chi
Sikap Menghadapi Instrumen menggunakan memiliki pendidikan tinggi square), statistik,
Menopause Di Desa kuesioner. sampel 97 orang sebnayak 66 orang (68%). teknik sampling
Sekar Jaya Kabupaten dengan teknik sampling Responden yang memiliki (accidental sampling).
Ogan Komering Ulu. accidental sampling. pengetahuan baik sebanyak 59 Sedangkan pada
orang (60,8%). Dari hasil uji penelitian peneliti
statistik Chi-square untuk menggunakan jenis
variabel pendidikan diperoleh p penelitian deskriptif,
value 0,03 <0,05 hal ini menggunakan teknik
membuktikan bahwa ada analisa data dengan
hubungan pendidikan terhadap spearman rank, serta
sikap menghadapi menopause. teknik sampling dengan
Dari hasil uji statistik Chi- random sampling (acak
square untuk variabel sederhana) dengan
pengetahuan diperoleh p value rumus Arikunto (2006).
0,005 < 0,5 halini membuktikan
bahwa ada hubungan pendidikan
terhadap sikap menghadapi
menopause. Dari hasil uji
statistik Chi-square untuk
variabel pengetahuan diperoleh
p value 0,005 < 0,5 hal ini
membuktikan bahwa ada
hubungan pengetahuan terhadap
sikap mengahdapi menopause.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Teoritis

1. Konsep Dasar Premenopause

a.. Pengertian Premenopause

Secara medis istilah premenopause adalah suatu kondisi fisiologis pada

wanita yang telah memasuki proses penuaan (aging), yang ditandai dengan

menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium yang sangat berperan dalam

hal reproduksi dan seksualitas (Proverawati, 2017).

Masa transisi ke menopause, yang dikenal sebagai premenopause ditandai

dengan serangkaian perubahan di tubuh dan kepala. Beberapa bisa sedikit tidak

menyenangkan dan sulit untuk bertahan, hal tersebut terjadi selama fase fluktuasi

hormonal ini (Elena, 2019). Periode premenopause lazim terjadi pada wanita usia

50 dan 55 tahun pada kebanyakan wanita, dengan usia rata-rata 51 tahun.

Akibatnya terjadi perubahan metabolisme tubuh yang ditandai dengan

menurunnya pengeluaran hormon lainnya hingga menurunnya fungsi tubuh dan

menimbulkan gejala fisik dan psikis. Perubahan tersebut muncul sebagai keluhan

dan mencapai puncaknya pada saat sebelum dan sesudah menopause. Seiring

dengan bertambahnya usia, biasanya gejala yang dialami akan semakin jarang

dirasakan (Ermiati, 2018).

b. Tanda dan Gejala Premenopause

Menurut Elena, 2019. Tanda dan gejala premenopause adalah sebagai berikut:

1). Haid tidak teratur

Sebelum terjadinya menopause, siklus menstruasi mulai menunjukkan tanda-

tanda gangguan. Itu bisa menjadi lebih lama atau lebih pendek dari biasanya,

17
18

dan menghilang dari waktu ke waktu. Pendarahan mungkin lebih berat atau

lebih ringan. Tak heran, nyeri pramenstruasi juga bisa menjadi lebih parah.

2). Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung

Penurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap neurotransmiter yang ada di

otak. Neurotransmiter yang terdapat di otak antara lain: dopamin, serotonin

dan endorfin. Neurotransmiter-neurotransmiter memiliki fungsi dalam

menunjang proses kehidupan. Dopamin mempunyai fungsi untuk

mempengaruhi emosi, sistem kekebalan tubuh, dan seksual. Kadar dopamin ini

dipengaruhi oleh hormon estrogen. Selain itu endorfin dapat merangsang

terbentuknya dopamin. Serotonin berfungsi mempengaruhi suasana hati dan

aktivitas istirahat. Endorfin ini menjalankan fungsi yang berkaitan dengan

ingatan dan perasaan seperti rasa nyeri, sakit. Produksi endorfin pada masa

premenopause mengalami penurunan yang terjadi karena kadar estrogen dalam

darah mengalami penurunan. Penurunan kadar endorfin, serotonin dan

dopamin mengakibatkan gangguan yang berupa menurunnya daya ingat dan

suasana hati yang sering berubah atau mudah tersinggung (Proverawati dan

Sulistyawati, 2017).

3). Penambahan berat badan

Tingkat estrogen turun, resistensi insulin menurun, metabolisme melemah dan

stres meningkat. Semua faktor ini meningkatkan berat badan pada wanita

premenopause.

4). Perubahan suasana hati

Selama fase ini, ibu menjadi lebih sensitif terhadap tingkat lekas marah, sedih,

cemas, dan stres. Perubahan suasana hati yang terkait dengan premenopause dan
19

menopause dikaitkan dengan fluktuasi hormonal dan khususnya ketidak

seimbangan kadar serotonin.

5). Libido dan kekeringan

Saat produksi estrogen atau testosteron menurun, dinding vagina menjadi lebih

tipis dan kurang terlumasi. Hasilnya hubungan seksual yang menyakitkan, dan

kerentanan terhadap infeksi. Perubahan hormonal ini dapat mempengaruhi

libido, yang dapat meningkat atau menurun.

6). Tidur dan kelelahan

Rasa hot flashes dan berkeringat di malam hari dapat memiliki dampak negatif

pada kualitas tidur selama premenopause dan menopause. Situasi ini sering

diperburuk oleh stres. Oleh karena itu, tak jarang wanita dapat menderita

kelelahan dan kehilangan ingatan karena kualitas tidur yang buruk.

7). Kulit dan rambut

Kekeringan yang disebabkan oleh fluktuasi hormonal dapat mempengaruhi

rambut, yang akan lebih mudah patah serta kuku. Kulit menunjukkan peruahan

yang terlihat dengan peningkatan kerutan, jerawat, peningkatan rambut tubuh

dan bintik-bintik penuaan.

c. Faktor- Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Gejala Premenopause

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap gejala premenopause antara lain

(Proverawati, 2017) :

1). Faktor psikis

Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan kadar

estrogen, gejala yang menonjol yaitu berkurangnya tenaga dan gairah,

berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya perubahan

emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan, rasa sepi,
20

ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain lain. Perubahan psikis tersebut

berbeda - beda tergantung dari kemampuan wanita dalam menyesuaikan diri.

2). Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik, kesehatan dan pendidikan.

Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik, akan mengurangi beban fisiologis,

psikologis. Kesehatan akan faktor klimaterium sebagai faktor fisiologis.

3). Budaya dan lingkungan

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat mempengaruhi

wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan fase klimaterium

dini.

4). Faktor lain

Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sudah atau belum

berumah tangga, menarch (menstruasi pertama) yang terlambat berpengaruh

terhadap keluhan - keluhan klimaterium yang ringan.

d. Perubahan Yang Terjadi pada Masa Premenopause

Menurut (Proverawati dan Sulistyawati, 2017) ada dua perubahan dalam masa

premenopause, yaitu:

1). Perubahan pada Organ Reproduksi

a. Uterus (rahim)

Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan

hilangnya cairan dan perubahan bentuk jaringan ikat interstisial. Serabut otot

miometrium menebal dan menonjol.

b. Tuba Fallopi (saluran telur)

Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut,

endosalpingo menipis mendatar dan silia mengilang.


21

c. Serviks (mulut rahim)

Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, kripta

servikal menjadi atropi, kanalis servikalis memendek, sehingga menyerupai

ukuran serviks fundus saat masa adolesen.

d. Vagina

Terjadinya penipisan vagina menyebbakan hilangnya ruage, berkurangnya

vaskularisasi, elastisas yang berkurang, sekret vagina menjadi encer, indeks

piknotik menurun.

e. Dasar panggul

Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan lemahnya daya

sokong disebabkan prolapsus utero vaginal.

f. Perineum dan Anus

Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya menghilang yang

menyebabkan tonus spinter melemah dan menghilang. Sering terjadi

inkontinensia alvi vagina.

g. Vesica Urinaria (kandung kencing)

Tampak aktivitas kendali spinter dan desutrusor hilang, sehingga sering

kencing tanpa sadar.

h. Kelenjar Payudara

Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan perenkim, lobuslus menciut,

stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Putting susu mengecil, kurang erektil,

pigmentasi berkurang, sehingga payudara menjadi datar dan mengendor.


22

2) Perubahan di Luar Organ Reproduksi

a. Adipositas (Penimbunan Lemak)

Penyebaran lemak ditemukan pada tungkai atas, pinggul, perut bawah dan

lengan atas. Ditemukan 29% wanita klimakterium memperlihatkan

kenaikkan berat badan yang sedikit dan 20% kenaikan yang meningkat.

Diduga ada hubungan dengan turunnya estrogen dan gangguan pertukaran

zat dasar metabolisme lemak.

a. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Adanya gejolak panas terjadi suatu peningkatan tekanan darah baik sistol

maupun diastol. Diketahui bahwa 2/3 penderita hipertensi esensial primer

adalah wanita antara 45-70 tahun. Pada permulaan peningkatan tekanan

darah paling banyak terjadi selama masa klimakterium. Peningkatan tekanan

darah pada usia klimakterium terjadi secara bertahap, kemudian menetap

dan lebih tinggi dari tekanan darah sebelumnya.

b. Hiperkolesterolemia (kolestrol tinggi)

Penuruanan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningaktan

kolestrol. Peningkatan kadar kolestrol pada wanita terjadi 10-15 tahun

lebih lambat pada laki-laki. Peningkatan kadar kolesterol merupakan faktor

utama dalam penyebab arterosklerosis.

c. Aterosklerosis (Perkapuran Dinding Pembuluh Darah)

Adanya hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol menyebabkan

peningkatan faktor risiko terhadap terjadinya aterosklerosis. Sklerosis


23

koroner primer dan infark miocard akan terjadi 1-2 kali lebih sering kadar

estrogen menurun.

d. Viriliasasi

Turunnya estrogen dalam darah dan adanya efek andogren menyebabkan

tanda-tanda diferensiasi dari defeminisasi dan maskulinisasi. Hal ini

berhubungan dengan ovarium sendiri dalam membentuk estrogen yang

bersifat andogren.

e. Osteoporosis

Menurunnya kadar estrogen, menyebabkan proses osteoblast yang berfungsi

dalam pembentukan tulang akan terhambat dan fungsi osteoclast dalam

merusak tulang akan meningkat. Tulang tua diserap dan dirusak oleh

osteoclast tetapi tidak dibentuk tulang baru oleh osteoblast maka tulang

menjadi osteoporosis.

3). Perubahan psikologi pada masa premenopause

Perubahan psikologi pada wanita premenopause, psikis pada masa

premenopause sangat bergantung pada masing-masing individu. Perubahan

psikis ini muncul karena adanya perubahan fisik dan hormonalnya, yang

beakibat pada peningkatan sensivitas sepertu percaya diri, susah berkonsentrasi,

mudah tersinggung, penurunan daya ingat bahkan sampai depresi (Marmi,

2013).

e. Cara Pencegahan Sindrome Premenopause

Menurut (Proverawati dan Sulistyawati, 2017) ada beberapa cara dalam

pencegahan sindrome premenopause, yaitu :

1) Pengaturan makanan
24

Kopi, alkohol dan makanan pedas sebaiknya dihindari karena

menyebabkan efek yang mengganggu kesehatan dan meningkatkan gejala

sindrom premenopause. Konsumsi kopi secara berlebihan dapat

menyebabkan gangguan kesehatan seperti: jantung berdebar, gelisah,

insomnia, gugup, tremor serta bisa sampai muntah - muntah. Minum kopi

terlalu banyak untuk wanita mengurangi kesuburan wanita, apabila

dikombinasikan dengan alkohol. Bagi wanita usia premenopause, minum

kopi dalam jumlah banyak bisa menambah risiko osteoporosis untuk itu lebih

baik mengkonsumsi banyak cairan yang setidaknya delapan gelas air setiap

hari, baik berupa air putih, susu atau minuman lainnya yang sekiranya tidak

berefek negatif pada kondisi ibu premenopause.

Tidak merokok dari penelitian membuktikan bahwa wanita yang

merokok mempunyai kadar estrogen yang lebih rendah dari pada wanita

yang tidak merokok. Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kacang

kacangan misalnya kedelai, edamame, dan lain-lain. Protein kedelai telah

terbukti mempunyai efek menurunkan kolestrol, menghambat enzim tirosin

kinase oleh karena itu isolvon dari kedelai dapat menghambat perkembangan

sel-sel kanker dan angiogenesis.

2) Sumplemen makanan

Pemenuhan makanan atau minuman kalsium (1200-1500mg setiap harinya).

Bagi perempuan, tabungan kalsium akan sangat berharga terutama kelak di

masa premenopause, menopause dan pasca menopause. Usia 40 -50 tahun

tubuh wanita mengalami penurunan kadar estrogen dalam darah secara

drastis. Jika kadar estrogen dalam tubuh menurun dapat menyebabkan

semakin meningkatnya risiko osteoporosis. Hormon estrogen berkurang di


25

masa premenopause menyebabkan tulang menipis dan mudah rapuh. Oleh

sebab itu diperlukan tambahan asupan kalsium baik dari makanan maupun

minuman. Mengkonsumsi vitamin D sangat baik untuk membantu

penyerapan kalsium pada tulang sehingga baik dikonsumsi bersamaan

dengan kalsium untuk menghambat terjadinya esteoporosis. Suplemen

kalsium dan vitamin D ini tidak dapat mencegah tetapi hanya bisa

mengurangi esteoporosis. Vitamin D ini dapat di peroleh dari sinar matahari,

makanan dan sumplemen yang secara biologi kemudian diaktifkan oleh

tubuh.

3) Teknik relaksasi

Relaksasi merupakan salah satu teknik manajemen stres yang baik,

yang tidak hanya memberikan perasaan damai atau ketenangan di dalam diri

individu tetapi juga ini dapat menjadi hobi yang positif bila di lakukan secara

rutin. Keuntungan yang diperoleh relaksasi secara fisik dan psikis antara

lain: memberikan rasa tenang, mengurangi tekanan darah, mengatur

pernafasan, memperlancar aliran darah, meningkatkan kemampuan

konsentrasi, mengurangi atau bahkan terhindar dari serangan panik akibat

kekurangan oksigen, mengurangi pegal akibat meningkatnya tekanan otot di

saat stres, dan tenang dalam menghadapi masalah serta bertindak lebih

efisien.

Beberapa teknik relaksasi yang dapat mencegah terjadinya sindrome

pre menopause diantaranya: yoga, meditasi, dan senam thai chi. Teknik

relaksasi ini mempunyai manfaatnya masing-masing. Yoga ini merupakan

metode pengembangan pribadi yang menyelaraskan pikiran, tubuh dan jiwa

dengan cara olah tubuh, aliran pernafasan dan meditasi. Teknik ini sangat
26

banyak manfaatnya salah satunya dapat mengurangi kecemasan dan

membuat tubuh menjadi lebih rileks sehingga sindrome pada premenopause

dapat berkurang. Serta satu gerakan yoga sebaiknya tidak lebih dari tiga

menit yang dapat dimulai pertama selama 20 detik lalu ditingkatkan dalam

waktu kelipatan 20 detik sehingga tidak lebih dari tiga menit. Meditasi ini

untuk melatih dan menggunakannya secara efektif dan efisien dalam

kehidupan sehari-hari. Teknik tersebut memiliki manfaat positif apabila

dilakukan dengan serius. Hal ini tentunya sangat bermanfaat dalam

mencegah sindrome premenopause jika dilakukan karena pada fase

premenopause ini banyak terjadi gangguan fisik yang mempengaruhi jiwa.

Sedangkan Senam Chi Thai ini dilakukan agar memperoleh ketenangan pada

batin dan jiwa. Senam Thai Chi, bisa diawali dengan gerakan meditasi

kemudian lakukan pemanasan dengan gerakan ringan untuk memperlancara

peredaran darah. Gerakan Thai Chi adalah “senam” meditatif yang

memberikan manfaat bagi raga sekaligus jiwa. Gerakan ini memiliki banyak

manfaat terapeutik, artinya berlatih Thai Chi dapat membantu kesembuhan

suatu penyakit atau gangguan pada tubuh. Manfaatnya seperti meredakan

stres, meringankan rasa sakit pada persendian, meningkatkan keseimbangan

dan kelenturan tubuh, dengan rajin melakukan gerakan Thai Chi membuat

kita merasa percaya diri dan perasan kita terasa semakin nyaman.

Menurut Machudloh, 2017 menjelaskam bahwa senam body

language juga salah satu olahraga yang dianjurkan bagi wanita

premenopause, senam body language memberikan banyak manfaat, seperti

mengencangkan kembali otot-otot sekitar rahim, melancarkan peredaran

darah terutama pada organ reproduksi dan metabolisme tubuh lebih teratur,
27

pembakaran lemak, meningkatkan keindahan tubuh dan mempertahankan

stamin.

4) Olah Raga

Olahraga teratur minimal 30 menit dalam sehari. Olahraga ini dapat

mengurangi keluhan pada saat sindrom premenopause terjadi. Jika

melakukan olahraga secara teratur dapat meningkatkan harapan hidup dan

memperbaiki kesehatan secara menyeluruh, selain itu dapat mengurangi atau

memperbaiki gejala menopause, premenopause syndrome, diabetes, dan

sejumlah gejala penyakit lainnya. Berbagai manfaat yang dapat diperoleh

dengan olahraga antara lain: membuat jantung kuat, dimana semakin

memperlancar peredaran darah dan pernafasan, mempercepat sistem

pencernaan, dan membantu menyingkirkan masalah pencernaan, dan

lainnya.

5) Aktivitas Seksual

Pada fase premenopause aktivitas seksual sebaiknya tetap dilakukan untuk

menjaga hubungan keharmonisan dalam rumah tangga, untuk kekurangan

cairan vagina dapat diatasi dengan diberikan lubrikan sehingga jika dalam

berhubungan seksual tidak muncul rasa sakit. Selain itu gunakan air hangat

untuk membasuh vagina setelah berhubungan seksual yang bertujuan untuk

menjaga kebersihan organ reproduksi dan mencegah terjadinya infeksi,

karena saat premenopause produksi sekret keasaman vagina berkurang.

6) Cek Kesehatan

Masa premenopause ini usahakan melakukan pemeriksaan kesehatan secara

teratur berupa pap-test, mammogram, tes kolestrol, triglceride, dan creening

lainnya. Setiap wanita yang sudah aktif seksual harus melakukan


28

pemeriksaan pelvis setiap tahun. Bahkan jika sebelum usia 18 tahun sudah

aktif melakukan kegiatan seksual pemeriksaan pelvis rutin juga diperlukan.

Hal yang lebih penting lagi yaitu meminum obat-obatan sesuai dengan resep

dokter terutama bila ibu mengidap tekanan darah tinggi, diabetes, atau tiroid

agar hidup lebih sehat dan panjang umur. Upaya pencegahan kejadian

tersebut dapat dilakukan dengan tindakan deteksi dini, berupa pemeriksaan

kesehatan. Deteksi secara dini dapat dilakukan dengan pengecekan status

gizi, tekanan darah, biokimia darah (khususnya glukosa darah, kolesterol,

dan asam urat) secara rutin. Tentunya hasil pada saat deteksi dini dapat

digunakan sebagai dasar pencegahan atau pengendalian masalah kesehatan

(Mariasih,A.et al. 2012).

f. Cara Mengatasi Dampak Dari Premenopause

Intervensi yang ideal bagi para wanita pada fase premenopause untuk

mengurangi cemas pada wanita premenopause adalah dengan penggunaan obat

psikofarmakologi yaitu obat anti cemas (anxiolytic) seperti diazepam, clobazam,

dan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) berupa jenis anti depresan

seperti venlafaxine, fluoxetine, citalopram dalam dosis kecil dapat mengurangi

dampak sindrome menopause (Hawari, 2013). Intervensi non-psikofarmakologi

untuk mengurangi cemas juga dapat dilakukan dengan cara teknik relaksasi.

Teknik relaksasi yang dapat digunakan adalah meditasi, senam thai chi, yoga

(Fara, 2020).

Menurut Ermiati, 2018 sebagai upaya mengurangi ketidaknyamanan dalam

jangka waktu yang panjang akibat perubahan fisik maupun psikologis yang dialami

pada masa premenopause. Caranya bisa dengan memberikan pemahaman terkait

pemenuhan kebutuhan seksual, sebagai upaya preventif dalam peningkatan life


29

expectancy para wanita masa premenopause. Dikarenakan hubungan seksual bukan

merupakan satu-satunya cara tetapi justru dengan komunikasi yang baik antara

suami dan istri diperlukan sebagai salah satu upaya meningkatkan harmonisasi dan

kualitas hubungan. Karena komunikasi yang kurang terbina bahkan tidak

disampaikannya permasalahan terkait penurunan fungsi seksual kepada

pasangannya, berpotensi menurunkan kualitas pemenuhan kebutuhan seksual

pasangannya.

Menurut Ermiati, 2018 cara mengatasi masalah pada masa premenopause

seperti: gangguan sulit tidur bisa dilakukan pengaturan istirahat meliputi

menetapkan jadwal tidur, menetapkan jadwal bangun dan menciptakan lingkungan

tempat tidur yang nyaman. Hal ini sesuai dengan anjuran dari Australasian Pre

Menopause Society (2013) dalam jurnal yang berjudul “Sleep Disturbance And

The Premenopause”, selanjutnya bisa dengan melakukan relaksasi seperti menarik

napas berguna untuk membantu meredakan stress dan mengurangi rasa cemas,

memperbaiki sirkulasi darah, membantu detoksifikasi, dan menurunkan tekanan

darah. Pelatihan senam aerobik low impact selama 4 kali pertemuan didapatkan

bahwa keluhan gejala premenopause yang dirasakan menjadi berkurang dan

mengalami penurunan.

Pelatihan senam aerobik low impact selama 4 kali pertemuan didapatkan

bahwa keluhan gejala premenopause yang dirasakan menjadi berkurang dan

mengalami penurunan. Rata-rata wanita premenopause merasakan perasaan panas

yang terjadi secara tiba-tiba dan keringat dimalam hari yang sering dirasakan

menajdi berkurang. Selain itu, wanita premenopause mengalami tidur yang lebih

nyaman, tidak mudah lelah, serta tubuh yang dirasakan menjadi lebih sehat dan

terasa lebih ringan (Rosita, dkk. 2020).


30

2. Konsep Dasar Pengetahuan

a. Pengertian Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2014). Dasarnya pengetahuan manusia sebagai hasil kegiatan

mengetahui merupakan khasanah kekayaan mental yang tersimpan dalam benak

pikiran dan benak hati manusia. Pengetahuan yang telah dimiliki oleh setiap

orang tersebut kemudian diungkapkan dan dikomunikasikan satu sama lain

dalam kehidupan bersama, baik melalui bahasa maupun kegiatan dan dengan

cara demikian orang akan semakin diperkaya pengetahuannya satu sama lain.

Hal lain juga tersimpan dalam benak pikir dan atau benak hati setiap orang,

hasil pengetahuan yang diperoleh manusia dapat tersimpan dalam berbagai

sarana, misalnya: buku, kaset, disket, maupun berbagai hasil karya serta

kebiasaan hidup manusia yang dapat diwariskan dan dikembangkan dari

generasi ke generasi berikutnya (Paulus, 2016).

b. Proses Terjadinya Pengetahuan

Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut Hopsers, J

dalam Rusmini (2014), mengemukakan ada enam hal, yaitu sebagai berikut:

1) Pengalaman indera (sense experience)

Penginderaan merupakan alat yang paling penting dalam memperoleh

pengetahuan. Penginderaan merupakan alat untuk menyerap segala sesuatu

objek yang ada di luar diri manusia. Pengetahuan berawal dari kenyataan

yang dapat diindera. Pengetahuan yang benar berdasarkan pengalaman yang


31

kongkret dikembangkan melalui paham empirisme, yang mempergunakan

metode induktif dalam menyusun pengetahuannya.

1) Nalar (reason)

Nalar adalah salah satu corak berpikir dengan menggabungkan dua

pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Pengetahuan yang benar berdasarkan rasional yang abstrak dikembangkan

melalui paham rasionalisme, yang mempergunakan metode deduktif dalam

menyusun pengetahuannya.

2) Otoritas (authority)

Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui

oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan karena

kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai

kewibawaan dalam pengetahuannya.

3) Intuisi (intuition)

Intuisi adalah kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses

kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan atau stimulus mampu untuk

membuat pernyataan yang berupa pengetahuan. Intuisi merupakan

pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses penalaran tertentu. Intuisi

bersifat personal dan tidak bisa diramalkan sebagai dasar untuk menyusun

pengetahuan secara teratur, maka intuisi tidak bisa diandalkan.

4) Wahyu (revelation)

Wahyu adalah berita yang disampaikan oleh Tuhan kepada nabi dan rasul-

Nya untuk kepentingan umatnya. Kita mempunyai pengetahuan melalui


32

wahyu karena ada kepercayaan tentang sesuatu yang disampaikan itu. Wahyu

dapat dikatakan sebagai salah satu sumber pengetahuan karena kita mengenal

sesuatu yang bersumber pada kepercayaan kita.

5) Keyakinan (faith)

Keyakinan adalah suatu kemampuan yang ada pada diri manusia yang

diperoleh melalui kepercayaan. Keyakinan yang dimaksud adalah

kemampuan kejiwaan manusia yang merupakan pematangan dari

kepercayaan. Kepercayaan bersifat dinamis yaitu mampu menyesuaikan

dengan keadaan yang sedang terjadi, sedangkan keyakinan sangat statis

kecuali ada bukti-bukti baru yang akurat dan sesuai.

c. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2014. Secara garis besar terdapat 6 tingkatan

pengetahuan yaitu:

1) Tahu (know)

Pengetahuan yang dimiliki baru sebatas berupa mengingat kembali apa yang

telah dipelajari sebelumnya, sehingga tingkatan pengetahuan pada tahap ini

merupakan tingkatan yang paling rendah. Kemampuan pengetahuan pada

tingkatan ini adalah seperti menguraikan, menyebutkan, mendefinisikan,

menyatakan. Contoh tahapan ini antara lain: menyebutkan definisi

pengetahuan, menyebutkan definisi rekam medis, atau menguraikan tanda

dan gejala suatu penyakit.

2) Memahami (comprehension)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini dapat diartikan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan tentang objek atau sesuatu dengan benar.

Seseorang yang telah faham tentang pelajaran atau materi yang telah
33

diberikan dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan menginterpretasikan objek

atau sesuatu yang telah dipelajarinya tersebut. Contohnya dapat menjelaskan

tentang pentingnya dokumen rekam medis.

3) Aplikasi (application)

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini yaitu dapat mengaplikasikan atau

menerapkan materi yang telah dipelajarinya pada situasi kondisi nyata atau

sebenarnya. Misalnya melakukan assembling (merakit) dokumen rekam

medis atau melakukan kegiatan pelayanan pendaftaran.

4) Analisis (analysis)

Kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-

komponen yang ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis yang

dimiliki seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), memisahkan dan

mengelompokkan, membedakan atau membandingkan. Contoh tahap ini

adalah menganalisis dan membandingkan kelengkapan dokumen rekam

medis menurut metode Huffman dan metode Hatta.

5) Sintesis (synthesis)

Pengetahuan yang dimiliki adalah kemampuan seseorang dalam mengaitkan

berbagai elemen atau unsur pengetahuan yang ada menjadi suatu pola baru

yang lebih menyeluruh. Kemampuan sintesisini seperti menyusun,

merencanakan, mengkategorikan, mendesain, dan menciptakan. Contohnya

membuat desain form rekam medis dan menyusun alur rawat jalan atau rawat

inap.

6) Evaluasi (evalution)
34

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini berupa kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Evaluasi dapat digambarkan sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan

menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif

keputusan. Tahapan pengetahuan tersebut menggambarkan tingkatan

pengetahuan yang dimiliki seseorang setelah melalui berbagai proses seperti

mencari, bertanya, mempelajari atau berdasarkan pengalaman.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Teori Lawrence Green (1980) perilaku manusia dalam hal kesehatan

dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behaviour causes) dan

faktor diluar perilaku (non behavior causes). Perilaku itu sendiri ditentukan dari

tiga faktor yaitu :

1) Faktor – faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor predisiposisi yaitu faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri dapat

terwujud dalam bentuk usia, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan,

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai – nilai.

2) Faktor – faktor pendukung (enabling factors)

Faktor-faktor pendukung yaitu yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya

puskesmas, obat – obatan, alat – alat kontrasepsi, jamban, transportasi, dan

sabagainya.

3) Faktor – faktor pendorong (reinforcing factors)

Faktor-faktor pendorong yaitu yang terwujud dari faktor yang ada diluar

individu dapat terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku petugas kesehatan,
35

kelompok referensi, perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, peraturan atau

norma yang ada.

Menurut Budiman & Riyanto, (2012) beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang ada beberapa faktor yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah proses mengubah sikap dan tata laku

seseorang atau krlompok dan usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan baik formal maupun nonformal. Semakin tinggi

pendidikan maka semakin gampang seseorang tersebut dalam menerima

informasi sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya karena

seseorang yang berpendidikan tinggi tidak akan menutup dirinya terhadap

informasi-informasi baru yang belum dia ketahui. Sebaliknya pendidikan

kurang cenderung menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai- nilai baru yang diperkenalkan (Wawan, et al, 2010).

2) Informasi/ media massa

Informasi yang didapat baik dari pendidikan formal maupun non formal

yang memberikan pengetahuan jangka pendek (immediate impact),

sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Kemauan

teknologi menyediakan bermacam-macam media massa yang berpengaruh

terhadap pengetahuan masyarakat terkait informasi baru. Sarana

komunikasi seperti televisi, surat kabar, radio, penyuluhan, majalah, dan

lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan pendapat atau

opini dan kepercayaan seseorang.

3) Sosial, budaya, dan ekonomi


36

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran

menimbulkan presepsi apakah hal yang dilakukan itu baik atau buruk.

Status ekonomi seseorang juga berpengaruh dalam menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

ekonomi juga akan berpengaruh pada pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh dalam

proses masuknya pengetahuan dalam individu yang berada dalam

lingkungan tersebut. Hal tersebut karena adanya interaksi timbal balik yang

akan direspon sebagai pengetahuan.

5) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh baik dengan pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini dapat mengembangkan cara

mengambil keputusan seseorang.

6) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, sehingga

semakin bertambahnya umur seseorang semakin berkembang juga pola

pikir serta daya ingatnya sehingga berpengaruh pada pengetahuan yang

didapatkannya.

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut (Arikunto, 2010) pengukuran pengetahuan dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan di ukur

dari subjek atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin diukur dan
37

disesuaikan dengan tingkatannya, adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan

untuk pengukuran pengetahuan secara umum di bagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Pertanyaan subjektif

Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pernyataan esay digunakan

dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil

nilai akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu.

b. Pernyataan objektif

Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise) betul, salah

dan pernyataan menjodohkan dapat di nilai secara pas oleh penilai.

Menurut (Arikunto, 2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat

dikategorikan menjadi 3 yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan

benar dari total jawaban pertanyaan.

2) Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan

benar dari total jawaban pertanyaan.

3) Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56 % dari total

jawaban pertanyaan.

3 Konsep Dasar Sikap

a. Pengertian Sikap

Menurut (Notoatmodjo, 2014) menjelaskan bahwa, sikap adalah bagaimana

pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal yang terkait dengan

kesehatan, sehat- sakit dan faktor yang terkait dengan faktor risiko kesehatan.

Sikap menurut Campbell (1950) dalam Notoatmodjo (2014), mendefinisikan

sangat sederhana yakni: “ An individual’s attitude is syndrome of respons

consistency with regard to object ”. Jadi jelas dikatakan bahwa sikap itu suatu
38

sindrom atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek sehingga

sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.

b. Komponen Sikap

Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2014) menjelaskan, sikap terdiri dari 3

komponen pokok, yaitu:

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, yang artinya

bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya

bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang

tersebut terhadap objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap merupakan

komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah

ancang – ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.

Ketiga komponen tersebut bersama – sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi sangat

berperan penting dalam menentukan sikap. Menurut (Azwar,1988:17-18

dalam Darmiyanti, 1995) dalam sikap terdiri atas tiga komponen yaitu

komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen konatif. Komponen

kognitif berupa keyakinan seseorang (behavior belief dan group belief),

komponen afektif menyangkut aspek emosional, dan komponen konatif

merupakan aspek kecenderungan bertindak sesuai dengan sikapnya.

Komponen Afektif atau aspek emosional biasanya berakar paling dalam

sebagai komponen sikap, yang paling bertahan terhadap pengaruh yang

mungkin mengubah sikap.

b. Pembentukan Sikap
39

Menurut Purwanto (2012) juga berasumsi bahwa sikap dapat dibentuk oleh 4

macam cara yaitu:

1) Adopsi

Kejadian dari peristiwa yang berulang secara terus menerus, sehingga secara

bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya

suatu sikap.

2) Diferensiasi

Perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman, maka ada hal yang

tadinya dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.

3) Integrasi

Pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai dengan berbagai

pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu.

4) Trauma

Merupakan pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan

kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman yang

traumatis dapat juga menyebabkan terbentuknya sikap.

c. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Batol 2017, faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pendidikan,

status pekerjaan, umur, diri sendiri, orang lain yang mempengaruhi karena orang

tersebut dianggap penting, budaya di masyarakat yang mempengaruhi, media

masa, lembaga pendidikan dan institusi keagamaan, serta penyebab emosional.

Pendidikan dan status ekonomi memainkan peran penting dalam membantu


40

wanita mempertahankan kehidupan yang baik dan sehat selama fase

pramenopause.

Sikap juga tindakan individu yang berdasar pada pendidikan tentu semakin

bertahan lama daripada sikap yang berdasar dari keinginan untuk mengikuti orang

lain. Tingkat pendidikan wanita tersebut dalam menghadapi berbagai masalah

dalam kehidupannya terutama masalah kesehatan. Wanita dengan pendidikan

lebih tinggi tentu semakin mudah menyerap berbagai informasi kesehatan yang

didapatkannya sehingga masalah yang kemudian akan timbul respon dan sikap.

Respon dari setiap wanita dalam menghadapi masalah juga berbeda-beda antar

individu satu dengan yang lainnya (Wawan, 2010).

Faktor umur juga berpengaruh pada kemampuan menangkap dan pola pikir

pada sikap. Semakin bertambahnya usia seseorang maka lebih baik juga pola

pikirnya akan tetapi semakin tua daya tangkapnya akan semakin menurun.

Semakin menambahnya umur seseorang juga akan semakin bijaksana dalam

menghadapi sebuah masalah yang dihadapi, karena semakin banyak juga

informasi yang telah didapatkannya. Selain itu juga pengalaman seseorang

semakin banyak sehingga mempengaruhi sikap wanita dalam menghadapi

perubahan pada masa premenopause. Tetapi pada umur-umur tertentu menjelang

usia lanjut, IQ seseorang individu semakin berkurang sesuai dengan penambahan

usia sehingga kemampuan untuk menerima dan mengingat suatu rangsangan

informasi juga berkurang (Ilafi, 2018).

Selain faktor yang telah disebutkan di atas masih ada faktor lain seperti

kondisi ekonomi, daerah hidup, dan ketidaknyamanan gejala premenopause juga

dapat membantu untuk pembentukan sikap wanita terhadap premenopause

(Dasgupta, 2016).
41

Dari hasil penelitian Ilafi, 2018. Faktor-faktor tersebut saling melengkapi

mempengaruhi sikap seseorang. Adakalanya seseorang karena satu faktor di atas

bersikap baik namun karena faktor yang lain menjadi bersikap kurang. Saat

melihat sikap seseorang harus dilihat dari semua faktor yang terkait

mempengaruhinya tidak bisa hanya dilihat dari satu faktor saja. Dikarenakan

sikap terhadap premenopause sangat mempengaruhi gaya hidup dari seseorang

wanita selama premenopause, termasuk pengalaman wanita dari masa transisi

premenopause dan keparahan yang dirasakan dari gejala premenopause tersebut

(Bahri, 2015).

d. Pengukuran Sikap

Menurut Sugiyono (2009) bentuk skala sikap yang perlu diketahui sebagai

berikut:

1) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi

seseorang atau sekelompok orang daam fenomena sosial. Dalam penelitian,

fenomena sosial ini telah ditetpkan secara spesifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dianajarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono,

2009). Cara pengukuran skala likert menurut Notoadmojo, 2014 yakni:

a. pernyataan positif

(1) Sangat setuju ( SS) : bernilai 4

(2) Setuju (S) : bernilai 3

(3) Tidak setuju (TS) : bernilai 2

(4) Sangat tidak setuju (STS) : bernilai 1

b. Pernyataan negatif

(1) Sangat setuju (SS) : bernilai 1


42

(2) Setuju (S) : bernilai 2

(3) Tidak setuju (TS) : bernilai 3

(4) Sangat tidak setuju (STS) : bernilai 4

Dengan kriteria:

Sikap positif jika T hitung> T mean

Sikap negatif jika T hitung ≤ T mean (Notoadmojo, 2014).

2) Skala Guttman

Skala pengukuran pada tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas, yaitu

ya atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positif atau negatif, dan

lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio

dikhtomi (dua alternatif). Jadi pada skala likert menggunakan interval

1,2,3,4,5 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”,

maka dalam skala Guttaman hanya ada dua interval yaitu”setuju atau tidak

setuju” (Azwar, 2011).

3) Skala Thrustone

Metode skala thrustone sering disebut sebagai metode interval tampak

stara. Metode skala pernyataan sikap ini dengan pendekatan stimulus yang

artinya pendekatan ini ditunjukkan untuk meletakkan stimulus atau

pernytaan sikap pada suatu kontinum psikologi yang akan menunjukkan

derajad favourable atau unfavourable pernyataan yang bersangkutan

(Azwar, 2011).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang akan diukur

atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Diagram dalam kerangka konsep

harus menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti (Imas dan
43

Nauri, 2018). Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konsep penelitian ini

yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu menghadapi

Premenopause di Desa Gulurejo Lendah Kulon Progo” sebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan:
Faktor predisposisi:
Pengetahuan,pekerjaan,
penghasilan, jenis kelamin,
sikap, kepercayaan, dan usia. Tingkat pengetahuan Sikap ibu menghadapi

Faktor pendukung: premenopause

Puskesmas, obat – obatan, alat


–alat kontrasepsi, dan
transportasi.
Faktor pendorong: 1. Ibu yang memiliki penyakit
berat: diabetes miletus, dan
Kelompok referensi, perilaku hipertensi
tokoh masyarakat, tokoh 2. Usia
agama, peraturan atau norma 3. Pendidikan
yang ada dan perilaku petugas
kesehatan.
(Lawrence Green (1990
dalam Harahap, R.A 2016)
44

Gambar 1. Kerangka konsep


Teori Lawrence Green (1990 dalam Harahap, R.A 2016), Imas
dan Nauri, 2018, Sukiati, 2016

Keterangan :

= Variabel diteliti

= Variabel tidak di teliti

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan kira-kira atau dugaan sementara mengenai hubungan

antara dua atau lebih variabel yang belum dibuktikan kebenarannya (Eri, 2016). Sesuai

dengan kerangka konsep di atas maka hipotesis pada penelitian ini yaitu: Ada hubungan

tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause di Desa Gulurejo

Kecamatan Lendah Kulon Progo.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah penelitian yang menitikberatkan pada pengukuran dan

analisis hubungan sebab akibat antara bermacam-macam variabel, bukan prosesnya,

penyelidikan dipandang berada dalam kerangka bebas nilai (Hardani, dkk, 2020).

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif dan metode

korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan study cross sectional adalah

penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel tingkat pengetahuan


45

dengan variabel sikap ibu menghadapi premenopause dengan cara pendekatan observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time apporoach) (Siyoto &

Sodik, 2015 ).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain, apa bila variabel independen berubah maka dapat

menyebabkan variabel lain berubah (Imas dan Nauri, 2018). Variabel independen

dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan.

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen,

artinya variabel dependen berubah karena disebabkan oleh perubahan pada variabel

independen (Imas dan Nauri, 2018). Variabel dependen penelitian dalam penelitian

ini yaitu sikap ibu menghadapi premenopause.

3. Variabel pengganggu

Variabel pengganggu merupakan variabel yang sama sekali berada di luar kendali

peneliti (Sukiati, 2016).

a. Usia Ibu

Usia dikendalikan dengan cara mengambil ibu premenopause usia 40-50 tahun.

b. Kondisi kesehatan

Kondisi kesehatan dikendalikan memilih ibu yang sehat (tidak sakit atau tidak

menderita penyakit berat seperti diabetes miletus, dan hipertensi) yang buktikan

dengan wawancara kader dan pendataan riwayat penyakit responden.


46

c. Pendidikan

Pendidikan dikendalikan karena peneliti membatasi pendidikan terakhir yang

menjadi responden minimal SD dikarenakan bisa baca tulis dan tingkat

pengetahuan yang memadai.

C. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Menghadapi
Premenopause di Desa Gulurejo
Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Tingkat Pengetahuan tentang Kuesioner Baik jika Ordinal
Pengetahuan premenopause adalah nilainya
kemampuan ibu ≥ 75%.
premenopause dalam Cukup jika
menjawab dengan benar nilainya 74-54%.
tentang premenopause Kurang jika
meliputi :pengertian nilainya <54%.
premenopause, tanda gejala (Arikunto, 2006).
premenopause, faktor yang
mempengaruhi gejala
premenopause, perubahan
yang terjadi pada masa
premenopause, pencegahan
syndrome premenopause,
dan penatalaksanaan
dampak syndrome
premenopause.

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Sikap Sikap ibu premenopause Kuesioner Sikap baik jika Ordinal
terhadap perubahan masa jawaban benar 76-
menopause atau pendapat ibu 100% = skor 91-
premenopause tentang 100.
perubahan yang terjadi pada Sikap cukup jika
masa premenopause dan cara jawaban benar 56-
menyikapinya meliputi, 75%= skor 67-90.
menyikapi faktor yang Sikap kurang jika
mempengaruhi jawaban benar
premenopause, menyikapi <56%= skor <67.
tanda gejala premenopause, (Budiman &
menyikapi cara pencegahan Riyanto,A. 2013).
syndrome premenopause,
dan menyikapi dampak
syndrome premenopause.
47

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai-nilai yang ada pada karakteristik tertentu dari

sejumlah objek yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Populasi ini akan memberikan

gambaran tentang berbagai informasi tentang jumlah yang banyak dan luasnya daerah

serta variasi yang banyak pada kajian yang akan di pelajari (Eri Barlian, 2016).

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu premenopause di Desa Gulurejo yang

berusia 40-50 tahun berjumlah 201 orang.

2. Sampel

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan di jadikan sumber data sebenarnya, dengan

memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang

representatif (Syahrum & Salim, 2014). Penelitian ini adalah semua ibu yang berusia

40-50 tahun di Desa Gulurejo, dengan teknik random sampling (probability

sampling) dengan cara acak sederhana. Teknik random sampling adalah cara

mengambil sampel, di mana setiap unit mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih menjadi anggota sampel baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel

bilangan random (Syahrum & Salim, 2014).

Besar pengambilan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

rumus Solvin dengan menggunakan presisi 10% dengan tingkat kepercayaan 90%.

N
n= 2
1+ N (d )

Keterangan :
48

N : jumlah populasi

n : jumlah sampel

d : level signifikan yang diinginkan (10%=0,1)

maka :

201
n= 2
1+ 201(0,1)
201
n=
1+ 201(0,01)❑
201
n=
1+ 2,01
201
n= = 66,7 jika dibulatkan menjadi 67 responden.
3,01
10
Untuk antisipasi DO maka ditambahkan 10% dari 67 yaitu n= x 67
100
= 7
Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 67 + 7 = 74 responden.

Selanjutnya jumlah sampel dari perhitungan di atas diambil secara acak sederhana

dengan diundi sesuai jumlah sampel.

Ibu berusia 40-50 tahun, yang tinggal diwilayah desa Gulurejo yang memiliki kriteria

inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1. Ibu yang memiliki kondisi sehat (tidak sakit atau menderita penyakit

hipertensi dan diabetes miletus).

2. Ibu yang berpendidikan terakhir minimal SD.

3. Ibu yang berstatus memiliki pasangan.

4. Bersedia menjadi responden.


49

b. Kriteria Ekskusi

1. Ibu berpindah lokasi tempat tinggal.

2. Tidak menjawab pertanyaan kuesioner dengan lengkap.

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat pengumpulan data

Instrumen atau alat pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data

primer yakni adalah kuesioner. Kuesinoer adalah metode pengumpulan data yang

berbentuk lembaran angket yang dapat berupa sejumlah pertanyan tertulis,

tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang ia alami

dan ketahui (Hardani, dkk., 2020).

2. Metode pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder.

Metode pengumpulan data primer yaitu yang diperoleh dari hasil kuesioner tingkat

pengetahuan dan sikap ibu menghadapi premenopause, sedangkan metode

pengumpulan data sekunder diperoleh dari data Desa Gulurejo.

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada obyek

penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. data yang valid adalah

data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian (Hardani, dkk 2020). Pada

penelitian ini peneliti melakukan uji validitas yang akan dilakukan dengan 15

responden di Dusun Nglatiyan 1 dengan ibu usia 40-50 tahun karena

karakteristiknya sama seperti di Desa Gulurejo. Instrumen penelitian ini dianalisis

dengan menghitung korelasi antar skor dengan menggunakan rumus Pearson


50

Product Moment. Hasil uji pertanyaan dapat dinilai signifikan apabila p < 0,05

item pertanyaan tersebut valid dan dapat digunakan, tidak signifikan apabila p

>0,05 pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan.

Hasil uji validitas yang telah dilakukan di Dusun Nglatiyan I pada tanggal 24

Februari 2022 karena karakteristik responden hampir sama dengan karakteristik

responden penelitian. Pengolahan data menggunakan SPSS, kemudian hasilnya

(nilai r hitung) dibandingkan dengan r tabel pada taraf kesalahan 5% yaitu 0,514;

menunjukkan dari 42 butir pernyataan tingkat pengetahuan mengahadapi

premenopause, 38 butir pernyataan dinyatakan valid. Dimana 4 butir pernyataan

lainnya gugur dan dihilangkan, yaitu butir nomor 8, 21, 27 dan 42. Pernyataan

tingkat pengetahuan yang valid diwakilkan pada nomor 1, 3, 4, 5, 6 dan 18.

Sedangkan untuk kuesioner sikap menghadapi premenopause dari 38 butir

pernyataan dinyatakan 30 pernyataan valid. Dimana 8 butir pernyataan lainnya

gugur dan dihilangkan, yaitu butir nomor 4, 11, 12, 14, 16, 17, 19 dan, 34.

Pernyataan sikap yang valid diwakilkan pada nomor 1, 4, 5, 11, dan 13.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Ibu Menghadapi


Premenopause Di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo.
Nomor pernyataan Jumlah
No Indikator (n=38)
Favorable Unfavorable
(n=22) (n=16)
1 Pengertian 1,9 37, 38 4
premenopause
2 Tanda dan gejala 4,10,25,27 26,38 6
premenopause
3 Faktor yang 3,20,30 29,31 5
mempengaruhi
51

gejala premenopause
4 Perubahan yang terjadi 5,7,8,13,15,16,17 11, 12, 14 10
pada masa
premenopause
5
Pencegahan syndrome 6,21,24 2,23,32 6
premenopause
6 Penatalaksanaan 18,19, 33 22, 34, 35,36 7
dampak syndrome
premenopause

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Sikap Ibu Menghadapi Premenopause di Desa


Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo.
Nomor Pernyataan Jumlah
Favorabl Unfavorabl (n=30)
No Indikator
e e
(n=15) (n=15)
1 Sikap terhadap faktor yang 1,26 28, 29, 30 5
mempengaruhi
premenopause
2 Sikap terhadap tanda dan 4,10,16,27 2,3,9,30, 23 8
gejala premenopause
3 Sikap terhadap cara 13,15 19,21 4
pencegahan syndrome
premenopause
4 Sikap terhadap mengatasi 5,7,8,17 6,12,20 7
syndrome premenopause
5 Sikap terhadap dampak 11,18,22 14,24,25 6
syndrome premenopause

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan suatu skala yang diartikan sejauh mana suatu proses

pengukuran pertanyaan dalam kuesioner tersebut reliabel atau tidak. Kuesioner

dikatakan reliabel jika kuesioner dilakukan pengukuran ulang maka hasilnya sama.

Sebaliknya, kuesioner dikatakan tidak reliabel jika memberikan hasil yang

berbeda-beda (Hardani, dkk. 2020). Uji reliabilitas pada penelitian ini akan

melakukan uji reliabilitas dengan 15 responden dengan ibu usia 40-50 tahun di

Dusun Nglatiyan 1. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik apabila nilai

cronbach’s alpha > r tabel dan untuk menguji reliabilitas kuesioner digunakan
52

rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach, dengan jumlah kuesioner tingkat

pengetahuan 38 pernyataan dan kuesioner sikap 30 pernyataan.

Kuesioner tingkat pengetahuan tentang menghadapi premenopause, diperoleh

hasil r hitung > r tabel ( 0.984 > 0.514 ). Sehingga ke 38 butir pernyataan

dinyatakan reliabel. Sedangkan untuk kuesioner sikap tentang menghadapi

premenopause, juga diperoleh hasil nilai r hitung > r tabel (0.972 > 0.514) sehingga

ke 30 butir pernyataan tersebut dinyatakan reliabel.

G. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data dengan bantuan program

komputer SPSS 16 melalui tahapan editing, scoring, coding, dan tabulating:

a. Editing

Editting adalah suatu koreksi data yang telah dikumpulkan yang bertujuan

untuk mengetahui data yang masuk memenuhi syarat atau tidak denga

kebutuhan (Aedi Nur, 2010).

b. Scoring

Scoring adalah penilaian data dengan cara memberikan skor pada jawaban

yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap responden.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner memiliki score yaitu :

a. Scoring variabel sikap :

Untuk pertanyaan negatif (pertanyaan unfavourable)

SS : Sangat Setuju, skornya 1

S : Setuju, skornya 2

TS : Tidak Setuju, skornya 3

STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 4


53

Untuk pertanyaan positif (pertanyaan favourable)

SS : Sangat Setuju, skornya 4

S : Setuju, skornya 3

TS : Tidak Setuju, skornya 2

STS : Sangat Tidak Setuju, skornya 1

b. Scoring variabel pengetahuan

Dalam variabel pengetahuan melalui 15 pernyataan yang diajukan kepada

responden dengan memilih jawaban yang benar dan salah, dengan

ketentuan jika pernyataan yang benar diberi skor 1 sedangkan pernyataan

salah diberi skor 0.

c. Entry

Entry adalah dengan memasukkan data yang dicoding kedalam program

komputer.

d. Coding

Coding adalah cara untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari responden

kedalam kategori-kategori yang bertujuan untuk memudahkan dalam

melakukan analisis dan pembahasan hasil (Agung & Anik, 2017).

e. Tabulating

Tabulasi adalah tahap lanjutan dari rangkaian proses analisis data, pada tahap

ini dapat dianggap data telah selesai diproses. Hasil dari tabulasi data lapangan

ini akan nampak rinci dan bersifat rangkuman serta tersusun dalam suatu tabel

sehingga dapat dibaca dengan mudah serta maknanya juga mudah dipahami

(Agung & Anik, 2017).

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat
54

Analisa univariat yaitu dilakukan untuk menganalisis kualitas satu variabel

pada suatu penelitian deskriptif, dengan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil dari penghitungan tersebut nanti sebagai dasar perhitungan selanjutnya

(Siyoto & Sodik, 2015 ). Kemudian diolah dengan menggunakan rumus:

n x 100 %
P ¿
N
Keterangan: P = Proporsi

n = Banyaknya sampel

N = Besarnya populasi

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dari dua variabel yaitu

variabel independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (sikap ibu

menghadapi premenopause). Uji statistik untuk menganalisis hubungan atau

korelasi menggunakan uji koefisien korelasi spearman rank (non parametrik)

yaitu digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel yang

berskala ordinal. Uji ini pertama mencari r hitung selanjutnya nilai

signifikansinya, bila taraf signifikansi (2-tailed) lebih kecil [<] dari 0,05 maka

ho ditolak dan ha diterima (ada hubungan) dan jika taraf signifikansi > ɑ, maka

H0 diterima dan Hₐ ditolak (Setiawan, S., 2005).

Rumus korelasi spearman rank :

ρ= nilai korelasi spearman rank

d² = seleksi setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank untuk spearman (jumlah responden)


55

Sedangkan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel

menggunakan interpretasi koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Keeratan Hubungan

No Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan


1. 0,000 – 0,199 Sangat rendah
2. 0,200 – 0,399 Rendah
3. 0,400 – 0,599 Sedang
4. 0,600 – 0,799 Kuat
5. 0,800 – 1,000 Sangat kuat

H. Etika Penelitian

Etika Penelitian adalah pertimbangan rasional mengenai kewajiban-kewajiban moral

seorang peneliti atas apa yang dikerjakannya dalam penelitian, publikasi dan

pengabdiannya kepada masyarakat (Seran, Alexandara & Lidia, L.H, 2017).

Etika yang perlu dan harus diperhatikan ada 4 prinsip, Ade (2020) yaitu :

1. Menghargai otonomi partisipan (respect for autonomy)

Prinsip ini menjelaskan bahwa dalam melakukan riset kesehatan, peneliti

harus menghargai kebebasan atau independensi responden dalam mengambil

keputusan. Prinsip ini untuk menjamin otonomi responden adalah dengan

memberikan inform consent sebelum dilakukan pengumpulan data, memberikan

hak kepada responden untuk mundur dari penelitian, dan tidak ada pemaksaan dari

peneliti.

Inform consent merupakan proses untuk mendapatkan persetujuan dari

partisipan yang akan terlibat dalam penelitian dengan memberikan informasi

tentang studi yang akan dilakukan dan potensi kerugian serta manfaat yang akan

didapatkan secara komprehensif sehingga secara sukarela bersedia mengikuti.

2. Mengutamakan keadilan (promotion of justice)


56

Prinsip ini berkaitan dengan kesetaran (equality) dan keadilan (fairness) dalam

memperoleh risiko dan manfaat penelitian, serta memiliki kesempatan untuk

berpartisipasi dan diperlakukan secara adil dan setara dalam penelitian.

3. Memastikan kemanfaatan (ensuring beneficence)

Prinsip ini menyatakan bahwa penenlitian yang akan dijalankan akan memberikan

sesuatu yang berguna bagi partisipan maupun bagi komunitas yang terdampak.

Penelitian bukan sekedar menghasilkan data yang akan diperoleh dari partisipan,

namun juga memberi manfaat baik secara langsung dan tidak langsung bagi

partisipan.

4. Memastikan tidak terjadi kecelakaan (ensuring maleficence)

Prinsip ini menyatakan bahw peneliti harus mencegah terjadinya kecelakaan atau

hal-hal yang tidak diharapkan dalam penelitian baik secara fisik ataupun psikologis

bagi responden. Terdapat dua konsep yang dijalankan untuk memastikan bahwa

penelitian memiliki risiko yang rendah bagi responden yaitu anonymity dan

confidentiality.

Kedua konsep ini merupakan prinsip privacy dalam riset, yaitu melindungi

informasi responden dalam penelitian yaitu :

a. Konsep anonim (anonymity concept). Konsep ini menjelaskan bahwa peneliti

sebaiknya menghilamngkan seluruh informasi yang berkaitan dengan identitas

responden saat menyampaikan hasil penelitian dan menampilkan data, seperri

nama responden dan karakteristik lainnya. proses ini disebut dengan

deidentification.

b. Konsep kerahasiaan (confidentiality concept). Konsep ini menjelaskan bahwa

peneliti sebaiknya memastikan data tersaji secara anonim, agar privasi


57

responden terjaga serta data-data yang berkaitan dengan partisipan seperti

alamat dan lainnya tersimpan dengan aman.

5. Ethical Clearance (Uji Etik)

Etical Clearance adalaha surat atau dokumen yang menyatakan bahwa sebuah

rencana penelitian (berupa proposal atau protokol penelitian) telah memenuhi

kaidah-kaidah etik penelitian dan untuk menjaga martabat, hak, keamanan dan

kesejahteraan semua peserta penelitian dan memastikan bahwa subyek penelitian

diperlakukan secara manusiawi, sehingga dapat dilaksanakan tanpa

bahaya/kerugian (atau dengan risiko minimal) terhadap subjek penelitian komisi,

uji etik ini diajukan di Universitas ‘Aisiyah Yogyakarta dengan No. 1967/KEP-

UNISA/II/2022.

I. Jalannya Penelitian

Jalannya penelitian yang telah dilakukan dibagi dalam beberapa tahapan yaitu :

1) Tahap Awal (persiapan)

Langkah awal dalam penelitian ini adalah pengajuan judul skripsi ke dosen

pembimbing, mengurus surat izin studi pendahuluan dari Universitas ‘Aisiyah

Yogyakarta ke Desa Gulurejo Lendah, melakukan studi pendahuluan di Desa

Gulurejo pada tanggal 5-6 Oktober 2021, menyusun proposal penelitian, konsultasi

proposal penelitian sampai di ACC. Selanjutnya seminar proposal pada tanggal 3

Desember 2021 dan perbaikan atau merevisi sesuai hasil seminar proposal,

mengajukan permohonan etical clearance pada komisi Etik No. 1967/KEP-

UNISA/II/2022 Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta untuk selanjutnya melakukan

proses surat izin uji validitas reliabilitas ke Dusun Nglatiyan 1 dan juga melakukan

proses surat izin penelitian dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta ke Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo.


58

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Penelitian ini dilakukan pada 4-8 Maret 2022 di Desa Gulurejo dengan dibantu

dua kader.

b. Melakukan pengumpulan data penelitian di Desa Gulurejo dengan membagikan

informed consent dan kuesioner pada ibu premenopause yang memenuhi kriteria

inklusi dan ekslusi secara offline.

c. Memberikan penjelasan bagaimana cara pengisian kuesioner yang telah di

bagikan kepada responden yang hadir. Akan tetapi dikarenakan pada saat

penelitian mengalami kendala yaitu selama 2 hari penelitian baru 51 responden

maka menambah hari agar dapat memenuhi 74 responden. Untuk memudahkan

jalnya penelitian, tidak lupa untuk memeriksa satu persatu kuesioner yang sudah

isi responden agar tidak ada yang tertinggal maupun yang tidak lengkap.

d. Memeriksa data responden yang telah dicatat agar tidak terjadi kesalahan

pencatatan.

3) Tahap Akhir

a. Melakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian.

b. Menyusun laporan skripsi.

c. Konsultasi skripsi sampai ACC.

d. Ujian hasil.

e. Cek tata tulis.

f. Penjilitan dan penyerahan hasil penelitian.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Gulurejo merupakan desa di Kecamatan Lendah, Kulon Progo, Daerah

Istimewa Yogyakarta dengan luas 545,82 Ha. Desa Gulurejo secara administrasi

terdiri dari 10 dusun yaitu Dusun Bonorejo, Gegulu, Klipuh, Kragilan, Mendiro,

Pengkol, Pulo, Sembungan, Sumur Muling, dan Wonolopo. Penduduk desa ini

kebanyakan berprofesi sebagai petani penggarap dan peternak ayam. Kontour

daerah yang berbukit sangat cocok digunakan untuk lahan peternakan, sedangkan

area yang rendah dipergunakan untuk persawahan. Komoditas andalan desa ini

adalah buah melon dan semangka di musim kemarau.

Desa Gulurejo merupakan salah satu desa di Kecamatan Lendah Kabupaten

Kulon Progo. Desa Gulurejo berbatasan dengan: sebelah utara Kalurahan

Ngentakrejo, sebelah selatan kalurahan Sidorejo, sebelah barat Kalurahan

Srikayangan, sebelah timur Sungai Progo. Tinggi tempat dari permukaan laut

yaitu 50,00 mdpl dengan suhu rata-rata harian 28,00℃ , curah hujan 5,56 mm dan

jumlah bulan hujan 6,00 bulan.

Ada beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan di Desa Gulurejo antara lain,

seperti: pospindu, posyandu lansia, arisan ibu PKK, pengajian tiap malam sabtu

sebulan sekali, dan arisan 1 minggu sekali dan juga senam sehat di puskesmas

setaip 1 bulan sekali.

2. Gambaran Umum Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan selama 4 hari yaitu tanggal 4 Maret sampai 8 Maret 2022

bertempat di Desa Gulurejo. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah

59
60

seluruh ibu Premenopause usia 40-50 tahun untuk mengetahui hubungan tingkat

pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause di Desa Gulurejo

Kecamatan Lendah Kulon Progo dimana dalam penelitian ini dilakukan

wawancara yaitu menggunakan kuesioner.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Premenopause di Desa


Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo
Karakteristik Responden Frekuensi (n=74) Persentase (%)
1. Umur
40-45 tahun 29 39.2
46-50 tahun 45 60.8
2. Pendidikan
Dasar 19 25.7
Menengah 48 64.9
Perguruan Tinggi 7 9.5
4. Pekerjaan
Bekerja 62 83.8
Tidak Bekerja 12 16.2
5. Pendapatan
>= UMR 36 48.6
< UMR 38 51.4
Sumber: Data Primer 2021

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia diantara 46-50

tahun sebanyak 45 orang responden (60.8%), tingkat pendidikan terakhir

responden mayoritas adalah lulus sekolah menengah (SMP, SMA/SMK)

sebanyak 48 orang responden (64.9%), tingkat pekerjaan responden

mayoritas adalah bekerja (wiraswasta, PNS, freelance, dan buruh) sebanyak

62 orang responden (83.8%) sedangkan tingkat pendapatan responden

mayoritas < gaji UMR sebanyak 38 responden (51.4%).


61

2). Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Premenopause di Desa


Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (N) Persentase (%)


Baik 22 29.7
Cukup 48 64.9
Kurang 4 5.4
Total 74 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

berdasarkan tingkat pengetahuan responden tertinggi yaitu kategori tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 48 orang responden (64.9%) serta tingkat

pengetahuan terendah yaitu kategori kurang sebanyak 4 orang responden

(5.4%) dalam menjawab pernyataan kuesioner tingkat pengetahuan dalam

menghadapi premenopause.

3). Sikap Ibu Premenopause

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Premenopause di Desa Gulurejo


Kecamatan Lendah Kulon Progo
Sikap Frekuensi (N) Persentase (%)
Baik 16 21.6
Cukup 51 68.9
Kurang 7 9.5
Total 74 100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang memilik

sikap kategori tertinggi dalam menghadapi premenopause yaitu sikap cukup,

sebanyak 51 orang responden (68.9%) sedangkan sikap responden yang

terendah yaitu sikap kurang, sebanyak 7 orang responden (9.5%).

3. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu premenopause di Desa

Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo. Uji koefisien korelasi spearman rank.
62

Distribusi frekuensi Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi

Premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo.

Tabel 4.4 Keeratan hubungan variabel tingkat hubungan dengan sikap ibu
menghadapi premenopause
Tingkat Sikap Total P Koefisien
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Value Korelasi
N % N % N % n %
Baik 7 31.8 15 68.2 0 0 22 100
Cukup 9 18.8 35 72.9 4 8.3 48 100 0.002 0.347
Kurang 0 0 1 25.0 3 75.0 4 100
Total 16 21.6 51 68.9 7 9.5 74 100
Data primer
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil tingkat pengetahuan tertinggi

kategori tingkat pengetahuan cukup memiliki sikap cukup 35 orang responden

(72.9%), sedangkan tingkat pengetahuan terendah yaitu tingkat pengetahuan kurang

yang memiliki sikap cukup sebanyak 1 orang responden (25,0%).

Keeratan hubungan dapat diukur berdasarkan tingkat keeratan hubungan

seperti pada tabel 3.4, dimana untuk menentukan nilai seberapa erat hubungan antara

kedua variabel dapat bernilai positif atau negatif. Dikatakan hubungan variabel positif

apabila hubungan kedua variabel searah, sedangkan dikatakan hubungan variabel

negatif apabila hubungan kedua variabel berlawanan arah.

Dari hasil uji korelasi spearman rank dengan hasil perhitungan nilai p value

didapat sebesar 0,002 sehingga p value <0,05), dan bisa dibaca H0 di tolak dan Ha

diterima yang berarti ada hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu

menghadapi premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo,

dengan nilai koefisien korelasi = 0,347 yang berarti kedua variabel memiliki

hubungan yang erat dan bernilai positif dengan derajad keeratan rendah.
63

B. PEMBAHASAN
1. Tingkat pengetahuan ibu menghadapi premenopause.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui hasil penelitian bahwa responden

mempunyai tingkat pengetahuan tertinggi yaitu kategori tingkat pengetahuan

cukup 48 orang responden (64.9 %) dan tingkat pengetahuan terendah yaitu

kategori kurang sebanyak 4 orang responden (5.4%). Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian (Suhaidah, 2018), yaitu dari 60 responden didapatkan sebagian

besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 52 orang responden

(57,8%) bahwa tingkat pengetahuan wanita menjelang menopause di wilayah

kerja puskesmas Kelurahan Pulo Gebang tentang menjelang menopause sudah

cukup baik, walaupun masih terdapat responden yang memiliki tingkat

pengetahuan kurang sebanyak 18 orang responden (20,0%).

Penelitian lain yang sejalan yaitu dari hasil penelitian (Herwani, 2016) yang

berjudul hubungan pengetahuan dengan sikap perempuan premenopause

menghadapi perubahan pada masa menopause di keluarahan Buluran Kenali Kota

Jambi Tahun 2016 didapatkan dari 96 responden terdpat 71 responden yang

(71%), pengetahuan baik sebanyak 23 responden (23%), dan pengetahuan kurang

sebanyak 2 responden (2%).

Selain itu, penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian (Kusumawati,

2019) menunjukkan bahwa dari 100 orang responden dari penelitiannya,

mayoritas memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 53 orang responden

(53%). Hal tersebut di pengaruhi karena wanita pendidikan formal yang tinggi

cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dari pada ibu dengan

pendidikan formal yang rendah karena dapat lebih memahami apa itu kesehatan

dan betapa pentingnya kesehatan (Estiani, M dan Dhuhana, C. 2015).


64

Pengetahuan tentang premenopause merupakan faktor yang menentukan

seseorang tersebut dapat menerima terjadinya masa premenopause sebagai

perubahan yang wajar yang akan dialami setiap perempuan dan tidak perlu

melakukan pengobatan atau harus menimbulkan rasa kecemasan yang berlebihan

dan dengan pengetahuan tentang premenopause yang cukup maka ibu dapat

mengenal perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri mereka sehingga dapat

mempersiapkan diri lebih awal dan dapat menentukan sikap yang positif dalam

menghadapi masa menopause, semakin bertambahnya pengetahuan tentang

premenopause maka semakin baik pula sikap yang dilakukan dalam menghadapi

masa premenopause sehingga dapat mengurangi dampak dari sindrome

menopause (Islamiati, 2020).

Menurut (Duhana, 2015), tingkat pengetahuan wanita pramenopause akan

mempengaruhi wanita dalam mengembangkan penalaran logika dan analisa

terhadap perubahan masa menjelang menopause yang di hadapi sehingga

memudahkan wanita premenopause dalam menerima informasi dan pesan

kesehatan.

Tingkat pengetahuan juga dipengaruhi oleh umur responden. Adapun dari

hasil penelitian ini, total 74 responden yang diteliti sebanyak 45 orang responden

(60,8%), berada pada rentang umur 46-50 tahun. Berdasarkan dari hasil penelitian

yang dilakukan di Medan mengenai persepsi wanita dalam menghadapi

premenopause, bahwa umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin luas dan banyak pula pengetahuan persepsi wanita dalam

menghadapi premenopause yang didapatkan. Dikarenakan semakin banyak

pengalaman sehingga semakin bagus pula kematangan jiwanya (Febrianti, 2019).


65

Menurut (Afriani, 2022), makin bertambahnya umur seseorang,

pengalamannya akan bertambah sehingga akan lebih siap dalam menghadapi

premenopause. Umur berkaitan dengan bertambahnya pengalaman, dimana

pengalaman tersebut meningkatkan pengetahuan dan kematangan seseorang

dalam menghadapi masalah yang perlu di hadapi dalam kehidupan.

Selain itu tingkat pengetahuan responden dapat dipengaruhi oleh pendidikan

dengan hasil p value = 0,001 maka p < 0,05 yaitu ada hubungan tingkat

pengetahuan dengan pendidikan. Pada data penelitian sebagian besar responden

lulus sekolah menengah (SMP, SMA dan SMK) sebanyak 48 orang responden

(64,9%). Dari penelitian (Asifah, 2021), diperoleh hasil 60 orang responden

sebanyak 28 responden (46,7%) merupakan wanita dengan pendidikan SMA dan

15 responden (25%) dengan pendidikan SMP. Hal tersebut akan membuat seorang

wanita lebih mampu dan mudah memahami arti dala Kesehatan serta pentingnya

kesehatan.

Pekerjaan seseorang berpengaruh pada tingkat pengetahuan responden yang

sebagian besar bekerja yaitu sebanyak 62 responden (83,8%). Responden

mayoritas bekerja menjadi wiraswasta, PNS, freelance, dan buruh. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan Tulung, dkk (2019), banyaknya informasi yang

dimiliki responden dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan responden dalam

menghadapi premenopause. Pekerjaan berkaitan erat dengan tingkat pendidikan,

yang juga menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

informasi yang mereka peroleh.

Dari hasil data penenlitian didapatkan tingkat pengetahuan dalam menghadapi

premenopause kategori kurang yaitu 4 orang responden (5.4%), hal tersebut

disebabkan kurangnya informasi yang didapatkan menyebabakan rendahnya


66

tingkat pengetahuan wanita premenopause yang berdampak juga pada sikap yang

akan diambil serta dapat mempengaruhi derajat kesehatannya (Priestnall et al.,

2020).

Menurut asumsi peneliti meskipun tingkat pengetahuan kurang hanya sedikit

yaitu 4 responden hal tersebut disebabkan karena wanita premenopause belum

pernah mendapat informasi atau ada yang tidak mau untuk mencari tahu tentang

informasi mengenai premenopause karena itu merupakan suatu siklus alami yang

di rasakan semua wanita dan pasti akan merasakan semua.

Pekerjaan juga dapat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki responden.

Dari data karakteristik penelitian ini sebagian besar merupakan bekerja sebanyak

62 responden. Menurut (Ariani, 2017), pekerjaan merupakan salah satu factor

yang mempengaruhi pengetahuan, hal ini menunjukkan sebagian besar responden

bekerja sehingga menyebabkan ibu untuk mencari informasi tentang

premenopause menjadi jarang dilakukan misalnya membaca buku, mencari

informasi di media.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa dapat disimpulkan

pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur,

pendidikan, dan pekerjaan , dimana faktor-faktor tersebut menjadikan ibu

berpengetahuan baik atau berpengalaman kurang tergantung dari bagaimana ibu

tersebut menyikapi dengan akal budinya untuk mengenal sesuatu yang belum

pernah mereka dialami sebelumnya.

2. Sikap ibu menghadapi premenopause

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui hasil penelitian bahwa sebagian besar

responden memiliki sikap kategori cukup yaitu sebanyak 51 orang responden

(68.9%). Dari hasil penelitian (Sari, dkk 2022), memberikan gambaran bahwa
67

sikap yang cukup dalam mengetahui tentang premenopause dengan tingkat

pengetahuannya yang cukup. Semakin banyak pengetahuan yang di peroleh oleh

ibu premenopause maka semakin baik pengetahuan yang ibu premenopause

miliki, sehingga ibu akan menunjukan sikap yang baik dan positif terhadap

perubahan pada masa premenopause. Hasil penelitian Puspitasari (2020),

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki seseorang juga dapat menentukan

sikap orang tersebut dalam kehidupannya.

Menurut Elisa, 2017 sikap merupakan keteraturan perasaan, pemikiran

perilaku seseorang dalam berinteraksi social. Dan sikap merupakan evaluasi

terhadap berbagai aspek dalam dunia social. Sikap di pengaruhi oleh beberapa

factor menurut Batol 2017, antara lain pendidikan, status pekerjaan, umur, diri

sendiri, orang lain yang mempengaruhi karena orang tersebut dianggap penting,

budaya di masyarakat yang mempengaruhi, media masa, lembaga pendidikan dan

institusi keagamaan, serta penyebab emosional. Pendidikan dan status ekonomi

memainkan peran penting dalam membantu wanita mempertahankan kehidupan

yang baik dan sehat selama fase pramenopause.

Menurut Sari, dkk (2022) sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor selain

yang telah disebutkan diatas seperti: lembaga pendidikan, lembaga agama,

pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, media massa, dan faktor emosional sehingga responden yang

memiliki sikap baik maupun cukup akan lebih menerima kesiapan dalam

menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pada masa premenopause.

Sebagian besar responden memiliki sikap yang cukup yang ditunjukkan bahwa

ibu tahu bagaimana sikap dalam mengatasi keluhan-keluhan saat menghadapi

premenopause yaitu seperti: olahraga, menerapkan gaya hidup sehat, menjaga


68

pemenuhan nutrisi dengan cara mengkonsumsi sayuran dan vitamin, dan selalu

mencari informasi yang berkaitan dengan premenopause kepada tenaga kesehatan.

Menurut Agustiawati & Sulistiyaningsih (2017) dengan sikap yang cukup maka

seseorang pada saat mengalami perubahan fisik menjelang menopause akan

melakukan sesuatu atau kegiatan untuk mengatasi perubahan tersebut. Hal lain

dari hasil penelitian Estiani, M dan Dhuhana, C. (2015) yaitu responden dengan

memiliki sikap kategori cukup membuat wanita premenopause merasa lebih

nyaman, membawa kegembiraan ketika mengalami perubahan organ reproduksi

sebagai pengalaman fisiologis yang harus dialami semua wanita dalam kehidupan

reproduksinya.

Sedangkan dengan sikap kurang menyebabkan seseorang sulit untuk

menentukan sikap untuk mengatasi perubahan yang terjadi pada dirinya baik

secara fisik maupun psikologis. Selaras dengan penelitian (Purwanti, S dan

Syukur, A. 2016), bahwa sikap yang kurang disebabkan oleh beberapa faktor

salah satunya yaitu tingkat pengetahuan yang rendah akan tetapi karena ibu telah

memperoleh ataupun menggali informasi melalui media masa/cetak, pengalaman

orang lain atau dari tenaga kesehatan terdekat maka bisa menyikapi dengan baik.

Menurut (Pranatiwi, 2013) umur berpengaruh pada sikap, yaitu apabila usia

ibu yang cenderung tahap awal mengalami premenopause sehingga ibu masih

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, sedangkan seorang wanita

mengalami perubahan drastic tahap kedua.

Pendidikan juga salah satu faktor yang mempengaruhi sikap. Dari penelitian

(Pranatiwi, 2013) kurangnya sikap ibu mennghadapi premenopause disebabkan

pendidikan yang mereka peroleh. Pada penelitian ini menunjukkan mayoritas ibu

lulusan SMP dan SMA yang termasuk tingkat pendidikan menegah, hal ini berarti
69

ibu sudah mampu mencerna informasi yang diperoleh mengenai pengetahuan dan

Pendidikan Kesehatan untuk memperbaiki sikap ibu menghadapi premenopause.

Selain itu faktor yang berpengaruh pada sikap yaitu pendapatan dikarenakan

keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi faktor fisik ibu, kesehatan,

dan sikap dalam menyikapi suatu masalah. Apabila faktor tingkat ekonomi

keluarga termasuk cukup baik, ibu akan lebih memperhatikan penampilan fisik,

pikiran rileks, mengontrol kesehatan dari awal, hal ini akan akan mengurangi

bebean fisiologi dan psikologis (Proverawati, dkk. 2017).

Dalam islam, dipahami bahwa kehidupan manusia akan mengalami tiga fase,

yaitu masa bayi, masa muda dan masa tua. Sehingga premenopause atau kondisi

penuaan ini juga dipahami sebagai ketentuan Allah. Di dalam Al-Qur’an surat Ar-

Rum ayat 54 :
‫هّٰللَا‬
َ ‫د قُ َّو ٍة‬dِ ‫ْف قُ َّوةً ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع‬
ُ ُ‫ض ْعفًا َّو َش ْيبَةً ۗيَ ْخل‬
‫ق َما‬ َ ‫ْف ثُ َّم َج َع َل ِم ۢ ْن بَ ْع ِد‬
ٍ ‫ضع‬ َ ‫۞ ُ الَّ ِذيْ خَ لَقَ ُك ْم ِّم ْن‬
ٍ ‫ضع‬
‫يَ َش ۤا ۚ ُء َوه َُو ْال َعلِ ْي ُم ْالقَ ِد ْي ُر‬

Artinya :
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha mengetahui lagi
Maha Kuasa” (QS. 30:54).
Dari ayat tersebut bahwa masa premenopause terjadi perubahan-perubahan

pada tubuh yang sebelumnya haid teratur menjadi tidak teratur, perubahan mood,

daya ingat mulai menurun, perubahan fungsi seksual, mulai hilangnya kepadatan

tulang, perubahan kulit dan rambut, perubahan kadar kolestrol. Sehingga dapat

diartikan dalam siklus hidup wanita yang dimulai dari masa bayi yang kita

dilahirkan masih dalam keadaan lemah, yang selanjutnya ke masa muda yang

sudah bisa mandiri melakukan suatu kegiatan dan seiring waktu yang berjalan tiba
70

di masa pra kondisi penuaan atau masa tua yang keadaannya tidak sekuat ketika

masih muda.

3. Hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 74 responden paling banyak

responden dengan tingkat pengetahuan cukup memiliki sikap cukup sebanyak 35

orang responden (72.9%), dari hasil uji korelasi spearman rank dengan hasil

perhitungan nilai p value didapat sebesar 0,002 sehingga (p<0,05), dan bisa dibaca

H0 di tolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause di Desa

Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Adesta, 2019),

dengan uji chi square diperoleh nilai p value 0,000 < 0,05 maka artinya ada

hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan sikap ibu menghadapi

premenopause.

Menurut Purwanto, 2012 pembentukan sikap ada 4 macam yaitu adopsi yaitu

kejadian dari peristiwa yang berulang secara terus menerus, sehingga secara

bertahap diserap ke dalam diri individu dan mempengaruhi terbentuknya suatu

sikap. Diferensiasi yaitu Perkembangan intelegensi, bertambahnya pengalaman,

maka ada hal yang tadinya dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Integrasi yaitu

pembentukan sikap di sini terjadi secara bertahap dimulai dengan berbagai

pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal tertentu. Dan trauma yaitu

pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam

pada jiwa orang yang bersangkutan. Selain itu pengalaman yang traumatis dapat

juga menyebabkan terbentuknya sikap.


71

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan baik memiliki sikap baik,

sikap cukup dan bahkan tidak ada yang memiliki sikap kurang, dikarenakan

wanita yang memiliki pengetahuan yang baik terkait premenopause akan dapat

memahami dan percaya diri dalam menangani masalah yang timbul saat terjadi

perubahan. Penelitian ini selaras dengan hasil penelitian (Estiani & Dhuhana,

2015) bahwa berpengaruhnya pendidikan pada tingkat pengetahuan

mempengaruhi pola pikir seseorang dalam menentukan sikap seseorang untuk

bersikap dalam kehidupan yang akan dilewati. Wanita yang memiliki pengetahuan

terkait premenopause yang memadai akan dapat memahami dan percaya diri

dalam menangani masalah yang timbul saat terjadi perubahan sehingga dapat

menyesuaikan (Pittburg, 2014).

Hasil penelitian lain dari penelitian (Pasaribu, 2021), responden yang memiliki

pengetahuan baik memiliki peluang 3 kali lebih dapat bersikap positif dalam

menghadapi perubahan pada masa premenopause di bandingkan responden yang

memiliki pengetahuan kurang, sedangkan tingkat pengetahuan yang cukup tentang

premenopause membantu wanita premenopause mempersiapkan diri menghadapi

menopause. Pengetahuan ini merupakan salah satu peran yang mempengaruhi

keputusan seorang wanita untuk melakukan tindakan yang sehat nantinya

(Mardiyanti, 2020), sedangkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan

kurang berpeluang 23.000 kali lebih besar tidak siap menghadapi perubahan pada

masa premenopasue dibanding dengan responden yang mempunyai pengetahuan

baik (Sari, dkk 2022).

Tingkat pengetahuan cukup banyak yang memiliki sikap cukup sebanyak 35

orang responden (72.9%), dan sikap kurang sebanyak 4 orang responden (8.3%).

hal ini bisa terjadi karena ibu-ibu premenopause yang mempunyai tingkat
72

pengetahuan kategori cukup dengan sikap yang cukup juga bisa di pengaruhi oleh

kurangnya dukungan eksternal seperti lingkungan yang mendukung dan

memotivasi ibu premenopause agar bersikap dalam kategori baik selain itu

meskipun hal tingkat pengetahuan cukup dengan sikap yang cukup menunjukkan

kondisi yang positif akan tetapi perlu diteliti lebih mendalam lagi sehingga

permasalahan utama berkaitan menghadapi premenoapuse dapat teridentifikasi.

Tingkat pengetahuan kurang memiliki sikap cukup dan sikap kurang, hal ini

bisa diakibatkan karena kurangnya informasi ibu-ibu premenopause tentang

menghadapi premenopause dan bisa juga karena pekerjaan, kurangnya tokoh

masyarakat, tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan atau pendidikan

kesehatan tentang menghadapi premenopause sehingga menimbukkan sikap

kurang.

Berdasarkan hasil uji korelasi spearman rank dengan hasil nilai koefisien

korelasi = 0,347 bernilai positif dengan derajad keeratan rendah. Sehingga dari

hasil uji korelasi tabel 4.4 menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan sikap ibu dinyatakan erat dengan nilai positif. Hal ini dapat

diartikan bahwa kedua variabel searah. Ketika tingkat pengetahuan ibu baik maka

semakin baik pula sikap ibu, begitupun sebaliknya jika tingkat pengetahuan

kurang maka sikap ibu akan kurang baik.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Indah, 2018), diperoleh hasil

tabulasi silang paling banyak responden pengetahuan sedang dengan memiliki

sikap sedang sebanyak 26 orang responden (44,8%) dengan nilai p-value sebesar

0,004 <0,05 dengan nilai r = 0,359 artinya terdapat hubungan pengetahuan dengan

sikap ibu dalam menghadapi menopause di Dusun Karandon Malangan

Sumberagung Moyudan Sleman Yogyakarta dengan hubungan keeratan rendah.


73

Hasil penelitian ini berbeda dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Riamah, 2016), yang menyatakan dari uji chi square tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap ibu dimana p= 0,41>

0,05. Ibu yang berpendidikan menengah mempunyai sikap positif 52,9% dan ibu

berpendidikan tinggi mempunyai sikap positif 52,9%.

C. KETERBATASAN PENELITIAN

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yang merupakan keterbatasan

anatara lain:

1. Saat melakukan penelitian hanya bisa mengumpulkan responden sebanyak 51

responden, selama dua hari penelitian yang seharusnya 74 responden. Akan tetapi

dikarenakan terhalang oleh wabah virus corona atau Covid19 dan juga kesibukan

responden, sehingga peneliti diharuskan menyelesaikan penelitian secepat

mungkin, dan untuk mengantisipasi terjadinya penambahan kasus Covid19 maka

peneliti membagi dua kelompok yang setiap kelompoknya terdapat 37 orang

responden. Olehkarenanya peneliti menambah dua hari untuk memenuhi sesuai

jumlah sampel atau 74 orang responden tersebut.

2. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup tanpa diikuti observasi

terhadap sikap wanita dalam menghadapi premenopause sehingga mash terdapat

kemungkinan responden menjawab dengan tidak jujur.


74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan dengan sikap ibu

menghadapi premenopause yang dilakukan oleh peneliti dan dari pembahasan, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu dalam menghadapi premenopause adalah tingkat

pengetahuan cukup sebanyak 48 orang responden (64.9 %).

2. Sikap ibu premenopause dalam menghadapi premenopause adalah sikap kategori

cukup sebanyak 51 orang responden (68.9%).

3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi

premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo dengan nilai p

value = 0,002 (nilai p <0,05),

4. Tingkat pengetahuan dengan sikap ibu menghadapi premenopause memiliki

hubungan yang erat dan bersikap positif, yang menunjukkan bahwa ketika tingkat

pengetahuan ibu baik maka semakin baik pula sikap ibu, begitupun sebaliknya

jika tingkat pengetahuan kurang maka sikap ibu akan kurang baik. Dengan nilai r

sebesar 0,347 dimana dikatakan dengan hubungan keeratan rendah.

B. Saran

1. Bagi responden

Diharapkan meningkatkan pengetahuan maupun informasi terkait masa

premenopause untuk mendapatkan informasi guna meningkatkan pengetahuan


75

yang kurang serta bisa terciptanya sikap yang positif dalam menghadapi

premenopause.

2. Bagi tempat penelitian

Diharapkan agar dapat meningkatkan penyuluhan terhadap masyarakat tentang

kesehatan reproduksi khususnya premenopause secara kesinambungan untuk

meningkatkan pengetahuan dan sikap wanita dalm menghadapi premenopause

agar tercipta pengetahuan dan sikap yang baik.

3. Bagi masyarakat

Diharapkan kepada ibu premenopause agar meningkatkan kembali wawasan dan

pengetahuan tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang masa

premenopause melalui media massa, elektronik, buku, maupun konsultasi dengan

tenaga kesehatan.

4. Bagi peneliti

Diharapkan dapat meningkatkan pemberian informasi dan pengembangan asuhan

ibu premenopause agar ibu bisa menjalani masa premenopause dengan baik dan

sikap yang baik.


76
DAFTAR PUSTAKA
Agustiawati, A. dan Sulistiyaningsih, S. H. (2017) “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Premenopause Terhadap Kesiapan dalam Menghadapi Masa Menopause Di
Desa Padangan Kecamatan Winong,” Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 8(2),
hal. 25. doi: 10.26751/jikk.v8i2.281.
Adesta, R. d. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap ibu Menghadapi Menopause Di
Wilayah Kerja Puskesmas Beru. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat,
vol 6 (1) hal 42-55.
Agustin, M. dan Nursanti, I. (2020) “Efek Edukasi ‘Paket Harmonis’ Terhadap Pengelolaan
Diri Perempuan Menopause Dalam Mengatasi Perubahan Masa Menopouse,”
Akademika, 9(01), hal. 85–95. doi: 10.34005/akademika.v9i01.667.
Afriani, R. d. (2022). Pengetahuan dan Sikap Wanita dalam Menghadapi Perubahan
perubahan pada Masa Premenopause. Jurnal Akademik Baiturrahim Jambi, vol 9 no
1, 104-109.
Afriani, R. d. (2022). Pengetahuan dan Sikap Wanita dalam Menghadapi Perubahan
perubahan pada Masa Premenopause. Jurnal Akademik Baiturrahim Jambi, vol 9 no
1, 104-109.
Ariani, A. (2017). Aplikasi Metodologi Penilaian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Al Quran dan terjemahan. 2014. Jakarta: Dharma art
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Aksara.
Azwar. S. (2011). Sikap mansia. Teori dan Pengukuran. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Asifah, M. d. (2021). Pengetahuan Wanita dalam Menghadapi Menopause Di Pedukuhan
Gowok Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol 8 (2 hal 180-191.
Barlian, Eri. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Padang: Sukabumi
Press.
Budiman & Riyanto, A. (2012). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta Selatan : Slemba Medika.
Batool, Saira. (2017). Menopause Attitude and Sympotoms in Peri and Post Menopauseal
Working Women. Pakistan Journal of Psycological Research, Vol. 32 (1) hal, 55-57.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Statistik Indonesia 2020.
Badan Pusat Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta. (2019). Potret Sensus Penduduk 2020
Daerah Isimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BPS Provinsi DI Yogyakarta
Badan Pusat Statistika Kulon Progo (2020). Kapanewon Lendah Dalam Angka 2021. Daerah
Istimewa Yogyakarta: BPS Kabupaten Kulon Progo.
Dinas Kesehatan DIY. (2020). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019.
Dhuhana, Citra dan Estiani M. (2015). Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Wanita
Pramenopause Terhadap Sikap Menghadapi Menopause Di Desa Sekar Jaya

77
78

Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. Vol. 2(2), hal 101-
105.
Ermiati, K. (2018). Adaptasi Gejala Menopause dan Pemenuhan Kebutuhan Seksual Wanita
Usia 50-60 Tahun. Jurnal Ilmiah ilmu-ilmu Kesehatan. Vol.16(1), hal 21-30.
Eva, N dan Marettih. (2012). Kualitas Hidup Wanita Menopause. Journal Perempuan,
agama dan jender. Vol. 11(2). hal 23-30.
Ermiati dan Widiasih, R. (2018). Upaya Promosi dan Prevensi Kesehatan Reproduksi Wanita
Oleh Petugas kesehatan. Idea Nursing Jurnal. Vol.9(1), hal 47-56.
Erawati. A dan Wahyuningsih, A. (2016). Upaya Pencegahan Sindrom Pra Menopause Pada
Wanita Pra Menopause. Vol.2(1), hal 4-7.
Fara, M. (2020). Pengaruh Yoga Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Wanita
Premenopause Usia 40-48 tahun di Kleurahan Sumurbroto Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang. Jurnal Keperawatan. Vol. 2 (1), hal 04-11.
Febrianti, R. (2019) “Persepsi Wanita tentang Kecemasan dalam Menghadapi Menopause di
Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan Kota Medan,” Menara Ilmu, 13(8), hal. 74–
81.
Geuthèë, J. et al. (2021) “Studi Analisis Tentang Makna Pengetahuan Dan Ilmu Studi
Analisis Tentang Makna Pengetahuan Dan Ilmu Pengetahuan Serta Jenis Dan
Sumbernya Analytical Studies on the Meaning of Knowledge and Science and Its
Types and Sources,” 04(01), hal. 31–54. Tersedia pada:
http://www.journal.geutheeinstitute.com.
Hardani. Andriani dan Ustiawaty. (2016). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group.
Herawati. 2012. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause di Empat
Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal
MaternaL Neonatal. Vol 1 no 1 Oktober 2012.
Hawari. (2013). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Harahap, R.A (2016). Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap
Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi di Puskesmas Bagan Batu Kecamatan
Bagan Sinembah Kabupaten Paten Rokan Hilir. Jurnal Jumantik.Vol 1(1), hal 79-101.
Junaidi, (2010). Processing Data Penelitian Menggunakan SPSS. Bidang Kajian Kebijakan
dan Inovasi Administrasi Negara. Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur IV Lembaga Administrasi Negara RI.
Koeryaman, M. dan Ermiati, E. (2018) “Adaptasi gejala perimenopause dan pemenuhan
kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun,” Medisains, 16(1), hal. 21. doi:
10.30595/medisains.v16i1.2411.
Kusumawati, S. (tanpa tanggal) “Dalam Menghadapi Menopause Di Desa Berangas Timur
Pendahuluan hal. 13–20.
Mardiyanti, S. (2020) “Hubungan Pengetahuan dengan Kesiapan Ibu Pramenopause. hal 12-
20.
79

Mansur, Herawati. (2011). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Marmi. (2013). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mariasih, A. Komalawati, R. dan Sa'adah,H.D. (2013). Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Deteksi dan Pengendalian Kesehatan Reproduksi Di Dsn, Tawun I Ds
Tawun, Kec. Kasreman Wilayah Kerja Puskesmas Kasreman Kabupaten Ngawi. hal
64-67.

Mujahidah. Aruben, R. dan Pradigo (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia
Menopause (Studi di Puskesmas Bangetayu Tahun 2015). Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol. 4 (1), hal 241-248.
Masturoh, I dan Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Marettih, A. (2012). Kualitas Hidup Wanita Menopause. Jurnal Wanita dan gender.
Vol.11(2), hal 1-18.

Machfludloh. (2017). Senam Aerobik Low Impact Bagi Premenopause Sebagai Upaya
Tercapainya Hak Kesehatan Reproduksi Di Desa Sayug Kecamatan Sayung
Kapaubaten Demak, hal 554-557.

Nursyi, I. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 48-55 Tahun Tentang
Menopause Di Desa Weru RT 02 RW 05 Weru Sukoharjo Tahun 2015. Jurnal
Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7(1), hal 62-77.
Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan Revisi. Jakarata: Rineka Cipta.
Nisa, C dan Islamiati, Dian. (2020). Hubungan penegtahuan menjelang menopause dengan
tingkat kesiapan menjelang menopause pada ibu premenopause. Jurnal Ilmiah
Indonesia. Vol.5 (11), hal 1336-1343.
Nasution, Z. (2020) “Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Pre Menopause Di
Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan,” Jurnal Darma
Agung, 27(3), hal. 1209. doi: 10.46930/ojsuda.v27i3.608.
Novianti, R. dan Yunita, P. (2019) “Hubungan Pengetahuan Ibu Usia Premenopouse Tentang
Menopouse Dengan Kesiapan Menghadapi Masa Menopouse Di Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam tahun 2017,” Jurnal Kebidanan, 9(2), hal 13–18.
“Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2019” (2019).
Prawirohardjo, Sarwono (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Praworohardjo.
------------------ (2011) .Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offiset.
80

Proverawati, Atikah. dan Sulistyawati, Emi. (2017). Menopause dan Syndrome Pre
Menopause. Yogyakarta : Nuha Medika.
Pasaribu, C. J. (2021) “Masa Menopause Di Lingkungan Iii Kelurahan Mangga Kecamatan
Medan Tuntungan Tahun 2020 The Relationship Of Knowledge With The Attitude Of
Premenopausee Mothers In Facing Changes During Menopause In Mangga Ward ,
Medan Tuntangan,” 3(1), Hal. 0–5.
Pencegahan, U. et al. (2016) “Jurnal penelitian keperawatan,” 2(1).
Priestnall, S. L. et al. (2020). Hubungan Pengetahuan Menjelang Menopause dengan Tingkat
Kesiapan Menjelang Menopause pada Ibu Premenoapuse,” Endocrine, 9(May), hal. 6.
Puspitasari, B. (2020) “Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kecemasan Wanita
Premenopause dalam Menghadapi Masa Menopause,” Jurnal Kebidanan, 9(2), hal.
115–119. doi: 10.35890/jkdh.v9i2.164.
Riyadina, W. (2019). Hipertensi pada Wanita Menopause. Jakarta: LIPI Pressa.
Rohani, T dan Widiastuti, R. (2020). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Premenopause dan
Menopause Pada Masa Klimakterium. Jurnal Ilmu Kebidanan.Vol.6(2): hh 96-101.
Rosita, Imas. Pertiwi, S dan Wulandara, Q. (2020). Pengaruh Senam Aerobic Low Impact
Terhadap P
Rusmini, 2014. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan. Edu-Bio.Vol. 5 (1), hal 79-94.
Agustiawati, Sulistyaningsih, Sri, Hadi. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Ibu Premenopause Terhadap Kesiapan dalam Menghadapi Masa Menopause Di Desa
Padangan Kecamatan Winong Tahun 2017. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan. Vol. 8 (2), hal 25-31.
Agustin, M. dan Nursanti, I. (2020) “Efek Edukasi ‘Paket Harmonis’ Terhadap Pengelolaan
Diri Perempuan Menopause Dalam Mengatasi Perubahan Masa Menopouse,”
Akademika, 9(01), hal. 85–95. doi: 10.34005/akademika.v9i01.667.
Al Quran dan terjemahan. 2014. Jakarta: Dharma art
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Aksara.
Azwar. S. (2011). Sikap mansia. Teori dan Pengukuran. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Barlian, Eri. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Padang: Sukabumi
Press.
Budiman & Riyanto, A. (2012). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta Selatan : Slemba Medika.
Batool, Saira. (2017). Menopause Attitude and Sympotoms in Peri and Post Menopauseal
Working Women. Pakistan Journal of Psycological Research, Vol. 32 (1) hal, 55-57.
Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Statistik Indonesia 2020.
Badan Pusat Statistika Daerah Istimewa Yogyakarta. (2019). Potret Sensus Penduduk 2020
Daerah Isimewa Yogyakarta. Yogyakarta: BPS Provinsi DI Yogyakarta
Badan Pusat Statistika Kulon Progo (2020). Kapanewon Lendah Dalam Angka 2021. Daerah
Istimewa Yogyakarta: BPS Kabupaten Kulon Progo.
81

Dinas Kesehatan DIY. (2020). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2019.
Dhuhana, Citra dan Estiani M. (2015). Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Wanita
Pramenopause Terhadap Sikap Menghadapi Menopause Di Desa Sekar Jaya
Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Keperawatan Sriwijaya. Vol. 2(2), hal 101-
105.
Ermiati, K. (2018). Adaptasi Gejala Menopause dan Pemenuhan Kebutuhan Seksual Wanita
Usia 50-60 Tahun. Jurnal Ilmiah ilmu-ilmu Kesehatan. Vol.16(1), hal 21-30.
Eva, N dan Marettih. (2012). Kualitas Hidup Wanita Menopause. Journal Perempuan,
agama dan jender. Vol. 11(2). hal 23-30.
Ermiati dan Widiasih, R. (2018). Upaya Promosi dan Prevensi Kesehatan Reproduksi Wanita
Oleh Petugas kesehatan. Idea Nursing Jurnal. Vol.9(1), hal 47-56.
Erawati. A dan Wahyuningsih, A. (2016). Upaya Pencegahan Sindrom Pra Menopause Pada
Wanita Pra Menopause. Vol.2(1), hal 4-7.
Fara, M. (2020). Pengaruh Yoga Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Wanita
Premenopause Usia 40-48 tahun di Kleurahan Sumurbroto Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang. Jurnal Keperawatan. Vol. 2 (1), hal 04-11.
Hardani. Andriani dan Ustiawaty. (2016). Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.
Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group.
Herawati. 2012. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause di Empat
Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal
MaternaL Neonatal. Vol 1 no 1 Oktober 2012.
Hawari. (2013). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Harahap, R.A (2016). Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap
Pemberian Imunisasi Hepatitis B pada Bayi di Puskesmas Bagan Batu Kecamatan
Bagan Sinembah Kabupaten Paten Rokan Hilir. Jurnal Jumantik.Vol 1(1), hal 79-101.
Herwani, N. d. (2016). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Perempuan Premenopause
Menghadapi Perubahan pada Masa Menopause di Kelurahan Buluran Kenali Kota
Jambi tahun 2016. Jurnal Ilmu Panmed, vol. 11 (1) hal 16-22.
Indah, R. (2018). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu dalam Mengahdapi Menopause
Di Dusun Karandon Malangan Sumberagung Moyudan Sleman Yogyakarta. Digilib.
unisa, 50-61.
Islamiati, D. d. (2020). Hubungan Pengetahuan Menjeang Menopause dengan Tingkat
Kesiapan Menjelang Menopause Pada Ibu Premenopause. . Jurnal Ilmiah Indonesia,
1336-1345.
Junaidi, (2010). Processing Data Penelitian Menggunakan SPSS. Bidang Kajian Kebijakan
dan Inovasi Administrasi Negara. Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan
Aparatur IV Lembaga Administrasi Negara RI.
Koeryaman, M. dan Ermiati, E. (2018) “Adaptasi gejala perimenopause dan pemenuhan
kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun,” Medisains, 16(1), hal. 21. doi:
10.30595/medisains.v16i1.2411.
82

Mansur, Herawati. (2011). Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Marmi. (2013). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Mariasih, A. Komalawati, R. dan Sa'adah,H.D. (2013). Upaya Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Deteksi dan Pengendalian Kesehatan Reproduksi Di Dsn, Tawun I Ds
Tawun, Kec. Kasreman Wilayah Kerja Puskesmas Kasreman Kabupaten Ngawi. hal
64-67.

Mujahidah. Aruben, R. dan Pradigo (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia
Menopause (Studi di Puskesmas Bangetayu Tahun 2015). Jurnal Kesehatan
Masyarakat, Vol. 4 (1), hal 241-248.
Masturoh, I dan Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Marettih, A. (2012). Kualitas Hidup Wanita Menopause. Jurnal Wanita dan gender.
Vol.11(2), hal 1-18.

Machfludloh. (2017). Senam Aerobik Low Impact Bagi Premenopause Sebagai Upaya
Tercapainya Hak Kesehatan Reproduksi Di Desa Sayug Kecamatan Sayung
Kapaubaten Demak, hal 554-557.

Nursyi, I. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia 48-55 Tahun Tentang
Menopause Di Desa Weru RT 02 RW 05 Weru Sukoharjo Tahun 2015. Jurnal
Biometrika dan Kependudukan, Vol. 7(1), hal 62-77.
Notoatmodjo, S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan Revisi. Jakarata: Rineka Cipta.
Nisa, C dan Islamiati, Dian. (2020). Hubungan penegtahuan menjelang menopause dengan
tingkat kesiapan menjelang menopause pada ibu premenopause. Jurnal Ilmiah
Indonesia. Vol.5 (11), hal 1336-1343.
Nasution, Z. (2020) “Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Menghadapi Pre Menopause Di
Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan,” Jurnal Darma
Agung, 27(3), hal. 1209. doi: 10.46930/ojsuda.v27i3.608.
Novianti, R. dan Yunita, P. (2019) “Hubungan Pengetahuan Ibu Usia Premenopouse Tentang
Menopouse Dengan Kesiapan Menghadapi Masa Menopouse Di Puskesmas Sei
Pancur Kota Batam tahun 2017,” Jurnal Kebidanan, 9(2), hal 13–18.
“Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2019” (2019).
Prawirohardjo, Sarwono (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Praworohardjo.
------------------ (2011) .Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Pranatiwi, D. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Sikap Menghadapi
Premenopause di Dukh Ngebel Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan, 26-33.
83

Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offiset.

Proverawati, Atikah. dan Sulistyawati, Emi. (2017). Menopause dan Syndrome Pre
Menopause. Yogyakarta : Nuha Medika.
Riyadina, W. (2019). Hipertensi pada Wanita Menopause. Jakarta: LIPI Pressa.
Rohani, T dan Widiastuti, R. (2020). Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Premenopause dan
Menopause Pada Masa Klimakterium. Jurnal Ilmu Kebidanan.Vol.6(2): hh 96-101.
Rosita, Imas. Pertiwi, S dan Wulandara, Q. (2020). Pengaruh Senam Aerobic Low Impact
Terhadap P
Riamah. (2016). Hubungan antara pengetahuan dengan Sikap Ibu Usia 40-45 tahun Terhadap
Premenopause di RW 04 Mulya Wilayah Kerja Puskesmas Sail Pekan baru. Jurnal
Photon, 87-94.
Rusmini, 2014. Dasar dan Jenis Ilmu Pengetahuan. Edu-Bio.Vol. 5 (1), hal 79-94
Siyoto, S. Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Sumarwiyanto, Dewi, Y. (2021). Kapanewon Lendah dalam Angka 2021. BPS Kabupaten
Kulon Progo.
Sugiyono. (2009). Metode Peeitian Kuantitatif, Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.
Setiawan, N., (2005). Pengolahan dan Analisis Data. Universitas Padjajaran. Departemen
Pendidikan Nasional Inspektorat Jendral.
Sukiati. (2016). Metodologi penelitian Sebuah Pengantar. Medan : Cv. Manhaji.
Sasrawita. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Menopause dengan Kesiapan
Menghadapi Menopause Di Puskesmas Pekan Baru. Jurnal Endurance. 2(2), hal 117-
123.
Setiawan, R. Iryanti, I., dan Muryati, M. (2020). Efektivitas Media Edukasi Audio-visual dan
Booklet terhadap Pengetahuan Premenopause, Efikasi Diri dan Stres pada Wanita
Premenopause di Kota Bandung. Perilaku dan Promosi Kesehatan: Indonesian
Journal of Health Promotion and Behavior, 2(1), hal 1-8.
Sukarni. Maesaroh, S. d. (2016). Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Terhadap
Premenopause. Jurnal Ilmu Kesehatan, 2-7.
Suhaidah, D. (2018). Hubungan Tingkat Penegtahuan dengan Kecemasan perempuan dalam
menghadapi premenopasue di wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Pulo Gebang
Jakarta Timur. . Jurnal Ilmu Keperawatan , 81-85.
Tulung, O., Kundre, R. M. dan Silolonga, W. (2019) “Hubungan Sikap Ibu Premenopause
Dengan Perubahan Yang Terjadi Menjelang Masa Menopause Di Kelurahan Woloan
1, Kecamatan Tomohon Barat, Kota Tomohon,” Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), hal. 1689–1699.
84

Wawan, A. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.
Widiasih, R. (2018) “Upaya Promosi Dan Prevensi Kesehatan Reproduksi Wanita Oleh
Petugas Kesehatan,” Idea Nursing Journal, 9(1). doi: 10.52199/inj.v9i1.10335.
85

LAMPIRAN
86

Lampiran 1

TIME SCHEDULE SKRIPSI


Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Menghadapi Premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan LendahKulon Progo
Jenis Waktu Kegiatan
Kegiat
an Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Penyu
sunan
Propos
al
Semin
ar
Propos
al
Revisi
Propos
al
Ethica
l
cleara
nce
Uji
Validit
as dan
Realib
itas
Pelaks
anaan
Penelit
ian
Penyu
sunan
Lapora
n
Penelit
ian
Ujian
Hasil
Revisi
Hasil
Pengaj
uan
Hasil
Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Dengan rangka menyelesaikan tugas akhir S1 Kebidanan ‘Aisiyah Yogyakarta maka

yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Isnaini Nurkholimah

NIM : 1810106029

Judul Penelitian : “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Menghadapi

Premenopause di Desa Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo”

.Dengan segala kerendahan hati penulis mohon rekan-rekan untuk berkenan menjadi

responden penelitian ini dengan mengisi beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan dengan

jujur dan sesuai pengetahuannya. Jawaban rekan-rekan sangat kami butuhkan semata-mata

hanya untuk kepentingan penelitian serta akan kami jaga kerahasiaannya. Jika rekan-rekan

tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka tidak akan ada ancaman bagi

rekan-rekan. Jika rekan-rekan menyetujui, maka saya mohon rekan-rekan untuk

menandatangani lembar persetujuan saya.

Demikian permohonan ini, atas ketersediaan rekan-rekan, penulis ucapkan

terimakasih dan semoga budi baik rekan-rekan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Yogyakarta, 3 Maret 2022

Peneliti

Isnaini Nurkholimah
Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN

Dengan menandatangani lembar ini, saya:

Nama :

Usia :

Alamat :

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang berjudul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Menghadapi Premenopause di Desa

Gulurejo Kecamatan Lendah Kulon Progo”.Yang akan dilakukan oleh saudari Isnaini

Nurkholimah selaku mahasiswi Prodi Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi

Universitas ‘Aisiyah Yogyakarta.

Saya telah dijelaskan bawa jawaban kuesioner ini hanya digunakan untuk keperluan

penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden penelitian ini.

Yogyakarta,......................................2022

Responden

(.........................................)
Lampiran 4. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 5. Keterangan Layak Etik
Lampiran 6. Surat diizinkan uji validitas

La
mpiran 7. Surat Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat diizinkan peneitian
Lampiran 9. Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI

PREMENOPAUSE DI DESA GULUREJO KECAMATAN LENDAH KULON PROGO

I. Data Demografi

Nama (Inisial) :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Pendapatan : a. ≤ Rp. 1. 000. 000

b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000

c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000

d. ≥ Rp. 3. 000.000

II. Petunjuk Pengisian Kuesioner

a. Isilah dahulu identitas responden dengan lengkap dan jelas.

b. Bacalah soal dengan teliti.

c. Pilihlah jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda check list (v) pada

jawaban yang menurut responden benar.

III. Daftar Pernyataan

A. Pernyataan Tingkat Pengetahuan

N PERNYATAAN BENAR SALAH


O
1 Premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan
dimulainya dengan tanda siklus haid yang tidak
teratur.
2 Minum kopi terlalu banyak pada wanita tidak
mengurangi kesuburan wanita.
3 Usia pertama kali mendapatkan menstruasi tidak
mempengaruhi pada keluhan datangnya
premenopause.
4 Terjadinya menstruasi menjadi tidak teratur dan
mudah lupa, kekeringan vagina pada wanita
premenopause.
5 Ibu merasakan perubahan organ reproduksi pada
masa premenopause.
6 Kebiasaan merokok dapat mempengaruhi usia
terjadinya premenopause.
7 Ketika memasuki masa premenopause ibu
merasakan kurang percaya diri karena ada perubahan
fisik.
8 Selama fase premenopause tingkat cemas wanita
menjadi lebih sensitif.
9 Usia premenoapuse bervariasi antara 45-55 tahun
tetapi sudah dimulai sejak wanita berusia 40 tahun
10 Beberapa wanita mengalami kesulitan saat tidur
(insomnia).
11 Rasa lelah sering muncul ketika menjelang masa
premenopause karena bukan disebabkan perubahan
hormonal.
12 Vagina menjadi pendek, menyempit, hilang
elastisitas, epitelnya tipis dan mudah trauma karena
kelebihan lubrikasi.
13 Masa premenopause wanita membutuhkan dukungan
emsional dari orang – orang terdekat.
14 Wanita pada masa premenopause kerap kali ingin
dipuji dan dihormati.
15 Premenopause dapat menyebabakan tekanan darah
tinggi.
16 Pada wanita premenopause terjadi perubahan yaitu
pengeroposan tulang (osteoporosis).
17 Perubahan psikologis yang sering terjadi pada wanita
premenopause adalah mudah tersinggung.
18 Mengkonnsumsi buah buahan dapat mengurangi
keluhan saat premenopause
19 Keluhan saat premenopause dapat dikurangi dengan
memakan makanan seperti tempe dan tahu
20 Metabolisme melemah dan stres meningkat dapat
meningkatkan berat badan pada wanita
premenopause.
21 Keluhan premenopause dapat dicegah dengan tidak
memakan makanan berlemak seperti gorengan,
daging jeroan.
22 Terapi sulih hormon dapat dilakukan tanpa cek
kesehatan terlebih dahulu.
23 Tidak ada efek gangguan kesehatan ketika minum
kopi ataupun alkohol pada wanita premenopause.
24 Olahraga yang cukup mengkonsumsi makanan
berserat merupakan bentuk dari pencegahan gejala
premenopause.
25 Wanita yang mengalami premenopause siklus
haidnya tidak teratur.
26 Kesulitan tidur tidak dipengaruhi dengan rendahnya
kadar serotonin pada masa premenopause.
27 Budaya dan lingkungan sangat berpengaruh dalam
penyesuaian diri masa premenopause.
28 Rasa lelah tidak muncul ketika menjelang masa
premenopause.
29 Tingkat faktor sosial ekonomi tidak mengurangi
beban fisiologis dan psikologis
30 Perubahan psikologis maupun fisik berhubungan
dengan kadar estrogen,
31 Pengaruh budaya dan lingkungan sangat tidak
mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat
menyesuaikan diri di masa premenopause
32 Suplemen kalsium dan vitamin D ini dapat
mencegah osteoporosis.
33 Menetapkan jadwal tidur, menetapkan jadwal
bangun dan menciptakan lingkungan tempat tidur
yang nyaman bisa mengatasi gangguan sulit tidur.
34 Medikal herbal seperti ginseng dan ginkobiloba
tidak dapat mengurangi memory los.
35 Hot flashes tidak bisa diatasi dengan mengkonsumsi
vit E.
36 Terapi gabapentin dapat digunakan semua wanita.
37 Premenopause yaitu fase dimana tidak terjadi
peralihan dari masa subur menuju masa tidak
adanya pembuahan.
38 Wanita premenopause tidak mengalami perubahan
endokrin, somatik dan psikis pada masa subur.

B. Pernyataan Sikap
Beri tanda (v) pada jawaban yang anda pilih
Keterangan jawaban :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

N PERNYATAAN SS S TS STS
O
1 Saya merasa usia menarch (awal datang menstruasi)
juga mempengaruhi masa premenopause.
2 Saya merasa panas pada bagian wajah sampai leher
dan muncul kemerah-merahan, menurut saya ini
merupakan kejadian yang abnormal.
3 Wanita premenopause tidak mengalami kesulitan
berkonsentrasi.
4 Saya merasa daya ingat saya menurun dan mudah
tersinggung.
5 Saya bersedia membiasakan gaya hidup yang rileks
dan menghindari tekanan yang dapat membebani
pikiran.
6 Menurut saya tidak perlu kontrol ke tempat pelayanan
kesehatan (mis. bidan dan dokter) untuk berkonsultasi
tentang masa premenopause.
7 Saya akan membiasakan gaya hidup sehat mulai dari
sekarang.
8 Ketika saya merasa terganggu dengan gejala-gejala
pre menopause maka saya akan berkonsultasi terlebih
dulu pada petugas kesehatan.
9 Saya merasa tidak bisa menahan BAK dan merasakan
nyeri saat berhubungan intim karena vagina kering,
ini merupakan hal yang bahaya buat saya.
10 Saya bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang dialami pada masa premenoapuse.
11 Kanker payudara hanya terjadi pada wanita yang
premenopause.
12 Wanita premenopause wajib melakukan terapi
hormon.
13 Saya akan menghindari hal-hal yang dapat
menimbulkan masalah masa premenopause.
14 Premenopause merupakan penyakit yang menakutkan
yang perlu dihindari.
15 Saya akan belajar dari orang lain agar dapat
menghadapi masa premenopause dengan baik.
16 Merasakan sakit ketika berhubungan seksual dengan
suami pada wanita premenopause.
17 Mengkonsumsi susu untuk menjaga kesehatan
semenjak merasakan gejala premenopause muncul.
18 Saya yakin bisa menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang saya alami pada masa premenopause
ini.
19 Meskipun buah-buahan dapat mengurangi gejala fisik
pada premenopause, saya jarang mengkonsumsinya.
20 Saya sering minum kopi supaya badan lebih segar
21 Walaupun susu banyak manfaatnya untuk kesehatan,
saya tetap tidak suka minum susu.
22 Wanita premenopause memiliki peluang terkena .
serangan jantung sekitar 20 kali lebih banyak dari pria
23 Di umur saya saat ini, saya merasa tidak pelupa
24 Menjelang premenopause wanita menjadi lebih tenang
(tidak cemas)
25 Masa premenopause tidak menimbulkan bintik-bintik
penuaan.
26 Budaya dan lingkungan sangat berpengaruh dalam
penyesuaian diri masa premenopause.
27 Saya tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga
sendiri,meskipun akhir-akhir ini saya merasa mudah
lelah.
28 Tingkat pendapatan tidak mempengaruhi gejala
premenopause
29 Penggunaan KB tidak berpengaruh pada terjadinya
premenoapuse
30 Histerektomi atau pengangkatan rahim tidak
berpengaruh pada gejala premenopause

Kunci jawaban :
a. Pernyataan Pengetahuan
1 Benar 11 Salah 2 Benar 3 Salah
1 1
2 Salah 12 Salah 2 Salah 3 Salah
2 2
3 Salah 13 Benar 2 Salah 3 Benar
3 3
4 Benar 14 Salah 2 Benar 3 Salah
4 4
5 Benar 15 Benar 2 Benar 3 Salah
5 5
6 Benar 16 Benar 2 Salah 3 Salah
6 6
7 Benar 17 Benar 2 Benar 3 Salah
7 7
8 Benar 18 Benar 2 Salah 3 Salah
8 8
9 Benar 19 Benar 2 Salah
9
1 Benar 20 Benar 3 Benar
0 0

b. Pernyataan Sikap
1 SS 11 STS 21 TS
2 STS 12 STS 22 SS
3 TS 13 SS 23 TS
4 SS 14 STS 24 TS
5 SS 15 S 25 TS
6 TS 16 S 26 SS
7 SS 17 S 27 S
8 SS 18 SS 28 STS
9 STS 19 STS 29 STS
10 SS 20 STS 30 STS

Lampiran
Output Hasil Pengolahan Data dengan Program SPSS 16 For Windows

Statistics

tingkat_pendapa
pendidkan umur pekerjaan tan

N Valid 74 74 74 74

Missing 0 0 0 0

Mean 1.8378 1.6081 1.1622 1.5135

Std. Error of Mean .06673 .05714 .04314 .05850

Median 2.0000 2.0000 1.0000 2.0000

Mode 2.00 2.00 1.00 2.00

Variance .330 .242 .138 .253

Range 2.00 1.00 1.00 1.00

Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00

Maximum 3.00 2.00 2.00 2.00

Sum 136.00 119.00 86.00 112.00

Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi


umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 40-45 29 39.2 39.2 39.2

46-47 45 60.8 60.8 100.0

Total 74 100.0 100.0

pendidkan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 19 25.7 25.7 25.7

Menengah 48 64.9 64.9 90.5

Perguruan Tinggi 7 9.5 9.5 100.0

Total 74 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bekerja 62 83.8 83.8 83.8

Tidak Bekerja 12 16.2 16.2 100.0

Total 74 100.0 100.0

tingkat_pendapatan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid >= UMR 36 48.6 48.6 48.6

< UMR 38 51.4 51.4 100.0

Total 74 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
Tingkat
Pengetahuan Sikap

N Valid 74 74

Missing 0 0

Mean 1.76 1.88

Median 2.00 2.00

Mode 2 2

Std. Deviation .544 .548

Variance .296 .300

Range 2 2

Maximum 3 3

Sum 130 139

Percentiles 25 1.00 2.00

50 2.00 2.00

75 2.00 2.00

Frequency Table

Tingkat Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 22 29.7 29.7 29.7

Cukup 48 64.9 64.9 94.6

Kurang 4 5.4 5.4 100.0

Total 74 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 16 21.6 21.6 21.6

cukup 51 68.9 68.9 90.5


Tingkat Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 22 29.7 29.7 29.7

Cukup 48 64.9 64.9 94.6

Kurang 4 5.4 5.4 100.0

kurang 7 9.5 9.5 100.0

Total 74 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan * Sikap Crosstabulation

Sikap

baik cukup kurang Total

Tingkat Pengetahuan Baik Count 7 15 0 22

% within Tingkat
31.8% 68.2% .0% 100.0%
Pengetahuan

% within Sikap 43.8% 29.4% .0% 29.7%

Cukup Count 9 35 4 48

% within Tingkat
18.8% 72.9% 8.3% 100.0%
Pengetahuan

% within Sikap 56.2% 68.6% 57.1% 64.9%

Kurang Count 0 1 3 4

% within Tingkat
.0% 25.0% 75.0% 100.0%
Pengetahuan

% within Sikap .0% 2.0% 42.9% 5.4%


Total Count 16 51 7 74

% within Tingkat
21.6% 68.9% 9.5% 100.0%
Pengetahuan

% within Sikap 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Directional Measures

Asymp. Std. Approx.


Value Error a
Approx. T b
Sig.

Ordinal by Somers' Symmetric .311 .105 2.658 .008


Ordinal d
Tingkat Pengetahuan
.318 .109 2.658 .008
Dependent

Sikap Dependent .305 .106 2.658 .008

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

Symmetric Measures

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .359 .107 3.263 .002c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .325 .110 2.916 .005c

N of Valid Cases 74

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.


Correlations

tingkat_pengetahuan sikap

Spearman's rho tingkat_penegtahuan Correlation


1.000 .347**
Coefficient

Sig. (2-tailed) . .002

N 74 74

Sikap Correlation
.347** 1.000
Coefficient

Sig. (2-tailed) .002 .

N 74 74

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

tingkat_pengetahuan sikap

tingkat_penegtahuan Pearson
1 .370**
Correlation

Sig. (2-tailed) .001

N 74 74

sikap Pearson
.370** 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .001

N 74 74

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai