TTG Limbah Tekstil
TTG Limbah Tekstil
TTG Limbah Tekstil
Oleh :
SEMESTER 4
KATA PENGANTAR
Puja puji syukur kami haturkan kepada Allah swt yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik, dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengolahan Limbah Tekstil” dengan baik dan lancar
tanpa ada halangan suatu apapun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
3.1 Kesimpulan................................................................................... 9
3.2 Saran............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan limbah tekstil?
2. Apa saja sumber limbah tekstil?
3. Bagaimana dampak limbah tekstil bagi kesehatan ?
4. Bagaimana dampak limbah tekstil bagi lingkungan?
5. Bagaimanakah pengolahan limbah tekstil?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah adalah agar mamapu
memahami dan mengetahui dampak yang terjadi akibat pencemaran
limbah tekstil dan mengetahui bagaiman cara penanggulangan atau
pengolahan dari limbah tekstil
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami yang dimaksud dengan limbah tekstil.
b. Untuk mengetahui sumber limbah tekstil.
c. Untuk memahami dampak limbah tekstil bagi kesehata.
d. Untuk memahami dampak limbah tekstil bagi lingkungan.
e. Untuk memahami pengolahan limbah tekstil.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna
dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai,
seperti fenol dan logam.
4
ini akan menyebabkan kandungan oksigen di dalam air menurun dan pada
akhimya menyebabkan kematian mahluk hidup yang ada di perairan
tersebut.
Di samping mempunyai sifat yang berbahaya bagi mahluk hidup
terutama bagi manusia, pencemaran limbah tekstil juga dapat mengurangi
nilai estetika badan air, badan air (sungai atau danau) menjadi tidak
nyaman untuk dipandang karena aimya berwarna bahkan mungkin
berwarna gelap atau hitam pekat. Nilai estetika suatu badan air juga
menurun dengan timbulnya bau yang tidak sedap seperti bau amoniak dan
asam sulfida hasil penguraian limbah oleh bakteri secara anaerob karena
badan air mempunyai kandungan oksigen yang sangat minim.
2.5 Inovasi Teknologi Tepat Guna
Biji kelor (moringa oleifera lamk) merupakan salah satu koagulan
alami yang dapat digunakan untuk penjernihan air. Dalam biji kelor
terkandung senyawa aktif 4-α-L-rhamnosyloxybenzil-isotiosianat yang
mampu mengabsorpsi dan menetralisir partikel logam dalam air limbah
dan partikel kotoran yang melayang di dalam air (Arung, 2002).
Pemanfaatan biji kelor sebagai koagulan dari segi biaya lebih ekonomis
dan efisien.
Selain itu, juga bersifat biodegradable sehingga akan ramah
lingkungan dibandingkan jika menggunakan koagulan dari bahan kimia
seperti tawas. Bahkan, biji kelor juga berkhasiat sebagai antibakteri.
Sutherland dkk. (1994), memanfaatkan biji kelor sebagai koagulan untuk
mengurangi kekeruhan dalam air. Dari hasil penelitian tersebut ternyata
serbuk biji kelor mampu mengurangi kekeruhan air yang mulamula 270-
380 NTU berkurang menjadi 4 NTU (Nephelometric Turbidity Unit).
Menurut penelitian Chandra dalam rrionline.com, biji kelor dapat
dimanfaatkan sebagai bahan koagulan (bioflokulan) sewaktu mengolah
limbah cair pabrik tekstil.
Biji kelor juga dapat dimanfaatkan dengan cara mengekstrak zat
aktif yang terkandung dalam biji buah kelor dengan menggunakan pelarut
5
tertentu. Salah satu pelarut yang dapat digunakan yaitu pelarut air.
Pemanfaatan ekstrak biji kelor sebagai koagulan telah dilakukan antara
lain oleh Lestari (2008) yang menguji efektifitas ekstrak biji kelor sebagai
koagulan ion besi terlarut dalam air. Dari penelitian tersebut ternyata
ekstrak biji kelor mampu mengurangi kadar ion besi sebesar 2933,01
mg/mL ekstrak biji kelor. Mufrihan (2008) menguji efektifitas ekstrak biji
kelor sebagai koagulan ion mangan terlarut dalam air. Ternyata ekstrak biji
kelor mampu mengurangi kadar ion mangan sebesar 955,6 mg/mL ekstrak
biji kelor.
Proses penjernihan :
1. Biji kelor dibiarkan sampai matang atau tua di pohon dan baru
dipanen setelah kering. Sayap bijinya yang ringan serta kulit
bijinya mudah dipisahkan sehingga meninggalkan biji yang putih.
Bila terlalu kering di pohon, polong biji akan pecah dan bijinya
dapat melayang “terbang” ke mana-mana.
2. Biji tak berkulit tersebut kemudian dihancurkan dan ditumbuk
sampai halus sehingga dapat dihasilkan bubuk biji Moringa
3. Jumlah bubuk biji moringa atau kelor yang diperlukan untuk
pembersihan air bagi keperluan rumah tangga sangat tergantung
pada seberapa jauh kotoran yang terdapat di dalamnya
4. Untuk menangani air sebanyak 20 liter (1 jeriken), diperlukan
jumlah bubuk biji kelor 2 gram atau kira-kira 2 sendok teh (5 ml).
5. Tambahkan sedikit air bersih ke dalam bubuk biji sehingga
menjadi pasta
6. Letakkan pasta tersebut ke dalam botol yang bersih
7. Tambahkan ke dalamnya satu cup (200 ml) lagi air bersih
8. Lalu kocok selama lima menit hingga campur sempurna. Dengan
cara tersebut, terjadilah proses aktivitasi senyawa kimia yang
terdapat dalam bubuk biji kelor.
9. Saringlah larutan yang telah tercampur dengan koagulan biji kelor
tersebut melalui kain kasa
6
10. Masukkan filtratnya ke dalam air 20 liter (jeriken) yang telah
disiapkan sebelumnya
11. Kemudian diaduk secara pelan-pelan selama 10-15 menit.
12. Selama pengadukan, butiran biji yang telah dilarutkan akan
mengikat dan menggumpalkan partikel-partikel padatan dalam air
beserta mikroba dan kuman-kuman penyakit yang terdapat di
dalamnya sehingga membentuk gumpalan yang lebih besar yang
akan mudah tenggelam mengendap ke dasar air
13. Diamkan dan biarkan selama kurang lebih 1 jam
Keunggulan dan Kelemahan.
Keunggulan :
1. Caranya sangat mudah ,
2. Tidak berbahaya bagi kesehatan ,
3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan,
kekuning-kuningan atau ke abu-abuan)
4. Kualitas air lebih baik , karena :
a. Kuman berkurang ,
b. Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang , dan
c. Air lebih cepat mendidih
5. Produk yang dihasilkan bersifat back to nature yang ramah akan
Kelemahan :
1. Kelor tidak terdapat disemua daerah ,
2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat
disimpan untuk hari berikutnya
3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil
4. Pengeringan biji kelor harus sempurna, apabila pengeringan ”tidak
sempurna” (kekurangan oksigen) biji kelor akan kurang efektif dalam
mengikat koloid partikel dalam air.
7
5. Air hasil filtrasi dengan biji kelor masih perlu pemurnian lebih lanjut, baik
dengan cara memasak atau dengan penyaringan dengan cara filtrasi pasir
yang sederhana.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses
pengkanjian, proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan,
merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.
Jika limbah tekstil tidak diolah terlebih dahulu dan langsung
dibuang maka akan menyebabkan pencemaran air dan akan merusak
lingkungan. Selain itu, limbah tekstil yang tidak diolah terlebih dahulu
akan berdampak pada kesehatan manusia.
Salah satu inovasi teknologi tepat guna yang kami gunakan yaitu
ekstrak biji kelor. Biji kelor mampu menjernihkan air limbah tekstil.
3.2 Saran
Sebaiknya untuk pemilik industri pembuatan batik atau pabrik yang
menghasilkan limbah tekstil harus mengolah limbah tersebut terlebih
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan karena akan berdampak pada
kesehatan dan lingkungan itu sendiri.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://pengertianmenurutparaahli.org/pengertian-limbah-tekstil-dan-
contohnya/
http://www.mikirbae.com/2016/08/jenis-dan-penggolongan-limbah-
industri.html
Hidayanti, rahma. 2016. Pemanfaatan Ekstrak Biji Kelor (Moringa
Oleifera Lamk) Dengan Kulit Ari Sebagai Koagulan Zat Warna Reaktif
Dalam Larutan Model Limbah Cair Industri Kain Besurek. Program Studi
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Dehasen Bengkulu
10