PTK Ida Royani Ok 2022
PTK Ida Royani Ok 2022
PTK Ida Royani Ok 2022
Oleh :
IDA ROYANI
NPK. 8712800191055
Puji Syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT yamng telah melimpahkan rahmad
dan petunjuknya, sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “PENERAPAN
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Rahmat ta’dzim dan salam keselamatan
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang
telah menuntun kita dari zaman kegeglapan menuju zaman yang penuh dengan
petunjuk.
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, PTK ini tidak akan berjalan dengan
lancar. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat:
1. Ibu Ida Royani, S.Pd.I selaku kepala Madrasah MI Darussalam yang telah memberikan
3. Murid-murid kami siswa kela V yang telah membantu kelancaran saat pengambilan
data.
4. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan penulis selama ini.
5. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan penulis selama
ini.
Kami menyadari adanya kekurangan dalam penulisan PTK ini, namun demikian
harapan kami semoga PTK ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
PENDAHULUAN
Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa tidaklah
mudah. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar
tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan
mengembangkan model pembelajaran.
Sering terjadi, dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, antara guru dan
siswa tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan kelas.
Sementara itu, di bangku siswa juga asyik dengan kegiatannya sendiri, melamun,
mengobrol, bahkan mengantuk. Dalam peristiwa semacam ini tidak terjadi proses
pembelajaran, karena dua komponen penting dalam sistem pembelajaran tidak terjadi
kerja sama. Dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar dikatakan terjadi pembelajaran,
manakala guru dan siswa secara bersama-sama mengarah pada tujuan yang sama. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa dalam suatu proses pembelajaran selamanya
memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan belajar.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini
adalah:
a. Bagi Siswa
Dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan
lebih variatif
KAJIAN PUSTAKA
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu
pencapaian untuk mengukur seberapa jauh belajar yang siswa peroleh setelah melalui
serangkaian proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengukur suatu hasil pada
pencapaian tujuan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.
B. Pembelajaran Fiqih
1. Pengertian Pembelajaran Fiqih
Pada tingkatan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mata pelajaran fiqih merupakan salah satu
bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar mereka bisa mengenal, memahami dan mengamalkan syariat
Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya dalam bermasyarakat. Secara
etimologi, “fiqih berarti paham yang mendalam.” Dengan definisi lain dalam buku Zakiah
Daradjat, “fiqih artinya faham atau tahu.
Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli fiqih (fuqaha), fiqih itu ialah ilmu
yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalil-dalilnya yang
terperinci. Dilihat dari segi ilmu pengetahuan yang berkembang dalam kalangan ulama
Islam, fiqih itu ialah ilmu pengetahuan yang membicarakan, membahas, memuat hukum-
hukum Islam yang bersumber pada al-Qur’an, sunah dan dalil-dalil syar’iyang lain.
Adapun pengertian mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah
• Mata pelajaran fiqih adalah bimbingan untuk mengetahui ketentuan- ketentuan
syari’at Islam. Materi yang sifatnya memahami, menghayati dan mengamalkan
pelaksanaan syariat tersebut yang kemudian menjadi dasar pandangan dalam
kehidupannya, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
• Bentuk bimbingan tersebut tidak terbatas pada pemberian pengetahuan, tetapi lebih
jauh seorang guru dapat menjadi contoh dan tauladan bagi siswa dan masyarakat
lingkungannya. Dengan keteladanan guru diharapkan para orang tua dan masyarakat
membantu secara aktif pelaksanaan fiqih di dalam rumah tangga dan masyarakat
lingkungannya.
Dari penjelasan diatas, dapat penulis pahami tentang pengertian mata pelajaran fiqih
dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah yaitu mata pelajaran yang diarahkan untuk
memberikan pegetahuan, pemahaman dan bimbingan kepada siswa mengenai ketentuan-
ketentuan syariat Islamuntuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Menurut Duch (1995,h. 201), Problem Based Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja
secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah
ini digunakan untuk mengikat siswa pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang
dimaksud.
b. Menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68), Problem Based Learning (PBL) merupakan
suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa dihadapkan pada masalah autentik
(nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini sebagai berikut: Melalui model PBL dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran fiqih siswa kelas V MIS Darussalam Cikulur.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V MIS Darussalam Kec. Cikulur Kab. Lebak
Prov. Banten.
C. Langkah/Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom ActVe
Research (CAR), PTK sangat cocok untuk penelitian ini, karena penelitian diadakan
dalam kelas dan lebih difokuskan pada masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas atau
pada proses belajar mengajar. Model penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah model sistem spiral refleksi dari Kemmis dan Taggrat yaitu
model siklus yang dilakukan secara berulang, berekelanjutan. Yang artinya semakin lama
diharapkan semakin meningkat pencapaian hasilnya. Model siklus ini dimulai dengan
rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali merupakan dasar
untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan.
Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan dilaksanakan oleh seorang
peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau Classroom Action Research dan memberikan pelayanan konseling.
Menurut Elliot (1982) penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi social
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkan.
Menurut Isaac (1971) penelitian tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalah-
masalah yang diaplikasikan secara langsung di dalam kelas atau dunia kerja.
Masalah pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar fiqih dan
permasalahan khusus yang dihadapi siswa kelas V di MIS Darussalam Cikulur. Alternatif
pemecahannya dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Peneliti meneliti model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran fiqih untuk
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah. Penggunaan model pembelajaran ini dimaksudkan
untuk meningkatkan pemahaman hasil belajar peserta didik dan permasalahan yang
dihadapi siswa.
Desain penelitian ini terlihat pada model siklus seperti tampak pada bagan di
bawah ini:
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan
c) Pengamatan (Observasi)
keaktifan siswa
kemampuan siswa dalam berdiskusi
d) Refleksi (reflecting)
2) Perencanaan Tindakan II
Sebagaimana pada perencanaan tindakan pertama maka siklus
keduapun terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan danrefleksi.
a) Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama dengan indikator Memahami ketentuan salat Umrah
b) Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
berdasarkan hasil refleksi dari pembelajaran sikluspertama.
c) Pengamatan (Observasi)
Guru melakukan pengamatan berdasarkan refleksi dari hasil
pembelajaran pada siklus pertama
d) Refleksi (reflecting)
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menyusun rencana untuk siklus ketiga.
2) Indikator Hasil Belajar Indikator hasil belajar dari penelitian ini adalah jika 75%
dari siswa telah mencapai nilai ≥ 75 dan apabila melebihi dari nilai minimum hasil
belajar dikatakan tuntas. Hal ini didasarkan pada kelas yang dikatakan berhasil
(mencapai ketuntasan) jika paling sedikit 75% dari jumlah siswa mendapat 75.
Penempatan nilai 75 berdasarkan atas hasil diskusi dengan guru kelas V dan kepala
sekolah serta berdasarkan tingkat kecerdasan siswa dan KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang digunakan pada Madrasah tersebut.
Sumber data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Sumber data tersebut adalah data hasil belajar yang dikumpulkan oleh orang
lain, data pendukung dalam penelitian ini adalah data dari Kepala Madrasah dan
administrasi MIS Darussalam Kec. Cikulur, Kab Lebak. Jenis data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini adalah aktvitas, lokasi dan dokumentasi.
b. Definisi Operasional
a) Kisi-Kisi Instrumen
3. Berdiskusi 3
4. Bertanya 4
5. Menjawab pertanyaan guru 5
6. Mengembangkan pendapat 6
6. Bertanya 6
7. TermotVasi Mengerjakan Tugas 7
8. Menyampaikan Argumen 8
9. Menjawab Pertanyaan Guru 9
10. TermotVasi Mengumpulkan Tugas 10
b) Jenis Instrumen
a) Lembar Observasi
c) Catatan Lapangan
kelas adalah catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan adalah catatan
yang dibuat oleh peneliti baik itu yang didengar, dilihat, maupun yang
untuk mencatat hal-hal yang tidak terdapat dalam lembar observasi dan
pedoman wawancara.
d) Tes
Soal tes hasil belajar ini dibuat oleh peneliti dengan terlebih dahulu
dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran Fiqih, hal ini dilakukan untuk
e) Dokumentasi
suatu kegiatan atau peristiwa telah terjadi. Dokumen bisa berwujud tertulis,
gambar, maupun audio visual. Dokumen tertulis bisa berbentuk daftar hadir,
hasil test, buku atau catatan, notulen, lembar observasi dll. Dokumen gambar
2. Validasi Instrumen
Validitas instrumen menggambarkan tingkat instrumen yang mampu mengukur
apa yang akan diukur. Suatu alat pengukur dapat dikatakan alat pengukuran yang valid
apabila alat pengukur tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Uji
validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu
instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian.
dimana;
r bis= koefisien korelasi point biseral
Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawabanbenar
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi skor total
p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkatkesukaran
)
q = proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 - p)
a. Keabsahan Data
1) Telaah modul Tindakan
Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci dan terus menerus selama proses penelitian di
MIS Darussalam Cikulur. Kegiatan ini dapat diikuti dengan pelaksanaan
wawancara secara intensif dan aktif dalam kegiatan belajar sehingga dapat
terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subjek berdusta,
menipu, atau berpura-pura.
Triangulasi
Teknik ini merupakan kegiatan pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Dalam
penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah (1) Membandingkan
data yang diperoleh dengan hasil konfirmasi kepada wali kelas sebagai
sumber lain tentang kemampuan akademik yang dimiliki oleh subjek
penelitian pada pokok bahasan lain; (2) Membandingkan hasil tes dengan
hasil observasi mengenai tingkah laku siswa dan guru pada saat
penyampaian materi; (3) Membandingkan hasil tes dengan hasil
wawancara.
Pengecekan teman sejawat melalui diskusi
Pengecekan teman sejawat yang dimaksud disini adalah mendiskusikan
proses dan hasil penelitian dengan dosen pembimbing atau teman
mahasiswa yang sedang/telah mengadakan penelitian atau orang yang
berpengalaman dalam penelitian. Hal ini dilakukan dengan harapan
peneliti mendapatkan masukan-masukan baik dari segi metodologi
maupun konteks penelitian. Disamping itu, peneliti juga senantiasa
berdiskusi dengan teman pengamat yang ikut terlibat dalam
pengumpulan data untuk merumuskan kegiatan pemberian tindakan
selanjutnya.
2) Validitas data
Menurut Sugiyono (2013), validitas merupakan derajad ketepatan
antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat
dilaporkan oleh peneliti. Suatu data dikatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antar data yang dilaporkan peneliti dengan data yang
sesungguhnya. Ada dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal
dan eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajad akurasi desain
penelitian dengan derajad akurasi desain penelitian dengan hasil yang
dicapai, sedangkan validitas eksternal berkenaan dengan derajad akurasi
apakah hasil penelitian dapat digeneralisikan atau diterapkan pada
populasi dimana sampel tersebut diambil.
Tabel di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada kondisi awal sebagian
masih rendah. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah terdapat 3 orang siswa dan 4
siswa dalam kategori sedang. Dalam hasil kuesioner observasi motivasi belajar siswa
menunjukkan bahwa skor tertinggi 64,58 skor terendah 37,50 dan skor rata-rata 52,98.
Setelah dihitung rata-rata data menunjukkan bahwa siswa kelas V memiliki tingkatan
motivasi belajar yang termasuk dalam kategori rendah.
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, peneliti akan melaksanakan pembelajaran di
kelas V dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
pelajaran tematik. Peneliti menyampaikan kepada guru kelas bahwa Penelitian Tindakan kelas
ini akan dilaksanakan selama 3 kali siklus yang mana dalam setiap siklusnya peneliti akan
melaksanakan selama satu kali pertemuan durasi 2 x 35 menit dengan model pembelajaran
Problem Based Learning. Peneliti juga menjelaskan kepada pendidik bahwa yang bertindak
sebagai pelaksana tindakan adalah peneliti, dan yang bertindak sebagai pengamat adalah
pendidik pembelajaran tematik kelas V. Pengamat dalam hal ini bertugas untuk mengamati
semua aktifitas dari peneliti dan murid dalam kelas selama pembelajaran berlangsung. Untuk
mempermudah pengamatan tersebut peneliti akan memberikan lembar observasi terhadap
aktivitas guru dan respon siswa yang sebelumya telah dipersiapkan oleh peneliti.
Pada setiap siklus dilengkapi dengan dengan satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) sebagai perangkat dalam proses belajaran mengajar. Pelaksanaan pembelajaran siklus I
dilaksankan oleh peneliti yang bertindak sebagai guru sedangkan siklus II dan III pada hari
selanjutnya.
1. Siklus I
Siklus I dilaksankan dalam satu kali pertemuan pada kelas V MI Darussalam
Cikulur. Satu kali pertemuan dilaksakan 2 x 35 menit. Dalam penelitian ini berkolaborasi
dengan guru yang turut membantu dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
meliputi tahap perencanaan, tahappelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Berikut
penjelasan pada masing masing tahapan.
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang telah dilakukan peneliti yaitu menyiapkan kebutuhan pada siklus I dengan
menyiapkan pernagkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, soal evaluasi, dan media. Media
yang digunakan adalah materi pembelajaran untuk memperjelas materi umrah. Selain itu
peneliti menyiapkan instrument penelitian yaitu lembar observasi dan kuesioner sebagai
pengukur motivasi belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 25 menit yaitu Tema 2
subtema 1 pembelajaran 1
1) Kegitan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar, dan
meminta untuk berdoa bersama sebelum mulai pembelajaran. Guru menginformasikan
tujuan pembelajarantetang pelajaran tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 1.
2) Kegiatan Inti
Pada awal kegitan guru memberikan penjelasan tentang umrah kepada siswa.
Selanjutnya guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan penjelasan tersebut.
Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang kata tanya yang dapat digunkan untuk
mendapatkan suatu informasi dari suatu teks. Selanjutnya Guru menyuruh siswa untuk
mengerjakan tugas secara berkelompok pada LKPD aktivitas 1.
3) Kegiatan Penutup
Pada akhir kegiatan guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah
dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi. Guru dan siswa berdoa dan
mengucapkan slam untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran hari ini.
c. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi
dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti. Peneliti dan rekan peneliti mengobservasi
motivasi belajar siswadengan mengisi lembar observasi yang telah disipakan oleh peneliti.
1) Berikut adalah hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus I.
Tabel 4.2 Kuesioner motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
tematik dengan penerapan model PBL Siklus I
No Nama Skor Kategori
Kuesioner
1 Ajis Saputra 84,37 Tinggi
2 Arya Wiguna 81,25 Tinggi
3 Zaki 81,25 Tinggi
4 Zanet 75 Tinggi
5 Ipal 71,87 Tinggi
6 Nizam 71,87 Tinggi
7 Melda 75 Tinggi
Jumlah 540,61
Rata-rata 77,23 Tinggi
Berdasarkan tabel diatas hasil motivasi belajar pada siklus I diperoleh rata-rata 77,23
dengan kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar pada siklus I
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saat pra penelitian.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru (Peneliti) siklus I
Standart dalam penilain aktivitas guru ada 5 yaitu, skor 1 untuk indikator muncul
dengan sangat kurang baik, skor 2 untuk indikator muncul dengan kurang baik, skor 3
untuk indikator muncul dengan cukup baik, skor 4 untuk indikator muncul baik, dan
skor 5 untuk indikator muncul dengan sangat baik. Hasilnya pada pertemuan pertama
dari observer pertama peneliti mendapatkan nilai total 102 dan dari observer kedua
peneliti mendapatkan nilai total 98 dari jumlah skor maksimal 110. Dari nilai tersebut
didapatkan prosentase aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 90,85 % dengan
kategori sangat baik. Hasil yang diperoleh peneliti dari observer pertama dan kedua
dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.3 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelejaran
Tematik dengan Model PBL Siklus I
Problem Based
Indikator O1 O2
Learning
Kegiatan a. Guru mengucapkan salam 5 5
Pendahuluan b. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa 5 5
c. Guru mengabsen siswa 5 5
d. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari 4 4
dengan bertanya jawab dengan siswa
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan 5 4
manfaat materi yang akan dipelajari
Kegiatan Inti a. Guru meminta siswa secara berkelompok untuk 4 4
Fase merangkum materi yang di ajarkan
Standart dalam penilain aktivitas siswa ada 5 yaitu, skor 1 untuk aktivitas siswa
sangat kurang, skor 2 untuk aktivitas siswa kurang baik, skor 3 untuk aktivitas
siswa dengan cukup baik, skor 4 untuk aktivitas siswa muncul baik, dan skor 5
untuk aktivitas siswa dengan sangat baik. Hasilnya pada pertemuan pertama dari
observer pertama, siswa mendapatkan nilai total 88 dan dari observer kedua
mendapatkan nilai total 74 dari jumlah skor maksimal adalah 110. Dari nilai
tersebut didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar
73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Hasil aktivitas siswa dari observer
pertama dan kedua dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelejaran
Tematik dengan Model PBL Siklus I
Problem Based
Kegiatan O1 O2
Learning
Kegiatan a. Siswa menjawab salam 4 4
Pendahuluan b. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang gambaryang 4 4
disajikan
Kegiatan Inti a. Secara berkelompok siswa membaca teks berjudul 4 4
Fase 1: ”umrah” pada media pembelajaran yang disajikan
Mengorganisasi guru
Siswa dalamBelajar b. Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasilyang 3 4
diperoleh dari membaca teks tersebut.
Fase 2: Penyajian a. Siswa menyimak penjelasan guru melalui media 3 4
Informasi pembelajaran tayangan materi tentang katatanya
d. Refleksi
Hasil kuesioner motivasi siswa menunjukkan hasil yang dicapai pada pertemuan
pertama dengan rata-rata 77, 23 dengan kategori tinggi. Sehingga motivasi belajar
siswa dapat dikatakan meningkat jika dibandingkan pada pra penelitian yang rata-
rata motivasi belajar siswa adalah 52, 98 yang berada di kategori rendah.
Hasil pengamatan aktivitas guru menunjukkan hasil yang dicapai pada pertemuan
pertama dengan prosentase 90,85 dengankemmapuan mengajar guru sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru kea rah yang lebih baik.
Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang dicapai pada
pertemuan pertama dengan prosentase 73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik.
2. Siklus II
Siklus II dilaksankan dalam satu kali pertemuan pada kelas V MI Darussalam
Cikulur. Satu kali pertemuan dilaksakan 2 x 35 menit. Dalam penelitian ini berkolaborasi
dengan guru yang turut membantu dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan
meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.
Berikut penjelasan pada masing masing tahapan.
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan yang telah dilakukan peneliti yaitu menyiapkan kebutuhan pada
siklus II dengan menyiapkan pernagkat pembelajaran seperti RPP, LKPD, soal
evaluasi, dan media. Media yang digunakan adalah materi pembelajaran untuk
memperjelas materi umrah. Selain itu peneliti menyiapkan instrument penelitian yaitu
lembar observasi dan kuesioner sebagai pengukur motivasi belajar siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan (Pertemuan I)
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 15 Agustus 2019
dengan alokasi waktu 2 x 25 menit yaitu Tema 2 subtema 2 pembelajaran 1 (Faktor
penyebab gangguan pernapasan dan kata tanya).
1) Kegitan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan kabar,
dan meminta untuk berdoa bersama sebelum mulai pembelajaran. Guru
menginformasikan tujuan pembelajaran tetang pelajaran tematik tema 2 subtema
2 pembelajaran 1 (Faktor penyebab gangguan pernapasan pada manusia dan kata
tanya).
2) Kegiatan Inti
Langkah yang diambil dalam kegiatan inti, guru memulai dengan menyuruh
siswa membaca teks bacaan yang di sajikan pada materi yang ada di layar. Siswa
mengemukakan hal yang di dapat diari membaca teks pada layar. Siswa membaca
tek dan melihat materi pembelajaran tentang faktor penyebab gangguan
pernapasan pada manusia. Siswa mengemukakan hasi yang di dapat dari
membaca dan melihat materi tersebut. Guru meminta siswa untuk membuat
bagan tentang Faktor penyebab gangguan pernapasan pada manusia yang sudah
ada di LKPD aktivitas 1. Guru menjelaskan kepada siswa tentang kata tanya
yang dapat digunakan dalam memeproleh informasi pada teks. Guru meminta
siswa untuk mengerjakan LKPD aktitas 2, sebelumnya disuruh membaca teks
kemudian diminta untuk membuat pertanyaan dan jawaban yang sesuai dengan
teks bacaan. Pertanyaan dan jawaban disajikan dalam bentuk tabel. Setiap
kelompok mepresentasikan hasil diskusi. Guru memberikan soal evaluasi untuk
mengukur pemhaman siswa tentang materi yangdipelajari.
3) Kegiatan Penutup
Pada akhir kegiatan guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah
dipelajari. Kemudian guru menyampaikan kompetensi pelajaran untuk hari
berikutnya. Guru dan siswa berdoa dan mengucapkan slam untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran hari ini.
c. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti. Peneliti dan rekan peneliti
mengobservasi motivasi belajar siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah
disipakan oleh peneliti.
1) Berikut adalah hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus II
Tabel 4.5 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa dalam Penerapan
Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus II
No Nama Skor Kuesioner Kategori
1 Ajis Saputra 87,5 Tinggi
2 Arya Wiguna 84,37 Tinggi
3 Zaki 84,37 Tinggi
4 Zanet 81,25 Tinggi
5 Ipal 75 Tinggi
6 Nizam 75 Tinggi
7 Melda 75 Tinggi
Jumlah 562,49
Rata-rata 80,35 Tinggi
Dari hasil motivasi belajar pada siklus II diperoleh rata-rata dengan kategori
tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar pada siklus II
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saatsiklus I.
Berdasarkan tabel diatas hasilnya pada siklus II dari observer pertama peneliti
mendapatkan nilai total 98 dari skor maksimal 105 dengan prosentase 93% dan
dari observer kedua peneliti mendapatkan nilai total 98 dari skor maksimal 105
dengan prosentase 93%. Dari nilai tersebut didapatkan prosentase rata-rata
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 93 % dengan kategori sangat
baik.
Hasil pengamatan aktivitas guru menunjukkan hasil yang dicapai pada siklus
II dengan prosentase 93 % dengan kemamapuan mengajar guru sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru jika dibandingkan
dengan penelitian siklus I dengan prosentase 90,85% dengan kemampuan guru
sangat baik.
a) Guru mengingatkan siswa tentang kata tanya apa saja yang dapat
digunakan dalam menyebutkan informasi dalam teks bacaan. Salah satu
siswa mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Guru menjelaskan
materi tentang “Umrah” . Guru meminta siswa untuk mengerjakan LKPD
aktitas 2, sebelumnya disuruh membaca teks kemudian diminta untuk
membuat bagan tentang Umrah. Setiap kelompok mepresentasikan hasil
diskusi. Guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemhaman siswa
tentang materi yang dipelajari.
2) Kegiatan Penutup
Pada akhir kegiatan guru dan siswa melakukan refleksi tentang materi yang
telah dipelajari. Kemudian guru menyampaikan kompetensi pelajaran untuk
hari berikutnya. Guru dan siswa berdoa dan mengucapkan slam untuk
mengakhiri kegiatan pembelajaran hari ini.
c. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti. Peneliti dan rekan peneliti
mengobservasi motivasi belajar siswa dengan mengisi lembar observasi yang telah
disipakan oleh peneliti.
1) Berikut adalah hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus III
Tabel 4.8 Kuesioner Motivasi Belajar Siswa dalam Penerapan
Pembelejaran Tematik dengan Model PBL Siklus III
No Nama Skor Kuesioner Kategori
1 Ajis Saputra 87,5 Tinggi
2 Arya Wiguna 87,5 Tinggi
3 Zaki 87,5 Tinggi
4 Zanet 84,37 Tinggi
5 Ipal 75 Tinggi
6 Nizam 81, 25 Tinggi
7 Melda 81,25 Tinggi
Jumlah 584,37
Rata-rata 83,48 Tinggi
Berdasarkan tabel diatas hasil motivasi belajar pada siklus III diperoleh rata-
rata 84,48 dengan kategori tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi
belajar pada siklus III mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saat
siklus I diperoleh rata-rata 77, 23 dengan kategori tinggi dan pada siklus II
diperoleh rata-rata 80,35. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
siswa dengan menggunkan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) mengalami peningkatan.
2) Hasil Observasi Aktivitas Guru
Standart dalam penilain aktivitas guru ada 5 yaitu, skor 1 untuk indikator
muncul dengan sangat kurang baik, skor 2 untuk indikator muncul dengan
kurang baik, skor 3 untuk indikator muncul dengan cukup baik, skor 4 untuk
indikator muncul baik, dan skor 5 untuk indikator muncul dengan sangat baik.
Berikut tabel hasil observasi aktivitas guru.
Berdasarkan tabel diatas hasilnya pada siklus III dari observer pertama peneliti
mendapatkan nilai total 85 dari skor maksimal 90 dengan prosentase 94% dan
dari observer kedua peneliti mendapatkan nilai total 85 dari skor maksimal 90
dengan prosentase 94%. Dari nilai tersebut didapatkan prosentase rata-rata
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 94 % dengan kategori sangat
baik.
2. Pelaksanaan
Pada saat pelaksanaan pembelajaran anak-anak terlihat antusias dalam
mengikuti pelajaran. Siswa juga terlibat aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan guru. Saat mengerjakan tugas dengan kelompok semua anggota kelompok
terlibat aktif dalam menyelesaikan tugas secara kelompok. Selain itu siswa juga
berani menyampiakan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas.
3. Penilaian
Hasil penelitian dari observasi guru dan siswa yang diperoleh peneliti dalam
siklus I mendapatkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan aktivitas
guru pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas guru pada pertemuan pertama
adalah 90,85 % dengan kategori sangat baik. Aktivitas guru pada siklus II didapatkan
prosentase aktivitas guru adalah 93 % dengan kategori sangat baik. Sedangkan
aktivitas guru pada siklus III didapatkan prosentase 94% dengan kategori sangat
baik.
Sedangkan pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yangdicapai
pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar
73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Sedangkan pada siklus II kemampuan
aktivitas siswa dengan prosentase 78,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Pada
siklus III kemampuan aktivitas siswa dengan prosentase 82% dengan kategori
aktivitas siswa sangat baik.
C. Pembahasan
Penelitian untuk melihat motivasi belajar siswa dilaksanakan dengan tiga
siklus. Siklus I, Siklus ke II dan siklus III. Penelitian dilakukan di kelas V MI
Darussalam Cikulur. Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Instrumen yang digunakan untuk
melihat peningkatan motivasi belajar siswa adalah lembar observasi dan kuesioner.
1. Aktivitas kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Hasil penelitian dari observasi kemampuan guru dalam mengajar yang
diperoleh peneliti dalam siklus I mendapatkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan aktivitas guru pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas guru
pada pertemuan pertama adalah 90,85 % dengan kategori sangat baik. Hal tersebut
menunjukkan kemampuan mengajar guru sangat baik.
Sedangkan hasil peneliti dari observasi kemampuan guru dalam mengajar
yang diperoleh peneliti dalam siklus II mendapatkan hasil yang sangat baik. Hal ini
dapat dilihat dari pengamatan aktivitas guru pada siklus II didapatkan prosentase
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 93 % dengan kategori sangat baik.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan mengajar guru sangat baik.
Hasil peneliti dari observasi kemampuan guru dalam mengajar yang
diperoleh peneliti dalam siklus III mendapatkan hasil yang sangat baik. Hal ini
dapat dilihat dari pengamatan aktivitas guru pada siklus II didapatkan prosentase
aktivitas guru pada pertemuan pertama adalah 94% dengan kategori sangat baik.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan mengajar guru sangat baik
Berdasarkan paparan diatas dapat dismpulkan bahwa kemampuan guru
dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) sudah dilakukan dengan sangat baik dan sudah sesuai dengan
kriteria keberhasilan.
2. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pengamatan peneliti pada aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang
dicapai pada siklus I didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama
sebesar 73,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Hal tersebut menunjukkan
meningkatnya aktivitas siswa kearah yang lebihbaik.
Sedangkan pengamatan peneliti pada aktivitas siswa menunjukkan bahwa
hasil yang dicapai pada siklus II didapatkan prosentase aktivitas siswa pada
pertemuan pertama sebesar 78,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Hal
tersebut menunjukkan meningkatnya aktivitas siswa kearah yang lebih baik.
Sedangkan pengamatan peneliti pada aktivitas siswa menunjukkan bahwa
hasil yang dicapai pada siklus III didapatkan prosentase aktivitas siswa pada
pertemuan pertama sebesar 82% dengan kategori aktivitas siswa sangat baik. Hal
tersebut menunjukkan meningkatnya aktivitas siswa kearah yang lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aktivitas siswa dalazm
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
(PBL) mengalami peningkatan. Sehingga peneliti tidak perlu melakukan penelitian
pada tahap berikutnya karena hasil yang diperoleh oleh peneliti sudah sesuai
dengan kriteria keberhasilan yang ditentukan..
3. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Hasli peningkatan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan kuesioner yang disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.8 Analisis Data Kuesioner Motivasi Belajar Siswa pada
Pembelajaran Tematik dengan Penerapan Model PBL
No Nama Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori
1 Ajis Saputra 64, 5 Sedang 84,3 Tinggi 87,5 Tinggi 87,5 Tinggi
2 Arya Wiguna 62,5 Sedang 81,2 Tinggi 84,3 Tinggi 87,5 Tinggi
3 Zaki 62,5 Sedang 81,2 Tinggi 84,3 Tinggi 87,5 Tinggi
4 Zanet 45,8 Rendah 75 Tinggi 81,2 Tinggi 84,37 Tinggi
5 Ipal 37,5 Rendah 71,8 Tinggi 75 Tinggi 75 Tinggi
6 Nizam 37,5 Rendah 71,8 Tinggi 75 Tinggi 81, 2 Tinggi
7 Melda 60,4 Sedang 75 Tinggi 75 Tinggi 81,2 Tinggi
Jumlah 370,8 540,6 569,4 584,3
Rata-rata 52,98 Rendah 77,2 Tinggi 80,35 Tinggi 83,48 Tinggi
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab I sampai dengan bab IV sebagai
langkah akhir penelitian ini akan disampaikan kesimpulan, keterbatasan peneliti, dan saran.
Kesimpulan dituliskan utnuk memudahkan menangkap isi laporan. Sedangkan keterbatasan
peneliti disampaiakan untuk memberikan pengalaman pada pembaca agar hal-hal yang terjadi yang
dialami oleh penleiti tidak terulang kembali. Sedangkan saran ditulis dengan maksud agar dapat
dimanfaatkanoleh pihak lain dalam meningkatkan upaya penelitian.
A. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) pada pelajaran tematik di kelas V MI Darussalam Cikulur dapat
disimpulkan sebagai berikut.
1. Perencanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pelajaran tematik dengan langkah-langkah berikut. a)
Menyiapkan pernagkat pembelajaran seperti RPP dengan metode Problem Based Learning
(PBL). b) Menyiapkan LKPD, soal evaluasi, dan media. Media yang digunakan adalah
materi pembelajaran untuk memperjelas materi umrah. c) Selain itu peneliti menyiapkan
instrument penelitian yaitu lembar observasi dan kuesioner sebagai pengukur motivasi
belajar siswa
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran
tematik dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Orientasi siswa terhadap masalah b)
Mengorganisisasi siswa dalam belajar yaitu dengan meminta siswa untuk membaca teks
bacaan. c) Penyajian Informasi yiatu siswa dapat menyajikan informasi dan
mempersentasikan hasil diskusi secara berkelompok. d) Membimbing kegiatan Belajar
Kelompok yaitu guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. e)
Mengevaluasi hasil belajar yaitu guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui
pemahaman siswa dalam materi pelajaran yang telah dipelajaripada hari tersebut.
3. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V
Hasil yang diperoleh dari observasi guru dan siswa yang diperoleh peneliti dalam
siklus I mendapatkan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan aktivitas guru
pada siklus I didapatkan prosentase aktivitasguru pada pertemuan pertama adalah 90,85 %
dengan kategori kemampuan guru dalam mengajar sangat baik. Sedangkan aktivitas guru
pada siklus II didapatkan prosentase aktivitas guru adalah 93 % dengan kategori
kemampuan guru dalam mengajar sangat baik. Sedangkan pada siklus III didapatkan
prosentase aktivitas guru adalah 94% dengan kategori kemmapuan guru dalam mengajar
sangat baik. Maka dari hasil pemaparan tersebut diperoleh hasil bahwa kemampuan
mengajar guru dari siklus I, II, dan III mengalami peningkatan.
Pengamatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa hasil yang dicapai pada siklus I
didapatkan prosentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama sebesar 73,5% dengan
kategori aktivitas siswa baik. Pada siklus II kemampuan aktivitas siswa dengan
prosentase 78,5% dengan kategori aktivitas siswa baik. Sedangkan pada III kemampuan
aktivitas siswa dengan prosentase 82% dengan kategori aktivitas siswa sangat baik. Maka
dari hasil pemaparan tersebut diperoleh hasil bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) pada pelajaran tematik pada
siklus I, II, dan III mengalami peningkatan.
Peneliti dalam mengetahui peningkatan motivasi siswa dilihat dari kondisi awal
bahwa rata-rata motivasi siswa sebesar 52,98 menunjukkan tingkat motivasi siswa
rendah. Setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada siklus I perolehan skor menjadi 77,23 menunjukkan tingkat tinggi.
Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 24,25. Sedangkan pada siklus II
motivasi belajar siswa memperoleh skor 80,35 menunjukkan tingkat tinggi. Pada siklus
ke III motivasi belajar siswa memperoleh skor 83,48 menunjukkan tingka tinggi. Dari
pememparan tersebut jika dilihat dari siklus I, II, dan III motivasi belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mengalami
peningkatan.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di atas peneliti menyimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa terlihat ketika siswa aktif
untuk mencari informasi baru, mengemukakan pendapat, bertanya kepada guru dan
mengerjakan soal yang telah diberikan guru sampai dengan selesai.
B. Keterbatasan Peneliti
C. Saran
Melihat hasil yang diperoleh oleh siswa selama penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) peneliti memberikan saran sebagai berikut.
1. Sebelum melakukan penelitian, peneliti sebaiknya mencari suber tentang Problem
Based Learning (PBL) secara mendalam
2. Sebelum melakukan penelitian, peneliti sebaiknya melakukan manjemen waktu
dengan baik, sehingga waktu proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancer seuai
dengan tujuan penelitian.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengenal karakteristik siswa lebih menyeluruh
agar dalam proses penelitian dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA