12 - Fadinda Aisyah - TR1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH TUGAS RUTIN 1

PEMBELAJARAN KREATIF
URAIAN SINGKAT
BELAJAR & PEMBELAJARAN

NAMA : FADINDA AISYAH


NOMOR URUT : 12
NIM : 1203151044
KELAS : BK REGULER D 2020
DOSEN PENGAMPU : RAHMULYANI M.Pd Kons

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
PENDAHULUAN
Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk
edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru secara sadar merencanakan kegiatan
pengajarannyasecara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya untuk kepentingan
dalam pengajaran.
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan
lingkungannya. Perubahan perilaku terhadap hasil belajar bersifat continiu, fungsional, positif,
aktif, dan terarah. Proses perubahan tingkah laku dapat terjadi dalam berbagai kondisi
berdasarkan penjelasan dari para ahli pendidikan dan psikologi. Adapun pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik, dengan bahan pelajaran, metode penyampaian,
strategi pembelajaran, dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.
Kemudian, keberhasilan dalam proses belajar dan pembelajaran dapat dilihat melalui tingkat
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan tercapainya tujuan pembelajaran,
maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Dengan demikian, efektivitas
sebuah proses belajar dan pembelajaran ditentukan oleh interaksi diantara
komponen komponen tersebut. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai
pemahaman tentang hakikat belajar dan pembelajaran yang merupakan penjelasan tentang
makna belajar dan makna pembelajaran, penjelasan tentang komponen komponen
pembelajaran, kemudian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dan
pembelajaran
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar dan mengajar, peserta didik adalah subjek dan objek dari kegiatan
pendidikan. Oleh karena itu, makna dari proses pengajaran adalah kegiatan belajar peserta
didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan dicapau apabila peserta
didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari
segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya dari segi fisik saja yang aktif dan
mentalnya tidak aktif, maka tujuan dari pembelajaran belum tercapai. Hal ini sama saja dengan
peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan dalam dirinya.
Belajar pada hakikatnya adalah suatu “perubahan” yang terjadi dalam diri seseorang setelah
melakukan aktivitas belajar.
1. Pengertian Belajar
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang disadari atau disengaja.
Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang dalam melakukan aspek mental yang
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga
bahwa suatu kegiatan belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun
mental seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar, namun
jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti kegiatan belajar tersebut tidak secara
nyata memahami bahwa dirinya melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan
dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-
pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang
pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi
individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.3 Tokoh psikologi belajar
memiliki persepsi dan penekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses ke arah
perubahan sebagai hasil belajar. Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan
pandangan khusus tentang belajar:
a. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian
di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme
menekankan pada apa yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang
terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
b. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga
sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi atau pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh karena
itu, teori ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan pemahaman.
c. Teori Belajar Psikologi Sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah proses yang terjadi
dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui interaksi.
d. Teori Belajar Gagne, yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan antara behaviorisme dan
kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi
dengan kondisi tertantu. Yaitu kondisi internal yang merupakan kesiapan peserta didik dan
sesuatu yang telah dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang merupakan situasi belajar yang
secara sengaja diatur oleh pendidik dengan tujuan memperlancar proses belajar.
e. Teori Fitrah, pada dasarnya peserta didik lahir telah membawa bakat dan potensi-potensi
yang cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Potensi-potensi tersebut pada hakikatnya
yang akan dapat berkembang dalam diri seorang anak.
Dari uraian di atas, terkait dengan teori behaviorisme, kognitivisme, teori belajar psiko sosial,
teori gagne serta yang terakhir adalah teori fitrah yang sesuai dengan pendidikan Islam, maka
penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan perubahan
pemahaman, yang pada mulanya seorang anak tidak dibekali dengan potensi fitrah, kemudian
dengan terjadinya proses belajar maka seorang anak beubah tingkah laku dan pemahamannya
semakin betambah.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong
peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar.
Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik yang bermasalah.
Dalam belajar tentunya banyak perbedaan, seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna
materi pelajaran, ada pula peserta didik yang lambah dalam mencerna materi pelajaran. Kedua
perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah
“perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”. Menurut Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.
Secara Nasional, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses interaksi yang melibatkan
komponen-komponen utama, yaitu peserta didik, pendidik, dan sumber belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar, maka yang dikatakan dengan proses
pembelajaran adalah suatu system yang melibatkan satu kesatuan komponen yang saling
berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pembelajaran ditandai dengan adanya
interaksi edukatif yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar akan tujuan. Interaksi ini berakar dari
pihak pendidik (guru) dan kegiatan belajar secara paedagogis pada diri peserta didik, berproses
secara sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui tahapan-tahapan tertentu.
Dalam pembelajaran, pendidik menfasilitasi peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Dengan adanya interaksi tersebut maka akan menghasilkan proses pembelajaran yang efektif
sebagaimana yang telah diharapkan. Menurut Trianto, pembelajaran adalah aspek kegiatan
yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan sepenuhnya. Secara sederhana, pembelajaran dapat
diartikan sebagai produk interaksi berkelanjtan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Pada hakikatnya, Trianto mengungkapkan bahwa pembelajaran merupakan usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi peserta didik
dengan sumber belajar lain) dengan maksud agar tujuannya dapat tercapai. Dari uraiannya
tersebut, maka terlihat jelas bahwa pembelajaran itu adalah interaksi dua arah dari pendidik
dan peserta didik, diantara keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju kepada target
yang telah ditetapkan.
Pola pembelajaran yang terjadi saat ini seringkali masih bersifat transmisif, yaitu siswa secara
pasif menyerap struktur pengetahuan yang diberikan guru atau yang ada pada buku pelajaran
saja. Adapun menurut Hudojo, menyatakan bahwa system pembelajaran dalam pandangan
konstruktivis memberikan perbedaan yang nyata.
Ciri-cirinya adalah: (a) siswa terlibat aktif dalam belajarnya. Siswa belajar materi secara
bermakna dengan bekerja dan berpikir, dan (b) informasi baru harus dikaitkan dengan
informasi sebelumnya sehinya menyatu dengan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran ini dilakukan oleh dua orang pelaku,
yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku
mengajar dan perilaku belajar tersebut tidak terlepas dari bahan pelajaran. Dengan demikian,
pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan terencana yang mengkondisikan atau merangsang
seseorang agar dapat belajar dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran ini bermuara pada
dua kegiatan pokok, yaitu bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku
melalui kegiatan belajar dan bagaimana orang melakukan tindakan penyempaian ilmu
pengetahuan melalui kegiatan mengajar. Oleh karena itu, makna pembelajaran merupakan
tindakan eksternal dari belajar, sedangkan belajar adalah tindakan internal dari pembelajaran.
Dari uraian diatas mengenai belajar dan pembelajaran, maka penulis dapat memberikan
ilustrasi mengenai konsep belajar dan pembelajaran, berikut ini adalah contoh ilustrasi:
Pak Ahmad adalah seorang guru di SMP Negeri 1. Ia juga mengajar Pendidikan Agama Islam.
Pada minggu pertama tahun ajaran 2014- 2015 ia masuk ke kelasnya. Ia mengemukakan pesan
berikut: “anak anak, sekarang kalian kelas tiga. Ingat, pesan Bapak saat kelas satu yang lalu,
siswa SMP belajar untuk mempersiapkan pelajaran ke SMA, ke sekolah kejuruan, atau mau
bekerja. Sekarang kita memasuki semester lima, pada semester ke enam aka nada evaluasi
belajar tahap akhir Nasional/ UN. Kalian semua hanya punya waktu sepuluh bulan lagi. Maka
aturlah jadwal belajar kalian di rumah!” ajak Pak Ahmad dipatuhi siswa tersebut. Annisa
adalah siswa kelas tiga SMA. Ia anak yang rajin dan pandai. Sejak kelas satu SMA ia membuat
jadwal belajar sendiri dirumah. Ia memiliki kelompok belajar juga. Dari kedua ilustrasi di atas
merupakan dampak dari belajar dan pembelajaran. Pak Ahmad memberikan informasi untuk
membuat jadwal belajar, dan Annisa membuat jadwal belajar sendiri dirumah sehingga ia
menjadi murid yang rajin dan pintar
Komponen-komponen Pembelajaran
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu sistem, karena pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang memiliki tujuan, yaitu membelajarkan siswa. Sebagai suatu sistem, tentu saja
kegiatan belajar mengajar mengandung komponen. Proses pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen yang satu sama lain saling
berinteraksi, dimana guru harus memanfaatkan komponen tersebut dalam proses kegiatan
untuk mencapai tujuan yang ingin direncanakan
1. Guru dan Siswa
Di dalam UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, Bab IV Pasal 29
ayat 1 disebutkan bahwa pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran,
melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama pada pendidik di Perguruan Tinggi.
Guru adalah pelaku utama yang merencanakan, mengarahkan, dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang terdapat dalam upaya memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada
peserta didik di sekolah. Seorang guru haruslah memiliki kemampuan dalam mengajar,
membimbing dan membina peserta didiknya dalam kegiatan pembelajaran.16 Berdasarkan
keputusan Menpan No. 26/ MENPAN/ 1989, Tanggal 2 Mei 1989 dijelaskan, bahwa guru
terlibat langsung dalam proses pendidikan. Oleh karena itu guru memegang peranan yang
sangat menentukan bagi tujuan pendidikan. Guru haruslah meningkatkan kemampuan
profesinya agar dapat melaksanakan tugas dengan baik. Pada kenyataan di lapangan, banyak
dijumpai masalah berikut:
a. Penampilan (performance) guru di depan kelas dalam KBM belum memuaskan, padahal
kualifikasi keguruannya beragam.
b. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK) mulai menuntut
adanya penyesuaian dari guru untuk mengembangkan pendidikan di sekolahDari kenyataan di
lapangan tersebut, dapat dikatakan bahwa seorang guru merupakan komponen yang sangat
menentukan dalam pelaksanaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran tidak dapat
diaplikasikan tanpa adanya guru. Keberhasilan suatu penerapan strategi pembelajaran sangat
tergantung dengan guru dalam menggunakan metode, teknik dan taktik pembelajaran.
Seorang guru yang memberikan materi pelajaran dengan hanya sebatas menyampaikan materi
pelajaran akan berdeda dengan seorang guru yang menganggap mengajar adalah proses
pemberian bantuan kepada peserta didik. Sama halnya dengan guru, faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa yang memiliki latar belakang
berbeda-beda. Terdapat siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Perbedaan
tersebut tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda. Sikap dan penampilan siswa di dalam
kelas juga merupakan aspek lain yang
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Dengan adanya tujuan, maka guru memiliki pedoman dan sasaraan yang akan dicapai
dalam kegiatan mengajar. Apabila tujuan pembelajaran sudah jelas dan tegas, maka
langkah dan kegiatan pembelajaran akan lebih terarah. Tujuan dalam pembelajaran yang
telah dirumuskan hendaknya disesuaikan dengan ketersediaan waktu, sarana prasarana dan
kesiapan peserta didik. Sehubungan dengan hal itu, maka seluruh kegiatan guru dan peserta
didik harus diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah diharapkan
3. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa adanya materi pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan.
Oleh karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai materi pelajaran
yang akan disampaikan kepada siswa. Materi pelajaran merupakan satu sumber belajar
bagi siswa. Materi yang disebut sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa
pesan untuk tujuan pembelajaran.
4. Metode Pembelajaran
Menurut J.R David dalam Teaching Strategies for College Class Room yang dikutip oleh
Abdul Majid, mengatakan bahwa pengertian metode adalah cara untuk mencapai sesuatu.
Untuk melaksanakan suatu strategi digunakan seperangkan metode pengajaran tertentu.
Dalam pengertian demikian ini, maka metode pembelajaran menjadi ssalah satu unsure
dalam strategi belajar mengajar.

5. Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran adalah media yang berfungsi sebagai alat bantu untuk memperlancar
penyelengaraan pembelajaran aga lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Alat atau media pembelajaran dapat berupa orang, makhluk hidup, benda-
benda, dan segala sesuatu yang dapat digunakan guru sebagai perantara untuk menyajikan
bahan pelajaran.31 Pada dasarnya, setiap alat pembelajaran memiliki kelebihan dan
kelemahan. Hal itu sejalan dengan fungsi dari alat tersebut dalam setiap penggunaannya.

6. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem pembelajaran. Evaluasi bukan saja
berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam pembelajaran, akan tetapi juga berfungsi
sebagai umpan balik guru atas kinerja yang telah dilakukannya dalam proses pembelajaran.
Melalui evaluasi dapat diketahui kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai