Makalah PLTMH Resky - Ivan Tampubolon
Makalah PLTMH Resky - Ivan Tampubolon
Makalah PLTMH Resky - Ivan Tampubolon
DIBUAT OLEH:
RESKY M. SALMON
IVAN TAMPUBOLON
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................... 1
1.2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 2
1.3. TUJUAN ........................................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................................... 3
2.1. PENGERTIAN PLTMH ................................................................................................................... 3
2.2. PENGERTIAN AIR ......................................................................................................................... 5
2.3. PENGERTIAN ENERGI LISTRIK...................................................................................................... 5
2.4. DESIGN MIKROHIDRO ................................................................................................................. 6
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................................................. 7
3.1. PRINSIP KERJA PLTMH................................................................................................................. 7
3.2. BAGIAN-BAGIAN PLTMH ............................................................................................................. 9
3.3. PERENCANAAN DALAM MEMBANGUN PLTMH ....................................................................... 15
3.4. PEMELIHARAAN PLTMH………………………………………….……………………………………………………………16
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Abad 21 perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pesat yang begitu membutuhkan
sumber energi atau tenaga untuk menggerakkan kemajuan tersebut. Salah satu kebutuhan yang
sudah dianggap menjadi kebutuhan pokok setiap masyarakat di dunia adalah energi listrik. Listrik
sangat mempengaruhi kemajuan suatu bangsa atau listrik bisa menjadi titik tolak ukur kemajuan
suatu bangsa, semakin besar penggunaan energi listrik di suatu Negara maka semakin maju pula
Negara tersebut. Salah satu penggunaan listrik yang paling utama adalah pada sektor kelistrikan.
Kebutuhan akan energi listrik semakin lama akan berkembang semakin banyak seiring
pertumbuhan penduduk di dunia terutama di negara Indonesia. Di Indonesia masih banyak terdapat
desa-desa atau perkampungan yang belum dialiri listrik terutama di daerah-daerah terpencil. Hal
itu terjadi karena beberapa hal diantaranya sulitnya akses untuk mencapai perkampungan tersebut
dan biaya untuk instalasi listrik menjadi sangat besar.
Kemajuan teknologi yang ada saat ini dan juga adanya potensi pembangkit listrik di daerah
terpencil terutama dari potensi air yang begitu melimpah. Oleh karena itu, dikembangkanlah
pembangkit listrik skala kecil yang disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
yang diharapkan mampu mensuplai energi listrik ke rumah warga dan dengan itu dijadikan sebagai
kampung yang mandiri dengan pembangkit listriknya sendiri. Dengan PLTMH ini diharapkan
masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya, melaksanakan beberapa aktifitasnya
dengan mudah baik itu untuk kebutuhan pertanian, ekonomi, sosial dan sebagainya agar tidak lagi
tertinggal dari daerah lain. Peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di
sejumlah negara, sebagian untuk mendukung industri-industri dan sebagian untuk menyediakan
penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang tinggi untuk
perluasan jaringan listrik, dapat membuat mikrohidro memberikan sebuah sebuah alternatif
ekonomi ke dalam jaringan. Hal ini dikarenakan skema mikrohidro yang mandiri dapat menghemat
dari jaringan transmisi, karena skema perluasan jaringan tersebut biasanya memerlukan biaya
peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, skema mikrohidro dapat didisain dan dibangun
oleh pegawai lokal, dan organisasi yang lebih kecil, dengan mengikuti peraturan yang lebih
1
longgar dan menggunakan teknologi lokal, seperti untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-
mesin buatan lokal. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan lokal.
Potensi sumber daya air yang melimpah di Indonesia karena banyak terdapatnya hutan
hujan tropis, membuat harus bisa mengembangkan potensi ini, karena air adalah sebagai sumber
energi yang dapat terbarukan dan alami. Bila hal ini dapat terus dieksplorasi, konversi air menjadi
energi listrik sangat menguntungkan bagi negeri ini. Di Indonesia telah terdapat banyak sekali
PLTMH dan waduk untuk menampung air, kemampuan mengembangkan PLTMH menjadi lebih
baik dan efisien sangat dibutuhkan untuk memanfaatkan air yang melimpah sebagai sumber energi
listrik.
1.3. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah tentang pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah:
1. Memanfaatkan sumber energi terbarukan yang berlimpah
2. Mengurangi krisis energi listrik
3. Pemerataan listrik hingga daerah pedesaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih (Pnet). Semua efisiensi dari konstruksi dan instalasi
dari PLTMH disebut Eo.
Pnet = Pgross ×Eo kWatt
Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan juga dikalikan
dengan sebuah faktor percepatan grafitasi (g = 9.8), sehingga persamaan dasar dari pembangkit
listrik adalah:
Pnet = g ×Hgross × Q ×Eo kWatt
Dimana:
- Head dalam meter
- Debit air dalam m3/s.
Dan Eo terbagi sebagai berikut :
Eo = Ekonstruksi sipil × Epenstock × Eturbin × Egenerator × Esistem kontrol × Ejaringan
× Etrafo
Biasanya:
- Ekonstruksi sipil : 1.0 - (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/ Hgross
- Epenstock : 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya)
- Eturbin : 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin)
- Egenerator : 0.80 ~ 0.95 (tergantung pada kapasisitas generator)
- Esistem control : > 0.97
- Ejaringan : 0.90 ~ 0.98 (tergantung pada panjang jaringan)
- Etrafo : 0.98
Ekonstruksi sipil dan Epenstock biasa diperhitungkan sebagai ‘Head Loss (Hloss)/kehilangan
ketinggian’. Dalam kasus ini, persamaan diatas dirubah ke persamaan berikut.
Pnet= g ×(Hgross-Hloss) ×Q ×(Eo – Ekonstruksi sipil - Epenstock ) kW
4
Persamaan sederhana ini adalah inti dari semua desain pekerjaan pembangkit listrik. Ini penting
untuk menggunakan unit-unit yang benar.
5
Energi yang dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air, minyak, batu bara,
angin, panas bumi, nuklir, matahari, dan lainnya. Energi ini besarnya dari beberapa Joule sampai
ribuan hingga jutaan Joule.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN
7
kotoran sehingga air yang masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibangun dengan cara
memperdalam dan memperlebar saluran pembawa dan menambahnya dengan saluran penguras.
Bak penenang/bak penampungan juga dibangun untuk menenangkan aliran air yang akan
masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat. Bak ini dibuat dengan konstruksi beton
dan berjarak sedekat mungkin ke rumah turbin untuk menghemat pipa pesat. Pipa pesat berfungsi
mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa ini, energi potensial air di kolam penenang
diubah menjadi energi kinetik yang akan memutar roda turbin. Biasanya terbuat dari pipa baja
yang dirol, lalu dilas. Untuk sambungan antar pipa digunakan flens. Pipa ini harus didukung oleh
pondasi yang mampu menahan beban statis dan dinamisnya. Pondasi dan dudukan ini diusahakan
selurus mungkin, karena itu perlu dirancang sesuai dengan kondisi tanah.
Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam sebuah rumah yang
terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari pondasi rumahnya. Tujuannya adalah
untuk menghindari masalah akibat getaran. Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar
memudahkan perawatan dan pemeriksaan. Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin
pada bagian inlet. Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan penutupan
turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade (komponen utama turbin). Runner
terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran air
akan memutar runner dan menghasilkan energi kinetik yang akan memutar poros turbin. Energi
yang timbul akibat putaran poros kemudian ditransmisikan ke generator. Seluruh sistem ini harus
balance, turbin harus dilengkapi casing yang berfungsi mengarahkan air ke runner. Pada bagian
bawah casing terdapat pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri dan kanan
poros dan berfungsi untuk menyangga poros agar dapat berputar dengan lancar.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat diubah menjadi
energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro adalah generator sinkron dan
generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat berupa sistem transmisi langsung (daya poros
langsung dihubungkan dengan poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem transmisi
daya tidak langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk memindahkan daya antara dua
poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung adalah lebih kompak, mudah dirawat, dan
efisiensinya lebih tinggi. Tetapi sumbu poros harus benar-benar lurus dan putaran poros generator
harus sama dengan kecepatan putar poros turbin. Masalah ketidaklurusan sumbu dapat diatasi
dengan bantuan kopling fleksibel. Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan
8
putaran. Sistem transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan
generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu sama dengan
kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan untuk PLTMH skala besar adalah
jenis flat belt, sedang V-belt digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang
diperlukan pada sistem ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang dihasilkan oleh
generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah
konsumen.
Untuk menghitung potensi daya yang dimiliki oleh suatu sungai atau sumber aliran air yang akan
dijadikan PLTMH digunakan rumus persamaan berikut :
P = g . Q . Hn . η
Dengan :
P = daya (Watt)
Q = debit aliran (m3/s)
Hn = beda ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s2)
η = efisiensi keseluruhan
9
Gambar 3. Diversion Weir dan Intake
Gambar 4. Headrace
3. Headtank (Bak Penenang)
Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air antara
sebuah penstock dan headrace, juga berfungsi untuk menenangkan air sebelum masuk
penstok serta untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir, kayu kayuan.
10
Gambar 5. Headtank
5. Turbin
Turbin merupakan sebuah konstruksi mekanik yang akan berputar ketika terkena
air dengan kecepatan tinggi. Turbin inilah yang akan dikopel dengan generator sehingga
ketika turbin berputar maka generator akan berputar dan menghasilakan energi listrik.
11
Ada beberapa jenis turbin yang biasa digunakan Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu
desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan
dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem
operasi turbin terutama ketinggian head.
12
Gambar 9. Turbin Francis Gambar 10. Turbin Crosflow
6. Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada pembangkit listrik yaitu:
1. Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) dengan
penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing). Generator sinkron merupakan
mesin listrik bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus
bolak balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover) yang
terkopel dengan rotor generator, sedangkan energi listrik diperoleh dari proses induksi
elektromagnetik yang melibatkan kumparan rotor dan kumparan stator. Mesin listrik
AC ini disebut sinkron karena rotor berputar secara sinkron atau berputar dengan
kecepatan yang sama dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet
putar.
13
2. Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertical, pada perencanaan turbin
propeller open flume. Generator induksi merupakan salah satu jenis generator AC
yang menerapkan prinsip motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi
dioperasikan dengan menggerakkan rotornya secara mekanis lebih cepat daripada
kecepatan sinkron sehingga menghasilkan slip negatif. Motor induksi biasa umumnya
dapat digunakan sebagai sebuah generator tanpa ada modifikasi internal. Generator
induksi sangat berguna pada aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro,
turbin angin, atau untuk menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke tekanan rendah,
karena dapat memanfaatkan energi dengan pengontrolan yang relatif sederhana.
Generator induksi adalah generator yang menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik dalam pengoperasiannya. Generator ini dapat bekerja pada putaran
rendah serta tidak tetap kecepatannya, sehingga generator induksi banyak digunakan
pada pembangkit listrik dengan daya yang rendah seperti pada pembangkit listrik
tenaga mikrohidro atau pembangkit listrik tenaga baru.
14
Gambar 14. Power House
15
8. Perancangan sistem PLTMH
Pemilihan lokasi dan layout dasar merupakan hal yang paling utama dalam
perencanaan PLTMH. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada dasarnya
memanfaatkan energi potensial air jatuhan air. Semakin tinggi jatuhan air (head) maka
semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping
faktor geografts yang memungkinkan, tinggi jatuhan air (head) dapat pula diperoleh
dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Secara umum
lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off river, memanfaatkan aliran
air permukaan (sungai). Komponen sistem PLTMH tersebut terdiri dari bangunan intake
(penyadap) – bendungan, bak pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat
rumah pembangkit dan saluran pembuangan. Basic lay-out pada perencanaan
pengembangan PLTMH dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan
dibawa ke turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi
jatuhan (head) optimum dan aman dari banjir.
16
bekerja dengan sempurna, walaupun belum mempengaruhi produk, operator dengan
segera dapat mengetahuinya. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada perawatan
pencegahan pada PLTMH yang akan dilakukan antara lain :
1) Pembersihan
Pembersihan mesin dilakukan sebelum dan setelah mesin dioperasikan.
Pembersihan itu sendiri meliputi membersihkan mesin, komponennya, dan
kebersihan lingkungan kerja. Hal ini diharapkan agar proses produksi dapat
berjalan lancar. Pembersihan pada PLTMH ini yaitu membersihkan saluran air
yang akan masuk kedalam bak air dari sampah-sampah dan membersihkan
sampah-sampah pada saringan bak endapan air.
2) Pelumasan
Bantalan atau bearing merupakan komponen yang perlu dilumasi, karena
pelumasan itu sendiri lebih di tunjukan untuk bagian-bagian yang berputar yang
mengalami pergesekan seperti: pelumasan pada bantalan, pelumasan pada katup
penyetel air. Adapun beberapa tujuan mengapa pelumasan itu perlu dilakukan yaitu
memperkecil terjadinya kontak langsung sehingga keausan dapat di perlambat,
menjaga agar komponen mesin bekerja pada temperatur yang aman serta mencegah
terjadinya karat.
3) Memperhatikan kebocoran sheel pada pipa dan rumah turbin.
b) Corrective maintenance (perawatan perbaikan)
Perawatan perbaikan yang akan di lakukan pada PLTMH ini meliputi kerusakan
ringan hingga kerusakan berat. Perawatan yang dilakukan pada PLTMH ini adalah
sebagai berikut:
1) Perawatan bantalan
Bantalan merupakan komponen yang menompang poros sehingga dapat berputar.
Kerusakan pada bantalan dapat mengakibatkan kerusakan yang total bagi elemen
mesin yang saling berkaitan. Untuk itu menghindari kerusakan pada bantalan,
maka perlu diperiksa hal-hal sebagai berikut:
a) Kelonggaran baut dan mor pengikat bantalan
17
b) Memperhatikan tingkat getaran dan kebisingan, hal ini biasanya terjadi karena
kurang membersihkan dan kurang pelumasan
c) Memprediksi usia bantalan sekitar 2 tahun
d) Ketepatan jadwal pemberian pelumasan yaitu sekali dalam dua minggu
2) Perawatan puli dan sabuk
Puli adalah tempat melekatnya sabuk yang mana sabuk akan mentransmisikan putaran
dari turbin ke generator dan alternator. Pemasangan yang benar akan membuat umur
sabuk tahan lama. Dalam perawatan puli dan sabuk, hal-hal yang di perhatikan adalah
sebagai berikut:
a) Periksa kelurusan dan kesejajaran puli dan dan poros
b) Lakukan penyetelan puli dengan memperhatikan lenturan dan tegangan
sabuk yaitu kekendoran (h=5mm)
c) Penggantian puli jika kapuk pilu pecah, ini di perkirakan 1,5 tahun.
3) Poros
Karena poros yang digunakan pada PLTMH berbahan ST37 maka perlu melakukan
pelumasan secara rutin, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya korosi (karat)
pada poros tersebut, periksa permukaan poros dengan puli dan bearing jika
permukaan tersebut aus, atau longgar maka poros harus di ganti.
c) Over houl (perawatan total)
Perbaikan total atau overhaul ini pada umumnya dilakukan setelah mesin cukup lama
beroperasi. Pada perawatan overhaul ini seluruh komponen di bongkar untuk di periksa
apakah perlu diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Dalam perbaikan total ini yang perlu
diperhatikan adalah bahwa dalam pemasangan pastikan komponen-komponen mesin dalam
keadaan baik, dan pastikan tidak lupa melakukan pelumasan pada bagian-bagian yang di
perlukan. Overhaul pada PLTMH yaitu:
Pembongkaran pada turbin
Pergantian pada bantalan yang sudah rusak
Mengganti seal pada rumah turbin dan sheel pada pipa
Mengganti runner jika rusak
Inpeksi Periodik
18
Operator harus melakukan inpeksi secara periodik untuk memeriksa jika terjadi
permasalahan atau kerusakan pada fasilitas dan peralatan. Pada saat inpeksi operator
kadangkala harus memeriksanya dengan teliti dan melakukan perbaikan jika
diperlukan.
Inpeksi Khusus
Dalam kasus gempa bumi, banjir, hujan deras dan longsor, maka operator harus
menghentikan pengoperasian PLTMH dan memeriksa fasilitas dan komponen-
komponen PLTMH.
Perekaman
Operator harus merekam dan menyimpan data yang diperoleh dari opersai dan
perawatan PLTMH. Penyimpanan data tidak hanya dapat menolong operator untuk
mengingatkan dirinya tentang operasi dan perawatan yang seharusnya dilakukan, tetapi
juga merupakan data yang bagus untuk mengetahui penyebab permasalahan pada
kecelakaan
19
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang
memiliki potensi begitu besar untuk dikembangkan di Negara Indonesia. Karena Indonesia
memiliki begitu banyak sungai dan hutan hujan tropis sebagai penyedia sumber energi tersebut.
Tergantung pada upaya untuk memaksimalkannya terutama di kawasan pedesaan yang belum
tersentuh aliran listrik. Dengan adanya PLTMH diharapkan suatu desa mampu menjadi desa yang
mandiri akan sumber listriknya sendiri. Dengan adanaya sumber listrik di desa tersebut
diharapakan akan mendongkrak kemajuan desa tersebut di berbagai sektor kehidupan.
4.2. SARAN
Pembuatan mikrohidro harus segera dibangun secara besar-besaran, tujuannya untuk
mengurangi penggunaan PLTD dan meningkatkan produksi energi di Indonesia. Dalam
pembuatan PLTMH harus sesuai dengan peraturan lingkungan atau telah memiliki izin lingkungan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
20
DAFTAR PUSTAKA
Jack, Fritz.1984. Small and Mini Hydropower System, McGraw-Hill. New York.
Dandekar, M.M. Sharma.2001. Pembangkit Listrik Tenaga Air. UIP:Jakarta.
PUIL. 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik. PLN:Jakarta.
___http://www.litbang.esdm.go.id/ (Diakses pada 21 Oktober 2015)
___http://ezkhelenergy.blogspot.com/ (Diakses pada 21 Oktober 2015)
21