Vektor Revisi 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 57

Dalam pelajaran Fisika, anda telah belajar mengenai besaran skalar dan

vektor. Masih ingat kah kalian mengenai besaran skalar dan vektor? Bagaimana cara
membedakannya? Coba simak uraian dibawah ini.

Pada saat anda menghitung luas sebuah bujur sangkar, maka anda hanya
menyebutkan angka (nilai) nya saja, misalkan 25 cm3. Demikian pula, pada saat anda
membeli dan menimbang satu keranjang buah jeruk, maka pada timbangannya tertera
angka yang menunjukan masa jeruk tersebut, misalkan 3kg. Pernyataan tersebut
sudah cukup bagi anda untuk mengetahui luas jajar genjang dan masa jeruk, anda
tidak membutuhkan arah untuk mengetahui luas jajar genjang dan masa jeruk.
Demikian pula dengan waktu, volume, masa jenis, dan sebagainya. Besaran-besaran
tersebut merupakan besaran skalar, yaitu suatu besaran yang hanya mempunyai nilai
saja, tetapi tidak mempunyai arah. Aljabar yang berlaku bagi besaran scalar adalah
aljabar bilangan real biasa.

Jika sebuah jeruk tadi yang ada beli tadi, berada dalam genggaman tangan anda,
yang mulanya diam, kemudian terjatuh. Apa yang ada amati? Buah jeruk tersebut
jatuh kearah lantai, yang disebabkan oleh gravitasi bumi (gaya). Pada gerak jeruk,
dari keadaan diam bergerak dengan kecepatan yang terus bertambah dengan arah
kebawah hingga menyentuh lantai. Besaran gaya dan besaran kecepatan yang
demikian itu disebut besaran vektor, yaitu suatu besaran yang mempunyai nilai
sekaligus arah, dan didalamnya berlaku aljabar khusus yang dikenal sebagai aljabar
vektor. Jadi dapat disimpulkan vektor adalah besaran memiliki besar (nilai) dan arah.

Ketika anda naik pesawat terbang, pernahkah anda bertanya-tanya, mengapa


pesawat-pesawat yang terbang tidak bertabrakan? Ternyata ini merupakan tugas
penting dari pemandu lalu lintas udara. Petugas pemadu ini harus mengetahui
kecepatan dan arah dari sebuah pesawat terbang. Berdasarkan hal tersebut, terlihat
jelas bahwa pembelajaran tentang vector sangat berguna dalam kehidupan ini. Untuk
pemahaman vektor dengan baik kita diperlukan penguasaan trigonometri yang cukup
dan juga perlu mengingat kembali rumus yang ada misalnya teorema phytagoras

1
A. Vektor di Bidang (R2) dan Ruang (R3)

Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dengan berbasis pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran vektor bidang dan ruang diharapkan siswa bisa bekerjasama,
berani mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, percaya diri,
konsisten dan disiplin serta siswa dapat mengetahui vektor bidang dan
ruang, dapat menentukan vektor posisi dan panjang vektor, serta dapat
menentukan vektor satuan dan kesamaan dua vektor dengan rasa ingin tahu,
tanggung jawab, bersikap jujur, santun dan pantang menyerah, serta mampu
berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.

Suatu vektor dapat ditulis dengan notasi huruf kecil yang dicetak tebal
misalnya: a,b,c,…,p,q,r,…,u,v,w,… dan seterusnya, atau cara lain untuk
penulisan vektor seperti: u , v , w … dan seterusnya atau seperti u , v , w … dan
seterusnya, dan cara lain untuk menuliskan vektor adalah dengan
menggunakan notasi huruf kecil yang dibubuhi tanda panah diatas huruf itu,
misalnya: a⃗ , b⃗ , c⃗ , … , ⃗p , ⃗q , r⃗ , … , ⃗u , ⃗v , ⃗
w … dan seterusnya.

A
Gambar 1. Vektor ⃗
AB
Vektor ini dinyatakan sebagai ruas garis berarah ⃗
AB atau sebagai
vektor tunggal a⃗ . Dalam hal ini, ruas garis berarah ⃗
AB dinamakan sebagai
wakil dari vektor a⃗ , titik A dinamakan titik pangkal, dan titik B dinamakan
titik ujung.
Vektor di R2 (bidang atau dua dimensi) artinya vektor yang hanya
mempunyai dua komponen, yaitu x dan y, misal untuk penulisannya adalah

2
( xy)
a⃗ = disebut vektor kolom, atau a⃗ =(x , y) disebut vektor baris, atau

a⃗ =xi+ yj disebut vektor basis. Vektor di R3 (Ruang atau tiga dimensi) artinya
vektor yang mempunyai 3 komponen, yaitu komponen x, y, dan z, misal

()
x
⃗ y atau b=(
penulisannya adalah b= ⃗ x , y , z ) atau b=xi+
⃗ yj+ zk .
z

Gambar 2. Vektor 2 Dimensi R2 dan 3 Dimensi R3

Perhatikan pada gambar R2 dan R3 diatas terlihat bahwa pada gambar R2


mempunyai komponen yakni a⃗ =(2,3), sedangkan pada R3 memiliki

komponen b=(1,2 , 3). Dalam vektor R2 dan R3 kita dapat menentukan
vektor posisi, panjang vektor, vektor satuan dan kesamaan dua vektor.
Berikut penjelasannya.
1. Vektor Posisi dan Panjang Vektor
Vektor posisi adalah vektor yang titik pangkalnya di O(0,0). Jika
vektor posisi A(x,y) sebagai titik ujungnya maka vektor ⃗
OA atau a⃗ adalah

vektor posisi dari A(x,y) terhadap titik O(0,0). Dituliskan ⃗ ( xy), begitu
OA =

()
x

juga untuk R jika A(x,y,z) dituliskan OA = y .
3

Contoh soal 1
Tentukan vektor posisi pada titik-titik dibawah ini dalam bentuk vektor
kolom dan basis

3
a. A(2,3) b. B(2,-3,1)
Penyelesaian:
a. Vektor posisi titik A(2,3) adalah

Vektor kolom: ⃗
OA =
2
3 ()
Vektor basis: ⃗
OA =2 i+3 j
b. Vektor posisi titik B(2,-3,1)

()
2
Vektor kolom: ⃗
OB = −3
1
Vektor basis: ⃗
OA =2 i−3 j+k

⃗ 2
()
OA = , artinya dari O menuju A kita bergerak sejauh 2 satuan
3
panjang pada arah sumbu-X positif dan 3 satuan panjang pada arah
sumbu-Y positif.

Aktivitas Siswa 1
Memahami vektor posisi dari dua titik
Kita mau bergerak dari A(2,1) menuju B(4,3) berarti
a. Kita bergerak sejauh … satuan pada sumbu-X posistif dan sejauh…
satuan panjang pada sumbu-Y positif

b. Dapat dituliskan ⃗
AB= (……)
c. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa jika A ( x 1 , y 1 ) dan B ( x2 , y 2 )

maka ⃗
AB= (…… ……)
Sama dengan vektor R2, maka di R3 dapat disimpulkan bahwa jika
A ( x 1 , y 1 , z 1 ) dan B ( x2 , y 2 , z 2 ) maka

4
( )
x 2−x 1

AB= y 2− y1
z 2−z 1

Contoh soal 2
Tentukan komponen-komponen vektor ⃗
AB jika A ( 2,4 ,−1 ) dan A ( 5,2,3 )
.
Penyelesaian:

( )( )( )
x 2−x 1 5−2 3

AB= y 2− y1 = 2−4 = −2
z 2−z 1 3−(−1) 4

Panjang vektor ⃗
OA atau a⃗ titik pangkalnyadi O(0,0) dan vektor posisi
dari A(x,y) dapat dinotasi dengan |⃗
OA| atau |⃗a|, agar kita lebih paham
bagaimana merumuskan panjang vektor, kerjakan kemudian diskusikan
dengan teman kelompok anda.

Kegiatan siswa 2
a. Vector di R2

Jika ⃗
OA = ( xy), maka berdasarkan teorema Pythagoras diperoleh:
5
OA =√( …)2 +(…)2


OA =√
b. Vector di R3

Berdasarkan teorema pythagoras, maka didapat bahwa:

|⃗
O B |=√ (…) +(…)
' 2 2

|⃗
O B '|=√ …
selanjutnya
2
|⃗
O B| =z 2 +¿
|⃗
O B|= √ z + ¿ ¿
2

|⃗
O B|= √ z 2+ …
|⃗
O B|= √
Simpulkan yang ada peroleh dari aktivitas a dan b diatas, bagaimana
hipotesis kelompok anda, presentasikan didepan kelas kemudian
bandingkan dengan kelompok yang lain jawaban kelompok anda.
Selanjutnya, kerjakan contoh soal dibawah ini. Kemudian pahami.

Contoh soal 3
1. Tentukan panjang vektor berikut

()
3
a. a⃗ =
8
6() b. a⃗ = 6
−2
2. Diketahui titik P(1,2,4) dan Q(2,4,6). Tentukan panjang vektor ⃗
PQ

6
Penyelesaian:
1. a. |⃗a|= √ 82 + …2=√ …=…
b. |⃗a|= √ 32 +… 2+(−…)2=√ …=…

( )( )( )
x 2−x 1 2−… …
2. ⃗
PQ = y − y = 4−… = …
2 1
z 2−z 1 6−… …

PQ|= √… 2+ …2 +…2= √…=…


Jadi |⃗

2. Vektor Satuan dan Kesamaan Dua Vektor


Vektor satuan adalah vektor yang ternormalisasi, yang berarti
panjangnya bernilai satu. Umumnya dituliskan dengan menggunakan topi
( a^ ), suatu vektor ternormalisasi a^ dari suatu vector a bernilai tidak nol
adalah suatu vektor yang arahnya sama dengan a.
Vektor satuan dari a⃗ dengan rumus sebagai berikut:

a
a^ =
|⃗a|

Untuk memeriksa hasil vektor satuan yang kita cari adalah benar
dengan cara |a^|=1. Karena vektor satuan adalah suatu vektor yang
ternormalisasi maka hasil dari panjang vektor satuan adalah satu.

|a^|=1

Contoh soal 4
Tentukan vektor satuan dari vektor a⃗ =(−2,3,6).
Penyelesaian:
|⃗a|= √−22 +32 +6 2=√ 49=7

a
Jadi a^ =
|⃗a|

7
a^ =
7
= (
(−2,3,6) −2 3 6
, ,
7 7 7 )
Sekarang kita sudah mendapatkan hasil dari vektor satuan dari vektor a⃗ ,
sekarang coba anda buktikan apakah vektor satuan tersebut memiliki
panjang satuan yaitu sama dengan 1. Diskusikan dengan kelompok
anda.
|a^|=1

a⃗ a⃗ −⃗a

Gambar 3. Vektor yang sama besar dan berlawanan

Dua buah vektor dikatakan sama jika panjang dan arahnya sama, jika
panjangnya sama tetapi arahnya berlawanan maka disebut dengan vektor
lawan. Vektor lawan dari a⃗ adalah −⃗a .

Contoh soal 5
Diketahui segienam berarturan ABCDEF tentukan suatu vector yang
a. Sama dengan ⃗
AB
b. Vector yang berlawanan ⃗
AF

8
Penyelesaian:
a. Vector yang sama dengan ⃗
AB adalah ⃗
ED
b. Vector yang berlawanan dengan ⃗ FA atau ⃗
AF adalah ⃗ DC

Secara aljabar, dua vektor dikatakan sama jika komponen-


komponennya itu sama. Jadi

()()
a1 b1
a2 = b2 ↔ a1=b 1 , a2 =b2 , a3=b 3
a3 b3

Contoh soal 6

() ()
4 x
Tentukan nilai x, y dan z jika y = 3
2 z
Penyelesaian:

()()
… x
y = … , maka x=…., y=…. dan z=…..
… z

LATIHAN 1
1. Tentukan panjang dari vektor-vektor berikut.

9
()
1
a. ()
2
3
c. 2
3

()
−2
b. ( )
−4
3
d. 3
6

2. Diketahui vektor a⃗ =(−32 ), dan vektor b⃗ =(−11 ) tentukan |⃗a +⃗b|


() () ()
1 3 2
⃗ −2 dan vektor c⃗ = 5
3. Diketahui vektor a⃗ = 2 , vektor b=
−2 1 4

a. |⃗a| b. |⃗a + ⃗b+ c⃗|


4. Tetntukan vektor PQ, kemudian tentukan panjangnya, jika.
a. P(2,-1) dan Q(-3,4)
b. P(5,6) dan Q(0,5)
c. P(-19,4) dan Q(4,0)
5. Tentukan vektor satuan dari vektor-vektor berikut

()
3
a. ( )
4
−3
c. −2
6

()
12
b. ( )
−5
12
d. 3
4
6. Diketahui koordinat titik A(4 ,−1) dan B(6,2) tentukan vektor posisi
dan panjang vektor dari ⃗
AB

() ()
2 k
7. Panjang vektor ⃗
p= 3 sama panjang vektor q
⃗ = 3 , tentukan nilai dari
0 2
k
8. Tentuka x, y dan z dari

( )()
1 1
a. −1 = y
6 z

10
()( )
2 x− y
b. 4 = x+ y
2
9 x

()( )
3 x
c. 4 = x−z
6 xy
9. Tentukan suatu vektor yang besarnya sama, tetapi arahnya berlawanan
dengan vektor berikut

( ) () ( )
1 5 −2
a. 3 b. 2 c. −3
−4 6 −4
10. Diketahui vektor a⃗ =4 i−5 j+3 k dan titik P(2,-1,3). Jika panjang ⃗
PQ
sama dengan panjang a⃗ dan ⃗
PQ berlawanan arah dengan a⃗ maka
tentukan koordinat Q
B. Operasi Vektor

Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dengan berbasis pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran operasi vektor diharapkan siswa bisa bekerjasama, berani
mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, percaya diri, konsisten
dan disiplin serta siswa dapat memahami operasi penjumlahan vektor, dapat
menemukan sifat-sifat penjumalahan dan pengurangan vektor, serta dapat
menemukan sifat-sifat perkalian skalar dengan vektor dengan rasa ingin
tahu, tanggung jawab, bersikap jujur, santun dan pantang menyerah, serta
mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.

Operasi vektor terdiri atas penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar


dengan vektor, perbandingan, dan perkalian skalar dua vektor.
1. Penjumlahan Vektor
a. Aturan jajar genjang

11
Menentukan jumlah vektor a⃗ dengan vektor b⃗ adalah dengan
cara memindahkan vektor b⃗ (tanpa mengubah besar dan arahnya),
tetapi titik pangkal vektor b⃗ berimpit dengan titik pangkal vektor a⃗ .
Vektor c⃗ =⃗a + b⃗ adalah vektor yang titik pangkal persekutuan vektor a⃗
dan vektor b⃗ yang telah dipindahkan, serta vektor ini berimpit dengan
diagonal jajargenjang yang dibentuk oleh vektor a⃗ dan vektor b⃗ yang
telah dipindahkan tadi.

Gambar 4. Penjumalah vektor aturan jajargenjang

Contoh soal 6

Diketahui a⃗ = ( 21) dan b⃗ =( 13). Tentukan a⃗ + ⃗b.


Penyelesaian

()() ( ) ()
2 1
a⃗ + ⃗b= + =
1 3
2+1
1+3
=
3
4
Jika kita gambar akan terlihat seperti gambar dibawah ini.

b. Aturan Segitiga

12
vektor a⃗ dengan vektor b⃗ atau c⃗ =⃗a + b⃗ dapat ditentukan dengan
cara memindahkan vektor b⃗ (tanpa mengubah besar dan arahnya),
sehingga titik pangkal vektor b⃗ berimpit dengan titik ujung dari vektor
a⃗ . Vektor c⃗ =⃗a + b⃗ diperoleh dengan menghubungkan titik pangkal
vektor a⃗ dengan titik ujung vektor b⃗ yang telah dipindahkan tadi.
Penjumlahan seperti itu lah yang dikenal sebagai aturan segitiga.

Gambar 5. Penjumalah vektor aturan segitiga

Contoh soal 7
Diketahui vector seperti gambar dibawah
A C

B B
Tentukan suatu vector yang mewakili ⃗
AB+ ⃗
BC
Penyelesaian

AB+ ⃗
BC=⃗
AC A
C

c. Sifat-sifat Penjumlahan Vektor


Operasi penjumlahan vektor-vektor sembarang a⃗ , b⃗ , dan c⃗
memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1) Komutatif
Perhatikan gambar berikut:

13
Gambar 6. Sifat komutatif pada penjumlahan

Gambar diatas menunjukan bahwa ⃗


AD +⃗ AC atau a⃗ + ⃗b
DC =⃗
diwakili oleh ⃗
AC dan ⃗
AB+ ⃗ AC atau a⃗ + ⃗b diwakili oleh ⃗
BC=⃗ AC ,
sehingga berlaku sifat komutatif dalam penjumlahan vector
a⃗ + ⃗b= ⃗b+⃗a

Sekarang coba kita buktikan apakah sifat komutitif dalam


penjumlahan vektor ini berlaku atau tidak, dengan mengerjakan
lembar aktivitas dibawah ini.

Aktivitas Siswa 3
Pembuktian Sifat Komutatif dalam penjumlahan vektor
⃗ (b , b , b )
Misalkan a⃗ =( a 1 , a2 , a3 ) dan b= 1 2 3

a⃗ + ⃗b = ( a 1 , a 2 , a3 ) + ( … ,… ,… )
= ( a 1+ … , a2 +… , a3 +… )
= ( …+ a1 , …+a2 , …+a 3) [sifat komutatif bil.riil]
= ( … , … , … ) + ( a1 , … , … )
= …+ …
Apakah terbukti sifat komutatif diatas? Presentasikan didepan
kelas.

2) Asosiatif
Perhatikan gambar berikut:

14
Gambar 7. Sifat asosiatif pada penjumlahan vector

⃗ ⃗c ) diwakilkan oleh ⃗z ,
Gambar diatas menunjukan bahwa a⃗ +(b+
berlaku sifat asosiatif penjumlahan vector sebagai berikut.
a⃗ + ⃗b+ c⃗ =( ⃗a + b⃗ ) +⃗c =⃗a + ( ⃗b+ ⃗c )

3) Terhadap Elemen identitas


Dalam operasi penjumlahan vektor, terdapat elemen identitas,
yaitu vektor nol 0⃗ =(0,0,0). Suatu vektor yang dijumlahkan dengan
vektor nol menghasilkan vektor itu juga. Dengan kata lain,
penjumlahan dengan vektor nol adalah tetap.
0⃗ + ⃗a=⃗a + ⃗0

4) Mempunyai Suatu vektor negative (invers Tambah)


Dalam operasi penjumlahan vektor, setiap vektor mempunyai
lawan bagi vektor itu, maka vektor a⃗ adalah lawan bagi vektor −⃗a
(dan sebaliknya), maka berlaku sifatnya:
a⃗ +(−⃗a )=⃗0
−⃗a disebut vektor negative (invers tambah) dari a⃗ .

Kegiatan siswa 4
Mengetahui sifat-sifat dalam penjumalahan
Berdasarkan pembuktian sifat komutatif yang anda buktikan tadi
coba buktikan kembali sifat lainnya.
1. Buktikan penjumlahan sifat asosiatif

15
a⃗ + ⃗b+ c⃗ =( ⃗a + b⃗ ) +⃗c =⃗a + ( ⃗b+ ⃗c )
2. Buktikan bahwa terdapat elemen identitas dalam
penjumlahan
0⃗ + ⃗a=⃗a + ⃗0
3. Buktikan bahwa terdapat vector negative dalam penjumlahan
a⃗ +(−⃗a )=⃗0
Bandingkan jawaban anda, dan presentasikan hasil anda didepan
kelas.

Menjumlahkan dua vektor atau lebih secara aljabar, berarti


menjumlahkan komponen-komponen vektor tersebut, misalnya, diketahui

vektor a⃗ =x 1 i+ y 1 j+ z1 k dan b=x 2 i+ y 2 j+ z 2 k . Dalam bentuk vektor

() ()
x1 x2
kolom menjadi a⃗ = y 1 dan b⃗ = y 2 .Sehingga,
z1 z2

( )( )
x1 x2

a⃗ + b= y 1 + y 2 =¿
z1 z2

Contoh soal 8
Diketahui vector-vektor a⃗ =3 i+ 6 j+2 k dan a⃗ =2 i+ j+ 4 k tentukanlah
hasil penjumlahan vector a⃗ + ⃗b
Penyelesaian:

()( ) ( )
3 … 3+…
a⃗ + ⃗b= 6 + … = 6+ … =… i+ … j+… k
2 … 2+…

2. Pengurangan Vektor

16
Operasi pengurangan merupakan invers dari operasi penjumlahan
sehingga operasi pengurangan vektor dapat diubah menjadi operasi
penjumlahan vektor.
Cara mengubahnya adalah:

⃗ a +(−b)
a⃗ −b=⃗ ⃗

Contoh soal 9

Diketahui a⃗ =(3,2) dan b=(2,0) . Tentukan vector a⃗ −b⃗ .
Penyelesaian:

() () ()
3 2 1
a⃗ −b⃗ = − = =(1,2)
2 0 2
Bila digambarkan seperti gambar dibawah ini:

Setelah anda mememahi pengurangan vektor coba anda kerjakan


contoh soal vektor pada R3 dibawah ini.

Contoh soal 10
Diketahui titik-titik A(2,3,1) dan B(3,2,5). Tentukan komponen-
komponen vector ⃗
AB
Penyelesaian

()()( )()
… … …−… …
AB= ⃗b−⃗a= … − … = …−… = …

… … …−… …

17
3. Perkalian Skalar dengan Vektor

Gambar 8. Perkalian skalar dengan vektor

Dari gambar.8 diatas, jika a⃗ adalah vektor tak nol dan k suatu bilangan
real tak nol (skalar), maka perkalian skalar k dengan vektor a⃗ ditulis k a⃗ .
Jika k > 0 maka k a⃗ searah dengan vektor a⃗ , sedangkan jika k < 0 maka k a⃗
berlawanan arah dengan vektor a⃗ .

Sifat perkalian skalar dengan vector


Jika a⃗ dan b⃗ adalah vektor, m dan n adalah skalar, maka berlaku sifat-
sifat berikut:
1. ( m+n ) ⃗a =m ⃗a +n ⃗a
2. m ( ⃗a + b⃗ )=m ⃗a +m ⃗b
3. m ( n ⃗a )=(mn)⃗a
4. 1 ⃗a=⃗a
5. (−1 ) ⃗a =−⃗a

Sekarang mari kita buktikan bersama-sama untuk sifat perkalian skalar


dengan vektor, dimana sifat pertama adalah ( m+n ) ⃗a =m ⃗a +n ⃗a.

Aktivitas Siswa 5
Pembuktian sifat no 1

()
x1
Misalkan a
⃗ = y 1 , dengan m dan n skalar
z1

()

( m+n ) ⃗a =(m+n) …

18
( )( )
( m+ n ) … m…+n …
¿ ( m+ n ) … = m…+n …
( m+ n ) … m…+n …

( )( ) ( ) ( )
m… n … … …
¿ m… + n … =m … +n …
m… n … … …
¿ m …+n …
Apakah yang kalian dapatkan? Presentasikan hasilnya didepan kelas.

Setelah anda mencoba membuktikan sifat yang pertama pada perkalian


skalar dengan vektor, sekarang mari kita buktikan sifat selanjutnya dengan
teman kelompok anda.

Aktifitas siswa 6
Membuktikan sifat-sifat perkalian scalar
Buktikan sifat nomer 2, 3, 4 dan 5 dari sifat perkalian skalar dengan vektor,
diskusikan dengan teman kelompok anda, kemudian jelaskan pembuktikan
sifat tersebut didepan kelas.

Contoh soal 11

()
3
1. Jika a⃗ = , tentukan 2 ⃗a
2

() ( )
x 6
2. Tentukan nilai x dan y agar vector 4 dan y terletak pada satu garis
7 14
lurus
Penyelesaian:
1. a⃗ =()3
2

() ( )
3
2 ⃗a =2 =
2


2. Vector a⃗ dan k b⃗ terletak pada satu garis lurus. Dengan demikian, a⃗ dan
b⃗ akan terletak pada satu garis lurus jika b=k
⃗ a⃗

19
() ( )
x 6
Ketahui a
⃗ = 4 , ⃗
b= y
7 14

b=k a⃗

( ) ()
6 x
y =k 4
14 7

14=k 7 → k= =…

6 6
6=kx → x= → =…
… …
y=k ( 4 )=2 ( … )=…
Jadi nilai x=…… dan y=……

LATIHAN 2
1. Tentukan jumlah vector-vector berikut

( )( )
2 −1
a. ()()
4 + 3
1 2
c. −3
5
+ 2
−3

( )( )
2 1
b. ()()
6 2
+
3 4
d. −2 + 1
−1 −1

2. Diketahui a⃗ =2 i+ pj+qk , b=qi +2 j+rk , dan c⃗ = pi+rj+2 k , jika a⃗ + ⃗b=⃗c ,
tentukan nilai p+q+r
3. Diketahui vector seperti gambar dibawah ini

Jika ⃗
AB=⃗u , ⃗
AD=⃗v , dan ⃗ w . Nyatakan vector-vektor berikut dalam u⃗ ,
AE =⃗
w . Tentukan vektor ⃗
⃗v , atau ⃗ AC
4. Tentukan vector tunggal yang mewakili penjumlahan vector-vektor
berikut
a. ⃗
PQ + ⃗
QR c. ⃗
AB + ⃗
BC +⃗
CD

20
b. ⃗
RS+ ⃗
ST d. ⃗
FT + ⃗
TV + ⃗
VS
5. Nyatakan selisih vector-vektor berikut vector tunggal
a. ⃗
PD −⃗
DO c. ⃗
RS−⃗
LS
b. ⃗
AC −⃗
BC
6. Nyatakan vector ⃗
AB dalam komponen-komponen jika:
a. A(1,7) dan B(4,1)
b. A(4,-2,-8) dan B(-6,3,9)
7. Diketahui A(1,2,4) dan B(3,5,1)
a. Nyatakan vector ⃗
AB dalam komponen-komponen
b. Tentukan panjang vector ⃗
AB
8. Tentukan jarak titik A dan B jika:
a. A(1,2) dan B(2,1)
b. A(3,5,4) dan B(1,2,3)
2
() ()
9. Jika a⃗ = , b⃗ =
4
1
2
dan c⃗ =
−2
3 ( )
maka tentukan vector d⃗ jika vector


d=3 ⃗a−b⃗ +⃗c
10. Diketahui vector a⃗ =3 i+ 2 j−k , ⃗
b=4 i− j+2 k dan c⃗ =−i+ j+ 3 k .
Tentukan.
a. a⃗ + ⃗b+ c⃗
⃗ c⃗
b. a⃗ −b+2
c. a⃗ −3 ⃗b+ 4 c⃗

d. 2 ⃗a + b−3 ⃗c
11. Misalkan diketahui vector a⃗ =( x+ y ) i+ ( 2 x− y ) j+3 k dan vector

b=5 i+ 4 j+3 k . Jika vector a⃗ sama dengan vector b⃗ hitunglah nilai x dan
nilai y.
12. Jika ⃗p= √ 2 i−2 j−3 k dan q⃗ =ai −aj−k dengan panjang ⃗p sama dengan q⃗ ,
maka tentukan nilai a

() ()
2 4
13. Tentukan x dan y agar vector 1 dan x terletak pada satu garis lurus.
4 y

21
( 3
)
14. Jika titik P= 2 ,− ,1 , Q=(1,0,0) dan R=(4 , a , 3) terletak pada satu
2
garis lurus, tentukanlah nilai a

C. Perbandingan

Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dengan berbasis pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran perbandingan vektor diharapkan siswa bisa bekerjasama,
berani mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, percaya diri,
konsisten dan disiplin serta siswa dapat memahami dan menemukan
pembagian ruas garis dan pembagian dalam vektor dengan rasa ingin tahu,
tanggung jawab, bersikap jujur, santun dan pantang menyerah, serta mampu
berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.

1. Pembagian Ruas Garis


Suatu titik P membagi ruas garis AB dengan perbandingan m:n,
sehingga AP: PB=m:n . Bila P didalam AB, maka ⃗
AP dan ⃗
PB
mempunyai arah yang sama sehingga m dan n mempunyai tanda yang
sama ( m dan n keduanya positif atau m dan n keduanya negative).

Gambar 9. Pembagian ruas garis

Dengan demikian diperoleh hubungan:



AP : ⃗
PB =m : n

AP : ⃗
AB=m:(m+ n)
Bila P diluar AB, maka ⃗
AP dan ⃗
PB mempunyai arah yang berlawanan
sehingga m dan n mempunyai tanda yang berlawanan ( m positif dan n
negative atau m negative dan n positif ).

22
Gambar 10. Pembagian ruas garis

Dengan demikian diperoleh hubungan:



AP : ⃗
PB=m: (−n )

AP : ⃗
AB=m:(m−n)

Contoh soal 12
PQRS adalah layang-layang yang diagonalnya-diagonalnya berpotongan
di O sehingga SO=OQ=3 cm, PO=6cm, dan OR=4cm. tentukan
perbandingan dari:
a. SO:OQ c. PO:OR
b. SO:SQ d. PR:CO
Penyelesaian:
a. SO :OQ=3 :3=1:1
b. DO : DB=3 : ( 3+3 ) =1:2
c. AO : OC=6 :4=3 :2
d. AC : CO=( 6+4 ) :−4=5 :−2

2. Pembagian dalam bentuk vektor


Pada gambar dibawah, vektor posisi titik A dan titik B berturut-turut
adalah a⃗ dan b⃗ . Titik C terletak pada ruas garis AB dengan perbandingan
m:n atau AC :CB=m: n, dan vektor posisi titik C dinyatakan dengan
vektor c⃗ .

23
Gambar 11. Pembagian vector ⃗
AB
Agar anda memahami pembagian dalam bentuk vektor, kerjakan
kegiatan dibawah ini dengan berdiskusi bersama teman anda.

Aktifitas Siswa 7
Memahami pembagian dalam bentuk vector
Misalkan a⃗ , b⃗ , dan c⃗ berturut-turut menyatakan vektor posisi dari titik
A, B, dan C dengan titik C membagi ruas garis ⃗
AB sehingga berlaku

AC : ⃗
CB=m:n


AC : ⃗
CB=m:n

AC …
=

CB …
( … ) (⃗
AC ) =(…)( ⃗
CB)
( … )( c⃗ −⃗a )=( … )( …−⃗c )
( … ) c⃗ − ( … ) ⃗a=( … )( … )−( …) c⃗
( … ) c⃗ + ( … ) c⃗ =( … ) ⃗a + ( … ) ( … )
( ( … )+ ( … ) ) ⃗c =( … ) a⃗ + ( … ) ( … )
( … ) a⃗ + ( … ) ( … )
c⃗ =
( … )+ ( … )
Jadi apa yang dapat anda peroleh? Jelaskan setiap langkah-langkahnya
kemudian kesimpulan hipotesis akhir anda didepan kelas.

Bedasarkan kegiatan tersebut diperoleh bahwa jika a⃗ , b⃗ , dan c⃗


berturut-turut menyatakan vektor posisi dari titik A, B, dan C dengan titik

24
C membagi ruas garis ⃗
AB sehingga berlaku ⃗
AC : ⃗
CB=m: n, maka c⃗
berlaku rumus:

m ⃗b+n a⃗
c⃗ =
m+n

Contoh soal 13
Diketahui titik A(4,3) dan B(-6,8). Jika titik C membagi ruas garis ⃗
AB
dengan ⃗
AC : ⃗
CB=9:−4, maka tentukan koordinat titik P.
Penyelesaian:
⃗ (−4 ) b⃗
9 b+

AC : ⃗
CB=9:−4, maka c⃗ =
9−4

( ) () ( )( )
9 −6 + (−4 ) 4 −54 + −16

( )
8 3 72 −12
c⃗ = = = −14
5 5 12
Jadi koordinat titik C adalah (-14,12)

LATIHAN 3
1. Suatu garis AE dibagi menjadi empat bagian yang sama oleh titik B,
C, dan D. tentukanlah nilai-nilai perbandingan dari
a. AB : BD c. AE : EB
b. AB : AE d. AE : EC
2. Jika P(x p , y p ) adalah suatu titik pada AB. Tentukan koordinat P jika:
a. A adalah (3,2), B adalah (9,5) dan AP : PB = 2:1
b. A adalah (-1,-3), B adalah (7,5), dan P adalah titik tengah dari AB
3. Titik R adalah terletak diantara titik P(2,7,8) dan Q(-1,1,-1) yang
membagi garis PQ didalam dengan perbandingan 2 : 1, maka
koordinat R adalah…

25
4. Diketahui jika titik-titik A(6,4,7), B(2,-4,3), dan P(-1,4,2). Titik R
terletak pada garis AB sehingga AR : RB = 3 : 1. Panjang vektor ⃗
PR
adalah…
5. Diketahui titik A (3,-5,-7) dan titik B(-1,1,3). Titik P terletak pada
perpanjangan AB sehingga ⃗
AP=−3 ⃗
PB . Jika P vektor posisi titik P,
maka ⃗
P adalah…

D. Perkalian Dua Vektor

Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dengan berbasis pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran perkalian dua vektor diharapkan siswa bisa bekerjasama,
berani mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, percaya diri,
konsisten dan disiplin serta siswa dapat menemukan dan menyelesaikan
perkalian skalar dua vektordan perkalian silang dua vektor, serta dapat
menemukan hukum-hukum perkalian skalar dua vektor dan perkalian silang
dua vektor dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab, bersikap jujur, santun
dan pantang menyerah, serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama
dengan baik.

1. Perkalian Skalar (Dot Product) Dua Vektor


Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 12. Perkalian skalar dua vektor

26
Hasil kali skalar dari vektor a⃗ dan vektor b⃗ adalah suatu bilangan real
yang ditentukan dengan rumus:

a⃗ ∙ ⃗b=|⃗a||⃗b|cos θ

Dengan θ adalah sudut yang dibentuk kedua vektor, a⃗ ∙ ⃗b (dibaca: a⃗ dot


b⃗ ), perkalian skalar dua vektor a⃗ dan b⃗ disebut juga perkalian titik dari dua
vector atau dot product.

Contoh soal 14
Diketahui |⃗a|=3 dan |b⃗|=4 , jika sudut antara kedua vector adalah 60° .
Tentukan a⃗ ∙ ⃗b
Penyelesaian:
a⃗ ∙ ⃗b=|⃗a||⃗b|cos θ
1
a⃗ ∙ ⃗b =3∙ 4 cos 60=12∙ =6
2

Setelah anda memahami hasil kali skalar antara a⃗ ∙ ⃗b, selanjutnya anda
mempelajari bentuk lain dari hasil kali skalar, agar anda memahami
bentuk lain dari hasil kali skalar, mari kita berdiskusi bersama teman
kelompok adan untuk mengerjakan kegiatan dibawah ini.

Aktifitas siswa 8
Memahami bentuk lain dari hasil kali scalar
Perhatikan gambar dibawah.

27
Berdasarkan gambar diatas aturan kosinus diperoleh:
2 2 2
|⃗
PQ| =|⃗
OP| +|⃗
OQ| −2|⃗
OP||⃗
OQ|cos θ
2
|⃗
PQ| =|⃗a| +|.⃗
2 2
. .| −2|…||…|cos θ
Berdasarkan gambar di atas diperoleh juga bahwa:

()
a1
Jika ⃗
OP=⃗a= a 2 , maka |⃗a|2=…
a3

()
b1
⃗ ⃗
Jika OQ=b= b 2 , maka |b⃗| =…
2

b3

( )
a1−b 1

Jika PQ = a2−b 2 , maka:
a3−b 3
2
|⃗
PQ| =(a1−b1) +(a2−b2) +(a3−b2)
2 2 2

2
PQ| =( a12 + ( . .. )2 + ( . . . )2 ) + ( ( .. . )2 + ( . .. )2 +b 32) −2( .. .+a 2 b 2+. . .)
|⃗
2
|⃗
PQ| =|⃗a| +|b| −2( .. .+a 2 b2 +. . .)
2 2

Subtitusikan pers. (1) ke pers. (2), sehingga diperoleh:


2 2
|⃗
PQ| =|⃗
PQ|
2 2 2 2
|⃗a| +|.⃗. .| −2|…||…|cos θ=|⃗a| +|b| −2(.. .+ a2 b 2+ .. .)
2|…||…|cos θ=2(. ..+ a2 b 2+ .. .)
|…||…|cos θ=(.. .+a 2 b2 +. . .)

28
( . . . ) ∙ ( . .. ) =. ..+ a2 b 2+ …
Simpulkan apa yang dapat anda peroleh? Diskusikan dengan kelompok
lainnya.

() ()
a1 b1
Berdasarkan aktifitas diatas diperoleh bahwa, jika a⃗ = a2 dan b⃗ = b2 ,
a3 b3

maka berlaku:
a⃗ ∙ ⃗b=a1 b1 +a2 b2 +a 3 b 3

Hukum-hukum hasil kali titik atau skalar


a. Komutatif : a⃗ ∙ ⃗b=⃗b ∙ ⃗a
b. Distributif :a⃗ ∙ ( ⃗b+ ⃗c ) =⃗a ∙ ⃗b+ a⃗ ∙ c⃗
c. Tidak asosiatif:a⃗ ∙ ( ⃗b ∙ ⃗c )=(⃗a ∙ ⃗b)∙ ⃗c
d. k ( ⃗a ∙ b⃗ )=( k a⃗ ) ∙ ⃗b=⃗a ∙ ( k ⃗b ) =( ⃗a ∙ ⃗b ) k dimana k adalah sebuah skalar
e. i∙ i= j∙ j=k ∙k =1, i∙ j= j ∙ k=k ∙ i=0 atau bisa dilihat dari table
dibawah ini

∙ i j k
i 1 0 0
j 0 1 0
k 0 0 1

f. Jika a⃗ =a1 i+ a2 j+a3 k dan b=b 1 i+ b2 j +b3 k , maka

a⃗ ∙ ⃗b=a1 b1 +a2 b2 +a 3 b 3
2 2 2 2
a⃗ ∙ ⃗a =⃗a =a1 + a2 +a3
b⃗ ∙ ⃗b=⃗b2=b 12+ b22+ b32
g. Tidak memiliki invers karena, a⃗ ∙ ⃗b bukan vektor sehingga elemen
invers tidak mungkin ditemukan

29
Dari hukum-hukum diatas, coba anda diskusikan dengan teman kelompok
anda untuk membuktikan hukum diatas melalui lembar aktifitas dibawah
ini.

Aktifitas Siswa 9
Buktikan hukum nomer a, b, c dan d dari hukum hasil kali titik atau
skalar, diskusikan dengan teman kelompok anda, kemudian jelaskan
pembuktikan hukum tersebut didepan kelas.

Sekarang coba perhatikan contoh soal dibawah ini, kerjakan kemudian


pahami.

Contoh soal 15
Tentukan a⃗ ∙ ⃗b bila a⃗ =2 i+5 j+ k dan b=4
⃗ i−2 j+6 k
Penyelesaian:
a⃗ ∙ ⃗b=a1 b1 +a2 b2 +a 3 b 3
a⃗ ∙ ⃗b=( 2i ∙ 4 i )+()+()
a⃗ ∙ ⃗b=( 2∙ 4 ) (i ∙i ) +()()+()( )
a⃗ ∙ ⃗b=( 8 ) (1 )+( )( )+()()
a⃗ ∙ ⃗b=¿
a⃗ ∙ ⃗b=…

Dari rumus hasil skalar dua vektor, kita dapat menentukan sudut antara
dua buah vektor dan panjang dari jumlah atau selisih dua buah vektor.

Contoh soal 16

Tentukan besar sudut antara vector a⃗ =−i+ j dan vector b=i−2 j+2 k
Penyelesaian:
a⃗ =−i+ j

b=i−2 j+2 k

30
a⃗ ∙ b⃗
cos θ=
|⃗a||⃗b|
(−1 ) 1+ (−2 ) 1+2 ( 0 ) −3 −1
cos θ= = = √3
√2 √ 9 3√2 2
°
θ=135

Selanjutnya coba anda kerjakan kegiatan dibawah ini untuk


mengetahui apa hubungan antara dua buah vektor yang saling tegak lurus
dengan perkalian titik atau skalarnya.

Aktifitas siswa 10
Misalkan untuk vector u⃗ =u1+ u2+ u3 dan vector ⃗v =v 1 + v 2+ v 3 dan θ
adalah sudut antara u⃗ dan ⃗v, serta u⃗ dan ⃗v saling tegak lurus, sehingga
θ=9 0° .
|u⃗|=√ …+…+ …
|⃗v|= √…+ …+…
u⃗ ∙ ⃗v =|u⃗||⃗v|cos θ
u⃗ ∙ ⃗v = √ …+ …+… √ …+…+ … cos θ
u⃗ ∙ ⃗v =…
Simpulkan yang ada peroleh, presentasikan didepan kelas.

Setelah anda melakukan aktifitas diatas, anda akan memperoleh


kesimpulan sebagai berikut:

a⃗ ∙ ⃗b=0

Jadi a⃗ dan b⃗ dua vector yang saling tegak lurus atau orthogonal jika
dan hanya jika a⃗ ∙ ⃗b=0

31
Contoh soal 17

Diketahui vector a⃗ = ( 46 ), dan vector b⃗ =( m3 ), serta vector a⃗ orthogonal


terhadap vector b⃗ , hitunglah nilai m.
Penyelesaian:

Diketahui a⃗ = ( 46), b⃗ =( m3 )
a⃗ ∙ ⃗b=0
a 1 b1 + a2 b 2=0
( 4 ) ()+( )m=0
( )+(m)=0
()m=( )
()
m= =…
()
Jadi, vector a⃗ tegak lurus terhadap vector b⃗ untuk nilai m = …………

2. Perkalian Silang (Cross Product) Dua Vektor (Pengayaan)


Salah satu perkalian vektor yang sangat penting adalah perkalian
silang (cross product). Tidak seperti perkalian skalar, perkalian silang
antara dua vector menghasilkan vektor juga.
Vektornya tidak terletak sebidang dengan kedua vektor yang
dikalikan, tetapi tegak lurus terhadap bidang yang mengandung kedua
vektor awal. Perkalian silang dari a⃗ dan b⃗ ditulis a⃗ × ⃗b (dibaca a⃗ cross b⃗ ).
a⃗ × ⃗b tegak lurus dengan a⃗ dan a⃗ × ⃗b tegak lurus dengan b⃗ .

Gambar 13. Perkalian silang dua buah vektor

32
⃗ ( b 1 , b2 , b3 ), maka perkalian silang antara a⃗ dan
Jika a⃗ =( a 1 , a2 , a3 )dan b=

b⃗ dirumuskan sebagai berikut:

a⃗ × ⃗b=
| || || |
a2 a 3
b2 b 3
a a a a
i− 1 3 j+ 1 2 k
b1 b 3 b1 b2

| |
i j k
Selanjutnya kita dapat menggunakan determinan dari matriks a1 a 2 a 3 ,
b1b2 b3

dengan menggunakan cara ekspansi kofaktor.


Caranya adalah

| || || |
a2 a3
b2 b3
a a a a
i− 1 3 j+ 1 2 k
b1 b3 b1 b2

(( a2 ) ( b3 ) −( a 3 )( b2 ) ) i−( ( a1 ) ( b3 ) −( a 3 )( b1 ) ) j+ ( ( a1 ) ( b2 ) −( a 2) ( a2 ) ) k
Untuk lebih memahami perkalian silang pada dua vektor coba anda kerjakan
kemudian anda pahami contoh soal dibawah ini.

Contoh soal 18
Diketahui ⃗p=(6,2,10) dan q⃗ =(4,1,9). Tentukan ⃗p × q⃗ dan tunjukan
bahwa ⃗p × q⃗ tegak lurus dengan ⃗p dan q⃗ .
Penyelesaian:
Ketahui ⃗p=(6,2,10), q⃗ =(4,1,9)

⃗p × q⃗ =
| || || |
a2 a3
b2 b3
a a a a
i− 1 3 j+ 1 2 k
b 1 b3 b1 b2

⃗p × q⃗ = |21 109|i−|…… ……| j+|…… ……|k


⃗p × q⃗ =( ( 2 ) 9−( 1 ) 10 ) −(( )−( )) j+(()−()) k
⃗p × q⃗ =( 18−10 ) i− (()−() ) j+(( )−())k
⃗p × q⃗ =8 i−… j−… k =( 8 , … ,…)

33
Untuk menunjukan bahwa ⃗p × q⃗ tegak lurus dengan ⃗p dan q⃗ , maka:
( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗p=0
( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗p=( 8 , … , … ) ∙ ( 6,2,10 )
( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗p=( 8 )( 6 )+( ) ( 2 ) +() ( 10 )=0
( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗p=48+( )+( )=0
Apakah ( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗p=0 ? Kalau iya maka ⃗p × q⃗ tegak lurus dengan ⃗p.
Selanjutnya, kita akan tunjukan ⃗p × q⃗ tegak lurus dengan q⃗ .
( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗q =( 8 , … , … ) ∙(4,1,9)
( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗q =( 8 ) ( 4 ) +() (1 ) +() ( 9 )
( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗q =32+( )+( )=0
Apakah ( ⃗p × q⃗ ) ∙ ⃗q =0? Kalau iya maka ⃗p × q⃗ tegak lurus dengan q⃗

Hukum-hukum hasil kali silang (cross product)


a. a⃗ × ⃗b=− ⃗b × a⃗ (hukum komutatif tak berlaku untuk hasil kali silang)
b. a⃗ × ( ⃗b+ c⃗ ) =(⃗a × ⃗b)+(⃗a × ⃗c ) (hukum distributive)
c. k ( ⃗a × ⃗b ) =( k ⃗a ) × ⃗b=⃗a × ( k b⃗ )=( ⃗a × ⃗b ) k , dimana k adalah sebuah scalar
d. i× i= j × j=k × k=0, i× j=k , j× k =i, k ×i= j
atau bisa dilihat dari table dibawah ini

× i j k
i 0 k −j
j −k 0 i
k j −i 0
Dalam cross product vector operasinya menghasilkan operator i , j , dan
k
⃗ 1 i+ b2 j+b3 k , maka
e. Jika a⃗ =a1 i+ a2 j+a3 k dan b=b

34
| |
i j k

a⃗ × b= a1 a2 a3
b1 b2 b 3

Aktivitas Siswa 11
Dari hukum-hukum diatas kenapa pada hukum hasil kali silang (cross
product) a⃗ × ⃗b=− ⃗b × a⃗ tidak memenuhi hukum komutatif, coba diskusikan
dengan teman kelompok anda, kemudian presentasikan hipotesis didepan
kelas.

Untuk lebih memahami konsep perkalian silang, coba anda kerjakan


lembar aktifitas dibawah ini

Aktifitas siswa 12
Memahami konsep perkalian silang
Kita akan membuktikan bahwa pada perkalian silang antara dua vector
juga berlaku hukum distributif yaitu
a⃗ × ( ⃗b+ c⃗ ) =(⃗a × ⃗b)+( ⃗a × ⃗c )

Misalkan a⃗ =(a1 , a2 , a 3), b=(b c⃗ =(c 1 , c2 , c 3)
1 ,b 2 , b3 ), dan

( ) ( )( ) ( ) ( )
a1 b1 c1 a1 b 1+ c 1
a⃗ × ( ⃗b+ c⃗ ) = a2 × b2 + c2 = a2 × b 2+ c 2
a3 b3 c3 a3 b 3+ c 3

Temukan konsep perkalian silang dengan cara ekspansi kofaktor!


Bandingkan hipotesis hasil kelompok anda dengan kelompok lain,
kemudian presentasikan didepan kelas,

LATIHAN 4
1. Hitunglah
a. k ∙(i+ j) b. (i−2 k ) ∙( j+3 k ) c. (2 i− j+3 k )∙(3 i+2 j−k )

35

2. Diketahui vector a⃗ =2 i+ j−3 k dan b=−i+3 j−2 k hitunglah
a. a⃗ ∙ ⃗b
b. |⃗a| dan |b⃗|
c. Besar sudut antara a⃗ dengan vector b⃗
3. Bila |⃗a|=2 , |b⃗|=3 dan besar sudut antara a⃗ dan b⃗ adalah 60° , hitunglah

a⃗ ∙ ( ⃗b+ ⃗a ) dan b⃗ ∙ ( ⃗a + ⃗b ).

4. Bila a⃗ =(1,2,1), b=(1,3,2) , dan c⃗ =(0 ,−1,1). Hitunglah a⃗ ∙ ( ⃗b+ ⃗c )
5. Tentukan kosinus sudut yang dibentuk oleh vector a⃗ =(2,−4,4) dan

b=(−3,2,6)
π

6. Jika a⃗ =(2, k ) dan b=(3,5) dan ∠ ( a⃗ , b⃗ )= , tentukanlah nilai k
4
7. Diketahui vector-vektor u⃗ =i+ √ 2 j+ √ 5 k dan ⃗v =i−√ 2 j+ √5 k sudut
antara vector u⃗ dan ⃗v
8. Diketahui vector u⃗ =(a ,−2 ,−1) dan ⃗v =(a , a ,−1). Jika vector u⃗ tegak
lurus pada u⃗ maka nilai a

9. Diketahui vector a⃗ =i−xj+3 k dan b=2 i+ j−k dan c⃗ =i+3 j+2 k jika a⃗
⃗ c)
tegak lurus b⃗ maka 2 ⃗a ( b−⃗
10. Tentukan perkalian silang dari vector-vektor berikut
a. (−3 i−4 k ) × (−i+2 j )
b. (−5 i+2 j−3 k )×4 i
c. ( 4 i+ j−2 k ) × ( 3 i+k )
d. (2 i−3 j+5 k )×(−i+2 j−3 k )
e. (−i+ j+ k ) × ( i− j+2 k )
f. ( i−3 j+2 ) × ( 5 i+ j−2 k )
g. (3 i+2 j)×(3 i+2 j)

11. Jika a⃗ =2 i−2 j−k dan b=i+ j+k carilah
a. a⃗ × ⃗b
b. b⃗ × ⃗a

36
c. ( a⃗ × ⃗b ) × ( ⃗a × b⃗ )
d. 2 ⃗a × (−5 b⃗ )
e. a⃗ × ( ⃗b × a⃗ )
w =(10 ,−3,14). Tentukan ( u⃗ × ⃗v ) ∙ ⃗
12. Diketahui u⃗ =(4,3,1), ⃗v =(2,5,6), dan ⃗ w
E. Proyeksi Suatu Vektor pada Vektor Lain

Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dengan berbasis pendekatan inkuiri dalam
pembelajaran proyeksi vektor pada vektor lainnya diharapkan siswa bisa
bekerjasama, berani mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan,
percaya diri, konsisten dan disiplin serta siswa dapat meneyelesaikan
proyeksi skalar orthogonal dan proyeksi vektor orthogonal dengan rasa
ingin tahu, tanggung jawab, bersikap jujur, santun dan pantang menyerah,
serta mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik.

Perhatikan gambar dibawah ini:


Gambar 14. Proyeksi vektor a pada b

Ruas garis berarah ⃗


OC mewakili vektor c⃗ , sehingga vektor c⃗ merupakan
proyeksi vektor a⃗ pada arah vektor b⃗ . Vektor c⃗ dinamakan sebagai proyeksi
vektor orthogonal atau proyeksi pada vektor dari vektor a⃗ pada arah vektor b⃗ .
1. Proyeksi skalar orthogonal dari vektor a⃗ pada arah vektor b⃗ , ditentukan
oleh
|c⃗|=|a⃗| cos θ

37
a⃗ ∙ b⃗
Dengan mensubtitusi nilai cos θ= , diperoleh
|⃗a||⃗b|
⃗a ∙ ⃗b ⃗a ∙ ⃗b
|c⃗|=|a⃗| ↔|⃗c|=
|⃗a||⃗b| |⃗b|
2. Vektor orthogonal dari vektor a⃗ pada arah vektor b⃗ ,ditentukan oleh:
c⃗ =|⃗c|e^
Dengan e^ adalah vektor satuan dari vektor c⃗ . Oleh karena vektor c⃗ searah
dengan vektor b⃗ , maka vektor satuan dari vektor c⃗ sama dengan vektor
satuan dari vektor b⃗ . Vektor satuan dari vektor b⃗ ditentukan oleh:
b⃗
e^ =
|b⃗|
⃗a ∙ b⃗ b⃗
Dengan mensubtitusikan |c⃗|= dan e^ = ke persamaan c⃗ =|⃗c|e^ ,
|b⃗| |b⃗|
diperoleh:
a⃗ ∙ ⃗b ⃗b
c⃗ = × ↔ c⃗ =¿
|⃗b| |⃗b|
Berdasarkan uraian diatas, rumus proyeksi vektor a⃗ pada vektor b⃗ dapat
disimpulakan sebagai berikut:

1. Proyeksi skalar orthogonal dari vektor a⃗ pada arah vektor b⃗ , adalah

⃗a ∙ b⃗
|c⃗|=
|b⃗|

2. Proyeksi vektor orthogonal dari vektor a⃗ pada arah vektor b⃗ , adalah


c⃗ =¿

Untuk lebih memahami coba anda kerjakan kemudian pahami contoh soal
dibawah ini.

38
Contoh soal 19
Tentukan proyeksi scalar dan proyeksi vector a⃗ =(5 ,−1 ,−4) pada

b=(2,2 ,−1).
Penyelesaian:

Diketahui a⃗ =(5 ,−1 ,−4), b=(2,2 ,−1)
Proyeksi scalar a⃗ pada b⃗ adalah:
⃗a ∙ b⃗ ( 5 ) (2)+()( )+( )() ( )
|c⃗|= = = =…
|b⃗| √ 22 +( )2+()2 ( )
Proyeksi vector a⃗ pada b⃗ adalah:
(⃗a ∙ ⃗b) ⃗b
c⃗ =
⃗ 2= () ¿
¿ b∨¿
¿¿

LATIHAN 5
1. Tentukan proyeksi scalar dari
⃗p=i+2 j−2 k dan q⃗ =3 i−2 j+6 k
2. Vector yang merupakan proyeksi vector (3,1,-1) pada (2,5,1) adalah
3. Tentukanlah proyeksi scalar dan proyeksi vector dari

a⃗ =(1,1,2) pada b=(4 ,−12,6)
4. Diketahui vector-vektor a⃗ =3 i−6 j−k , ⃗
b=i+ 4 j−5 k dan
c⃗ =3 i−4 j+12 k . Tentukanlah proyeksi vector a⃗ + ⃗b pada c⃗ .

5. Diketahui vector-vektor a⃗ =−2 i+ j+k , b=i+ 5 j dan c⃗ =4 i+4 j−2 k .
Tentukanlah proyeksi vector 3 ⃗a −2 ⃗b pada c⃗
6. Diketahui titik-titik M(-5,7,-6) dan N(7,-9,9). Tentukanlah proyeksi
vector a⃗ =(1 ,−3,1) pada ⃗
MN
7. Diketahui titik-titik A(-2,3,-4), B(3,2,5), C(1,-1,2), dan D(3,2,-4).
AB pada ⃗
Hitunglah proyeksi scalar ⃗ CD
8. Diketahui segitiga ABC dengan titik A(2,-1,-3) B(-1,1,-11) dan C(4,-
AB pada ⃗
3,-2) proyeksi vector ⃗ AC adalah

39
9. Diketahui titik-titik P(1,1) Q(5,3) dan R(2,4) jika titik S merupakan
proyeksi titik R pada garis PQ maka panjang PS adalah
10. Sudut antara vector a⃗ =xi+ ( 2 x +1 ) j−x √ 3 k dan vector b⃗ adalah 60°
1
jika panjang proyeksi a⃗ ke b⃗ sama dengan √ 5 maka x
2
F. Aplikasi Vector dalam Kehidupan Sehari-hari

Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan diskusi dalam pembelajaran aplikasi vektor dalam
kehidupan sehari-hari diharapkan siswa bisa bekerjasama, berani
mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, percaya diri, konsisten
dan disiplin serta siswa dapat memahami dan menemukan manfaat vektor
dalam kehidupan sehatri-hari dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab,
bersikap jujur, santun dan pantang menyerah, serta mampu berkomunikasi
dan bekerjasama dengan baik.

Banyak sekali penerapan vektor dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini


adalah beberapa contoh vektor dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin
tidak asing lagi bagi kita semua.
1) Ketika Upacara bendera dihari senin, pasukan paskibra mengibarkan
bendera dari bawah ke atas. Aplikasi vektor bendera seperti sudut 90
derajat.
2) Ketika penerjun menjatuhkan diri dari kapal, tempat ia jatuh tidak tepat di
bawah kapal, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya yaitu
gaya gravitasi dan gaya dorong angin.
3) Saat perahu menyebrangi sebuah sungai, maka kecepatan gerak perahu
yang sebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air.
4) Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busurnya
sebenarnya arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya
tarik tali dari kedua ujung busur tersebut.

40
5) Pesawat terbang yang ingin terbang dan mendarat menggunakan metode
vektor, sehingga ketika turun tidak langsung jatuh kebawah, tapi melalui
arah vektor yang disesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang berada
didalamnya pun tidak jatuh atau terombang-ambing.
6) Metode vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain
layang-layang. Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak
lurus terhadap orang yang memegang tali layangan. Dengan demikian
orang tersebut dapat melihat layangan lebih jelas karena ada pengaruh
vektor.
7) Seorang pilot pada pesawat terbang menggunakan komputer navigasi yang
dihubungkan dengan cara vektor, sehingga seorang pilot yang mengemudi
tidak salah arah atau berpindah di tempat yang tidak diinginkan.

Dan masih banyak lagi aplikasi vektor dalam kehidupan sehari-hari yang
sering kita jumpain.

41
Rangkuman

1) Vektor adalah besaran memiliki besar (nilai) dan arah.


2) Vektor posisi adalah vektor yang titik pangkalnya di O(0,0) untuk R2 (Bidang),
sedangkan O(0,0,0) untuk R3 (Ruang)
3) Vektor dapat dinyatakan tiga cara yaitu vektor kolom, vektor baris dan vektor
basis.
Untuk di R3

()
x
a. a
⃗ = y b. a⃗ =(x , y , z ) c. a⃗ =xi+ yj+ zk
z
4) Panjang vektor

a. Jika vektor a⃗ = ( xy), maka panjang vektor a⃗ ditentukan oleh |⃗a|= √ x + y


2 2

()
x
b. Jika vektor a⃗ = y , maka panjang vektor a⃗ ditentukan oleh |⃗a|= √ x 2+ y 2+ z 2
z
c. Jika A(x 1 , y1 , z 1) dan A(x 2 , y 2 , z 2), maka panjang ⃗
AB ditentukan oleh
AB|= √ (x 2−x1 ) +( y ¿ ¿ 2− y1 ) +( z ¿ ¿ 2−z 1 ) ¿ ¿
|⃗ 2 2 2

5) Vektor satuan adalah vektor yang ternormalisasi, yang berarti panjangnya bernilai
satu. Dituliskan dengan menggunakan topi ( a^ ). Vektor satuan dari a⃗ adalah

a
a^ = . Dimana |a^ |=1
|⃗a|
6) Dua buah vektor dikatakan sama jika komponen-komponen yang bersesuaian
sama.
Misal,

( )( )
x1 x2
y1 = y 2 ↔ x 1=x 2 , y 1= y 2 , z 1=z 2.
z1 z2

7) Penjumlahan duah buah vektor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
menggunakan aturan jajargenjang dan aturan segitiga.
8) Sifat-sifat penjumlahan vektor

42
a. Komutatif : a⃗ + ⃗b= ⃗b+⃗a
b. Asosiatif : a⃗ + ⃗b+ c⃗ =( ⃗a + b⃗ ) +⃗c =⃗a + ( ⃗b+ ⃗c )
c. Terdapat elemen identitas: 0⃗ + ⃗a=⃗a + ⃗0
d. Mempunyai suatu vektor negative (invers tambah): a⃗ + (−⃗a )= ⃗0
9) Operasi pengurangan merupakan invers dari operasi penjumlahan. Pengurangan
⃗ a + ( −⃗b )
vektor: a⃗ −b=⃗
10) Sifat-sifat perkalian skalar dengan vektor
a. ( m+n ) ⃗a =m ⃗a +n ⃗a
b. m ( ⃗a + b⃗ )=m ⃗a +n ⃗a
c. m ( n ⃗a )=(mn)⃗a
d. 1 ⃗a=⃗a
e. (−1 ) ⃗a =−⃗a
11) Perkalian titik (Dot Product) dari dua vektor a⃗ dan b⃗ adalah suatu bilangan real
yang ditentukan dengan rumus: a⃗ ∙ ⃗b=|⃗a||⃗b|cos θ dan a⃗ ∙ ⃗b=a1 b1 +a2 b2 +a 3 b 3
12) Hukum-hukum hasil kali titik (dot product)
a. Komutatif: a⃗ ∙ ⃗b=⃗b ∙ ⃗a
b. Distributif: a⃗ ∙ ( ⃗b+ ⃗c ) =⃗a ∙ ⃗b+ a⃗ ∙ c⃗
c. Tidak Asosiatif: a⃗ ∙ ( ⃗b ∙ ⃗c ) ≠ ( ⃗a ∙ b⃗ ) ∙ ⃗c
d. k ( ⃗a ∙ b⃗ )=( k a⃗ ) ∙ ⃗b=⃗a ∙ ( k ⃗b ) =( ⃗a ∙ ⃗b ) k
e. i∙ i= j∙ j=k ∙k =1, i∙ j= j ∙ k=k ∙ i=0

∙ i j k
i 1 0 0
j 0 1 0
k 0 0 1

f. Tidak memiliki invers


13) Vektor a⃗ dan b⃗ dua vector yang saling tegak lurus atau orthogonal jika dan hanya
jika a⃗ ∙ ⃗b=0

43
14) Perkalian silang (Cross Product) dua vektor a⃗ dan b⃗ ditentukan dengan rumus:
a a
| || || |
a a a a
a⃗ × ⃗b= 2 3 i− 1 3 j+ 1 2 k
b2 b3 b1 b 3 b1b2
15) Hukum-hukum hasil kali silang
a) Tak belaku hukum komutatif: a⃗ × ⃗b=− ⃗b × a⃗
b) Hukum distributif: a⃗ × ( ⃗b+ c⃗ ) =(⃗a × ⃗b)+( ⃗a × ⃗c )
c) k ( ⃗a × ⃗b ) =( k ⃗a ) × ⃗b=⃗a × ( k b⃗ )=( ⃗a × ⃗b ) k
d) i× i= j × j=k × k=0, i× j=k , j× k =i, k ×i= j

× i j k
i 0 k −j
j −k 0 i
k j −i 0

16) Proyeksi skalar a⃗ pada b⃗


a⃗ ∙ ⃗b
c⃗ =
|⃗b|
17) Proyeksi vektor a⃗ pada b⃗

c⃗ =¿

18)

44
LATIHAN EVALUASI BAB AKHIR
I. Pilihlah jawaban yang paling tepat
1. Vektor satuan dari a⃗ =( 2,1,−2) adalah…
a. (−2 1 2
, ,
3 3 3 ) ( d.
4 )
−2 1 2
,− ,
4 4

b. (2 1 2
, ,−
3 3 3 ) ( e.
9 )
−2 1 2
,− ,
9 9

c. (2 1
, ,−
4 4 4 ) 2

2. Jika A(-2,3,5) dan B(4,1,-3) maka vector posisi dari ⃗ AB adalah…


a. (-6,2,8) d. (-8,-2,6)
b. (8,2,-6) e. (2,4,2)
c. (6,-2,-8)
3. Jika titik A(4,-5,2), maka panjang vector posisi dari titik A adalah…
a. 1 d. 5 √ 2
b. 2 √ 5 e. 5 √ 3
c. 3 √ 5
4. Diketahui koordinat titik P dan titik Q berturut-turut adalah (4,3,-1) dan
(2,1,3). Panjang vector ⃗ PQ =…
a. √ 6 d. √ 56
b. √ 12 e. √ 68
c. √ 24
5. Diketahui titik B(-1,1,0) dan C(1,-2,2). Panjang vector ⃗ CB adalah…
a. √ 2 d. √ 17
b. √ 5 e. √ 21
c. √ 9
6. Jika O ( 0,0 ), P ( 7,3 ), dan Q ( 4,10 ) , maka ∆ POQ …
a. Sama sisi
b. Siku-siku tetapi tidak sama kaki
c. Sama kaki tetapi tidak siku-siku
d. Siku-siku dan sama sama kaki
e. Tidak siku-siku dan tidak sama kaki
7. Jika vektor a⃗ =2 i−3 j+k , maka panjang vector 2 ⃗a adalah…
a. √ 14 d. 2 √ 28
b. √ 28 e. 4 √14
c. 2 √ 14
8. Jika vector b=2⃗ i−4 k , maka panjang vector −b⃗ adalah…
a. −2 √5 d. 2 √ 5
b. −√ 6 e. √ 21

45
c. √6

( ) () ( )
4 2 4
9. Bila vektor-vektor a⃗ = −5 , b= ⃗ 2 , c⃗ = 1 dan ⃗p=⃗a−2 b+3 ⃗ ⃗c, maka
3 1 −1
panjang vektor ⃗p adalah…
a. 3 √ 46 d. 2 √ 23
b. 2 √ 46 e. √ 23
c. √ 46
10. Jika koordinat titik P dan Q berturut-turut adalah (-3p,5p,3p) dan (p,-2p,-p),
maka panjang ⃗ PQ adalah…
a. 3p d. 10p
b. 8p e. 12p
c. 9p
11. P, Q dan R merupakan titik-titik sedemikian sehingga ⃗ PQ =(2,0,1),
⃗ ⃗
PR=(1,1,2), dan R =(0,2,1). Koordinat titik Q adalah…
a. (−3,1 ,−2) d. (1 ,−3 ,−2)
b. ( 1,1,0 ) e. (−1,3,2 )
c. (1 ,−1,0)
12. Jika vector ⃗p=2i+3 j dan q⃗ =4 i−3 j+k , maka nilai 2 ⃗p + 4 ⃗q adalah…
a. 20 i+ 6 j−4 k d. 16 i−6 j+ 2k
b. 20 i−6 j+ 4 k e. 16 i−6 j−2 k
c. 16 i+6 j+2 k

() ( ) ()
1 5 4

13. Jika vector a⃗ = 2 , b= ⃗
4 , dan c⃗ = −1 maka vector a⃗ + 2 b−3 ⃗c =…
3 −1 1

() ()
6 −1
a. 11 d. 13
−8 −2

() ( )
7 −6
b. 13 e. −12
−8 8

()
−1
c. 12
−2
14. Diberikan segi enam berarturan ABCDEF. Jika ⃗
AB=⃗u , ⃗
BC =⃗v , maka
⃗ ⃗ ⃗ ⃗ ⃗
AB+ BF+ BE+ BD + BC=…
a. 2 ⃗u +2 ⃗v d. 5 ⃗u +6 ⃗v
b. 4 ⃗u +4 ⃗v e. 8 u⃗ +6 ⃗v
c. 4 ⃗u +6 ⃗v

46
15. Diketahui vector-vektor a⃗ =8 i−4 j +3 k , b=3 ⃗ i−2 k dan c⃗ =−i+5 j+7 k .

Resultan dari 2 ⃗a −b+3 ⃗c adalah…
a. 13 i+ 4 j+ 25 k d. 10 i+ 5 j+ 27 k
b. 13 i+ 4 j+ 29 k e. 10 i+ 7 j+29 k
c. 10 i+ 9 j+27 k
16. Jika ⃗p, q⃗ , dan ⃗s berturut-turut adalah vector posisi titik-titik sudut jajaran
genjang PQRS dengan PQ sejajar SR maka ⃗s=…
a. −⃗p+ q⃗ +⃗r d. ⃗p−⃗q−⃗r
b. −⃗p−⃗q + r⃗ e. ⃗p+ q⃗ +⃗r
c. ⃗p−⃗q + r⃗

( ) () ()
−5 1 −3
17. Diketahui vector-vector a
⃗ = −4 , ⃗
b= 2 , dan c⃗ = 8 , maka vector
−3 3 5
( a⃗ + 2 b⃗ )−( ⃗a−3 c⃗ )=…

() ()
7 −7
a. 28 d. 6
8 5

( ) ()
−7 7
b. −28 e. −6
18 −5

()
−7
c. 28
21

( ) () ( )
−1 a −4
18. Diketahui vector u= 2 , v= 4 , dan w= 8 , jika 2 u−3 v=−w , maka
3 b −3
nilai a dan b berturut-turut adalah…
a. -2 dan 1 d. 2 dan -1
b. -2 dan -1 e. -3 dan 2
c. -2 dan 3

19. Diketahui a⃗ =3 i−2 j , b=−i+4 j , dan r⃗ =7 i−8 j . Jika r⃗ =k ⃗a +m ⃗b, maka k +
m adalah…
a. 3 d. -1
b. 2 e. -2
c. 1
20. Pada persegipanjang OACB, D adalah titik tengah OA dan P titik potong CD
dengan diagonal AB. Jika a⃗ =⃗ OA dan b= ⃗ ⃗ OB , maka ⃗ CP=…
1 2⃗ −1 2⃗
a. a⃗ + b d. ⃗a + b
3 3 3 3

47
1 2 −2 1
b. a⃗ − b⃗ e. a⃗ − ⃗b
3 3 3 3
−1 2
c. ⃗a − b⃗
3 3

() ()3
2
1
21. Jika a⃗ = , b⃗ = , dan c⃗ =
0 ( )
−5
4
, maka panjang vector d=⃗ ⃗ a + b−⃗
⃗ c adalah…

a. √ 5 d. 3 √ 13
b. 2 √ 13 e. 2 √ 41
c. √ 85

() ( )
1
22. Jika a⃗ = , b⃗ =
2
−4
0
, dan c⃗ =( )
−5
3
, maka panjang vector d=⃗ ⃗ c −⃗a −⃗b

adalah…
a. 17 d. 2 √ 13
b. 2 √ 41 e. √ 5
c. 3 √ 13

( ) () ( )
1 1 2
23. Jika ⃗p= −3 , q⃗ = 1 , dan r⃗ = 2 , maka nilai |3 ⃗p−5 q⃗ + r⃗|=…
2 0 −4
a. √ 14 d. 2 √ 37
b. √ 74 e. 4 √14
c. 3 √ 13
24. Titik A(3,2,-1), B(1,-2,1), dan C(7,p-1,-5) segaris jika nilai p adalah…
a. 13 d. -11
b. 11 e. -13
c. 5
25. Agar kedua vektor a⃗ =(x , 3,5) dan b=(4⃗ , y ,10) segaris, haruslah nilai x - y
sama dengan…
a. -9 d. 2
b. -6 e. 3
c. -4
26. Titik A(3,1,-4), B(3,-4,6) dan C(-1,5,4) titik P membagi AB sehingga AP : PB
= 3 : 2 maka vector yang diwakili oleh ⃗ PC adalah…

( ) ()
−4 4
a. 3 d. −7
−6 −2

( ) ( )
−4 −4
b. 3 e. 7
6 2

48
( )
−4
c. −7
2
27. Diketahui titik A(3,-5,-7) dan titik B(-1,1,3). Titik P terletak pada
perpanjangan AB sehingga ⃗ AP=−3 ⃗ PB . Jika P vektor posisi titik P, maka

P=…
a. 4 i−3 j+2 k c. −i− j−12 k
b. −3 i−5 j−2 k e. −3 i+ 4 j+ 8 k
c. 4 i−2 j−5 k
28. Diketahui titik P(2,7,8) dan Q(-1,1,-1) titik R membagi PQ didalam
perbandingan 2 : 1, panjang ⃗ PR adalah…
a. √ 4 d. √ 14
b. √ 6 e. √ 56
c. √ 12

() ()
2 1
1
29. ⃗
PQ = 0 dan vector ⃗ PR = 1 . jika ⃗ PS= ⃗ PQ , maka vector ⃗ RS=…
2
1 2

() ()
0 1
−1 2
a. d.
−3 0
2 1

()
−1

()
1
0
b. e. −1
−1
1
2

()
3
2
c.
1
0
30. P adalah titik (0,2,4), Q adalah titik (1,3,5), dan R adalah titik (-2,0,-4). Jika

QP=⃗a dan ⃗ QR =⃗b, maka a⃗ ∙ ⃗b adalah…
a. 15 d. -5
b. 12 e. -15
c. 3
31. Diketahui persegi ABCD dengan panjang setiap sisinya 3. Maka

AB ∙ ⃗
BD +⃗AB ∙ ⃗AC =…
a. −6 √ 2 d. 12
b. 0 e. 12 √2
c. 6 √ 2

49
32. Diketahui persegi panjang OABC dengan panjang OA = 8 dan AB = 6. Jika
OA=⃗u dan OB=⃗v . Maka u⃗ ∙ ⃗v =…
a. 10 d. 96
b. 48 e. 144
c. 64
33. Jika diketahui |⃗a|=8, |b⃗|=4 , dan sudut-sudut vector a⃗ dan b⃗ sama dengan
60 , maka |⃗a−b⃗|=…
°

a. 3 d. 4√ 2
b. 6 e. 4√ 3
c. 10

34. Diketahui vector-vektor a⃗ =(1,3,3), b=(3,2,1) dan c⃗ =(1 ,−5,0). Sudut antara
( a⃗ −b⃗ ) dan (⃗a + ⃗c ) adalah…
a. 30° d. 90°
b. 45 ° e. 120°
c. 60°
35. Panjang vector a⃗ , b⃗ , dan a⃗ + ⃗b berturut-turut adalah 12, 8, dan 4 √7 . Besar
sudut antara a⃗ dan b⃗ adalah…
a. 45 ° d. 120°
b. 60° e. 150°
c. 90°
36. Vektor u⃗ yang panjangnya 4 membentuk sudut 120° dengan vektor ⃗v yang
panjangnya 5. Maka panjang vektor 2 ⃗u +3 ⃗v adalah…
a. 9 d. 6 √ 3
b. 23 e. 8 √ 3
c. 13
37. Jika diketahui ⃗ OA =2 i+ k , ⃗
OB =i+ j+ k , ⃗
OC=i+cj+ 4 k , jika ∠ ABC=60° ,
maka c=…
a. 3 d. -1
b. 2 e. -2
c. 1
38. Diketahui titik A(5,1,3), B(2,-1,-1) dan C(4,2,-4). Besar sudut ABC…
π
a. π d.
6
π
b. e. 0
2
π
c.
3
39. Jika ⃗ OA =( 1,2 ) , ⃗ OB=(4,2) dan θ=∠( ⃗ OA , ⃗
OB) maka nilai sin θ adalah…
3 9
a. d.
5 25

50
3 25
b. e.
4 9
5
c.
3
40. ⃗p=mi+mj−3 k dan q⃗ =mi−5 j−2k . Jika ⃗p tegak lurus q⃗ , maka nilai m sama
dengan…
a. 2 atau 3 d. -3 atau -2
b. 2 atau -2 e. 3 atau -2
c. 2 atau -3
41. Diketahui vector u⃗ =3i+2 j −k dan vector ⃗v =3 i+ 9 j−12 k . Jika vector 2
u⃗ −a ⃗v tegak lurus terhadap ⃗v maka nilai a adalah…
1
a. -1 d.
3
−1
b. e. 3
3
c. 1
42. Diketahui vector-vektor a⃗ =2 i−4 j +3 k , b=xi+⃗ zj+4 k , c⃗ =5 i−3 j+ 2 k , dan

d=2i+ zj+ xk . Jika vector a⃗ tegak lurus terhadap vector b⃗ , dan vector c⃗ tegak
lurus dengan vector d⃗ maka a⃗ −b=… ⃗
a. −6 j−k d. −2 i−k
b. 4 i−2 j−k e. 4 i−6 j −k
c. 6 i−k
43. Diketahui P=(a , 1 ,−1), Q=(0,7,1), dan R=(2,8 , c) . Agar vektor ⃗ PQ tegak
lurus pada ⃗ QR haruslah nilai a – c = …
a. -3 d. 3
b. -2 e. 5
c. 2
44. a⃗ + ⃗b=i− j+4 k dan |⃗a−b⃗|=√ 14 , hasil dari a⃗ ∙ ⃗b=…
1
a. 4 d.
2
b. 2 e. 0
c. 1
45. Diketahui titik A(2,7,8), B(-1,1,-1), C(0,3,2) jika ⃗ AB wakil dari u⃗ dan dan ⃗ BC
v
⃗ u

wakil dari , maka proyeksi orthogonal vector dan adalah… v

a. −3 i−6 j−9 k d. −9 i−18 j−27 k
b. i+2 j+3 k e. 3 i+ 6 j+9 k
1
c. i+ j+k
3
46. Diketahui titik P(4,-3,1), Q(5,-1,3), R(6,-2,0) panjang proyeksi vektor ⃗ PQ
pada vektor ⃗ PR adalah…

51
1 1
a. d. √2
3 3
2 1
b. e. √6
3 3
1
c. √3
2
47. Sebuah vektor ⃗x dengan panjang 2 membuat sudut lancip dengan vektor
⃗y=(3,4). Bila vektor ⃗x diproyeksikan kevektor ⃗y , panjang proyeksinya 2.
Vektor ⃗x tersebut adalah…
a. (3
5 ) 4
√ 5 , √5
5
d.( )
2 11
5 5
,

b. (4
5 ) 3
√ 5 . √5
5
e. ( )
6 8
5 5
,

c. ( )
3 4
5 5
,

48. Vektor yang merupakan proyeksi vektor (2,1,-1) pada vektor (1,3,-1)
adalah…
6 1
a. ( 1,3 ,−1 ) d. ( 1,3 ,−1 )
11 √2
1 1
b. ( 1,3 ,−1 ) e. ( 1,3 ,−1 )
2 4
6
c. (1,3 ,−1 )
√ 11

( )
x
49. a⃗ = y mempunyai panjang 3 √ 6 dan membentuk sudut lancip dengan
−3

()
1

vektor b= 2 . Jika proyeksi scalar orthogonal vektor a⃗ pada b⃗ adalah 2,
−2
maka nilai xy adalah…
a. -24 d. 12
b. -18 e. 18
c. -12
50. Garis g melalui A(3,6,7) dan B(5,3,8), sedangkan garis h melalui C (−2,4,2)
dan D(−1,6 ,−1) . Besar sudut g dan h adalah…
a. 0° d. 60°
b. 30° e. 90°
c. 45 °

52
53
Glosarium

Istilah Arti
Aturan jajargenjang : Perhitungan dua vektor dengan metode jajargenjang
Aturan segitiga : Perhitungan dua vektor dengan metode segitiga
Perkalian skalar : Perkalian suatu vektor dengan suatu skalar
Skalar : Besaran yang memiliki besar (nilai) saja
Vektor : Besaran yang memiliki besar (nilai) dan arah
Vektor orthogonal : Vektor yang saling tegak lurus
Vektor posisi : Suatu vektor yang titik pangkalnya O
Vektor satuan : Suatu vektor yang panjangnya atau besarnya bernilai satu.

54
Tabel sudut-sudut istimewa trigonometri

55
Kunci Jawaban
1. a⃗ =(2,1,−2)
|⃗a|= √22 +12 +¿ ¿
⃗a ( 2,1,−2) 2 1 2
a^ = = = , ,−
|⃗a| 3 3 3 3
Jawaban B
2.
3. msaDKajdl
4.

56
Daftar Pustaka

57

Anda mungkin juga menyukai