Pelayanan Pasien Tuberkulosis Dewasa
Pelayanan Pasien Tuberkulosis Dewasa
Pelayanan Pasien Tuberkulosis Dewasa
DEWASA
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PEMERINTAH KOTA Febrina, SKM, M.Si
TANGERANG SELATAN NIP 19670202 198811 2 003
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menyerang paru – paru atau bagian tubuh lainnya
yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis.
Penegakan Diagnosis
1. Semua pasien dengan batuk produktif yang yang berlangsung selama ≥2 minggu
yang tidak jelas penyebabnya, harus dievaluasi untuk TB.
2. Semua pasien (dewasa, dewasa muda, dan anak yang mampu mengeluarkan
dahak) yang diduga menderita TB, harus diperiksa mikroskopis spesimen sputum/
dahak 3 kali salah satu diantaranya adalah spesimen pagi.
3. Semua pasien dengan gambaran foto toraks tersangka TB, harus diperiksa
mikrobiologi dahak.
4. Diagnosis dapat ditegakkan walaupun apus dahak negatif berdasarkan kriteria
berikut:
Pengertian
Minimal 3 kali hasil pemeriksaan dahak negatif (termasuk pemeriksaan sputum
pagi hari), sementara gambaran foto toraks sesuai TB.
Kurangnya respon terhadap terapi antibiotik spektrum luas (periksa kultur sputum
jika memungkinkan), atau pasien diduga terinfeksi HIV (evaluasi diagnosis
tuberkulosis harus dipercepat).
5. Diagnosis TB intratorasik (seperti TB paru, pleura, dan kelenjar limfe mediastinal
atau hilar) pada anak:
Keadaan klinis (+), walaupun apus sputum (-).
Foto toraks sesuai gambaran TB.
Riwayat paparan terhadap kasus infeksi TB.
Bukti adanya infeksi TB (tes tuberkulin positif > 10 mm setelah 48-72 jam).
Kriteria Rujukan
1. TB dengan komplikasi/keadaan khusus (TB dengan komorbid) seperti: TB pada
orang dengan HIV, TB dengan penyakit metabolik, TB anak, perlu dirujuk ke
layanan sekunder.
2. Pasien TB yang telah mendapat advis dari layanan spesialistik dapat melanjutkan
pengobatan di fasilitas pelayanan primer.
3. Suspek TB – MDR harus dirujuk ke layanan sekunder.