SKENARIO FILM Contoh Format
SKENARIO FILM Contoh Format
SKENARIO FILM Contoh Format
FADE IN
1.INT.KAMAR KANIA.PAGI
CASH : KANIA
DI PAGI HARI SUASANA KAMAR KANIA YANG HENING DAN CAHAYA YANG TAK BEGITU TERANG DI
KAMARNYA, TIBA
TIBA TERDENGAR SUARA DERING HANDPHONE MILIK KANIA BERULANG KALI MEMBANGUNKAN TIDUR
KANIA YANG NYENYAK, DENGAN MATA YANG TERLIHAT MASIH AGAK NGANTUK KANIA MENCOBA
MERAIH HANDPHONNYA YANG BERADA DI MEJA TEPAT SAMPING TEMPAT TIDURNYA, SEKEJAP IA
MENERIMA PANGGILAN HANDPHONNYA YANG TERNYATA DARI ATASANNYA DI KANTOR.
K NI
IBU FENI
YA HALO KANIA, KAMU CEPAT KE KANTOR KARENA ADA SESUTU YANG INGIN SAYA BICARAKAN
(DENGAN NADA YANG TEGAS DAN CEPAT)
SEKETIKA IBU FENI MEMATIKAN HUBUNGAN TELPONNYA BERSAMA KANIA, DENGAN RASA PENASARAN
WAJAH KANIA TERDIAM DAN TERTUNDUK LEMAS.
CUT TO :
CASH : KANIA
DI PERJALANAN MENUJU KANTORNYA TERLIHAT KANIA MASIH MEMIKIRKAN PERKATAAN SINGKAT DARI
BU FENI CUT TO :
TERLIHAT LANGKAHAN KAKI KANIA MENUJU RUANGAN PIMPINAN REDAKSINYA, TERDENGAR JUGA
SURA TEMAN
MASUK
SAMBIL MEMBUKA PINTU KANIA MENGUCAP SALAM DAN MENUJU KE HADAPAN IBU FENI YANG
SEDANG MANANTINYA
K NI
SELAMAT PAGI BU
IBU FENI
PAGI, DUDUK
IBU FENI
KANIA KAMU TAU KABAR YANG BEREDAR PEKAN INI, MENGENAI SINDIKAT GEMBONG NARKOBA
INTERNASIONAL YANG SUDAH MEMPUNYAI JARINGANNYA DI JAKARTA,DAN SEKARANG SEDANG DI
CARI-CARI POLISI, KAMU TAU ITU ARTINYA APA?? ARTINYA KITA HARUS MENCARI DIMANA TEMPAT
PERSEMBUNYIAN SINDIKAT GEMBONG NARKOBA INTERNASIONAL ITU BERADA SEKARANG, DAN KAMU,
SAYA TUGASKAN UNTUK MENCARI BERITANYA SEKALIGUS GAMBARNYA. INGAT!! SAYA TIDAK MAU
KAMU GAGAL DALAM MISI INI.
TAPI BU!
IBU FENI
TIDAK ADA PENOLAKAN UNTUK INI, TUGAS INI SAYA BERIKAN UNTUK MENAMBAH JAM TERBANG
KAMU SEBAGAI JURNALIS YANG PROFESIONAL NANTINYA, OK SEKARANG SIAPKAN MENTAL KAMU,
SETELAH KELUAR DARI RUANGAN SAYA, KAMU SUDAH START UNTUK MENCARI BERITANYA, DAN SAYA
KASIH WAKTU DEADLINE BESOK SORE
K NI
BAIK BU,,
KANIA BEGITU SAJA MENINGGALKAN RUANGAN BU FENI DENGAN WAJAH YANG SEDIKIT TERTUNDUK
LEMAS, MELEWATI BEBERAPA TEMANNYA DAN TERUS MELANGKAH KELUAR KANTOR
CUT TO :
4.EXT.JALAN RAYA.SIANG
CASH : KANIA
KANIA MENELUSURI JALAN IBU KOTA MENCARI BERITA TENTANG KEBERADAAN SINDIKAT GEMBONG
NARKOBA, DUA BOLA MATA KANIA MENGARAHKAN KE SUDUT-SUDUT TEMPAT YANG DIANGGAP
MENCURIGAKAN
CUT TO:
6.EXT.TROTOAR.SORE
CUT TO :
7.EXT.INT.GEDUNG TUA.SORE
CUT TO :
TERLIHAT KANIA DI KEJAR OLEH SEKAWANAN SINDIKAT GEMBONG NAKOBA, KANIA BERUSAHA LARI
SEKUAT TENAGA MENGHINDARI KEJARAN, MELIAK LIUK DIANTARA PEJALAN KAKI YANG BERADA DI
DEPANNYA, SAMBIL BERLARI KANIA MENCARI TEMPAT PERSEMBUNYIAN DARI KEJARAN SINDIKAT
GEMBONG NARKOBA YANG TIDAK MENYERAH UNTUK MENANGKAP KANIA, DI UJUNG JALAN YANG
SEMPIT DAN GELAP KANIA MENYEMBUNYIKAN DIRI DARI KEJARAN PARA SINDIKAT GEMBONG
NARKOBA, DAN SELINTAS PARA SINDIKAT GEMBONG NARKOBA MELEWATI KANIA DENGAN SEDIKIT
CURIGA
PARA SINDIKAT GEMBONG NARKOBAPUN BERLALU DARI HADAPAN KANIA, SEKETIKA KANIA
MENINGGALKAN AREA KOMPLEKS MUSEM KOTA TUA CUT TO :
10.EXT.CAFE.SORE
CASH : Kania,Teman Kania, Extras
DENGAN WAJAH SEDIKIT AGA SERIUS, KANIA MENCERITAKAN PENGALAMANNYA PADA SAAT MENCARI
TAU TEMPAT PERSEMBUNYIAN GEMBONG NARKOBA YANG SANGAT MENEGANGKAN KEPADA TEMAN-
TEMAN JURNALIS LAINNYA, BEBERAPA TEMAN KANIA TERLIHAT TEGANG MENDENGARKAN KAJADIAN
YANG DI ALAMI KANIA
Sinopsis
Sinopsis atau ringkasan cerita diperlukan untuk memberikan gambaran secara ringkas dan padat
tentang tema atau pokok cerita secara keseluruhan dalam film.
· Tokoh protagonis.
· Tokoh antagonis.
· Tokoh-tokoh penting penunjang langsung plot utama maupun sub plot.
· Problema utama dan problema-problema penting yang sangat berpengaruh pada jalan cerita.
· Kesimpulan.
Treatment
Sebelum naskah menjadi sebuah skenario film maka sangat perlu untuk membuat treatment. Treatment
adalah uraian yang menggambarkan alur penyajian sebuah cerita film. Agak berbeda dengan sinopsis,
treatment mencoba memberikan uraian ringkas secara deskriptis tentang bagaimana suatu episode
suatu cerita. Dengan membaca treatment kita mendapat gambaran urutan adegan visual yang akan
nampak pada screen.
Cara penyampaian pada bagian treatment harus sudah filmik dan seplastis mungkin agar mudah
dibayangkan dan merangsang imajinasi. Maka cara penuturannya dibuat pendek-pendek. Pembaca
diharapkan sudah bisa membayangkan adegan yang dimaksud.
Story Board
Storyboard adalah rentetan gambar yang menerangkan detail pengambilan adegan demi adegan.
Biasanya adegan digambar seperti format komik. Dalam hal ini tidak dituntut keahlian menggambar,
yang dipentingkan adalah gambar dapat dipahami dan menterjemahkan adegan.
Skenario
Skenario adalah naskah yang berisi cerita atau gagasan yang telah didisain cara penyajiannya, agar
komunikatif dan menarik disampaikan dengan media film. Nama lainnya adalah screenplay atau film
script. Skenario merupakan petunjuk operasional dalam pelaksanaan pengambilan gambar. Dalam
skenario sudah tampak teknik pengambilan gambarnya serta dialog lengkapnya.
Karena skenario lebih merupakan naskah kerja di lapangan, maka kalimat-kalimat deskripsi harus penek-
pendek, agar cepat memberikan pengertian, dan segera bisa memproyeksikan adegan film pada
khayalan si pembaca.
· Super impose : menampilkan sesuatu diatas gambar (biasanya judul atau caption).
· Dissolve : pembauran atau pergantian gambar secara perlahan (gambar pertama menggantikan
gambar kedua hampir bertumpukan).
Scene merupakan peristiwa atau hal yang berlangsung di suatu tempat dan waktu tertentu. Scene juga
merupakan rangkaian shot yang membentuk suatu adegan. Sedangkan sequence adalah kumpulan dari
scene yang merupakan satu kesatuan kejadian.
Menulis cerita adalah sebuah karya seni, yang penilaian tentang baik atau buruknya sangat relatif. Setiap
kita sah-sah saja untuk menulis cerita apapun yang kita mau. Tapi dalam menulis cerita untuk skenario
film / Sinetron, jelas ada beberapa hal penting yang layak kita cermati. Yaitu.. kita tidak sedang menulis
cerita untuk diri kita sendiri, melainkan untuk kita pertontonkan kepada orang banyak / penonton.
Tentunya sedikit banyak kita harus paham, apa yang dimaui para penonton kita?
Sebenarnya mudah-mudah saja, cerita yang kita buat harus mewakili kehidupan para penonton kita.
Misalnya: Menurut survey, prosentase penonton film / sinetron kita adalah anak-anak ABG atau remaja
yang umurnya 12 – 20 tahun. Wah, berarti gampang dong, buat saja cerita tentang kehidupan anak-anak
muda yang umurnya SMP, SMA atau kuliah. Bukti paling otentik ada kok, film “Ada Apa Dengan Cinta”
laku keras di pasaran. Alasannya cuma satu kok, cerita yang dikemas di film itu membuat anak-anak
SMU di Indonesia terwakili. Mereka hanyut dalam cerita itu. Sehingga ketika keluar dari gedung bioskop,
yang cewek merasa jadi Cinta, dan yang cowok bergaya bak seorang Rangga.
Selain itu.. prosentase penonton kita rupanya lebih banyak cewek ketimbang cowok. Artinya jelas,
membuat cerita yang memuat konflik-konflik tentang wanita akan lebih diminati. Contohnya banyak lah,
ada “Ca-Bau-Kan”, “Detik Terakhir”, atau yang baru-baru ini “Perempuan”.
Masih banyak lagi cerita-cerita yang bisa digali, baik itu drama, action, komedi, atau pun horor. Yang
paling penting adalah, setiap cerita pasti ada sosok tokoh yang membuat para penonton simpati,
sehingga tokoh itu akan dibela oleh para penonton. Penonton akan makin tegang, apabila tokoh yang
mereka simpati menjadi korban sebuah teror. Itu yang biasa terjadi pada film horor.
Jadi singkatnya, selain membuat cerita yang keren, ada hal yang penting yang harus kita pikirkan dalam
menulis cerita untuk skenario film / sinetron.. yaitu cerita tersebut disukai para penonton kita.
2. PREMIS
Biasanya premis hanya dibuat dalam 1 atau 2 kalimat saja. Bagi sebagian penulis skenario, premis sangat
penting, mengingat premis ini akan diletakan di depan / di atas sebelum sinopsis. Hanya 1 atau 2
kalimat, premis sudah bisa mewakili apa yang akan diceritakan dalam film tersebut.
Contoh:
Film PENGABDI SETAN, premisnya: “Seorang pembantu datang untuk merebut harta majikannya,
dengan cara mengabdi pada setan.”
Film ADA APA DENGAN CINTA, premisnya: “Cinta menipu dirinya sendiri, di hatinya ada cinta. Cinta
kemudian jujur, namun cinta itu sudah hampir pergi.”
3. SINOPSYS
Sinopsis adalah sebuah ringkasan cerita. Ingat, ringkasan cerita! Ringkasan, berarti dibuat secara ringkas.
Singkat, padat, dan jelas. Pembuatan sinopsis adalah proses yang amat penting. Karena dari sinopsis
inilah, Produser akan menentukan cerita tersebut layak diproduksi atau tidak. Sebab, banyak cerita yang
sebenarnya baik / bagus, tapi gagal dieksekusi hanya lantaran si penulis skenario kurang piawai dalam
menulis sinopsis.
Sinopsis harus ditulis stright to the point, artinya langsung pada permasalahan. Karena si pembaca
sinopsis (produser, atau pun skrip editor) hanya ingin tahu cerita dan masalah yang terkandung dalam
cerita tersebut. So, bisa dibayangkan kan, jika sinopsis dibuat secara mendayu-dayu dan lamban. Bisa
jadi produser membuang sinopsis kita di tong sampah!
Setiap paragraf dalam sinopsis harus sudah menunjukan kesinambungan cerita.. ada ceritanya.. ada
isinya.. bukan hanya sekedar proses!
Biasanya, kalo sudah sering bikin cerita, kita sudah paham, menulis sinopsis sudah memikirkan
dramaturgi. Artinya di sinopsis itu sudah tergambar dengan jelas: Apa masalahnya? Bagaimana masalah
membesar? Dan seperti apa puncak masalah (biasa disebut turning point / klimaks)? Dan seperti apa
penyelesaiannya.
Namun.. ada juga penulis yang tidak mau menuliskan penyelesaian ceritanya, agar si pembaca akan
penasaran, seperti apa akhir dari cerita itu. Jenis sinopsis yang seperti ini harus punya masalah, konflik
dan puncak masalah yang memang kuat, menggigit dan menarik. Kalo nggak menarik, Produser pasti
ogah pengen tau hasil akhirnya.
Pagi itu indah sekali. Palupi jalan santai dan ceria menuju sekolahnya. Memang seperti itulah Palupi,
selalu ceria. Sesampainya di sekolah..
Pembahasan:
Sinopsis di atas bisa kita baca, sangat lamban, sangat bertele-tele. Kalo produser yang baca pasti sudah
malas. Karena dari 3 kalimat yang dibuat, kita nggak dapat apa-apa.
Heni yang sering mengharumkan nama sekolah lewat tari daerahnya, kini harus menerima kenyataan,
diarak keliling sekolahnya karena aib yang dibuatnya. Seminggu kemudian dia dikeluarkan dari
sekolahnya lantaran terbukti ngesex dengan guru biologinya.
Pembahasan:
Dari 2 kalimat awal saja kita sudah bisa tahu, apa yang terjadi. Dan pasti kita ingin tahu, seperti apa
cerita selanjutnya. Setiap kalimat mengandung makna yang panjang, bukan hanya sekedar basa-basi
untuk manjang-manjangin cerita saja.
4. SCENE PLOT / TREATMENT
Nah, menurut saya, inilah tahapan yang paling krisial dalam pembuatan skenario. Sebab, Scene Plot /
Treatment ini bisa dikatakan sebagai blue print. Dari sini dramaturgi akan dibuat secara gamblang..
kapan masalah dimulai? Kapan masalah akan memuncak (turning point)? Dan bagaimana penyelesaian
masalahnya?
Scene Plot / Treatmen adalah uraian singkat yang ada di setiap scene. Jadi scene plot akan ditulis dari
scene 1 hingga scene terakhir.
6. Adegan dibuka dengan teriakan para murid di halaman sekolah saat upacara. Mereka girang, saat
kepala sekolah ngumumin, darma wisata kali ini ke Bali. Yola (tokoh utama) dan 3 sobatnya (Disti, Tisa,
Via) nggak kalah girangnya. Di barisan lain Waldi (keren, tapi sok ganteng) memandangi Yola dengan
senyum penuh hasrat..
7. Koridor SMU.. Sambil jalan, Waldi menunjukan keyakinannya di depan Rudi dan Kaka, bahwa dia yakin
banget bisa menggaet Yola. Lumayan, bisa buat temen jalan di Bali nanti. Rudi dan Kaka manas-manasin,
“Kalo emang lu playboy, tunjukin sekarang juga dong.. kalo bisa ngegaet si Yola.” Waldi panas.. ada hal
yang membuat Waldi yakin, adalah lantaran dia masuk 10 besar di kelasnya. Sudah pasti cewek suka
sama cowok pinter kan. Waldi yakin.. dia mau tunjukan ke kedua sobatnya itu..
8. SMU. Parkiran Mobil.. Yola, Disti, Tisa dan Via menuju mobil. Sambil jalan mereka ngobrol tentang
senangnya mereka mau berangkat ke Bali. Disti, Tisa dan Via ngebayangin enaknya jalan-jalan di Legian,
nikmatin ombak di Pantai kuta, atau makan-makan di Jalan Tuban. Tapi beda dengan Yola, dia lebih milih
untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah, macam: Taman Ayun, Pura peninggalan raja-raja dulu..
atau tanah lot yang bersejarah.. dan semua yang ada hubungannya dengan sejarah.. Tiba-tiba muncul
Waldi, dia minta waktu ke Yola sebentar..
SKENARIO
· Spasi 1.
· Dengan format penulisan seperti di atas, rata-rata 1 halaman akan menjadi 1 menit adegan.
2. JUMLAH HALAMAN
· Sinetron ½ jam (Dengan asumsi sudah termasuk iklan) à berkisar antara 15 – 20 halaman.
· Sinetron 1 jam (Sudah termasuk iklan) à Bisa mencapai 40 – 44 halaman. Tapi biasanya halaman itu
lama kelamaan akan berkurang (seiring dengan bertambahnya episode), apabila sinetron tersebut dapat
sambutan bagus dari penonton, sehingga berimbas pada jumlah spot iklan yang terpasang, yang akan
mempengaruhi bangunan cerita.
3. SCENE HEADING
Scene Heading akan menerangkan kepada si pembaca skenario dimana scene yang bersangkutan
bertempat. Penulisan Scene Headung selalu diawali dengan Nomer Scene, lalu INT (Interior, yang berarti
di dalam ruangan) atau EXT (Exterior, berarti di luar ruangan). Baru kemudian diikuti dengan tempat.
Misalnya: RUMAH DANIEL, KAMAR SOFIA, MOBIL, LAPANGAN SEPAKBOLA, DLL. Dan selanjutnya diakhiri
dengan waktu scene tersebut. Misalnya: PAGI, SIANG, SORE, MALAM, SUBUH.
4. ACTION
Action atau biasa disebut dengan deskripsi, ditulis sepanjang halaman. Pada action ini kita akan
menerangkan kepada pembaca skenario tentang apa yang terjadi dalam scene yang bersangkutan. Siapa
tokoh yang ada, apa yang dia / mereka lakukan, dan apa yang terjadi. Tidak ada dialog dalam ruang
Action. Setiap nama tokoh ada baiknya menggunakan huruf besar semuanya, agar memudahkan para
pembaca tentang ada berapa tokoh dalam scene tersebut.
Contoh:
Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya
ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu..
Tangan DANIEL memegang kemudi dengan geram. Pandangannya terus nanar, menerawang ke depan.
ASTUTI, 17, yang duduk di samping DANIEL, tak berani menegur DANIEL. ASTUTI ketakutan, bingung,
karena makin lama mobil berjalan dengan makin cepat.
Penulisan nama tokoh yang berdialog ditulis dengan huruf besar. Misalnya: DANIEL, ASTUTI, PAMBUDI,
DLL. Letak penulisannya adalah pada posisi 3,5” dari kiri.
Apabila dalam sebuah scene ada beberapa peran tambahan / figuran yang ikut berdialog bisa ditulis
pekerjaan si tokoh tersebut. Misalnya: POLISI #1, POLISI #2, GURU #1, DOKTER #3, DLL.
Contoh:
Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya
ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu..
DANIEL
Tangan DANIEL memegang kemudi dengan geram. Pandangannya terus nanar, menerawang ke depan.
ASTUTI, 17, yang duduk di samping DANIEL, tak berani menegur DANIEL. ASTUTI ketakutan, bingung,
karena makin lama mobil berjalan dengan makin cepat.
DANIEL
6. DIALOG
Penulisan dialog menjorok dari kiri sepanjang 2.0 “ – 2.5”, dengan panjang sekitar 30 sampai 35
karakter.
Contoh:
Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya
ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu..
DANIEL
PAMBUDI makin kaget.. perlahan pandangannya ditujukan ke majalah itu.. pelan tangannya menjulur ke
arah majalah, mengambil majalah, lantas disodorkan ke matanya. Di cover depan majalah itu ada
gambar PAMBUDI yang sedang mesra dengan CEWEK CANTIK.
PAMBUDI
(GERAM) Jadi itu yang selama ini papa lakukan di luar sana!? Papa sudah berhianat sama mama!
PAMBUDI
DANIEL
Tangan DANIEL memegang kemudi dengan geram. Pandangannya terus nanar, menerawang ke depan.
ASTUTI, 17, yang duduk di samping DANIEL, tak berani menegur DANIEL. ASTUTI ketakutan, bingung,
karena makin lama mobil berjalan dengan makin cepat.
DANIEL
Agar lebih gampang, kita sebut saja emosi. Emosi yang ada pada para tokoh yang sedang berdialog.
Misalnya: Tertawa, marah, teriak, geram, menangis, mengiba, dll.
Penempatan Parenthetical diletakan di depan dialog. Seperti yang sudah dicontohkan di atas. Namun
ada cara penulisan skenario yang lain, dimana keterangan emosi tersebut diletakan di tempat tersendiri,
di bawah nama tokoh dan di atas dialog, dengan posisi margin pada kurang-lebih 3”.
Contoh:
Brak! DANIEL, 18, membanting majalah di meja. Wajahnya menunjukan kemarahan. Marahnya
ditujukan pada PAMBUDI, 45, ayahnya. PAMBUDI hanya bisa terperangah melihat aksi anaknya itu..
DANIEL
(MARAH)
(KERAS)
Liat!!!
PAMBUDI makin kaget.. perlahan pandangannya ditujukan ke majalah itu.. pelan tangannya menjulur ke
arah majalah, mengambil majalah, lantas disodorkan ke matanya. Di cover depan majalah itu ada
gambar PAMBUDI yang sedang mesra dengan CEWEK CANTIK.
PAMBUDI
(GERAM)
Jadi itu yang selama ini papa lakukan di luar sana!? Papa sudah berhianat sama mama!
PAMBUDI
(BINGUNG. MENGIBA)
DANIEL
(TEGAS)
Pada bagian ini ada baiknya kita juga tahu istilah CONTINUING, atau berlanjut. Artinya dialog dari
seorang tokoh terpotong dengan sebuah Action, dan berlanjut lagi kemudian.
Contoh penulisannya:
DANIEL dan ASTUTI berjalan beriringan menyusuri jalan taman. Sesekali ASTUTI menoleh ke DANIEL
yang sedang kalut. Perlahan tangan ASTUTI menyentuh tangan DANIEL.. meremas mesra. DANIEL
merasakan itu.. DANIEL berhenti tepat di depan bangku taman, memandang ASTUTI..
DANIEL
DANIEL
Ada dua extension yang dikenal dalam penulisan skenario, yaitu V.O dan O.S.
· V.O singkatan dari Voice Over, artinya sebuah suara orang bicara yang muncul pada saat si tokoh
tidak sedang bicara. V.O biasa digunakan untuk suara hati, suara pikiran, atau bisa juga untuk
menunjukan adanya suara hantu yang menggema. Penulisan V.O deengan menggunakan tanda kurung
(V.O), yang diletakan di belakang nama tokoh. Misalnya: DANIEL (V.O), ASTUTI (V.O), HANTU (V.O), DLL.
· O.S singkatan dari Off Screen, yang maksudnya adalah terdengar suaranya tapi tak terlihat yang
bicara. Hal itu biasa dijumpai misalnya saat Daniel sedang bicara dengan Ibunya yang ada di dalam
kamar. Saat itu Ibunya tak nampak di adegan, yang muncul hanya suaranya saja saat sedang bicara
dengan Danil yang berada di luar kamar. Ada juga penulis yang menulis O.C (Off Camera), namun
kurang umum. Penulisan dan penempatannya sama persis dengan V.O. Contohnya: IBUNYA DANIEL
(O.S), ASTUTI (O.S), DLL.
Contohnya:
DANIEL
MAMA (O.S)
DANIEL
9. TRANSITION
Dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan nama Transisi. Transisi ada di antara 2 scene. Tepatnya
antara ending scene sebelum dengan Scene Heading sesudahnya. Ada beberapa Transisi yang kita kenal
dalam penulisan skenario, a.l:
· CUT TO: Perpindahan scene satu ke scene berikutnya secara patah, atau langsung.
· DISSOLVE TO: Perpindahan scene satu ke scene berikutnya dengan cara.. gambar di scene satu
memudar.. di saat yang sama muncul gambar dari scene berikutnya yang menguat.. berakhir menjadi
gambar scene berikutnya secara keseluruhan.
· FADE TO: Scene satu perlahan menghilang menjadi black.. dibarengi dengan muncul gambar scene
berikutnya secara perlahan. Beberapa penulis menulis dengan FADE OUT: FADE IN, yang maksudnya
sama, yaitu gambar lama menghilang, muncul gambar baru.
· FLASH TO: Perpindaha scene yang disertai seperti munculnya sebuah kilatan
Mendengar omongan DANIEL yang dianggap keterlaluan, membuat PAMBUDI kalap. Dengan cepat
PAMBUDI menampar muka DANIEL. Tamparan itu membuat nanar mata DANEIL. Dipandanginya wajah
PAMBUDI dalam-dalam.. setelah itu DANIEL memutuskan pergi.
CUT TO:
CUT TO:
4. INT. JALAN RAYA. MOBIL DANIEL – SIANG
DANIEL mengemudi mobilnya ngebut. Pandangannya marah.. terus ke depan.. kakinya terus menekan
gas.. ada dendam di matanya.. perlahan tangannya mengusap pipinya yang bekas ditampar Pambudi.
· B.G: Background
Contoh:
DANIEL masih duduk di bangku taman. Di posisi B.G ada ASTUTI yang terus memandangi DANIEL dengan
sedih.
· F.G: Foreground
Contoh:
Contoh:
Contoh:
S.P.F.X: Wajah DAWSON menghadap kamera.. perlahan klit wajah itu melepuh.. kemudian meleleh
seperti lilin.. dan benar-benar menjadi cair seperti air yang mendidih.
Contoh:
SANDI menoleh ke arah kanan. SANDI kaget.
P.O.V SANDI: Di sana ada SANDRA, kekasihnya, sedang bermesraan dengan COWOK lain.
11. MONTAGE
Misalnya: Daniel akhirnya menyadari tentang kesalahannya, bahwa papanya yang selama ini dia sangka
selingkuh, ternyata tidak sama sekali. Itu sebabnya Daniel buru-buru pulang. Sampai rumah, tidak ada
papanya. Papanya sudah pergi. Lekas Daniel cari tahu kesana-sini, dimana papanya berada. Tanya sana..
tanya sini.. mencari kesana-mencari kesini.. hingga kemudian sampailah Daniel di sebuah desa, dimana
dia mendapati papanya sudah sakit keras.
Nah, adegan di atas akan berjalan dengan cepat. Montage lebih sering tanpa dialog. Tapi kalopun ada
dialog, hanya sedikit saja, yang fungsinya hanya untuk menguatkan informasi.
MONTAGE:
7. Daniel bertemu dengan Perempuan yang dulu pernah disangka sebagai selingkuhan Pambudi.. Dari
perempuan itu Daniel tahu, kemana Pambudi.
12. INTERCUT
INTERCUT, atau beberapa penulis menulis dengan istilah INTERCUT WITH: Istilah INTERCUT digunakan
untuk menggambarkan scene satu dengan scene lain yang berpindah-pindah. Kita kerap penemukan
pada saat adegan telfon. Misalnya saja, saat DANIEL yang ada di mobilnya menelfon ASTUTI yang ada di
rumahnya. Percakapan di telfon cukup panjang, jadi tidak mungkin setiap ASTUTI bicara akan disebut
sebagai scene baru. Demikian juga saat DANIEL bicara, bukan merupakan scene yang baru. Kalo itu
semua ditulis scene baru, bisa dibayangkan, ada berapa scene di setiap adegan telfon.
Selain adegan bertelfon, INTERCUT WITH juga bisa digunakan pada beberapa adegan yang lain yang
membutuhkan CUT TO CUT dari scene 1 ke scene lainnya. Misalnya saja pada sebuah adegan, seorang
COWOK yang sedang kasmaran ada di kamarnya sedang membayangkan seorang CEWEK. Rupanya,
pada saat yang sama, si CEWEK itu juga sedang membayangkan si COWOK. So, adegan ini dibutuhkan
perpindahan gambar dari CEWEK ke COWOK, kembali ke CEWEK, dan seterusnya.
Ada 2 cara penulisan INTERCUT WITH, yang kita bisa pilih salah satunya.
DANIEL nyetir dengan gelisah. Melihat HP yang tegeletak di jok sebelahnya, lekas DANIEL
menyambarnya. Sambil tetap waspada pada jalanan di depan, DANIEL menekan nomer telfon. Setelah
selesai, dia pasang hand’s free itu di kupingnya.
INTERCUT WITH:
ASTUTI
Halo..
DANIEL
ASTUTI
(KAGET. CEMAS) Ya ampun, daniel.. kamu kemana aja!? Semua orang nyari kamu!
DANIEL
SAMUEL sudah duduk, menghadapi buku pelajarannya. Dia sama sekali sulit konsen. Dia tutup buku itu..
kemudian pandangannya menerawang..
Di saat yang sama, MARIA juga sedang gelisah.. sulit tidur. Hanya bisa memeluki gulingnya saja.. dia
terus senyum kasmaran.
MARIA bangun dari tidurnya.. menuju ke jendela.. membuka horden.. memandangi keluar dengan
senyum..
Seperti yang sudah kita singgung di awal tadi, bahwa skenario akan dibaca oleh beberapa orang yang
terlibat dalam pembuatan film / sinetron. Itu artinya, sangat diperlukan kerapian sebuah skenario. Di
bawah ini ada beberapa masukan yang sebaiknya dilakukan atau pun tidak dilakukan dalam menulis
skenario.
· Pada lembaran pertama skenario adalah lembaran Judul, Penulis Skenario, dan Tanggal penulisan
Skenario.
· Skenario harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga akan mudah
dimengerti oleh si pembaca.
· Penggunaan tanda baca harus diperhatikan, yang sebisa mungkin menggunakan ketetapan yang
ada pada EYD.
· Skenario yang sudah selesai ditulis, agar dibaca lagi dari awal hingga akhir. Selain untuk
memastikan dialog, scene maupun dramaturgi, juga kita akan mendapati kesalahan-kesalahan tulisan
yang bisa dibetulkan.
· Tidak mengawali halaman dengan Transition (CUT TO, FADE TO, DISSOLVE TO, DLL).
· Sebaiknya skenario diakhiri dengan Nama Penulis dan Tanggal penulisan. Dan jika diperlukan
nomer HP si Penulis juga tercantum. Agar memudahkan bagi Sutradara atau kru yang lain menghubungi
Penulis saat ada bagian dari skenario yang kurang jelas.
14. PENUTUP
Saya rasa itu semua cukup buat siapa saja yang baru mulai menulis skenario. Saya hanya kembali
menggaris bawahi, bahwa tidak ada yang sulit di dunia ini selagi kita mau untuk terus berusaha. Bakat
memang penting. Namun tanpa kerjakeras, bakat bukanlah apa-apa. Jenius itu, 1% bakat ditambah 99%
kerja keras.
Baik.. selamat belajar menjadi Penulis Skenario. Semoga buku singkat ini bsia berguna. Dan semoga bisa
menjadi Penulis Skenario yang baik dengan tanpa menjiplak ataupun mencontek karya orang lain.
Puguh P. S. Admaja