None 8e9a4c97

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

https://journal.ilininstitute.com/index.php/caradde
Volume 4 | Nomor 2 | Desember |2021
e-ISSN: 2621-7910 dan p-ISSN: 2621-7961
DOI: https://doi.org/10.31960/caradde.v4i2.1036

Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Menggunakan Kombinasi Media


Poster, Leaflet, dan Celemek Organ Reproduksi
Terry Y.R. Pristya1, Chahya Kharin Herbawani2, Ulya Qoulan Karima3, Arnur Oktaviyanti4, Nadia
Ramadhanty5

Keywords : Abstrak. Kegiatan program ini menggunakan metode


Kesehatan reproduksi remaja; penyuluhan yang bertujuan memberikan edukasi atau
Penyuluhan; informasi tentang kesehatan reproduksi remaja dan
Poster; risikonya. Media yang dipakai menggunakan kombinasi
Leaflet; poster, leaflet, dan celemek organ reproduksi. Penyuluhan
Celemek organ reproduksi.
ini dilakukan pada 18 remaja di RW 07 Desa Cipayung
Depok. Hasil dari penyuluhan ini adalah peningkatan rata-
rata skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan
sebesar 22,8% (meningkat rata-rata skor dari 7,1 menjadi 8,9
Corespondensi Author poin). Hasil statistik menggunakan uji Wilcoxon
Program Studi Kesehatan
menunjukkan bahwa kombinasi ketiga media penyuluhan
Masyarakat Program Sarjana,
Fakultas Ilmu Kesehatan, juga berpengaruh terhadap perubahan skor rata-rata
Universitas Pembangunan Nasional pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Saran
Veteran Jakarta1 untuk lebih meningkatkan pengetahuan peserta, media
Alamat: Jl.Raya Limo no.1 Limo, poster yang digunakan untuk penyuluhan berukuran kertas
Depok, Jawa Barat lebih besar, sehingga dapat dilihat lebih jelas oleh seluruh
Email: [email protected] peserta.

Abstract. This program activity was using a counseling


method that aimed was provided education or information
about adolescent reproductive health and the risk of it. The
History Article media has used a combination of the poster, leaflet, and
Received: 25-06-2021; apron of reproductive organs. This counseling was
Reviewed: 20-10-2021; conducted among 18 adolescents in RW 07 Cipayung
Accepted: 28-12-2021;
Village, Depok. The result of this counseling was an
Avalaible Online: 10-12-2021;
Published: 23-12-2021; increase in the average score of knowledge before and after
counseling by 22.8% (an increase in the average score from
7.1 to 8.9). Statistical results using the Wilcoxon test show
that the combination of the three media counseling also
affects changes in the average score of adolescent knowledge
on reproductive health. Suggestions to further increase the
knowledge of participants, the poster media used for
counseling is in larger paper size, so that it can be seen more
clearly by all participants

This work is licensed under a Creative Commons Attribution


4.0 International License

293
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 4 No 2, December 2021

PENDAHULUAN dan Kesehatan Indonesia 2017: Kesehatan


Reproduksi Remaja (KRR). Menurut hasil
Kesehatan reproduksi merupakan survei tersebut, menunjukkan hanya sebesar
kondisi dimana tidak hanya sehat secara utuh 33% remaja wanita dan 37% remaja pria yang
baik fisik, mental, maupun sosial saja tetapi menjawab benar tentang pengetahuan masa
juga terbebas dari kecacatan dan penyakit yang subur wanita. Pengetahuan tentang perubahan
berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses fisik wanita saat pubertas yaitu tumbuh rambut
reproduksi. Salah satu ruang lingkup dalam di ketiak dan kelamin hanya menunjukkan
pelayanan kesehatan reproduksi adalah 39% remaja wanita dan 23% remaja pria yang
kesehatan reproduksi remaja. Pertumbuhan menjawab dengan benar. Hasil survei juga
dan perkembangan fisik, psikologis, dan memperlihatkan bahwa masih tinggingya
intelektual terjadi dengan sangat pesat di masa proporsi remaja pria (55%) yang tidak
remaja. Besarnya rasa ingin tahu melakukan diskusi tentang haid pada wanita
mengakibatkan remaja berani menanggung dan mimpi basah pada pria (BKKBN, BPS,
risiko atas perbuatannya tanpa pertimbangan Kemenkes, & USAID, 2018). Dari ketiga hasil
yang matang (Kemenkes RI, 2017). Selain itu, survei tersebut menunjukkan bahwa tingkat
perubahan fisik dan seksual secara drastis pengetahuan remaja Indonesia tentang
mengakibatkan adanya dorongan ketertarikan kesehatan reproduksi masih belum memadai.
pada lawan jenis serta dorongan seksual. Kurangnya pengetahuan remaja mengenai
Permasalahan seksualitas merupakan satu dari seks menjadi lebih berisiko jika ditambah
beberapa perilaku berisiko yang menjadi mendapatkan informasi yang salah dari
sorotan pada remaja (Marmi, 2013). Selain internet yang saat ini sangat mudah diakses.
seksualitas, perilaku berisiko remaja lainnya Perilaku seks pranikah merupakan dampak
antara lain penyalahgunaan napza, narkotika, dari permasalah tersebut (Setyawan, 2014).
psikotropika, perilaku gizi buruk yang Oleh karena itu, bekal pengetahuan yang baik
menyebabkan anemia remaja, seks pra nikah, mengenai informasi tentang kesehatan
kehamilan tidak diinginkan, berganti-ganti reproduksi diperlukan oleh remaja (Siswantara
pasangan, penyakit menular seksual, et al., 2019).
HIV/AIDS, serta aborsi tidak aman. Seluruh Peningkatan pengetahuan kesehatan
perilaku berisiko tersebut dapat berpengaruh dapat dilakukan menggunakan metode
terhadap kesehatan reproduksi remaja penyuluhan. Metode tersebut menjadi salah
(Kemenkes RI, 2017). satu cara dalam proses penyebarluasan
Hasil Sensus Penduduk Indonesia informasi kesehatan. Dalam penyampaian
tahun 2020 menunjukkan bahwa jumlah informasi didukung dengan adanya
remaja mencapai seperempat dari total penggunaan media promosi. Media tersebut
penduduk (Badan Pusat Statistika, 2020). merupakan suatu sarana atau upaya
Banyaknya jumlah remaja tersebut menjadi menampilkan pesan informasi khususnya
aset utama dalam pembangunan bangsa di tentang kesehatan yang ditransfer dari pemberi
masa mendatang. Remaja berperan sebagai informasi kepada sasaran. Selain itu, fungsi
penggerak utama implementasi program dari media dapat mempermudah
kesehatan (Siswantara, Soedirham, & penyampaian informasi, memperjelas
Muthmainnah, 2019). Kondisi kesehatan informasi, memperlancar komunikasi,
reproduksi remaja yang baik ditujukan untuk menghindari terjadinya kesalahan persepsi,
mempersiapkan diri menjalani kehidupan menampilkan objek yang tidak dapat
mendatang ketika akan menjadi orang tua. ditangkap dengan mata, serta mengurangi
Persiapan tersebut baik fisik, psikis, dan komunikasi verbalistik (Kemenkes, 2016).
sosialnya. Pengetahuan yang baik mengenai Dalam bidang kesehatan, terdapat tiga
kesehatan reproduksi remaja menjadi benjadi jenis media promosi yaitu media cetak,
bekal untuk melindungi remaja dari elektronik, dan luar ruangan. Ketiga media
permasalahan kesehatan reproduksi, tersebut memiliki kelebihan maupun
kekerasan seksual, maupun eksploitasi seksual kekurangan masing-masing. Pesan visual yang
(Irianto, 2015). disampaikan dalam media cetak seperti pada
Gambaran pengetahuan remaja secara poster, booklet, leaflet, maupun flyer memiliki
nasional terlihat dari hasil Survei Demografi kelebihan mudah dibawa kemana-mana

294
Terry Y.R. Pristya, et al. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja ...

namun disisi lain tidak dapat menstimulir Tujuan dari kegiatan pengabdian pada
gerak dan efek suara. Media elektronik seperti masyarakat ini adalah untuk memberikan
video dan telepon seluler dapat edukasi atau informasi mengenai kesehatan
menyempurnakan media cetak karena dapat reproduksi remaja beserta risiko yang
mengikutsertakan seluruh panca indera ditimbulkan. Target dari kegiatan pengabdian
namun perlu persiapan yang lebih matang ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
dalam membuatnya karena peralatan yang remaja seputar kesehatan reproduksinya,
digunakan selalu berkembang. Sedangkan sehingga dapat mencegah terjadinya perilaku
pada media luar ruang seperti spanduk, berisiko maupun perilaku seksual berisiko
pameran, banner, televisi layar lebar, maupun melalui beberapa media diantaranya poster,
umbul-umbul dapat melalui media cetak leaflet, dan celemek organ reproduksi.
maupun elektronik (Kemenkes, 2016).
Selain ketiga media tersebut, METODE
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi juga
dapat menggunakan celemek. Media ini Metode pelaksanaan kegiatan ini
merupakan alat peraga yang berisikan gambar menggunakan metode kelompok yaitu
organ-organ reproduksi pria maupun wanita. penyuluhan melalui ceramah secara langsung
Salah satu kegiatan pemberian informasi oleh penyuluh yang berasal dari tim
tentang kesehatan reproduksi remaja di pengabdian masyarakat. Sedangkan media
Yogyakarta melalui media celemek telah pengabdian menggunakan tiga media yang
berhasil memberikan manfaat pada remaja terdiri dari: dua buah poster, satu buah leaflet,
dengan lebih menguasai ketrampilan tertentu dan satu buah celemek organ reproduksi.
(Matutu, 2019). Celemek kesehatan organ- Peserta penyuluhan terdiri dari 18 remaja RW
organ reproduksi saat penyuluhan dipakai oleh 07 Kelurahan Cipayung, Kecamatan
seseorang, sehingga organ-organ reproduksi Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat. Tempat
yang terdapat di tubuh manusia dapat terlihat pelaksanaan kegiatan dilakukan di halaman
(Ismiyati, Walessa, K.Sunjaya, & Susanah, rumah ketua RW setempat.
2019). Kegiatan penyuluhan yang dilakukan
Kelurahan Cipayung merupakan salah terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahapan persiapan,
satu kelurahan yang berada di Kecamatan tahapan pelaksanaan, dan tahapan evaluasi.
Cipayung Kota Depok. Di kelurahan tersebut Pada tahapan persiapan dengan melakukan
terdiri dari delapan rukun warga (RW). Salah penyusunan materi penyuluhan, pemilihan
satu dari kedelapan RW tersebut, yaitu RW 07 media, serta persiapan alat yang akan
berpenduduk padat. Komposisi penduduknya digunakan seperti alat tulis serta slem untuk
beragam mulai dari bayi balita hingga lansia. menempel poster di dinding. Materi dari
Jumlah remajanyapun cukup banyak dengan penyuluhan secara umum terdiri dari definisi
status ada yang masih sekolah dan ada juga remaja, ciri-ciri remaja, organ reproduksi pria
yang bekerja. Kegiatan remaja di tingkat RW dan wanita, proses kehamilan, kondisi remaja
diselenggarakan melalui karang taruna. di Indonesia, berbagai macam permasalahan
Sebagian besar kegiatan tersebut berupa pada remaja, serta solusinya. Selain itu, tim
kegiatan fisik seperti olahraga bersama, kerja juga mempersiapkan membuat soal pretest dan
bakti, maupun kegiatan yang bersifat religi posttest untuk mengukur perubahan skor
seperti pengajian dan subuh berjamaah. pengetahuan dari peserta penyuluhan setelah
Sedangkan kegiatan yang berkaitan dengan diberikan penyuluhan oleh tim. Bentuk pretest
kesehatan reproduksi remaja belum ada. dan posttest menggunakan kertas berukuran A5
Posyandu remaja juga tidak terbentuk. dan diisi menggunakan bolpoint.
Pendidikan seputar kesehatan kesehatan Pada tahapan kedua yaitu pelaksanaan
reroduksi yang diberikan di sekolah juga masih penyuluhan dengan melakukan penyampaian
kurang. Hal ini mengakibatkan informasi- materi dari tim pengabdian masyarakat selama
informasi mengenai kesehatan reproduksi kurang lebih 45 menit. Sebelum penyampaian
remaja masih sangat minim. Oleh karena itu, materi, peserta diminta mengisi soal pretest
pemberian informasi seputar kesehatan terlebih dahulu. Tahapan terakhir kegiatan
reproduksi remaja perlu dilakukan untuk adalah evaluasi yang dilakukan dengan cara
mengurangi perilaku berisiko maupun perilaku membagikan soal posttest kepada seluruh
seksual berisiko pada remaja.
295
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 4 No 4, Desember 2021

peserta penyuluhan. Jawaban dari tiap peserta mayoritas berpendidikan SMA/SMK.


penyuluhan baik pada saat pretest maupun Penyuluhan berjalan dengan sangat baik
posttest kemudian dianalisis dengan cara terlihat dari antusiasme seluruh peserta
menjumlahkan seluruh skor pengetahuan terhadap materi yang disampaikan tim. Hal ini
untuk dilihat perubahannya sebelum dan didukung dengan media yang digunakan tidak
sesudah dilakukannya penyuluhan. Total skor hanya berasal dari satu jenis media saja, tetapi
tersebut diuji normalitas untuk mengetahui merupakan gabungan dari tiga media yang
distribusi datanya. Selanjutnya juga dilakukan disampaikan secara bertahap.
analisis statistik menggunakan uji T wilcoxon Sebelum penyampaian materi, tim
untuk melihat pengaruh dari penyuluhan membagikan pretest berupa kertas berukuran
melalui gabungan tiga metode (poster, leaflet, A5 dan bolpoint kepada seluruh peserta untuk
dan celemek organ reproduksi) terhadap diisi. Pengisian dilakukan sendiri oleh peserta
pengetahuan peserta. Analisis data tersebut tanpa bantuan dari tim pengabdian. Jenis soal
dilakukan menggunakan aplikasi software dalam pretest maupun posttest berupa
statistik. pernyataan dikotom sebanyak sepuluh butir.
Peserta penyuluhan diminta memilih salah
HASIL DAN PEMBAHASAN satu jawaban tersebut dengan memberi tanda
silang pada jawaban yang dianggap paling
Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 18 benar (Gambar 1). Waktu pengisian pretest
remaja laki-laki maupun perempuan di selama tidak lebih dari 2 menit. Sesudah
lingkungan RW 07 dengan rentang usia peserta selesai mengisi pretest, kertas tersebut
termuda 14 tahun dan tertua 22 tahun. Rata- kemudian langsung dikumpulkan kembali
rata peserta yang hadir berusia 18 tahun dan kepada tim.

Gambar 1. Pengisian Pretest dan Posttest oleh Peserta Penyuluhan

Materi penyuluhan diberikan sehat, definisi masa remaja, klasifikasi remaja,


sebanyak 4 kali yang disampaikan oleh tim perubahan fisik pada remaja laki-laki dan
pengabdian dengan latar belakang pendidikan perempuan, perubahan non fisik atau
bidan. Oleh karena itu sangat tepat untuk psikologis pada remaja laki-laki dan
menyampaikan materi terkait kesehatan perempuan, alat reproduksi luar-dalam pada
reproduksi remaja. Penyampaian materi laki-laki, alat reproduksi luar-dalam pada
dilakukan di ruangan terbuka dengan cara perempuan, serta proses kehamilan. Definisi
memberikan ceramah secara langsung kepada masa remaja merupakan masa peralihan dari
peserta remaja yang hadir. Seluruh peserta anak-anak ke masa dewasa. Sedangkan untuk
terlihat sangat antusias memperhatikan pengklasifikasian remaja yang disampaikan
terhadap apa yang disampaikan. dalam penyuluhan terbagi menurut tiga
Pada saat penyampaian materi sumber, yaitu WHO (rentang usia 10-19
pertama, media yang digunakan berupa poster tahun), Kementerian Kesehatan Republik
kesehatan reproduksi menggunakan kertas Indonesia (usia di atas 18 tahun), dan Badan
A3+ berukuran 32,9 x 48,3 cm (Gambar 2- Kependudukan dan Keluarga Berencana
kiri). Poster tersebut ditempel di dinding Nasional (rentang usia 10-24 tahun dan belum
menggunakan slem agar terlihat oleh seluruh menikah).
peserta. Materi poster berisi tentang definisi

296
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 4 No 2, December 2021

Gambar 2. Poster Kesehatan Reproduksi (kiri) dan Pendewasaan Usia Perkawinan (kanan)

Poster tersebut juga menyampaikan maupun perempuan, poster tersebut hanya


informasi mengenai perubahan remaja laki- menyebutkan nama-namanya saja tanpa
laki secara fisik dan non fisik. Pada perubahan disertai dengan gambar. Media poster ini
fisik meliputi: tumbuhnya rambut ketiak dan termasuk ke dalam jenis media cetak dan
kemaluan, perubahan ukuran testis dan penis, dipilih sebagai alat bantu dalam penyuluhan
tumbuhnya jakun, serta dada membidang. ini karena memiliki kelebihan tahan lama,
Sedangkan perubahan non fisik terjadi memerlukan biaya yang rendah dalam
perubahan suara, mimpi basah, dan pembuatannya, mencakup orang banyak,
kematangan organ serta hormon reproduksi. mempermudah pemahaman, serta dapat
Perubahan remaja perempuan secara fisik dan dibawa kemana-mana (Kemenkes, 2016).
non fisik juga turut disampaikan. Pada Poster kesehatan reproduksi remaja yang
perubahan fisik meliputi: tumbuhnya rambut digunakan tim pengabdian memiliki
ketiak dan kemaluan, pertumbuhan tinggi kekurangan yaitu dari segi ukurannya yang
badan dan berat badan yang cepat, payudara terlalu kecil karena jika dilihat dari jarak
membesar, serta perubahan pada bentuk peserta penyuluhan tulisannya kurang begitu
badan. Sedangkan perubahan non fisik jelas. Selain itu juga tidak adanya gambar pada
meliputi masturbasi dan kematangan organ masing-masing nama alat reproduksi, sehingga
serta hormon reproduksi. Selain itu, pada peserta harus memperkirakan sendiri
poster tersebut juga disampaikan tentang bentuknya.
jumlah penduduk Indonesia saat ini Oleh karena itu, penyampaian materi
berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kedua selain untuk menghindari kebosanan
serta proyeksi lima tahunan ke depan hingga peserta dan menyempurnakan tidak adanya
tahun 2035 yang terus mengalami gambar alat reproduksi pada poster, maka
pertambahan. media yang digunakan adalah celemek organ
Proses kehamilan mulai dari usia 1 reproduksi. Alat peraga ini terbuat dari kain
bulan hingga 9 bulan dalam poster dengan gambar alat-alat reproduksi dan terdiri
digambarkan secara detail perkembangannya. dari dua sisi yang dapat dibolak-balik. Sisi
Pada bagian alat-alat reproduksi baik laki-laki pertama berupa gambar bagian alat reproduksi

297
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 4 No 4, Desember 2021

pada wanita meliputi: saluran telur, sel telur, kemih, kantung zakar, serta buah zakar.
indung telur, rahim, dinding rahim, mulut Masing-masing 1 peserta perempuan dan pria
rahim, vagina, serta bibir kemaluan. diminta untuk menggunakan celemek tersebut
Sedangkan sisi yang lain berupa gambar dan dijelaskan langsung oleh penyuluh tentang
bagian alat reproduksi pada pria meliputi: nama dan gambar organnya (Gambar 3).
kantung kemih, penis, kandung sperma,
saluran sperma, kantung air mani, saluran

Gambar 3. Celemek Organ Reproduksi

Materi ketiga tentang pendewasaan bawaan, stunting, kematian ibu/bayi) juga


usia perkawinan (PUP) menggunakan media disampaikan dalam poster.
poster (Gambar 2-kanan). Sama dengan poster Kedua poster dan celemek merupakan
sebelumnya tentang kesehatan reproduksi media yang ditujukan untuk sasaran
remaja, poster ini juga menggunakan kertas kelompok/ bersama. Sedangkan untuk sasaran
A3+. Dalam poster dijelaskan mengenai tiap individu digunakan media leaflet. Ukuran
definisi PUP sebagai upaya untuk leaflet menggunakan kertas letter dengan
meningkatkan usia pada perkawinan pertama panjang 21,6 x 27,9 cm yang dicetak bolak-
(pria 25 tahun, perempuan 20 tahun), sehingga balik dan dilipat menjadi tiga bagian. Leaflet
terjadi peningkatan kesadaran remaja yang dibagikan kepada masing-masing peserta
berkaitan dengan kehidupan berkeluarga dari penyuluhan agar dapat dipahami lebih
aspek kesiapan fisik dan mental, emosional, mendalam, mudah dibawa kemana-mana, dan
sosial ekonomi, pendidikan, jumlah, serta sewaktu-waktu dapat dibaca kembali. Oleh
jarak kelahiran. Oleh karena itu, perlu adanya karena itu, media leaflet ini dapat bermanfaat
bagan perencanaan keluarga (20-35 tahun) dalam jangka panjang bagi para remaja.
yang dibagi menjadi 3 masa yaitu: masa Informasi yang tercantum dalam leaflet berupa
reproduksi muda/menunda perkawinan dan tulisan dan gambar yang pada intinya sama
kehamilan (<20 tahun), masa reproduksi dengan apa yang tercantum dalam poster
sehat/menjarangkan kehamilan (20-35 tahun), kesehatan reproduksi, poster PUP, dan
dan masa reproduksi tua/mencegah celemek organ reproduksi. Kombinasi dari
kehamilan (>35 tahun). Selain itu, informasi ketiga jenis media ini bertujuan untuk saling
mengenai beberapa risiko kehamilan melengkapi informasi mengenai kesehatan
(keguguran, kanker serviks, pre-eklamsia, remaja, sehingga tingkat pemahaman remaja
infeksi, kematian ibu/bayi) dan risiko menjadi lebih meningkat.
persalinan (prematur, BBLR, kelainan

298
Terry Y.R. Pristya, et al. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja ...

Gambar 4. Leaflet Kesehatan Reproduksi Remaja

Setelah penyampaian materi selesai, Hanya pada butir 1, 2, dan 8 yang tidak
kembali peserta penyuluhan diminta untuk mengalami perubahan jumlah responden yang
mengisi posttest berupa 10 butir pernyataan. menjawab dengan benar. Khusus pada butir 2
Soal yang ditanyakan sama dengan soal pretest tentang organ reproduksi dalam wanita,
di awal sebelum penyampaian materi. seluruh peserta (100%) menjawab dengan
Kesepuluh butir pernyataan tersebut sesuai benar pernyataan yang ditanyakan pada pretest
dengan materi yang telah disampaikan saat maupun posttest. Artinya, seluruh remaja
penyuluhan, yaitu tentang definisi masa dalam penyuluhan tersebut sudah memahami
remaja, organ reproduksi dalam wanita, tentang bagian-bagian apa saja yang termasuk
perubahan fisik remaja pria, organ reproduksi organ reproduksi dalam wanita. Sedangkan
luar pria, tanda masa remaja pria, batasan usia pada butir 1 dan 8 juga hampir seluruh peserta
menikah, perencanaan keluarga, pendewasaan (94,4%) mengetahui tentang definisi masa
usia perkawinan, risiko kehamilan, dan risiko remaja dan pendewasaan usia perkawinan.
persalinan. Hanya 1 peserta (5,6%) yang menjawab
Pengolahan data dilakukan dengan dengan salah pernyataan tersebut. Bertolak
cara memberikan skor nilai 1 pada jawaban belakang dengan pengetahuan remaja tentang
benar dan skor nilai 0 pada jawaban salah dari organ reproduksi dalam wanita, pengetahuan
peserta. Dari kesepuluh pernyataan yang remaja tentang organ reproduksi luar laki-laki
ditanyakan, jumlah maksimum skor benar justru masih sangat minim hanya 22,2%
untuk tiap peserta sebesar 10 yaitu jika seluruh peserta yang menjawab benar sebelum
pertanyaan dijawab dengan benar. Namun, diberikan penyuluhan. Akan tetapi
jika seluruh pernyataan dalam pretest maupun pengetahun tersebut dapat meningkat cukup
posttest dijawab dengan salah maka skor banyak menjadi 83,3% ketika telah diberikan
totalnya menjadi 0. penyuluhan. Pada butir pernyataan lainnya
Hasil analisis deskriptif dari tiap butir- sudah baik, dan terdapat empat butir
butir pernyataan tentang kesehatan reproduksi pernyataan di posttest seluruh peserta yang
remaja terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan dijawab dengan benar (butir 2,3,9,10).
tabel, jumlah responden yang menjawab
dengan benar pada tiap butir pernyataan
mengalami kenaikan dari pretest dan posttest.

299
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 4 No 4, Desember 2021

Tabel 1. Pengetahuan Peserta tentang Kesehatan Reproduksi Sebelum dan Setelah


Penyuluhan Menurut Butir Pernyataan (n=18)
Butir Pre-test Post-test
Pernyataan Benar (%) Salah (%) Benar (%) Salah (%)
1 17 94,4 1 5,6 17 94,4 1 5,6
2 18 100,0 0 0,0 18 100,0 0 0,0
3 17 94,4 1 5,6 18 100,0 0 0,0
4 4 22,2 14 77,8 15 83,3 3 16,7
5 8 44,4 10 56,6 9 50,0 9 50,0
6 8 44,4 10 56,6 15 83,3 3 16,7
7 11 61,1 7 38,9 16 88,9 2 11,1
8 17 94,4 1 5,6 17 94,4 1 5,6
9 14 77,8 4 22,2 18 100,0 0 0,0
10 13 72,2 5 27,8 18 100,0 0 0,0

Keterangan Butir Pernyataan 10. Bayi lahir premature dan lahir dengan
1. Peralihan dari masa dewasa ke masa berat badan rendah (<2500 gram)
anak-anak merupakan definisi masa merupakan risiko yang mungkin
remaja terjadi pada siswi SMA saat
2. Vagina, serviks, rahim, ovarium, tuba mengalami proses persalinan
fallopi dan endometrium adalah organ Analisis statistik dari data penyuluhan
reproduksi bagian dalam wanita dilihat dari total skor pengetahuan responden.
3. Tumbuhnya jakun dan kumis, serta Gambar 5 menunjukkan bahwa terjadi
dada terlihat bidang merupakan peningkatan sebanyak 1,8 poin rata-rata skor
perubahan fisik yang terjadi pada laki- pengetahuan remaja dari sebelum penyuluhan
laki yang beranjak dewasa (skor = 7,1) ke setelah penyuluhan (skor = 8,9).
4. Testis, skrotum, kelenjar prostat dan Dengan kata lain terjadi peningkatan
penis termasuk organ reproduksi pengetahuan remaja sebesar 22,8%.
bagian luar laki-laki Kemudian, untuk melakukan analisis lebih
5. Sudah disirkumsisi/sunat adalah lanjut menggunakan uji statistik data
tanda seorang anak laki-laki sudah sebelumnya dilakukan uji normalitas untuk
memasuki masa remaja mengetahui distribusi dari data pretest maupun
6. Laki-laki berusia 20 tahun dan posttest. Berdasarkan hasil pengujian
perempuan berusia 18 tahun sudah menggunakan Shapiro-Wilk, baik pada data
diperbolehkan untuk menikah dan pretest maupun posttest keduanya tidak
memiliki perencanaan keluarga terdistribusi normal karena nilai
7. Dalam perencanaan keluarga, masa signifikansinya <0,05. Oleh karena itu,
reproduksi sehat adalah masa dimana pengujian yang tepat digunakan untuk
pasangan suami istri usia 21-35 tahun mengetahui pengaruh dari penggunaan
direkomendasikan untuk mengatur kombinasi media poster, leaflet, dan celemek
jarak kehamilan organ reproduksi dalam peningkatan
8. Pendewasaan Usia Perkawinan pengetahuan remaja tentang kesehatan
menjadi solusi agar remaja tidak reproduksinya menggunakan Uji Wilcoxon.
kehilangan kesempatan pendidikan Berdasarkan analisis pengujian statistik,
dan agar remaja tidak mengalami menunjukkan bahwa p-value pada analisis
risiko kesehatan reproduksi pretest dan posttest kegiatan penyuluhan
9. Kematian saat melahirkan adalah satu kesehatan reproduksi remaja ini sebesar 0,001.
risiko kesehatan reproduksi yang dapat Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
terjadi pada perempuan hamil yang pengaruh penggunaan kombinasi media
masih berusia 18 tahun penyuluhan (poster, leaflet, dan celemek organ
reproduksi) terhadap perubahan rata-rata skor

300
Terry Y.R. Pristya, et al. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja ...

pengetahuan remaja terhadap kesehatan pemberian informasi kepada peserta,


reproduksi. disarankan menggunakan poster dalam
ukuran yang lebih besar (misal kertas A0 yang
berukuran 84,1 x 118,9 cm), sehinggadapat
terlihat lebih jelas oleh seluruh peserta.

DAFTAR RUJUKAN
Badan Pusat Statistika. (2020). Statistik
Indonesia 2020 Statistical Yearbook of
Indonesia 2020. Statistical Yearbook of
Indonesia, (April), 192.
BKKBN, BPS, Kemenkes, & USAID. (2018).
Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2017. In SDKI 2017. Jakarta.
Hartati, I., Sumarni, E., & Fransiska, R.
(2020). Efektivitas Media Leaflet dan
Poster terhadap Tingkat Pengetahuan
Gambar 5. Peningkatan Rata-rata Skor dan Sikap Remaja tentang Pencegahan
Pengetahuan Pre-test dan Post-test HIV/AIDS di MAN 2 Langsa. Jurnal
Penyuluhan Pendidikan Dan Praktik Kesehatan, 3(2).
Retrieved from
Baik media poster maupun leaflet http://jurnal.stikescnd.ac.id/index.php/
sama-sama efektif dalam peningkatan smart/article/view/56/39
pengetahuan remaja (Hartati, Sumarni, &
Fransiska, 2020). Celemek juga mampu Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi
meningkatkan pemahaman seseorang tentang (Reproductive Health) Teori dan Praktikum.
suatu hal (Matutu, 2019). Kombinasi dari Bandung: Alfabeta.
ketiga media menjadikan tingkat pengetahuan Ismiyati, Walessa, R., K.Sunjaya, D., &
remaja meningkat. Tiap media yang Susanah, S. (2019). Model Modul
digunakan memberikan informasi yang Konseling Sebaya tentang Kesehatan
berbeda dan memiliki kelebihan masing- Reproduksi Remaja. Medikes (Media
masing. Sedangkan kekurangan dari masing- Informasi Kesehatan), 6(2). Retrieved from
masing jenis media dapat disempurnakan oleh http://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/Me
media yang lainnya. Selain itu, rasa bosan dikes/article/view/191/145
peserta penyuluhan juga dapat dikurangi
melalui penggunaan media yang berganti- Kemenkes. (2016). Promosi Kesehatan. Jakarta:
ganti. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta Pusdik Sumber Daya Manusia
dalam memperhatikan kegiatan penyuluhan. Kementrian Kesehatan.
Kemenkes RI. (2017). Situasi Kesehatan
SIMPULAN DAN SARAN Reproduksi Remaja. Situasi Kesehatan
Reproduksi Remaja, pp. 1–8. Retrieved
Pemberian informasi melalui kegiatan
from
penyuluhan pada remaja di RW 07 Kelurahan
https://www.kemkes.go.id/download.p
Cipayung melalui kombinasi media poster,
hp?file=download/pusdatin/infodatin/i
leaflet, dan celemek organ reproduksi berjalan
nfodatin reproduksi remaja-ed.pdf
dengan lancar serta mendapat antusiasme dari
peserta. Pengetahuan remaja tentang Marmi. (2013). Gizi dalam Kesehatan
kesehatan reproduksi remaja beserta risiko Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
yang ditimbulkan mengalami peningkatan. Matutu, S. H. D. (2019). Gambaran
Kombinasi dari ketiga media penyuluhan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan Reproduksi Remaja dengan Media Clemek
rata-rata skor pengetahuan remaja terhadap Genre di MAN 1 Yogyakarta dan SMAN 10
kesehatan reproduksi. Untuk mempertajam
301
Caradde: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Vol 4 No 4, Desember 2021

Yogyakarta (Universitas ’Aisiyah Siswantara, P., Soedirham, O., &


Yogyakarta). Universitas ’Aisiyah Muthmainnah, M. (2019). Remaja
Yogyakarta. Retrieved from Sebagai Penggerak Utama dalam
http://digilib2.unisayogya.ac.id/xmlui/ Implementasi Program Kesehatan
handle/123456789/835 Remaja. Jurnal Manajemen Kesehatan
Indonesia, 7(1), 55–66.
Setyawan, A. (2014). Seks Gadis? Memahami
https://doi.org/10.14710/jmki.7.1.2019
Seks Membuktikan Cinta. Yogyakarta:
.55-66
Galang.

302

Anda mungkin juga menyukai