Panduan Apd Di RS
Panduan Apd Di RS
Panduan Apd Di RS
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Tujuan Umum
Tujuan utama dari pemakaian APD di Rumah Sakit untuk mencegah
terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) pada petugas pelayanan
kesehatan, serta patient safety
2. Tujuan Khusus
1. Sebagai panduan penggunaan APD di Rumah Sakit.
2. Agar Penggunaan APD efektif dan sesuai dengan kritertia yang
ditetapkan RSU Sofifi Maluku Utara
3. Menghindari terjadinya Kejadian yang tidak diharapkan yang
disebabkan kesalahan penggunaan APD.
D. Ruang lingkup
b. Masker
Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah Oenggot). Masker dipakai untuk
menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas
bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah
atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan. Bila masker tidak terbuat dari bahan tahan cairan, maka
masker tersebut tidak efektif untuk mencegah kedua hal tersebut.
Masker yang ada, terbuat dari berbagai bahan seperti katun
ringan, kain kasa, kertas dan bahan sintetik yang beberapa di antaranya
tahan cairan. Masker yang dibuat dari katun atau kertas sangat nyaman
tetapi tidak dapat menahan cairan atau efektif sebagai filter. Masker yang
dibuat dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan dari tetesan
partikel berukuran besar (>5 μm) yang tersebar melalui batuk ate bersin
ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter). Namun
masker bedah terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar-benar
menutup pas secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga
mencegah kebocoran udara pada bagian tepinya. Dengan demikian,
masker tidak dapat secara efektif menyaring udara yang dihisap (Chen
dan Welleke 1992) dan tidak dapat direkomendasikan untuk tujuan
tersebut.
Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai
Menderita penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang
digunakan hares dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa
dari petugas kesehatan. Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis
masker khusus yang direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap
penting misalnya pada perawatan seseorang yang telah diketahui atau
dicurigai menderita flu burung atau SARS. Masker dengan efisiensi tinggi
misalnya N95 melindungi dari partikel dengan ukuran < 5 mikron yang
dibawa oleh udara . Pelindung ini terdiri dari banyak lapisan bahan
penyaring dan harus dapat menempel dengan erat pada wajah tanpa ada
kebocoran. Dilain pihak pelindung ini juga lebih mengganggu pernafasan
dan lebih mahal daripada masker bedah. Sebelum petugas memakai
masker N95 perlu dilakukanfit test pada setiap pemakaiannya.
Ketika sedang merawat pasien yang telah diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui airborne maupun droplet, seperti
misalnya flu burung atau SARS, petugas kesehatan harus menggunakan
masker efisiensi tinggi. Pelindung ini merupakan perangkat N-95 yang
telah disertifikasi oleh US National Institute for Occupational Safety dan
Health (NIOSH), disetujui oleh European CE, atau standard
nasional/regional yang sebanding dengan standar tersebut dari negara
yang memproduksinya. Masker efisiensi tinggi dengan tingkat efisiensi
lebih tinggi dapat juga digunakan. Masker efisiensi tinggi, seperti khusus
nya N-95 , harus diuji pengepasannya (fit test) untuk menjamin bahwa
perangkat tersebut pas dengan benar pada wajah pemakainya.
c. Topi
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan
Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi
dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan
utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan
tubuh yang terpercik atau menyemprot.
d. Gaun Pelindung
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau
seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui dropletl airborne. Pemakaian gaun
pelindungt terutama adalah ntuk melindungi baju dan kulit petugas
kesehatan dari sekresi, espirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui
atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan
harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk
merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot
darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan harus
menutupi ujung lengangan sepenuhnya Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan Area pasien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian
dan kulit tidak kontak dengan bagian yang potensial tercemar lalu cuci
tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme.
e. Apron
Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan
air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas
kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika
melakukan perawatan langsung pada pasien.membersihkan pasien, atau
melakukan prosedur dimana ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau
sekresi. Hal mencegah cairan tubuh pasien ini penting jika gaun pelindung
tidak tahan air Apron mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
f. Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam
atau benda berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki.
Oleh karena itu, sandal, "sandal jepit" atau sepatu yang terbuat dari bahan
lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit
terlutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap
bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain.
Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan
terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah.
Sebuah penelitian menyatakan bahwa penutup sepatu dari kain atau
kertas dapat meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah
merembes melalui sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruang
operasi. Kemudian dilepas tanpa sarung tangan sehingga terjadi
pencemaran (Summers e t al. 1992).
Risiko Rendah
1. Kontak dengan kulit Sarung tangan tidak 1. IGD
2. Tidak terpajan darah essensial 2. OK
langsung Masker 3. Kamar Bayi
4. R. Partus
5. Radiologi
6. Laboratorium
7. Poli Dalam
8. Poli THT
9. Poli Anak
10. Poli Gigi
11. Poli Kebidanan
12. Poli Kulit
13. Poli Mata
14. Poli Syaraf
15. Poli Bedah
16. Inst. Rehab Medik
17. Inst Rekam Medik
18. Inst. Farmasi
19. Inst. Sanitasi
20. Laundry
21. Inst. Gizi
22. P. Jenazah
23. Inst. Pemeliharaan
Sarana Rumah Sakit
Risiko Sedang
1. Kemungkinan Sarung tangan 1. IGD
terpajan darah Masker 2. OK
namun tidak ada Apron/gaun pelindung 3. Kamar Bayi
semprotan 4. R. Partus
5. Radiologi
6. Laboratorium
7. Poli Gigi
8. Poli Kebidanan
Risiko Berat
1. Kemungkinan Sarung tangan ganda 1. IGD
terpajan darah dan Apron 2. OK
kemungkinan Baju pelindung 3. R. Partus
terciprat Kacamata pelindung 4. Radiologi
2. Perdarahan massif 5. Laboratorium
Masker bedah
3. Kemungkinan 6. Poli Gigi
Sepatu bot
terpajan penyakit 7. Anggrek
Masker N-95
infeksi yang 8. Poli Bedah
penularannya lewat
udara (flu burung)