Aini, Crta KKN
Aini, Crta KKN
Aini, Crta KKN
Nim : 19137003
Prodi : Tadris Biologi
MINGGU I
Senin 03 OKTOBER 2022
Senin pagi di Minggu awal pada bulan Oktober merupakan waktu terbaik dimana
sebagian mahasiswa yang berstatus sebagai peserta KKN akan di berangkatkan khususnya yang
ditempatkan di Kabupaten HALBAR. Kami yang ber- KKN di desa susupu pun diberangkatkan
pada waktu itu. Waktu keberangkatan Merupakan waktu yang lama telah di nanti-nanti, yang
mengantarkan mahasiswa pada rasa deg-degan dan rasa senang. Mengapa demikian?? Setiap
orang akan merasa cemas ketika akan diperhadapkan dengan situasi dimana semua terasa asing
dimatanya, dimulai dari daerahnya, warga, adat istiadat, dan lain sebagainya.
Rasa deg-degan hadir karena kurang percaya diri dan tidak mudah dalam beradaptasi.
Tetapi harus bagaimana? KKN mewajibkan untuk kita turut serta menjalani kehidupan bersama
dengan orang-orang yang berada didesa tersebut.
Saya yang kurang dalam hal beradaptasi dengan lingkungan baru sangat merasa cemas. Jikalau
hal2 yang akan saya lakukan malah memperburuk nama institusi.
Sedangkan yang kedua adalah rasa senang, tidak bisa dipungkiri bahwa selain rasa cemas
yang besar dirasakan, begitu juga dengan rasa senang. Pengumuman Waktu keberangkatan KKN
adalah pengumuman yang di harapkan segera didengar oleh seluruh peserta KKN, terutama
mahasiswa yang ngekos, takut-takut jika uang hasil kiriman dari orang tua untuk keperluan KKN
terpakai.
Dengan menggunakan speed boat kami di berangkatkan pagi hari sekitar jam 9, padahal
waktu yang ditentukan adalah 7:30. Demikianlah manusia khususnya orang-orang Indonesia
yang telah dilabeli dengan jam karet. Selain kami dari desa susupu yang berangkat, teman-teman
dari kelompok lain pun diberangkatkan pada hari itu juga seperti desa Tacim, Taruba, RTB,
Lako, Payo, Payo Tengah dan lainnya.
Keberangkatan memakan waktu sekitar 1 jam lebih, dan tibalah kami di pelabuhan speed boat
Jailolo. selanjutnya adalah kami di berangkatkan ke desa masing-masing karena bukan hanya
kami dari desa susupu yang berada di pelabuhan tersebut. Pick Up adalah kendaraan yang dipilih
oleh BP untuk kami gunakan, alhamdulillah kami sampai dilokasi dengan selamat, tapi tunggu
dulu karena adanya sedikit masalah yang terjadi. Kami yang semuanya belum pernah sampai
didesa tersebut tiba-tiba ditanyai oleh si pak supir :
Pak Supir : sebenarnya kalian di susupu apa ? respon pertama yang kami keluarkan adalah hah !
Kami : bukankah susupu hanyalah satu desa ? kami balik bertanya ke pak supir,
Pak Supir : Pak supir pun menjawab bahwa di kecamatan sahu khususnya didesa susupu terdiri
dari beberapa desa adanya susupu sangadji, jarakore, lako dan RTB. Kami semua menjawab
bahwa dilokasi KKN yang tertulis bahwa kami di tempatkan didesa susupu saja tidak ada
keterangan lain yang menjelaskan tentang desa tersebut. Kordes pun menelepon DPL, namun
DPL pun tidak mengetahui mengenai dengan lokasi KKN kami karena itu bagiannya BP. Ketika
kami mencoba untuk menghubungi BP beliau juga seperti kebingungan karena katanya waktu
observasi lokasi beliau tidak didesa susupu. Beliau menyarankan untuk ke kantor desa saja,
bagaimana kami mau ke kantor desa sedangkan desa yang menjadi lokasi KKN saja tidak ada
titik benarnya. Astagfirullah apakah kami semua tersesat ? lantas jika DPL dan BP tidak
mengetahui kejelasaan dari tempat KKN kami lalu siapa yang harus kami tanyakan lagi ?.
Selang beberapa menit, kami kedatangan seoran bapak-bapak dengan stelan seperti orang
kantoran. Beliau menanyakan mengapa kami di pinggir jalan. Lalu pak supir menjelaskan
tentang masalah yang sama-masa belum terpecah ini. Dengan baik hatinya, bapak tersebut
berkata kepada pak supir untuk mengantar kammi ke kantor desa tempat kami singgah tersebut.
Katanya kasihan kami terlihat sangat lelah. Kami semua tidak mau karena takutnya para
PEMDES didesa tersebut marah karena kami ada di kantor desa dengan tidak ada warga dari
desa tersebut yang mendampingi. Sekedar informasi bahwa bapak tadi adalah warga dari desa
tetangga yaitu Jarakore. Namun beliau berkata bahwa tidak apa-apa ia akan pergi ke rumah
Kepala Desa dan SEKDES untuk meminta izin.
Keluhan-keluhan sudah mulai terucap, ternyata awal KKN kami tak semanis awal yang
dirasakan teman-teman kami, karena mereka lansung di sambut dengan hangat oleh warga dan
seluruh aparat desa ketika tiba di lokasi KKN. Namun kami, sudah lapar dan juga bingung mau
kemanakah kami ini. Selang beberapa menit ada seorang ibu-ibu alhamdulillah nya beliau
merupakan tante dari salah seorang teman kam, namanya Mama Ni beliau juga merupakan warga
desa Jarakore beliau menanyakan nama desa yang menjadi tempat KKN kami setelah diketahui
beliau berucap bahwa inilah desa tersebut. Beliau memutuskan untuk pergi ke rumah KADES
dan SEKDES untuk memberitahukan kedatangan kami.
Dan kemudian datanglah beliau dengan pak SEKDES, pak sekdes berkata bahwa tidak adanya
pemberitahuan bahwa hari ini ada mahasiswa yang akan datang.
Beliau menawarkan untuk membeli kami makanan, sambil menunggu kedatangan beliau,
kami memutuskan untuk sholat dzuhur terlebih dahulu. Selesai makan, ibu bendahara atau biasa
kami sapa Mama Fat, datang dan membawa kami untuk nantinya pergi ke rumah ibu asuh kami
masing-masing. Katanya Mama Fat bukan tidak ada surat masuk tentang kedatangan mahasiswa
KKN namun, karena sudah sebulan namun kami tidak datang-datang juga makanya mereka
berpikir bahwa mungkin tidak jadi.
Pembagian ibu asuh pun berlansung, saya tidak mau berpisah dari teman saya karena takut tidak
nyaman dengan oranr rumah, namun Mama Fat berkata bahwa semua dibagi sesuai dengan
banyaknya rumah yang telah disepakati untuk mengambil anak asuh. Dan saya mendapatkan ibu
asuh yang namanya mama ia dan beliau pun orang yang ramah.
Hari Selasa, 04 Oktober 2022
Pada hari ke dua, kegiatan yang saya lakukan adalah membantu untuk membersihkan
rumah sebelum nantinya akan pergi ke rumah Mama Fat untuk berkumpul membahas langkah
berikutnya. Setelah itu, sekitar jam setengah 9 kami semua berkumpul di rumah ibu bendahara
untuk bersilaturahmi dengan masyarakat untuk melaksanakan tahap KKN ABCD yaitu
inkulturasi dan juga observasi. Sebelum melakukan tahap awal inkulurasi kami sudah membagi
per bidang ada yang di pemetaan aset, dan observasi aset-aset ada yang di aset alam, individual,
dll.
Semalam, bada isya kami juga telah betemu dengan bapak RT 4 tempat kami tinggal.
Kami bertemu dengan pak RT 04. Namanya Abdurahman biasa dipangil pak Man, setelah
perkenalan dari masing-masing mahasiswa kelihatan dari raut wajah beliau, beliau sangat Exited
dengan kedatangan kami, setelah itu kami menyampaikan tujuan dan maksud kedatangan kami
sebagai mahasiswa KKN ABCD tahap II di Desa Susupu. Beliau menawarkan untuk membuat
acara bersama-sama ibu-ibu yang ada di RT 04 untuk bersilaturahmi. Kami juga mendapatkan
informasi mengenai asset alam di desa Susupu yaitu banyaknya petani kelapa sebesar 90%,
kelapa tersebut dapat dibuat berupa kopra . respon yang diberikan bapak RT sangatlah positif
dan itu yang kami harapkan bahwa semua masyarakat tidak merasa risih dengan kedatangan
kami di awal pertemuan ini.
Setelah kami berkumpul, kami semua menuju ke kantor desa sambil berjalan kami
memperkenalkan diri saat bertemu dengan masyarakat. Setelah sampai di kantor desa ada
posyandu yang dilakukan oleh pihak kesehatan, setelah dari kantor desa kami berjalan menuju
RT 04. Disepanjang perjalanan kami bersilaturami dengan masyarakat yang ada.
Budaya dan adat yang masih dipertahankan, sebagaiman budaya dan adat yang ada di kota
Ternate. Namun, sebagian orang mengatakan bahwa tidak banyak budaya yang sudah
ditinggalkan. Berjalan dari lorong ke lorong menapaki jejak dimana kaki membawa diri untuk
bersilaturahmi dengan para masyarakat didesa susupu. Masyarakat yang tinggi keramahan nya
membuat hati tenang untuk tetap berbincang banyak hal.
Mengenai tentang budaya Desa Susupu tidak memiliki satu budaya yang menjadi cirri
khas dari desa tersebut. Karena budaya yang dianut saat ini kebanyakan masih mengunakan
budaya Ternate, seperti tarian soya-soya, konon katanya itu berasal dari para kesultanan ternate
hingga saat ini. Adapun budaya tersebut adalah masih dilakukannya tahlilan. Tahlilan merupakan
salah satu kebiasaan yang dilakukan setiap orang meninggal yang berupa mengirimkan shalawat
kepada orang yang telah maninggal dunia. Didesa Susupu khususnya untuk orang meninggal,
dari dina ke-1 atau disebut dengan buka tampa selama 12 hari dari hari pertama orang meninggal
sampai hari ke-12 biasanya tahlilan dilakukan setelah sholat isya. Makanan yang dimakan pada
saat tahlilan dari hari ke-1 sampai hari ke-8, yaitu seperti makanan pada umumnya seperti; nasi
putih, ikan, dan lauk lainnya. Pada malam ke-9 ada makanan khusus yaitu; babakar nasi jaha
(nasi yang dibakar dalam bambu). Nasi Jaha merupakan salah satu makanan adat yang terkenal
di Desa Susupu. Babakar nasi saja dilakukan tidak hanya pada saat orang meninggal saja tetapi
itu juga dilakukan pada saat orang kaweng (menikah), ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat
Susupu. Nasi Jaha yang dibakar pada saat orang kaweng yaitu nasi jaha kembar, itu
melambangkan cinta antara dua sejoli yang disatukan dalam sebuah ikatan pernikahan dan tidak
dapat dipisahkan. Nasi Jaha yang dibakar terdiri dari 5 bulu dalam satu roas sesuai dengan
jumlah orang yang datang tahlilan sebanyak 50 orang. Pada saat dina ke-9 biasanya ada sesajian
atau hidangan pinang dan sirih yang ditaruh didalam tempat khusus yang terdiri dari 24 buah
sirih, dan 24 buah pinang serta beberapa bungkus rokok. Konon katanya itu harus 24 buah,
karena berasal dari nenek moyang mereka pada zaman dulu setiap orang meninggal di hari
pertama sampai 24 hari tepat pada hari pergantian paesa dari 24-36 hari dihitung sampai satu
tahun. Pinang, sirih, dan rokok, serta sejumlah uang yang akan disajiakan dimeja pada saat
tahlilan. Uang tersebut akan diberikan kepada orang yang tidak mampu, serta pinang dan
sirihnya akan diletakan diatas mejah untuk diberikan kepada para modim atau tokoh agama
untuk dimakan atau dibawah pulang kerumah. Selesai buka tampa pada hari ke-12 keluarga dari
si almarhum dan para tetangga akan melakukan mandi bersama dipantai atau disungai. Sebelum
mandi meraka akan mengoles arang, (bekas kayu bakar) ke seluruh muka. Ini sebagai arti di
dalam tasawuf bahwa seseorang selama hidupnya memiliki banyak dosa seperti arang yang
hitam, ketika dia mati dia akan dibakar didalam api. Di Desa Susupu tidak ada adat istiadat yang
khusus karena kesultanan Jailolo masih dibawah pemerintah kesultanan Ternate. Bahasa yang
digunakan juga masih menggunakan bahasa Ternate.
Sama halnya dengan hari kemarin, kegiatan yang direncanakan akan dilakukan adalah
melakukan inkulturasi. Bersilaturahmi dengan memperkenalkan diri serta tujuan bertandang ke
desa ini tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menyelesaikan salah satu tugas dari kampus.
Untuk turun dan hidup bersama masyarakat.
Beberapa menit perjalanan sampailah momen dimana bertemu nya kami dengan bapak
camat SAHU. Sosok yang masih terbilang muda dengan kewibawaan yang terpancar, dan yang
terpenting adalah respon yang ditunjukkan kepada kami sangatlah menyenangkan.
Selain melakukan inkulturasi atau komunikasi dengan masyarakat dengan niat untuk
bersilaturahmi kami pun paketkan dengan mengobservasi potensi-potensi yang ada di
masyarakat dengan mengajukan pertanyaan kepada bapak ibu tanpa menimbulkan suasana yang
canggung dan risih. Semua orang tentu tahu bahwa pertemuan pertama adalah pertemuan yang
menentukan kesan orang tentang kita.
Pertemuan dengan pak camat membawa kami untuk bertemu dengan masyarakat di kantor
camat dalam rangka kegiatan serah terima kepala desa. Tidak tahu untuk desa yang manakah?
Mengingat kecamatan SAHU adalah kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 19 desa dan
SUSUPU adalah salah satunya.
Salim adalah budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia, sebagai bentuk
kesopanan dan kehormatan seseorang tak perduli dia siapa yang terpenting adalah menunjukkan
sikap yang baik terlebih di desa yang akan menjadi tempat untuk dilakukannya kegiatan
pengabdian untuk masyarakat.
Tanpa membedakan ia beragama Nasrani atau Islam perlakuan yang setara kami lakukan.
Karena ketika tiba di kantor camat banyak sekali orang yang tidak mengenakan hijab. Setelah
Salim di barengi dengan senyum, bukan untuk memikat lawan jenis tetapi untuk meninggalkan
kesan yang baik.
Kami di minta untuk turut menyaksikan kegiatan serah terima tersebut, namun perlu kalian
ketahui bahwa pertemuan tanpa perencanaan tersebut membuat kami kelimpungan karena tidak
adanya persiapan jas almamater sebagai tanda bahwa kami adalah mahasiswa KKN tenang
karena itu bukanlah untuk memberikan sekat diantara kami dan masyarakat.
2 teman kami di tugaskan oleh KORDES untuk balik ke rumah mengambil jas almamater
kami, mengapa bukan kami sendiri yang balik untuk mengambil jas almamater masing-masing
karena jarak antara rumah yang kami tempati dengan kantor camat cukup jauh.
Gazebo adalah tempat yang kami pilih untuk duduk dan menunggu kedatangan teman kami
yang balik untuk mengambil jas almamater tersebut. Ketika mereka sampai ternyata kami telah
di arahkan oleh pak kades untuk pergi ke kantor desa. Uhh pasti mereka sangat kesal😁
Pembicaraan mengalir antara kami dengan pak kades walaupun masih adanya
kecanggungan tetapi pak kades adalah sosok yang dapat mencairkan suasana maka tak timbul
rasa risih diantara kami. Pak kades dengan sifatnya yang humble dan friendly tak terasa waktu
telah menunjukkan 13:32, kabar baiknya dari pembicaraan kami adalah pak kades telah
mendapatkan tempat untuk kami jadikan posko. Tempat yang di dapat berada di RT 01 yang
berhadapan langsung dengan kantor camat dan tidak begitu jauh dengan kantor desa serta
musholla.
Dalam bincang-bincang tersebut pak kades sempat singgung tentang sejarah desa yang
awalnya satu tetapi kemudian terbagi menjadi beberapa desa di kecamatan SAHU. Aset yang ada
di desa susupu cukup banyak dan yang paling melimpah yaitu pada aset pertanian dan perairan.
Didesa susupu, petani adalah mata pencaharian terbanyak dan beberapa hasil pertanian yang
lebih dominan adalah kelapa dari beberapa jenis pertanian seperti pala, cengkeh dll.
Kamis, 6 Oktober 2022
Pada hari Kamis, dihari ke-4 ini kami sepakat membantu di rumah duka karena yang
berduka tersebut pun merukapakan ibu asuh dari 2 orang teman kami Zaki dan Fik. Sekalian kita
melaksanakan tahap inkulturasi dan observasi dalam adat atau kebiasaan masyarakat Maluku
utara salah satunya di desa yang kami tempatkan yaitu desa Susupu Kec, Sahu. Kami telah
bersepakat untuk berkumpul pada waktu 7;30 tetapi teman-teman yang lain masih teledor dengan
waktu samapai puku 8;45 kami berkumpul semuanya.
Sampai pada tempat tujuan kami disambut dengan baik oleh warga yang berada di rumah
duka untuk laki-laki mereka bantu dalam membuat nasi jaha. Untuk kami perempuan, kami
membantu mama-mama di dapur, teman saya 3 orang membantu potong sayur, 2 orag teman
saya memeras santan, 2 orang lagi mengeringkan piring untuk makan siang, saya dan 3 teman
lainya kami membantu menaruh waji ke wadah di taruh dalam dos untuk pengajian yang
dilakukan sore hari nanti.
Setelah selesai membantu mama-mama kami dipanggil untuk makan siang . selesai makan
kami membantu mencuci piring, setelah selesai cuci piring saya gabung bersama nenek-nenek
yang sedang duduk sambil bercerita dan makan pinang, saya bertanya pada nenek-nenek kalau
untuk tahlilan malam ke-9 ada makanan khusus untuk tahlilan ? kata nenek untuk malam ke 9
ada makanan khusus yang disediakan untuk tahlilan yaitu nasi jaha kambar dan nasi kuning, ada
juga disediakan pinang dan sirih di tempat khusus yang dinamakan Bakubun, guna pinang dan
sirih tersebut sebagai manis mulut setelah orang yang tahlilan makan
Seharian kami membantu dirumah duka, Pada malam Jumat kami mengadakan pertemuan
dengan pemuda desa susupu guna menjalin tali silaturahmi dan mempererat kedekatan antara
pemuda dan mahasiswa. Setelah perbincangan tersebut, kami semua pamit untuk pulang ke
rumah masing-masing. Ada beberapa teman saya yang pergi ke pantai, saya dan teman-teman
yang lain pulang ke rumah. Setelah sholat magrib kami semua menuju kantor desa untuk
mengadakan pertemuan bersama pemuda-pemuda desa susup tetapi diadakan setelah tahlilan di
rumah duka. Setelah selesai pertemuan kita semua berkumpul di posko untuk membahas jadwal
dan sebagainya.
Sabtu pagi, kami pergi ke posko untuk rapat mengenai sejauh mana tahapan KKN yang
telah kami laksanakan, data yang dibutuhkan serta apa yang akan dilakukan besoknya. Sorenya
kami memindahkan santan yang telah didiamkan dan jika telah terpisah antara santan dan air
maka digantilah wadah yang baru. Berikutnya didiamkan lagi sampai santan telah berubah
menjadi minyak dan disitulah minyak dan juga roroba dan santan kelapa terpisah. Maka
miyaknya yang diambil. Bukan berarti roroba atau tai minyaknya dibuang tentu tidak karena bisa
digunakan untuk lainnya.
Berdasarkan hasil kesepakatan bahwa sabtu malam atau di malam minggu akan
diadakannya FGD ( Bacarita Warga ), tapi begitulah rencana belum tentu terjadi. Kembali lagi
bahwa segala yang kami jadwalkan jika melibatkan KADES dan warganya makan harus kami
sesuaikan dengan waktu dari mereka.
Letaknya yang tidak terlalu jauh dari perkampungan, membuat beberapa anak kecil pun
dengan beraninya pergi ke sana untuk bermain dan mandi. Kemistisan pun diceriatakan oleh
beberapa orang dari air gurutu tersebut. Bagaimana pamali-pamali yang disebutkan dan tidak
boleh di langgar. Saya selalu berpegang bahwa tak adanya kewajiban mempercayai hal-hal
tersebut karena itu merupakan keyakinan setiap orang, namun kita memiliki kewajiban untuk
menghargai setiap adat dan budaya dari desa atau tempat tersebut dimana pun kita berada. Air
Gurutu adalah asalah satu aset yang dari pak kades dan masyarakat dipikirkan untuk nantinya
akan dijadikan sebagai tempat wisata desa susupu, terkait dengan lokasi sungai gurutu menurut
kami sangat menarik.
Namun begitulah rencana, hanyalah wacana jika tidak pernah dijalankan, banyak hal
yang dipertimbangkan dalam rencana ini, yang paling membuat mereka belum mau untuk
mewujudkan rencana tersebut adalah karena kurang pahamnya mereka tentang desain untuk
tempat wisata khususnya untuk perairan.
Setelah dari tempat lokasi sungai gurutu, kami berkunjung di rumah tokoh agama, beliau
bernama Hi. Abdul Kahar Bin Mahani. Tujuan kami berkunjung di rumah pak iman yaitu
bersilaturahmai dengan beliau sekalian dengan menanyakan persoalan desa susupu, baik itu dari
sejarah desa susupu dan banyak hal lainnya. Dan Alhamdulillah beliau dengan senang hati
menceritahan hal-hal yang ditanyakan dan juga merespon kedatangan kami dengan baik.
Kunjungan atau silaturahmi seperti ini sangat membantu kami dalam mendapatkan data-data
yang kami butuhkan.
Sekembalinya dari rumah pak imam beberapa teman saya membantu ibu bendahara desa
susupu membuat katupat karena akan adanya babaca atau tahlilan dirumah ibu bendahara (Mama
Fat). Setelah selesai membantu ibu bendahara kami mempersiapkan hasil minyak percobaan
VCO untuk memperkenalkan ke masyarakat karena malamnya kami akan mengadakan rapat
bersama masyarakat dalam tahapan FGD ke2, dan tiba pada malam harinya setelah selesai ba`da
isya kami seluruhnya berkumpul di kantor desa susupu untuk bagaimana melanjutakan tahapan
FGD yang telah di rencanakan sebelumnya. Namun, sepertinya malam ini FGD tersebut batal
kerena ada kendala hujan dan masyarakat tidak bisa berkumpul di kantor desa susupu tersebut
jadi, pak kades desa susupu mmengarahkan untuk agenda pada malam ini di tunda dan
dilanjutkan besok malam saja kerana cuaca tidak mendukung.
Jumat 14 Oktober
Hidup tanpa masalah tentu tidak mungkin. Untuk menuju ke derajat yang lebih tinggi
maka seorang muslim akan diuji dengan berbagai ujian untuk menambah kadar keimanan dan
ketaqwaan nya. Jumat dikaitkan dengan hari yang memiliki waktu tersingkat, namun nyatanya
semua hari sama saja. Yang membuat waktu itu singkat atau tidaknya terletak pada orang-orang
yang menggunakan waktu itu untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat ataukah tidak.
Proker yang belum juga selesai, proses pelatihan bersama ibu-ibu juga belum dilaksanakan
sekiranya ini semakin rumit. Teman-teman yang sudah mulai tidak teratur, antara sadar dan tidak
waktu semakin cepat tak terasa kita hampir masuk pada Minggu ke-3 tetapi belum ada tanda-
tanda keberhasilan dari proker setelah dilakukan FGD.
Memang benar yang dikatakan sebagian orang bahwa segala perencanaan dan yang akan
terjadi di lapangan tak selamanya sejalan, belum lagi telah timbulnya problem baru antara
beberapa orang diantara kami dan juga kordes, mirisnya beberapa orang tersebut saya pun ada
didalamnya, huffftttt. Pemahaman yang belum tentu tetap sejalan, kordes yang mengetahui kami
pergi ke pantai Lapasi tiba-tiba marah, anehnya kami memang telah meminta izin kepada dia.
Lalu apa yang membuatnya marah? Dasar aneh.
Pada hari ini, tidak banyak hal yang kami lakukan yaitu hanya sekedar berkumpul untuk
mendesain ulang logo karena adanya kritikan dan masukan dari ibu-ibu mengenai stiker/logo
yang telah kami desain. Paginya sembari menunggu teman-teman dirumah ummi dan abah,
beberapa teman-teman ikut serta dengan adek-adek komplek untuk bermain lompat-lompat
(cenge-cenge) dan juga benteng. Saya hanya duduk dan memperhatikan tanpa memiliki
keinginan untuk bermain bersama. Setelah semuanya berkumpul, kami memutuskan ke posko
dengan berjalan kaki ramai-ramai. Sesampainya di posko kami lanjutkan mengerjakan desain
logo hingga waktu masuk dzuhur. Ada yang pulang untuk makan dan nantinya balik lagi dan
yang lain bertahan di posko. Setelah itu, kami bersepakat bahwa harus ada yang pergi ke jailolo
untuk mencari kertas stiker dan plastik. Fina dan abri yang bertugas untuk pergi, membeli nya.
Ketika mereka pergi kami yang tersisa menyelesaikan mendesain logo, hari ini cukup
menguras keteguhan iman, karena sedari pagi hingga waktu hampir memasukki waktu magrib
lampu listrik (PLN) sedang terjadi pemadaman. Saat sudah hampir jam 4 sore ada teman-teman
yang pulang untuk mengajar mengaji. Tersisa saya, fikram, juna dan suri yang akan melanjutkan
untuk mendesai. Keadaan listrik yang padam cukup mengganggu kerja kami. Disamping
mendesain sticker, kami juga membahas hal-hal yang kiranya dapat kita lakukan besok, kami
bersepakat untuk membagi beberapa kelompok ada yang bertugas untuk pemasaran,
membersihkan gudang atau rumah produksi VCO yang berada di RT 4, dan ada yang pergi untuk
mendata ibu-ibu yang memiliki usaha. Seperti kue kering dll. Beberapa saat kemudian, kami
kedatangan teman-teman KKN yang berasal dari desa tetangga yaitu desa Lako Akediri. Kami
bertukar cerita selama beberapa hari didesa masing-masing. ketika mereka datang, abri dan fina
belum juga kembali dari jailolo. Setelah mereka kembali kami menyiapkan tentang FGD KE-3
bersama ibu-ibu tentang pembuatan core grup dan penentuan waktu untuk melakukan latihan
pembuatan produk.
Sabtu 22 Oktober
Pagi ini kami membuat rencana untuk mencari dana berupa bazar yaitu bazar es buah,
dalam rangka menyelenggarakan hari sumpah pemuda. Tetapi sebelum itu kami semua membagi
tugas ada yang pergi mengambil buah kelapa dan buah pepayah, saya dan suri pergi membeli
plastic untuk tempat es buah dan membeli semangka. Kami mengajak Bun dan Afgan untuk ikut
kami pergi belanja. Saat kami semua telah berkumpul di rumah suri kami sedang menunggu Bun,
karena Bun di suruh Umi pergi membeli minyak tanah. Selang beberapa saat Bun pun sampai di
tempat kumpul kami yaitu di rumah suri. Setelah itu kami pun pergi ke jailolo, tidak lupa kami
berpamitan dengan orang rumah.
Kami pun sampai ke tokoh plastic, tetapi tokoh plastic tersebut telah tutup. Kami pun
masuk di dalam pasar untuk mencari plastic sekalian membeli semangka. Saya dan Bun pergi
melihat plastic, ukuran plastic berbeda-beda kami saya bingung mau membeli yang mana saya
menelpon aini untuk menanyakan beli ukuran 12 atau 14. Aini bilang sesuaikan saja, saya pun
memutuskan untuk membeli ukuran 14 karena ukuran 12 terlalu kecil. Setelah itu kami berempat
berkumpul di satu tempat. Yahhh dan kami pun bingung mau membeli buah semangka berapa,
setelah berbincang-bincang kami pun memutuskan untuk membeli 1 saja. Saya dan Bun
langsung pergi ke tempat jualan semangka dan membeli 1 buah semangka. Setelah selesai kami
langsung keluar dari pasar dan lanjut pulang karena sudah tidak ada lagi yang mau di beli, kami
pulang sekitar pukul 13:14.
Setelah pulang dari pasar saya langsung ke rumah makan, dan istrahat sebentar. Siang ini
pak kades mengajak kita semua untuk mengambil kelapa muda dan buah pepayah. Pak kades
membawa motor dan istrinya sedangkan yang lain naik mobil open cap. Siang itu saya, aini, fina,
fera, nisa dan fik, sedang menunggu mobil open cap untuk ikut mereka ke kebun, kata mereka
nanti mereka singgah karena ada beberapa teman saya sudah naik ke moil open cap. Tapi
nyatanya mereka tidak singgah ke kita. Kami semua yang menunggu sangat kesal, karna terlalu
lama menunggu, kami merencanakan untuk membuat browser untuk kami membagikan ke
masyarakat bahwa kami akan membuka lomba-lomba untuk memperingati hari sumpah pemuda.
Setelah itu saya dan aini meminjam motor fik untuk pergi ke Indomaret yang berada di kampung
tetangga yang non muslim. Pas di jalan kami bertemu dengan pak kades dan ibu kades yang baru
pulang dari kebun, pak kades pun bilang katanya teman-teman kita ada di belakang dengan
mobil open cap, pak lades juga bilang kalau mau bikin bazar es buah nanti buatnya di rumah
mama mantu dari pak kades. Kami pun mengiyakan dan melanjutkan perjalanan kita ke
Indomaret.
Setelah belanja beberapa keperluan kami, saya dan aini pun balik ke rumah. Setelah balik
saya aini, fik, fina dna nisa pergi ke posko untuk membuat brousur yang akan kita bagi nanti,
karena motor hanya 2 jadi fik dan fina satu motor dan saya dengan Bun. Sampai di posko, saya
langsung balik ambil aini dan nisa, seperti biasa kami goncengan 3 orang, di sepanjang
perjalanan kami rasa lucu dan tertawa bersama-sama. Setelah sampai saya balik lagi mengambil
suri di rummah. Saat sampai di rumah mama piara dari suri menawarkan saya untuk menyicipi
pisang ijo yang dibuat mama, saya pun makan sambil menunggu suri cuci muka. Setelah selesai
kami pun langsung menuju ke posko.
Setelah selesai mendesain brousur kami langsung ke kantor desa untu ngeprint beberapa
brousur dan langung menempelkan di beberapa tembok di samping jalan. Setelah selesai kami
langsung pulang ke rumah. Sore hari saya melakukan kegiatan seperti biasa menyapu di dalam
rumah dan cuci piring setelah selesai saya langsung mandi.
Malam harinya kami berencana untuk langsung mengupas buah pepaya tetapi karna buah
pepaya belum matang betul kami pun menaruhnya di rumah umi. Malam itu kami lupa bahwa
kami ada air kelapa muda yang belum di minum, saya, juna dan Bun pergi membeli susu sama
kue untuk minum dengan kelapa muda, rumah kita agak jauh dari tokoh jadi kami bertiga
berjalan pelan-pelan. Setelah membeli kami bertiga pun pulang. Kami langsung membuat kelapa
muda susu dan makan bersama kue. Kami semua pun makan bersama-sama.
Minggu 23 Oktober
Hari ini kami berencana akan membuat es buah tetapi karena hujan kami semua
berencana untk membuat besok pagi saja. Kami mahasiswa KKN berkumpul di rumah pak kades
untuk membuat bazar es buat tersebut namun batal karena cuaca tidak mendukung. Terjadi hujan
deras sampai sore jadi kami menunda pembuatan bazar tersebut. Karena tidak ada agenda di hari
ini dikarenakan hujan jadi, pak kades berinisiatif untuk buat makan-makan untuk makan bersama
pemuda dan mahasiswa.
Minggu ke IV
Senin 24 Oktober
Hari Senin pagi ini kami di suruh berkumpul di rumah namanya pak kades untuk
membuat es buah yang kemarin kami tunda karena cuaca. Alhmdulillah hari ini cuaca panas pagi
itu saya tidak langsung ke lokasi karena masih belum ada yg berkumpul. Saya ingin mandi bersih
makannya saya agak terlambat. Dan karena saya suda ijin ke kordes untuk ke atm di Jailolo sya
pun mengajak adik sya yaitu dwi untuk ke Jailolo. Jam 10 lewat Kami berdua pun pergi, sebelum
ke atm kami ke pasar untuk liat-liat jilbab tapi Karen yg saya cari tidak ada mkannha saya
beralih ke kameja, saya membeli satu kameja warna hijau wardah, setelah itu ke atm dan
kemudian pulang tapi kami mampir di Indomaret untuk kembali es crime. Setelah itu langsung
ke rumah tapi karna Nisa suda ke lokasi saya pun menusul dia. Ternyata dimna mereka masih
mencampuri bahan-bahan es buah, saya pun mampir di rumah umi dan bersama Nisa ke lokasi.
Setelah es nya suda jadi kami pun mulai berpencar untuk menjual bazar kami. Alhmdulillah laris
manis. Karna suda sore kamipun bergegas pulang dan kembali lagi selesai sholat isya. Kata
kordes pak kades membawa ikan hasil pancing beliau untuk di bakar dan makn bersama. Pemuda
yg bertugas membakar sedangkan kami menggoreng pisang dan membuat Dabu dabu manta.
Setelah smua tersaji kami makan bersama kemudian mengevaluasi hasil penjualan bazar kami
alhamdulillah lumayan banyak, dan menentukan apa yg akan kami buat pada besok hari.
Kesepakatan bersama kami membuat pisang coe, setelah semuanya selesai kami pun bergegas
pulang karna suda jm 12 malam saya dan Nisa di antar teman-teman. Sampai di rumah saya
mkan dan kemudian beristirahat.
Selasa 25 Oktober
Hari Selasa dimna pembuatan bazar ke dua yaitu pisang coe kami berkumpul di rumah
ibu ben untuk sama-sama membuat pisang coe di bantu ibu-ibu dari pagi sampai siang selesai
setelah itu mulai menjual seloyang 50 ribu alhamdulillah terjual habis, pada sorenya sebagian
berkumpul di rumah umi bercerita dan bercanda bersama aba dan umi, dan karena suda sore saya
bergegas pulang kemudian mandi dan balik lagi ke rumah ibu ben untuk rapat tentang kegiatan
yg akan kami buat serta pembuatan bazar bada Rabu besok yaitu buat cingkaro. di rapat semua
sepakat biaya mata lomba adzan dan puisi untuk anak-anak di hapus dan di gratiskan, kemudian
perencanaan pembuatan panggung kegiatan berlokasi di depan musollah RT4. Setelah rapat kami
mahasiswa melakukan evaluasi tentang proker kami, di ruang tamu ibu ben. Setelah itu saya di
antar pulang oleh teman-teman, sayapun istrhat.
Rabu 26 Oktober
Hari Rabu pembuata bazar ke 3, bajar yang kami rencanakan untuk dibuatkan adalah
jagung urap atau yang biasanya di susupu mereka sering menyebutnya cingkarong. Nama yang
unik begitulah setiap penyebutan yang berbeda untuk suatu hal bagi setiap daerah. Pembuatan
cingkarong merupakan saran yang diajukan oleh mama-mama piara kami katanya di susupu
banyak yang sangat menyukai cingkarong tersebut baik dari kalangan orang tua hingga anak-
anak. Penjualan kami fokuskan di desa susupu namun ternyata harapan tak selamanya sejalan
dengan yang terjadi. Ketika sudah berkeliling didalam desa tersebut namun cingkarong masih
banyak yang belum laris terjual. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menjualnya di desa
tetangga RTB namanya. Di RTB pun tidak semuanya laku habis. Karena waktu menunjukkan
hampir memasuki waktu magrib maka kami memutuskan untuk pulang ke ruman masing-
masing.
Kamis 27 Oktober
Kamis persiapan dekorasi panggung dan lain-lain. Dekorasi panggung dilakukan oleh
pemuda, orang-oran tua dan kami mahasiswa. Bukan hanya kami para mahasiswa yang bekerja
dalam mendekor panggung. Semuanya kebagian tugas, ada yang ditugaskan untuk pergi
membeli perlengapan desain, ada yang dibagian administrasi dan sebagainya.
Jumat 28 Oktober
Malam ini merupakan malam pembukaan mata lomba dalam memperingati hari sumpah
pemuda. Karena bukan hanya perlombaan mengenai dengan kesenian tetapi juga lomba domino
bagi orang dewasa untuk itu kami membagi ada yang di pentas seni dan ada yang bertugas
mengawal lomba domino, dengan lokasi yang berbeda untuk keduannya makanya perlunya
untuk dibagi beberapa tim. Sedangkan disiangnya pada hari Jumat perlombaan gigi leper dan lari
karung. Lomba-lomba untuk memeriahkan hari sumpah pemuda di lakukan berlokasi di RT 02.
Alhamdulillah semuanya berjalan lancar.