Metode Penelitian Klinis
Metode Penelitian Klinis
Metode Penelitian Klinis
• 1. tujuan:
• Membuktikan derajat dan keamanan obat yg digunakan pada manusia (tahapan
clinical trial)
• Perlu penelusuran kepustakaan yang banyak, patofisiologi, farmakologi dan hasil
penelitian klinis yang telah dilakukan peneliti lain
• 2. seleksi
• Seleksi penderita merupakan komponen yang sangat penting, mencakup 2 hal
• Demarkasi diagnostik (membedakan org sehat dan sakit dan membedakan berbagai
penderita dari penyakit yang mempunyai gejala yang sama)
• Antisipasi prognostik (membedakan stadium penyakit dan factor-factor lain yang
dapat mempengaruhi hasil pengobatan)
Kedua macam seleksi ini dapat digunakan utk mengelompokkan penderita yang akan
dimasukkan kedalam kelompok trial
3 kelompok kriteria untuk seleksi penderita:
Agar mendapatkan hasil yang reliabledisusun design penelitian yang sesuai dan
menjamin kedua kelompok adalah sebanding dalam demarkasi diagnostic dan antisipasi
prognostiknya
Untuk memperoleh dua kelompok yang
sebanding:
A. pembagian kelompok secara acak/random (randomized clinical trial /RCT).
Keuntungan:
memberikan kesempatan yang sama besar bagi setiap anggota kelompok/penderita
untuk dimasukkan kedalam kedua kelompok tsb. Membagi secara rata pengaruh
factor-factor yang belum dapat dinyatakan peranannya dalam riwayat penyakit dan
pengobatannya. Memenuhi persyaratan untuk uji statistic
B. Teknik double blind. Peneliti maupun penderita sama-sama tidak mengetahui obat
atau placebo yang diminum. Pelaksana trial adalah dokter klinis yang tida terlibat dalam
penelitian tsb.
Teknik single blind. Hanya penderita yang tidak mengetahui obat yang diminum
pengukuran
• Pengukuran thp respons dan reaksi thp obat yg diuji.
• Dibutuhkan data penunjang:
• Data demografis
• Data klinis dan praklinis
• Data komorbid
Data bisa didapat melalui wawancara, observasi maupun pemeriksaan.
Data farmakologi dan terapi