YTg 2 MJ Yx MDC 4 MGVJ MDVi MM Q4 MWI5 NWYx NTYx NGQ4 MTRK YTNm M2 Q4 OA

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENERAPAN MARPOL ANNEX 5 DALAM PENGOLAHAN SAMPAH


DI ATAS KAPAL MT. SERENA III

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

ADITYA LAKSAMANA BAGASKARA


NIT.03.15.061.1.41
AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN


POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2019
PENERAPAN MARPOL ANNEX 5 DALAM PENGOLAHAN SAMPAH
DI ATAS KAPAL MT. SERENA III

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III

ADITYA LAKSAMANA BAGASKARA

NIT.03.15.061.1.41

AHLI NAUTIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN

POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2019

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Aditya Laksamana Bagaskara
Nomor Induk Taruna : 03.15.061.1.41
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Pernyataan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul:

PENERAPAN MARPOL ANNEX 5 DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI


ATAS KAPAL MT. SERENA III

merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam karya ilmiah terapan (KIT) tersebut,
kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia bersedia menerima
sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, ……….……...2019

Aditya laksamana Bagaskara

ii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PENERAPAN MARPOL ANNEX 5 DALAM


PENGOLAHAN SAMPAH DI ATAS KAPAL MT.
SERENA III
Nama Taruna : Aditya Laksamana Bagaskara
NIT : 03.15.061.1.41
Program Diklat : Ahli Nautika Tingkat III
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan

SURABAYA,..................................

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Manungku Trinata Pramudhita Sigit Purwanto, M.M


Penata (III/c) Penata (III/c)
NIP.197703232010121001 NIP.198006182008121001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba, M.Pd.


Penata (III/c)
NIP. 197309192010121001

iii
PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN

PENERAPAN MARPOL ANNEX 5 DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI


ATAS KAPAL MT. SERENA III

Disusun dan Diajukan Oleh:

ADITYA LAKSAMANA BAGASKARA


NIT. 03.15.061.1.41
Ahli Nautika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian KIT


Pada tanggal 15 Maret 2019

Menyetujui:

Penguji I Penguji II Penguji III

Semuel D Parerungan, S.H, M.H Manungku Trinata Pramudhita Sigit Purwanto, M.M
Penata (III/c) Penata (III/c) Penata (III/c)
NIP. 197404261998081001 NIP. 197703232010121001 NIP. 198006182008121001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Nautika

Capt. Damoyanto Purba, M.Pd


Penata (III/c)
NIP.19730919 2010121001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala berkat, rahmat,

dan anugerah-Nya yang telah Ia berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya ilmiah terapan ini. Adapun karya ilmiah terapan ini disusun guna memenuhi

persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Pelayaran di

Politeknik Pelayaran Surabaya dengan mengambil judul :

“ PENERAPAN MARPOL ANNEX 5 DALAM PENGOLAHAN

SAMPAH DI ATAS KAPAL MT. SERENA III “

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah terapan penulis masih banyak

terdapat kekurangan, baik dalam penyajian materi maupun teknik penulisannya.

Hal ini dikarenakan pengalaman yang dimiliki oleh penulis masih kurang. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik

dan saran yang sifatnya membangun dan dapat digunakan untuk menyempurnakan

karya ilmiah terapan ini.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya ilmiah terapan

ini dan juga rasa bangga setinggi-tingginya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Capt. Heru Susanto, MM selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya

3. Capt. Damoyanto Purba, M.Pd selaku Kepala Jurusan Nautika

4. Bapak Manungku Trinata Pramudhita, selaku pembimbing I

5. Bapak Sigit Purwanto, M.M selaku pembimbing II

v
6. Seluruh Taruna/i Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah membantu

dalam memberikan semangat dalam menyelesaikan karya ilmiah terapan

ini

7. Seluruh kru “MT. Serena III” yang telah membantu dalam pengumpulan

data penelitian karya ilmiah terapan ini

Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah terapan ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Semoga Tuhan Yang Maha

Esa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian

selanjutnya.

Surabaya, ……………..2019

ADITYA LAKSAMANA BAGASKARA

vi
ABSTRAK

ADITYA LAKSAMANA BAGASKARA, Penerapan MARPOL Annex 5


dalam pengolahan sampah di atas kapal. Di bimbing oleh Manungku Trinata
Pramudhita dan Sigit Purwanto.

Pencemaran laut merupakan suatu pencemaran yang terjadi di pesisir atau


di laut yang terjadi karena banyak hal termasuk kegiatan pelayaran kapal. Dengan
dasar ini penulis merumuskan tentang bagaimana penerapan Annex 5 dalam
pengolahan sampah di kapal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
menghasilkan data deskriktif yang memberi gambaran secermat mungkin dari
observasi dan perilaku yang diamati.

Penelitian dilakukan pada saat berada di kampus Politeknik Pelayaran


Surabaya dan dilanjutkan pada saat melaksanakan praktek lapangan di atas kapal
“MT. Serena III” dalam kurun waktu 12 bulan untuk mendapatkan data primer
melalui riset lapangan, penelitian dalam hal ini penulis mengumpulkan data berupa
pendekatan terhadap obyek melalui observasi. Serta menggunakan dokumen dan
data-data yang berhubungan dengan pencemaran laut.

Sesuai dengan fakta yang penulis temukan di lapangan walaupun IMO telah
membuat berbagai prosedur dan aturan akan tetapi para pelaut di laut masih belum
benar-benar menerapkan Marine pollution ini dalam keseharian perkerjaan mereka
di atas kapal. Dengan masih terjadinya beberapa kesalahan maupun kelalaian yang
disebabkan karena ketidakpahaman para kru kapal terhadap pentingnya penerapan
MARPOL annex V yang membuktikan bahwa MARPOL sangatlah berpengaruh
pada kelangsungan hidup para biota laut.

Kata kunci: pencemaran laut, sampah, penanggulangan, pencegahan.

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii
PERSETUJUAN SEMINAR ........................................................................... iii
PENGESAHAN PROPOSAL.......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Batasan Masalah..................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................... 5
1. Pencemaran laut ......................................................... 5
a) Pengertian ....................................................... 5
b) Dampak .......................................................... 6
2. Sampah (GARBAGE) ................................................ 7
a) Pengertian ....................................................... 7
b) Jenis-jenis ....................................................... 8
3. Marine Pollution (MARPOL) .................................... 9
a) Pengertian ....................................................... 9
b) Penerapan ....................................................... 10

viii
c) Penanggulangan ............................................. 11
B. Kerangka Pemikiran ............................................................... 14
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ...................................................................... 15
B. Waktu Dan Tempat Penelitian .............................................. 15
1) Waktu ........................................................................ 15
2) Tempat....................................................................... 16
C. Sumber Data .......................................................................... 16
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 17
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 18
F. Prosedur Penelitian................................................................ 19
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum objek yang di teliti .................................... 22
B. Hasil penelitian...................................................................... 24
C. Analisis data ......................................................................... 26
D. Pembahasan ........................................................................... 27
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 30
B. Saran ...................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 32

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman
GAMBAR 1.1 ................................................................................................. 12
GAMBAR 4.1 ................................................................................................. 23
GAMBAR 4.2 ................................................................................................. 25
GAMBAR 4.3 ................................................................................................. 28

x
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.1 Garbage record book ................................................................ 33
Lampiran 1.2 Garbage management plan ...................................................... 34
Lampiran 2 Pedoman wawancara ................................................................... 36
Lampiran 3 Transkip hasil wawancara ........................................................... 37

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lebih dari 71% permukaan bumi terdiri dari air dan 29% daratan, dari segi

volume-nya, sebanyak 97% berupa air laut dan hanya kurang dari 3% berupa air

tawar yang bisa diminum. (Akuarium laut, hal 17)

Bumi mempunyai perairan yang sangat luas juga memiliki berbagai

macam ragam flora dan fauna bahari yang begitu indah, tetapi apakah kita

berpikir terkadang di laut, kita melihat sampah dimana-mana seperti sampah

jenis plastik termasuk tali sintetik, jala ikan sintetik, kantong plastik. Dapat kita

bayangkan bahwa semua sampah yang kita buang di laut pada saat berlayar akan

menumpuk, seperti yang sering kita dengar tentang Great Pasific Garbage

Patch. Tempat itu adalah dimana seluruh arus laut dunia mengarah di sana

tepatnya antara benua Asia dan benua Amerika, sehingga seluruh sampah yang

kita buang di atas kapal dan dibuang ke laut akan menumpuk disana. Laut

Adriatik atau laut yang memisahkan semenanjung Italia dengan Semenanjung

Balkan yang juga merupakan bagian dari Laut Tengah.

Maka dari itu International Maritime Organitation (IMO) telah berupaya

menertibkan para perusahaan pelayaran dengan membuat aturan mengenai

pencemaran lingkungan yang biasa disebut Marine Pollution (MARPOL).

Kita dapat bercermin dari kasus yang terjadi pada Januari 2016 lalu, 13

paus sperma ditemukan mati terdampar di beberapa pantai di Jerman, Inggris,

1
2

dan Belanda. Peristiwa ini sempat menjadi sorotan dunia. Setelah dilakukan

otopsi (pembedahan), ditemukan gumpalan-gumpalan plastik di dalam perutnya.

Hal yang paling mengerikan adalah jaring ikan sepanjang 15 Meter ditemukan

tersangkut di perut salah satu paus. Paus sperma biasanya makan cumi-cumi,

udang, kepiting dan ikan. Namun, paus-paus ini tanpa sengaja memakan sampah

plastik yang terbawa ke lautan (liputan6.com diakses pada 14 mei 2017).

Sebelumnya, tahun 2011 seekor paus sperma juga ditemukan mati dengan

perut membengkak di sebuah pantai di Yunani. Peneliti menduga paus ini

memakan cumi-cumi raksasa, tapi saat dibedah, mereka menemukan lebih dari

100 tas plastik berikut sampah plastik lainnya di dalam perut paus.

(mongabay.co.id, diakses pada 15 mei 2017)

Pencemaran tersebut tentunya dapat merusak habitat flora dan fauna di

laut, sampah-sampah seperti ini banyak disebabkan oleh kurangnya kepedulian

awak kapal terhadap pencemaran laut, penting bagi awak kapal mengerti tentang

aturan pembuangan sampah yang diolah dalam Marine Pollution (MARPOL)

yaitu Annex 5 yang diberlakukan pada 31 Desember 1988 yang berisikan tentang

tata cara pembuangan sampah yang benar seperti sampah makanan sejauh

mungkin dari daratan tidak boleh kurang dari 12 Mil dan daerah-daerah khusus

yang tidak memperbolehkan siapapun dan jenis sampah apapun untuk dibuang.

Di dalam aturan ini pula menyebutkan bahwa setiap kapal dengan GRT

400 Ton keatas dan dengan jumlah awak kapal diatas 15 orang atau lebih maka

kapal tersebut harus dilengkapi dengan Garbage Management Plan maka sangat
3

penting bagi semua kapal untuk menerapkan aturan Annex 5 tentang sampah

untuk mengurangi pencemaran laut.

Peristiwa ini juga penulis alami selama malaksanakan praktek berlayar di

atas kapal “MT. Serena III” Pada tanggal 10 Januari 2018 kapal kami sedang

melaksanakan perjalanan dari pelabuhan Ende menuju pelabuhan Kupang, saat

saya sedang melaksanakan pembersihan di area buritan. Tidak lama kemudian

ada salah satu ABK yang membuang plastik tersebut ketengah laut tanpa rasa

bersalah.

Karena hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengambil judul :

“ PENERAPAN MARPOL ANNEX 5 DALAM PENGOLAHAN SAMPAH

DI ATAS KAPAL MT. SERENA III “

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan maka pokok-pokok

permasalahan yang dapat diambil sebagai berikut.

Bagaimana penerapan aturan Marine Pollution (MARPOL) Annex 5

tentang penanganan sampah di atas kapal “MT. Serena III” ?

C. BATASAN MASALAH

Agar masalah ini tidak meluas dari pokok permasalahan yang

sebenarnya, maka peneliti mengambil batasan masalah yaitu terbatas pada hal-

hal yang berkaitan dengan pentingnya penerapan Annex 5 tentang pengolahan

sampah pada kapal di luar daerah khusus.


4

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka adapun

tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan proposal ini.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan aturan MARPOL Annex 5

tentang sampah diatas kapal “MT. Serena III”.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan

meningkatkan wawasan sekaligus sebagai saran pengembangan sebelumnya dan

dikaitkan dengan permasalahan yang ada. Khususnya dalam penerapan Annex 5

tentang sampah.

2. Manfaat Praktis

Manfaat bagi dunia praktisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi masyarakat internasional sebagai pengembangan pemikiran serta

meningkatkan kesadaran terhadap masalah-masalah pencemaran laut, sehingga

diharapkan lebih aktif dan kritis dalam menjaga dan melindungi lingkungan

khususnya laut yang luasnya lebih luas dari luas daratan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Pencemaran Laut

a. Pengertian

Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil

buangan aktivitas makhluk hidup yang masuk ke daerah laut. Sumber

dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa

damparan amunisi perang, buangan proses di kapal, buangan industri ke

laut, proses pengeboran minyak di laut, buangan sampah dari transportasi

darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan buangan pestisida dari

perairan. Namun sumber utama pencemaran laut berasal dari tumpahan

minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun akibat

kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan

sumber pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari

masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh

masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhluk hidup

di sekitar pantai tersebut (Hartanto , 2008).

Pencemaran laut adalah hasil buangan aktivitas makhluk hidup

yang masuk ke laut. Ada berbagai sumber bahan pencemar yang dapat

merusak laut dan dapat membunuh kehidupan di dalam laut, seperti

banyaknya ikan-ikan mati karena laut tempat mereka hidup tidak sesuai

kebutuhannya. Pencemaran laut yang terjadi di muara sungai Porong

5
6

bersumber pada aktivitas kapal yang hampir setiap hari dan terdapat

aliran sungai yang menuju laut.

Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel

kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau

penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi

memberi efek berbahaya.

Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang

berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton

dan binatang dasar yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter

feeder (menyaring air) dengan cara ini racun yang terkonsentrasi dalam

laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang

terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang

tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini

bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic.

Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup

angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.(artikel PSDKP , 2016)

b. Dampak

Pencemaran laut telah mengakibatkan degradasi lingkungan dan

kehidupan bawah laut. Contohnya Indonesia sebagai negara maritim

terbesar di dunia dengan luas perairan mencapai 93.000 Km2, 17.480

pulau dan garis pantai sepanjang 95.000 Km. Indonesia juga merupakan

negara dengan terumbu karang terbaik dan paling kaya keanekaragaman

hayatinya di dunia dengan luas terumbu karang mencapai 284.300 Km2

atau setara dengan 18% total terumbu karang dunia. Kekayaan alam dan
7

keanekaragaman hayati laut tersebut terancam oleh pencemaran laut

yang terus meningkat. (Wahyono S Kusumoprojo 2009 : 1)

Selain berakibat pada degradasi lingkungan, pencemaran laut juga

memberi akibat penurunan perekonomian nelayan. Dampak dari

pencemaran laut dan limbah telah mengakibatkan penurunan hasil

tangkapan nelayan di sejumlah kawasan di Indonesia. Sektor pariwisata

pesisir dan laut Indonesia juga menerima dampak dari pencemaran laut

ini.

Selain itu hewan yang hidup di laut mengonsumsi plastik karena

tak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi

hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ

pencernaan hewan ini, sehingga menyumbat saluran pencernaan dan

menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain

berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah di laut juga

berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling

sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air

laut.

2. Sampah (GARBAGE)

a. Pengertian

Sampah adalah semua jenis sisa makanan dari atas kapal dan sisa

operasional seperti sampah yang dapat mengapung harus dibuang kurang

lebih 25 Mil dari daratan dan produk sampah seperti kertas produk, kaca,

logam, botol-botol, kain dan perak yang harus dibuang dengan jarak 12

Mil dari daratan yang dihasilkan selama pengoperasian kapal secara


8

normal yang diharuskan dibuang secara terus menerus atau secara

berkala kecuali zat – zat yang mana telah dicantumkan dalam aturan –

aturan lainnya pada konvensi terakhir (Marine Pollution).

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah

adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau

sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak

terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).

Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008

menyatakan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

dari proses alam yang berbentuk padat.

b. Jenis-jenis

Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya:

1) Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang

bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan

guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah

basah.

2) Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan

yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya

membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus,

misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga

biasa disebut sampah kering.

3) Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari

bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah

sakit, limbah pabrik dan lain-lain.


9

3. Marine Pollution (MARPOL)

a. Pengertian

Bicara tentang pencemaran di laut, hal yang sangat berhubungan

dekat sekali dengan pelaut dikeseharianya. Jika kita lalai dan terjadi

pencemaran sampah di laut, dampaknya sangat luar biasa sekali. Bukan

hanya lingkungan biota laut yang teracam, kitapun sebagai pelaut bisa

berurusan dengan hukum. Oleh karena itu hindari kesalahan dengan

menggunakan managemen yang baik di atas kapal. Dengan cara

pencatatan Garbage record book yang terbaru dan juga Garbage

management plan yang terkontrol. Banyak rekan kita pelaut terkadang

menganggap remeh akan hal ini. Manusia terkadang belum sadar jika

sudah dapat musibah penyesalan datang belakangan, untuk menghindari

hal tersebut mari kita dalami apa yang dimaksud Marine Pollution

(MARPOL) itu. Penulis akan menguraikan sejelasnya apa yang penulis

tahu.

Sejarah Konvensi Marine Pollution (MARPOL). Sejak peluncuran

kapal pengangkut minyak yang pertama GLUCKAUF pada tahun 1885

dan penggunaan pertama mesin diesel sebagai penggerak utama kapal

tiga tahun kemudian, maka fenomena pencemaran laut oleh minyak

mulai muncul.

Baru pada tahun 1954 atas prakarsa dan pengorganisasian yang

dilakukan oleh Pemerintah Inggris (UK), lahirlah “Oil Pollution

Convention yang mencari cara untuk mencegah pembuangan campuran


10

minyak dan pengoperasian kapal tanker dan dari kamar mesin kapal

lainnya.

Sebagai hasilnya adalah sidang IMO mengenai “international

Conference on Marine Pollution” dari tanggal 8 Oktober sampai dengan

2 November 1973 yang menghasilkan “International Convention for the

Prevention of Oil Pollution from Ships” tahun 1973 yang kemudian

disempurnakan dengan TSPP (Tanker Safety and Pollution Prevention)

Protocol tahun 1978 dan konvensi ini dikenal dengan nama MARPOL

1973/1978 yang masih berlaku sampai sekarang.

b. Penerapan

Setiap pembuangan dan pembakaran sampah dicatat dalam

Garbage record book, berisi tentang posisi kapal, waktu pelaksanaan,

volume sampah, jenis sampah dalam hal pembuangan karena kecelakaan

harus dicatat lingkungan tempat pembuangan dan alasan pembuangan.

Semua kapal yang berukuran >400 GT dan membawa 15 orang

harus membawa Garbage management plan dan Garbage record book

persyaratan pembuangan sesuai Annex 5:

1) Pada jarak 3 Mil dari daratan terdekat, boleh dibuang sampah

sisa-sisa makanan apabila telah dihancurkan dan dapat melewati

saringan 26 mm.

2) Pada jarak 12 Mil dari daratan terdekat boleh dibuang sisa-

sisa makanan pada jarak 500 M dari platform dengan syarat telah

dihancurkan.
11

3) Pada jarak > 12 Mil dari daratan terdekat boleh dibuang

kertas, kain atau majun, metal, botol dan sisa makanan.

4) Pada jarak > 25 Mil dari daratan terdekat boleh dibuang

dunnage, bahan-bahan tali dan packing yang terapung.

Yang tidak boleh dibuang di laut adalah semua jenis plastik,

a) Jaring plastik

b) Tali plastik

c) Kantong plastik

d) Nylon

e) Sisa pembakaran plastik dari incinerator

Dokumen yang harus dibawa jika mengangkut sampah adalah:

a) Garbage management plan

b) Garbage record book

c. Penanggulangan

Menurut Lampiran V MARPOL 1973/78 konvensi IMO, pedoman

mengenai penyimpanan limbah bahan dan pembuangan limbah di laut

harus diikuti dengan ketat. Pembakaran berbagai bahan seperti sampah

dapur, sisa makanan, limbah akomodasi, linen, papan kartu, lumpur

minyak dari minyak pelumas, minyak bakar, lambung kapal dan alat

pembersih, dan sludge limbah, incinerator merupakan salah satu cara

yang paling efektif dan kapasitas penyimpanan dari tank dan

containments limbah penyimpanan pada kapal. Incinerator adalah

tungku pembakaran, selain sebagai kelengkapan dari peralatan Oily


12

Water Separator (OWS) atau sebagai alat pencegah pencemaran di luar.

Selain itu, residu dari insinerasi dapat dengan mudah dibuang karena

terutama terdiri dari abu. Gambar berikut ini menunjukkan diagram dari

incinerator tipe siklon vertikal dengan perangkat lengan berputar untuk

memperbaiki sistem pembakaran dan menghapus abu dan kayu bakar

dari permukaan.

Gambar 1.1 Incinerator

Desain atau Konstruksi dari alat tersebut terdiri dari :

1. Rumah pembakaran

2. Ruang pembakaran

4. Brander

5. Penyala/pemantik

6. Fan

7. Safety device

8. Kontrol panel
13

Fungsi lain dari mesin incinerator adalah :

a) Untuk membakar minyak kotor berasal dari hasil pemisah

minyak dan air pada Oily Water Separator (OWS)

b) Pembakaran majun bekas, serbuk kayu, kertas dan lain-lain.

c) Membakar minyak lumas bekas.


14

B. KERANGKA PENELITIAN

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menuangkan pokok-pokok

pikiran kedalam sebuah kerangka berpikir yang dirangkai pada suatu skema

alur pembahasan sebagai berikut :

Masih ditemukannya laut yang


tercemar oleh sampah

Berdasarkan peraturan :
Tindakan di atas kapal:
1. Secara internasional
pencemaran laut 1. Melengkapi kapal
diatur dalam dengan incinerator.
MARPOL annex 5. 2. Menjelaskan pada
2. Dalam negeri diatur awak kapal tentang
dalam PP No.19 tahun dampak pencemaran
1999 tentang laut dan bahayanya.
pencemaran air.

Prosedur pembuangan sampah: Tindakan untuk mengurangi


1. Jarak 3 Mil dari daratan pencemaran laut:
boleh dibuang sampah 1. Memilah sampah dan
sisa-sisa makanan. membedakan sesuai
2. Jarak > 12 Mil dari prosedur pengolahan
daratan boleh dibuang sampah dalam
kertas, kain atau majun, peraturan.
metal, botol. 2. Memaksimalkan
3. Jarak > 25 Mil dari penggunaan alat-alat
daratan boleh dibuang pencegah pencemaran
dunnage, bahan-bahan di atas kapal.
tali dan packing yang
terapung.
4.

Pencemaran di laut oleh


sampah dapat dikurangi dan
terciptanya laut yang bebas
dari sampah.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan survey. Masyhuri (2008:

34) menjelaskan bahwa penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian

yang memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan,

gejala atau kelompok tertentu.

Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata–kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati.

Metode kualitatif merupakan metode mengumpulkan data sendiri dengan

mempelajari dokumen-dokumen, mengamati perilaku dan mewawancarai para

partisipan. (Moleong, 2002:3)

B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu

Untuk mendapat data-data informasi yang sehubungan dengan

permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini, penulis telah melakukan

penelitian selama penulis melaksanakan pendidikan di Politeknik Pelayaran

Surabaya dan pada saat praktek laut (PRALA) selama satu tahun dimulai pada

tanggal 13 November 2017 hingga 14 November 2018.

15
16

2. Tempat

Sedangkan tempat penelitian dilakukan adalah diatas kapal “MT. Serena

III“ pada saat penulis melakukan praktek laut (PRALA).

C. SUMBER DATA

Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting

karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan

berlangsung sampai peneiti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang

sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian.

Dari teknik pengumpulan data seperti diatas penulis berharap data yang

terkumpul akan lebih akurat karena berasal langsung dari obyek yang diteliti yaitu

prosedur pembuangan sampah yang ada di atas kapal.

Penulis mengambil objek penelitian antara lain dari.

1. Nakhoda dan Chief Officer

Nakhoda adalah pemimpin tertinggi di atas kapal dan juga sebagai

penanggung jawab manajemen di atas kapal. Selain itu pada saat pembuangan

sampah di atas kapal dan juga seluruh hal yang berkaitan dengan kegiatan kapal

tersebut harus melalui persetujuan dari Nakhoda.


17

2. ABK (Anak Buah Kapal)

Dalam hal ini anak buah kapal bagian deck dan mesin harus juga

memahami tentang prosedur pembuangan sampah yang diharuskan dalam

Marpol Annex 5.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Menurut Arifkunto,(2006: 175) teknik pengumpulan data adalah cara yang

digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam

penggunaan teknik pengumpulan data, peneliti memerlukan instrument yaitu alat

bantu agar pengerjaan pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Dokumentasi

Metode dokumentasi berarti menggunakan dokumen-dokumen kapal

sebagai sumber data dengan menggunakan dokumen. Serta dokumen yang

berbentuk tulisan seperti catatan-catatan kecil yang berupa informasi dari

narasumber di atas kapal. Sedangkan dokumen yang berbentuk gambar seperti

foto pada proses komunikasi dan lain lain. Dokumen yang berbentuk karya

misalnya. Studi dokumen merupakan pelengkap gambar tentang proses dalam

pelaksanaan kerja di atas kapal. Usaha menanggulangi masalah yang

dikemukakan penulis dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dalam penelitian kualitatif.


18

2. Observasi

Sukmadinata (2005: 220) observasi merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung.

3. Wawancara

Yaitu cara pengumpulan informasi dan data dengan menggunakan

wawancara atau dialog dengan narasumber yang ada yaitu para perwira dan

ABK di atas kapal terkait dengan pembuangan sampah di atas kapal “MT.

Serena III” dimana penulis melaksanakan praktek berlayar.

Observasi dalam penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

observasi sistematis dan non sistematis. Observasi dilakukan dengan dua cara

mengamati dan melakukan pencatatan hasil secara teliti dari gejala yang ada.

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan langkah-

langkah dalam proses pembuangan sampah di atas kapal. Selain itu untuk

mengetahui apakah awak kapal sudah menerapkan prosedur pembuangan

sampah diatas kapal sesuai dengan prosedur yang ada di Marpol Annex 5.

E. Teknik Analisis Data

Tahap menganalisis data merupakan tahap yang paling penting dan

menentukan dalam suatu penelitian. Data yang diperoleh dianalisis untuk

disederhanakan dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

Selain itu, data dimanfaatkan untuk menjawab masalah yang diajukan dalam

penelitian. Penelitian ini berlandaskan pada analisis induktif. Peneliti berusaha


19

merumuskan pernyataan atau abstraksi teoritis lebih umum yang menyatakan

induksi analisis yang menghasilkan proposisi-proposisi yang berusaha

mencakup setiap kasus yang dianalisis dan menghasilkan proposisi interaktif

universal. Salah satu ciri penting induksi analisis adalah tekanan pada kasus

negatif yang menyangkut proposisi yang dibangun peneliti. Analisis ini

dilakukan berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris

berdasarkan data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi kemudian

disusun untuk mengumpulkan data.

Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan tiga macam metode

analisis data:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data adalah

analisis untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu dan mengkoordinasikan data dengan cara sedemikian rupa

sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan pemaparan informasi yang telah disusun

secara terpadu, mudah dipahami dan memungkinan penarikan kesimpulan

dan kemungkinan adanya pengambilan suatu tindakan.


20

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Menarik simpulan menuntut kemampuan seorang peneliti dalam

menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama penelitian

berlangsung. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif yang berarti data-data yang diperoleh selama

penelitian berlangsung disusun secara sistematis dan teratur agar

diperoleh pengertian dan pemahaman tentang masalah yang diteliti

sehingga dapat menjelaskan suatu kebenaran dari data-data yang

diperoleh selama penelitian. Peneliti menganalisis data, sehingga dapat

diperoleh pembahasan mengenai masalah yang didapat. Kemudian dari

pembahasan masalah tersebut, dapat diambil kesimpulannya dan peneliti

dapat memberikan saran-saran yang diperlukan.

F. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian dalam penulisan karya tulis ini memudahkan penulis

dalam hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Rancangan penelitian ini

meliputi pengumpulan data, membahas data dan disimpulkan yang dituangkan

dalam karya tulis ini. Pada bagian ini mempersoalkan tahap-tahap penelitian yang

nantinya memberikan gambaran tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan

pengumpulan data, analisa data, sampai pada penulisan laporan. Adapun tahap-

tahap dari prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut.


21

1. Tahap pelaksanaan penelitian

a. Memilih objek penelitian

b. Memasuki lapangan

c. Mengumpulkan data

2. Analisa data

a. Memfokuskan data dengan tema penelitian

b. Mengurutkan dan mengelompokkan data

c. Menyimpulkan hasil analisa berdasarkan hipotesa

d. Menyampaikan saran-saran terhadap permasalahan tersebut yang

nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut.

Dari data-data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya. Penulis menganalisa data tersebut sehingga dapat diperoleh mengenai

pembahasan masalah-masalah yang didapat, kemudian dari pembahasan masalah

tersebut dapat diambil kesimpulannya dan penulis dapat memberikan saran-saran

yang diperlukan.
32

DAFTAR PUSTAKA

Cara Kerja Incenerator Limbah. (2011, Maret 16). Retrieved from Maritime World:

www.maritimeworld.web.id

Kuncoro, E. (2004). Akuarium Laut. Yogyakarta: Kanisius.

Kusumoprojo, W. (2009). Indonesia Negara Maritim. Jakarta: PT mizan Publika.

Lumbantobing, A. (2016, maret 30). 13 Paus sperma mati dengan lambung dipenuhi

plastik. Retrieved from liputan 6: www.liputan6.com

Musrid, S. (2003). Metode Pengumpulan Data. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia indonesia.

Pencemaran laut. (n.d.). Artikel PSDKP, pp. 1-3.

Valerina, D. (2009). Easy Green LIving. Bandung: Hikmah.

Anda mungkin juga menyukai