Makalah Psikologi Konsep Perilaku Manusi
Makalah Psikologi Konsep Perilaku Manusi
Makalah Psikologi Konsep Perilaku Manusi
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 12 :
KESEHATAN MATARAM
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah Keperawatan Medikal
Bedah tentang “Membahas Kajian Penyakit HIV/AIDS” ini dapat kami selesaikan.
Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi
pedoman di masa yang akan datang. Akhir kata kami ucapkan banyak Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….
3
BAB I
PENDAHULUAN
HIV adalah penyakit menular pembunuh nomor satu di dunia. Menurut data
dari World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan bahwa 940.000 orang
meninggal karena HIV. Ada sekitar 36,9 juta orang yang hidup dengan HIV pada
akhir tahun 2017 dengan 1,8 juta orang menjadi terinfeksi baru pada tahun 2017
secara global. Lebih dari 30% dari semua infeksi HIV baru secara global diperkirakan
terjadi di kalangan remaja usia 15 hingga 25 tahun. Diikuti dengan anak-anak yang
terinfeksi saat lahir tumbuh menjadi remaja yang harus berurusan dengan status HIV
positif mereka. Menggabungkan keduanya, ada 5 juta remaja yang hidup dengan HIV
(WHO, 2017). Pada tahun 2017, angka kejadian Infeksi HIV dan AIDS baru pada
remaja di ASIA dan Pasifik menunjukkan bahwa terdapat 250.000 remaja yang
menderita HIV dan AIDS. Infeksi HIV baru telah mengalami penurunan sebesar 14%
sejak tahun 2010. Ada penurunan 39% orang meninggal karena HIV & AIDS
(UNAIDS, 2017).
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas
di dalam makalah tentang HIV/AIDS ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian HIV/AIDS?
2. Apa bahaya HIV/AIDS?
3. Bagaimana proses penularan HIV/AIDS?
4. Bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit HIV/AIDS?
5. Bagaimana cara tes HIV?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang HIV/AIDS ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui bahaya HIV/AIDS.
3. Untuk mengetahui proses penularan HIV/AIDS. .
4. Untuk mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit
HIV/AIDS.
5. Untuk mengetahui cara tes HIV.
5
BAB II
2.1 Pengertian HIV/AIDS
HIV/AIDS HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Acquired berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan
tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti penyakit
dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti kumpulan gejala
akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita
lahir.
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita
selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah
putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala
penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV. Ketika individu sudah
tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah
masuk ke dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah,
penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
Orang yang baru terpapar HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama
kelamaan sistem kekebalan tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua
penyakit dapat masuk ke dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah
terkena AIDS.
6
belum ditemukan vaksin pencegahnya atau obat untuk penyembuhannya. Bahaya
besar penyakit HIV/AIDS di antarnya adalah:
1. Kematian
Menurut perhitungan WHO (1992) tidak kurang dari 3 orang di seluruh dunia
terkena infeksi HIV/AIDS setiap menitnya. Dan yang mengerikan adalah
jumlah penderita 70% adalah kalangan pemuda/usia produktif.
7
Orang yang hilang kepercayaan diri, banyak dijauhi orang karena penyakit
yang dideritanya ini akan menimbulkan stres yang begitu berat, jika stres yang
diderita terus dibiarkan maka akan menyebabkan kegilaan alias tidak
mempunyai kesadaran normal.
8
hari atau beberapa minggu setelah terinfeksi HIV, seseorang mungkin akan menjadi
sakit dengan gejala-gejala seperti flu, yaitu: 1. Demam; 2. Rasa lemah dan lesu; 3.
Sendi-sendi terasa nyeri.
9
Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini
sangat efektif, namun tidak mungkin dilaksanakan sebab seks
merupakan kebutuhan biologis.
Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra
seksual yang setia
dan tidak terinfeksi HIV (homogami)
Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin
Hindari hubungan seksual dengan kelompok rediko tinggi
tertular AIDS.
Tidak melakukan hubungan anogenital.
Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan
seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan
pengidap HIV.
1.2. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Darah
Darah merupakan media yang cocok untuk hidup virus AIDS.
Penularan AIDS melalui darah terjadi dengan :
Transfusi darah yang mengandung HIV.
Jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tato, tindik)
bekas pakai orang yang mengidap HIV tanpa disterilkan dengan
baik.
Pisau cukur, gunting kuku atau sikat gigi bekas pakai orang
yang mengidap virus HIV.
Langkah-langkah untuk mencegah terjadinya penularan melalui
darah adalah:
Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas
HIV dengan jalan memeriksa darah donor. Hal ini masih belum
dapat10 dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tingi serta
peralatan canggih karena prevalensi HIV di Indonesia masih
rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.
10
Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk
tidak menjadi donor darah. Apabila terpaksa karena menolak,
menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah yang dicurigai
harus di buang.
Jarum suntik dan alat tusuk yang lain harus disterilisasikan
secara baku setiap kali habis dipakai.
Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita
AIDS harus disterillisasikan secara baku.
Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan
kebiasaan penyuntikan obat ke dalam badannya serta
menghentikan kebiasaan mengunakan jarum suntik bersama.
Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable).
Membakar semua alat bekas pakai pengidap HIV.
1.3. Pencegahan Infeksi HIV Melalui Ibu
Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus
tersebut kepada janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu
bayi di dalam kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah
bayi di lahirkan. Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi
penularan hanya dengan himbauan agar ibu yang terinfeksi HIV
tidak hamil.
2. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang
Penyebaran AIDS di Indonesia (Asia Pasifik) sebagian besar adalah karena
hubungan seksual, terutama dengan orang asing. Kasus AIDS yang menimpa
orang Indonesia adalah mereka yang pernah ke luar negeri dan mengadakan
hubungan seksual dengan orang asing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
resiko penularan dari suami pengidap HIV ke istrinya adalah 22% dan istri
pengidap HIV ke suaminya adalah 8%. Namun ada penelitian lain yang
berpendapat bahwa resiko penularan suami ke istri atau istri ke suami dianggap
sama. Kemungkinan penularan tidak terganggu pada frekuensi11 hubungan
11
seksual yang dilakukan suami istri. Mengingat masalah seksual masih
merupakan barang tabu di Indonesia, karena norma-norma budaya dan agama
yang masih kuat, sebetulnya masyarakat kita tidak perlu risau terhadap
penyebaran virus AIDS. Namun demikian kita tidak boleh lengah sebab negara
kita merupakan negara terbuka dan tahun 1991 adalah tahun melewati
Indonesia. Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk mencegah
merajalelanya AIDS adalah merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan
kegiatan yang meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga
masyarakat dapat berperilaku seksual yang bertanggung jawab.
12
Lima cara pokok untuk mencegah penularan HIV (A, B, C, D, E) yaitu:
A (Abstinence) : artinya absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi
yang belum menikah.
B (Be faithful) : artinya bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak
berganti-ganti pasangan).
C (Condom) : artinya cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan
menggunakan kondom.
D (Drug No) : artinya dilarang menggunakan narkoba.
E (Education) : artinya pemberian edukasi dan informasi yang benar mengenai
HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.22 Individu dapat
mengurangi risiko infeksi HIV dengan membatasi paparan faktor risiko.
13
2) Syarat dan prosedur tes darah HIV/AIDS
Syarat tes darah untuk keperluan HIV:
a) Bersifat rahasia.
b) Harus dengan konseling pada pra tes.
c) Tidak ada unsur paksaan.
3) Tahapan tes HIV/AIDS Pre tes konseling
a) Identifikasi risiko perilaku seksual (pengukuran tingkat risiko perilaku).
b) Penjelasan arti hasil tes dan prosedurnya (positif/negatif).
c) Informasi HIV/AIDS sejelas-jelasnya.
d) Identifikasi kebutuhan pasien, setelah mengetahui hasil tes.
e) Rencana perubahan perilaku.20
4) Tes darah Elisa Hasil tes Elisa (-) kembali melakukan konseling untuk
penataan perilaku seks yang lebih aman (safer sex). Pemeriksaan diulang
kembali dalam waktu 3-6 bulan berikutnya. Hasil tes Elisa (+), konfirmasikan
dengan Western Blot.
5) Tes Western Blot Hasil tes Western Blot (+) laporkan ke dinas kesehatan
(dalam keadaan tanpa nama). Lakukan pasca konseling dan pendampingan
(menghindari emosi putus asa keinginan untuk bunuh diri). Hasil tes Western
Blot (-) sama dengan Elisa.
14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS merupakan masalah kesehatan internasional yang perlu segera
ditanggulangi. AIDS berkembang secara pandemi hampir di setiap negara di
Dunia, termasuk Indonesia.
Epidemi yang terjadi meliputi penyakit (AIDS), virus (HIV) dan
epidemi reaksi / dampak negatif diberbagai bidang seperti kesehatan, sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan, dan demografi.
Sampai saat ini obat dan vaksin untuk menaggulangi AIDS belum
ditemukan. Untuk itu alternatif lain yang lebih mendekati dalam upaya
pencegahan. Upaya pencegahan dapat dilakukan oleh semua pihak asal
mengetahui cara-cara penularan AIDS.
Penularan AIDS terjadi melalui hubungan seksual, parental dan
transplasental, sehingga upaya pencegahan perlu diarahkan untuk merubah
perilaku seksual masyarakat (terutama yang memilikiki resiko tinggi),
menghindari infeksi melalui donor darah, dan upaya pencegahan infeksi
perinatal sebelum ibu hamil. Perubahan perilaku dilakukan dengan penyuluhan
kesehatan.
B. Saran
Sebagai insan yang yang berpendidikan sudah menjadi sebuah
kewajiban untuk berpartisipasi dalam memerangi HIV/ AIDS. Untuk
memerangi hal itu dapat dimulai dari kesadaran diri sendiri untuk selalu
menjaga diri agar terhindar dari HIV/ AIDS.13
15
DAFTAR PUSTAKA
Berita AIDS III No. 3/ 1994. Berita AIDS III No. 4/1994.
Departemen Kesehatan RI ”Petunjuk Pengembangan Program Nasional
Pemberantasan dan Pencegahan AIDS, Jakarta 1992.
Syarifuddin Djalil “Pelayanan Laboratorium Kesehatan Untuk Pemeriksaan
Serologis
AIDS” AIDS; Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta 1989.
Majalah Suport No 9 / I / September 1995. Majalah Suport No 23 / II /
Desember 1996.
Majalah Suport No 25 / III / Juni 1997. Majalah Suport No 32 / IV /
Juni 1998. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia No 6 /XX / 1992.
Soemarsono “Patogenesis, Gejala klinis dan Pengobatan Infeksi HIV” AIDS;
Petunjuk
Untuk Petugas Kesehatan Departemen Kesehatan RI Jakarta 1989.
Wibisono Bing “Epidemologi AIDS” AIDS; Petunjuk Untuk Petugas
Kesehatan RI Jakarta 1989
16