Makalah Kelompok 3 Konsep Pendapatan
Makalah Kelompok 3 Konsep Pendapatan
Makalah Kelompok 3 Konsep Pendapatan
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
HENDORIS ( 2161201012 )
MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Karakteristik Pendapatan
Dari definisi dan teori pendapatan menurut para ahli diatas, dapat diketahui
1. Aliran masuk atau kenaikan aset adalah jumlah aset baru yang diterima dari
konsumen, aliran dari dana konsumen, kenaikan laba ekonomi, laba penjualan
aset.
2. Kegiatan yang mempresentasi operasi utama atau sentral yang terus menerus
hasil penjualan barang atau jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama
perusahaan.
hanya sebagai pengukur, tetapi bukan pendapatan itu sendiri. Produk fisik
merupakan aliran masuk aset (unit moneter) dan hal tersebut berkaitan dengan
kedalam system pembukuan. Satuan moneter yang paling objektif adalah jika
jumlah rupiah tersebut merupakan hasil transaksi atau pertukaran antara pihak
independen.
pendapatan merupakan konsep yang bersifat generik dan mencakupi semua pos
*PENGUKURAN PENDAPATAN
Pengukuran Pendapatan
perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh
dalam suatu periode akuntansi yang diakui sesuai dengan prinsip umum.
tertentu”.
penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .1. No. 2 Maret 2017 70
Menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009 :568) ada lima dasar pengukuran
1. Cost Historis (historical cost), yaitu harga tunai ekuivalen yang dipertukarkan
untuk barang atau jasa pada tanggal perolehan atau akuisisi. Pada dasar
pengukuran ini, aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (setara kas) atau sebesar
nilai wajar imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada data
perolehan.
yang akan dibayarkan sekarang untuk membeli atau mengganti jenis barang
atau jasa yang sama yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan
3. Nilai Pasar Terkini (current market value), merupakan harga tunai ekuivalen
yang dapat diperoleh dengan menjual suatu aktiva dan likuidasi yang
4. Nilai Bersih yang Dapat Direalisasi (net realisable value), merupakan jumlah
kas yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan dari hasil pertukaran aktiva
bersih yang dapat direalisasi sama dengan harga jual dikurangi dengan biaya-
aktiva yang dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih dimasa depan yang
didiskontokan ke nilai dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam
pelaksanaan usaha.
penjualan jasa adalah bila suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi
3. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal.
4. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima.”
Standar Akuntansi Keuangan (2012 :23.6) adalah jumlah pendapatan yang timbul dari
suatu nilai transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dengan
pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Ekonomi Volume .1. No. 2 Maret 2017 71
imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon
dagang dan rabat volume yang diperoleh perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut
berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas
ang diterima atau dapat diterima. Namun bil arus masuk dari kas atau setara kas di
tangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dan jumlah nominal dari
Nilai wajar yang dimaksud dalam PSAK No.23 paragraf ke 23 (Revisi 2012) adalah
jumlah suatu aset dipertukarkan atau liabilitas diselesaikan antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.
dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan.
2. Proses Realisasi Pendapatan (Realization Process) Proses Realisasi Pendapatan adalah proses
pendapatan yang diterima setelah produk atau jasa dikerjakan dan terealisasi melalui penjualan
langsung maupun kontrak penjualan. Jika kontrak penjualan dilakukan sebelum produksi barang
atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan, karena proses perhimpunan pendapatan
belum terjadi.
*PENGAKUAN PENDAPATAN
Prinsip dari pengakuan modal terletak pada pendapatan yang dianggap dapat terealisasikan atau
dianggap dapat menghasilkan. Dengan begitu, ada kemungkinan manfaat pengakuan pendapatan
ini di masa yang akan datang memengaruhi keberhasilan dari perusahaan. Sederhananya,
pengakuan pendapatan adalah kondisi pengakuan atas penjualan barang atau jasa baik sebelum
realisasi atau setelah penyerahan.
Berdasarkan (PSAK 23) PSAK Pendapatan adalah arus masuk atas bruto yang didaparkan dari
manfaat ekonomi dan timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode. Sehingga arus
kas masuk itu mengakibatkan adanya kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari penanaman
modal.
Oleh karena itu, dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan terbagi menjadi 2, yakni:
1. Pendapatan yang dapat direalisasikan atas barang atau jasa yang dapat ditukar atau
dikonversikan dengan kas maupun klaim atas kas (piutang)nya.
2. Pendapatan yang menghasilkan ke dalam sebuah entitas bersangkutan, sehingga
pekerjaan yang sudah dikerjakan mendapatkan hak atas manfaat yang dimiliki oleh
pendapatannya seperti pengerjaan dan penerimaan lama yang sudah selesai.
Dalam prinsipnya, pengakuan pendapatan pun harus dapat memenuhi kriteria pendapatan,
sehingga pendapatan tersebut dapat diakui. Berikut ini ada 4 pendapatan yang sudah diakui
dalam prinsip tersebut, di antaranya:
Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan (tanggal penyerahan ke
pelanggan).
Pendapatan dari pemberian jasa diakui saat jasa sudah diberikan dan bisa ditagih.
Pendapatan dari memperbolehkan pihak lain untuk menerapkan aktiva perusahaan,
seperti bunga, sewa, dan royalty, diakui layak dengan berlalunya waktu atau pada saat
aktiva tersebut diterapkan.
Pendapatan dari penjualan aktiva kecuali produk diakui pada tanggal penjualan.
Ada kasus yang mana terjadi penyimpangan penjualan pada pengakuan pendapatan. Berikut ini
alasan yang biasanya muncul dari terjadinya penyimpangan:
1. Pengakuan penjualan lebih awal (recognize earlier), sehingga terdapat tingkat kepastian
yang tinggi tentang jumlah pendapatan yang telah dibuat.
2. Memberikan penangguhan pengakuan, apabila ada tingkat ketidakpastian mengenai
jumlah pendapatan. Baik itu biaya yang cukup tinggi atau penjualan yang bukan menjadi
penyelesaian utama dalam menciptakan laba.
Pendapatan dari kegiatan penjualan atau pabrikasi biasanya diakui pada saat penyerahan atau
penjualan (point of sale). Akan tetapi terdapat 3 kondisi yang dapat memunculkan permasalahan,
yakni:
Apabila terdapat perjanjian yang berisi tentang pembelian kembali dengan harga tertentu yang
mana harga ini bisa menutup segala biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang terkait,
maka persediaan dan kewajiban yang diberikan harus tetap ada pada pembukuan penjual.
Artinya, tidak terjadi transaksi penjualan.
Terdapat 3 cara pengakuan pendapatan alternatif apabila penjual menanggung risiko kepemilikan
yang berkepanjangan sebab pengembalian produk dalam akuntansi, yakni:
Penjualan yang tidak tercatat sehingga seluruh hak retur habis masa berlakunya.
Penjualan tercatat, namun mengurangi penjualan dengan estimasi retur di masa depan.
Penjualan dicatat serta memperhitungkan retur ketika terjadinya penjualan.
Jadi, bila suatu perusahaan memasarkan produknya namun memberikan hak kepada pembeli
untuk mengembalikan produk tersebut, maka pendapatan dari penjualan ini akan diakui pada saat
penjualan hanya ketika seluruh 6 keadaan ini terpenuhi:
1. Harga yang konsisten terhadap pembeli atau ditetapkan pada tanggal penjualan.
2. Telah terjadinya pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual atau adanya
kewajiban dan keharusan untuk melakukan pembayaran. Kewajiban tersebut tidak
tergantung pada penjualan kembali pada produk tersebut.
3. Kewajiban pembeli kepada penjual tidak berubah apabila terjadi kerusakan bahkan
pencurian atas produk yang dibeli.
4. Pembeli yang mendapatkan produk untuk dipasarkan kembali memiliki substansi
ekonomi yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual.
5. Penjual tidak memiliki kewajiban atas performa produk di masa yang akan datang yang
secara langsung bisa saja menyebabkan penjualan kembali produk itu oleh pembeli.
6. Jumlah retur di masa depan sudah dapat diestimasi secara pantas.
Trade loading adalah praktik yang mencoba menampilkan penjualan, laba, dan pangsa pasar
yang sebenarnya tidak pernah mereka miliki. Perusahaan meminta kepada para pedagang besar
yang menjadi pelanggan mereka untuk membeli lebih banyak produk daripada yang bisa mereka
jual kembali dengan cepat.
Sedangkan channel stuffing adalah praktik yang sama namun dilakukan dalam industri perangkat
lunak komputer. Jadi, hal ini dilakukan ketika sebuah produsen perangkat lunak ingin
meningkatkan pemasukan secara licik. Oleh karena itu, kedua praktik ini tidak boleh dilakukan.
Dalam dunia akuntansi terdapat 2 cara yang berbeda untuk kontrak konstruksi jangka panjang
yang telah diakui oleh akuntan profesional, yakni:
Metode yang satu ini akan diterapkan apabila estimasi progres, pendapatan, dan tarif telah sesuai
dan seluruh persyaratan berikut ini terpenuhi, di antaranya:
Dalam kontrak tertulis dengan jelas telah memastikan hak yang bisa dipaksakan
pelegalannya mengenai barang atau jasa yang akan diberikan dan diterima oleh pihak
yang terlibat dalam kontrak tersebut, imbalan yang akan dipertukarkan, metode dan
syarat penyelesaiannya.
Pembeli dapat memenuhi segala kewajiban yang ada di dalam kontrak yang sudah
disepakati.
Kontraktor pun harus memenuhi kewajiban kontraktualnya.
Metode pengakuan pendapatan dapat dilakukan ketika kondisi kontrak kerjasama telah usai
dengan syarat-syarat berikut ini:
Ukuran Masukan
Mengakui pendapatan, biaya, dan laba kotor sesuai dengan tercapainya arah penyelesaian
kontrak jangka panjang. Untuk menggunakan cara ini, ada standar untuk menilai kemajuan ke
arah penyelesaian pada waktu interim tertentu. Metode untuk menilai tingkat kemajuan
penyelesaian adalah sebagai berikut ini:
Metode Biaya ke Biaya: Metode ini merupakan metode yang cukup sering digunakan
untuk mengukur suatu masukan. Berdasarkan metode ini, tingkat penyelesaian ditetapkan
dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan taksiran terkini mengenai
jumlah sempurna dari tarif yang diharapkan untuk bisa menyelesaikan suatu proyek.
Persentase yang dibuat adalah hasil dari perbandingan antara biaya yang telah
dikeluarkan dengan jumlah keseluruhan biaya yang diharapkan lalu dikalikan dengan
laba bersih yang diinginkan dari proyek tersebut.