LAPORAN KASUS KB PIL Salinan Bu HJ Reni

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. I KB PIL KOMBINASI

DI PUSKESMAS CILAMAYA

KARAWANG TAHUN 2023

OLEH :

RENI RAHAYUNINGSIH

NIM 220705161

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2023

1
LAPORAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. I PIL KB KOMBINASI

DI PUSKESMAS BPS RENI

KARAWANG TAHUN 2023

Diajukan sebagai salah satu Syarat untuk Menyelesaikan

Program Profesi Kebidanan

OLEH :

RENI RAHAYUNINGSIH

NIM : 220705161

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

TAHUN 2023

2
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. I KB PIL KOMBINASI


DI PUSKESMAS CILAMAYA
KAB KARAWANG TAHUN 2023

Telah disetujui, diperiksa, Dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing

(Rahayu Khairiah, SKM., M.Keb)

3
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Stase KB

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY I KB PIL KOMBINASI


DI PUSKESMAS CILAMAYA
KARAWANG TAHUN 2023

Pada
10 Januari 2023

Pembimbing Penguji I
Profesi kebidanan

(Rahayu Khairiah, SKM., M.Keb) (


NIDN: NIDN:

4
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb.
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
kehendak-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Tugas yang bejudul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY. I DI PUSKESMAS CILAMAYA TAHUN 2023”.
Dalam penyusunan Laporan Kasus, penulis banyak mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, M.PdKetua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, KetuaSekolah Tinggi Ilmu


Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Maryani.M.Keb. Kaprodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
4. Rahayu Khairiah, SKM, M,Keb sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis
dalam melakukan perbaikan- perbaikan..

5. Suami dan anak- anak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan laporan.

Selain itu, penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam Menyusun
Asuhan Kebidanan ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari Asuhan
Kebidanan ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepadap pihak-pihak yang
telah membantu selama proses penyusunan Asuhan ini.
Wassalamu’alaikum.wr.wb.

Karawang, Januari 2023

Penyusun

5
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang…………………………………………………… 8
B. Tujuan…………………………………………………………… 9
C. Manfaat penulis ………………………………………………….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana …………………………………………….. 10
B. Kontrasepsi ……………………………………………………. 12
C. PIL Kombinasi ………………………………………………… 13
BAB III TINJAUAN KASUS ………………………………………………. 15
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………….. 22
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………………… 23
B. SARAN ………………………………………………………... 23
DAFTAR PUSTAKA ..…………………………………………………….. 24

6
DAFTAR LAMPIRAN

Lembar Informed Consent

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Situasi KB di Indonesia sesuai dengan UU RI Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan, pada pasal 78 disebutkan bahwa pemerintah
bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan,
alat dan obat dalam memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat (Kemenkes,2012)

Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur


kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas. Pengaturan kehamilan dalam Program
KB dilakukan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Data SDKI (2012)
menunjukkan tren Prevalensi penggunaan Kontrasepsi atau Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) di Indonesia sejak 1991-2012 meningkat. Tren ini
menggambarkan bahwa meningkatnya cakupan wanita usia 15-49 tahun
yang melakukan KB sejalan dengan menurunnya angka fertilitas
nasional(Depkes RI, 2014)

Pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur) yang
merupakan peserta KB baru, dan hampir separuhnya (48,56%)
menggunakan kontrasepsi suntikan. KB aktif secara nasional sebesar
75,83%. Terdiri dari KB Intra Uterine Device (IUD) sebanyak 658.632 2
(7,75%), KB Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 128.793 (1,52%),
KB Metode Operasi Wanita (MOP) sebanyak 21.374 (0,25%), KB
Kondom sebanyak 517.638 (6,09%), KB Implan sebanyak 784.215
(9,23%), KB Pil sebanyak 2.261.480 (26,60%). Dan KB Suntikan
sebanyak 4.128.115 (48,56%) (Depkes RI, 2014)

8
Menurut data badan statistic Provinsi Jawa Barat tahun 2017 di
kabupaten Karawang terdapat PUS ( pasangan Usia Subur ) sebanyak
487.962 dengan target ber KB sebesar 341.575. dari jumlah ini 50,78 %
PUS menggunakan alat kontrasepsi suntik, akseptor pil sebanyak 24,96 %,
kondom 1,93 %, MOW 2,83 %, MOP 0,49 %, IUD 5,31 % dan Implant
sebanyak 8,98 % ( statistic jawabarat 2017)

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan asuhan


kebidanan kepada Ny I dengan Akseptor Keluarga Berencana PIL
Kombinasi di Puskesmas Cilamaya Tahun 2023.

B. Tujuan
a. TujuanUmum
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan aseptor baru KB PIL di Puskesmas Cilamaya
dengan penggunaan pendekatan managemen asuhan kebidanan sesuai
dengan wewenang bidan.
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny I
di Puskesmas Cilamaya.
2. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang dilakukan
secara SOAP pada Ny I sebagai aseptor KB PIL di
Puskesmas Cilamaya.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi institusi
Sebagai bahan masukan institusi terkait dalam
pengembangan program pendidikan dapat memberikan pelayanan
kebidanan yang actual dan professional pada masyarakat
2. Bagi Profesi
Memberi masukan dalam upaya mengembangkan asuhan
kebidanan pada akseptor KB Pil Kombinasi

9
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Keluarga Berencana (KB)


a. Definisi
Keluarga berencana (KB) didefinisikan oleh WHO sebagai,
cara berpikir dan hidup yang diadopsi secara sukarela, berdasarkan
pengetahuan, sikap dan keputusan yang bertanggung jawab oleh
individu dan pasangan, dalam rangka meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan kelompok keluarga dan dengan demikian
berkontribusi secara efektif terhadap pembangunan sosial suatu
negara (Kathpalia, 2018).
Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-undang (UU)
No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8) adalah upaya untuk mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, kehamilan, melalui
promosi perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Kemenkes RI,
2018).
Dalam pelaksanaannya, sasaran pelaksanaan program KB
yaitu Pasangan Usia Subur (PUS). Pasangan usia subur adalah
pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah,
yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun
(Kemenkes RI, 2018).
b. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB0
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu membentuk keluarga
kecil sesuai dengan sosial ekonomi keluarga dengan cara mengatur
kelahiran anak untuk mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu menjarangkan, menunda dan 2
menghentikan kehamilan untuk menurunkan angka kelahiran,
menyelamatkan ibu dan bayi akibat melahirkan pada usia muda,

10
jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
(Hartanto, 2015)
c. Manfaat keluarga berencana / KB
Keluarga berencana merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu
Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering
melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, 6 dan Terlalu tua
melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga
bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul
rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin (Kemenkes
RI, 2018).
Keluarga berencana juga merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan,
dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB
meliputi penyediaan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi
keluarga untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta
kapan akan berhenti mempunyai anak (Kemenkes RI, 2018).
Keuntungan keluarga berencana selain berkontribusi pada
kesehatan serta mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
dengan kontrasepsi juga dapat mencegah penularan penyakit
seksual dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Kathpalia,
2018).
d. Sasaran program keluarga berencana / KB
Sasaran langsung dari program KB adalah PUS yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran
tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan
tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai

11
keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera (Kemenkes RI,
2018).
B. Kontrasepsi
a. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
yang matang pada wanita dan sel sperma pada pria yang
mengakibatkan kehamilan. Maksut dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
(Farida , 2017).
Teknik yang digunakan dapat berupa alat, obat, cara
perhitungan atau pengamatan dan operasi. Hal tersebut dilakukan
untuk menjarangkan (spacing) dan membatasi (limitation)
kehamilan (Kemenkes RI, 2018).
b. Macam-macam metode kontrasepsi
Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut:
dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu
kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak
menimbulkan gangguan sewaktu koitus, tidak memerlukan
motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat
diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangskutan.
Sampai saat ini belum ada cara kontrasepsi yang benar-benar ideal
untuk digunakan (Prawihardjo & Winknjosastro, 2011).
Terdapat beberapa alat kontrasepsi menurut Prawihardjo &
Winknjosastro (2011) yang dapat digunakan antara lain :
a. Kontrasepsi non hormonal :
1) Sanggama Terputus (Koitus Interuptus)
2) Pembilasan Pascasanggama (Postcoital Douche)
3) Perpanjangan Masa Menyusui Anak (Prolonged Lactation)
4) Pantang Berkala (Rhythm Metbod)

12
5) Kondom
6) Diafragma Vaginal
7) Kontrasepsi dengan Obat-Obat Spermitisida
b. Kontrasepsi hormonal
1) Kontrasepsi Pil
2) Kontrasepsi Implant
3) Kontrasepsi Suntik
c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
d. Kontrasepsi Mantap (KONTAP)
C. Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil merupakan kontrasepsi hormonal yang berbentuk
tablet berisi hormon estrogen dan progesterone (Anggraini, 2012).
Cara kerjanya dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan
lendir serviks (Handayani, 2010).
Kontrasepsi hormonal oral ada beberapa jenis yaitu :
1) Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK)
Kontrasepsi oral kombinasi adalah tablet berisi hormon estrogen
dan progesteron yang mempunyai kelebihan mudah dihentikan setiap
saat dan kesuburan cepat kembali (Handayani, 2010).
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil oral kombinasi
adalah mual, muntah, pusing, perdarahan pervaginam, spotting
/perdarahan bercak pada 3 bulan pertama, nyeri pada payudara
(Sulistyawati, 2013).
a. Manfaat Pil Kombinasi adalah:
1. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari dengan
waktu yang tepat (1 kehamilan per 100 perempuan dalam
tahun pertama penggunaan)
a) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
b) Tidak mengganggu hubungan seksual
c) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid

13
d) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan
patuh dan teratur dalam mengkonsumsi pil (Rahayu dan
Prijatni, 2016).

2. Cara kerja kontrasepsi pil kombinasi antara lain:

a) Menghambat ovulasi Komponen estrogen menghambat


sekresi follicle stimulating hormone (FSH) sehingga
pertumbuhan folikel tertekan sementara progesterone
terutama menghambat lonjakan luteinzing hormone
(LH) juga menghambat ovulasi.
b) Mengubah mukus servik Mukus menjadi lebih
sedikit, kental dan selular dengan daya regang yang
rendah sehingga transportasi dan penetrasi sperma
terganggu.
c) Mencegah implantasi Endometrium menjadi atrofi
dan tidak reseptif terhadap implantasi. Pembentukan
pembuluh darah berkurang, produksi prostaglandin
uterotonik dan vasoaktif menurun sehingga pada
pemakai oral kombinasi withdrawal bleeding 7
menjadi lebih sedikit dan kurang nyeri (Rahayu dan
Prijatni, 2016)
2) Mini pil
Mini pil adalah pil kontrasepsi berisi hormon progestin
saja. Mini pil mempunyai kelebihan yaitu tidak mempengaruhi Air
Susu Ibu (ASI) karena kadar gestagen dalam ASI sangat rendah,
kesuburan cepat kembali, nyaman dan mudah digunakan, sedikit
efek samping (Anggraini, 2012).
Kelemahannya yaitu dapat menyebabkan perubahan pola
haid, mengalami pertambahan dan pengurangan berat badan, harus
diminum pada waktu yang sama setiap hari, ketidakteraturan
minum pil akan menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan
(Handayani, 2010).

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Hormonal

NO. REGISTER : 58334/I/Puskesmas/2023

TANGGAL PENGKAJIAN : 10-01-2023

TEMPAT PENGKAJIAN : Puskesmas Cilamaya

DATA SUBYEKTIF

A. IDENTITAS

Nama Ibu : Ny Ikah Nama Suami : Tn Hamid

Umur : 36 tahun Umur : 38 tahun

Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : indonesia

Agama : islam Agama : islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan :Ibu rumah tangga Pekerjaan : Buruh

Alamat Kantor : Alamat Kantor :

AlamatRumah : Desa Tegalwaru Rt 04/02, Kecamatan Cilamaya wetan

B. ANAMNESA

1. Kunjungan saat ini :

- Kunjungan pertama : Tidak

- Kunjungan ulang : Ya

15
- Keluhan : Selama menggunakan suntik ibu mengatakan tidak
menstruasi, ibu mengatakan ingin mentruasi

2. Riwayat Perkawinan

Kawin 1 kali, kawin pertama umur 20 tahun, dengan suami sekarang 16


tahun

3. Riwayat Mensturasi

Menarce umur 13 tahun, siklus 28 hari, teratur / tidak.Lamanya 5 hari,


sifat darah: encer , Bau. Dismenorhoe : tidak, Banyaknya 100 cc

Hari pertama haid terakhir tanggal : pasti, lamanya : 5 hari, banyaknya :


100 cc

Jumlah Anak : Dua

4. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan

n Pasang Lepas
o Met Tan Petugas Temp Ketera Met Tan Petu Tem Ketera
ode ggal at ngan ode ggal gas pat ngan
1 Sunt juni Reni Puske
ik 2017 Rahayun smas
KB ingsih Cilam
aya

5. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah/ sedang di derita ibu dan keluarga : ibu tidak
mempunyai penyakit kronis dan tidak mempunyai penyakit keturunan

b.Tekanan darah tinggi : Tidak

c. Apakah pernah operasi besar : Ya

d. Pernah TVD/EP, menderita TVD : Tidak

16
e. Penyakit stoke : Tidak

f. Penyakit jantung : Tidak

g. Penyakit kolesterol : Tidak

h. Migrain (sakit kepala sebelah : Tidak

i. Penyakit kuning : Tidak

j. Postpartum sampai dengan 6 minggu : Tidak

k. Riwayat penyakit ginekologi : Tidak Ada

6. Kanker payudara : Tidak Ada

7. Kanker Serviks : Tidak

8. Keadaan psiko social spiritual : Baik

a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : Ibu Mengerti

b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang di pakai : Ibu Mengerti

c. Dukungan suami/ keluarga : Baik

d. Merokok : Tidak

DATA OBYEKTIF

1.Keadaan umum : Baik


2. Baik kesadaran : Compos metis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda Vital
 Tekanan darah : 100/70 mmhg
 Denyut Nadi : 80 x /menit
 suhu : 36,5
 Pernafasan : 22 x/mnt

17
 TinggiBadan : 155cm
 Berat Badan : 60 kg
5. Pemeriksaan Fisik
 Kepala : rambut panjang, kulit kepala bersih, tidak ada
nyeri tekan serta tidak ada benjolan
 leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
vena jungularis
 wajah Pucat : Tidak pucat, tidak ada kelainan, tidak ada oedema
 Mata : Konjungtiva : Merah muda

Scelera : sklera tidak ikterus

 Dada
Payudara : simestris kanan kiri, puting susu menonjol.

Pembesaran : tidak ada pembesaran

Rasa nyeri : tidak ada

 Abdomen

Benjolan : Tidak ada benjolan

Pembesaran hepar : Tidak ada

 Ekstremitas bawah

Varices : tidak ada

 Pemeriksaan penunjang

HCG : Negatif

Pemeriksaan Penunjang lainnya :

18
ASSESMEN

Diagnosa : Ny. I umur 36 Tahun dengan KB pil kombinasi

PLANNING

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik.
(ibu mengerti)
2. Menjelaskan manfaat dari pil KB kombinasi memiliki efektifitas yang tinggi
( ibu mengerti )
3. Menjelaskan efek samping pil KB mual, muntah, pusing, perdarahan
pervaginam, spotting /perdarahan bercak pada 3 bulan pertama, nyeri pada
payudara. (ibu mengerti)
4. Menjelaskan cara meminum pil KB setiap hari dan diminum secara teratur.
(ibu mengerti)
5. Memberikan penkes bila ibu lupa minum pil, dihari berikutnya minum 2 pil
dan selanjutnya minum 1 pil secara teratur (ibu mengerti)
6. Memberikan informed concen ( ibu menyetujui)
7. Melakukan Dokumentasi

19
Dokumentasi asuhan kebidanan KB dalam bentuk pathway

Nama : Reni Rahayuningsih


Tanggal Pengkajian : 10 Januari 2023
Jam : 09.00 WIB
Kunjungan : Ulang
Tempat Pengkajian : Puskesmas Cilamaya

PATHWAY KB

Nama : Ny I

Umur : 36 Tahun

Akseptor KB PIL Kombinasi

Tanda / Gejala / keluhan secara


teori : Tanda / Gejala / keluhan yang
dialami pasien
Kontrasepsi pil merupakan  ibu mengatakan
Patofisiologi (Sesuai Tanda /
kontrasepsi hormonal yang ingin menggunakan
Gejala / keluhan yang dialami
berbentuk tablet berisi hormon alat kontrasepsi yang
pasien)
tidak
estrogen dan progesterone
Keluarga Berencana (KB) memperngaruhi haid
(Anggraini, 2012). nya setiap bulan
menurut Undang-undang (UU)
 tidak memiliki
No. 52 tahun 2009 pasal 1 (8) penyakit apapun
adalah upaya untuk mengatur  pemeriksaan fisik
kelahiran anak, jarak dan usia normal
 ku baik
ideal melahirkan, kehamilan,
 ttv normal
melalui promosi perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan
keluarga yang berkualitas
(Kemenkes RI, 2018).

20
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :

1. agar ibu tenang mengetahui hasil


Asuhan yang diberikan pemeriksaan dan merupakan hak
memberikankonseling prokonsepsi kepada dari pasien
ibu dan suami mengenai : 2. agar ibu lebih tepat memilih
dangan mengetahui efe samping
1. Memberitahu hasil pemeriksaan
dari kontrasepsi yang di inginkan
kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan 3. agar tepat minum pil dan tidak
baik. (ibu mengerti) terlewat
4. supaya tidak terjadi kegagalan kb
2. Menjelaskan efek samping pil KB. (ibu
5. Untuk mendapatkan persetujuan
mengerti) tindakan pemberian pil KB
3. Menjelaskan cara meminum pil KB. 6. sebagai bukti kuat untuk
perlindungan hukum
(ibu mengerti)
4. Memberikan penkes bila ibu lupa
minum pil. (ibu mengerti)
5. Memberikan informed concen
6. Melakukan Dokumentasi

Evaluasi asuhan yang diberikan :

Ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan

21
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB pil pada


Ny. I dengan menerapkan manajemen kebidanan, maka penulis akan membahas
serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan yang
terjadi saat memberikan asuhan.
Sewaktu melakukan kunjunga, ibu mengaku telah mendapatkan informasi
tentang Keluarga Berencana dari petugas kesehatan dan sudah tau bahwa pil
kombinasi memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas
tubektomi), bila digunakan setiap hari dengan waktu yang tepat, Efek samping
yang sering dirasakan pengguna pil oral kombinasi adalah mual, muntah, pusing,
perdarahan pervaginam, spotting /perdarahan bercak pada 3 bulan pertama, nyeri
pada payudara (Sulistyawati, 2013). dan cara menggunakan pil KB kombinasi di
minum setiap hari secara teratur sehingga dapat digunakan sesuai dengan keadaan
ibu untuk menjarangkan anak.
Pada tanggal 10 Januari 2023 Ny. I ingin memakai alat kontrasepsi KB
PIL Kombinasi karena lebih praktis dan tidak mengganggu kesuburan dan ibu
sudah mengetahui efek samping dari pemakaian KB PIL Kombinasi.
Kontrasepsi oral kombinasi adalah tablet berisi hormon estrogen dan
progesteron yang mempunyai kelebihan mudah dihentikan setiap saat dan
kesuburan cepat kembali (Handayani, 2010). dalam hal ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek karena ibu ingin yang tidak terlalu
berpengaruh terhadap kesuburannya.

Kelebihan KB PIL Kombinasi yaitu tidak mengganggu hubungan seksual,


efektifitas tinggi dan resiko terhadap kesehatan kecil, siklus haid menjadi teratur.
( Saefudin,2016), dari kelebihan pil kombinasi tersebut sesuai dengan keinginan
klien yang ingin haid teratur, artinya tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek dilapangan.

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Telah dilaksanakan asuhan kebidanan akseptor KB PIL pada Ny. I di

Puskesmas Cilamaya Tahun 2023 sesuai dengan SOAP.

2. Telah dilakukan pendokumentasian asuhan kebidanan KB PIL pada Ny.I di

Puskesmas Cilamaya Pada Tanggal 10 Januari 2023

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada tugas kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan

kemauan masyarakat khususnya untuk ibu melakukan program keluarga

Berencana (KB) terutama dengan kontrasepsi hormonal jangka panjang.

2. Diharapkan kepada institusi agar meningkatkan dan mengembangkan

asuhan kebidanan keluarga berencana (KB).

23
DAFTAR PUSTAKA

Badan Puasat Statistik. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Umur. Jakarta: BPS Indonesia. 2014 2. Infodatin. Situasi dan Analisis Keluarga

Berencana. Jakarta Selatan: Kemenkes RI. 2014 3. Kemenkes RI. Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta: Kemenkes RI. 2017

http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1013/1/LTA.pdf

http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7850/1/HANNA%20YULI.pdf

Kemenkes RI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia.Jakarta:

Kemenkes RI __________. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI

Saifuddin. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Bina

Pustaka.

Suratun, 2018. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Trans Info media.

24

Anda mungkin juga menyukai