LAPORAN KASUS KB PIL Salinan Bu HJ Reni
LAPORAN KASUS KB PIL Salinan Bu HJ Reni
LAPORAN KASUS KB PIL Salinan Bu HJ Reni
DI PUSKESMAS CILAMAYA
OLEH :
RENI RAHAYUNINGSIH
NIM 220705161
TAHUN 2023
1
LAPORAN
OLEH :
RENI RAHAYUNINGSIH
NIM : 220705161
TAHUN 2023
2
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
Pembimbing
3
LEMBAR PENGESAHAN
Tugas Stase KB
Pada
10 Januari 2023
Pembimbing Penguji I
Profesi kebidanan
4
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas
kehendak-Nya, Penulis dapat menyelesaikan Tugas yang bejudul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY. I DI PUSKESMAS CILAMAYA TAHUN 2023”.
Dalam penyusunan Laporan Kasus, penulis banyak mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, M.PdKetua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
5. Suami dan anak- anak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyusunan laporan.
Selain itu, penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam Menyusun
Asuhan Kebidanan ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para
pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari Asuhan
Kebidanan ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepadap pihak-pihak yang
telah membantu selama proses penyusunan Asuhan ini.
Wassalamu’alaikum.wr.wb.
Penyusun
5
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang…………………………………………………… 8
B. Tujuan…………………………………………………………… 9
C. Manfaat penulis ………………………………………………….. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana …………………………………………….. 10
B. Kontrasepsi ……………………………………………………. 12
C. PIL Kombinasi ………………………………………………… 13
BAB III TINJAUAN KASUS ………………………………………………. 15
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………….. 22
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………………………………………… 23
B. SARAN ………………………………………………………... 23
DAFTAR PUSTAKA ..…………………………………………………….. 24
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada tahun 2013 ada 8.500.247 PUS (Pasangan Usia Subur) yang
merupakan peserta KB baru, dan hampir separuhnya (48,56%)
menggunakan kontrasepsi suntikan. KB aktif secara nasional sebesar
75,83%. Terdiri dari KB Intra Uterine Device (IUD) sebanyak 658.632 2
(7,75%), KB Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 128.793 (1,52%),
KB Metode Operasi Wanita (MOP) sebanyak 21.374 (0,25%), KB
Kondom sebanyak 517.638 (6,09%), KB Implan sebanyak 784.215
(9,23%), KB Pil sebanyak 2.261.480 (26,60%). Dan KB Suntikan
sebanyak 4.128.115 (48,56%) (Depkes RI, 2014)
8
Menurut data badan statistic Provinsi Jawa Barat tahun 2017 di
kabupaten Karawang terdapat PUS ( pasangan Usia Subur ) sebanyak
487.962 dengan target ber KB sebesar 341.575. dari jumlah ini 50,78 %
PUS menggunakan alat kontrasepsi suntik, akseptor pil sebanyak 24,96 %,
kondom 1,93 %, MOW 2,83 %, MOP 0,49 %, IUD 5,31 % dan Implant
sebanyak 8,98 % ( statistic jawabarat 2017)
B. Tujuan
a. TujuanUmum
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan aseptor baru KB PIL di Puskesmas Cilamaya
dengan penggunaan pendekatan managemen asuhan kebidanan sesuai
dengan wewenang bidan.
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny I
di Puskesmas Cilamaya.
2. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang dilakukan
secara SOAP pada Ny I sebagai aseptor KB PIL di
Puskesmas Cilamaya.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi institusi
Sebagai bahan masukan institusi terkait dalam
pengembangan program pendidikan dapat memberikan pelayanan
kebidanan yang actual dan professional pada masyarakat
2. Bagi Profesi
Memberi masukan dalam upaya mengembangkan asuhan
kebidanan pada akseptor KB Pil Kombinasi
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
10
jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
(Hartanto, 2015)
c. Manfaat keluarga berencana / KB
Keluarga berencana merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu
Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering
melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, 6 dan Terlalu tua
melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain itu, program KB juga
bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul
rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin (Kemenkes
RI, 2018).
Keluarga berencana juga merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan,
dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB
meliputi penyediaan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi
keluarga untuk dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak,
berapa jumlah anak, berapa tahun jarak usia antara anak, serta
kapan akan berhenti mempunyai anak (Kemenkes RI, 2018).
Keuntungan keluarga berencana selain berkontribusi pada
kesehatan serta mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
dengan kontrasepsi juga dapat mencegah penularan penyakit
seksual dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Kathpalia,
2018).
d. Sasaran program keluarga berencana / KB
Sasaran langsung dari program KB adalah PUS yang
bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran
tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan
tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai
11
keluarga yang berkualitas dan keluarga sejahtera (Kemenkes RI,
2018).
B. Kontrasepsi
a. Definisi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau
melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
yang matang pada wanita dan sel sperma pada pria yang
mengakibatkan kehamilan. Maksut dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut
(Farida , 2017).
Teknik yang digunakan dapat berupa alat, obat, cara
perhitungan atau pengamatan dan operasi. Hal tersebut dilakukan
untuk menjarangkan (spacing) dan membatasi (limitation)
kehamilan (Kemenkes RI, 2018).
b. Macam-macam metode kontrasepsi
Kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat sebagai berikut:
dapat dipercaya, tidak menimbulkan efek yang mengganggu
kesehatan, daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan, tidak
menimbulkan gangguan sewaktu koitus, tidak memerlukan
motivasi terus menerus, mudah pelaksanaannya, murah harganya
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dapat
diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangskutan.
Sampai saat ini belum ada cara kontrasepsi yang benar-benar ideal
untuk digunakan (Prawihardjo & Winknjosastro, 2011).
Terdapat beberapa alat kontrasepsi menurut Prawihardjo &
Winknjosastro (2011) yang dapat digunakan antara lain :
a. Kontrasepsi non hormonal :
1) Sanggama Terputus (Koitus Interuptus)
2) Pembilasan Pascasanggama (Postcoital Douche)
3) Perpanjangan Masa Menyusui Anak (Prolonged Lactation)
4) Pantang Berkala (Rhythm Metbod)
12
5) Kondom
6) Diafragma Vaginal
7) Kontrasepsi dengan Obat-Obat Spermitisida
b. Kontrasepsi hormonal
1) Kontrasepsi Pil
2) Kontrasepsi Implant
3) Kontrasepsi Suntik
c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
d. Kontrasepsi Mantap (KONTAP)
C. Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil merupakan kontrasepsi hormonal yang berbentuk
tablet berisi hormon estrogen dan progesterone (Anggraini, 2012).
Cara kerjanya dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan
lendir serviks (Handayani, 2010).
Kontrasepsi hormonal oral ada beberapa jenis yaitu :
1) Kontrasepsi Oral Kombinasi (KOK)
Kontrasepsi oral kombinasi adalah tablet berisi hormon estrogen
dan progesteron yang mempunyai kelebihan mudah dihentikan setiap
saat dan kesuburan cepat kembali (Handayani, 2010).
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil oral kombinasi
adalah mual, muntah, pusing, perdarahan pervaginam, spotting
/perdarahan bercak pada 3 bulan pertama, nyeri pada payudara
(Sulistyawati, 2013).
a. Manfaat Pil Kombinasi adalah:
1. Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai
efektivitas tubektomi), bila digunakan setiap hari dengan
waktu yang tepat (1 kehamilan per 100 perempuan dalam
tahun pertama penggunaan)
a) Risiko terhadap kesehatan sangat kecil
b) Tidak mengganggu hubungan seksual
c) Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid
berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri haid
13
d) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan
patuh dan teratur dalam mengkonsumsi pil (Rahayu dan
Prijatni, 2016).
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
DATA SUBYEKTIF
A. IDENTITAS
B. ANAMNESA
- Kunjungan ulang : Ya
15
- Keluhan : Selama menggunakan suntik ibu mengatakan tidak
menstruasi, ibu mengatakan ingin mentruasi
2. Riwayat Perkawinan
3. Riwayat Mensturasi
n Pasang Lepas
o Met Tan Petugas Temp Ketera Met Tan Petu Tem Ketera
ode ggal at ngan ode ggal gas pat ngan
1 Sunt juni Reni Puske
ik 2017 Rahayun smas
KB ingsih Cilam
aya
5. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/ sedang di derita ibu dan keluarga : ibu tidak
mempunyai penyakit kronis dan tidak mempunyai penyakit keturunan
16
e. Penyakit stoke : Tidak
d. Merokok : Tidak
DATA OBYEKTIF
17
TinggiBadan : 155cm
Berat Badan : 60 kg
5. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut panjang, kulit kepala bersih, tidak ada
nyeri tekan serta tidak ada benjolan
leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan
vena jungularis
wajah Pucat : Tidak pucat, tidak ada kelainan, tidak ada oedema
Mata : Konjungtiva : Merah muda
Dada
Payudara : simestris kanan kiri, puting susu menonjol.
Abdomen
Ekstremitas bawah
Pemeriksaan penunjang
HCG : Negatif
18
ASSESMEN
PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu dalam keadaan baik.
(ibu mengerti)
2. Menjelaskan manfaat dari pil KB kombinasi memiliki efektifitas yang tinggi
( ibu mengerti )
3. Menjelaskan efek samping pil KB mual, muntah, pusing, perdarahan
pervaginam, spotting /perdarahan bercak pada 3 bulan pertama, nyeri pada
payudara. (ibu mengerti)
4. Menjelaskan cara meminum pil KB setiap hari dan diminum secara teratur.
(ibu mengerti)
5. Memberikan penkes bila ibu lupa minum pil, dihari berikutnya minum 2 pil
dan selanjutnya minum 1 pil secara teratur (ibu mengerti)
6. Memberikan informed concen ( ibu menyetujui)
7. Melakukan Dokumentasi
19
Dokumentasi asuhan kebidanan KB dalam bentuk pathway
PATHWAY KB
Nama : Ny I
Umur : 36 Tahun
20
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
21
BAB IV
PEMBAHASAN
22
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Badan Puasat Statistik. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Umur. Jakarta: BPS Indonesia. 2014 2. Infodatin. Situasi dan Analisis Keluarga
http://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1013/1/LTA.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7850/1/HANNA%20YULI.pdf
Kementerian Kesehatan RI
Pustaka.
24