CBR Bimbingan Konseling
CBR Bimbingan Konseling
CBR Bimbingan Konseling
(HIDIR EFENDI)
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya, sehingga Critical Book Review ini dapat terselesaikan. Critical Book Review ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah profesi kependidikan dengan judul “KONSEP DASAR
BIMBINGAN DAN KONSELING”.
Dari awal pengerjaan hingga selesainya Critical Book Review ini, penulis mendapati
beberapa kesulitan dan permasalahan. Namun berkat kesabaran, ketekunan, dan bantuan dari
teman-teman, orang tua dan semua pihak maka akhirnya penulis dapat menyelesaikan Critical
Book Review ini sebagaimana mestinya.
Penulis berharap pembuatan Critical Book Review ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
maupun kepada pembaca pada umumnya. Penulis juga menyadari bahwa penulisan Critical Book
Review ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharap kritik yang membangun dan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI…......................................................................................................... ii
BAB 1 : PENDAHULUAN...............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................ 1
B. TUJUAN........................................................................................................ 1
C. MANFAAT.................................................................................................... 1
BAB 2 : ISI BUKUA. IDENTITAS BUKU....................................................................................... 2
A. KEUNGGULAN BUKU................................................................................. 16
B. KELEMAHAN BUKU.................................................................................... 16
BAB 4 : PENUTUP.........................................................................................................................
A. KESIMPULAN............................................................................................. 17
B. SARAN........................................................................................................ 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan resensi buku bukan adalah laporan yang bertujuan untuk mengetahui isi
buku, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi, dan analisis) kita
mengenai keunggulan dan kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut dan
bagaimana isi buku tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir kita dan menambah
pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tertentu. Sehingga laporan resensi buku
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mencari kelebihan dan kelemahan buku.
Materi yang akan dikritik mengenai dasar-dasar bimbingan dan konseling.
Diharapkan dengan adanya laporan resensi buku ini, mahasiswa dapat menambah
pemahaman tentang materi ini dan mampu berpikir lebih kritis maupun sistematis,
sehingga untuk kedepannya mahasiswa sebagai calon guru dapat mengaplikasikan materi
ini di lapangan atau setelah menjadi guru.
B. TUJUAN
Adapun tujuan critical book ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi
buku, menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya.
C. MANFAAT
Manfaat dari penulisan laporan Critical Book Review ini adalah untuk lebih
memahami apa itu bimbingan dan konseling serta untuk menambah pengetahuan
bagaimana mengkritik sebuah buku dengan baik.
BAB II
1
ISI BUKU
A. IDENTITAS BUKU
Buku Utama
ISBN : 978-979-518-830-8
2
Buku Pembanding
ISBN : 978-979-29-3862-3
B. RINGKASAN BUKU UTAMA
Bab 1
Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk membangun manusia Indonesia
yang seutuhnya dan untuk membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini
selain untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi
(termasuk didalamnya globalisasi) terutama sekali adalah untuk mengembangkan manusia
Indonesia sesuai dengan hakikat kemanusiaannya.
Hakikat kemanusiaan dapat ditinjau dari keempat dimensi kemanusiaannya, yaitu :
3
• Dimensi kesusilaan (moralitas)
Bab 2
sejumlah masalah yang dialami oleh seorang individu (atau kelompok, keluarga, lembaga).
Masalah-masalah tersebut dapat berkenaan dengan berbagai aspek
perkembangan dan kehidupan individu dalam kaitannya dengan keempat dimensi
kemanusiaannya. Kasus seperti itu diharapkan kepada konselor agar permasalahannya
dapat diatasi sehingga individu yang menanggungnya terbebas dari permasalahan tersebut
beserta akibat-akibatnya. Untuk menangani kasus, konselor perlu memiliki wawasan,
pemahaman dan penyikapan terhadap kasus yang dihadapinya. Pertama-tama konselor
harus menyadari bahwa kasus-kasus yang ditanganinya adalah kasus-kasus yang bebas dari
masalah criminal ataupun perdata yang penanganannya harus melalui
peradilan pidana atau perdata. Konselor juga tidak menangani kasus-kasus yang
berkenaan dengan keadaan sakit ataupun ketidaknormalan jasmani dan rohani. Lebih jauh,
dalam menghadapi kasus tersebut, konselor tidak memandang ringan ataupun beratnya
kasus tersebut; setiap kasus akan ditangani dengan serius dan bersemangat.
Bab 3
Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia
memiliki pengertian yang khas. Bimbingan adalah proses pemberian layanan yang diberikan
seorang ahli kepada individu dengan menggunakan berbagai prosedur, cara dan bahan agar
individu tersebut mampu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.
Sedangkan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang didasarkan pada
prosedur wawancara konseling oleh seseorang ahli (disebut konselor) kepada individu
(disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.
4
Untuk pengertian konseling sering digunakan istilah penyuluhan, padahal istilah
penyuluhan telah terlanjur digunakan untuk secara luas di tengah masyarakat dengan
pengertian yang tidak terlalu relevan dengan makna konseling yang sebenarnya. Untuk
tidak menimbulkan kerancuan istilah profesiona di bidang bimbingan dan konseling, dan
sekaligus untuk memurnikan pengertian konseling itu sendiri, maka istilah yang hendaknya
dipakai dalam pengembangan dan gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia adalah
istilah konseling.
Bab 4
Pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan sejumlah landasan, yaitu sebagai
berikut :
• Landasan filosofis
Pemikiran filosofis menuntut konselor bekerja secara cermat, tepat, dan
bijaksana. Pemikiran filosofis yang selalu terkait dengan layanan bimbingan dan
konseling terutama adalah tentang hakikat manusia dan tujuan serta tugas
kehidupan manusia.
• Agama
Kemuliaan manusia sebagaimana yang ditunjukkan dalam kaidah agama harus
dikembangkan dan dimuliakan. Segala tindakan dan kegiatan bimbingan dan
konseling harus selalu diarahkan pada tujuan pemuliaan kemuliaan manusia itu. Hal
itu tidak berarti bahwa konselor secara langsung memanfaatkan unsur ataupun
kaidah-kaidah agama tertentu untuk menonjolkan warna agama sebagai
• Sosial budaya
5
Bimbingan dan konseling yang hendak dikembangkan adalah bimbingan untuk
seluruh rakyat Indonesia daj kebhinekaan budaya yang ada di dalamnya. Oleh
sebab itu pelayanan bimbingan dan konseling seharusnya tidak dibeda-bedakan
untuk semua klien dari latar belakang social budaya yang berbeda-beda sekalipun.
semakin menjadi besar dan kokoh serta selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu
teknologi yang semakin pesat.
• Pedagogis
Secara mendasar bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk
pendidikan. Demikianlah, proses bimbingan dan konseling adalah proses
pendidikan yang menekankan pada kegiatan belajar dan sifat normative. Tujuan-
tujuan bimbingan dan konseling memperkuat tujuan-tujuan pendidikan dan
menunjang program-program pendidikan secara menyeluruh.
6
Bab 5
Bab 6
Orientasi bimbingan dan konseling mengacu pada pusat perhatian atau titik berat
pandangan konselor dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Orientasi
perorangan berarti pusat perhatian dan titik berat pelayanan bimbingan dan konseling
diarahkan kepada orang perorang sasaran pelayanan. Demikian pula dalam format layanan
kelompok, titik berat layanan tetap diarahkan kepada sasaran layanan secara individual.
Individu-individu yang sejak awal dan sampai akhirnya menerima layanan dan sampai
akhirnya menerima manfaat dari layanan itu. Kondisi kelompok justru dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kesuksesan layanan yang terarah kepada individu-individu anggota
kelomok, tanpa mengurangi arti dan kepentingan kelompok itu secara keseluruhan.
Bab 7
Beberapa jenis layanan dan kegiatan bimbingan konseling adalah sebagai berikut,
yaitu :
I. Layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
7
dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak belakang dari pemahaman bahwa
saat memasuki lingkungan baru bagi seorang individu bukanlah hal yang mudah.
Ibarat kata adalah jika seseorang baru pertama kali dating ke sebuah kota besar,
maka dia berada dala posisi “buta”; buta tentang arah yang akan dituju, buta akan
jalanan dan buta akan banyak hal tentang kota yang baru didatanginya. Akibat dari
kebutaan ini akan tersesat dan bias tidak mencapai apa yang hendak ditujunya.
Demikian juga bagi siswa baru di sekolah, ataupun
bagi orang-orang yang baru memasuki dunia kerja, mereka belum banyak mengenal
tentang lingkungan yang akan dilaluinya. Maka dari itu diperlukan layanan
orientasi.
Demikian juga untuk penyaluran bakat yang lebih lanjut, sekolah penyediaan
jurusan-jurusan dan program-program khusus pendidikan dan latihan.
8
atau rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu : (a)
lebih meluas inilah yang paling menjadi perhatian semua pihak berkenaan dengan
layanan kelompok itu. Apalagi pada zaman yang menekankan perlunya efisiensi,
perlunya perluasan pelayanan jasa yang mampu menjangkau lebih banyak
konsumen secara tepat dan cepat, layanan kelompok akan semakin menarik.
Bab 8
Diyakini bahwa pelayanan bimbingan dan konseling adalah suatu profesi yang diyakini
dapat memenuhi ciri-ciri dan persyaratan tersebut. Namun berhubung dengan
perkembangannya yang masih tergolong baru, terutama di Indonesia, dewasa ini
pelayanan bimbingan dan konseling belum mencapai persyaratan yang diharapkan itu.
Sebagai profesi yang handal, bimbingan dan konseling masih perlu dikembangkan,
9
bahkan diperjuangkan. Pengembangan profesi bimbingan dan konseling antara lain
melalui (a) standarisasi untuk kerja professional konselor, (b) standarisasi penyiapan
konselor, (c) akreditasi, (d) stratifikasi dan lisensi, (e) pengembangan organisasi profesi.
10
C. RINGKASAN BUKU PEMBANDING
Bab 1
Dengan berkembangnya IPTEK dengan sangat cepat, maka setiap individu dituntut
untuk menyikapi dengan cepat dan tepat segala efek negative yang akan ditimbulkan,
baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Apalagi dengan perkembangan, jarak,
dan ruang bukan lagi menjadi penghambat untuk mengetahui tentang apa yang sedang
terjadi di berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu peranan layanan bimbingan dan konseling
sangat dibutuhkan sebagai sarana dalam membantu peserta didik agar tidak salah dalam
menyikapi perkembangan dunia yang semakin canggih. Peserta didik disini bukan hanya
dalam artian murid dalam pendidikan formal namun juga dalam istilah
nonformal yaitu di lingkungan dan ruang lingkup keluarga.
Dengan kurang optimalnya pelayanan bimbingan konseling, maka seringlah terjadi
tawuran, penganiayaan kepada guru, penggunaan obat-obatan terlarang, pesta minuman
keras dan sebagainya. Oleh karena itu kita perlu memahami manfaat pentingnya
layanan bimbingan dan konseling diselenggarakan dengan baik oleh guru baik di dalam
pendidikan formal maupun nonformal.
Bab 2
Guru mata pelajaran memiliki tiga peran yang harus dijalankan saat melaksanakan
tugasnya, yaitu sebagai pendidik, pengajar, dan pembimbing. Sebagai pendidik, guru
bertugas lebih dari hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran tapi lebih dari itu,
mengajarkan sikap, nilai-nilai kehidupan, moral, dan sebagainya. Guru sebagai pengajar
mempunyai tugas untuk menyalurkan atau mentransfer ilmu yang dia miliki
kepada peserta didik sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dia miliki. Dan guru
sebagai pembimbing memiliki tugas sebagai fasilitator siswa untuk memberikan
pengarahan, bimbingan, bantuan secara individu maupun secara kelompok. Landasan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling bagi guru juga merupakan factor yang perlu
diperhatikan agar saat guru melakukan layanan bimbingan dan konseling dapat berlangsung
baik saat didalam kelas, maupun saat diluar kelas. Adapun beberapa landasan pelaksanaan
bimbingan dan konseling tersebut adalah :
• Landasan filosofi
Landasan filosofi merupakan landasan yang memberi arahan dan pemahaman
11
khusus dalam melaksanakan setiap kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Landasan ini berkenaan dengan hakikat filosofis manusia. Tanpa mengetahui
hakikat manusia, layanan ini tidak akan berjalan dengan optimal. Oleh karena itu
setiap layanan bimbingan konseling harus memperhatikan landasan filosofis ini
dengan sungguh-sungguh
• Landasan psikologis
Manusia terus berkembang dan mengalami perubahan secara bertahap sehingga
• Landasan pedagogis
• Landasan religius
Landasan hal religius dalam layanan bimbingan dan konseling difokuskan ke dalam
3 hal pokok yaiu (a) manusia sebagai mahluk Tuhan (b) sikap yang mendorong
perkembangan kehidupan manusia berjalan kea rah dan sesuai
12
dengan kaidah-kaidah agama. (c) upaya yang memungkinkan perkembangan dan
dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya.
Bab 3
Bab 4
Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sesuai dengan kemajuan jaman, begitu
pula dengan bimbingan dan konseling.
Bab 5
13
Sebagai pengajar, guru berperan memberikan transfer ilmu pengetahuan kepada
seluruh peserta didiknya tanpa pilih kasih ataupun diskriminasi. Sebagai pendidik, guru
harusnya menampilkan individunya sebagai contoh bagi tiap anak didiknya. Namun
peran guru sebagai pembimbing, belum sepenuhnya dilakukan guru dalam lingkungan
kelas maupun luar kelas. Kebanyakan guru berpersepsi bahwa tugas membimbing adalah
tugas guru bimbingan dan konseling.
Bab 6
Perkembangan peserta didik tak terlepas dari pengaruh lingkungan, baik dalam bentuk
fisik, psikis, maupun social. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan banyak mempengaruhi gaya hidup. Apabila
perubahan itu sulit untuk diprediksi, atau diluar keterjangkauan kemampuan, maka
masalah-masalah tersebut yang akan memunculkan penyimpangan penyimpangan.
Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan
perkembangan tersebut diantaranya : pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat,
pertumbuhan kota, kesenjangan ekonomi, dan perubahan struktur masyarakat. Upaya
penangakalan ataupun pencegahan perilaku yang tidak diharapkan adalah
dengan mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka dengan sangat baik.
Upaya ini merupakan garapan bimbingan layanan dan konseling yang harus dilakukan
secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta factor yang
mempengaruhinya.
Bab 7
Salah satu fenomena yang banyak terjadi saat ini adalah perkelahian antar warga
masyarakat. Hal ini nampaknya menjadi sebuah budaya masyarakat dalam rangka
memperjuangkan rasa solidaritasnya terhadap kelompoknya. Perkelahian antarmasyarakat
terus terjadi secara bergantian di seluruh wilayah NKRI. Marak pula
budaya tawuran antarpelajar di berbagai kota dengan tidak memikirkan risiko yang akan
terjadi jika terjadi sesuatu yang membuat orang lain yang tak berdosa menjadi korban luka-
luka, bahkan sampai meninggal dunia.
Bab 8
14
Salah satu kegiatan yang harus dibuat dalam perencanaan adalah membuat RPPBK
yang dibuat guru sesuai dengan pertemuan. Tujuannya adalah untuk memahami hakikat
RPPBK, memahami prosedur pengembangan RPPBK, dan melalui latihan yang dapat
mengembangkan RPPBK untuk satu topic layanan. Dalam batasan ilmiah RPPBK merupakan
rincian program BK yang berisi kompetensi/tujuan yang akan dicapai, materi, strategi, dan
evaluasi yang akan dilaksanakannya dalam memberikan suatu layanan bimbingan kepada
konseli (peserta didik). RPPBK merupakan saah satu bentuk dari program BK, disamping
program lainnya yang merupakan persiapan konselor yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.
15
BAB III
PEMBAHASAN
A. KEUNGGULAN BUKU
Dalam buku utama yang saya bahas, lebih membahas tentang bimbingan dan
konseling yang lebih mendalam daripada buku pembanding yang dibahas. Buku utama yang
saya bahas lebih menekankan tugas, hakikat, fungsi, dan hal lain tentang
bimbingan konseling yang lebih jelas dibandingkan dengan buku pembanding yang saya
bahas. Dari segi pilihan bahasa yang digunakan buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
oleh Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti lebih menggunakan bahasa yang
lugas yang dapat dipahami dengan lebih baik saat membaca.
B. KELEMAHAN BUKU
Kelemahan buku utama yang saya bahas adalah dimana sedikitnya peran pendapat
ahli dalam pengambilan teori didalam buku ini. Sehingga terkesan banyak diambil dari
pemikiran penulis sendiri. Sementara itu kelemahan buku Bimbingan dan Konseling oleh Dr.
H. Sutirna, M.Pd. adalah tidak focus pada subjek contohnya. Di beberapa bagian buku ini
mengambil subjek pada pendidikan dasar, di bagian lain subjek yang dibahas pada buku ini
membahas tentang anak di pendidikan menengah. Pembahasan yang ada dalam buku ini
juga terkesan hanya pada luarnya saja. Tidak terlalu mendalam, dan terkesan agak bertele-
tele.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat kita simpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada peserta didik agar memperoleh pandangan ataupun gambaran mengenai masa
depan yang lebih baik dengan proses yang dilakukan secara individu ataupun kelompok
(tergantung masalah) yang bertujuan agar menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih
efektif tentu dengan cara yang terbaik. Lingkungan berperan
besar dalam pembentukan perilaku. Hakikat, fungsi, dan juga tujuan menentukan
layanan bimbingan dan konseling berlangsung dengan baik atau tidak.
16
B. SARAN
Sebagai calon pendidik yang baik, hendaklah kita mengetahui definisi dari apa yang
akan kita lakukan dan akan kita ajarkan kedepannya. Terutama tentang factorfaktor,
hakikat, tujuan dan pengaruh layanan bimbingan dan konseling agar semakin memahami
dan menguasai hal-hal yang berkenaan dengan bimbingan dan konseling.
17
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno., dan Erman Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
iii