Remaja Pemuda Teladan - 28 Juli 2021

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

TEMA : MENJADI REMAJA PEMUDA TELADAN

YANG DIPAKAI TUHAN

Susunan acara :
1. SALAM PEMBUKA
2. LAGU
3. PERKENALAN
4. LAGU
5. RENUNGAN + DOA
6. LAGU
7. TANYA JAWAB
8. LAGU
9. TANYA JAWAB
10. LAGU
11. KESIMPULAN
12. KATA PENUTUP

Catatan : dapat berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi

TANYA JAWAB

1. Apa peran utama remaja pemuda dalam keluarga ?


2. Seberapa besar peran remaja pemuda dalam kehidupan bergereja ?
3. Apa tugas dan tanggung jawab gereja dalam pembinaan remaja pemuda ?
4. Apa saja program dan kegiatan KPRP ?
5. Tantangan Remaja Pemuda Masa Kini
6. Tokoh Muda Yang Dipakai Tuhan Secara Luar Biasa
7. Ayat Alkitab Untuk Anak Muda Milenial
8.
TANTANGAN REMAJA PEMUDA MASA KINI

A. Semakin Terasing
Di film, TV, dan majalah, kaum muda digambarkan selalu dikelilingi sekelompok
teman yang bersahabat sejak masa sekolah sampai dewasa. Bagi sebagian besar
remaja kenyataannya tidak seperti itu. Peneliti Barbara Schneider dan David
Stevenson, yang menganalisis wawancara dengan ribuan anak muda di Amerika
Serikat, mendapati bahwa ”relatif sedikit siswa yang secara konsisten memiliki sahabat
karib yang sama atau sekelompok kecil sahabat seiring dengan berlalunya waktu”.
Banyak anak muda ”tidak mempunyai hubungan dekat dengan orang lain dan tidak
mempunyai banyak sahabat yang nyaman diajak bicara tentang berbagai masalah atau
diajak berbagi ide”, kata Schneider dan Stevenson. Kalaupun punya sahabat, para
remaja tampaknya tidak banyak waktu untuk digunakan bersama. Sebuah penelitian
besar-besaran di Amerika Serikat mendapati bahwa kebanyakan remaja menggunakan
kira-kira 10 persen dari waktu mereka untuk bertemu langsung dengan teman-teman,
namun hingga 20 persen dari waktu mereka digunakan seorang diri—lebih banyak
dibanding waktu bersama keluarga atau teman. Mereka makan sendirian, bepergian
sendirian, mencari hiburan sendirian.
Tren mengasingkan diri ini bertambah parah seiring dengan maraknya peralatan
elektronik. Misalnya, pada tahun 2006, majalah Time melaporkan bahwa anak-anak
muda di Amerika antara usia 8 dan 18 tahun menggunakan, rata-rata, enam setengah
jam sehari dengan mata terpaku pada TV, telinga disumbat earphone, atau tangan
memegang joystick video-game atau papan ketik komputer. Tentu saja, generasi ini
bukan yang pertama menghabiskan waktu berjam-jam untuk menikmati musik atau
bermain game. (Matius 11:16, 17) Namun, banyaknya jumlah waktu yang sekarang
digunakan bersama peralatan elektronik ketimbang untuk berinteraksi dengan keluarga
bisa merusak. Peneliti Schneider dan Stevenson mengatakan, ”Anak muda melaporkan
bahwa mereka memiliki harga diri yang lebih rendah, lebih tidak bahagia, lebih sedikit
menikmati apa yang sedang mereka lakukan, dan merasa kurang aktif sewaktu berada
sendirian.”

B. Keluarga yang Berantakan


Anak muda di Amerika Serikat telah mengalami pesatnya perubahan-perubahan
struktur keluarga dan bergesernya nilai-nilai. ”Dalam beberapa dekade belakangan ini,
ada beberapa perubahan demografi besar yang berpengaruh langsung atas kehidupan
para remaja,” kata buku The Ambitious Generation—America’s Teenagers, Motivated
but Directionless. ”Keluarga Amerika rata-rata semakin kecil, maka para remaja
kemungkinan besar mempunyai lebih sedikit kakak adik. Dengan terus meningkatnya
angka perceraian, semakin banyak anak menghabiskan sebagian masa kanak-kanak
mereka bersama orang tua tunggal. Dan, ada lebih banyak ibu dari anak-anak di bawah
usia delapan belas tahun yang harus bekerja, sehingga lebih kecil kemungkinannya ada
orang dewasa di rumah.”

C. Belajar menghargai otoritas


Anak muda cenderung ingin hidup bebas, tidak mau mendengar nasihat atau
teguran dari orang lain karena merasa dirinya sudah dewasa dan mampu memutuskan
sendiri apa yang baik buat dirinya. Bahkan karena merasa terlalu ditekan, banyak yang
sampai merasa perlu memberontak, hingga menyebabkan hidupnya jadi tidak
terkendali, dan akhirnya terjatuh dalam dosa atau terbentur pada pengalaman yang
tidak menyenangkan dalam kehidupan mereka. Agar hidup lebih terkendali dan terarah,
ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk menghargai otoritas yang dimiliki oleh
setiap orang muda: Mencari Allah dan menaati-Nya dalam segala hal (Pkh. 12:1),
menghormati orangtuanya (Ef. 6:1-3), serta menaati hukum dan pemerintah (Rm. 13:1),
jangan ikut-ikutan dengan mereka yang melakukan kejahatan (Kel. 23:2). Ini adalah
tantangan untuk menaklukkan ke-aku-an yang kental pada diri anak muda.
D. Belajar bertanggung jawab
Seorang gadis muda yang belajar bekerja di rumah, akan memetik manfaatnya
kelak pada saat mereka hidup mandiri atau menjadi seorang istri, dan kemudian
seorang ibu, dalam mengurus rumah tangga mereka sendiri. Seorang pria muda yang
belajar bekerja juga akan sangat terbantu pada saat harus terjun ke masyarakat,
bekerja dan menjadi pemimpin bagi keluarga mereka sendiri. Pemuda-pemudi di gereja
yang giat belajar membantu pekerjaan kudus, kelak akan sanggup menerima tongkat
estafet kepemimpinan gereja dan mampu memikul tanggung jawab mengembangkan
pekerjaan kudus yang diletakkan di pundak mereka.
Cara belajar paling efektif ialah dengan menuruti nas Alkitab ini: Segala sesuatu
yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak
ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke
mana engkau akan pergi (Pkh. 9:10), dan: Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan (Rm. 12:11). Ini adalah tantangan
untuk memunculkan sifat-sifat terbaik dalam diri kaum muda.

E. Terus meningkatkan pengetahuan


Saat ini kemajuan di segala bidang berkembang begitu luar biasa. Apabila kita tidak
mengejar pendidikan dan pengetahuan yang lebih baik, tentu kita akan menghadapi
kesulitan pada saat masuk dalam kehidupan di masyarakat, baik dalam pekerjaan
ataupun adaptasi dengan perubahan pesat peradaban. Oleh karena itu, banyak waktu
dihabiskan oleh masyarakat sekarang ini untuk mencapai taraf pengetahuan yang lebih
tinggi sehingga orang sering kali lupa akan kehidupan rohani mereka. Kepada orang
semacam ini Tuhan Yesus bertanya, "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia
tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti
nyawanya?". Tidaklah salah jika kita mengejar pengetahuan duniawi karena kita
memerlukan pengetahuan tersebut untuk bisa bertahan hidup, namun kita juga tidak
boleh lupa mengejar pengetahuan rohani. Bagaimanapun, kehidupan rohani jauh lebih
penting, karena membuat kita tahu bagaimana menjalani kehidupan yang dikenan
Tuhan.
Untuk itu kita bisa belajar kepada Ezra, seorang pemimpin yang membantu
pembangunan kembali tembok kota Yerusalem yang telah runtuh dan terbakar: Sebab
Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar
ketetapan dan peraturan di antara orang Israel (Ezr. 7:10) Dikatakan bahwa "Ezra telah
bertekad", artinya Ezra telah mempersiapkan hatinya untuk mengenal Tuhan dan
kehendak-Nya, juga untuk meneliti Taurat Tuhan. Meneliti firman Tuhan dalam
kehidupan kita sebagai anak-anak muda yang masih berstatus sebagai pelajar
sangatlah penting, karena kita diharuskan mempelajari banyak sekali buku ilmu
pengetahuan yang isinya mungkin bertentangan dengan iman dan kepercayaan kita
sebagai umat Kristen. Kalau kita tidak memahami firman Tuhan dengan benar, maka
tidak tertutup kemungkinan kita bisa terbawa oleh arus dunia. Dan seperti Ezra yang
bertekad untuk melakukan firman Tuhan serta membagikannya kepada orang lain, kita
pun berharap dan berusaha agar di mana pun kita berada kita bisa mengeluarkan
keharuman Kristus dan menjadi saksi-Nya. Ini adalah tantangan untuk menjaga
keseimbangan diri di tengah pertunjukan akrobat kehidupan yang penuh bahaya.
F. Belajar menolak keinginan duniawi yang bertentangan dengan kehendak
Tuhan
Orang muda senang hidup dalam sukacita dan kegembiraan, tetapi firman Tuhan
dalam Pengkhotbah 11:9 mengingatkan, "Bersukarialah, hai pemuda, dalam
kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan
hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah
akan membawa engkau ke pengadilan!" Perkembangan teknologi yang semakin pesat
dari hari ke hari memberikan tantangan hidup yang semakin besar pula kepada para
anak muda. Godaan dan cobaan yang harus dihadapi semakin besar dan semakin
dekat, "mengintip di depan pintu; ...sangat menggoda..., tetapi [kita] harus berkuasa
atasnya" (Kej. 4:7).
Ada satu nasihat Rasul Paulus kepada Timotius yang masih muda yang juga sangat
berguna bagi kaum muda di zaman ini: "Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal
yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan,
dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang
mulia. Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan
damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang
murni" (2Tim. 2:21-22). Nasihat ini mendorong setiap anak muda agar dapat bertekad
untuk menjadi seperti Daniel dan juga Yusuf yang hidup kudus di hadapan Tuhan. Dan
orang-orang seperti itulah yang kelak akan menjadi alat-alat yang akan dipakai untuk
setiap pekerjaan mulia-Nya di dunia ini. Ini adalah tantangan untuk menjadi semakin
dan semakin baik lagi di mata Tuhan dan manusia.

G. Bertekad untuk bertumbuh secara rohani


Secara fisik maupun mental, seorang remaja akan terus bertumbuh menuju
kedewasaan. Tetapi kedewasaan rohani tidak terjadi dengan sendirinya melainkan
harus diusahakan dengan cara menjaga hubungan dengan Tuhan melalui ibadah,
pembacaan Alkitab, berdoa, dan melakukan pekerjaan kudus di tengah-tengah
kesibukan dunia; setiap saat mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Sama
seperti air, pupuk, dan sinar matahari membuat sebatang pohon tumbuh besar dan
mampu bertahan melewati musim yang terus berganti, demikian pula ibadah, Alkitab,
doa, dan pelayanan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh rohani setiap anak muda
untuk dapat bertahan dalam dunia yang ganas ini, seperti tertulis dalam Efesus 4:12-16:
Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi
pembangunan tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan
pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-
anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan
palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh
berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke
arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, - yang rapi
tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan
kadar pekerjaan tiap-tiap anggota - menerima pertumbuhannya dan membangun
dirinya dalam kasih.
TOKOH MUDA YANG DIPAKAI TUHAN SECARA LUAR BIASA

1. Gideon
Bisakah Anda berpikir tentang seseorang yang paling tidak berkualitas daripada
Gideon? Yang mengaku dia adalah suku yang terkecil dari suku-suku Israel? Allah tahu
hal itu, dan Dia tidak mencari yang kuat dan berkuasa atau yang cakap berbicara. Ia
memanggil yang terkecil di mata dunia agar Dial ah yang paling dimuliakan.
Jangan pernah berpikir bahwa Allah memperhitungkan potensi dengan ukuran atau
kekuatan. Dia melihat hati (1 Samuel 16: 7). Tiga ratus orang Gideon, yang terdiri dari
petani dan gembala menghadapi 135 ribu tentara Midian. Karena Gideon taat, Tuhan
memberi kemenangan.

2. Daud
Daud disebut sebagai seorang yang berkenan dihati Allah (Kisah Para Rasul 113: 22),
namun nyatanya dia adalah seorang pezinah dan pembunuh. Untungnya, seperti
tulisan pemazmur, bahwa Allah tidak berurusan dengan kita sesuai dengan dosa-dosa
kita, atau membalas kita sesuai dengan kejahatan kita (Mazmur 103: 10). Allah
memulihkan Raja Daud setelah dia mengungkapkan doa pertobatannya.
“Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku
menurut rahmat-Mu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan
tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazmur 51: 1-2)
Daud yang dulunya hanyalah seorang gembala yang rendah hati diangkat Allah
menjadi raja atas Israel.
 
3. Musa
Banyak tokoh-tokoh Alkitab berasal dari latar belakang seorang pembunuh, seperti
halnya Musa, yang harus menjalani hidup setelah membunuh seorang warga Mesir dan
seorang gembala yang berkelana selama 40 tahun di padang gurun. Musa juga bukan
ahli komunikasi seperti apa yang dia katakana kepada Tuhan, “Ah, Tuhan, aku ini
tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hama-
Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
Tuhan memilih Musa meskipun Dia tahu bahwa laki-laki ini tidak memiliki kemampuan
untuk menjalankan perintah seperti yang disuruhkan kepada-Nya. Dari latar belakang
pembunuh, lalu melarikan diri, kemudian kembali ke Mesir dan dipilih untuk memimpin
bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan. Itulah yang dilakukannya.

4. Rasul Paulus
Menganiaya umat Tuhan adalah tugas terbesar seorang Paulus di masa lalu. Sebelum
menjadi Paulus, namanya adalah Saulus yang artinya perusak. Hingga pada suatu hari
saat dia tengah dalam perjalanan menuju Damsyik untuk menganiaya umat Tuhan di
sana, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi Dia (Kisah Para Rasul 9:1-3).
Matanya dibutakan, dan akhirnya melihat kembali. Dari pengalaman itu, dia bertobat
dan memberi dirinya untuk melayani Tuhan dan mengganti namanya menjadi Paulus
yang berarti kecil atau rendah hati. Paulus adalah bapa penginjil yang paling
berpengaruh dalam kekristenan karena pelayanan dan pengorbanannya yang luar
biasa kepada Tuhan.

 5. Yeremia
Saat Yeremia dipanggil oleh Allah, dia masih sangat muda. Dia mulai mencari alasan
bahwa dirinya tidak layak dengan berkata, “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak
pandai berbicara, sebab aku ini masih muda (Yeremia 1: 6)”. Ya, dalam pikiran kita dia
mengatakan hal yang jujur karena siapa yang mungkin mau mendengarkan dia
berbicara sebab pada masa itu orang muda tidak memiliki ruang untuk berbicara.
6. Timotius
a. Timotius Menerima Panggilan Tuhan Sebagai Misi Dalam Usia Muda.
Menurut penafsir Timotius menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan
memutuskan menjadi hamba Tuhan dalam usia sekitar 15 tahun.
b. Timotius Memiliki Karakter Teladan Meskipun Usianya Muda.
Timotius adalah anak Iman dari Rasul Paulus yang diutus untuk menggembalakan
Jemaat yang ada di Efesus yang sudah tergolong tua. (Efesus 1:3)
MeskipunTimotius masih berusia sangat muda, Paulus tidak mau kalau Timotius
yang dikasihinya  direndahkan, dipandang remeh oleh Jemaat di Efesus. Paulus
menekankan agar Timotius HARUS menjadi TELADAN DALAM KARAKTER
supaya tidak ada Jemaat yang ada di Efesus MERENDAHKANNYA karena
MUDA. Persoalannya banyak orang-orang muda maunya DIHARGAI, tetapi tidak
dapat menunjukkan SIKAPNYA DEWASA yang membuatnya PANTAS UNTUK
DIHARGAI.
c. Timotius Memiliki Komitmen Yang Teguh Sebagai Saksi Tuhan.
d. Timotius Tetap Teguh Melayani Tuhan Meskipun Dalam Keadaan Sakit.
e. Timotius Siap Menempuh Segala Resiko Saat Mengikuti Paulus Sebagai Penginjil
Dalam Perjalanan Misi Kedua dan Ketiga.
f. Timotius Taat Kepada Tuhan Saat Ditugaskan Sebagai Gembala. Alkitab
mencatat Timotius pernah menggembalakan 5 Jemaat

Tuhan dapat memakai semua orang dalam segala kalangan baik anak-anak, orang
muda, orang tua dan para lansia. Tetapi Tuhan  terlebih rindu kalau setiap orang
menerima panggilan-Nya dari usia muda. Karena akan lebih banyak lagi karya nyata
yang Allah kerjakan bagi dunia, ketika orang muda menyerahkan hidupnya kepada
Tuhan.
AYAT ALKITAB UNTUK ANAK MUDA MILENIAL

1. Mikha 6: 8
"Dan apa yang diminta Tuhan darimu? Untuk bertindak adil dan untuk mencintai belas
kasihan dan hidup dengan rendah hati dengan Tuhanmu."

2. Mazmur 34:18
"Tuhan dekat dengan orang yang patah hati dan menyelamatkan orang-orang yang
dihancurkan dalam roh."

3. 1 Korintus 10:13
"Tidak ada pencobaan yang menyusul kamu kecuali apa yang umum bagi umat manusia.
Dan Allah setia; Dia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui apa yang dapat kamu
tahan. Tetapi ketika kamu dicobai, dia juga akan memberikan jalan keluar sehingga kamu
dapat menanggungnya. .

4. Ulangan 31: 6
"Jadilah kuat dan berani. Jangan takut atau takut karena mereka, karena Tuhan, Allahmu,
pergi bersamamu; dia tidak akan pernah meninggalkanmu atau meninggalkanmu."

5. Filipi 4: 6-7
"Jangan cemas tentang apa pun, tetapi dalam setiap situasi, dengan doa dan permohonan,
dengan ucapan syukur, sampaikan permintaanmu kepada Tuhan. Dan kedamaian Allah,
yang melampaui semua pengertian, akan menjaga hati dan pikiranmu dalam Kristus
Yesus."

6. Yosua 1: 9
"Apakah aku tidak memerintahkanmu? Kuat dan berani. Jangan takut; jangan berkecil hati,
karena Tuhan, Allahmu akan menyertai kamu ke manapun kamu pergi."

7. 2 Timotius 1: 7
"Karena Roh yang diberikan Allah kepada kita tidak membuat kita takut, tetapi memberi kita
kekuatan, kasih, dan disiplin diri."

8. 1 Timotius 4:12
"Jangan biarkan orang lain memandang rendah dirimu karena kamu masih muda, tetapi
berikan teladan bagi orang-orang percaya dalam ucapan, perilaku, cinta, iman, dan
kemurnian."

9. Mazmur 138: 3
"Di hari ketika aku berteriak, Kau menjawabku, dan membuatku berani dengan kekuatan di
jiwaku."

10. 1 Korintus 13: 4-5


"Cinta itu sabar, cinta itu baik. Tidak iri, tidak membanggakan, tidak bangga. Itu tidak
memalukan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, tidak mudah marah, tidak membuat
catatan kesalahan. "

11. Lukas 10:27


Dia menjawab, “'Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu'; dan,
'Cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri.'

12. Yeremia 1:7


Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah
engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.
"Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah
engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan.

Anda mungkin juga menyukai