Ihwanul2,+journal+editor,+7 Tarbiyatuna Vol 14 No 2 Agustus 2021 Siti+Aimah h253-280
Ihwanul2,+journal+editor,+7 Tarbiyatuna Vol 14 No 2 Agustus 2021 Siti+Aimah h253-280
Ihwanul2,+journal+editor,+7 Tarbiyatuna Vol 14 No 2 Agustus 2021 Siti+Aimah h253-280
Siti Aimah
Institut Agama Islam Darussalam Blokagung Banyuwangi, Indonesia
Email: [email protected]
Pendahuluan
Substansi kurikulum adalah program, yakni program untuk mewujudkan tujuan
pendidikan. Tujuan ini berdasar pada keinginan masyarakat. Secara umum, setiap
individu masyarakat ingin menjadi manusia baik dan bermanfaat untuk orang lain.
Oleh sebab itu, kurikulum seharusnya berbentuk rancangan kegiatan pendidikan
untuk menjadikan manusia menjadi lebih baik secara individual, sosial dan punya laku
spiritual sesuai ajaran agama1 yang kemudian dinela dengan istilah “insan cerdas
komprehensif dan kompetitif.2
Sedangkan yang dimaksud dengan insan cerdas komperhensif adalah: (1) cerdas
spiritual, yakni mengaktulaisasikan potensi diri dalam rangka meningkatkan iman dan
taqwa kepada Tuhan YME; (2) cerdas emosional dan sosial, yakni
mentransformasikan potensi dalam laku sosial dengan menjaga toleransi dan
kerukunan serta saling menghargai dan menghormati di tengah kebhinekaan; (3)
cerdas intelektual, yakni menerapkan kemampuan intelektual secara mandiri sesuai
kompetensi bidang keahlian untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat; (4) cerdas
kinestetis, yakni mengaktualisasikan diri secara fisik dalam rangka mendukung pada
kesehatan dan kebugaran, ketahanan fisik dan keterampilan gerak.
Sedangkan yang dimaksud dengan insan cerdas kompetitif adalah: (1) punya
keperibadian unggul dan menyukai kompetisi; (2) mempunyai semangat kompetisi
yang tinggi; (3) mandiri; (4) pantang menyerah; (5) siap berjejajring; (6) siap atas
perubahan; (7) inovatif; (8) produktif; (9) sadar mutu; (10) berorientasi gobal; (11)
pembelajaran sepanjang masa. Kurikulum menjadi jawaban atas kebutuhan
masyarakat, khususnya di era milenial saat ini, maka kurikulum kemudian disebut
dengan istilah: the heart/core of education, sedangkan pendidik disebut dengan: the
prominent role of education, disinilah pendidik berperan penting pada perwujudan capaian
pendidikan. Maka dalam artikel ini akan dibahas: (1) Landasan pengembangan
kurikulum; (2) Posisi kurikulum sekaligus model pengembangannya; (3)
Pengembangan pada Rencana Kegiatan Pembelajaran; (4) Integrasi pendidikan
keagamaan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi pada pembuatan RPS (5)
Implementasi pengembangan kurikulum di IAIDA Blokagung Banyuwangi sebagai
perguruan tinggi berbasis pesantren yang dalam pengangkatan keluarga kyai sebagai
rektor, seringkali dilakukan dalam rangka praktik manajemen pesantren dan
mengayomi umat, walaupun nanti kompetensinya tumbuh bersama pengalaman
dalam mengatur, mengelola, mengendalikan, meningkatkan mutu pendidikan dan
mengembangkan bakat alami dalam memimpin organasis dalam hal ini kelembagaan
pendidikan yang diturunkan oleh keluarganya.3
Secara teoritis kurikulum pendidikan di Indonesia terus berkembang dari masa
ke masa dan hal ini tercatat dengan baik dalam sejarah kurikulum nasional yang pada
intinya terkait orientasi, pendekatan bahkan filosofinya. Hal tersebut menjadi wajar
karena dalam kurikulum sebagai ruh pendidikan dan niat serta cita-cita pencapaian
pembelajaran dibutuhkan adanya prinsip relevansi, sehingga dinamisasi model
pengembangan kurikulum juga terus berekembang sesuai kebutuhan masyarakat dan
dimana masyarakat itu tinggal.4
Sebagaimana penjelasan Mulyasa5 bahwa pada intinya kurikulum itu dalam
perkembangannya tetap punya karakteristik yang menjadi ciri khasnya, diantanya
yaitu: 1) dikembangkan sesuai kondisi, potensi sekolah dan daerah, karakteristik
sekolah, daerah dan peserta didik; 2) dikembangkan secara besama oleh seluruh
pemangku kepentingan pendidikan berdasar kompetensi lulusan dengan pembinaan
oleh supervisor; 3) berorientasi pada Standar Nasional Pendidikan. Dengan demikian
dapat difahami bahwa pengembangan model kurikulum adalah sebuah keniscayaan
yang dalam setiap masa menjadi sangat wajar berubah, tentu dengan pertimbangan
untuk keselarasan pendidikan kekininian yang relevan, sehingga hasil dari pendidikan
benar-benar bisa tercapai dengan optimal.
Berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang menunjukkan tentang
pentingnya pendidikan didukung dengan pengelolaan sistem yang baik melalui
manajemen kualitas, termasuk diantaranya yakni terkait dengan dengan penerapan
kurikulum yang tepat. Applying Total Quality Management Principles To Secondary
Education, Kathleen Cotton (Hasil Penelitian)6. 1994. Temuan Penelitiannya sebagai
berikut; (1) instruksi dalam pendidikan dipandu oleh kurikulum yang disempurnakan;
3 Aminatuz Zahroh, “Kepemimpinan Pesantren dan Perubahan Sosial,” Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan
Islam, vol. 12, no. 2, (Agustus, 2019), 152.
4
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), 17.
5
Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 20.
6
Kathleen Cotton, Applying Total Quality Management Principles to Secondary Education (Research in Mt.
Edgecumbe High School Sitka, Alaska, 1994), 43.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 255
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
7
Jacqueline S. Goldberg & Bryan R. Cole, “Quality Management in Education: Building Excellence and
Equity in Student Performance”, Quality Management Journal, vol. 9, no. 4, (2002), 8-22, DOI:
10.1080/10686967.11919033
256 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
8
Mohd Shoki Md Ariff, Norzaidahwati Zaidin, Norzarina Sulong , “Total Quality Management
Implementation in Higher Education; Concerns and Challenges Faced by the Faculty”, Going for Gold
~ Best Practices in Ed. & Public Paper, vol. 7, no. 3, 1-23.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 257
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
pemerintah, khususnya dunia usaha, dunia industri dan tentu saja dunia pendidikan
yang menjadi mitra kerja. Apalagi saat ini sudah memasuki era milenial yang
mewajibkan pengelola lembaga pendidikan mampu adaftif dan inovatif dalam
menyerap kebutuhan dan keinginan masyarakat agar jasa pendidikan yang ditawarkan
mempunyai daya tawar mampu besaing dan unggul sehingga menjadi rujukan, tentu
tanpa meninggalkan ciri khasnya yang menjadi distingsi istimewa di tengah
pemanfaatan tekhnologi digital agar pendidikan benar-benar mampu peka zaman dan
lebih banyak memberikan manfaat pada masyarakat di tengah serbuan pendidikan
asing yang saat ini tidak hanya menempat di kota-kota bahkan mulai merambah desa-
desa yang justru merupakan basis perguruan tinggi berbasis pesantren, maka
penelitiannnya menjadi penting untuk diteliti.
Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskiftif kualititatif yang dimaknakan sebagai prosedur penelitian yang menghsilka
data deskriptifberupa kata-kata yang tertulis atau tersampaikan oleh orang-orang yang
diamati dalam kegiatan terkait tema penelitian dalam hal ini yakni kegiatan
implementasi model pengembangan kurikulum pada pergurua tinggi berbasis
pesantren. Lokasi yang dipilih yakni Institut Agama Islam Darussalam Blokagung
Banyuwangi notabene perguruan tinggi berbasis pesantren yang menerapkan model
pengembangan kurikulum dengan mempertimbangkan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi (SN-Dikti) sekaligus mengakomodir kebijakan yang diterapkan oleh
Kopertais4 yang merupakan koordinator perguruan tinggi swasta yang menaunginya
melalui penetapan MKSK (Mata Kuliah Standar Kompetensi), menyerap kesepakatan
asosiasi program studi nasional sekaligus memberlakukan mata kuliah kekhasan
pesantren yaitu: Akhlak tasawuf, Kepesantrenan dan Aswaja an-ahdliyah yang
diampu oleh dosen-dosen khusus yang direkomendasikan oleh Pengasuh Pesantren
Darussalam Blokagung.
Pengumpulan data mengguakan deep interview, observasi partisipan dan
dokumentasi, baik yang diperoleh dari lokasi maupun ditemukan saat melakukan
penelitian. Pemeriksaan keabsahan data mengguakan trianggulasi data, sumber dan
metode. Sedangkan analisis data menggunakan interaktif tiga model miliknya Miles
258 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
and Huberman yang terdiri dari reduksi data yakni membuang data yang tidak terkait
tema penelitia, penyajian data dan pengambilan kesimpulan. Oleh karena itulah
diharapkan dalam penelitian ini, tidak menampilkan data yang tidak terkait dengan
tema penelitian, sehingga lebih fokus dalam membahas data-data peneltian terkait
tema agar bisa memberikan formulasi kesimpulan penelitian sesuai yang diharapkan.
9 M Amin Abdulloh. Pengembangan Kurikulum Ilmu-ilmu Keislaman di PTAI Sebuah Ikhtiar Pencarian
Landasan Filosofi. Disampaikan dalam pertemuan Konsorsium, seminar di Clarion Hotel. Makasar. 13 Juni
2013.
10 Brubacher, Jhon S. Modern Philosophies of Education (New York: McGraw Hill, Inc. 1982), 168.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 259
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
bahkan domain global. Timbulnya konflik yang mengancam integrasi bangsa bisa
berasal dari benturan antara domain-domain tersebut. Karena itu diperlukan
pendekatan ukhuwah, yang mengembangkan poa pikir dan cara pandang sebagai
berikut: (1) melihat aliran-aliran sebagai prespektif yang beragam; (2) menilai
orang/kelompok lain dalam prespektif mereka; (3) tidak berdiri sebagai hakim
untuk mengadili aliran apapun; (4) berusaha menonjolkan persamaan-persamaan,
bukan perbedaan; (5) mendahulukan akhlak di atas fiqh.
Bertolak dari realitas tersebut, maka model mutidispliner dan interdisipliner
dalam pengembangan kurikulum PTI pada hakikatnya berupaya memberikan
kesadaran secara sosial bahwa ranah agama, ranah ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu
sosial dan humaniora memiliki signifikansi sendiri-sendiri, dan apabila masing-
masing horison dibaca secara terpadu dan saling terkait atau interdisipliner, maka
harapannya dapat mewujudkan pembaruan utuh yang diharapkan memberikan
manfaatt bagi peradaban dunia.
4. Landasan Psikologis
Model mutidisipliner dan interdisipiner dalam pengembangan kurikulum
program studi perguruan tinggi islam terwujud pada adanya hubungan yang erat
antara iman (keyakinan) seseorang dengan ilmu (kognisi dan pengetahuan), serta
amal (praksis dan realitas keseharian). Apa yang diyakini seseorang seharusnya
tidak berseberabangan atas kesimpulan tendensius atas kebenaran yang bersifat
kognitif, dan apa yang dianggap benar secara kognitif seharusnya tidak
bertentangan dengan realitas nyata yang dihadapi sehari-hari. Pertentangan ketiga
ranah tersebut melahirkan sikap split personality (kepribadian ganda).
260 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
Kurikulum Kurikulum
sbg konstruk sbg konstruk
info masal minat-bakat
lalu ke masa menuju jati
kini diri
Kurikulum Kurikulum
sbg jawaban digunakan
penyelesaian untuk
membangun
masalah kehidupan
sosial masa depan
masyarakat lebih baik
11 Muhaimin, Model Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran dalam Pendidikan Islam Kontemporer di
Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi (Malang: Uin Maliki Press, 2016), 10.
12 Bruner, J. S, The Process of Education (London: Harvard University Press, 1960), 37.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 261
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
13Marzano, R.J., R.S. Brandt, C.S. Hughes, B.F. Jones, B.Z. Presseisen, S.C. Rankin, and C. Suhor,
Dimensions of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction (Alexandria: ASCD, 1985.), 146.
262 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
Model 3,
Model 1,
perpaduan
kurikulum sbg
posisi ke-3 &
rencana &
ke-4 dimulai
kegiatan,
dari evaluasi thd
fokusnya
Users masy.
kualiatas
pengguna
pembelajar
Model 2, proses
pengembangan
kurikulum dimulai
dg identifikasi &
analisis kebutuhan
pembelajar
Bertolak dari model pengembangan kurikulum tersebut di atas, maka kita perlu
melakukan seleksi mana diantara ketiga model tersebut yang paling relevan untuk
dikembangkan di PTI. Jika fungsi program studi lebih menitikberatkan pada
pengembangan ilmu, maka model pertama lebih cocok untuk dikembangkan.
Sedangkan jika mengacu pada kebijakan baru mengenai pengembangan kurikulum
bebasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), maka model kedua dan
ketiga akan lebih cocok untuk dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Pada model kedua, peserta didik akan memperoleh banyak pengalaman belajar dalam
rangka pengembangan bakat dan minatnya, yang pada gilirannya diberi penghargaan
diberi penghargaan berupa sertifikat sesuai dengan pengalaman dan prestasi yang
dicapai. Sedangkan pada model ketiga, kurikulum perlu ditentukan learning outcomes.
Jika learning outcomes sudah ditentukan, maka pembelajaran (isi dan metode) dan
evaluasinya seperti apa?
Sebagai contoh dari hasil evaluasi diri dengan menggunakan analisis SWOT
untuk menemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada program studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) dan memperhatikan visi prodi, serta melakukan tracer
study dan need assesment kepada para alumni sekaligus memperhatikan market signal, atau
bahkan masukan asosiasi dan stakeholders, maka dapat dirumuskan profil luusan
program studi PAI Strata Satu (SI) adalah “pendidik mata pelajaran PAI pada
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 263
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
264 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
14M. Amin Abdulloh. Masa Depan PTAI: Prespektif Pengembangan Keilmuan. Seminar di IAIN Surakarta.
25 April 2010.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 265
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
konsep iptek, contohnya dosen bahasa inggris menintegrasi nilai-nilai agama dalam
memilih media pembelajaran misalnya ketika dosen matematika memiih objek, maka
ia menggunakan tempat ibadah untuk mengganti rumah dan sebagainya.
Hal esensial dalam integrasi tersebut, terutama menyangkut integrasi ke dalam
materi yang pembelajaran dan proses pembelajaran. Integrasi keduanya ke dalam
rencana pembelajaran semester dapat menggunakan beberapa model kajian integrasi
agama dan sains. Adanya delapan model, yaitu model informatif,
konfirmatif/klarifikatif, korektif, similarisasi, paralelisasi, komplementasi, komparasi,
dan model verifikasi15.
Rasulullah SAW sebelum melakukan perubahan dari masyarakat jahiliyah
menuju masyarakat berperadaban, maka beliau melakukan iqra‟ terlebih dahulu,
kemudian menetapkan visi, misi dengan mempertimbangkan skills dan sumberdaya
yang ada, serta menyusun rencana kegiatan (action plan) dakwah. Bertolak dari action
plan tersebut kemudian beliau berusaha sekuat tenaga untuk bangkit (al-Mudatsir)
dalam rangka mewujudkan action plan dengan cara memberikan peringatan atau
berdakwah untuk memperbaiki kondisi masyarakatnya, dimulai dengan mengenalkan
Islam secara rahasia, dalam arti terbatas pada keluarga terdekatnya dan teman-teman
akrabnya, melalui pendekatan pribadi atau dengan cara door to door. Dakwah beliau
dilanjutkan dengan semi rahasia, maksudnya mengajak keluarganya yang lebih luas
dibandingkan pada tahap pertama. Kemudian pada perkembangan dakwahnya, beliau
mulai dakwah secara terbuka dan terang-terangan di hadapan masyarakat umum dan
luas, demikian seterusnya.
Uraian singkat tersebut didukung oleh hasil penelitian ilmiah tentang
manajemen perubahan, yaitu bahwa perubahan itu dimulai dari penetapan visi yang
jelas, kemudian dijabarkan pada misi dengan mempertimbangkan skills dan
sumberdaya yang ada untuk selanjutnya dirumuskan dalam action plan dan
ditindaklanjuti dengan implementasinya secara sungguh-sungguh.
15M. Amin Abdulloh, Pengembangan Kurikulum Ilmu-ilmu Keislaman di PTAI Sebuah Ikhtiar Pencarian
Landasan Filosofi, Seminar di Clarion Hotel. Makasar, 13 Juni 2013.
266 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 267
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
yang relatif cukup aman dan nyaman untuk menciptakan kondisi lingkungan
belajar yang kondusif. IAIDA Blokagung Banyuwangi berada dalam naungan dan
lingkungan yayasan pondok pesantren Darussalam yang memiliki santri sekitar
7000 orang dan memiliki beberapa lembaga formal untuk tingkat SLTA seperti
SMA, MA dan SMK, sehingga untuk input mahasiswa akan terus berkelanjutan
dan berkesinambungan. Karena tamatan SLTA dari dalam Pondok Pesantren
rata-rata pertahun sekitar 700 s/d 800 orang, ditambah lagi calon mahasiswa
tamatan dari sekolah/madrasah di luar pondok pesantren dalam kisaran rata-rata
sekitar 100 s/d 200 orang pertahun. Sedangkan dari jumlah tersebut yang masuk
ke IAIDA Blokagung Banyuwangi antara 600-700 mahasiswa. Sementara itu, saat
ini mahasiswa IAIDA Blokagung Banyuwangi mencapai jumlah 1700 mahasiswa.
2. Kurikulum IAIDA Blokagung Banyuwangi
a. Azas Penyelenggaraan Pendidikan
Sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta dalam naungan Kementerian
Agama serta di bawah koordinasi Kopertais4 Surabaya, Institut Agama Islam
Darussalam Blokagung Banyuwangi adalah perguruan tinggi Islam berbasis
pesantren yang menyelenggarakan pendidikan di bidang ilmu pengetahuan
agama Islam secara ilmiah, mengadakan penelitian serta melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai dasar negara yang diaktualisasikan dalam mata kuliah wajib
yakni: pancasila dan kewarganegaaarn pada bingkai kurukulum KKNI yang
ditetapkan kementerian pendidikan dan berlaku secara nasional.
b. Dasar Penetapan Hukum
Pedoman Penyusunan kurikulum Pendidikan Tinggi Agama Islam SN
Dikti.16 Kurikulum yang diberlakukan dalam perguruan tinggi adalah kurikulum
yang disusun pada sebuah kompetensi. Kompetensi hasil didik program studi
terdiri atas: (1) Kompetensi Dasar; (2) Kompetensi Umum; (3) Kompetensi
Penunjang; (4) Kompetensi Lain.
kompetensi utama dan kompetensi pilihan pada program studi yang dikelola oleh
IAIDA Blokagung Banyuwangi:
Program Studi di bawah koordinasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK):
a. Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) kompetensi utamanya adalah
menjadi pengelola lembaga pendidikan Islam, sedangkan kompetensi
pilihannya yaitu menjadi pengelola pesantren dan menjadi enterpreneur
pendidikan.
b. Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) kompetensi utamanya adalah menjadi
guru bahasa Arab, sedangkan kompetensi pilihannya yakni menjadi penerjemah
dan menjadi pemandu ibadah haji dan umroh.
c. Prodi Tadris (Pendidikan) Bahasa Indonesia (TBIN) kompetensi utamanya
adalah menjadi guru bahasa Indonesia, sedangkan kompetensi pilihannya
adalah menjadi jurnalis media dan menjadi editor buku.
d. Prodi Tadris (Pendidikan) Bahasa Inggris (TBIG) kompetensi utamanya adalah
menjadi guru bahasa Inggris, sedangkan kompetensi pilihannya adalah menjadi
transleter (penerjemah) dan menjadi pemandu wisata.
Program Studi di bawah koordinasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Islam (FDKI):
a. Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) kompetensi utamanya adalah
menjadi pengembang kominkasi dan penyiaran Islam, sedangkan kompetensi
pilihannya yakni menjadi advokat kebijakan media dan menjadi pengelola
televisi dan radio.
b. Prodi Bmbingan dan Konseling Islam (BKI) kompetensi utamanya adalah
menjadi konselor pesanren, sedangkan kompetensi pilihannya adalah menjadi
terapis Islam serta menjadi trainer dan motivator.
Program Studi di bawah koordinasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
(FEBI):
a. Prodi Ekonomi Syariah (PSY) kompetensi utamanya adalah menjadi ahli
ekonomi Islam, sedangkan kompetensi pilihannya yaitu menjadi analisis dan
peneliti ekonomi Islam dan menjadi praktisi industri halal.
270 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
tampak dari analisis swot yang dilakukan oleh lembaga saat membuka dan
mengelola program studi terkait.
Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) yang menjadi jawaban kepada
kebutuhan masyarakat atas lulusan yang mampu mengelola lembaga pendidikan
Islam, karena sementara ini banyak lembaga pendidikan Islam, baik pesantren
maupun madrasah yang perlu pembenahan dalam sistem manajerialnya. Prodi
MPI mulai berdiri pada tahun 2001 dan menjadi prodi paling banyak diminati
karena mayoritas santri pondok pesantren Darussalam Blokagung ingin
mendalami kajian Islam dengan latar belakang sebagai putra atau putri
pimpinan/pengelola pesantren dan lembaga pendidikan Islam. Saat ini tercatat
jumlah mahasiswa prodi MPI adalah 438 mahasiswa dengan kelas paralel per
angkatan antara tiga kelas sampai empat kelas.
Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) menjawab kebutuhan
masyarakat pada jurnalis Islam yang mampu syiar Islam secara tertulis dan melalui
pemanfaatan multi media, karena yang sekarang mendominasi adalah syiar Islam
melalui lisan, sedangkan perkembangan multi media sudah hampir mencakup
seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan tingkat pengguna yang semakin
variatif. Prodi KPI juga mulai dibuka pada tahun 2001 bersamaan dengan Prodi
MPI saat masih berstatus sebagai sekolah tinggi dengan nama Sekolah Tinggi
Agama Islam Darussalam (STAIDA) Blokagung Banyuwangi. Mayoritas
mahasiswa yang memilih prodi ini adalah mahasiswa dengan latar belakang
kemampuan berdakwah dan tertarik pada pengembangan media Islam, baik
sebagai jurnalis, fotografer, broadcaster dan cinematographer. Saat ini jumlah
mahasiswa Prodi KPI adalah 91 mahasiswa
Prodi Ekonomi Syariah (ESY) yang menjadi harapan bagi masyarakat akan
ahli ekonomi Islam untuk menjadi konsultan pada produk-produk bank syariah
yang mulai membandingi produk-produk bank konvensional. Prodi ESY ini
adalah prodi dengan jumlah mahasiswa terbanyak kedua setelah Prodi MPI
dengan rata-rata tiga kelas per angkatan. Mulai dibuka pada tahun 2009 dan
mayoritas mahasiswa yang memilih prodi ini adalah mahasiswa yang mempunyai
272 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
keahlian membaca kitab salaf dan kemahiran menghitung serta menganalisis data
statistic. Saat ini jumlah mahasisnya mencapai 285 mahasiswa.
Prodi Perbankan Syariah (PSY) yang bisa mewujudkan pelaku jasa-jasa bank
syariah, hal ini sesuai dengan kebutuhan akan pelaku jasa-jasa bank syariah yang
berbasis lulusan perbankan syariah yang masih sangat minim. Seperti halnya Prodi
ESY, Prodi PSY ini adalah prodi dengan keminatan mahasiswa mendalami ilmu-
ilmu perbankan Islam dengan kompetensi yang dimiliki sebagai santri yang telah
mendalami kajian-kajian kitab salaf, fikih yang banyak membahas hukum-hukum
Islam, khususnya yang terkait fikih muamalah, maka mahasiswanya banyak yang
ahli dalam kegiatan syawir (diskusi) membahas masalah-masalah keislaman. Prodi
PSY mulai dibuka pada tahun 2015. Saat ini prodi PSY memiliki jumlah
mahasiswa 57 mahasiswa.
Prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) sebagai solusi atas tenaga pendidik
yang sementara ini masih banyak di kalangan madrasah dan pesantren, khususnya
yang masih belum punya latar belakang keilmuan pendidikan bahasa Arab. prodi
PBA mulai dibuka pada tahun 2015, bersamaan dengan prodi PSY dan BKI.
Sebagai prodi yang dikelola oleh perguruan tinggi berbasis pesantren, prodi PBA
juga diminati santri yang telah menekuni bahasa Arab di lembaga pengembangan
bahasa asing yang didirikan oleh pondok pesantren Darussalam Blokagung, saat
ini tercatat jumlah mahasiswa prodi PBA adalah 161 mahasiswa.
Prodi Bimbingan Konseling Islam (BKI) adalah jawaban atas kegelisahan
masyarakat atas kenakalan remaja di lingkungan sekolah, termasuk madrasah dan
pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang sangat membutuhkan konselor
untuk menjadi pengarah peserta didik dan konsultan dalam perkembangan
kejiwaannya. Berdiri sejak tahun 2015, prodi BKI langsung diminati oleh santri
yang punya kecenderungan pada ilmu psikologi dan ingin mempelajari cara-cara
solutif dalam menangani persoalan-persoalan di pesantren yang membutuhkan
penangan khusus yang bersifat kasuistik dan kejiwaan. Saat ini jumlah mahasiswa
prodi BKI adalah 194 mahasiswa.
Prodi Tadris Bahasa Indonesia (TBIN) merupakan perwujudan dari harapan
alumni pesantren dan masyarakat secara umum yang menginginkan lulusan
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 273
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
perguruan tinggi pesantren mampu menjadi guru bahasa Indonesia yang juga
menguasai ilmu-ilmu keislaman berbasis pesantren yang bersumber dari kitab-
kitab salaf. Prodi TBIN mulai dibuka pada tahun 2016 yang juga langsung
diminati oleh mahasiswa yang ingin menjadi guru bahasa Indonesia serta punya
potensi dalam membat karya tulis dan tertarik untuk memperdalam teori-teori
kepenulisan dan kebahasaan. Saat ini prodi TBIN memiliki 164 mahasiswa
Prodi Tadris Bahasa Inggris (TBIG) menjadi jawaban atas banyaknya
permintaan dari masyarakat dan pengguna lulusan IAIDA Blokagung yang
menghendaki adanya guru bahasa Inggris lulusan pesantren, sehingga mampu
membimbing peserta didik mengaktualisasikan potensinya dalam kompetisi di
tingkat nasional dan internasional. Prodi TBIG juga mulai dibuka pada tahun 2016
bersamaan prodi TBIN. Mahasiswa prodi ini adalah mahasiswa yang mayoritas
telah mempunyai potensi mampu berbahasa Inggris sejak sekolah menengah dan
tertarik untuk mendalami teori-teori linguistic serta memperdalam kemampuan
dalam penguasaan grammar, listening, reading, writing and speaking in English
language. Saat ini mahasiswa Prodi TBG sejumlah 164 mahasiswa.
Dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia, pesantren harus mampu
menganalisis kompetensi inti sumberdaya manusia dalam pelaksanaaan kurikulum
di perguruan tinggi yang dikelola sekaligus mampu mengalokasikannya dengan
tepat. Oleh karena itulah supaya mampu mengalokasikan dengan tepat, maka
pengelola pesantren yang ditunjuk pimpinan perguruan tinggi dituntut dapat
meningkatkan kekuatan dan meminimalisir kelemahan yang dimiliki sekaligus
dapat mengambil peluang yang ada agar bisa menekan ancaman di sekitarnya.
Dalam hal ini, maksudnya adalah manajemen SDM dilaksanakan berlandaskan
analisis SWOT.17
5. Sistem Pembelajaran IAIDA Blokagung Banyuwangi
Sistem penyelengaraan pembelajaran yang diterapkan oleh Institut Agama
Islam (IAI) Darussalam adalah: semi sistem kredit semester (SKS), hal ini untuk
17Aminatuz Zahro, “Perubahan Pesantren antara Efektifitas dan Inefektifitas”, Tarbiyatuna: Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 13, Nomor 2, Agustus 2020, 107-122, 118.
274 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
18M. Amin Abdulloh, Masa Depan PTAI: Prespektif Pengembangan Keilmuan, Seminar di IAIN Surakarta,
25 April 2010.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 275
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
Kesimpulan
Institute Agama Islam (IAI) Darussalam Blokagung menggunakan 4
landasan dalam mengembangkan kurikulum yaitu landasan religius, filosofis,
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 277
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
sosiologis dan landasan psikologi. Hal ini karena posisi kurikulum dan model
pengembangannya yang dipetakan kedalam empat posisi, yakni: pertama, kurikulum
berpotensi sebagai konstruk atau rencana dan kegiatan pendidikan. Kedua, kurikulum
berposisi sebagai konstruk atau kegiatan yang dibangun untuk memfasilitasi minat,
bakat dan kemampuan peserta didik mengupgrade kemampuannya. Ketiga, kurikulum
berposisi sebagai bagian dari solusi penylesaian masalah di lingkungan masyarakat.
Keempat, kurikulum sebagai penetapan target di masa depan yang harus dicapai untuk
memperbaiki keadaan dan peradaban
Model pengembangan kurikulum yang dilakukan dengan menggunakan tiga
tahapan, yaitu: (a) perencana kegiatan; (b) mengasesmen kebutuhan pengguna jasa
dan pengguna lulusan; (c) pengembangan kurikulum sesuai kebutuhan terkini di
masyarakat. Pengembangan rencana pembelajaran dipandang sangatlah penting,
karena ada beberapa alasan yang mendasarinya: pertama, rancangan mutu pendidikan
tinggi. Kedua, kurikulum harus diaktuliasikan dalam bentuk dokumen kurikulum.
Ketiga, kurikulum menjadi acuan perkuliahan dan pembuatan RPS. Keempat, RPS harus
dikembangkan secara berkelanjutan untuk mengikuti perkembangan, update. Kelima,
penyusunan RPS oleh dosen menjadi standar dalam pengukuran mutu dosen.
Institut Agama Islam (IAI) Darussalam Blokagung memandang integrase
agama dan iteks dalam pengembangan RPS juga teknologi digital merupakan sesuatu
yang sangat penting untuk dikembangkan. Hal esensial dalam integrasi tersebut ialah
menyangkut integrasi ke dalam materi yang pembelajaran dan proses pembelajaran.
Integrasi keduanya ke dalam rencana pembelajaran semester dapat menggunakan
beberapa model kajian integrasi agama dan sains, diantaranya model pengembangan
integrasi agama dan ipteks.
Dalam implementasinya tentang model pengembangan kurikulum IAIDA
Blokagung Banyuwangi dibagi menjadi dua yakni mata kuliah wajib dan mata kuliah
pilihan. Sementara itu, IAIDA Blokagung Banyuwangi dalam implementasi model
pengembangan kurikulum menggunakan integrasi dari ketiga model. Integrasi agama
dan ipteks dalam RPS, IAIDA Blokagung Banyuwangi saat ini menetapkan RPS
278 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
Referensi
Abdulloh, M. Amin. 2010. Masa Depan PTAI: Prespektif Pengembangan Keilmuan.
Disampaikan dalam Seminar Nasional “Reformasi Peran Perguruan Tinggi Agama Islam
Di Era Teknologi dan Komunikasi”. IAIN Surakarta. 25 April 2010.
Abdulloh, M Amin. 2013. Pengembangan Kurikulum Ilmu-ilmu Keislaman di PTAI Sebuah
Ikhtiar Pencarian Landasan Filosofi. Disampaikan dalam pertemuan Konsorsium Ilmu-
ilmu Keislaman di Lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam. Clarion Hotel.
Makasar. 13 Juni 2013.
Ariff, Mohd Shoki Md, Zaidin, Norzaidahwati, Sulong, Norzarina. “Total Quality
Management Implementation in Higher Education; Concerns and Challenges
Faced by the Faculty.” (Going for Gold: Best Practices in Ed. & Public Paper,
volume 7, nomor 3, (2009), 1-23.
Brubacher, Jhon S. 1982. Modern Philosophies of Education. New York: McGraw Hill,
Inc
Bruner, J. S. 1960. The Process of Education. London: Harvard University Press.
Cotton, Kathleen. 1994. Applying Total Quality Management Principles To Secondary
Education.. Research in Mt. Edgecumbe High School Sitka, Alaska.
Goldberg, Jacqueline S. & Cole, Bryan R. “Quality Management in Education: Building
Excellence and Equity in Student Performance.” Quality Management Journal,
volume 9, nomor 4, (2002), 8-22. DOI: 10.1080/10686967.11919033
Muhaimin. 2006. Konsep Kurikulum Jurusan Kependidikan Islam dalam Menjawab Tantangan
Global. Makalah Disajikan Pada Seminar Jurusan Kependidikan Islam Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya. 30 Nopember 2006.
Muhaimin. 2016. Model Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran dalam Pendidikan Islam
Kontemporer di Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi. Malang: Uin Maliki Press.
Mulyasa. 2006. Kurikulum yang disempurnakan: Pengembangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Marzano, R.J., R.S. Brandt, C.S. Hughes, B.F. Jones, B.Z. Presseisen, S.C. Rankin,
and C. Suhor. 1985. Dimensions of Thinking: A Framework for Curriculum and
Instruction. Alexandria: ASCD.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 49 tahun 2014 .
Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2025.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik
Bandung: Remaja RosdaKarya.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021| 279
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280
Siti Aimah
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren
280 | Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam; Volume 14, Nomor 2, Agustus 2021
p-ISSN: 2085-6539; e-ISSN: 2242-4579; 253-280