Depkes
Depkes
Depkes
Disusun oleh :
Kelompok 4
Nurrahmawati (20217126)
Puji kami syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat untuk melatih kami agar dapat
membuat makalah yang baik dan benar.
Namun sebagai awal pembelajaran dan penambah semangat belajar tidak ada salahnya jika
kami mengucapkan rasa syukur dan hamdalah. Makalah METODE PENGHITUNGAN
KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN BERDASARKAN PENGELOMPOKAN
UNIT KERJA DI RUMAH SAKIT (DEPKES, 2011) ini dapat terwujud atas bantuan,
bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................1
BAB II..................................................................................................................3
TINJUAN PUSTAKA........................................................................................3
BAB III...............................................................................................................25
PENUTUP..........................................................................................................25
3.1 Kesimpulan................................................................................................25
3.2 Saran..........................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu keberhasilan organisasi baik itu Rumah Sakit atau perusahaan yang memegang
peran penting salah satunya adalah sumber daya manusia (Satish 2015). Sumber daya
manusia yaitu satu unsur pendukung untuk berfungsinya operasional Rumah Sakit. Rumah
Sakit sendiri memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari beragam perkumpulan profesi
seperti Dokter, Perawat, Apoteker, Ahli Gizi, Analis, fisioterapi dan lain-lain. Dari profesi
yang ada di Rumah Sakit, profesi perawat lah yang memiliki jumlah terbanyak yaitu 40% dari
jumlah tenaga kesehatan Rumah Sakit (Wahyuningsih 2014).
Menurut Depkes (2013), total jumlah Sumber Daya Manusia kesehatan yang tercatat
sebanyak 877.088 orang yang terdiri dari 681.634 tenaga kesehatan dan 195.454 tenaga non
kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas 90.444 tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum
dan dokter gigi), 288.405 tenaga perawat, 137.110 tenaga bidan, 40.181 tenaga farmasi, dan
125.494 tenaga kesehatan lainnya, namun permasalahan yang berada pada SDM kesehatan
yaitu pendistribusian tenaga kesehatan masih belum secara merata, hal tersebut menjadi
masalah sampai saat ini di Indonesia.
Menurut Ilyas (2011) adapun beberapa cara menghitung jumlah tenaga perawat di Rumah
Sakit yang berada di Indonesia dengan menggunakan metode Gillies, Ilyas, PPNI, Depkes
2002 Depkes 2005, dan WISN. Masing- masing dari metode tersebut memiliki kekurangan
dan kelebihan.
1
Wahyuningsih (2014) menyatakan metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat
menurut Depkes (2005) tidak menggambarkan beban kerja secara nyata, karena kegiatan
keperawatan seperti administrasi dan pencatatan laporan atau dokumentasi keperawatan tidak
dimasukkan secara rinci ke dalam perhitungan, dan tugas non perawat hanya diperkirakan
sebesar 25% dari jam pelayanan keperawatan
Hal ini sesuai dengan penelitian tesis (Prihandini 2012) yang berjudul analisa perhitungan
kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Cattleya B Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha
tahun 2012. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan formula Gillies, PPNI, Ilyas dan
Depkes 2005 tidak menggambarkan sejumlah kegiatan keperawatan tidak langsung dari
perawat seperti melakukan proses administrasi dan pencatatan laporan.
4. Apa sajakah metode yang dipakai dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja perawat?
1.3 Tujuan
4. Mengetahui metode yang dipakai dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja perawat.
2
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
Kelebihan:
a) Manajemen klasik yang menekankan eisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik;
b) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga;
c) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan:
a) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
b) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
c) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja
3
2. MAKP Tim
4
Kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga pakar mengembangkan
metode keperawatan primer (Situros, 2006). Selain itu :
a) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
b) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota
tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
c) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung pada anggota tim yang mampu atau ketua tim
d) Akontabilitas dalam tim kabur
3. MAKP Primer
5
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Kelebihan:
a) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b) Mendorong kemandirian perawat
c) ada keterikatan pasien dan perawat selama di rawat
d) berkomunikasi langsung dengan dokter
e) perawatan adalah perawatan komprehensif
f) model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau di terapkan
g) memberikan kepuasan kerja bagi perawat
h) memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
6
Kelemahan :
a) perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
b) hanya dapat di lakukan oleh perawat profesional
c) biaya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain
Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan
pengembangan diri
4. Metode kasus
Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan yang pertama kali digunakan.
Sampai perang dunia II metode tersebut merupakan metode pemberian asuhan keperawatan
yang paling banyak di gunakan. Pada metode ini satu perawat akan memberikan asuhan
keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang
dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya
kebutuhan kliennya. (Situros, 2006).
Setelah perang dunia II, jumlah pendidikan keperawatan dari berbagai jenis program
meningkat dan banyak lulusan bekerja di rumah sakit. Agar pemamfaatan tenaga yang
bervariasi tersebut dapat maksimal dan juga tuntutan peran yang diharapkan dari perawat
sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran, kemudian dikembangkan metode fungsional.
(Situros, 2006)
Kelebihan :
Kekurangan :
7
c) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan
Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut
Sitorus (2002) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan berikut.
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S-1 Keperawatan atau setara.
2. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
3. Melalui kombinasi kedua model tesebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer, karena
saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan D-3, bimbingan
tentang asuhan keperawatan diberikan oleh perawat primer/ketua tim
8
(PA) 21 orang, kualiikasi pendidikan perawat pelaksana terdiri atas lulusan D-3
Keperawatan (tiga orang) dan SPK (18 orang)
2) Metode Need
3) Metode Demand
4) Metode Gilles
9) Metode Douglas
Perhitungan tenaga keperawatan dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya
adalah metode Departemen Kesehatan (Depkes) RI dimana metode ini menghitung jam
efektif perawat adalah selama 7 jam (Sartika, 2019). Model pendekatan penghitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (Depkes 2005) dilakukan perhitungan dengan berdasarkan :
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja
yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit
sebagai berikut.
a. Rawat inap
9
Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan:
Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam perhari.Jumlah tenaga
keperawatan yang diperlukan adalah :
10
kebersihan alat alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
(jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25% Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia +
faktor koreksi
tingkat ketergantungan pasien :
11
c) makan memerlukan NGT dan menggunakan section
d) gelisah /disorientasi
c) pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja
2) Ketergantungan di RR : 1 jam
Perhitungan di atas dengan kondisi : alat tenun dan set operasi dipersiapkanoleh CSSD
d. Jumlah tenaga Di Instalasi gawat darurat. Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1. Rata-rata jumlah pasien perhari
e. Critical Care
f. Rawat Jalan
13
Jam efektif /hari (7 jam)x 60 menit
g. Kamar Bersalin
= 10 orang
7 jam /hari
14
2.4 perhitungan Depkes
Jika di hitung dengan menggunakan metode DepKes, berapa tenaga perawat yang dibutuhkan?
1. Rawat Jalan
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan :
Rata ─ rata Pasien x Jumlah Jam Perawatan
15
Jam Kerja Efektif/Shift x 60
100 x 15 menit
6 x 60
1.500 = 4,16
360
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
2. Kamar Bersalin
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan (kala I s.d kala IV) = 4 Jam
Rata-rata jumlah pasien/hari = 3
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Rata – rata pasien/hari x Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
3x4 =2
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
16
86 x 2 = 172 = 0,61
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 2 + 0,61
100
0,25 x 2 + 0,61 = 1,11
17
Penyuluhan Kesehatan
13 pasien x 0,25 = 3,25 jam
Total Jam Keperawatan untuk 13 pasien : 6+40+13+3,25= 62,25 jam
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
62,25 = 10,37
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
86 x 10,37 = 891,8 = 3,19
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 10,37 + 3,19
100
0,25 x 10,37 + 3,19 = 5,78
18
No. Jenis/Kategori Rata-Rata Rata-Rata Jam Jumlah Jam
Pasien/Hari Perawatan Perawatan/Hari
Pasien/Hari*
1. Penyakit 50/30 = 1,66 3,5 5,81
Dalam/Saraf
2. Bedah 30/30 = 1 4 4
3. Anak 22/30 = 0,73 4,5 3,29
4. Kebidanan 14/30 = 0,46 2,5 1,16
5. Gawat 2/30 = 0,06 10 0,6
JUMLAH 3,91 14,86
19
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
58 = 9,6
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
86 x 9,6 = 825.6 = 2,95
279 279
20
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 9,6 + 2,95
100
0,25 x 9,6 + 2,95 = 5,35
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)
9,6 + 2,95 + 5,35 = 17,9 = 18 orang/shift
21
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 6,33 + 1,95
100
0,25 x 6,33 + 1,95 = 3,53
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)
6,33 + 1,95 + 3,53 = 11,81 = 12 orang/shift
4. Intensive
No. Jenis/Kategori Rata-Rata Rata-Rata Jumlah Jam
Pasien/Hari Jam Perawatan/Hari
Perawatan
Pasien/Hari*
1. Penyakit 43/30 = 1,43 12 17,16
Dalam/Saraf
2. Bedah 12
3. Anak 9/30 = 0,3 12 3,6
4. Kebidanan 12
5. Gawat 12
JUMLAH 1,73 20,76
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
20,76 = 3,46
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
22
86 x 3,46 = 297,5 = 1,066
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 3,46 + 1,066
100
0,25 x 3,46 + 1,066 = 1,931
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)
3,46 + 1,066 + 1,931= 6,457 = 7 orang/shift
5. Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1) Rata-rata jumlah pasien/hari
2) Jumlah jam perawatan/hari = 4 jam
Jumlah pasien dalam satu bulan terakhir = 1426 pasien
Jumlah rata-rata pasien/hari = 1426/30 = 47,53 orang/hari
Jumlah Rata – rata pasien/hari x Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
47,53 x 4 = 190,12 = 31,6
6 6
Kebutuhan Tenaga IGD
Kebutuhan tenaga menurut perhitungan Depkes adalah 32 orang/shift
6. Instalasi Bedah Central
Dasar perhitungan tenaga :
1) Jumlah dan Jenis Operasi
2) Jumlah kamar Operasi
3) Pemakaian Kamar Operasi (diprediksi 6 jam/hari)
4) Tugas perawat 3 orang/tim (asisten+instrumentator+sirkuler)
5) Ketergantungan pasien :
Operasi besar : 5 jam
23
Operasi sedang : 2 jam
Operasi kecil : 1 jam
Rata-rata pasien operasi perhari di RS Mawar = 15 operasi
Operasi besar 8
Operasi sedang 5
Operasi kecil 2
(Jmlh jam kep/hari x jmlh operasi) x Jumlah Jam Perawat/tim + 1 cadangan
Jam Kerja Efektif/hari
((8x5)+(5x2)+(2x1)) x 3 + 1 cadangan
6
(52) x 3 + 1 cadangan = 26
6
Ruang penerimaan dan RR
Ruang penerimaan : 15 menit
Ruang recovery room : 1 jam
1,25 x Jumlah Pasien Operasi/hari
Jam Kerja Efektif/Shift
1,25 x 15
6
18,75 = 3,125
6
Kebutuhan Tenaga
26 + 3,125 = 29,125 = 29 orang/shift
1. Hemodialisa
Waktu yang diperlukan untuk pelayanan hemodialisa (Running Mesin s.d Up Vena
Cateter) = 5 jam
Jumlah rata-rata sehari yaitu 22 pasien/hari
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
24
Jumlah Rata – rata pasien/hari x Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
22 x 5 = 110 = 18,33
6 6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
86 x 18,33 = 1,573 = 5,65
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 18,33 + 5,65
100
0,25 x 18,33 + 5,65 = 10,2
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suatu keberhasilan organisasi baik itu Rumah Sakit atau perusahaan yang memegang
peran penting salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yaitu satu
unsur pendukung untuk berfungsinya operasional Rumah Sakit. Beberapa cara menghitung
jumlah tenaga perawat di Rumah Sakit yang berada di Indonesia dengan menggunakan metode
Gillies, Ilyas,PPNI, Depkes 2002 Depkes 2005, dan WISN.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, salah satu yang harus
diperhatikan oleh pimpinan Rumah Sakit adalah harus lebihbaik dan lebih efektif dalam
menangani sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit, karena untuk mencapai suatu
keberhasilan organisasi baik itu Rumah Sakit atau perusahaan yang memegang peran penting
salah satunya adalah sumber daya manusia.
26
DAFTAR PUSTAKA
Wayan Sudarta Dkk, 2019. Manajemen Keperawatan : Teori & Aplikasi Praktik keperawatan.
Cetakan I. Gosyen Publishing: Jakarta
27
27