Depkes

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

METODE PENGHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA


KEPERAWATAN BERDASARKAN PENGELOMPOKAN UNIT KERJA
DI RUMAH SAKIT METODE DEPKES
Mata Kuliah: Manajemen
Keperawatan Ns. M Martono
Diel ,S.Kep.,M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 4

Neni Alfidah (20217115)

Nunu Soleha (20217117)

Nur Fitriyani (20217119)

Nurrahmawati (20217126)

Putri Andini (20217135)

Qintan Alviona Zulivah (20217142)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS YATSI MADANI
TANGERANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji kami syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat waktunya. Tugas ini kami buat untuk melatih kami agar dapat
membuat makalah yang baik dan benar.
Namun sebagai awal pembelajaran dan penambah semangat belajar tidak ada salahnya jika
kami mengucapkan rasa syukur dan hamdalah. Makalah METODE PENGHITUNGAN
KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN BERDASARKAN PENGELOMPOKAN
UNIT KERJA DI RUMAH SAKIT (DEPKES, 2011) ini dapat terwujud atas bantuan,
bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini penyusun
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Trisonjaya, M.si., MM Selaku Rektor Universitas Yatsi Madani


2. Bapak Bambang Eko Supriyanto, S.Kom., M.Kom Selaku Warek I
3. Bapak Ikhsan Kamil, SE., MM Selaku Warek II
4. Ibu Nuryanti, S.ST., M.KM Selaku Warek II
5. Ns. M Martono Diel ,S.Kep.,M.Kep Selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen K
Terima kasih kepada dosen telah mempercayai kami untuk mengerjakan tugas ini,
Kesalahan yang ada di dalam makalah ini bukanlah disengaja namun karena kekhilafan,
kelupaan dan kurang ketelitian kami dalam mengerjakannya. Kami telah berusaha dan
semaksimal mungkin untuk memberikan makalah ini selengkap-lengkapnya.Saya harap
Bapak dosen dan teman-teman dapat menerima makalah dari kami ini.Demikian,saya harap
makalah ini berguna untuk dapat menambah ilmu dan referensi teman-teman sekalian.

Tangerang, 26 November 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1 Latar belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan ......................................................................................................2

BAB II..................................................................................................................3

TINJUAN PUSTAKA........................................................................................3

2.1 Metode Penugasan Asuhan Keperawatan...................................................3

2.2 Metode perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan..................................9

2.3. Metode Depkes 2011..................................................................................9

2.4 perhitungan Depkes...................................................................................15

BAB III...............................................................................................................25

PENUTUP..........................................................................................................25

3.1 Kesimpulan................................................................................................25

3.2 Saran..........................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan


karakteristik tersendiri yang diperoleh oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, hal ini sesuai dengan pengertian Rumah Sakit
menurut Undang-Undang nomer 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Suatu keberhasilan organisasi baik itu Rumah Sakit atau perusahaan yang memegang
peran penting salah satunya adalah sumber daya manusia (Satish 2015). Sumber daya
manusia yaitu satu unsur pendukung untuk berfungsinya operasional Rumah Sakit. Rumah
Sakit sendiri memiliki sumber daya manusia yang terdiri dari beragam perkumpulan profesi
seperti Dokter, Perawat, Apoteker, Ahli Gizi, Analis, fisioterapi dan lain-lain. Dari profesi
yang ada di Rumah Sakit, profesi perawat lah yang memiliki jumlah terbanyak yaitu 40% dari
jumlah tenaga kesehatan Rumah Sakit (Wahyuningsih 2014).

Menurut Depkes (2013), total jumlah Sumber Daya Manusia kesehatan yang tercatat
sebanyak 877.088 orang yang terdiri dari 681.634 tenaga kesehatan dan 195.454 tenaga non
kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas 90.444 tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum
dan dokter gigi), 288.405 tenaga perawat, 137.110 tenaga bidan, 40.181 tenaga farmasi, dan
125.494 tenaga kesehatan lainnya, namun permasalahan yang berada pada SDM kesehatan
yaitu pendistribusian tenaga kesehatan masih belum secara merata, hal tersebut menjadi
masalah sampai saat ini di Indonesia.

Menurut Ilyas (2011) adapun beberapa cara menghitung jumlah tenaga perawat di Rumah
Sakit yang berada di Indonesia dengan menggunakan metode Gillies, Ilyas, PPNI, Depkes
2002 Depkes 2005, dan WISN. Masing- masing dari metode tersebut memiliki kekurangan
dan kelebihan.

1
Wahyuningsih (2014) menyatakan metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat
menurut Depkes (2005) tidak menggambarkan beban kerja secara nyata, karena kegiatan
keperawatan seperti administrasi dan pencatatan laporan atau dokumentasi keperawatan tidak
dimasukkan secara rinci ke dalam perhitungan, dan tugas non perawat hanya diperkirakan
sebesar 25% dari jam pelayanan keperawatan

Hal ini sesuai dengan penelitian tesis (Prihandini 2012) yang berjudul analisa perhitungan
kebutuhan tenaga perawat di ruang rawat inap Cattleya B Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha
tahun 2012. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan formula Gillies, PPNI, Ilyas dan
Depkes 2005 tidak menggambarkan sejumlah kegiatan keperawatan tidak langsung dari
perawat seperti melakukan proses administrasi dan pencatatan laporan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan metode penugasan?

2. Apakah ada pembagian metode penugasan?

3. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan dalam pemilihan metode penugasan?

4. Apa sajakah metode yang dipakai dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja perawat?

5. Apa yang dimaksud dengan metode DepKes?

6. Bagaimana cara perhitungan tenaga keperawatan dengan menggunakan rumus


DepKes?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi metode penugasan.

2. Mengetahui pembagian metode penugasan.

3. Mengetahui dasar pertimbangan dalam pemilihan metode penugasan.

4. Mengetahui metode yang dipakai dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja perawat.

5. Mengetahui tentang metode DepKes.

6. Mengetahui cara perhitungan tenaga keperawatan dengan menggunakan rumus


DepKes.

2
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Metode Penugasan Asuhan Keperawatan


1. Metode fungsional

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan


sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat hanya melakukan satu
atau dua jenis intervensi keperawatan saja (misalnya, merawat luka) kepada semua pasien
di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada.

Kelebihan:
a) Manajemen klasik yang menekankan eisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik;
b) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga;
c) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat
pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan:
a) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
b) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
c) Persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan keterampilan saja

3
2. MAKP Tim

Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan


tim yang terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok ini dipimpin oleh perawat
yang berijazah dan berpengalaman kerja serta memiliki pengetahuan dibidangnya
(registered nurse). Pembagian tugas dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok/
ketua tim, kemudian ketua tim bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota tim.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional,
teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini
biasa digunakan pada pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit
gawat darurat.

Konsep metode Tim:


a) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan;
b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin;
c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;
d) Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruang.
Kelebihannya:
a) Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh;
b) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
c) Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konlik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kekurangan:

4
Kesinambungan asuhan keperawatan belum optimal sehingga pakar mengembangkan
metode keperawatan primer (Situros, 2006). Selain itu :
a) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi tanggung
jawabnya
b) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau
terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan komunikasi dan koordinasi antar anggota
tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
c) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung pada anggota tim yang mampu atau ketua tim
d) Akontabilitas dalam tim kabur

Tanggung jawab anggota tim:


a) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya;
b) Kerja sama dengan anggota tim dan antartim;
c) Memberikan laporan.

Tanggung jawab ketua tim:


a) Membuat perencanaan;
b) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
c) Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien;
d) Mengembangkan kemampuan anggota;
e) Menyelenggarakan konferensi

Tanggung jawab kepala ruangan


a) Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b) Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ ruangan
c) Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan
d) Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperawatan
e) Menjadi narasumber bagi ketua tim
f) Mendorong staf untuk meningkatkan kemampun melalui riset keperawatan
g) Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka

3. MAKP Primer

5
Metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

Kelebihan:
a) Bersifat kontinuitas dan komprehensif
b) Mendorong kemandirian perawat
c) ada keterikatan pasien dan perawat selama di rawat
d) berkomunikasi langsung dengan dokter
e) perawatan adalah perawatan komprehensif
f) model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau di terapkan
g) memberikan kepuasan kerja bagi perawat
h) memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
6
Kelemahan :
a) perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
b) hanya dapat di lakukan oleh perawat profesional
c) biaya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan metode lain
Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan
pengembangan diri

4. Metode kasus

Metode kasus merupakan metode pemberian asuhan yang pertama kali digunakan.
Sampai perang dunia II metode tersebut merupakan metode pemberian asuhan keperawatan
yang paling banyak di gunakan. Pada metode ini satu perawat akan memberikan asuhan
keperawatan kepada seorang klien secara total dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang
dirawat oleh satu perawat bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya
kebutuhan kliennya. (Situros, 2006).

Setelah perang dunia II, jumlah pendidikan keperawatan dari berbagai jenis program
meningkat dan banyak lulusan bekerja di rumah sakit. Agar pemamfaatan tenaga yang
bervariasi tersebut dapat maksimal dan juga tuntutan peran yang diharapkan dari perawat
sesuai dengan perkembangan ilmu kedokteran, kemudian dikembangkan metode fungsional.
(Situros, 2006)

Kelebihan :

a) Kebutuhan pasien terpenuhi

b) Pasien merasa puas

c) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat

d) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai

Kekurangan :

a) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan mahasiswa perawat yang terbatas


sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh

b) Membutuhkan banyak tenaga

7
c) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan

d) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab


klien tugas

5. Modifikasi: MAKP Tim-Primer/Moduler

Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut
Sitorus (2002) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan berikut.
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S-1 Keperawatan atau setara.
2. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
3. Melalui kombinasi kedua model tesebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer, karena
saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan D-3, bimbingan
tentang asuhan keperawatan diberikan oleh perawat primer/ketua tim

Contoh (dikutip dari Sitorus, 2002):


Model MAKP ini ruangan memerlukan 26 perawat. Dengan menggunakan model
modiikasi keperawatan primer ini diperlukan empat orang perawat primer (PP) dengan
kualiikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat yang juga Ners. Perawat
pelaksana

8
(PA) 21 orang, kualiikasi pendidikan perawat pelaksana terdiri atas lulusan D-3
Keperawatan (tiga orang) dan SPK (18 orang)

2.2 Metode perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan


1) Metode Rasio (SK, Mankes RI No. 262 Tahun 1979

2) Metode Need

3) Metode Demand

4) Metode Gilles

5) Metode Formulasi Nina

6) Metode Hasil Lokakarya Keperawatan

7) Menghitung Tenaga Perawat Berdasarkan Full Time Equivalent (FTE)

8) Berdasarkan Pengelompokan Unit Kerja Di Rumah Sakit ( Depkes,2011)

9) Metode Douglas

2.3. Metode Depkes 2011

Perhitungan tenaga keperawatan dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya
adalah metode Departemen Kesehatan (Depkes) RI dimana metode ini menghitung jam
efektif perawat adalah selama 7 jam (Sartika, 2019). Model pendekatan penghitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (Depkes 2005) dilakukan perhitungan dengan berdasarkan :

1. Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus


2. Rata – rata pasien perhari
3. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari . Jam kerja efektif setiap perawat atau
bidan 7 jam per hari (Ramdan, 2016)

Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus memperhatikan unit kerja
yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit
sebagai berikut.
a. Rawat inap

9
Berdasarkan klasifikasi pasien cara perhitungannya berdasarkan:

 Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus

 Jumlah perawatan yang diperlukan/hari/pasien

 Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari

 Jam kerja efektif tiap perawat atau bidan 7 jam perhari.Jumlah tenaga
keperawatan yang diperlukan adalah :

Jumlah jam perawatan

Jam kerja efektif per shift

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksidengan


hari libur/cuti/hari besar (loss day)).
Loss day :

jumlah hari minggu 1tahun +cuti+ haribesar


xjumlah perawat tersedia

jumlah hari kerjaefektih

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non- nursing


jobs), seperti: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan.

10
kebersihan alat alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
(jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25% Jumlah tenaga : tenaga yang tersedia +
faktor koreksi
 tingkat ketergantungan pasien :

Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan


terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.

1. Asuhan keperawatan minimal (minimal care), dengan kriteria:

a) kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

b) makan dan minum dilakukan sendiri

c) ambulasi dengan pengawasan

d) observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift

e) pengobatan minimal, status psikologi stabil

2. Asuhan keperawatan sedang, dengan kriteria:

a) kebersihan diri dibantu makan minum dibantu

b) observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam

c) ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

3. Asuhan keperawatan agak berat, dengan kriteria:

a) sebagian besar aktivitas dibantu

b) observasi tanda-tanda vital setiap 2 - 4 jam sekali

c) terpasang kateter Foley, intake dan output dicatat

d) terpasang infus pengobatan lebih dari sekali

e) persiapan pengobatan memerlukan prosedur

4. Asuhan keperawatan maksima, dengan kriteria:

a) segala aktivitas dibantu oleh perawat

b) posisi pasien diatur dan observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

11
c) makan memerlukan NGT dan menggunakan section

d) gelisah /disorientasi

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah:

Jumlah jam perawatan di ruangan hari

Jam efektif perawat

Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi)dengan:


Hari libur/cuti/hari besar (loss day)Loss day :
Jumlah hari libur + cuti +hari besar
+Jumlah perawat yang diperlukan

Jumlah hari kerja efektif

Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas nonkeperawatan (non-


Racing nursing Jobs) Seperti contohnya: membuat perincian pasien pulangkebersihan
ruangan kebersihan alat alat makan pasien dan lain-lain diperlukan25% dari jumlah
pelayanan keperawatan. (Jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%

b. Jumlah tenaga untuk kamar operasi

1. Dasar penghitungan tenaga di kamar operasi:

a) jumlah dan jenis operasi

b) jumlah kamar operasi

c) pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) pada hari kerja

d) tugas perawat di kamar operasi: instrumentator: perawat sirkulasi (2orang/tim)


e) tingkat ketergantungan pasien :

 operasi besar: 5 jam/operasi

 operasi sedang: 2 jam/operasi

 operasi kecil: 1 jam/operasiRumus :


12
c. Jumlah tenagadu ruang penerimaan

1) Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15 menit

2) Ketergantungan di RR : 1 jam

Jumlah jam perawatan x Rata−rata jumlah pasien /

harijam kerja efektif /hari

Perhitungan di atas dengan kondisi : alat tenun dan set operasi dipersiapkanoleh CSSD

d. Jumlah tenaga Di Instalasi gawat darurat. Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1. Rata-rata jumlah pasien perhari

2. Jumlah jam perawatan pe hari

3. Jam efektif per hari.

Rata−rata jumlah pasien x jumlah jam perawatan / h ariJam kerja efektif /


hari

Ditambah lost day 86/279 x jumlah kebutuhan

e. Critical Care

Rata-rata jumlah pasien/hari = 10Jumlah jam perawatan/hari = 12


Rata−rata jumlah pasien / hari x Jumlah jam perawatan / hari

jam kerja /hari

Ditambah lost day 86/279 x jumlah kebutuhan

f. Rawat Jalan

Jumlah pasien/hari = 100 orang Jumlah jam perawatan/hari = 15 orang


Rata−rata jumlah pasien/ hari x Jumlah jam perawatan / hari

13
Jam efektif /hari (7 jam)x 60 menit

Ditambah koreksi 15%

g. Kamar Bersalin

Waktu pertolongan kala I-IV = 4 jam/pasien

Jam kerja efektif = 7 jam/hariRata-rata jumlah pasien setiap hari

= 10 orang

Jumlahsetiap harirata −rata x 4 jam

7 jam /hari

Ditambah lost day.

14
2.4 perhitungan Depkes

Kasus metode DepKes


RS Mawar sedang melakukan perencanaan SDM perawat yang dibutuhkan. Manager
memantau data melalui karu mengenai kunjungan pasien di rawat jalan rata-rata jumlah
pasien dalam 1 hari ada 100 pasien, lalu kamar bersalin jumlah pasien rata-rata dalam 1
hari ada 3 pasien. Kemudian rawat inap 308 bagian penyakit dalam ada 50 pasien, bedah
30 pasien, anak 22 pasien, kebidanan 14 pasien dan gawat darurat 2 pasien. Karu
memantau ruangan yang dikelola olehnya menemui 3 orang klien, mereka tampak
mampu beraktifitas mandiri dengan melakukan bersih-bersih diri secara mandiri di kamar
mandi dan melihat mereka juga mampu melakukan pemenuhan makan dan minum secara
mandiri, karu juga memantau rencana pengobatan 1x pada sift pagi untuk setiap
orangnya. Kemudian karu menemukan 5 orang di rawat inap 308 terpasang infus dan
kateter mereka semua masih mampu memenuhi kebutuhan eliminasi mandiri dan mampu
makan dan minum mandiri. Karu menemukan 5 orang klien terpasang infus dengan
cairan RL dan menggunakan kateter dan dimonitor TTV nya secara 4 jam sekali.
Kemudian rawat inap 309 bagian penyakit dalam ada 70 pasien, bedah 61 pasien, anak 50
pasien, kebidanan 78 pasien. Karu melanjutkan memeriksa ditemukan 5 orang yang
tampak segala kebutuhan daily nya dibantu oleh perawat, kemudian perawat lainnya
juga tampak sedang mereposisi salah satu pasien ke posisi sim dan karu menemukan 3
orang pasien tampak di monitor TTV nya 2 jam sekali dan tampak terpasang infus.
Kemudian pada ruang intensive terdapat bagian penyakit dalam ada 43 pasien dan anak 9
pasien. Kemudian di ruang IGD terdapat rata- rata pasien dalam 1 hari yaitu 47,53
pasien/hari. Kemudian di instalasi bedah central dengan rata-rata pasien operasi dalam 1
hari yaitu 15 operasi yang terbagi menjadi operasi besar ada 8 pasien, operasi sedang 5
pasien , dan operasi kecil ada 2 pasien. Kemudian diruang hemodialisa terdapat rata-rata
pasien dalam 1 hari ada 22 pasien.

Jika di hitung dengan menggunakan metode DepKes, berapa tenaga perawat yang dibutuhkan?
1. Rawat Jalan
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan :
Rata ─ rata Pasien x Jumlah Jam Perawatan

15
Jam Kerja Efektif/Shift x 60
100 x 15 menit
6 x 60
1.500 = 4,16
360
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif

86 x 4,16 = 357,76 = 1,28


279 279
Koreksi 15% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
15 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
15 x 4,16 + 1,28
100
0,5 x 4,16 + 1,28 = 3,36
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)

4,16 + 1,28 + 3,36 = 8,8 = 9 orang/shift

2. Kamar Bersalin
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan (kala I s.d kala IV) = 4 Jam
Rata-rata jumlah pasien/hari = 3
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Rata – rata pasien/hari x Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
3x4 =2
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
16
86 x 2 = 172 = 0,61
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 2 + 0,61
100
0,25 x 2 + 0,61 = 1,11

Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)


2 + 0,61 + 1,11 = 3,72 = 4 orang/shift
3. Rawat Inap
a. Rawat Inap 308
 Keperawatan Langsung
Keperawatan Mandiri 3 pasien : 3 x 2 jam = 6 jam
Keperawatan Partial 10 pasien : 10 x 4 jam = 40 jam
 Keperawatan Tidak Langsung
13 pasien x 1 jam = 13 jam

17
Penyuluhan Kesehatan
13 pasien x 0,25 = 3,25 jam
Total Jam Keperawatan untuk 13 pasien : 6+40+13+3,25= 62,25 jam
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
62,25 = 10,37
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
86 x 10,37 = 891,8 = 3,19
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 10,37 + 3,19
100
0,25 x 10,37 + 3,19 = 5,78

Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)


10.37 + 3,19 + 5,78 = 19,34 = 19 orang/shift
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
14,86 = 2,47
6

18
No. Jenis/Kategori Rata-Rata Rata-Rata Jam Jumlah Jam
Pasien/Hari Perawatan Perawatan/Hari
Pasien/Hari*
1. Penyakit 50/30 = 1,66 3,5 5,81
Dalam/Saraf
2. Bedah 30/30 = 1 4 4
3. Anak 22/30 = 0,73 4,5 3,29
4. Kebidanan 14/30 = 0,46 2,5 1,16
5. Gawat 2/30 = 0,06 10 0,6
JUMLAH 3,91 14,86

Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :


Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat

Jumlah Hari Kerja Efektif


86 x 2,47 = 212,4 = 0,76
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 2,47 + 0,76
100
0,25 x 2,47 + 0,76 = 1,37
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)
2,47 + 0,76 + 1,37 = 4,6 = 5 orang/shift

b. Rawat Inap 309


 Keperawatan Langsung
Keperawatan Total Care 8 pasien : 8 x 6 jam = 48 jam
 Keperawatan Tidak Langsung
8 pasien x 1 jam = 8 jam
Penyuluhan Kesehatan
8 pasien x 0,25 = 2 jam
Total Jam Keperawatan untuk 8 pasien : 48+8+2 = 58 jam

19
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
58 = 9,6
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
86 x 9,6 = 825.6 = 2,95
279 279

20
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 9,6 + 2,95
100
0,25 x 9,6 + 2,95 = 5,35
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)
9,6 + 2,95 + 5,35 = 17,9 = 18 orang/shift

No. Jenis/Kategori Rata-Rata Rata-Rata Jumlah Jam


Pasien/Hari Jam Perawatan/Hari
Perawatan
Pasien/Hari*
1. Penyakit 70/30 = 2,33 3,5 8,155
Dalam/Saraf
2. Bedah 61/30 = 20,03 4 15,86
3. Anak 50/30 = 1,66 4,5 7,47
4. Kebidanan 78/30 = 2,6 2,5 6,5
JUMLAH 26,62 37,98
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
37,98 = 6,33
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
86 x 6,33 = 544,3 = 1,95
279 279

21
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 6,33 + 1,95
100
0,25 x 6,33 + 1,95 = 3,53
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)
6,33 + 1,95 + 3,53 = 11,81 = 12 orang/shift

4. Intensive
No. Jenis/Kategori Rata-Rata Rata-Rata Jumlah Jam
Pasien/Hari Jam Perawatan/Hari
Perawatan
Pasien/Hari*
1. Penyakit 43/30 = 1,43 12 17,16
Dalam/Saraf
2. Bedah 12
3. Anak 9/30 = 0,3 12 3,6
4. Kebidanan 12
5. Gawat 12
JUMLAH 1,73 20,76
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :
Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
20,76 = 3,46
6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif

22
86 x 3,46 = 297,5 = 1,066
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 3,46 + 1,066
100
0,25 x 3,46 + 1,066 = 1,931
Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)
3,46 + 1,066 + 1,931= 6,457 = 7 orang/shift
5. Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan :
1) Rata-rata jumlah pasien/hari
2) Jumlah jam perawatan/hari = 4 jam
Jumlah pasien dalam satu bulan terakhir = 1426 pasien
Jumlah rata-rata pasien/hari = 1426/30 = 47,53 orang/hari
Jumlah Rata – rata pasien/hari x Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
47,53 x 4 = 190,12 = 31,6
6 6
Kebutuhan Tenaga IGD
Kebutuhan tenaga menurut perhitungan Depkes adalah 32 orang/shift
6. Instalasi Bedah Central
Dasar perhitungan tenaga :
1) Jumlah dan Jenis Operasi
2) Jumlah kamar Operasi
3) Pemakaian Kamar Operasi (diprediksi 6 jam/hari)
4) Tugas perawat 3 orang/tim (asisten+instrumentator+sirkuler)
5) Ketergantungan pasien :
 Operasi besar : 5 jam

23
 Operasi sedang : 2 jam
 Operasi kecil : 1 jam
Rata-rata pasien operasi perhari di RS Mawar = 15 operasi
Operasi besar 8
Operasi sedang 5
Operasi kecil 2
(Jmlh jam kep/hari x jmlh operasi) x Jumlah Jam Perawat/tim + 1 cadangan
Jam Kerja Efektif/hari
((8x5)+(5x2)+(2x1)) x 3 + 1 cadangan
6
(52) x 3 + 1 cadangan = 26
6
Ruang penerimaan dan RR
Ruang penerimaan : 15 menit
Ruang recovery room : 1 jam
1,25 x Jumlah Pasien Operasi/hari
Jam Kerja Efektif/Shift
1,25 x 15
6
18,75 = 3,125
6
Kebutuhan Tenaga
26 + 3,125 = 29,125 = 29 orang/shift

1. Hemodialisa
Waktu yang diperlukan untuk pelayanan hemodialisa (Running Mesin s.d Up Vena
Cateter) = 5 jam
Jumlah rata-rata sehari yaitu 22 pasien/hari
Jumlah Tenaga Keperawatan Yang Diperlukan :

24
Jumlah Rata – rata pasien/hari x Jumlah Jam Perawatan/Hari
Jam Kerja Efektif/Shift
22 x 5 = 110 = 18,33
6 6
Loss Day (Hari Libur/Cuti/Hari Besar) :
Jumlah Hari Non Efektif x Jumah Perawat
Jumlah Hari Kerja Efektif
86 x 18,33 = 1,573 = 5,65
279 279
Koreksi 25% (Tugas-Tugas Non Keperawatan)
25 x Jumlah Tenaga Kep + Loss Day
100
25 x 18,33 + 5,65

100
0,25 x 18,33 + 5,65 = 10,2

Kebutuhan (Jumlah Tenaga Kep + Loss Day + Koreksi)


18,33+ 5,65 + 10,2 = 34,18 = 34 orang/hari atau 17 orang/shif

25
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu keberhasilan organisasi baik itu Rumah Sakit atau perusahaan yang memegang
peran penting salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yaitu satu
unsur pendukung untuk berfungsinya operasional Rumah Sakit. Beberapa cara menghitung
jumlah tenaga perawat di Rumah Sakit yang berada di Indonesia dengan menggunakan metode
Gillies, Ilyas,PPNI, Depkes 2002 Depkes 2005, dan WISN.

3.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, salah satu yang harus
diperhatikan oleh pimpinan Rumah Sakit adalah harus lebihbaik dan lebih efektif dalam
menangani sumber daya manusia yang dimiliki oleh rumah sakit, karena untuk mencapai suatu
keberhasilan organisasi baik itu Rumah Sakit atau perusahaan yang memegang peran penting
salah satunya adalah sumber daya manusia.

26
DAFTAR PUSTAKA

Wayan Sudarta Dkk, 2019. Manajemen Keperawatan : Teori & Aplikasi Praktik keperawatan.
Cetakan I. Gosyen Publishing: Jakarta

Ramdan, D. (2016) Cara Perhitungan Kebutuhan Tenaga, PDFCOFFEE. Available at:


https://pdfcoffee.com/cara-perhitungan-kebutuhan-tenaga-pdffree.html

Sartika, I. (2019) ‘Perhitungan Kebutuhan Perawat Berdasarkan Full Time Equivalent di


Rawat Inap Rumah Sakit X Kabupaten Sukoharjo’, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Berkala, 1(1), pp. 64-69

27
27

Anda mungkin juga menyukai