Laporan Pendahuluan Konsep Asuhan Keperawatan Persalinan Normal Pada Ibu
Laporan Pendahuluan Konsep Asuhan Keperawatan Persalinan Normal Pada Ibu
DISUSUN OLEH:
Pembimbing Akademik
2. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
a. Teori penurunan hormone
3. PATOFISIOLOGI
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament,
descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga
terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya
akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit,
kemudian akan berkontraksi lagi.
4. MANIFESTASI KLINIS
Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda seperti dibawah ini,
mengindikasikan bahwa proses persalinan akan segera berlangsung. Ada dua macam
tanda persalinan:
Tanda persalinan asli (true labor)
Tanda persalinan palsu (false labor)
c) Janin
• Bagian presentasi biasanya belum masuk rongga pelvis.
2. Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda), dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan:
3. Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
5. FAKTOR PERSALINAN
a. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tapa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal.
Passage terdiri dari :
1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul):
a) Os. Coxae:
a. Os illium
b. Os. Ischium
c. Os. Pubis
b) Os. Sacrum = promotorium
c) Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul
1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
Bidang-bidang:
1) Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis
dan promontorium
2) Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
3) Bidang Hodge III: sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan
kiri.
4) Bidang Hodge IV: sejajar Hodge I, Il dan Ill setinggi os coccygis
b. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi
otot-otot rahim.
Adalah kontraksi uterus karena tot - otot polos rahim bekeria dengan
baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot - otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri meniadi lebih kecil
serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan
serviks.
c. PASSANGER
d. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar teriadi realitas "kewanitaan sejati" yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu " keadaan yang
belum pasti " sekarang menjadi hal yang nyata
e. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan
f. Kala persalinan
1) Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler, kanalis servikalis.
a) Fase laten
b) Fase aktif
Akhir kala 1 servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat
tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin
turun ke pelvis.
Tanda-tanda Inpartu
Proses Persalinan
Kelelahan (O2↓)
Gangguan Respirasi
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun
adanya gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
b. Pemeriksaan urin gula
Menggunakan reagen benedict dan menggunakan diastic.
c. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG)
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan
gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler
Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas terdengar
DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound untuk mendeteksi frekuensi
jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi kontraksi uterus
kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama.
8. PENATALAKSANAAN
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Masalalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Genogram
f. Riwayat kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
2) Eliminasi (BAB, BAK)
3) Personal Hygiene
4) Aktivitas
5) Istirahat dan tidur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
b. Tingkat kesadaran:
c. Ekspresi:
d. Penampilan:
e. Tanda-tanda vital
f. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
- Inspeksi: amati jumlah rambut, distribusi, tekstur, dan kebersihan.
- Palpasi: apakah terdappat lesi, dan nyeri tekan
2) Wajah
- Inspeksi :warna dan lesi
3) Mata
- Inspeksi :kelopak mata, konjungtiva, sclera, reaksi pupil, alis
4) Telinga
- Inspeksi: lihat struktur luar dan bagian dalam telinga.
5) Hidung
- Inspeksi :apakah pasien bernapas dengan cuping hidung, sinus, dan
adanya septum
6) Mulut
- Inspeksi : lihat warna bibir,gigi,eksudat pada paring, warna dan
pergerakan lidah
7) Leher
- Inspeksi: lihat kesimetrisan leher
- Palpasi: apakah ada pembesaran vena jugularis, deviasi trakea dan
tiroid
8) Dada dan paru-paru
- inspeksi :bentuk, irama, dan kedalaman
- Palpasi : hematum dan ekspansi thoraks
- Perkusi
- auskultasi
9) Jantung
- Palpasi
- auskultasi
10) Abdomen
- inspeksi :warna, dan kesimetrisan
- auskultasi :bunyi bising usus
- Perkusi: batas hepar dan lambung
- Palpasi : setiap kuadran
11) Ekstremitas
- Inspeksi :gaya berjalan
12) Genetalia
- Inspeksi :distribusi rambut pubis, bentuk, secret, dan lesi
13) Anus
- Inspeksi: scar, lesi, jamus, bengkak
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pemeriksaan urine protein (Albumin)
2) Pemeriksaan urin gula
3) Pemeriksaan darah
b. Ultrasonografi (USG)
c. Stetoskop Monokuler
d. Memakai alat Kardiotokografi (KTG)
6. Diagnosa Keperawatan
a. Kala I
1) Nyeri Akut
b. Kala II
1) Gangguan Respirasi
c. Kala III
1) Defisit Volume Cairan
d. Kala IV
1) Resiko Perdarahan
2) Resiko Infeksi
7. Intervensi Keperawatan
a. Kala I
b. Kala II
No Diagnosa keperawatan Perencanaan Rasional
Tujuan/kriteria Rencana tindakan
hasil
1 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Manajemen jalan Observasi
b/d intervensi nafas 1. Memonitor
keperawatan 3x24 Observasi pola napas
Gejala & Tanda Mayor: jam maka pola 1. Monitor pola (frekuensi,
Ds: Dispnea nafas membaik napas kedalaman,
Do: demgam kriteria (frekuensi, usaha napas)
a. Penggunaan otot hasil : kedalaman, 2. Memonitor
bantu pernapasan Ventilasi semenit usaha napas) bunyi napas
b. Fase ekspirasi meningkat (5) 2. Monitor bunyi tambahan
memanjang Kapasitas vital napas tambahan (mis.
c. Pola napas abnormal meningkat (5) (mis. gurgiling, gurgiling,
(mis. takipnea, Diameter thoraks mengi, mengi,
bradipnea, anterior-posterior wheezing, wheezing,
hiperventilasi, meningkat (5) ronkhi kering) ronkhi kering)
kussmaul, cheyne- Tekanan ekspirasi 3. Monitor sputum 3. Memonitor
stokes) meningkat (5) (jumlah, warna, sputum
Tekanan inspirasi aroma) (jumlah,
Gejala & Tanda Minor: meningkat (5) Terapeutik warna, aroma)
Ds: ortopnea Dispnea 1. Pertahanan Terapeutik
Do: menurun(5) kepatenan jalan 1. Mempertahana
1. Pernapasan pursed- Penggunaan otot napas dengan n kepatenan
lip bantu napas head-tift dan jalan napas
2. Pernapasan cuping menurun(5) chin-lift (jaw- dengan head-
hidung Pemanjang fase thrust jika tift dan chin-
3. Diameter thoraks ekspirasi menurun curiga trauma lift (jaw-thrust
anterior-posterior (5) servikal) jika curiga
meningkat Otopnea 2. Posisikan Semi- trauma
4. Ventilasi semenit menurun(5) Fowler atau servikal)
menurun Penapasan Fowler 2. Memposisikan
5. Kapasitas vital pursed-lip 3. Berikan Semi-Fowler
menurun
6. Tekanan ekspirasi menurun(5) minuman atau Fowler
menurun pernapasan hangat 3. Memberikan
7. Tekanan inspirasi cuping hidung 4. Lakukan minuman
menurun menurun (5) fisioterapi dada, hangat
8. Ekskursi dada Frekuensi napas jika perlu 4. Melakukan
berubah membaik(5) 5. Lakukan fisioterapi
Kedalaman napas penghisapan dada, jika
membaik(5) lendir kurang perlu
Ekskursi dada dari 15 detik 5. Melakukan
membaik(5) 6. Lakukan penghisapan
hiperoksigenasi lendir kurang
sebelum dari 15 detik
penghisapan 6. Melakukan
endotrakeal hiperoksigenas
7. Keluarkan i sebelum
sumbatan benda penghisapan
padat dengan endotrakeal
proses McGill 7. Mengeluarkan
8. Berikan sumbatan
Oksigen, Jika benda padat
perlu dengan proses
Edukasi McGill
1. Anjurkan 8. Memberikan
asupan cairan Oksigen, Jika
2000 ml/hari, perlu
Jika tidak Edukasi
komtraindikas 1. Menganjurkan
2. Ajarkan teknik asupan cairan
batuk efektif 2000 ml/hari,
Kolaborasi Jika tidak
1. Kolaborasi komtraindikas
pemberian 2. Mengajarkan
bronkodilator, teknik batuk
ekspektoran, efektif
mukolitik, Jika Kolaborasi
perlu 1. Mengkolabora
sikan
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, Jika
perlu
c. Kala III
d. Kala IV
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI