Usulan Penelitian Tugas Akhir: (Studi Kasus: Dikebun Bukit Lawang PT Langkat Nusantara Kepong (LNK)
Usulan Penelitian Tugas Akhir: (Studi Kasus: Dikebun Bukit Lawang PT Langkat Nusantara Kepong (LNK)
Usulan Penelitian Tugas Akhir: (Studi Kasus: Dikebun Bukit Lawang PT Langkat Nusantara Kepong (LNK)
TUGAS AKHIR
FAHRI RIZKI
1801013
PROGRAM STUDY
BUDIDAYA PERKEBUNAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.5. Kontribusi......................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1. Manajemen....................................................................................................4
2.1.1.Perencanaan (Planning)...........................................................................4
2.1.3. Pelaksanaan(Actuating)..........................................................................5
2.1.4. Pengawasan(Controling)........................................................................5
2.2. Panen.............................................................................................................6
ii
2.2.8. Cara Panen............................................................................................11
BAB III..................................................................................................................21
METODE PENELITIAN....................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
Lampiran 1. Kuisioner........................................................................................60
iii
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem manajemen panen pada tanaman
kelapa sawit di kebun Bukit Lawang PT. Langkat Nusantara Kepong (LNK).
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dan menggunakan
teknik observasi dalam penelitian ini. Sistem manajemen panen kelapa sawit di
kebun Bukit Lawang terdiri dari perencanaan (Planning) yaitu penyusunan RKAP,
kriteria matang panen, angka kerapatan panen, taksasi panen, rotasi panen,
pengangkutan TBS, alat panen, alat pelindung diri (APD). Organisasi
(Organizing) yaitu tenaga panen. Pelaksanaan (Actuating) yaitu ancak panen, cara
panen. Pengawasan (Controling) yaitu pengawasan dilakukan dengan sistem
internal dan eksternal fenomena yang terdapat di Kebun Bukit Lawang PT.
Langkat Nusantara Kepong (LNK) yaitu kurang nya ketegasan dan pengawasan di
afdeling sangat mempengaruhi produksi.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Panen merupakan titik awal dari produksi dan berkaitan dengan teknis budidaya.
Keberhasilan panen tergantung pada kegiatan budidaya serta ketersediaan sarana
1
untuk kegiatan pemanenan. Cara panen mempengaruhi kuantitas dan kualitas
produksi. Menurut Pahan (2006),selama kegiatan panen dan pengangkutan
tandan, asam lemak bebas (ALB) dapat meningkat dengan cepat dengan adanya
luka-luka pada buah karena benturan mekanis yang dapat mempercepat proses
hidrolisis serta meningkatkan proses oksidasi. Proses pemanenan kelapa sawit
meliputi pekerjaan memotong tandan buah segar (TBS), memungut brondolan,
dan mengangkut dari kebun ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik.
TBS yang dipanen diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS) dengan
menggunakan beberapa alternatif seperti truk, lori, dan traktor. TBS dan
brondolan dikirim ke PKS maksimum dalam kurun waktu 24 jam setelah
panen(Erningpraja dan Siahaan, 2005).
2
adanya sistem panen yang terorganisasi dengan baik dapat membantu menjaga
produksi.
Target temuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan aspek sistem
manajemen pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) di PT Langkat
Nusantara Kepong (LNK).
1.5. Kontribusi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi tambahan bagi pihak
yang membutuhkan untuk mengetahui manajemen panen dan struktur biaya
panen.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage“ yang artinya mengatur. Pengaturan
dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi
manajemen itu, jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan
tujuan yang diinginkan (Hasibuan, 2004). Menurut Kristiawan dkk (2017)
manajemen merupakan ilmu dan seni dalam mengatur, mengendalikan,
mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada dalam
organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen (Planing, Organizing,
Actuating, Controling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efesien.
2.1.1.Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah fungsi yang sangat vital yang bukan hanya tugas seorang
pemimpin tetapi juga harus melibatkan setiap orang dalam sebuah organisasi guna
menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mencapainya.
Sondang P. Siagian dalam Tanti Prastuti (2014), menjelaskan bahwa:
“Perencanaan (planning) adalah keseluruhan proses perkiraan dan penentuan
secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Secara sederhana dapat
disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses perumusan tentang apa
yang akan dilakukan dan dan bagaimana pelaksanaannya.
4
2.1.2. Pengorganisasian (Organizing)
2.1.3. Pelaksanaan(Actuating)
Menurut George R. Terry dalam Tanti Prastuti (2014) yang dimaksud dengan
pelaksanaan adalah : “Tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota suka
berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran agar sesuai dengan perencanaan dan
usahausaha organisasi.” Pelaksanaan dilakukan setelah fungsi perencanaan. Agar
pelaksanaan berjalan sesuai dengan perencanaan maka sangat ditekankan pada
bagaimana cara/strategi seorang pemimpin dalam menggerakkan pegawainya. Hal
ini sangat penting untuk menghindari agar bawahan tidak melaksanakan tugasnya
di bawah tekanan atau paksaan tetapi atas dasar pilihan sadar dengan penuh
tanggung jawab.
2.1.4. Pengawasan(Controling)
5
pengevaluasian untuk menjaga agar seluruh kegiatan tidak melenceng dari tujuan
yang ingin dicapai. Menurut Stephen Robein (Inu Kencana Syafiie, 2011),
pengawasan dapat didefinisikan sebagai: “Proses mengikuti perkembangan
kegiatan untuk menjamin jalannya pekerjaan, dengan demikian dapat selesai
secara sempurna sebagaimana yang direncanakan sebelumnya, dengan
pengoreksian beberapa pemikiran yang saling berhubungan.
2.2. Panen
Panen adalah serangkaian kegiatan memotong Tandan Buah Segar (TBS) yang
sudah masuk kedalam kriteria matang panen dan memotong pelepah, lalu pelepah
dicincang menjadi 3 (tiga) bagian dan di susun di gawangan mati, mengutip
brondolan dan Tandan Buah Segar (TBS) di bawa ke Tempat Pemungutan Hasil
(TPH).
6
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan pemanenan adalah
melihat bahwa tanaman telah berumur 30 bulan di lapangan dan 60%pohon
telah memiliki buah yang berkembang baik serta berat TBS ≥3 kg.
7
Tabel 2.1 Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit.
Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik
yakni sebagai berikut :
1) 6/7:6 adalah hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-sabtu) (biasanya
hanya dilakukan waktu musim panen puncak).
2) 5/7:5 adalah hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-jumat).
Rotasi panen bermanfaat menjaga mutu buah dan kualitas buah yang akan
dipanen. Rotasi panen yang terlalu cepat akan mengakibatkan banyaknya buah
yang tidak bisa dipanen atau penurunan potensi buah (buah trek). Rotasi panen
8
yang terlalu lambat dapat mengakibatkan tingginya losses seperti buah lewat
matang, buah busuk, dan banyaknya brondolan tidak terkutip.
Kapveld adalah luas areal panen harian yang dibagi menjadi beberapa blok. Setiap
afdeling dibagi menjadi lima kaveld panen jika standar rotasi panen 5/7.
Penomoran kapveld harus menggunakan huruf romawi, yakni kapveld I, kapveld
II, kapveld III, kapveld IV, kapveld V dan kapveld VI. Luas setiap kapveld di
Afdeling II berbeda-beda. Perbedaan ini ditentukan oleh jam kerja dan situasi
areal (topografi, tanaman produktif, dan potensi produksi).
Ancak panen adalah luasan yang menjadi tanggung jawab pemanen, terdiri dari
dua ancak yaitu :
1) Ancak tetap : pada sistem ini pemanen dan areal panen tetap. Areal panen
biasanya berbukit sampai berlereng curam atau letaknya terpencil. Sebagai
contoh blok A=16 ha; ada 50 baris dipanen oleh 5 orang. Orang ke I
memanen baris 1-10, orang ke II baris 11-20 dan seterusnya.
2) Ancak giring : pada sistem ini pemanen secara bersama-sama memanen di
1 blok. Satu orang pemanen memanen tiap 2 baris (1 gawangan).
Kemudian berpindah kebarisan yang belum dipanen, dan seterusnya
sampai selesai 1 blok dan pindah ke blok lain.
9
2.2.6. Angka Kerapatan Panen (AKP) dan Taksasi Produksi
10
mulai dari mengatur, mengawasi, membagi tugas-tugas para mandor beserta
petunjuk teknis di lapangan, dan menyusun program kerja harian, mingguan dan
bulanan. Krani 1 memiliki tugas mengelola segala bentuk data atau laporan
administrasi yang keluar maupun diterima, data atau laporan tersebut seperti
penyusunan rencana kerja triwulan I, II, III, dan IV yang dibantu oleh asisten
afdeling. Mandor panen memiliki tugas memastikan kehadiran pemanen,
membagi hancak pemanen, memastikan ketersediaan alat-alat panen, mengawasi
kegiatan panen di lapang, mengevaluasi kegiatan panen harian, membuat laporan
harian mandor, melakukan taksasi
produksi yang dibantu oleh krani produksi, serta bekerja sama dengan kerani cek
sawit dalam pengecekan hasil panen. Krani produksi memiliki tugas untuk
berkoordinasi dengan kerani transport untuk menentukan kebutuhan dump truck,
membuat laporan hasil panen harian, dan membantu kerani I dalam mengelola
administrasi produksi harian, mingguan, dan bulanan. Krani transpor memiliki
tugas untuk bertanggung jawab terhadap buah yang telah dipanen sampai buah
sampai ke PKS.
11
4) Tandan buah hasil panen diletakkan di piringan menghadap ke jalan pikul.
Buah yang lepas dikumpulkan dan diletakkan terpisah dari tandannya.
5) Gagang tandan yang masih panjang dipotong sependek mungkin.
6) Tandan buah dikumpulkan padatempat pengumpulan hasil (TPH), disusun
5.
7) 10 tandan per baris, gagangnya menghadap ke atas. Brondolan
disatukan dan dimasukkan ke dalam karung.
8) TPH sebaiknya dilapisi karun goni/plastik agar TBS tidak kotor.
Alat panen dan alat pelindung diri memiliki peranan penting untuk memperlancar
kegiatan panen. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Dodos
2) Egrek
3) Angkong
4) Karung
5) Gancu
6) Kapak
Dari semua alat tersebut berdasarkan fungsinya adalah untuk memotong buah,
memuat buah ke pengangkutan, dan mengangkut buah ke TPH. Pemanenan di
areal tanaman muda menggunakan dodos sebagai alat pemotong TBS pada
tanaman berumur ≤ 8 tahun, kapak sebagai alat pemotong gagang TBS agar
12
terlihat rapi, gancu sebagai alat pengangkut TBS dari pohon ke angkong, angkong
sebagai alat pengangkut TBS ke TPH, sedangkan karung untuk membawa
brondolan yang berserakan di piringan dan di bawa ke TPH disusun bersama
TBS. Sedangkan pada areal tanaman dewasa menggunakan egrek sebagai alat
pemotong TBS pada tanaman berumur > 8 tahun.
Penggunaan APD merupakan salah satu kewajiban semua karyawan. Manfaat dari
penggunaan APD untuk menghindari dan memperkecil dari kemungkinan
kecelakaan yang akan terjadi terhadap karyawan. Perlengkapan APD yang terdiri
dari :
1) Helm
2) Kaca mata
3) Sarung tangan
4) Sepatu boot
Dan itu digunakan di saat memanenan sedang berlangsung.
Basis borong adalah jumlah kilogram tandan yang harus diseselaikan dalam 1 hari
kerja oleh tiap-tiap pemanen. Besarnya kapasitas panen dan basis borong
ditentukan oleh umur tanaman, keadaan buah (kerapatan panen), topografi areal.
Semakin sulit pelaksanaan panen basis borongnya diturunkan.
Premi merupakan bayaran lebih yang diberikan perusahaan karena pegawai harus
bekerja lebih keras untuk berbagai keadaan atau kondisi kerja yang kurang
nyaman. Pegawai mendapat premi karena pegawai tersebut bekerja melebihi
waktu kerja normal atau lembur, kerja saat hari libur, atau karena Universitas
Sumatera Utara 12 prestasi kerja dan produktivitas pegawai dalam bekerja. Premi
adalah pendapatan yang diperoleh pekerja apabila telah melampaui batas
ketentuan yang ditetapkan pengusaha/perusahaan (Ghani, 2003).
13
Pembuatan dan penetapan sistem premi panen harus didasarkan pada biaya potong
buah per kg TBS (Tandan Buah Segar) sesuai anggaran tahun berjalan dan sistem
premi sebelumnya. Besaran premi potong buah diusahakan tetap sesuai dengan
anggaran, tetapi tetap menarik bagi pemanen.
Tenaga kerja panen merupakan hal penting yang harus dipersiapkan dalam
perkebunan kelapa sawit. Penyediaan tenaga kerja panen yang tepat akan
menunjang kelancaran kegiatan panen dan produksi yang maksimal. Jumlah
tenaga kerja panen yang tepat dalam perkebunan kelapa sawit disesuaikan dengan
standar yang ditentukan oleh perusahaan. Tenaga kerja panen di bagi menjadi
beberapa kemandoran untuk memudahkan pembagian hanca panen serta
pengawasan pada saat panen.
( )
ton
ha
Luas rata−rata per seksi × Produktivitas ×1000
hk ..............(2)
TKPanen=
kg
Kapasitas Pemanen( )
HK
Kapasitas panen adalah jumlah tonase buah yang dapat dipanen oleh pemanen
dalam seharinya. Nilai kapasitas panen dari setiap pemanen antar tiap-tiap
kemandoran akan menunjukkan apakah tenaga pemanen sudah terdistribusi
dengan baik atau belum.
14
Evaluasi panen adalah kegiatan pemeriksaan terhadap mutu panen dari pemanen
baik itu mutu buah hasil panen maupun mutu hanca pemanen. Evaluasi panen
dilakukan setiap harinya oleh mandor panen, mandor I, krani produksi dan field
assistant.
Mutu Buah. Pemeriksaan mutu buah dilakukan pada saat kegiatan panen
berlangsung di tempat pengumpulan hasil (TPH) yang dilakukan dengan cara
menghitung buah mentah (unripe), matang (ripe), lewat matang (over ripe),
tandan busuk dan janjang kosong (empty bunch). Data yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan standar perusahaan.
Evaluasi panen di lapangan dan di TPH. Kesalahan yang terjadi diberi sangsi
berupa pengurangan nilai maupun denda sesuai ketentuan yang berlaku.
Pemeriksaan di lapangan yaitu :
1) Tandan matang tidak di panen.
2) Tandan dipanen tidak dikumpul.
3) Brondolan tertinggal di piringan/gawangan pasar pikul.
4) Pelepah tidak disusun.
Pemeriksaan di TPH yaitu :
1) Tandan mentah.
2) Tangkai tandan.
3) Susunan dan kebersihan tandan.
4) Kebersihan brondolan.
5) Buah busuk.
Transport TBS merupakan mata rantai dari proses produksi diperkebunan kelapa
sawit. Ada empat hal yang menjadi sasaran kelancaran transport buah yaitu
menjaga agar asam lemak bebas (ALB) produksi harian 2-3 %, kapasitas
atau kelancaran pengolahan di pabrik, keamanan TBS di lapangan, dan
biaya (Rp/kg TBS) transport yang minimum. Menurut Setyamidjaja (1991)
15
buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung
0.1 % asam lemak. Tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat
mengandung asam lemak bebas sampai 50 %, hanya dalam waktu beberapa
jam saja. Oleh karena itu, pengangkutan tandan buah segar (TBS) sangat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari TBS.
Tandan buah segar yang telah dipanen harus secepatnya segera diangkut ke pabrik
kelapa sawit (PKS) dan diolah agar kualitas minyak yang didapatkan baik. Tujuan
pengelolaan transportasi TBS yaitu meningkatkan kualitas TBS dengan tidak
adanya buah restan lebih dari 24 jam sehingga menjaga asam lemak bebas (ALB)
produksi harian hanya berkisar pada 2˗ 4%. Buah yang telah dipanen segera
disusun rapi di TPH dan diangkut menggunakan dump truck (DT). Kebutuhan alat
transportasi dapat ditentukan dengan mengetahui kerapatan panen dan taksasi
terlebih dahulu.
Standar angkutan TBS adalah :
1) Alat angkut pada umumnya adalah truk.
2) Buah sawit segar diangkut paling lambat 48 jam setelah panen, setelah
panen terkecuali terdapat permasalahan infrastruktur.
3) Dalam hal ini seluruh komponen termasuk koperasi harus mencari
alternatif jalan keluar.
4) Brondolan yang terdapat dalam TPH harus dimuat, baik yang sudah
dikumpul pemanen maupun yang membrondol di TPH.
5) Janjang kosong tidak boleh dimuat, buah yang kurang dari 3 Kg ditinggal.
6) Sanksi angkutan diberlakukan yaitu berupa teguran, pemotongan
pembayaran, hingga pencabutan kontrak apabila sudah dinilai tidak
mengikuti atau mengindahkan isi perjanjian kontrak kerja.
16
Kesesuaian Lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu. Menurut Hardjowigeno dan Widiatmaka (2007), kesesuaian
lahan adalah kecocokan suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan (jenis tanaman
dan tingkat pengelolaan) tertentu. Sedangkan menurut Sitorus Kesesuaian lahan
adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan
tertentu. Kelas kesesuaian suatu areal dapat berbeda tergantung daripada tipe
penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan (Sitorus, 1985). Penggunaan
lahan termasuk dalam komponen sosial budaya karena penggunaan lahan
mencerminkan hasil kegiatan manusia atas lahan serta statusnya (Bakosurtanal,
2007).
Kerangka dari sistem klasifikasi kesesuaian lahan ini terdiri dari empat kategori,
yaitu:
17
Kesesuaian lahan pada tingkat ordo menunjukan tentang sesuai atau tidaknya
lahan untuk suatu penggunaan tertentu, sehingga dibagi menjadi dua, yaitu :
18
untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan
sekarang ini dengan biaya yang rasional.
e) Kelas N2 : Tidak Sesuai Permanen (Currently not Suitable) Lahan
mempunyai pembatas yang sangat berat sehingga tidak mungkin untuk
diragukan lagi suatu penggunaan yang lestari.
19
Tabel 2.1 kriteria keseuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit pada tanah mineral
No Intensitas Faktor Pembatas
Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3)
Karekteristik lahan Simbol
1. Curah hujan (mm) H 1.750- 1.750-1.500 1.500-1.250 <1.250
3.000 >3.000
2. Bulan kering
(<60mm) K <1 1-2 2-3 >3
3. Ketinggian (mdpl) I 0-200 200-300 300-400 >400
4. Bentuk Berombak- Bergelombang- Berbukit-
wilayah/kemiringa W Datar- bergelomban berbukit 15-30 bergunung
n lereng (%) berombak g 8-15 >30
<8
5. Batuan
dipermukaan dan B <3 3-15 15-40 >40
didalam tanah (%)
6. Kedalaman efektif S >100 100-75 75-50 <50
(cm)
Lempung Liat, Liat Pasir Liat Berat,
Berdebu, Berpasir, Berlempung, Pasir
Lempung Lempung Debu
7. Tekstur tanah T Liat Berpasir,
Berpasir, Lempung
Lempung
Liat
Berdebu,
Lempung
Berliat
Sangat
Agak Cepat,
8.
Kelas drainase D Baik, terhambat, Cepat, Sangat
20
BAB III
METODE PENELITIAN
21
metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran tentang sistem
manajemen panen pada tanaman kelapa sawit.
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai
pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku objek sasaran.
Menurut (Nana Sudjana., 2009) observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Teknik observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.
Dalam arti yang luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan
yang dilaksanakan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini yaitu dengan cara studi
lapangan (field research). Studi lapangan merupakan pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mendatangi langsung ketempat objek penelitian,
22
pengumpulan data dilakukan dengan terjun dan melihat langsung dilapangan.
Adapun data yang di ambil adalah :
1) Kuisioner
2) Interview (wawancara)
3) Dokumentasi
23
3.5. Tahapan Penelitian
24
3.6. Bagan Alur Penelitian
Survey Lokasi
Penyusunan Proposal
Proses Perizinan
Pelaksanaan penelitian
Analisa Data
Kuesioner
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
25
Gambar 2 Bagan Alur Penelitian
Bulan
No Jenis kegiatan
7 8 9 3 4 5 6 7 8 9
.
1. Pembuatan proposal
2. Seminar proposal
3. Melakukan
kunjungan kebun
4. Pengamatan dan
pengambilan data
5. Analisa data
7. Seminar Tugas
Akhir
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
komoditi Karet , Kelapa Sawit dan Kakao sebagai varietas tanaman Yang
dihasilkan. Kebun Bukit Lawang memproduksi hasil Karet - K.sawit dan Kakao
27
milik Belanda, jo SK Menteri PertanianNo.229.UM/57 /10 Desember 1957)Juni
Kebun Bukit Lawang berada dibawah kaki Bukit Taman Nasional GunungLouser
Sbb :
Kebun Bukit Lawang berada pada ketinggian 155 M diatas permukaan Laut Jenis
tanah adalah Typic Dystopcpt ( Podsalik Coklat ) kesuburan fisik tanah Tergolong
sedang yang ditunjukan oleh Tekstur lempung liat dan berpasir Dan kebun-kebun
yang sebelumnya milik UDM, HVA, HLRCM, BRM dan CWC Yang berlokasi di
C. Luas Kebun
awalnya adalah Kebun MBL ( maryke/Bukit Lawang ) yaitu Kebun Maryke dan
Bukit Lawang adalah 1 (satu) unit Kebun. Kebun Maryke dilokasi Kec. Salapaian
( sekarang Kec. Kutambaru ) Dan kebun Bukit Lawang dilokasi Kec. Bahorok ,
Sesuai KPTS direksi PTPN-II Tanjung Morawa , Oktober 2003 Kebun MBL
Pisah kebun antar Kebun Maryke dan Kebun Bukit Lawang, dan Oktober 2007 di
28
satukan Kembali menjadi Kebun (BLG) Bukit Lawang Pada Tahun 2009 PTPN-II
Group (KLK) dan terbentuk anak perusahaan yang bernama PT. Langkat
Nusantara Kepong (PT.LNK) dan pada oktober -2009 Kebun ( BLG ) pisah kebun
dengan Kebun Maryke .Tahun 1963 dengan ketetapan Presiden diadakan kembali
Negara Perkebunan ( PNP) diadakan kembali reorganisasi terhadap PPN Karet -II
kebun eks PPN Aneka Tanaman-II , kemudian berganti nama Menjadi Perusahaan
Persero dan PP No. 128/ 1975. Akhirnya pada sekitar akhir tahun 1996 diadakan
dan PTP-II Tanjung Morawa disatukan dengan PTP-IX dan diubah namanya
menjadi PTP. Nusantara- II ( PTPN-II ) dan kebun Bukit Lawang sebagai salah
( Pleistosin ) dengan Bahan induk Tuff Liparit Fisiografi pada sebagian besar
Berbukit : 40 %
Bergelombang : 40 %
29
Rata : 20%
Luas Areal HGU PTPN-II kebun Bukit Lawang = 1.417 Ha. Dengan Uraian
TM. 1995.A = 97 Ha
TM. 1995.B = 48 Ha
TM. 1966.B = 65 Ha
TM. 1999.A = 58 Ha
TM. 2011.C = 93 Ha
TM. 2001.D = 66 Ha
TM. 2011.E = 62 Ha
TM. 2011.G = 78 Ha
30
c. Total Luas Tanaman ( a + b ) = 1.280 Ha
Areal HCV = 54 Ha
31
E. Struktur Organisasi
a. Karyawan Pimpinan :
Manager = 1 Orang
Jumlah = 2 Orang
b. Karyawan Pelaksana :
c. Bidang Keamanan :
32
BAGAN ORGANISASI KEBUN :
KRANI EFS
H. RIPAN
KRANI BARCODE
DEDI KUSWANDI
33
KRANI I KRANI
M. RIDWAN STATISTIC/TANAMAN
DODI AFRIZAL
HUMMSY
UCOK NAINGGOLAN
1. Kegiatan Produksi
b. POUK.
34
c. Koperasi :
Kebun Bukit Lawang terdiri dari 1 (satu) Serikat Pekerja yaitu SPBP
Karyawan tersebut.
4.2.Curah Hujan
Curah Hujan merupakan salah satu faktor iklim yang banyak mendapatkan
perhatian dalam keberhasilan perkebunan kelapa sawit terutama dalam produksi
TBS dengan kriteria Tofografi kebun Bukit lawang merupakan tanah
bergelombang hal ini mengakibatkan tidak adanya perbedaan peralihan pada
masing masing kelas lahan keragaman produksi.Untuk data curah hujan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
35
APRIL 395 17 171 8 351 14 339 16 524 21
MEI 336 16 414 18 365 18 345 17 340 19
JUNI 381 14 479 20 423 13 292 12 202 17
JULI 363 16 331 13 440 18 353 16 134 12
AGUSTUS 176 8 173 8 210 9 513 15
Berdasarkan tabel 4.1 curah hujan pada tahun 2018 adalah 4.791, curah hujan
pada tahun 2019 adalah 4.298, curah hujan tahun 2020 adalah 4007, curah hujan
tahun 2021 adalah 4.851, curah hujam pada tahun 2022 adalah 3.421.
6000
5000
4000
3000
Curah Hujan
2000
1000
0
2018 2019 2020 2021 2022
Dari gambar 4.1. menunjukan intensitas curah hujan tertinggi pada tahun 2018
dengan intensitas sebesar 4.791 mm, dan yang terendah terjadi pada tahun 2022
dengan intensitas 3.421 mm. Curah hujan sangat berpengaruh cukup signifikan
terhadap prosduksi tanaman.
36
195
190
185
180
175
165
160
155
150
2018 2019 2020 2021 2022
Gambar 4.2. menunjukan bahwa hari hujan terbanyak terjadi pada tahun 2018
dengan total sebanyak 189 hari, dan yang terendah terjadi pada tahun 2022
sebanyak 164 hari. Curah hujan yang kurang dari 2000 mm per tahun bukan
kursng baik untuk pertumbuhan bagi kelapa sawit asal tidak, terjadi defisit air,
yaitu tidak tercapainya jumlah curah hujan minimun yang kurangnya mencapai
250 mm atau lebih. Defisit air yang tinggi juga akan berpengaruh kurang baik
karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan dari pada pertumbuhan generatif
sehingga bunga dan buah yang terbentuk relatif lebih sedikit. Selain itu, jumlah
curah hujan yang terlalu tinggi akan mengganggu kegiatan kebun seperti
pemeliharaan tanamanan, kelancaraan transportasi, dan terjadinya erosi
(Raharja,2019).
Produksi tanaman kelapa sawit di kebun dapat dilihat pada tabel 4.2
37
Tabel 4.2 Produksi Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Di kebun Bukit Lawang
PT Langkat Nusaantara Kepong (LNK)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2018 jumlah produksi yang dihasilkan
berjumlah 30.906,18, pada tahun 2019 produksi yang dihasilkan berjumlah
32.611,51, pada tahun 2020 produksi yang dihasilkan berjumlah 30.706,25, pada
tahun 2021 produksi yang dihasilkan berjumlah 31.585,91, dan pada tahun 2022
produksi yang dihasilkan berjumlah 29.734,50.
38
33,000
32,500
32,000
31,500
31,000
30,500
Produksi TBS (Kg)
30,000
29,500
29,000
28,500
28,000
2018 2019 2020 2021 2022
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa 5 tahun terakhir terdapat produksi tertinggi yaitu
terjadi pada tahun 2019 dengan total berat tandan (Kg) berjumlah 32.611,51 Kg,
dan produksi terendah terjadi pada tahun 2022 dengan total berat tandan (Kg)
berjumlah 29.734,50 Kg.
26
25.5
25
24.5
24
Produktivitas
23.5
23
22.5
22
2018 2019 2020 2021 2022
39
Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa produktivitas pada tahun 2018-2019
mengalami kenaikan dan pada tahun 2019-2020 mengalami penurunan.
Produktivitas tertinggi terjadi pada tahun 2019 dengan berat 25,48 Ton/Ha dan
produktivitas terendah terjadi pada tahun 2022 dengan berat 23,23 Ton/Ha.
Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen
sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta
menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (THP) berikut berondolannya
(PTPN IV 2007).
Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah yang sudah matang panen
dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi produksi minyak dan
inti sawit maksimal dapat dicapai. Oleh karena itu bila terjadi ada buah matang
yang tidak sesuai dengan kriteria matang panen dan buah yang di panen tidak
dapat segera dikirim ke pabrik, agar segera cari solusinya.
40
Manajemen kebun bertugas untuk memanen semua buah matang yang ada dan
mengirimnya ke pabrik pada saat kualitas buah optimum untuk mendapatkan
kualitas minyak dan inti sawit yang maksimum. Buah yang di panen hari ini harus
sampai di pabrik hari ini juga. (SOP).
4.4.1.Perencanaan (Planning)
Sebelum pelaksanaan panen dilaksanakan persiapan-persiapan yang harus
dilakukan adalah :
a. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Asisten afdeling diminta harus bisa membuat rencana kerja bulanan dan
tahunan. Pentingnya rencana kerja ini adalah sebagai acuan yang akan
dilakukan dalam kegiatan satu tahun. Fungsi RKAP adalah untuk mengetahui
anggara 1 tahun dan dapat melihat anggarannya untuk apa saja kemudian
menjadi anggaran selama bekerja. RKAP afdeling dibuat selama 6 bulan dan
RKAP harus berpacu pada standar fisik yang telah ditetapkan dan harus di
ikuti. RKAP tahunan berupa item pekerjaan, mengetahui norma, mengetahui
US. Asisten dalam membuat item kerja tidak sembarang memasukan, tetapi
tetap mengacu acuan SOP yang telah di tetapkan, untuk mengantisipasi
terjadinya hasil kerja RKAP tidak bekerja di buatlah RKO (Rencana Kerja
Operasional) yang merupakan rencana kerja operasional disusun secara
triwulan yaitu 3 bulan sekali sebagai alat pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan RKAP.
Dasar membuat rencana kerja tersebut adalah budget tahunan yang disusun
oleh manajer yang telah ditetapkan dalam satu tahun. Selain itu juga adanya
progres kerja bulanan yang telah dikerjakan. Dalam hal ini rotasi kerja juga
menjadi acuan dalam penyusunan rencana kerja bulanan.
b. Kriteria Matang Panen
Kematangan buah adalah aspek yang pengaruhnya paling menonjol terhadap
kuantitas dan kualitas minyak. Buah yang tepat matang diartikan sebagai buah
41
yang kondisinya memberikan kuantitas dan kualitas minyak maksimal, yang
dapat dijabarkan menjadi angka-angka bila di analisis di laboratorium.
Oleh karena itu, seperti halnya sebagi jenis komoditas, kematangan buah
dideteksi secara visual.
Kriteria umum tandan buah yang dapat dipanen adalah berdasarkan jumlah
brondolan yang terlepas dari tandannya dan jatuh ketanah secara alami atau
dengan istilah lain menghasilkan brondolan dalam jumlah tertentu.
Kriteria fraksi kematangan TBS sebagai berikut :
F00 : Tandan Buah Segar tanpa brondolan (Sangat Mentah)
F0 : Membrondol 1-12,5% (Mentah)
F1 : Membrondol 12,5-25% (Kurang Matang)
F2 : Membrondol 25-50% (Matang I)
F3 : Membrondol 50-70% (Matang II)
F4 : Membrondol 70-100% (Lewat Matang I)
F5 : Buah dalam ikut membrondol (Lewat Matang II)
F6 : Semua buah membrondol (Tandan Kosong)
Berdasarkan Surat Edaran (SE) dari kebun Bukit Lawang kriteria matang
panen yang ditetapkan adalah 10 brondolan segar yang terlepas alami yang
jatuh dipiringan.
c. Angka Kerapatan Panen
Adapun pengertian AKP adalahmengetahui buah matang panen yang dapat
dilihat secara visual, yaitu dari perubahan kulit buah menjadi merah jingga
atau ciri-ciri lain yang dilihat apabila sebagian buah sudah membrondol
dan jatuh pada piringan. AKP dapat menentukan perkiraan produksi,
kebutuhan pemanen dan kebutuhan unit pengangkut AKP ditentukan dari
hasil sensus tanaman dan dilakukan sehari sebelum pemanenan.
42
akan di panen dan kapasitas pemanen, maka mandor panen pada pagi hari
sudah mengetahui buah yang akan di panen.
Cara menghitung AKP sebagai berikut :
1. Menentukan jumlah pokok sampel sebanyak 5-10% dari blok yang
akan di panen esok hari.
2. Menghitung jumlah tandan yang dapat dipanen esok hari berdasarkan
kriteria matang panen sesuai dari pokok sampel
Contoh :
= 711 pokok
Jadi dari 711 pokok sampel di temukan 3.345 Tandan siap dipanen maka angka
kerapatan panen (AKP) blok 11A pada saat itu adalah :
d. Taksasi panen
taksasi panen adalah perkiraan produksi hasil tanaman yang di panen harian,
dilaksanakan 1 hari sebelum panen. Kegiatan taksasi panen dilakukan bersamaan
dengan menghitung angka kerapatan panen.
43
Rumus menghitung taksasi panen = (Jumlah Tandan x BRT )
AKP =1:4
artinya estimasi panen pada blok 11A sebesar 54.189 kg dengan luasan 107 ha.
Jumlah Kg
Rumus =
Kapasitas Panen
44
Kebutuhan truk untuk mengangkut panen
= 209.720 Kg : 15.000 Kg
= 13 Truk
Manajemen dalam penggunaan tenaga panen harus dilakukan dengan baik agar
tenaga panen yang dimiliki oleh perusahaan mampu memenuhi kebutuhan tenaga
panen. Kebutuhan tenaga panen di PT LNK (Langkat Nusantara Kepong) kebun
Bukit Lawang sudah diatur oleh perusahaan, dikarenakan PT LNK tidak ada
sistem penyebaran panen.
f. Transportasi panen
g. Rotasi Panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara kapvled panen terakhir sampai
kapveld panen berikutnya pada tempat yang sama. Kebun Bukit Lawang memiliki
sistem rotasi 8/10, artinya rotasi yang memiliki waktu panen 8 kaveld dalam 10
45
hari. Kaveld panen adalah luasan areal yang terdiri atas beberapa block dan
terbagi menjadi beberapa anca dan harus dipanen dalam jangka waktu 1 hari.
Alat Pelindung Diri wajib digunakan setiap pekerja. Penggunaan APD bertujuan
untuk menjaga dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. APD yang
digunakan saat panen adalah : Helm, Kacamata, Sepatu Boot, Sarung tangan.
i. Alat Panen
Pelaksanaan panen yang baik harus didukung juga oleh alat panen yang memadai.
Alat panen yang tidak lengkap akan menghambat kegiatan dan memicu terjadinya
penurunan kapasitas dari pemanen. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam
mempersiapkan pekerjaan panen adalah menyediakan alat kerja ( Pahan 2006
dalam Yuanda dkk 2017). Alat panen yang digunakan adalah sesuai dengan umur
tanaman. Alat panen yang digunakan pada umur 3-5 tahun adalah dodos, kapak,
gancu dan angkong. Pada umur tanaman >5 tahun menggunakan egrek, fiber,
kapak, gancu, karung dan angkong. Alat panen tersebut disediakan oleh
perusahaan untuk pemanen dan setiap pemanen harus bertanggung jawab dalam
menjaga alat panen tersebut. Sebelum melakukan panen, pemanen harus merawat
alat-alat tersebut seperti diasah sebelum melakukan panen agar proses pemanenan
berjalan dengan lancar.
Pelaksanaan panen diperlukan adanya koordinasi yang baik agar tujuan dari
proses panen dapat tercapai sesuai dengan rencana. Manager kebun bertugas
mengkoordinasi dan mengambil suatu keputusan dikebun. Struktur organisasi
panen sebenarnya sama dengan yang ada dikebun selama ini yaitu menangani
proses panen kelapa sawit dimulai dari mandor panen, mandor 1, asisten afdeling
dan manager. Namun untuk lebih mengefektifkan managemen panen dibutuhkan
satu petugas baru yaitu krani cek sawit (KCS) yang bertugas mengawasi buah di
TPH.
46
Di afdeling 1 terdapat 30 karyawan panen, 1 asisten afdeling, 1 mandor 1, 2
mandor panen dan 1 KCS (Kerani Cek Sawit). Di afdeling 2 terdapat 30 karyawan
panen, 1 asisten afdeling, 1 mandor 1,2 mandor panen dan 1 KCS (Kerani Cek
Sawit), di afdeling 1 masing-masing mandor panen memiliki anggota sebanyak 15
orang sedangkan di afdeling 2, 1 mandoran ada yang memiliki 16 karyawan panen
dan 1 mandoran lagi memiliki 14 karyawan panen.
Manajer
Asisten Afdeling
Mandor 1
Pemanen Pemanen
a. Tanggung Jawab
agar sistem manajemen panen dapat dilakukan dengan efektif perlu dibuat uraian
tanggung jawab terhadap karyawan yang berkaitan dalam proses pelaksanaan
panen. Adapun uraian tanggung jawab tersebut adalah :
1. Manajer
Melakukan pengecekan pelaksanaan panen pada setiap afdeling dalam
konsistensi pelaksanaan panen dan melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan sistem panen.
2. Asisten tanaman, Asisten Afdeling, Mandor 1
Melakukan pengecekan mutu buah panen, tangkai cangkem kodok,
kebersihan panen dan pengutipan brondolan di piringan,
susunancabang/pelepah, buah panen tidak terkumpul di TPH,
47
cabang/pelepah yang sengkleh kena egrek, mempersiapkan kendaraan
angkut dengan sesuai kebutuhan, membuat evaluasi dan rencana panen di
afdeling.
3. Mandor Panen
Mandor panen memiliki tanggung jawab mengawasi proses panen di
lapangan secara langsung dan menghitung kerapatan panen untuk
membuat rencana panen esok harinya, melakukan pengecekan kebersihan
panen dan pengutipan brondolan di piringan/gawangan, susunan
cabang/pelepah, buah panen tidak dikumpul di TPH, cabang/pelepah
sengkleh kena egrek, membuat laporan panen harian di buku PB 24,
melaporkan situasi umum kondisi blok yang dipanen.
4. Krani Cek Sawit (KCS)
Mutu buah panen di TPH, kebersihan brondolan di TPH, tangkai
panjang/cangkem kodok, buah tidak bernomor, buah mentah, buah hitam,
buah busuk, itu adalah laporan yang harus diserahkan kepada kantor oleh
Krani Cek Sawit (KCS).
5. Pemanen
Pemanen bertugas untuk menjaga kebersihan panen dan melakukan
pengutipan brondolan di piringan, mutu buah panen, susunan
cabang/pelepah, tangkai cangkem kodok (V), buah panen harus dikumpul
di TPH dan disusun, menghindari cabang sengkleh kena egrek, dan
menomori setiap tandan buah.
48
Besar nilai denda setiap kesalahan sebagai berikut :
1. Lapangan
Tabel 4.5 Denda Panen di Lapangan
Denda panen diberikan kepada petugas panen jika dijumpai kesalahan dalam
melaksanakan pekerjaannya, petugas yang memeriksa kesalahan dalam panen
adalah petugas/pengawas dan dibukukan oleh krani produksi, dan nilai dendanya
disampaikan kepada pemanen serta petugas/pengawas panen.
Ketentuan nilai denda terhadap temuan dilapangan dan di TPH sebagai berikut :
Tabel 4.7 Nilai Denda
49
Apabila dalam satu hari oanen terhadap seorang pemanen dilakukan pemeriksaan
oleh lebih dari satu petugas / pengawas panen (misal oleh mandor panen, mandor
1, atau asisten afdeling), jika dijumpai kesalahan yang harus dikenakan denda,
maka yang berlaku untuk perhitungan denda adalah hasil pemeriksaan petugas /
pengawas dengan jabatan tertinggi.
Apabila TBS tidak terangkut dan busuk di TPH akibat petugas penerima buah,
maka kepada petugas tersebut dikenakan denda yakni premi pada hari itu tidak
diperhitungkan didalam perhitungan premi pada bulan bersangkutan.
b. Basis Borong
Basis borong adalah adalah batas minimal TBS yang harus diperoleh seorang
pemanen dalam satu hari kerjanya.
Basis borong (Kg,TBS/Hk) ditetapkan berdasarkan potensi tanaman dalam RKAP
tahun berjalan dan tingkat topografi areal (Rata dan Bukit) sebagai berikut :
50
<8 290 340 315
8 – 10 370 440 405
10 – 12 410 490 450
12 – 15 490 590 540
15 – 18 530 640 585
> 18 570 690 630
Berdasarkan tabel 4.9 Topografi yang berbukit lebih sedikit basis borong nya di
bandingkan dengan topografi yang rata.
c. Basis Tugas
Basis Tugas adalah jumlah hasil panen harus dicapai oleh pemanen dalam satu
hari kerja.
Besarnya Basis Tugas setiap pemanen adalah 125% x Basis Borong.
Apabila pemanen dalam satu hari kerja tidak dapat mencapai Basis Tugas maka
premi Kwantitas Tandan Buah Segar (TBS) pada hari itu diberikan hanya 75%
dari yang seharusnya.
d. Premi Panen
Premi panen dan premi brondolan diberikan terpisah dengan nilai premi per Kg
yang berbeda. Tujuan dari pemberian premi panen adalah untuk meningkatkan
pendapatan karyawan dan agar pemanenn termotivasi yang terkait oleh panen agar
buah dilapangan terpanen. Untuk premi brondolan diberikan agar lebih
memotivasi pengutipan brondolan dan menimalisir kesilangan losis.
51
Rumus Premi
P = { ( K-BB ) NP } – D
Keterengan :
P = Premi
K = Kapasitas
BB = Basis Borong
NP = Nilai Premi
D = Denda
52
kan 100% dari premi topografi yang rata (35). Begitupun dengan topografi yang
berbukit.
Tabel 4.11 Premi Brondolan
Brondolan harus dalam keadaan bersih dari segala macam kotoran ( sampah,
tangkai tandan, batu dan lain-lain).
53
Waktu dibawa ke PKS ternyata berat brondolan nya bertambah menjadi 550 Kg
brondolan.
Jadi 550 Kg Brondolan x Rp. 150 = Rp. 82.500
Jadi pemanen A mendapatkan premi brondolan sebesar Rp. 82.500.
Diatas adalah perhitungan premi brondolan di topografi yang rata.
54
I. Areal rata, potongan pelepah diletakkan pada gawangan mati
ataupun barisan tanaman.
II. Di perengan, pelepah disusun mengikuti arah terasan atau tapak
kuda agar berfungsi sebagai penahan erosi.
4. TBS yang jatuh ke tanah, di potong tangkainya dengan menggunakan kapak
dan dibentuk cangkem kodok (V).
5. Semua brondolan yang terjatuh segera dikutip dan dikumpulkan oleh
pemanen sengan menggunakan karung yang bersih serta bebas dari segala
macam kotoran. (sampah, tangkai tandan, batu dan lain-lain).
6. TBS diletakkan di pasar pikul terlebih dahulu dan pemanen melanjutkan
kembali melihat pokok perpokok di hancaknya untuk mendapatkan TBS
yang sesuai kriteria matang panen.
7. TBS yang dipanen diangkut ke TPH menggunakan angkong lalu disusun di
TPH dan diberi nomor pemanenn.
Dalam pelaksanaan penelitian ada beberapa hal kesalahan yang ditemui oleh
peneliti adalah tandan yang tidak di panen, brondolan yang tidak dikutip padahal
di piringan, pelepah yang tidak disusun danpelepah yang tidak di potong menjadi
3 bagian dan masih menurukan buah yang tidak termasuk kriteria matang panen.
55
Mandor 1, mandor panen, krani cek sawit. Asisten membahas dan mengevaluasi
target pencapaian produksi permasing-masing pemanen.
Evaluasi dapat mencakup kepasitas pemanen, pemeriksaan mutu hancak dan mutu
buah. Kemudian asisten juga membahas perencanaan panen untuk ke esokan hari
yang berpedoman pada AKP dan taksasi panen yang telah dibuat oleh mandor
panen dan sarana angkut produksi yang telah dilaporkan ketersediaan jumlahnya
oleh KCS.
Asisten tanaman melakukan brifing pagi hari pukul 05.30 – 06.30 beserta
perangkat afdeling, melaksanakan brifing pagi terkait pemantapan rencana panen
yang telah disusun pada saat sore. Kemudian pada pukul 06.00 s/d 06.15 asisten
afdeling beserta perangkat afdeling melakukan apel pagi dengan karyawan
afdeling bertujuan untuk memberikan motivasi, semangat bekerja, nilai-nilai yang
positif kepada seluruh karyawan dan evaluasi target pencapaian produksi per
pemanen, kebersihan hancak panen, kelengkapan alat panen serta penggunaan
APD.
56
memastikan bahwa kelapa sawit menjadi perkebunan yang berkelanjutan serta
ramah lingkungan. Dalam pemanenan setiap karyawan/pekerja harus memakai
APD dan pemanenan harus melakukan kegiatan dalam pemanenan sesuai dengan
standar operasional prosedur perusahaan, seperti mutu buah dan mutu hanca harus
di jaga. Pengawasan RSPO dan ISPO dilakukan dalam setahun sebanyak dua (2)
kali.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Sistem manajemen panen kelapa sawit di Kebun Bukit Lawang terdiri dari
Perencanaan (Planning) yaitu penyusunan RKAP, kriteria matang panen,
angka kerapatan panen, taksasi panen, rotasi panen, alat panen,
pengangkutan TBS, Alat Pelindung Diri (APD). Organisasi (Organizing)
yaitu Tenaga Panen. Pelaksanaan (Actuating) yaitu ancak panen, cara
panen. Pengawasan (Controling) yaitu pengawasan internal, pengawasan
eksternal.
57
2. Fenomena yang terdapat di Kebun Bukit Lawang PT Langkat Nusantara
Kepong (LNK) yaitu kurang nya ketegasan dan pengawasan di afdeling
sangat mempengaruhi produksi.
5.2 Saran
1. Saran yang dapat penulis berikan kepada PT Langkat Nusantara Kepong
yaitu agar mempertahankan dan meningkatkan sistem manajemen di
perusahaan agar produksi menjadi lebih maksimal.
2. Pengawasan dan ketegasan perlu di tingkatkan agar karyawan dapat
bekerja secara maksimal.
3. Untuk di lahan yang berbukit di usahakan pada saat pembuatan lahan
utamakan pembuatan jalan terlebih dahulu setelah itu baru pemancangan
dilakukan.
4. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk mengkaji biaya
panen dan faktor produktivitas kelapa sawit.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adhri Zul Harahap. 2018. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Sei Lukut, Siak, Riau Harvesting Management of Palm Oil
(Elaeis guineensis Jacq.) Sei Lukut Estate, Siak, Riau. Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor, Volume 6 Nomor 1 ; halaman 131-139.
59
Miranda Rio Ragis. 2009. Manajemen Panen Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Di PT. Gunung Kemasan Estate, Minamas Plantation,
Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Fakultas Pertanian Institut Pertanian
Bogor,
60
Lampiran 1. Kuisioner
Planning (Perencanaan)
Organizing (Organisasi)
Actuating (Pelaksanaan)
Controling (Pengawasan)
61
4. Bagaimana SOP nya dalam pengawasan ?
5. Apakah selesai pemanenan dan buah berada di TPH, apakah ada yang
mengawasi pak ?
62
Lampiran 2. Perlengkapan Panen
63
Lampiran 3. Wawancara
64
Lampiran 4. Dokumentasi TPH dan Apel Pagi
65
Lampiran 5. Sejarah Perusahaan
66
PT.PERKEBUNAN NUSANTARA-II PT. LANGKAT
NUSANTARA KEPONG
67
GABARAN UMUM SEJARAH PERUSAHAAN :
I. Pendahuluan
Kebun Bukit Lawang adalah salah satu unit kebun dari PTP.Nusantara -II Tanjung
Morawa, berpusat di Medan, yang bergerak dibidang perkebunan dengan komoditi
Karet ,Kelapa Sawit dan Kakao sebagai varitas tanaman Yang dihasilan.Kebun Bukit
Lawang memproduksi hasil Karet – K.sawit dan Kakao pihak kebun mengolahnya
pada pabrik kebun Se Induk :
Kebun Bukit Lawang pada mulanya adalah sebuah perusahan yang bergerak dibidang
perkebunan yang didirikan oleh Pemerintahan Belanda pada tahun 1916 yang terdiri
dari :
1. Sinembah Matschappy dengan kantor pusat ditanjung morawa
2. BOCM ( Bandar Olic Rubber Matschappy ) Kantor Pusat di Pabatu
3. VDM ( Verenigle Deli Matschappy ) Kantor Pusat Di Medan
Tahun 1957 seiring dengan usaha pembebasan Irian Barat ( sekarang Irian Jaya )
perusahan perusahaan tersebut dinasionalisasi dengan UU No.86 tahun 1958 (tentang
pengaturan perusahaan-perusahaan pertanian / perkebunan eks milik Belanda,jo SK
Menteri Pertanaian No.229.UM/57 /10 Desember 1957) Juni 1960 Perkebuan eks
Belanda tersebut bertukar nama menjadi Perusahaan Perkebunan Negara ( PPN ) unit
Sumatera Utara.
68
III. Gambar Umum Unit Kebun :
Kebun Bukit Lawang merupakan salah satu unit usaha PTPN-II Dan pada awalnya
adalah Kebun MBL (maryke/Bukit Lawang) yaitu Kebun Maryke dan Bukit Lawang
adalah 1 (satu) unit Kebun. Kebun Maryke dilokasi Kec. Salapaian (sekarang Kec.
Kutambaru) Dan kebun Bukit Lawang dilokasi Kec. Bahorok , Jarak tempuk Ke
Kebun Maryke = 36 Km. Sesuai KPTS direksi PTPN-II Tanjung Morawa , Oktober
2003 Kebun MBL Pisah kebun antar Kebun Maryke dan Kebun Bukit Lawang, dan
Oktober 2007 di satukan Kembali menjadi Kebun (BLG) Bukit Lawang.
Pada Tahun 2009 PTPN-II Tanjung Morawa Menjalin kerja sama (KSO) dengan
Kuala Lumpur Kepong Group (KLK) dan terbentuk anak perusahaa yang bernama
PT. Langkat Nusantara Kepong (PT.LNK) dan pada oktober -2009 Kebun (BLG)
pisah kebun dengan Kebun Maryke
Kebun Bukit Lawang berada dibawah kaki Bukit Taman Nasional Gunung Louser
( TNGL ) terletak di Kecamatan Bahorok – Langkat ( Sumut ) Berbatas dengan Sbb :
1. Barat : Objek Wisata Pemandian / TNGL
2. Utara : Desa Kendit
3. Timur : PT.PP Lonsum (kebun Bungara dan Soofindo Sei Musam)
4. Selatan : Desa Timbang Jaya ( Gotong Royong )
Kebun Bukit Lawang berada pada ketinggian 155 M diatas permukaan Laut Jenis
tanah adalah Typic Dystopcpt ( Podsalik Coklat ) kesuburan fisik tanah Tergolong
sedang yang ditunjukan oleh Tekstur lempung liat dan berpasir
69
Dan kebun-kebun yang sebelumya milik UDM, HVA, HLRCM, BRM dan CWC
berada di Medan.
PPN.SUMUT-II berubah nama kembali menjadi PPN Karet-II dengan kantor besar
tetap di Medan.
Tahun 1968, dengan PP No. 14 Tahun 1968 tentang Pendirian Perusahaan Negara
Perkebunan ( PNP) diadakan kembali reorganisasi terhadap PPN Karet –II dengan
penambahan 4 (empat) buah kebun eks PPN Aneka karet-III Dan 1 (satu) kebun eks
PPN Aneka Tanaman –II , kemudian berganti nama Menjadi Perusahaan Negara
Akhirnya pada sekitar akhir tahun 1996 diadakan kembali reorganisasi / Regrouping
dengan PTP-IX dan diubah namanya menjadi PTP. Nusantara- II ( PTPN-II ) dan
70
Secara Geologi tergolong dalam farmasi Kuarter ( Pleistosin ) dengan Bahan induk
Tuff Liparit Fisiografi pada sebagian besar areal adalah Lungur Vulkam dengan
1. Berbukit : 40 %
2. Bergelombang : 40 %
3. Rata : 20%
TM. 1995.A = 97 Ha
TM.1995 B = 48 Ha
TM. 1966.B = 65 Ha
TM. 1999.A = 58 Ha
71
TM. 2005. A = 16 Ha Total TM = 617 Ha
72
b. Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Divisi II (dua) :
73
74
VII. Peta Bukit Lawang :
a. Karyawan Pimpinan :
b. Karyawan Pelaksana :
75
IX. Bidang Keamanan :
Untuk mengendalikan / menjaga keamanan dikebun Bukit Lawang Dilaksanakan oleh
tim Security Satpam = 19 anggotan dan Centeng Honor = 12 anggota
X. Kegiatan Produksi :
Produksi Kelapa Sawit berupa Tandan Buah Segar ( TBS) di olah Di Pabrik PKS.
Kebun Seinduk Yaitu PKS. Tanjung Keliling.
76
XI. Kegiatan / Pembinaan Sosial :
Kebun Bukit Lawang selalu ikut dalam pembinaan social karyawan Dengan
melakukan kegiatan yang terhimpun wadah antara Lain :
2. POUK.
Mengadakan kegiatan mental keagamaan umat Kristiani dan Mengadakan sekolah
Minggu bagi anak-anak umat Kristen.
3. Koperasi :
Kebun Bukit Lawang didirikan 1 (satu) unit Koperasi yang bernama KAPERDA
dengan anggota adalah seluruh Karyawan unit Kebun Bukit Lawang. Koperasi
tersebut bergerak dibidang pengadaan Barang SEMBAKO ( Sembilan Bahan Pokok
).
Kebun Bukit Lawang terdiri dari 1 (satu) Serikat Pekerja yaitu SPBP (Serikat Perkeja
Bersatu Perkebunan) Serikat Pekerja tersebut untuk menjembatani aspriasi Karyawan
dan Perusahaan telah dibentuk Lembaga BIPARTIT yang ber anggotakan pengurus
dari kedua Serikat Pekerja Karyawan tersebut.
77
BAGAN ORGANISASI KEBUN :
KRANI EFS
H. RIPAN
KRANI BARCODE
DEDI KUSWANDI
KRANI
KRANI I STATISTIC/TANAMAN
M. RIDWAN DODI AFRIZAL
HUMMSY
UCOK NAINGGOLAN
78
OBJEK WISATA BUKIT LAWANG :
79
OBJEK WISATA BUKIT LAWANG :
80
81
Lampiran 6. Data Curah Hujan.
DATA CURAH HUJAN (10) TAHUN
Kebun/ Landang : Bukit Lawang
Laporan Pengukuran Curah Hujan :
Data Curah Hujan Bulan : OKTOBER s/d SEPTEMBER
TAHUN
BULAN
2012 / 2013 2013 / 2014 2014 / 2015 2015 / 2016 2016 / 2017 2017 / 2018 2018 / 2019 2019 / 2020 2020/2021 2021/2022 JUMLAH
Jlh.Ha Jlh. Jlh.Ha Jlh. Jlh.H Jlh. Jlh.Ha Jlh. Jlh.Ha Jlh. Jlh.Ha Jlh. Jlh.Ha Jlh. Jlh.Ha Jlh. Jlh.Ha Jlh. mm Jlh.Har Jlh. mm Jlh.H Jlh. mm
ri mm ri mm ari Mm ri mm ri mm ri mm ri mm ri mm ri i ari
Oct 10 493 26 1,014 19 806 18 680 17 450 18 596 19 488 18 445 16 403 11 242 172 5,617
Nov 16 430 14 363 19 799 21 532 21 650 23 597 19 453 17 422 19 649 20 819 189 5,714
Dec 23 1,340 21 487 21 848 14 598 19 416 21 654 19 552 16 366 19 922 16 205 189 6,388
Jan 12 630 7 232 13 663 13 320 20 509 15 354 20 524 8 177 18 384 19 468 145 4,261
Feb 13 425 3 105 6 130 14 650 13 257 8 183 10 225 10 207 6 134 14 203 97 2,519
Mar 5 210 8 209 6 142 7 195 22 489 19 453 12 290 16 377 8 288 15 284 118 2,937
Apr 10 345 15 370 8 425 13 355 23 689 17 395 8 171 14 351 16 339 21 524 145 3,964
May 19 471 19 450 13 465 9 193 20 500 16 336 18 414 18 365 17 345 19 340 168 3,879
Jun 12 323 12 347 6 155 13 306 16 420 14 381 20 479 13 423 12 292 17 202 135 3,328
Jul 10 254 0 0 6 120 9 250 12 321 16 363 13 331 18 440 16 353 12 134 112 2,566
Aug 14 304 12 365 4 104 14 595 25 623 8 176 8 173 9 210 15 513 109 3,063
Sep 10 434 13 665 6 164 19 565 23 557 14 303 10 198 10 224 10 229 115 3,339
TOTAL 154 5,659 150 4,607 127 4,82 164 5,239 231 5,881 189 4,791 176 4,298 167 4,007 172 4,851 164 3,421 1,694 47,575
1
82
Lampiran 7. RKAP
PT.LANGKAT NUSANTARA KEPONG ( LNK )
REKAPITULASI RENCANA PRODUKSI ( KG. TBS ) KELAPA SAWIT RKAP TAHUN - 2022 / 2023
ESTIMATE FIN
Setahun
DIV. ( Ha ) Pkk/Ha TOTAL. Ton/Ha
Okt'22 Nop'22 Des'22 TOTAL. Jan'23 Peb'23 Mar'23 TOTAL. Apr'23 Mei'23 Jun'23 TOTAL. Jul'23 Agst'23 Sep'23 ( Ton )
Tahun Jumlah TRW-IV
Tanam Pokok TRW-I TRW-II TRW-III
194 208 186 588 180 149 200 529 212 196 223 631 233 267 274 774
1995.A 97 11,722 121 2,522 26.00
74 79 71 224 68 57 76 201 81 75 85 241 89 101 104 294
1995. B 48 5,155 107 960 20.00
194 208 186 588 180 149 201 530 213 197 223 633 234 269 276 779
1996.A 115 14,047 122 2,530 22.00
110 118 105 333 102 84 113 299 120 111 126 357 132 152 157 441
1996.B 65 8,181 126 1,430 22.00
167 180 160 507 155 128 173 456 183 169 192 544 202 233 238 673
1997.A 109 13,087 120 2,180 20.00
I 1998.A 109 12,580 115
184 198 176 558 171 141 191 503 202 186 212 600 222 255 260 737 2,398 22.00
98 105 94 297 91 75 101 267 107 99 113 319 118 136 139 393
1999.A 58 7,016 121 1,276 22.00
27 29 26 82 25 21 28 74 30 27 31 88 33 37 38 108
2005.A 16 1,750 109 352 22.00
JUMLAH 617 73,538 119 1,048 1,125 1,004 3,177 972 804 1,083 2,859 1,148 1,060 1,205 3,413 1,263 1,450 1,486 4,199 13,648 22.12
247 265 236 748 229 189 255 673 270 249 283 802 297 341 349 987
2011.A 107 14,268 133 3,210 30.00
2011.B 144 17,943 125 299 320 286 905 277 229 308 814 327 302 343 972 360 413 424 1,197 3,888 27.00
2011.C 93 12,025 129 221 238 212 671 205 170 229 604 242 224 255 721 267 306 314 887 2,883 31.00
2011.D 66 8,617 131 152 163 146 461 141 117 157 415 167 154 175 496 183 210 215 608 1,980 30.00
2011.E 62 8,473 137 138 148 132 418 128 106 143 377 151 140 159 450 166 192 195 553 1,798 29.00
II 2011.F 87 12,433 143 187 201 179 567 173 143 193 509 205 189 215 609 225 261 265 751 2,436 28.00
83
2011.G 78 10,927 140 162 173 156 491 150 124 167 441 177 164 186 527 194 224 229 647 2,106 27.00
2011.H 26 3,266 126 64 68 62 194 59 49 65 173 70 65 74 209 77 88 91 256 832 32.00
JUMLAH 663 87,952 133 1,470 1,576 1,409 4,455 1,362 1,127 1,517 4,006 1,609 1,487 1,690 4,786 1,769 2,035 2,082 5,886 19,133 28.86
TOTAL 1280 161,490 126 2,518 2,701 2,413 7,632 2,334 1,931 2,600 6,865 2,757 2,547 2,895 8,199 3,032 3,485 3,568 10,085 32,781 25.61
84
PT. Langkat Nusantara Kepong (LNK)
Tahun 2017 - 2018 Tahun 2018 - 2019 Tahun 2019 - 2020 Tahun 2020 - 2021 Tahun 2021 - 2022 Tahun 2022 - 2023
Tahun (Agu'22)
Tanam Varietas Luas Prod. Luas Prod. Luas Prod. Luas Prod. Luas Prod. Luas Prod.
Ton / Ton / Ha Ton / Ha Ton / Ha Ton / Ton /
( Ha ) ( Ton ) ( Ha ) ( Ton ) ( Ha ) ( Ton ) ( Ha ) ( Ton ) ( Ha ) ( Ton ) ( Ha ) ( Ton )
Ha Ha Ha
1995.A Marihat 93 2,341.78 25.18 97 2,468.63 25.45 97 2,208.12 22.76 97 2,475.37 25.52 97 2,505.45 25.83 97 - -
1995.B Marihat 47 1,119.73 23.82 48 1,075.67 22.41 48 886.31 18.46 48 970.13 20.21 48 882.14 18.38 48 - -
1996.A Marihat 116 2,708.65 23.35 115 2,830.12 24.61 115 2,461.56 21.40 115 2,494.55 21.69 115 2,450.70 21.31 115 - -
1996.B Marihat 61 1,485.93 24.36 65 1,678.75 25.83 65 1,562.52 24.04 65 1,534.64 23.61 65 1,448.68 22.29 65 - -
1997.A Marihat 109 2,258.17 20.72 108 2,369.61 21.94 108 2,307.41 21.36 108 2,143.05 19.84 109 2,179.61 20.00 108 - -
1998.A Marihat 90 2,351.48 26.13 109 2,480.54 22.76 109 2,154.31 19.76 109 2,214.63 20.32 109 2,103.87 19.30 109 - -
1999.A Marihat 59 1,267.68 21.49 58 1,356.72 23.39 58 1,227.94 21.17 58 1,259.55 21.72 58 1,260.04 21.72 58 - -
2005.A Marihat 18 379.96 21.11 16 377.92 23.62 16 309.02 19.31 16 341.68 21.36 16 293.68 18.36 16 - -
Jumlah 593 13,913.38 23.46 616 14,637.96 23.76 616 13,117.19 21.29 616 13,433.6 21.81 617 13,124.17 21.27 616 - -
0
2011.A AAR 108 2,953.15 27.34 107 3,038.33 28.40 107 2,861.94 26.75 107 3,008.00 28.11 107 2,680.83 25.05 107 - -
2011.B AAR 142 3,408.74 24.01 145 3,578.58 24.68 145 3,647.33 25.15 145 3,623.93 24.99 144 3,243.41 22.52 145 - -
85
2011.C AAR 91 2,678.05 29.43 93 2,718.79 29.23 93 2,465.20 26.51 93 2,747.61 29.54 93 2,587.61 27.82 93 - -
2011.D AAR 66 1,764.07 26.73 66 1,794.69 27.19 66 1,969.50 29.84 66 1,823.03 27.62 66 1,728.42 26.19 66 - -
2011.E AAR 62 1,515.12 24.44 62 1,741.94 28.10 62 1,559.22 25.15 62 1,691.11 27.28 62 1,534.26 24.75 62 - -
2011.F AAR 86 2,011.34 23.39 87 2,243.98 25.79 87 2,243.17 25.78 87 2,410.32 27.70 87 2,099.88 24.14 87 - -
2011.G AAR 79 1,945.45 24.63 78 1,988.43 25.49 78 2,005.93 25.72 78 2,035.46 26.10 78 1,990.90 25.52 78 - -
2011.H AAR 26 716.88 27.57 26 868.81 33.42 26 836.77 32.18 26 812.85 31.26 26 745.02 28.65 26 - -
Jumlah 660 16,992.80 25.75 664 17,973.55 27.07 664 17,589.06 26.49 664 18,152.3 27.34 663 16,610.33 25.05 664 - -
1
Total 1,253 30,906.18 24.67 1,280 32,611.51 25.48 1,280 30,706.25 23.99 1,280 31,585.91 24.68 1,280 29,734.50 23.23 1,280 - -
86
Lampiran 9. Surat Edaran (SE) Panen Kebun Bukit Lawang
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96