LPKL PKM Kedaton
LPKL PKM Kedaton
LPKL PKM Kedaton
Oleh :
LAMPUNG
2023
PENGESAHAN
Oleh :
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Studi Sarjana (S1) Farmasi
Menyetujui,
ii
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunianya sehingga kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) hingga
penyusunan laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para
sahabatnya, yang telah memberikan tauladan baik sehingga akal dan pikiran
penyusun mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini,
semoga kita termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafaat dalam menuntut
ilmu.
iii
8. Dan teman – teman yang telah membantu memberikan bantuan pemikiran
dan masukkan dalam menyusun laporan ini.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini, kami susun berdasarkan apa yang telah
kami jalankan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dilaksanakan mulai tanggal 23 Januari 2023 – 17 Februari 2023. Dalam
penyusunan laporan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karena itu sangat diharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan juga bermanfaat bagi penyusun.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
v
3.3 Instalasi Farmasi Puskesmas Rawat Inap Kedaton......................................33
5.1 Kesimpulan...................................................................................................44
5.2 Saran.............................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
LAMPIRAN..............................................................................................................
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas. Praktek Kerja
Lapangan (PKL) sangat membantu mahasiswa sebagai Asisten Tenaga
Teknis Kefarmasian untuk menambah pengetahuan serta mengenal lebih jauh
kegiatan kefarmasian dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan khususnya dibidang farmasi di Puskesmas. Hal tersebut mencakup
pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada pasien sampai dengan
pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di
Puskesmas, baik untuk pasien rawat inap dalam hal persalinan, rawat jalan
mau pun untuk semua unit pelayanan. Berperan serta dalam beberapa
program pelayanan kesehatan lainnya di Puskesmas untuk meningkatkan
kesehatan seluruh lapisan masyarakat, baik pasien maupun tenaga kerja
puskesmas dan lingkungan sekitar puskesmas. Dengan praktek kerja lapangan
ini, diharapkan nantinya dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya
sebagai seorang Asisten Tenaga Teknis Kefarmasian di Puskesmas, Rumah
Sakit atau Instansi-instansi lainnya.
2
I.3 Manfaat PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Rawat Inap Kedaton pada hari :
3
Jum’at = jam 07.30 WIIB – 11.30 WIB
Sabtu = jam 07.30 WIB – 13.00 WIB
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
5
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Puskesmas memiliki
fungsi:
6
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya
7
II.4 Jenis – Jenis Puskesmas
Berdasarkan PMK Nomor 43 tahun 2019, sebagaimana dijelaskan pada pasal
24 sampai dengan 29 dalam peraturan tersebut puskesmas dapat
dikategorikan berdasarkan :
a) Kawasan puskesmas
8
4) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
5) Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan
dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan
masyarakat perkotaan.
a) Kawasan Puskesmas
1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh perseratus) penduduk pada
sektor agraris atau maritim;
2) Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km,rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa hotel;
3) Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (sembilan puluh
per seratus) dan
4) Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas
sebagaimana dimaksud pada poin 2.
b) Karakteristik kawasan pedesaan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan
pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) Pelayanan upaya kesehatan masyarakat dilaksanakan dengan
melibatkan partisipasi masyarakat;
2) Pelayanan upaya kesehatan perorangan dilaksanakan oleh
puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat;
3) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring puskesmas;
4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat pedesaan.
9
II.4.1.3 Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan puskesmas
yang wilayah kerjanya meliputi kawasan dengan karakteristik sebagai
berikut :
a) Kawasan puskesmas
1) Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana,
pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir;
2) Akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak
tempuh pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan waktu
lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu – waktu
dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
b) Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang
tidak stabil
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1) Memberikan pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan dengan penambahan kompetensi
Tenaga Kesehatan;
2) Dalam pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan dapat dilakukan
penambahan kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter,
perawat , dan bidan;
3) Pelayanan Upaya Kesehatan masyarakat diselenggarakan
dengan memperhatikan kearifan lokal;
4) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat
terpencil;
5) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
puskesmas dan jejaring puskesmas;
6) Pelayanan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perorangan dapat dilaksanakan dengan pola gugus pulau/ cluster
dan/atau pelayanan kesehatan bergerak untuk meningkatkan
10
aksesibilitas.
11
Pelayanan Kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan
untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah Obat dan
masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Tuntutan pasien dan
masyarakat akan peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan
adanya perluasan dari paradigma lama yang berorientasi kepada produk
(drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien
(patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian (pharmaceutical
care).
12
II.7.1 Perencanaan Kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai
13
II.7.2 Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah dibuat.
Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan pemerintah
daerah setempat.
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas
secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya
adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
14
mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas
dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Puskesmas Pembantu
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu;dan
e. Polindes.
15
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain- lain)
dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep yang diterima (floor
stock), pemberian Obat per sekali minum (dispensing dosis unit) atau
kombinasi, sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan
dengan cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penarikan sediaan
farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-
undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan
oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh
pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan
kepada Kepala BPOM. Penarikan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan
dilakukan untuk Sediaan Farmasi dan Bahan. Medis Habis Pakai bila :
b. Telah kadaluwarsa;
16
serta peraturan yang berlaku
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu
kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai
dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi
kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan
dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat
di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri
dari:
a. Pengendalian persediaan;
II.7.8 Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan
di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan dan
pelaporan adalah :
a. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai telah dilakukan;
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
c. Sumber data untuk pembuatan laporan.
17
dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
b. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai,
harus dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar Prosedur
Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut
diletakkan di tempat yang mudah dilihat. Contoh standar prosedur
operasional sebagaimana terlampir.
18
1.Meningkatkan mutu dan memperluas cakupan Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
3. Tanggal resep.
19
c. Persyaratan klinis meliputi :
2.Duplikasi pengobatan.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
a. Tujuan :
b. Kegiatan :
20
1. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara
pro aktif dan pasif.
2. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui
telepon, surat atau tatap muka
3. Membuat buletin, leaflet, label Obat, poster, majalah dinding dan
lain-lain.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat
inap, serta masyarakat.
5. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarmasian
dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai
6. Mengkoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan pelayanan
kefarmasian.
II.8.2.3 Konseling
Merupakan suatu proses untuk mengidentifikasi dan penyelesaian masalah
pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien rawat jalan dan
rawat inap, serta keluarga pasien. Tujuan dilakukannya konseling adalah
memberikan pemahaman yang benar mengenai obat kepada pasien atau
keluarga pasien antara lain tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara
dan lama penggunaan obat, efek samping, tanda-tanda toksisitas, cara
penyimpanan dan penggunaan obat.
a. Kegiatan konseling :
1. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien.
21
(open-ended question), misalnya apa yang dikatakan dokter
mengenai Obat, bagaimana cara pemakaian, apa efek yang
diharapkan dari Obat tersebut, dan lain-lain.
3. Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan
Obat
4. Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien,
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan cara penggunaan Obat untuk mengoptimalkan tujuan
terapi.
b. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kriteria pasien :
e) Pasien pediatrik.
a) Ruangan khusus.
22
II.8.2.4 Visite Pasien (khusus puskesmas rawat inap)
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang dilakukan
secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya terdiri dari
dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain.
a. Tujuan :
23
b) Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian
masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap
kunjungan.
c. Kegiatan visite bersama tim :
1. Melakukan persiapan yang dibutuhkan seperti memeriksa catatan
pengobatan pasien dan menyiapkan pustaka penunjang.
2. Mengamati dan mencatat komunikasi dokter dengan pasien dan/atau
keluarga pasien terutama tentang obat.
3. Menjawab pertanyaan dokter tentang obat.
4. Mencatat semua instruksi atau perubahan instruksi pengobatan, obat
baru, perubahan dosis dan lain – lain.
d. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
1. Memahami cara berkomunikasi yang efektif
2. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan pasien lain
3. Memahami teknik edukasi
4. Mencatat perkembangan pasien.
Pasien rawat inap yang telah berpulang ke rumah ada kemungkinan
terputusnya kelanjutan terapi dan kurangnya kepatuhan penggunaan obat.
untuk itu, perlu juga dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (home
pharmacy care) agar terwujud komitmen, keterlibatan, dan kemandirian
pasien dalam penggunaan obat sehingga tercapai keberhasilan terapi obat.
a. Tujuan
1. Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
2. Menentukan frekuensi dan insidiensi efek samping obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
24
b. Kegiatan
1. Menganalisis laporan efek samping obat.
2. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping obat.
3. Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
4. Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
c. Faktor yang perlu diperhatikan
1. Kerja sama dengan tim kesehatan lain.
2. Ketersediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
a. Tujuan
1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat.
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terkait dengan
obat.
b. Kriteria pasien
1. Anak – anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui;
2. Menerima obat lebih dari 5 (lima) jenis;
3. Adanya multidiagnosa
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan hati
5. Menerima obat dengan indeks terapi sempit
6. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat
yang merugikan.
c. Kegiatan
1. Memilih pasien yang memenuhi kriteria
2. Membuat catatan kecil
3. Memperkenalkan diri pada pasien
4. Memberikan penjelasan pada pasien
5. Mengambil data yang dibutuhkan
25
6. Melakukan evaluasi
7. Memberikan rekomendasi
a. Tujuan
1. Mendapatkan gambaran pola penggunaan obat pada kasus
tertentu.
26
II.9 Peraturan Perundang – Undangan di Puskesmas
27
BAB III
PUSKESMAS RAWAT INAP KEDATON
Kedaton
Health Center (HC) Kedaton berdiri pada tanggal 02 Mei 1970, berdasarkan
permintaan Kepala Negeri Balau yang menyadari akan pentingnya pelayanan
kesehatn. HC Kedaton berlokasi di Jalan Teuku Umar, No 62 , Kedaton
Bandar Lampung, Lampung.
Pada bulan Maret 1985 HC Kedaton diubah statusnya dari pelaksana teknis
menjadi Puskesmas. Berdasarkan Ketetapan Kepala Dinas Kesehatan Tingkat
II Kotamadya Bandar Lampung.
Pada Tahun 2012 Wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kedaton hanya
membawahi 7 kelurahan dan 1 buah Puskesmas Pembantu ( Pustu )
Sukamenanti, hal ini karena Pemekaran Wilayah Kecamatan Kedaton
menjadi Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Labuhan Ratu.
28
Puskesmas Kedaton hingga saat ini mempunyai wilayah kerja 7 kelurahan
yaitu :
1. Kelurahan Kedaton,
2. Kelurahan Sidodadi,
3. Kelurahan Surabaya,
4. Kelurahan Sukamenanti,
6. Kedaton Penengahan,
29
15. Dr. Hj. Evi Mutia Afriyeti : 2006 – 2008
dan Rajabasa.
Pusat.
30
f. Kelurahan Penengahan dengan luas wilayah 0,25 Km2
Jumlah Penduduk :
31
Mata pencaharian sebagian besar penduduk adalah Pegawai Negeri,
Pedagang dan Buruh. Mayoritas penduduk memeluk Agama Islam, dan
sebagian kecil ada pula yang beragama Kristen Katholik, Hindu dan
Budha.
32
III.2.2.3 Moto Puskesmas Rawat Inap Kedaton
33
KEPALA PUSKESMAS
III.4 Struktur Organisasi dan SDM Kefarmasian Dr. Novi Amin Juraini
III.6.1 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi perbekalan kesehatan untuk
menentukan jenis dan jumlah perbekalan kesehatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
a. Perkiraan jenis dan jumlah perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
Perencanaan kebutuhan obat-obatan di Puskesmas Rawat Inap Kedaton dilakukan
dengan sistem Botoom-up. Dimana dalam sistem tersebut, seluruh poli yang ada
di Puskesmas Rawat Inap Kedaton dan seluruh PUSKESKEL dan PUSTU
memberikan seluruh rancangan perencanaan kebutuhan sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai. Seluruh rancangan perencanaan kebutuhan tersebut
kemudian direkap sedemikian rupa oleh koordinator Farmasi Puskesmas Rawat
Inap Kedaton menjadi suatu dokumen perencanaan yang akan diajukan.
III.6.2 Pengadaan
36
permintaan ke Dinas Kesehatan diadakan setiap triwulan, sedangkan pengadaan
pada Puskes diadakan perbulan berdasarkan kebutuhan
III.6.3 Penerimaan
III.6.4 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan dengan cara menempatkan obat-
obatan yang diterima pada tempat yang sesuai dan aman.
Tujuan dari penyimpanan obat adalah :
1. Memelihara mutu obat
2. Menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab
3. Menjaga kelangsungan persediaan
4. Memudahkan pencarian dan pengawasan
Penyimpanan obat di Puskesmas Rawat Inap Kedaton dilakukan sebagai
berikut:
37
4. Stok perbekalan farmasi disimpan berdasarkan :
a. Padat yaitu sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang padat
dan kompak. Contoh: tablet, kapsul, dan kaplet.
b. Semi padat yaitu sediaan setengah padat yang bersifat topical dan
penggunaannya untuk kulit luar. Contoh: salep, krim, dan gel.
c. Cair yaitu sediaan yang mengandung satu atau lebih zat yang
terlarut. Contoh: sirup, dry sirup, dan cairan infus.
3) Alfabetis untuk masing-masing kelompok bentuk sediaan.
Penyusunan obat-obatan yang digunakan di Puskesmas Rawat Inap
Kedaton disusun secara alfabetis, diurutkan dari huruf A-Z.
4) Prinsip FEFO (First Expire First Out) Puskesmas Rawat Inap Kedaton
menggunakan prinsip FEFO dimana setiap obat yang memiliki
tanggal kadaluwarsa lebih awal dikeluarkan terlebih dahulu.
5) Ruangan tidak tembus cahaya matahari
6) Penyimpanan obat dilapisi dengan palet untuk menjami stabilitas dan
mutu obat
7) Obat psikotropika disimpan di dalam lemari khusus dengan
pintu/kunci ganda yang kuncinya dikelola oleh apoteker atau asisten
apoteker yang didelegasikan.
5. Pada monitor perbekalan farmasi sediaan termolabil yang disimpan di
dalam kulkas dimonitor setiap hari. Untuk sediaan lainnya dilakukan
monitor setiap 1 bulan sekali saat melakukan Stock Opname (SO).
Pada saat melakukan stock opname dicatat total sisa obat yang ada
dan tanggal kadaluwarsanya. Obat-obatan yang akan kadaluwarsa
dalam 6 bulan akan dilakukan evaluasi dengan cara di hubungi dokter
agar meresepkan obat tersebut, sehingga obatobatan tersebut akan
38
segera habis sebelum tanggal kadaluwarsa.
III.6.5 Pendistribusian
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, dan bahan medis habis pakai di
puskesmas rawat inap kedaton tidak ada.
Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di Puskesmas Rawat
Inap Kedaton di kendalikan dengan berupa kartu stok dan sensus harian keluarnya
sediaan obat & BMHP. Pencatatan/pelaporan stok opname dilakukan perbulan
dan, LPLPO dilakukan perbulan. pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai dicatat pula dalam buku harian obat dalam resep dan dijumlah berapa
39
obat yang keluar selama per hari nya. Resep-resep yang masuk ke apotek setiap
harinya divalidasi oleh petugas apotek sehingga pemakaian obat-obatan tersebut
tercatat dan tersimpan dengan baik. Melalui hal tersebut maka dapat diketahui
pemakaian obat yang telah direkap melalui laporan harian, bulanan, dan
pemakaian obat dalam satu tahun. Dengan pencatatan tersebut selanjutnya
dilakukan pelaporan. Instalasi Farmasi Puskesmas Rawat Inap Kedaton membuat
laporan, antara lain : Laporan bulanan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Laporan
Permintaan Obat), RKO (Rencana Kebutuhan Obat) dan PAW (Permintaan Antar
Waktu).
3) Konseling;
40
DAFTAR PUSTAKA
41
42