Hukum Lingkungan Dan Penegakannya Di Indonesia
Hukum Lingkungan Dan Penegakannya Di Indonesia
Hukum Lingkungan Dan Penegakannya Di Indonesia
Penegakannya di Indonesia
Posted by Admin DSLA
in Article, Energy and Natural Resources, Environmental Law
1. Tata Lingkungan
2. Perlindungan Lingkungan
3. Kesehatan Lingkungan
4. Kesehatan Manusia
5. Tata Ruang
6. Aspek Sektoral
7. Otonomi Daerah
8. Internasionalisasi Lingkungan Hidup
9. Penegakkan hukum
PERATURAN UNDANG-UNDANG HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA
Hukum lingkungan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No 32 tahun 2009, yang merupakan
generasi ketiga pengaturan hukum lingkungan di Indonesia. Undang-undang ini mengatur bagaimana
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan sistematis demi tercapainya keseimbangan
lingkungan serta kesejahteraan manusia sebagai satu kesatuan dalam lingkungan. Selain demi
kesejahteraan dan keseimbangan, Undang-Undang No 32 juga mengatur tentang upaya untuk
melestarikan lingkungan secara berkelanjutan serta mencegah kerusakan lingkungan.
Undang-undang No 32 tahun 2009 memiliki beberapa jenis instrumen penegakan hukum lingkungan.
Jenis penegakan instrumen tersebut antara lain :
1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi bersifat mengawasi dan melakukan tindakan pencegahan pelanggaran hukum
lingkungan. Sanksi administrasi terdiri atas; teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin
lingkungan dan pencabutan izin lingkungan.
Penyegelan tersebut sesuai dengan pasal 68, pasal 100 pasal 116 pada Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Masing-masing pasal tersebut
berbunyi :
Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban; a. memberikan informasi yang
terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan
tepat waktu, b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup, dan c. menaati ketentuan tentang
baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau baku mutu gangguan
dipidana, dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan apabila sanksi
administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali.
Pasal 116
(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha,
tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada: a. badan usaha; dan/atau b. orang yang
memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai
pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak dalam
lingkup kerja badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau pemimpin dalam
tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak pidana tersebut dilakukan secara sendiri atau
bersama-sama.
Berdasarkan Undang-Undang hukum lingkungan dan contoh kasus yang pernah terjadi, diharapkan
masyarakat secara keseluruhan dapat memahami dan menyadari bahwa mereka turut berperan aktif
dalam pemeliharaan lingkungan sebagai satu kesatuan dengan lingkungan serta bagaimana resiko
yang akan mereka dapatkan jika melanggar hukum lingkungan.
Penegakkan hukum memiliki peranan penting dalam mendukung perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, namun lebih
daripada itu Hukum Lingkungan sesungguhnya juga mengedepankan kearifan lokal dan pendekatan
asas subsidiaritas yang ditujukan untuk mengoptimalkan kesadaran para pihak untuk menjaga
kelestarian fungsi lingkungan hidup, namun jika kesadaran tersebut tidak ada maka Hukum wajib
ditegakkan.