Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(PTK )
Disusun oleh :
JULAIKAH, S.Pd.
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
iii
ABSTRAK
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................... 3
E. Hipotesis Penelitian ................................................... 4
F. Ruang Lingkup Penelitian ......................................... 5
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisa Penelitian Data per Siklus ............................ 24
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................... 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................... 32
B. Saran ........................................................................ 32
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kelompok. Guru sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam
kelompok. Sayangnya, metode kerja kelompok sering dianggap
kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negatif memang
bermunculan dalam pelaksaan metode kerja kelompok. Jika kerja
kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan.
Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang
pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah
membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya, metode kerja
kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa
persaudaraan dan kemampuan bekerjasama, justru bisa berakhir
dengan ketidakpuasaan dan kekecewaaan.
Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja
kelmpok tersebut seharusnya bisa dihindari jika guru mau
meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan
dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam
metode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja
kelompok, melainkan pada penstrukturannya. Metode cooperative
learning distruktur sedemikian rupa sehingga masing- masing anggota
dalam satu kelompok melaksanakan tanggung jawab pribadinya
karena ada sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja
membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan
dihargai sesuai dengan poin-poin perbaikannya.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa
terdorong untuk melihat pengaruh pembelajaran terstruktur terhadap
prestasi belajar siswa dengan mengambil judul “Meningkatkan
Prestasi Belajar Bahasa Inggris Materi There Are Things In My House
Melalui Metode Kooperatif Model Jigsaw pada Siswa Kelass III MI
Darul Ulum Sukowetan Tahun Pelajaran 2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada
2
beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah pembelajaran kooperatif model jigsaw berpengaruh
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas III MI Darul Ulum
Sukowetan Tahun Pelajaran 2019/2020?
2. Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran Bahasa
Inggris dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif
model jigsaw pada siswa kelas III MI Darul Ulum Sukowetan Tahun
Pelajaran 2019/2020?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dilaksanakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif model jigsaw
terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas III MI Darul Ulum
Sukowetan Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan
mata pelajaran Bahasa Inggris setelah diterapkannya
pembelajaran kooperatif model jigsaw pada siswa kelas III MI Darul
Ulum Sukowetan Tahun Pelajaran 2019/2020
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi:
1. Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang
peningkatan pemahaman terhadap materi Bahasa Inggris
tentang There Are Things In My House pada siswa kelas III MI
Darul Ulum Sukowetan melalui metode kooperatif model jigsaw,
sehingga dapat dijadikan dasar dalam penentuan model/sistem
pembelajaran guna meningkatkan kemampuan siswa.
3
2. Siswa
Diharapkan dengan penerapan metode kooperatif model
jigsaw, akan dapat membuat siswa Kelas III MI Darul Ulum
Sukowetan lebih tertarik untuk belajar dan melakukan
pembelajaran dengan kondisi yang menyenangkan, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan terhadap materi yang tengah
dipelajari.
4. Literatur
Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang
melakukan penelitian sesuai dengan konteks dalam penelitian ini.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, tujuan, dan manfaat tersebut di
atas, maka dapat ditentukan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. Melalui penerapan metode kooperatif model jigsaw, dapat
meningkatkan pemahaman terhadap materi Bahasa Inggris
tentang There Are Things In My House pada siswa kelas III MI
Darul Ulum Sukowetan
2. Adanya peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman
terhadap materi Bahasa Inggris tentang There Are Things In My
House pada siswa melalui penerapan metode kooperatif model
jigsaw.
4
F. Ruang Lingkup Penelitian
Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan
masalah yang meliputi:
1. Penelitian ini hanya diterapkan pada siswa kelas III MI Darul
Ulum Sukowetan tahun pelajaran 2019/2020.
2. Materi yang disampaikan adalah pada pokok bahasan There Are
Things In My House
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian
Masalah belajar adalah masalah bagi setiap manusia.
Dengan belajar manusia memperoleh keterampilan, kemampuan
sehingga terbentuklah sikap dan bertambahlah ilmu pengetahuan.
Jadi hasil belajar itu adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh
siswa dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di
sekolah yang diwujudkan dalam bentuk raport pada setiap
semester.
6
peserta didik. Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar terbagi menjadi
tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil
belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling
banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para peserta didik dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku peserta didik yang terjadi setelah
mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut meliputi aspek
kognitif (kemampuan hapalan, pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis, dan evaluasi), afektif (penerimaan, partisipasi, penilaian,
organisasi, dan karakterisasi) dan psikomotorik (persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks dan kreativititas). Hasilnya dituangkan dalam bentuk
angka atau nilai.
Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran
khusus, guru perlu mengadakan tes formatif pada setiap
menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Penilaian formatif ini
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan
pembelajaran khusus yang ingin dicapai. Fungsi penelitian ini
adalah untuk memberikan umpan balik pada guru dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan
program remedial bagi siswa yang belum berhasil. Karena itulah,
suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila
hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran khusus dari bahan
tersebut.
7
2. Indikator Hasil Belajar Siswa
Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah
sebagai berikut:
a. Ketercapaian Daya Serap terhadap bahan pembelajaran
yang diajarkan, baik secara individual maupun kelompok.
Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan
dengan penetapan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM)
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah
dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.
8
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak
yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain
berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.
9
diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab
kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian
guru dan kemampuan mengajarnya. Faktor mata pelajaran,
anak akan lebih memusatkan perhatian pada pelajaran
yang diminatinya saja, sehingga nilai yang diperoleh akan
cenderung bagus hanya pada materi yang diminati.
Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan
orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk
membimbing anak dalam belajar.
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian
Salah satu sebab hasil belajar belum optimal adalah
model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan
materi yang sedang dibahas. Oleh karena itu, guru harus
mencari model pembelajaran yang tepat dan media yang
cocok.
10
Johnson, et al. (Fetsch & Yang, 2002) memandang bahwa
pembelajaran kooperatif lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran yang bersifat kompetisi perseorangan dan
pembelajaran kooperatif lebih dapat meningkatkan prestasi
dan produktivitas belajar dibandingkan dengan kompetisi
dalam kelompok.
11
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (dalam Tukiran Taniredja, dkk, 2011:55)
tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok
tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana
keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang
lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya.
Nurhadi (2003) memandang bahwa pembelajaran
kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih
asah, sehingga sumber belajar peserta didik bukan hanya
guru dan buku ajar, tetapi juga sesama peserta didik.
Menurut Depdiknas (dalam Tukiran Taniredja, dkk,
2011:55) Model Pembelajaran Kooperatif dikembangkan
untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting yaitu:
Meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas – tugas akademiknya. Siswa
yang lebih mampu akan menjadi narasumber bagi siswa
yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan
bahasa yang sama.
Memberi peluang agar siswa dapat menerima teman –
temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar
belajar. Perbedaan itu tersebut antara lain perbedaan
suku, agama, kemampuan akademik dan tingkat sosial.
Mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan
sosial siswa yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif
Dasar Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
Setiap anggota kelompok (siswa) memiliki bertanggung
12
jawab atas semua yang dilakukan dalam kelompoknya.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus tahu bahwa semua
anggota kelompok memiliki tujuan yang sama.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus berbagi tugas dan
tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompok.
Setiap anggota kelompok (siswa) akan dievaluasi.
Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses pembelajaran.
Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta
bertanggung jawab secara individual atas materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
13
kompetisi. Hasilnya, siswa lebih efektif belajar ketika bekerja
sama. Dengan bekerja sama, prestasi lebih kuat untuk
dicapai. Di samping itu komunikasi dan toleransi antarsiswa
jadi lebih baik karena mereka tidak membedakan ras,
agama, latar belakang keluarga, dan perbedaan lainnya.
C. Model Jigsaw
1. Pengertian
Metode pembelajaran jigsaw adalah metode atau
strategi pembelajaran kooperatif yang memungkinkan siswa
untuk belajar berkelompok dengan masing-masing siswa
bertanggung jawab pada satu topik atau bahasan yang kemudian
dikolaborasikan dengan anggota kelompok lain sehingga
membentuk pengetahuan yang utuh. Istarani (2014, hlm. 81)
mengatakan bahwa model pembelajaran jigsaw adalah model
pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan rasa
tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan
juga pembelajaran orang lain. Setiap siswa tidak hanya harus
mempelajari materi yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi juga
harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada
anggota kelompoknya. Metode ini melatih kemampuan kognitif
14
maupun sosial siswa yang sangat diperlukan di dalam
bermasyarakat.
15
dicapai dalam waktu yang lebih singkat dan siswa dapat
menguasai pelajaran yang disampaikan dengan lebih
baik.
Dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan
berpendapat.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja
sama dengan siswa lain.
Setiap siswa memiliki kesempatan menjadi ahli dalam
kelompoknya.
Siswa saling ketergantungan positif satu sama lain
selama proses pembelajaran berlangsung.
16
anggotanya kurang menonjol semua atau sebaliknya.
Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli
kadang tidak sesuai dengan kemampuan dengan
kompetensi yang harus dipelajari.
Siswa yang pasif atau merasa kurang dibandingkan
temannya akan mengalami krisis percaya diri. Hal ini tidak
akan berlangsung lama jika mendapat dukungan guru dan
teman-teman dalam kelompok, lama kelamaan perasaan
itu akan hilang dengan sendirinya.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
Penelitian ini bertempat di ruang kelas III MI Darul Ulum
Sukowetan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian
atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester ganjil tanggal 12 September 2019 (Siklus 1) dan
19 September 2019 (siklus 2).
3. Subjek
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas III MI Darul
Ulum Sukowetan tahun pelajaran 2019/2020 pada pokok materi
There Are Things In My House.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam
melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-
tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu
bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan
untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara
berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah
menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
19
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan
dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk
spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus
spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut.
20
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/ rencana awal
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
2. Pelaksanaan dan pengamatan
Meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran
kooperatif model jigsaw.
3. Refleksi
Peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil
atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi
Berdasarkan hasil refleksi, pengamat membuat rancangan
yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan
sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap
siklus. Masing-masing RPP berisi kompetensi inti, kompetensi
21
dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran,
dan langkah-langkah pembelajaran.
3. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan
pemahaman konsep Bahasa Inggris pokok bahasan There Are
Things In My House. Tes formatif ini diberikan setiap akhir
putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah isian singkat dengan
bantuan gambar.
22
tes tertulis pada setiap akhir putaran.
ΣN = Jumlah siswa
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24
keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah
dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
sebagai berikut:
No. Keterangan
Nama Nilai
Urut T TT
1 Aditya Fadhil S. 60 √
2 Fahira Badiatus S. 55 √
3 Febrian Idris P.P. 80 √
4 Habibi Alshafaro 70 √
5 Ilham Putra N.F. 60 √
6 M. Andika Putra 80 √
7 M. Taufiq Wildani 50 √
8 M. Bintang Sugiantoro 70 √
9 Sayla Dwi O. 65 √
10 Tristan Elfreda M. 75 √
11 Venus Aprilia A. 60 √
12 Yunita Amira 60 √
13 Zahra Hapsari 55 √
14 Zidan Danura 65 √
Jumlah 905 5 9
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas :5
Jumlah siswa yang belum tuntas : 9
Klasikal : Belum tuntas
25
Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
c. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
1) Pada awal pembelajaran, guru harus menjelaskan tentang metode
baru yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran hari itu.
2) Guru kurang maksimal dalam memberikan motivasi siswa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung
karena masih bingung dengan metode baru yang digunakan.
d. Revisi
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
26
1) Guru menjelaskan metode yang digunakan dengan memberikan
contoh secara langsung agar lebih mudah dipahami oleh siswa
2) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa diajak untuk terlibat
langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
3) Guru harus memberikan ice breaking jika dirasa antusiasme siswa
mulai berkurang.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari RPP 2, soal tes formatif II dan alat-
alat pengajaran yang mendukung.
27
Table 4.3. Nilai Tes Formatif Pada Siklus II
No. Keterangan
Nama Nilai
Urut T TT
1 Aditya Fadhil S. 65 √
2 Fahira Badiatus S. 100 √
3 Febrian Idris P.P. 95 √
4 Habibi Alshafaro 80 √
5 Ilham Putra N.F. 75 √
6 M. Andika Putra 100 √
7 M. Taufiq Wildani 65 √
8 M. Bintang Sugiantoro 85 √
9 Sayla Dwi O. 75 √
10 Tristan Elfreda M. 90 √
11 Venus Aprilia A. 85 √
12 Yunita Amira 75 √
13 Zahra Hapsari 80 √
14 Zidan Danura 95 √
Jumlah 1165 12 2
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 12
Jumlah siswa yang belum tuntas : 2
Klasikal : Tuntas
28
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa
adalah 83,21 dan ketuntasan belajar mencapai 85,71% atau ada 12 siswa
dari 14 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami banyak
peningkatan dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini
karena adanya peningkatan kemampuan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran yang telah diterapkan selama ini serta ada tanggung jawab
kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk mengajari temannya kurang
mampu. Di samping itu adanya kemampuan guru yang mulai meningkat
dalam prose belajar mengajar.
c. Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik
maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan
penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw. Dari data-data yang
telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum
sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing
aspek mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
2. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4. Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran kooperatif
model jigsaw dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan
29
untuk tindakah selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar
mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw
dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw memiliki dampak positif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah
disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari siklus
I dan II) yaitu masing- masing 55,56%, dan 85,71%. Pada siklus II
ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
30
melaksanakan langkah- langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di
antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam
mengerjakan kegiatan serta dalam memberikan umpan
balik/evaluasi/tanya jawab.
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw memiliki dampak
positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(55,56%) dan siklus II (85,71%).
2. Penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi dan keaktifan
siswa selama kegiatan pembelajaran.
3. Pembelajaran kooperatif model jigsaw memiliki dampak positif
terhadap kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung
jawab dalam kelompok dimana siswa yang lebih mampu mengajari
temannya yang kurang mampu.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, maka
agar proses belajar mengajar Bahasa Inggris lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran
sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif model jigsaw
memerlukan persiapan yang cukup matang. Guru harus mampu
menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan
dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya
lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran yang
32
sesuai, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya
dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan
keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya.
3. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-
perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University
Press. Universitas Negeri Surabaya.
35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
A. STANDAR KOMPETENSI
KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan
rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami kosakata yang berhubungan dengan tema ”things in
the house”
C. INDIKATOR
1.1.1 Peserta didik mampu memahami kosakata yang
berhubungan dengan tema ”things in the house”
1.1.2 Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan
dengan tema ”things in the house”
D. POKOK MATERI
There are things in my house
E. METODE PEMBELAJARAN
Tanya jawab
Diskusi
Penugasan
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan (10 Menit)
- Guru mengucap salam
- Guru mengajak siswa berdoa sebelum kegiatan pembelajaran
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang benda-
benda yang ada di ruang tamu, dapur, dan kamar tidur
3. Kegiatan Penutup
- Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal evaluasi yang
sudah disiapkan oleh guru
- Guru mengajak sisw untuk menyimpulkan materi hari
tersebut dan membuat refleksi
- Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan
sebelumnya
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan ucapan
hamdalah dan salam.
Teknik Penilaian
a. Penilaian Proses : keaktifan siswa selama melakukan diskusi dan
tanya jawab
b. Penilaian Pengetahuan : tes tertulis
Bentuk tes : Subjektif
Jenis tes : Tertulis
RANGKUMAN MATERI
Things in my house
No. Absen
Indikator Descriptor 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
Mendenga
rka dan
memperha
tikan
penjelasan d
Perhatian
Membuat
refleksi di akh
pembelajar
an
∑ skor
Aktif
mengaju
kan dan
menjawa
bperta
nyaan
Mengerja
kan soal-
soal
Usaha
dengan
benar
sesuai
aturan
yang
ditentuka
n guru
∑ skor
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria
berikut: 4 = Sangat baik 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang
A. STANDAR KOMPETENSI
KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Memahami kosakata yang berhubungan dengan tema ”things in
the house”
C. INDIKATOR
1.1.1 Peserta didik mampu memahami kosakata yang
berhubungan dengan tema ”things in the house”
1.1.2 Peserta didik mampu menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan tema ”things in the house”
D. POKOK MATERI
There are things in my house
E. METODE PEMBELAJARAN
Tanya jawab
Diskusi
Penugasan
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan (10 Menit)
- Guru mengucap salam
- Guru mengajak siswa berdoa sebelum kegiatan pembelajaran
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang benda-
benda yang ada di ruang tamu, dapur, kamar tidur, dan kamar
mandi.
3. Kegiatan Penutup
- Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah
disiapkan oleh guru
- Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi hari tersebut
dan membuat refleksi
- Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan
sebelumnya
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan ucapan hamdalah
dan salam.
H. PENILAIAN
Teknik Penilaian
a. Penilaian Proses : keaktifan siswa selama melakukan diskusi dan
tanya jawab
b. Penilaian Pengetahuan : tes tertulis
Bentuk tes : Subjektif
Jenis tes : Tertulis
RANGKUMAN MATERI
Things in my house
No. Absen
Indikator Descriptor 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
Mendenga
rka dan
memperha
tikan
penjelasan d
Perhatian
Membuat
refleksi di akh
pembelajar
an
∑ skor
Aktif
mengaju
kan dan
menjawa
bperta
nyaan
Mengerja
kan soal-
soal
Usaha
dengan
benar
sesuai
aturan
yang
ditentuka
n guru
∑ skor
Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan
kriteria berikut: 4 = Sangat baik 2 = Cukup
3 = Baik 1 = Kurang
4. ‘Tirai’ in English is ….
5. We save our clothes in the ….
No. Absen
Indikator Descriptor
1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
Perhatian Mendengarka 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
dan
memperhatikan
penjelasan dari
guru selama
proses
pembelajaran
Membuat 34 3 4 3 2 3 4 3 3 2 2 2 3
refleksi di akhir
pembelajaran
∑ skor 68 6 8 6 5 7 7 6 6 5 5 5 6
Usaha Aktif 33 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3
mengajukan
dan menjawab
pertanyaan
Mengerjakan 33 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3
soal-soal
dengan benar
sesuai aturan
yang ditentukan
guru
∑ skor 66 6 5 6 5 5 7 6 6 6 6 4 6
Lampiran 12
No. Absen
Indikator Descriptor 1 1 1 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2 3 4
Mendengarka
dan
memperhatikan
penjelasan dari 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4
guru selama
proses
Perhatian pembelajaran
Membuat
refleksi di akhir 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4
pembelajaran
∑ skor 7 8 6 8 6 6 8 6 7 6 8 7 7 8
Aktif
mengajukan
4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4
dan menjawab
pertanyaan
Mengerjakan
soal-soal
Usaha
dengan benar
3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
sesuai aturan
yang
ditentukan guru
∑ skor 7 7 7 7 7 7 6 8 6 7 6 8 7 8
DOKUMENTASI PUBLIKASI