Rencana Induk Pengembangansekolah (Rips) DAN Strategi Pengembangan Sekolah Sma Swasta Islam Tarbiyatul Athfal A. Latar Belakang
Rencana Induk Pengembangansekolah (Rips) DAN Strategi Pengembangan Sekolah Sma Swasta Islam Tarbiyatul Athfal A. Latar Belakang
Rencana Induk Pengembangansekolah (Rips) DAN Strategi Pengembangan Sekolah Sma Swasta Islam Tarbiyatul Athfal A. Latar Belakang
DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN SEKOLAH
SMA SWASTA ISLAM TARBIYATUL ATHFAL
A. Latar Belakang
Alqur’an menjelaskan pentingnya menuntut ilmu agama dan ilmu umum secara
selaras sepanjang hayat, dari dalam kandungan sampai ke liyang lahar.Kemudian sistem
modern menghendaki ilmu umum yang dominan, maka dari itu sistem sekolah berbasis
pondok pesantern menerapkan ilmu umun dipadukan dengan ilmu agama.
Oleh karena itu,Sekolah Menengah Atas Islam (SMAI) Tarbiyatul Athfal, sebagai
sekolah swasta berbasis pondok pesantren, ikut berperan serta melaksanakan apa yang
dikehendaki oleh pendidikan nasional. Perpaduan ilmu agama dan umum menghasilkan
produk yang berkwalitas setiap tahunnya, berupaya meningkatkan mutu pendidikan,
terutama pada kwalitas sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan, kwalitas proses
dari hasil pembelajaran,kwalitas sumber daya siswa, kwalitas sarana dan prasarana, dan
kwalitas masyarakat yang bertumpu pada nilai- nilai pondok pesantren.
Untuk pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan, sekolah melalui dana yang
tersedia dan bantuan dari pemerintah , sedang merintis SMA Islam Tarbiyatul Athfal menjadi
Sekolah Berstandar Nasional, dengan program sebagai berikut :
Struktur organisasi
SMA ISLAM TARBIYATUL ATHFAL
TAHUN 2022 - 2023
KETUA YAYASAN
KH. JAKFAR
Tahapan yang harus dilakukan dalam menyusun perencanaan pada suatu lembaga pendidikan
yaitu sebagai berikut:
a. Pra perencanaan
Pra perencanaan merupakan suatu tahapan yang digunakan untuk menganalisis masalah-
masalah biasa yang timbul dalam suatu lembaga pendidikan dan akan mempengaruhi lembaga
pendidikan tersebu, termasuk kajian terhadap beragam kebutuhan atau taksiran yang diperlukan
dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Kajian awal
ini harus cermat, karena fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: pencapaian program
sebelumnya, sumber daya apa yang tersedia, dan apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan
ke depan yang akan dihadapi.
b. Formulasi program rencana
Perencanaan mempunyai dua maksud. Pertama menyiapkan seperangkat keputusan yang
diambil oleh otoritas, ke dua menyediakan pola dasar pelaksanaan yang akan dilaksanakan oleh
berbagai satuan organisasi yang bertanggung jawab dalam implementasi keputusan-keputusan
tersebut.
Sehubung dengan kedua hal tersebut, otoritas memerlukan pernyataan (statement) yang jelas
tentang: apa yang akan diusulkan, mengapa diusulkan, dan bagaimana pelaksanaannya. Ketiga hal
tersebut adalah merupakan isi dari rencana pendidikan. Persiapan untuk menyiapkan dokumen
tersebut dinamakan formulasi rencana, yang harus ditulis secara singkat, lengkap dan padat.
c. Elaborasi rencana
Rencana pendidikan pada dasarnya adalah merupakan suatu dokumen singkat, padat dan lengkap.
Dengan demikian sebelum rencana itu diimplimentasikan, perlu dilakukan elaborasi. Artinya
diperinci sedemikian rupa sehingga setiap tugas dari unit-unit dalam organisasi pendidikan menjadi
jelas.
Ada dua langkah yang harus ditempuh dalam proses elaborasi yaitu:
1) Pembuatan program (programming) yaitu membagi rencana menjadi area-area pelaksanaan yang
masing-masing mempunyai tujuan spesifik. Tiap area pelaksanaan ddinamakan program.
Lazimnya program terdiri dari kelompok kegiatan yang diawasi oleh unit administrasi yang
sama.
2) Identifikasi dan formulasi proyek. Tiap program terdiri dari kelompok aktivitas-aktivitas sejenis
yang dibuat dalam rangka menghitung dan mengalokasikan dana dalam pelaksanaan. Kelompok
kegiatan ini dinamakan proyek. Tujuan proyek merupakan sub tujuan program dan merupakan
tujuan yang spesifik. Formulasi proyek adalah tugas untuk merinci siapa pelaksana, berapa besar
biaya, dimana tempat, berapa lama waktunya dan hal lain yang dianggap perlu dalam suatu
proyek.
Sebelum suatu rencana di elaborasi dalam bentuk program dan proyek, rencana tersebut belum
dapat dilaksanakan. Oleh karena itu pemrograman dan perumusan dalam proses perencanaan
harus dilakukan lebih dahulu.
d. Optimalisasi rencana
Optimalisasi rencana merupakan tahapan dari suatu perincian perencanaan yang telah
dirumuskan dan dilakukan dengan cara menyusun program, mengidentifikasi program, dan
perumusan proyek. Perincian program adalah membagi-bagikan rencana kedalam kelompok kegiatan.
Setiap kegiatan dalam kelompok ini harus saling menunjang dan menuju tujuan yang sama.
e. Implementasi rencana
Implementasi rencana pendidikan dimulai pada saat poyek-proyek itu dilaksanakan. Disini
proses perencanaan bergabung dengan proses manajemen. Dengan menggunakan budget serta
rencana tahunan sebagai instrument utama, kerangka kerja organisasi untuk melaksanakan berbagai
proyek yang dapat dikembangkan. Sumber-sumber manusia, dana dan material kemudian
dialokasikan untuk setiap proyek, jadwal dan waktusuatu proyek juga ditetapkan.
f. Evaluasi rencana
Evaluasi rencana dilakukan sebagai kegiatan akhir dari proses perencanaan sebelum revisi
dilakukan. Penilaian berkaitan dengan kemajuan/perkembangan dan penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan suatu rencana. Penilaian yang dilakukan juga bermanfaat untuk menilai rangkaian
kegiatan dalam proses perencanaan.
g. Revisi rencana
Revisi rencana dilakukan berdasarkan hasil evaluasi rencana. Revisi bertujuan untuk
memperbaiki, melengkapi atau menyempurnakan rencana yang akan dating berdasarkan pengalaman
masa lalu (rencana yang sudah dilaksanakan).
1. Pentingnya perencanaan bagi suatu lembaga pendidikan
Merujuk pada tahapan dalam penyusunan perencanaan pendidikan tersebut di atas, menunjukkan
bahwa kedudukan perencanaan pendidikan dalam proses layanan pendidikan di setiap satuan
pendidikan adalah sangat penting, karena dengan adanya perencanaan pendidikan yang baik dapat:
a. Meningkatkan kualitas kegiatan atau aktivitas layanan pendidikan anak secara maksimal, baik
menyangkut aspek akademik atau non akademiknya. Hal ini disebabkan seluruh aktivitas warga
sekolah harus berdasarkan pada program yang telah disusun dengan baik dalam suatu
perencanaan pendidikan secara sistematik dan integral.
b. Mengetahui beberapa sumber daya internal dan eksternal yang dimiliki untuk dimanfaatkan
secara maksimal, dan juga mengetahui beberapa kendala, hambatan dan tantangan yang akan
dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan. Hal ini disebabkan, suatu perencanaan pendidikan
yang baik pasti akan memuat tentang beberapa peluang dalam mencapai tujuan dan prediksi
tantangan atau hambatan yang akan muncul, serta strategi yang harus dilakukan dalam
mengatasi hambatan tersebut.
c. Memberi peluang pada setiap warga sekolah dalam meningkatkan beragam kemampuan,
keahlian atau ketrampilan secara maksimal, dalam rangka mewujudkan tujuan layanan
pendidikan.
d. Memberikan kesempatan bagi pelaksana program untuk memilih beberapa alternatif pilihan
tentang metode atau strategi atau pendekatan yang tepat dalam pelaksanaan perencanaan
pendidikan, agar efektif dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
e. Memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan, karena perencanaan pendidikan yang baik
selalu dirancang dengan tahapan-tahapan pelaksanaan program layanan pendidikan (jangka
pendek, menengah dan panjang), disamping itu telah disusun skala prioritas sasaran tujuan yang
akan dicapai.
f. Memudahkan dalam melakukan evaluasi tentang seberapa besar pencapaian tujuan layanan
pendidikan yang telah diraih, karena dalam perencanaan pendidikan yang baik selalu
merumuskan indikator-indikator pencapaian tujuan dan instrumen apa yang dipakai dalam
mengukur keberhasilan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan.
g. Memudahkan dalam melakukan revisi program layanan pendidikan dan proses penyusunan
perencanaan pendidikan berikutnya, sesuai dengan dinamika dan perkembangan kehidupan
sosial-budaya.
Ada beberapa tujuan perlunya penyusunan suatu perencanaan pendidikan, antara lain:
a. Untuk standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu untuk mencocokkan antara
pelaksanaan atau tindakan pemimpin dan anggota organisasi pendidikan dengan program atau
perencanaan yang telah disusun.
b. Untuk mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan bagaimana
proses penyelesaian suatu kegiatan layanan pendidikan.
c. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan program
atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan baik menyangkut
aspek akademik-nonakademik.
d. Untuk mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan
sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
e. Untuk meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien, baik
dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan pendidikan.
f. Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik) tentang jenis
kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang harus dilakukan.
g. Untuk menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu organisasi
pendidikan sebagai ‘suatu sistem’.
h. Untuk mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi
organisasi pendidikan.
i. Untuk mengarahkan proses pencapaikan tujuan pendidikan.
2. Rancangan Isi Tahapan Perencanaan Pendidikan
Rancangan isi dari setiap tahapan pada suatu lembaga pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pra Perencanaan, pada tahapan ini menganalisis masalah mengenai peningkatan kualitas atau
profesionalisme guru dalam meningkatkan suatu lembaga pendidikan. Dalam hal ini menganalisi
mengenai, bagaimana meningkatkan potensi dan kemampuan guru dalam mengajar dengan
menggunakan berbagai pendekatan dan metode yang bervariasi, meningkatkan kualifikasi guru,
kinerja guru dan peningkatan motivasi guru dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang positif
sebagai keunggulan sekolah dari lembaga sejenis yang ada sekitarnya.
b. Formulasi Program Rencana, tahapan ini berisi usulan tentang peningkatan profesionalisme guru
dalam meningkatkan suatu lembaga pendidikan. Hal ini dilaksanakan karena dengan adanya
program rencana ini diharapkan guru dapat professional dalam segala hal sehingga lembaga
pendidikan akan lebih efektif dan efisisen baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.
Pelaksanaan dalam kegiatan ini dilakukan dengan cara, para guru dapat mengikuti pelatihan-
pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan profesionalisme guru.
c. Elaborasi Rencana, tahapan ini berisi perumusan rencana yang menyangkut peningkatan
profesionalisme guru dan motivasi siswa yaitu dengan cara:
1) Peningkatan potensi dan kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan berbagai
pendekatan dan metode yang bervariasi.
2) Peningkatan kualifikasi guru.
3) Peningkatan kinerja guru.
4) Peningkatan motivasi guru.
d. Optimalisasi Rencana, merupakan tahapan dari suatu perincian perencanaan yang telah
dirumuskan dan dilakukan dengan cara menyusun program, mengidentifikasi program, dan
perumusan proyek. Perincian program adalah membagi-bagikan rencana kedalam kelompok
kegiatan. Setiap kegiatan dalam kelompok ini harus saling menunjang dan menuju tujuan yang
sama.
e. Implementasi Rencana, implementasi rencana merupakan penerapan rencana mengenai
peningkatan profesionalisme guru yang dilakukan dengan melalui proses manajemen dengan
menggunakan budget serta rencana tahunan sebagai instrument utama. Dalam hal ini juga dapat
ditentukan jadwal dan waktu suatu proyek dapat dilakukan.
f. Evaluasi Rencana, dilakukan sebagai kegiatan akhir dari proses perencanaan sebelum revisi
dilakukan. Dalam hal ini program peningkatan profesionalisme guru yang sudah dilakukan akan di
evaluasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari suatu program yang telah dilaksanakan.
g. Revisi Rencana, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi rencana. Ketika sudah di ketahui hasil dari
evaluasi peningkatan profesionalisme guru maka dapat di lakukan revisi atau perbaikan mengenai
program tersebut.