SK Kefarmasian-20220727144117

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BAKI
Jalan WR.Supratman NO.20 Baki Kaupaten Sukoharjo Kode Pos 57556
Telp. (0271) 625441 email: [email protected]

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS BAKI

NOMOR : 445.4 / SK- UKP / 005 /IV /2019

TENTANG

PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS BAKI


KEPALA UPTD PUSKESMAS BAKI

Menimbang : a. bahwa obat adalah bahan atau paduan


bahan,termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalan rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi
untuk manusia.Obat merupakan unsur penunjang
utama dalam pelayanan pelanggan diUPTD
Puskesmas Baki;
b. bahwa pelayanan kefarmasian adalah suatu
pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada
pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi
dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a
dan b perlu menetapkan kebijakan pelayanan
kefarmasian diUPTD Puskesmas Baki;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun


2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia No.5 tahun
2009 tentang Psikotropika;
3. Undang-Undang Republik Indonesia No.35 tahun
2009 tentang Narkotika;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 74 tahun 2016
tentang standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 889/ Menkes/
Per/V/2011 tahun 2011 tentang Registrasi, Ijin
Praktek dan Ijin Kerja Tenaga Kefarmasian;
7. Peraturan Pemerintah No.51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
8. Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.02.02/
MENKES/ 523/ 2015 tentang Formularium Nasional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BAKI


TENTANG PELAYANAN KEFARMASIAN PUSKESMAS
BAKI
KESATU : Menetapkan kebijakan pelayanan kefarmasian
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat
pelaksanaan surat keputusan ini dibebankan pada
anggaran UPTD Puskesmas Baki;
KETIGA : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apa bila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Baki
Pada tanggal : 04 April 2019

KEPALA UPTD PUSKESMAS BAKI

PUJIHASTUTI
LAMPIRAN:
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS BAKI
NOMOR : 445.4/SK- UKP / 005 /IV / 2019
TENTANG PELAYANAN KEFARMASIAN UPTD
PUSKESMAS BAKI

PELAYANAN KEFARMASIAN UPTD PUSKESMAS BAKI

Pelayanan kefarmasian di UPTD puskesmas meliputi 2 ( dua ) kegiatan


yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai dan
pelayanan farmasi klinik, kegiatan tersebut harus didukung sumber daya
manusia dan sarana prasarana.
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pelayanan kefarmasian di UPTD Puskesmas Baki dilakukan oleh :
1. 1 orang Apoteker sebagai penanggung jawab
2. 1 orang D III Farmasi
3. 1 orang AsistenApoteker /SMF
4. Tenaga lain yang sudah diberi wewenang
B. Jadwal Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi rawat jalan
1. Pelayanan ruang farmasi induk setiap hari kerja
2. Pustu Gentan setiap hari kerja
3. Pustu Mancasan hari Senin,Rabu,Sabtu
4. Pustu Purbayan hari Kamis
5. Pusling Siwal hari Selasa
6. Pusling Ngrombo hari Sabtu
Jam pelayanan mulai jam 08.00 sampai dengan selesai
Pelayanan farmasi 24 jam dilaksanakan di
1. Ruangan Gawat Darurat dengan penanggung jawab obat adalah
paramedis
2. Ruangan Rawat Inap dengan penanggung jawab obat adalah
paramedis
3. Ruangan Persalinan dengan penanggung jawab obat adalah bidan
C. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi :
1. Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat
dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
a. perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis
pakai yang mendekati kebutuhan;
b. meningkatkan penggunaan obat secara rasional melalui
evaluasi indikator POR setiap bulan; dan
c. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat.
Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di
puskesmas dilaksanakan setiap tahun sekali yang melibatkan tim
perencanaan obat yang terdiri dari pokja UKP,UKM dan juga
jejaring dan jaringan.Proses seleksi obat dan bahan medis habis
pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola
konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi obat, dan
rencana pengembangan. Proses seleksi obat dan bahan medis
habis pakai juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN) dan formularium kabupaten. Proses seleksi ini
harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta pengelola
program yang berkaitan dengan pengobatan.Proses perencanaan
kebutuhan Obat per tahun dilakukan secara berjenjang ( bottom-
up ) Puskesmas diminta menyediakan data pemakaian Obat
dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat (LPLPO). Selanjutnya Instalasi Farmasi
Kabupaten/Kota akan melakukan kompilasi dan analisa terhadap
kebutuhan obat puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan
pada anggaran yang tersedia dan memperhitungkan waktu
kekosongan Obat, buffer stock, serta menghindari stok berlebih.
Kesesuaian peresepan terhadap formularium harus selalu
dimonitoring yaitu dengan sampling 3 kasus yaitu ispa non
pneumonia, diare non spesifik dan myalgia masing – masing 1
pasien perhari.Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan
harus mengikuti Standard Prosedur Operasional Penyediaan Obat
yang Menjamin Ketersediaan Obat agar tidak terjadi kekosongan
obat,tapi apabila terjadi kekosongan obat akan dilakukan
pengadaan dengan dana kapitasi.Pengadaan obat dengan dana
kapitasi harus melibatkan tim perencanaan dan tim pengadaan
setelah puskesmas melakukan rapat perencanaan kemudian
diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten setelah semua
verifikasi selesai Apoteker yang ditunjuk dinas membuat surat
pemesanan, barang datang diterima dan dikelola oleh puskesmas.

2. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai adalah
memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai di
Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang telah
dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui Gudang Farmasi Kabupaten setiap 1
bulan sekali dengan menggunakan LPLPO.
3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai dari
Gudang Farmasi Kabupaten(GFK) sesuai dengan permintaan yang
telah diajukan.
Tujuannya adalah agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
puskesmas.
Semua petugas yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan
bertanggung jawab atas ketertiban penyimpanan, pemindahan,
pemeliharaan dan penggunaan obat dan bahan medis habis pakai
berikut kelengkapan catatan yang menyertainya.
Petugas penerimaan wajib melakukan pengecekan terhadap obat
dan bahan medis habis pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan/peti, jenis, jumlah obat dan tanggal kadaluwarsa sesuai
dengan isi dokumen LPLPO dan faktur bukti barang keluar.Faktur
dibuat rangkap dua dan ditandatangani oleh petugas penerima
dan petugas yang menyerahkan obat. Bila tidak memenuhi syarat,
maka petugas penerima dapat mengajukan keberatan.
Masa kedaluwarsa minimal dari Obat yang diterima disesuaikan
dengan periode pengelolaan di Puskesmas ditambah satu bulan.
4. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Obat dan bahan medis habis pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap obat yang diterima agar aman (tidak hilang),
terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas
dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a.bentuk dan jenis sediaan;
b.stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c.mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
d.Psikotropika disimpan dalam lemari khusus dan terkunci
ganda
Langkah – langkah penyimpanan obat antara lain :
1) Petugas obat menyimpan Obat di dalam almari terkunci /
rak.
2) Petugas Obat menyimpan obat dengan satuan paket besar di
atas lantai harus dilapisi / didasari dengan palet.
3) Petugas obat mengelompokkan obat berdasarkan jenis,
bentuk sediaan dan suhu penyimpanan,misal:
a.sirup dengan tablet dipisahkan
b.serum, vaccin dan supositoria disimpan di almari
pendingin
4) Petugas obat menyusun obat secara alfabetis
5) Petugas obat merotasi dengan system FIFO ( jika obat
tidak adatanggalED-nya maka obat yang diterima lebih awal
digunakan lebih dulu) dan FEFO(jika obat ada tanggal ED-
nya lebih pendek digunakan lebih dulu).
6) Petugas obat menyimpan Narkotika &Psikotropik dalam
almari khusus terkunci.
7) Petugas menyimpan obat LASA (Look Alike Sound Alike)
artinya rupa / nama (bunyi ) hampir sama, dipisahkan .
8) Petugas obat menyimpan Obat dengan menjaga dan
mengontrol kelembaban
9) Petugas obat menyimpan Obat dengan menghindari sinar
matahari langsung
5. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai merupakan
kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan bahan medis habis
pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub
unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan
waktu yang tepat dilakukan setiap bulan dengan memakai LPLPO sub
unit.Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:
a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
b. Puskesmas Keliling;
c. Pustu
d. Posyandu
6. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu
kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga
tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit
pelayanan kesehatan dasar. Tujuannya adalah agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan Obat di unit pelayanan kesehatan dasar.
Pengendalian Obat terdiri dari:
a. Pengendalian persediaan;
b. Pengendalian penggunaan; dan
c. Penanganan Obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
7. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka penata laksanaan obat dan bahan medis habis
pakai secara tertib, baik obat dan bahan medis habis pakai yang
diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau
unit pelayanan lainnya.
Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:
a. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah
dilakukan;
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
c. Sumber data untuk pembuatan laporan.
8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai
Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis habis
pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:
a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan;
b. memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai; dan
c. memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.
D. Penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat
1.Penilaian Pengendalian Penyediaan Obat meliputi :
a. Perencanaan dengan menghitung pemakaian rata-rata obat
diperiode tertentu di puskesmas
b. Mempertimbangkan pola penyakit ,pola komsumsi ,data mutasi
obat dan pengembangan
2. Pengendalian Penggunaan Obat meliputi :
a.Pengendalian penggunaan obat dengan prosentase penggunaan
antibiotic
b.Pengendalian penggunaan obat dengan prosentase penggunaan
Injeksi
c.Pengendalian penggunaan obat dengan prosentase penggunaan
Obat generic dan rata-rata item obat

1. Persyaratan petugas yang berhak memberi resep bagi pasien di Puskesmas


Baki :
1. Dokter umum yang telah memiliki ijin praktek dokter di Puskesmas
Baki.
2. Dokter gigi yang telah memiliki ijin praktek dokter gigi di Puskesmas
Baki.
3. Perawat umum yang telah memiliki ijin praktek keperawatan di
Puskesmas Baki dan diberi wewenang
4. Perawat gigi yang telah memiliki ijin praktek perawat gigi di
Puskesmas Baki dan diberi wewenang

2. Persyaratan Petugas yang berhak menyediakan obat


Petugas yang berhak menyediakan obat adalah
1. Apoteker yang telah memiliki Surat Ijin Praktek Apoteker di
Puskesmas Baki
2. Tenaga Tehnis Kefarmasian yang sudah memiliki Surat Ijin Kerja
Tehnis Kefarmasian di Puskesmas Baki
3. Tenaga Non Kefarmasian yang sudah diberi pelatihan Kefarmasian

3. Pelatihan Petugas yang Diberi Kewenangan Menyediakan Obat


Pelatihan Petugas yang Diberi Kewenangan Menyediakan Obat :
1. Pelatihan Internal Puskesmas yaitu pelatihan petugas yang diberi
kewenangan menyediakan obat dilakukan di Puskesmas Baki oleh
tenaga tehnis kefarmasian selaku penanggung jawab pelayanan
farmasi.
2. Pelatihan Ekternal dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukoharjo

4. Peresepan, Pemesanan, dan Pengelolaan Obat


1. Peresapan obat hanya dilakukan dokter ,dokter gigi dan paramedis
yang diberi wewenang.
2. Pemesanan obat untuk kebutuhan puskesmas dilakukan oleh
petugas gudang obat puskesmas kepada Gudang Farmasi
Kabupaten dengan LPLPO 1 bulan sekali , Pemesanan obat untuk
kebutuhan pelayanan dilakukan oleh petugas unit pelayanan terkait
kepada petugas gudang obat puskesmas dengan LPLPO 1 bulan
sekali ,
3. Pengelolaan obat meliputi : kegitan perencanaan, permintaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,pengembalian obat
rusak dan kadaluwarsa, pengendalian, administrasi

5. Peresepan Narkotika dan Psikotropika:


Peresepan Narkotika:
1.Peresepan psikotropika dan narkotika hanya dilakukan oleh dokter
sesuai diagnosis dengan terapi penggunaan obat
2.Penulisan resep harus lengkap dan jelas serta ditanda tangani
dokter penulis resep
3. Bila resep tidak jelas harus dilakukan konfirmasi kedokter penulis
resep
4. Resep psikotropik dan narkotika diberi tanda khusus ( garis merah )

Peresepan Psikotropika :
1. Peresepan psikotropika dan narkotika hanya dilakukan oleh dokter
sesuai diagnosis dengan terapi penggunaan obat
2. Penulisan resep harus lengkap dan jelas serta ditanda tangani dokter
penulis resep
3. Bila resep tidak jelas harus dilakukan konfirmasi kedokter penulis
resep
4. Resep psikotropik dan narkotika diberi tanda khusus ( garis biru )
6. Ketentuan Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien
Ketentuan Penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien antara lain :
1. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien harus diketahui oleh
dokter pemeriksa.
2. Bahwa obat yang dibawa sendiri oleh pasien bila mendapat ganti
atau obat tambah oleh dokter pemeriksa dan diketahui tenaga tehnis
kefarmasian
3. Untuk meneruskan atau menghentikan obat diketahui tenaga tehnis
kefarmasian atas instruksi dokter pemeriksa
4. Penyerahan dan Pemberian informasi kepada pasien tentang cara
penggunaan obat yang dibawa pulang pasien /keluarga dengan jelas

J.Penanganan obat rusak dan kadaluwarsa


1.Dikumpulkan obat yang kadaluwarsa di tempat khusus dan
dipisahkan dengan obat yang lain.
2.Di kembalikan ke Gudang Farmasi dengan berita acara pemeriksaan
/penelitian obat kadaluwarsa/rusak yang diketahui kekepala
puskesmas disertai lampiran.
3.Laporkan hasil pemeriksaan / penelitian obat kadaluwarsa/rusak
kepada Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten untuk di
musnahkan.
4.Didokumentasikan.

7. Tindak Lanjut Pelaporan


Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan adalah penanggungjawab
pelayanan kefarmasian.Penaggungjawab pelayanan kefarmasian
bertugas mencatat, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut semua
kejadian yang menyangkut pelayanan kefarmasian di Puskesmas baik
efek samping obat,KTD,KNC,KPC dan dilaporkan ke Tim Mutu
Puskesmas.

8. Penyediaan Obat Emergensi


Penyediaan obat emergensi disediakan di semua unit layanan meliputi:

1) Membuat perencanaan obat emergensi di Puskesmas


2) Membuat permintaan obat emergensi ke Gudang Farmasi Kabupaten
dengan LPLPO.
3) Penerimaan obat emergensi dari Gudang Farmasi Kabupaten, di tetiti
sesuai jumlah dan jenis serta ditulis dikartu stok
4) Pendistribusian ke unit pelayanan tertentu yang membutuhkan.

KEPALA UPTD PUSKESMAS BAKI

PUJI HASTUTI

Anda mungkin juga menyukai