Mineral Optik
Mineral Optik
Mineral Optik
PENGAMATAN MIKROSKOPIS
2.1.1. Warna
Warna yang diamati adalah warna yang dihasilkan oleh kekuatan sinar yang
sedang bergetar sejajar dengan arah polarisator. Kenampakan warna akan sangat
tergantung pada kemampuan mineral untuk menyerap sinar serta komposisi
mineral, yaitu mineral-mineral yang mengandung unsur transisi, seperti : Ti, Y, Cr,
Mn, Fe, Ni, Cu dan Zn. Mineral-mineral yang kenampakkan megaskopis berwarna
relatif pucat (misal Kwarsa, Feldspar group) dibawah mikroskop akan nampak tidak
berwarna/colourless. sedangkan mineral-mineral yang tampak/memberikan warna
dibawah mikroskop biasanya secara megaskopis mineral-mineral tersebut berwarna
gelap. Warna terbagi atas :
1. Warna Aliokromatik
Jika warna utamanya sudah berubah menjadi warna lain yang disebabkan
oleh pengotoran-pengotoran mineral lain.
[Laporan Praktikum Mineral Optik 2015/2016
2. Warna Idiokromatik
Merupakan warna dari mineral yang terlihat dibawah mikroskop dan
sesuai dengan warna sesungguhnya.
Ol Ol
Ol
Ol
A B C
Gambar 2.1. Bentuk bentuk mineral : (A) Bentuk mineral yang euhedral. (B) Bentuk mineral yang
subhedral. (C) Bentuk mineral yang anhedral.
Gambar 2.2. Beberapa bentuk mineral secara tiga dimensi (A) Bentuk prismatik amfibol, (B) bentuk
prismatik piroksen (C) bentuk tabular, (D) bentuk kubik, (E) bentuk lath-like,
2.1.3. Belahan
Dalam arti sifat, belahan adalah kecenderungan dari mineral/kristal untuk
terbelah sejajar dengan salah satu atau lebih arah didalam kristal. Belahan dari
mineral tidak terlepas dari struktur dalam atau sistem kristal yang dimiliki dari
masing-masing mineral. Tidak semua mineral memiliki belahan dan belahan pada
mineral tertentu akan mempunyai sifat tertentu pula. Belahan yang dimiliki oleh
mineral ada beberapa arah, seperti :
tubus dinaikkan atau dijauhkan dari meja objek, garis becke akan bergerak
kearah media yang indeks biasnya lebih besar. Dengan kata lain bila tubus
dinaikkan :
- Garis becke bergerak kearah dalam, maka indeks bias mineral (N)
lebih besar dari indeks bias Balsem Kanada (n) atau N > n.
- Garis becke bergerak kearah dalam, maka indeks bias mineral (N)
lebih kecil dari indeks bias Balsem Kanada (n) atau N < n.
Catatan :
✓ Cara tersebut diatas untuk mikroskop model Olimpus (skrup
pengatur fokus diputar kearah atas)
✓ Untuk mikroskop model Zeiss, maka meja objek dijauhkan dari
lensa objektif (skrup pengatur fokus) diputar kearah bawah.
N>n
N<n
Kartu
2.1.5. Relief
Relief adalah kenampakan yang timbul karena adanya perbedaan harga
indeks bias mineral dengan media sekitarnya. Pengamatan relief pada dasarnya
pengamatan terhadap kenampakan bidang atau garis batas dari mineral, apakah
terlihat jelas atau tidak jelas kenampakan bidang atau garis batas mineral.
Kenampakan dari relief sangat tergantung pada besarnya perbedaan harga indeks
bias dari mineral yang saling bersinggungan. Berdasarkan hal tersebut pengamatan
relief dibedakan atas :
✓ Relief rendah, bila bidang atau garis batas antara mineral yang
bersinggungan mempunyai harga indeks bias yang relatif sama atau garis
batas mineral relatif tidak terlihat.
✓ Relief sedang, bila harga indeks bias dari mineral yang saling
bersinggungan berbeda (tidak terlalu jauh harga perbedaannya) atau
bidang atau garis batas mineral sangat terlihat jelas.
✓ Relief kuat, bila perbedaan harga dari indeks bias dari mineral yang
bersiggungan sangat besar, maka bidang atau garis batas mineral sangat
terlihat jelas.
Untuk melihat kenampakan relief dari mineral, bukalah diafragma iris
selebar-lebarnya (intensitas cahaya dibuat maksimum) sehingga akan terlihat
kenampakkan relief yang lemah, sedang maupun kuat.
2.1.6. Pleokroik
Pleokroik merupakan gejala perubahan warna saat meja objek diputar,
disebabkan oleh adanya perbedaan daya serap atau absorbsi dari sumbu-sumbu
kristal. Kenampakan pleokroik juga tergantung pada posisi penyayatan mineral
terhadap sumbu C kristal. Berdasarkan hal tersebut pleokroik dibedakan atas :
✓ Nokroik, bila meja diputar tidak terjadi perubahan warna.
✓ Dikroik, terjadi dua kali perubahan warna saat meja diputar 0-90.
bisa dimiliki oleh mineral yang mempunyai sistem kristal tetragonal,
trigonal dan heksagonal.
✓ Trikoik, terjadi perubahan warna tiga kali saat meja diputar sejauh
0-90. biasa dimiliki oleh mineral yang bersistem kristal ortorombik,
monoklin dan triklin.
Berdasarkan sifat atau kecepatan perubahan warnanya, plekroik dibedakan
atas plekroik lemah, sedang dan kuat.
2.1.7. Perting
Sifat optis yang diamati pada pengamatan ini adalah sifat optis yang dihasilkan
dari perjalanan sinar atau cahaya yang masuk dari cermin, kemudian melalui
polarisator kemudian masuk melalui peraga dan akhirnya melalui analisator. Sifat
optis yang umum yang dapat diamati adalah : Bias rangkap, tanda rentang atau
orientasi dan pemadaman. Dan dalam pengamatan cross nicol analisator digunakan
(kondensor dan lensa betrand amici tidak dipergunakan).
Garis
[Laporan Praktikum Mineral Optik 2015/2016
Gambar 2.6. Sketsa Tabel warna Interferensi dan cara membacanya dari gambar diperoleh bias
rangkap : W.I. = abu-abu ; Orde = II dan harga bias rangkapnya = P
✓ Bila arah getaran sinar cepat terletak searah atau menyudut lancip terhadap
arah memanjangnya mineral, maka mineral memiliki orientasi atau tanda
rentang negatif (-) atau elongasi negatif atau elongasi cepat Length fast
orientation.
✓ Bila arah getaran sinar lambat terletak searah atau menyudut lancip
terhadap arah memanjangnya mneral, maka mineral memiliki orientasi
atau tanda rentang positif (+) atau elongasi positif atau elongasi lambat
Length Slow.
Dalam mengamati orientasi dibawah mikroskop digunakan keping
kompensator, baik dari keping gips maupun dari keping mika (sesuai kebutuhan),
yaitu dengan melihat perubahan warna interferensi (warna bias rangkap). Dengan
Ketentuan :
✓ Bila saat dimasukkan keping kompensator terjadi kenaikan warna
interferensi atau orde disebut gejala addisi atau orientasi atau tanda rentang
positif (+)
✓ Bila saat dimasukkan keping kompensator terjadi penurunan warna
interferensi atau orde, disebut gejala substraksi atau orientasi atau tanda
rentang negatif (-)
➢ Cara menentukan Orientasi
a. Letakkan mineral dengan sumbu c sumbu panjang sejajar (//) dengan
garis vertikal.
b. Putar meja sayatan hingga mineral pada posisi terang maksimum, catat
warna interferensi dan ordenya (seperti penentuan bias rangkap).
c. Pada posisi b, masukkan kompensator atau komperator, dengan
ketentuan :
✓ Bila bias rangkap lemah – sedang gunakan kompensator keping gips
( = 550)
✓ Bila bias rangkapnya kuat atau ekstrim gunakan keping mika ( =
147,3)
Lihat perubahan warna interferensi atau orde, tentukan orientasi apakah
positif (+) atau gejala addisi atau orientasi negatif (-) atau gejala subtraksi.
Gambar 2.7. Hubungan antara getaran/jalannya sinar dengan sumbu kristal pada orientasi negatif
(A) dan orientasi positif (B)
2.2.3. Pemadaman
Pemadaman atau gelapan terjadi bila sumbu indikatrik atau sumbu-sumbu
sinar (dua sumbu sinar) sejajar dan tegak lurus dengan bidang getar polarisator.
Atau dengan kata lain bahwa pemadaman terjadi bila bidang getar sumbu sinar yang
satu berada dalam bidang analisator dan sumbu sinar yang satu lagi bidang getarnya
berada dalam bidang polarisator. Hal tersebut menyebabkan tidak ada sinar yang
dibias ganda, sehingga tidak ada sedikitpun cahaya yang diteruskan kemata
sipengamat.
Berdasarkan hubungan antara sumbu-sumbu kristalografi dengan sumbu-
sumbu sinar, maka pemadaman dibagi atas tiga atau dari kenampakan dibawah
(A
)
(B (C
) )
Gambar 2.8. Jenis-jenis pemadaman, (A) Pemadaman Paralel, (B) Pemadaman Miring, (C)
Pemadaman Simetri
Gambar 2.11. Kurva F.E. Wright, untuk penentuan jenis plagioklas dari sudut pemadaman
kembaran albit.
Gambar 2.12. Cara penentuan sudut pemadaman untuk kembaran Kalsbat – Albit
• Pada kembaran Kalsbat – Albit, pada bagian yang terang (kanan) dan
bagian yang gelap (kiri) terdapat kembaran/garis-garis Albit.
• Penentuan besar sudut pemadaman sama dengan cara menentukan
besar sudut pemadaman untuk masing-masing kembaran albit (sebelah
kanan dan kiri) secara bergantian, sehingga akan diperoleh dua harga
besar sudut pemadaman, yaitu Xº dan Yº .
• Untuk Albit sebelah kanan, lakukan seperti cara penentuan besar sudut
pemadaman albit di atas, sehingga diperoleh : Yº = (Y1 + Y2)/2, dimana
: Y1 = bº - aº dan Y2 = cº - aº
Gambar 2.13. Kurva F.E Wright, untuk penentuan jenis plagioklas dari sudut pemadaman
kembaran kalsbat – albit (metode Michel Levy)
Isocrome Isogir
Melatop
\
Gambar 2.15. Gambar interferensi mineral uniaxial, A. Sayatan dengan sumbu optik terpusat
(sayatan ┴ sumbu C) dan B, sayatan dengan sumbu optik tidak terpusat (sayatan
miring/sembarang terhadap sumbu c)
Gambar 2.16. Gambar interferensi mineral biaxial dengan sumbu optik terpusat
Gambar interferensi dengan sumbu optik tidak terpusat (disayat miring atau
sembarang terhadap sumbu C) dibedakan atas :
1. Isogir sejajar dengan salah satu benang silang, dimana :
✓ Isogir berbentuk lurus diposisi : 0°, 90°, 180°, 270°
✓ Bidang sumbu optiknya (BSO) sejajar dengan benang silang
BSO
BSO BSO
BSO BSO
BSO BSO
Gambar 2.18. Gambar Interferensi dengan isogir diagonal di 45˚, 135˚, 225˚ dan 315˚
BSO BSO
Pergerakan isogir dari mineral biaxial sumbu optik tidak terpusat berbeda
dengan mineral uniaxial, dimana isogirnya bergerak berlawanan arah jarum jam
saat meja mikroskop diputar searah jarum jam dan pergerakannya terkesan bergerak
dari satu titik (pergerakan terpusat).
✓ Kecepatan sinar biasa (B) atau sinar ordiner lebih besar dibanding sinar
luar biasa (L) atau sinar ekstraordiner (B > L) atau
✓ Indeks bias sinar ekstraordiner (nє) lebih besar dari indeks bias sinar
ordiner (nω) atau nє > nω
b. Tanda optik negatif (-), bila :
✓ Kecepatan sinar luar biasa (L) atau sinar ekstraordiner lebih besar
dibanding sinar biasa (B) atau ordiner (L > B) atau
✓ Indeks bias sinar ordiner (nω) lebih besar dari indeks bias sinar
ekstraordiner (nє) atau nω < nє.
1. Tanda Optik Mineral Uniaxial
Dibawah mikroskop penentuan tanda optik mineral uniaxial dilakukan
dengan melihat perubahan warna interferensi disetiap kwadran pada saat
dimasukkan kompensator, dengan batasan-batasan sebagai berikut :
✓ Tanda optik positif (+), bila terjadi perubahan warna interferensi
atau gejala addisi dikwadran 1 dan 3 dan gejala substraksi dikwadran 2
dan 4.
✓ Tanda optik negatif (-), bila terjadi penurunan warna interferensi
atau gejala substraksi dikwadran 1 dan 3 gejala addisi dikwadran 2 dan
4.
Kenampakan perubahan warna interferensi sangat tergantung pada jenis
kompensator yang digunakan, yaitu :
▪ Komperator Keping Gips, gejala addisi warna interferensinya biru dan
gejala substraksi berwarna kuning.
▪ Komperator keping Mika, gejala addisi warna interferensinya kuning dan
gejala substraksi berwarna abu-abu.
Cara menentukan tanda optik uniaxial
• Posisikan mikroskop cross nicol
• Putar meja sampai terang maksimum
• Ganti lensa objektif dengan perbesaran 40x
• Gunakan lensa betrand amici (betrand di “in” kan) lalu fokuskan dengan
skrup pemusat halus.
Gambar 2.21. Kenampakan Tanda Optik Mineral uniaxial sumbu optik terpusat dengan
menggunakan komperator gips (A), mika (B) dan kwarsa (C)
Gambar 2.22. Kenampakan Tanda Optik Mineral biaxial sumbu optik tidak terpusat diposisi 315˚,
komperator dari jenis gips (A), Miak (B), dan Kwarsa (C).
b) BSO = 45˚
✓ Tanda optik untuk isogir dikwadran 1 dan 3 :
Gambar 2.23. Kenampakan tanda optik mineral biaxial sumbu optik tidak terpusat, isogir dikwadran