Tinjauan Pustaka Lindi
Tinjauan Pustaka Lindi
Tinjauan Pustaka Lindi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sampah
Sampah pada dasarnya mencakup banyak pengertian. Sampah
merupakan semua zat/benda yang tidak dapat dipakai lagi, baik yang berasal
dari rumah tangga maupun sisa hasil produksi. Pandangan mengenai
sampah telah mengalami pergeseran, di mana pada saat ini telah
berkembang dari persampahan yang semula sebagai “waste” sekarang
menjadi pandangan sebagai komoditas yang bernilai ekonomis.
Pandangan tersebut dikembangkan dalam upaya menangani persampahan
sehingga mendorong pelaksanaan pengelolaan sampah secara menyeluruh
atau secara holistik. Pengembangan tersebut diwujudkan dalam model 3R
yaitu : Reduction, Re - use, dan Re - Cycle. Model pengembangan tersebut
menjadi landasan strategi pengelolaan sampah perkotaan.(6)
Penggolongan sampah dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat)
kelompok yaitu :
1. Human Excreta, merupakan bahan buangan yang dikeluarkan dari
tubuh manusia yang meliputi tinja dan air seni.
2. Sewage, merupakan air limbah yang dibuang oleh pabrik
maupun rumah tangga/pemukiman. Contohnya air bekas cucian
yang masih mengandung detergen.
3. Refuse, merupakan bahan sisa proses industri atau hasil samping kegiatan
rumah tangga. Pengertian sehari - hari refuse ini sering kali disebut
sebagai sampah. Contohnya adalah botol bekas, kertas bekas
pembungkus bumbu dapur, sisa sayuran, daun tanaman, kertas bekas,
dan lain sebagainya.
4. Industrial waste, merupakan bahan buangan sisa proses industri.(7)
22
terjadi pada landfill antara lain yaitu lokasi landfill, jenis sampah, sistem
pengoperasian, hidrogeologi. Faktor tersebut sangat bervariasi antara suatu
tempat pembuangan dengan tempat pembuangan lainnya, begitu juga
aktivitas biologis serta proses aerob dan anaerob yang terjadi pada
timbunan sampah. Dengan adanya faktor tersebut maka akan berpengaruh
terhadap produk yang dihasilkan akibat dari proses dokomposisi seperti
kuantitas dan kualitas air lindi serta gas yang dihasilkan. Sebagai contoh
adalah TPS yang menimbun sampah dengan sampah organik lebih banyak
maka karakteristik air lindi yang dihasilkan akan mengandung zat organik
yang tinggi.(15)
Air lindi yang dihasilkan dari timbunan sampah yang masih baru
memiliki kandungan asam lemak volatile dan rasio BOD dan COD yang
tinggi, sementara untuk air lindi yang dihasilkan dari timbunan sampah
yang sudah lama kandungan BOD, COD, dan konsentrasi pencemar lebih
rendah. Hal tersebut dapat disebabkan karena timbunan sampah yang
masih baru proses biodegradasi berlangsung dengan cepat serta ditandai
engan adanya kenaikan produksi asam dan penurunan pH pada air lindi
yang menyebabkan kemampuan pelarutan bahan – bahan pada sampah
menjadi tinggi. Terdapat tiga fase utama aktivitas biologis yang terjadi
yaitu dekomposisi aerobic dengan menggunkan oksigen yang terdapat
pada landfill, dekomposisi anaerobic yang dilakukan oleh organisme
anaerobic dan fakultatif serta menghasilkan komponen yang lebih
sederhana dan dapat larut, serta bakteri methanogenic yang mengkonsumsi
komponen yang lebih sederhana dan menghasilkan methan serta CO2.(!5)
Fase I berlangsung singkat hanya dalam waktu beberapa minggu. Pada
fase ini sering menyebabkan kenaikan temperature dengan cepat pada
landfill.(15)
Fase II pada tahun pertama terjadi proses anaerobic. Temperatur turun
secara berangsur – angsur dikarenakan organisme anaerobic yang
72
menghasilkan panas menjadi lebih sedikit. Pada fase ini air lindi yang
dihasilkan mengandung asam lemak yang tinggi, berbau, pH rendah,
konsentrasi BOD tinggi, dan rasio BOD/ COD tinggi. Selain hal tersebut,
air lindi juga memiliki konsentrasi amoniak, N-organik, logam berat, Mn,
Ca, Fe, K, Cl, Na, Mg yang cukup tinggi.(15)
Fase III merupakan fase bakteri Methanogenik menghasilkan removal
komponen organik yang terlarut dari air lindi. Removal komponen organik
tersebut terutama asam karboksilat yang menyebabkan kondisi menjadi
asam, berbau, dan memiliki kandungan BOD yang tinggi.(15)
F. Kadmium (Cd)
Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mngkilap, tidak
larut dalam basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan Kadmium Oksida bila
dipanaskan. Kadmium biasanya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd
klorida) atau belerang (Cd sulfit). Kadmium (Cd) memiliki nomor atom 40,
berat atom 112,4, titik didih 767oC, titik leleh 321oC dan memiliki masa jenis
8,65 gr/cm3. Kadmium (Cd) dapat membentuk Cd2+ yang memiliki sifat tidak
stabil.(16)
Logam kadmium (Cd) memiliki karakteristik berwarna putih
keperakan mirip seperti logam aluminium, tahan terhadap panas, dan tahan
korosi. Kadmium dapat digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen untuk
industry enamel, cat, dan plastic. Kadmium biasanya dalam bentuk bercampur
dengan logam lain terutama dengan timah hitam dan seng.(17)
Persebaran logam kadmium sangat luat di alam. Berdsarkan sifat fisik
yang dimiliki, kadmium merupakan logam yang lunak dan memiliki warna
putih keperakan. Logam ini dapat menglami kerusakan apabila terkena uap
amoniak (NH3) dan sulfur hidroksida (SO2). Berdasarkan sifat kimia yang
dimilikinya, logam kadmium memiliki bilangan valensi 2+ sangat sedikit
logam kadmium yang memiliki valensi 1+. Bila dimasukkan kedalam larutan
82
yang mengandung ion OH, maka ion – ion Cd2+ akan mengalami
pengendapan.(18)
Logam kadmium (Cd) dapat mengalami proses biotransformasi dan
bioakumulasi didalam tubuh organisme hidup (manusia, hewan, dan
tumbuhan). Dalam tubuh biota perairan jumlah logam kadmium (Cd) yang
terakumulasi akan terus mengalami peningkatan (biomagnifikasi) dan didalam
rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami proses bioakumulasi
yang lebih banyak.(18)
G. Dampak Kadmium (Cd) terhadap Kesehatan
Kadmium (Cd) dalam tubuh akan terakumulasi pada hati dan terikat
sebagai metalotionein yang mengandung unsur sistein, dimana kadmium
terikat dalam gugus sufhidril yang terdapat pada enzim seperti karboksil
sisteinil, hidroksil, histidil, dan fosfat dari protein purin. Pengaruh toksisitas
kadmium disebabkan oleh interaksi antara kadmium dan protein tersebut,
sehingga dapat menimbulkan hambatan terhadap aktivitas kerja enzim dalam
tubuh.(20)
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya
dikarenakan elemennya berisiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium
berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu yang panjang dan dapat
terakumulasi pada hati dan ginjal.(18)
Gejala keracunan kadmium dapat terjadi secara akut dan kronis.
Gejala akut keracunan kadmium yaitu sesak dada, nafas pendek, sakit kepala,
menggigil, nafas terengah – engah, distress, kerongkongan kering, dan
kematian. Sementara gejala kronis keracunan kadmium yaitu nafas pendek,
kemampuan mencium bau menurun, berat badan turun, gigi terasa ngilu dan
gigi berwarna kuning keemasan.(19)
Menurut Palar (2004), efek kronis akibat keracunan kadmium pada
manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut : (18)
a. Efek kadmium terhadap ginjal
92