Tahap Perancangan Jembatan Tahan Gempa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS TAHAP PERANCANGAN JEMBATAN TAHAN GEMPA

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah


“Metode Penelitian Terapan dan Penulisan Ilmiah”
Dosen Pengampu : Tri Kuncoro, ST, M.T

Oleh :
Nama : Danendra Ahnaf Manggala
NIM : 210522517641
Offering : A1-03AA

PROGRAM D4 TEKNOLOGI REKAYASA DAN PEMELIHARAAN


BANGUNAN SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................. 1
ABSTRAK ................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3. Tujuan............................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 6
2.1. Jembatan Tahan Gempa ................................................................................... 6
2.2. Sejarah Lahirnya Jembatan Tahan Gempa di Indonesia................................... 6
2.3. Hal Dasar yang Perlu Diperhatikan Dalam Perancangan Konstruksi Jembatan 7
2.4. Standar Perencanaan Jembatan Tahan Gempa Berdasarkan SNI 2833-2008.... 8
2.5. Tahap Perancangan Jembatan …....................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 11
3.1. Survey Pendahuluan ........................................................................................ 11
3.2. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 11
3.3. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 11
3.4. Pengumpulan Data Sekunder .......................................................................... 11
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 12
4.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 12
4.2. Saran ……........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 13

1
ANALISIS TAHAP PERANCANGAN JEMBATAN TAHAN GEMPA

Danendra Ahnaf Manggala Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Malang


(Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145)
E-mail: [email protected]

ABSTRAK
Jembatan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan dua wilayah yang
berbeda, adanya jembatan akan mempengaruhi tingkat mobilitas masyarakat. Selain itu,
dengan adanya jembatan dapat menimbulkan berbagai macam kemajuan di kedua wilayah
tersebut, baik di bidang transportasi, ekonomi, budaya, dan bidang-bidang lainya. Terdapat
begitu banyak kasus rusaknya jembatan yang diakibatkan oleh gempa bumi di Indonesia, hal
tersebut tentunya dapat menyebabkan berbagai masalah lainya yang berkaitan dengan
terputusnya hubungan antar suatu wilayah.
Di Indonesia sendiri penerapan jembatan dengan struktur tahan gempa sudah banyak
digunakan dan mulai dioptimalkan dari tahun ke tahun sehingga di perlukan pengetahuan
lebih mengenai hal tersebut. Tetapi bila kita mereview kembali peristiwa gempa yang
menghantam Indonesia misalnya Gempa Aceh tahun 2004, Gempa Nias 2005,Gempa
Yogyakarta tahun 2006, Gempa Padang tahun 2010 bisa dikatakan jembatan mengalami hal
buruk ketika menerima gempa tesebut dimana sebagian besar jembatan diwilayah itu
mengalami kerusakan baik kerusakan besar, menengah dan kecil. Menurut pemerhati
jembatan Indonesia, hal ini diakibatkan oleh kemajuan perencanaan teknis jembatan masih
kurang berkembang, pelaksanaan yang belum menguasai metode konstruksi sesuai
perkembangan teknologi peralatan dan material serta aplikasi jembatan berstandar SNI
terbaru kurang tersosialisa kepada pihak yang bersangkutan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut perihal konstruksi
jembatan tahan gempa sehingga diharapkan penerapannya di Indonesia akan jauh semakin
luas dan terus mengalami perkembangan dan pengoptimalan serta modernisasi sehingga
mampu setara dengan perkembangan teknologi Jepang,New Zealand, dan California.

Kata kunci : Jembatan, Gempa, Struktur, Sarana Transportasi.

ABSTRAC
The bridge is a means of transportation that connects two different areas, the
existence of a bridge will affect the level of community mobility. In addition, the existence of
a bridge can lead to various kinds of progress in the two regions, both in the fields of
transportation, economy, culture and other fields. There are so many cases of damaged
bridges caused by earthquakes in Indonesia, this of course can cause various other problems
related to the disconnection between regions.
In Indonesia, the application of bridges with earthquake resistant structures
has been widely used and has begun to be optimized from year to year, so more knowledge is
needed about this. However, if we review the earthquake events that hit Indonesia, for
example the 2004 Aceh Earthquake, the 2005 Nias Earthquake, the 2006 Yogyakarta
Earthquake, the 2010 Padang Earthquake, we can say that bridges experienced bad things
when they received this earthquake where most of the bridges in the region suffered both
major damage and major damage. , medium and small. According to Indonesian bridge
observers, this is caused by the progress of bridge technical planning which is still
underdeveloped, the implementation of which has not mastered construction methods

2
according to developments in equipment and material technology and the application of the
latest SNI-standard bridges is not socialized to the parties concerned
The purpose of this research is to find out more about earthquake-resistant bridge
construction so that it is hoped that its application in Indonesia will be much wider and
continue to experience development and optimization and modernization so that it can be on
par with technological developments in Japan, New Zealand and California.

Keywords: Bridges, Earthquakes, Structures, Means of Transportation.

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan merupakan suatu struktur konstruksi yang digunakan oleh masyarkat


sebagai sarana penghubung yang memungkinkan adanya rute transportasi sehingga dapat
memberikan kemudahan bagi masyarakat suatu daerah untuk melalukan perjalanan antar
daerah yang dipisahkan oleh sungai, jurang, pulau, ataupun dua tempat yang terpisah oleh
lautan. (Rahmawan, Rial Hadi, 2020)

Dilihat dari posisi dan geografisnya, Indonesia merupakan negara yang termasuk
bagian dari lintasan The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yaitu suatu lintasan di
mana terdapat deretan gunung api sehingga tidak mengherankan kalau negara yang dilewati
cincin api ini sering terjadi gempa, baik gempa ektonik maupun vulkanik. Berdasarkan
catatan para ahli, sebanyak 81% gempa bumi besar terjadi di lintasan Cincin Api Pasifik ini
(Prasetya dkk., 2006). Pondasi dan struktur jembatan merupakan salah satu faktor pendukung
kuatnya suatu jembatan, dimana suatu jembatan akan bertumpu diatas tanah dengan kokoh.

Saat ini ada 88.000 jembatan di Indonesia yang terdiri dari dari jembatan nasional dan
provinsi.Jumlah itu bukanlah jumlah yang sedikit, tetapi bila kita mereview kembali peristiwa
gempa yang menghantam Indonesia misalnya Gempa Aceh tahun 2004, Gempa Nias
2005,Gempa Yogyakarta tahun 2006, Gempa Padang tahun 2010 bisa dikatakan jembatan
mengalami hal buruk ketika menerima gempa tesebut dimana sebagian besar jembatan
diwilayah itu mengalami kerusakan baik kerusakan besar, menengah, dan kecil.(Hutasoit,
Nurcahaya, 2011)

Menurut pemerhati jembatan Indonesia, hal ini diakibatkan oleh kemajuan


perencanaan teknis jembatan masih kurang berkembang, pelaksanaan yang belum menguasai
metode konstruksi sesuai perkembangan teknologi peralatan dan material serta aplikasi
jembatan berstandar SNI terbaru kurang tersosialisa kepada pihak yang bersangkutan.
Perencanaan Jembatan Tahan Gempa diperlukan untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi
pasca gempa, standar perencanaan jembatan terbaru di Indonesia yang dibuat mengikuti
perkembangan teknologi Jepang, New Zealand, dan California. Didalam Standar ini meninjau
ulang kembali analisis dinamis pada jembatan, interaksi tanah pada fondasi, periode ulang
gempa, koefisien respon gempa, serta perencanaan perletakan jembatan yang dianggap sangat
penting karena kerusakan perletakan pada jembatan akan berpengaruh kepada keseluruhan
bagian jembatan.(Hutasoit, Nurcahaya, 2011)

Suatu jembatan yang baik adalah jembatan yang memiliki atau telah memenuhi
kriteria- kriteria desain yang menjadi dasar dari pembuatan sebuah jembatan. Jembatan
direncanakan untuk mudah dilaksanakan serta memberikan manfaat bagi pengguna lalu lintas
sesuai dengan pokok-pokok perencanaan (Simantu, 2010). oleh karena itu adanya
perencanaan dan pematuhan standar yang baik dalam pembuatan jembatan akan sangat
berdampak bagi setiap golongan masyarakat sebagai upaya pengoptimalan sarana transportasi
demi keberlangsungan hidup bermasyarakat disuatu negara. Standar dalam pembuatan
jembatan sendiri meliputi persyaratan minimum untuk perencanaan, fabrikasi, pemasangan
dan modifikasi pekerjaan baja pada jembatan dan struktur komposit, dengan tujuan untuk
menghasilkan struktur baja yang memenuhi syarat keamanan, kelayanan dan keawetan. Cara

4
perencanaan komponen struktur yang digunakan berdasarkan Perencanaan Beban dan
Kekuatan Terfaktor (PBKT). (RSNI T-03-2005)

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup yang jelas tentang masalah yang akan dibahaas
dalam penelitian, maka perlu perumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan jembatan tahan gempa?
1.2.2 Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jembatan tahan gempa?
1.2.3 Bagaimana tahapan membangun jembatan tahan gempa?
1.2.4 Apa yang perlu dilakukan untuk meminimalisir kerusakan jembatan pasca gempa
yang terjadi di Indonesia ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembatasan masalah adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan jembatan tahan gempa.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jembatan tahan
gempa.
1.3.3 Mengetahui tahapan pembangunan jembatan tahan gempa.
1.3.4 Untuk mengetahui cara meminimalisir kerusakan jembatan pasca gempa.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil dan Pembahasan
2.1. Jembatan Tahan Gempa

Jembatan tahan gempa adalah jembatan yang mampu meredam gaya gempa
yang menghantam jembatan, dan kerusakan yang terjadi apabila terjadi gempa adalah
kerusakan setempat, mudah diperbaiki, struktur tidak mengalami keruntuhan
failure,dan dapat dimanfaatkan kembali.
Menurut SNI 03-2833-1992 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk jembatan jalan raya, aspek jembatan tahan gempa adalah:
1. Struktur daktail dan tidak daktail
2. Perencanaan dan penelitian seismik terkait
3. Analisis seismik untuk jembatan bentang tunggal dan majemuk
4. Analisis interaksi pondasi dan tanah sekitarnnya
5. Analisis perlengkapan perletakan dalam menahan gerakan gempa
6. Analisis perletakan dengan sistem isolasi dasar sebagai peredam gempa
7. Prinsip analisis riwayat waktu
8. Analisis sendi plastis

2.2. Sejarah Lahirnya Jembatan Tahan Gempa di Indonesia

Indonesia menempati zona tektonik yang sangat aktif karena 3 lempeng besar
dunia dan 9 lempeng lainnya saling bertemu diwilayah Indonesia(gambar 1) dan
membentuk jalur-jalur pertemuan lempeng yang kompleks. Keberadaan interaksi
antar lempeng-lempeng ini menempatkan wilayah Indonesia sebagai wilayah yang
sangat rawan terhadap gempa bumi.Tingginya aktivitas kegempaan ini terlihat dari
hasil pencatatan dimana dalam rentang waktu 1897-2009 terdapat lebih dari 14.000
kejadian gempa dengan magnitude M 5.0.

Gambar 1. Peta tektonik kepulauan Indonesia

Dalam enam tahun terakhir telah tercatat berbagai aktivitas gempa besar di
Indonesia, yaitu :
1. Gempa Aceh disertai Tsunami tahun 2004 Mw=9.2,

6
2. Gempa Nias tahun 2005 Mw=8.7,
3. Gempa Jogja tahun2006 Mw=6.3,
4. Gempa Tasik tahun 2009 Mw=7.6,
5. Gempa Padang Mw=7.6,
6. Gempa Wasior tahun 2010.
Gempa-gempa tersebut telah menyebabkan ribuan korban jiwa, keruntuhan
dan kerusakan ribuan infrastruktur termasuk jembatan dan bangunan, serta dana
trilyunan rupiah untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Menurut Tim Revisi Peta Gempa
Indonesia 2010, permasalahan-permasalahan utama dari peristiwa-peristiwa gempa
adalah :
1. Sangat potensial mengakibatkan kerugian yang besar;
2. Merupakan kejadian alam yang tidak dapat diperhitungkan dan diperkirakan
secara akurat baik kapan dan dimana terjadinya serta magnitudenya;
3. Gempa tidak dapat dicegah.
Karena tidak dapat dicegah dan tidak dapat diperkirakan secara akurat , usaha-
usaha yang biasa dilakukan adalah :
1. Menghindari wilayah dimana terdapat fault rupture, kemungkinan tsunami dan
landslide;
2. Bangunan sipil termasuk jembatan direncanakan dan dibangun tahan gempa.
Pengalaman telah membuktikan bahwa sebagian besar korban dan kejadian
yang terjadi gempa disebabkan oleh kerusakan dan kegagalan infrastruktur.
Kerusakan akibat gempa dapat dibagi dalam 2 jenis, yang pertama kerusakan tidak
langsung pada tanah yang menyebabkan terjadinya likuifaksi, cyclic mobility, lateral
spreading, kelongsoran lereng, keretakan tanah, subsidence dan deformasi yang
berlebihan. Dan yang kedua adalah kerusakan struktur sebagai akibat langsung dari
gaya inersia yang diterima bangunan selama goncangan.
Pencegahan kerusakan struktur sebagai akibat langsung dari inersia akibat
gerakan tanah dapat dilakukan melalui proses perencanaan dengan memperhitungkan
suatu tingkat beban gempa rencana. Oleh karena itu, dalam perencanaan infrastruktur
tahan gempa, analisis dan pemilihan parameter pergerakan tanah mutlak diperlukan
untuk mendapatkan beban gempa rencana. Kegagalan kerusakan infrastruktur akibat
gempa pada jembatan dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Melemahnya penyokong atau support;
2. Melemahnya struktur bawah jembatan;
3. Lemahnya kondisi tanah sekitar jembatan tersebut.
Melihat kerusakan akibat gempa khususnya pada jembatan membuat
Indonesia khususnya departemen Pekerjaan Umum Nasional harus melakukan
pembenahan didalam perencaan jembatan sebagai respons atas kerusakan yang terjadi
akibat gempa. Dan respons yang dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Umum
meninjau ulang kembali SNI 03-2833-1992 tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya dimana dalam standar ini dijelaskan
dinamika struktur agar setiap perencana akan menguasai segi kekuatan ,keamanan dan
kinerja ketahanan gempa jembatan dalam suatu proses perencanaan utuh.

2.3. Hal Dasar yang Perlu Diperhatikan Dalam Perancangan Konstruksi Jembatan

1. Dari segi pengguna, kita harus tau siapa saja yg akan menggunakan jembatan,
dalam hal ini adalah jenis kendaraan yg akan melewati jembatan tersebut.
Misalnya pejalan kaki, kendaraan roda dua saja, kendaran pribadi roda empat,
truk, atau gabungan dari semuanya. Mengapa ini penting? Ya, ini nantinya

7
akan berhubungan dengan perkuatan jembatan yang akan kita bangun,
kendaraan2 diatas dalam dunia konstruksi biasa disebut sebagai beban hidup
atau beban berjalan.
2. Lokasi, mengapa lokasi perlu diperhitungkan? Ya, lokasi juga sangat penting
dalam perancangan jembatan. Misal, lokasi dengan daerah rawan seperti
rawan gempa bumi, banjir, angin kencang tentu berbeda2 dalam proses
perancangannya, semua itu nantinya akan diperhitungkan dalam permodelan
bentuk jembatan dan pembebanan khususnya.
3. Fungsi lain jembatan, selain dari fungsi utama yg dijelaskan di awal, tentu ada
fungsi lain yg di butuhkan dari perancangan sebuah jembatan. Misalnya,
sebagai salah satu ikon kota/daerah yg nanti akan digunakan sebagai objek
wisata dan itu nanti akan berpengaruh pada arsitektur jembatannya dengan
mempertimbangkan jenis beban2 di atas.
4. Hal-hal lain seperti jangka waktu penggunaan, biaya maksimal dan lain
sebagainya.

2.4. Standar Perencanaan Jembatan Tahan Gempa Berdasarkan SNI 2833-2008

Bebarapa hal-hal yang tercantum didalam perencanaan jembatan tahan gempa


dalam SNI-2833-2008 adalah:
1. Cara analisis tahan gempa
Analisis seismik rinci tidak harus dilakukan untuk jembatan dengan bentang
tunggal sederhana. Bagaimanapun disyaratkan panjang perletakan minimum serta
hubungan antara bangunan atas dan bangunan bawah direncanakan menahan gaya
inersia yaitu perkalian antara reaksi beban mati dan koefisien gempa. Pilihan prosedur
perencanaan tergantung pada tipe jembatan, besarnya koefisien akselerasi gempa dan
tingkat kecermatan. Terdapat empat prosedur analisis, dimana prosedur 1 dan 2 sesuai
untuk perhitungan tangan dan digunakan untuk jembatan beraturan yang terutama
bergetar dalam moda pertama. Prosedur 3 dapat diterapkan pada jembatan tidak
beraturan yang bergetar dalam beberapa moda sehingga diperlukan program analisis
rangka ruang dengan kemampuan dinamis. Prosedur 4 diperlukan untuk struktur
utama dengan geometrik yang rumit dan atau berdekatan dengan patahan gempa aktif.
2. Koefisien geser dasar
Koefisien geser dasar elastis dan plastis berdasarkan program ‘Shake’ dari
California Transportation Code ditentukan dengan rumus (1.a, 1.b) dan Gambar 2
sebagai berikut :
C elastis = A R S
ARS
C plastis =
Z
dengan pengertian:
C elastis = koefisien geser dasar tanpa faktor daktilitas dan risiko (Z)
C plastis = koefisien geser dasar termasuk faktor daktilitas dan risiko (Z)
A = percepatan/akselerasi puncak PGA di batuan dasar (g)
R = respon batuan dasar
S = amplifikasi di permukaan sesuai tipe tanah
Z = faktor reduksi sehubungan daktilitas dan risiko

8
Gambar 2. Faktor reduksi pengaruh daktilitas dan resiko (z)
Dengan menghilangkan faktor Z dari spektra respon, diperoleh koefisien geser
dasar elastic yang memberikan kebebasan untuk menentukan tingkat daktilitas serta
tingkat plastis. Spektra tanpa faktor Z digunakan dalam analisis dinamis, karena versi
spektra yang telah direduksi akan membingungkan. Analisis dinamis menggunakan
faktor reduksi Rd sebagai pengganti faktor Z .Koefisien geser dasar elastis (A.R.S)
diturunkan untuk percepatan/akselerasi puncak (PGA) wilayah gempa Indonesia dari
respon spektra “Shake” sesuai konfigurasi tanah.Perkalian tiga faktor A, R dan S
menghasilkan spektra elastis dengan 5% redaman. Konfigurasi tanah terbagi dalam
tiga jenis: tanah teguh dengan kedalaman batuan (0 m sampai dengan 3 m), tanah
sedang dengan kedalaman batuan (3 m sampai dengan 25 m), tanah lembek dengan
kedalaman batuan melebihi 25 m. Pondasi pada tanah lembek harus direncanakan
lebih aman dari fondasi pada tanah baik.

Koefisien geser dasar C 35lastic juga dapat ditentukan dengan rumus berikut:
1.2 A S
C elastis = 1 /2 dengan syarat C elastis ≤ 2.5A
T
Dengan pengertian:
A = akselerasi puncak dibatuan dasar (g)
T = perioda alami struktur (detik)
S = koefisien tanah

2.5. Tahap Perencanaan Jembatan

1. Survei dan Investigasi


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan survei dan investigasi
perencanaan jembatan yakni tata guna lahan, lalulintas, topografi, hidrologi, kriteria
tanah, geologi, bahan, dan tenaga kerja. Hasil penyelidikan ini lantas dipakai sebagai
acuan dalam merencanakan rancangan teknis jembatan. Di antaranya meliputi :

 Kondisi tata guna baik yang berada di jalan pendukung maupun lokasi
pembuatan jembatan
 Ketersediaan anggaran yang mencukupi untuk pengadaan material dan
kebutuhan sumber daya manusia

9
 Penyesuaian kelas jembatan terhadap situasi jalan dan tingkat kepadatan
lalulintas
 Penyesuaian konstruksi jembatan terhadap topografi, kriteria tanah, geologi,
hidrologi, dan perilaku sungai

2. Analisis Data
Data yang sudah diperoleh dari survei dan investigasi selanjutnya dianalisa
sedemikian rupa sebelum proses pembuatan rancangan teknis jembatan dilaksanakan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ini di antaranya :

 Analisa data lalulintas untuk menentukan kelas jembatan yang sesuai dengan
beban lalulintas dan lebar jembatan
 Analisa data geologi untuk mengetahui potensi dan resiko gempa
 Analisa data hidrologi untuk mengetahui kapasitas debit banjir rancangan,
potensi gerusan sungai, dan kecepatan aliran air
 Analisa data tanah untuk mengetahui parameter tanah dasar yang menentukan
pemilihan jenis pondasi
 Analisa geometri untuk menentukan elevasi jembatan serta mempengaruhi
alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat

3. Pemilihan Lokasi

Pada dasarnya, lokasi yang paling tepat untuk dibangun jembatan adalah
tempat yang memungkinkan jembatan tersebut dibuat tegak lurus terhadap sumbu
rintangan yang dilalui. Di samping itu, lokasi pembangunan juga sebaiknya dapat
mendukung jembatan yang praktis, pendek, dan mudah diakses. Poin-poin yang juga
wajib dicatat dalam memilih lokasi pembuatan jembatan yaitu :

 Lokasi harus direncanakan dengan efektif dan efisien sehingga pembuatan


jembatan tidak memerlukan lahan yang terlalu luas
 Lokasi sebaiknya terletak di posisi yang strategis, tidak terlalu banyak
mengenai rumah penduduk, dan usahakan mengikuti pola as jalan existing
yang tersedia
 Lokasi harus memenuhi faktor ekonomi dan faktor keamanan

4. Bahan Material
Pemilihan material bahan bangunan yang digunakan untuk membangun
jembatan harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :
• Biaya konstruksi
• Biaya perawatan
• Ketersediaan material
• Fleksibilitas
• Kemudahan pengerjaan
• Kemudahan mobilisasi

10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Survey Pendahuluan


Survey pedahuluan dimaksudkan untuk mengetahui secara nyata kondisi
jembatan di lokasi studi.

3.2. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dimaksudkan untuk mencari masalah-masalah pendukung
yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan utama yang ditinjau. Mulai
dari mengetahui latar belakang terjadinya kerusakan jembatan akibat gempa,
bagaimana membangun jembatan tahan gempa, dan apa yang perlu diperhatikan
dalam pembangunan jembatan tahan gempa. Sehingga dapat ditemukan solusi untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.

3.3. Tinjauan Pustaka


Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca, mencari referensi baik dari
Tugas Akhir terdahulu, jurnal, buku maupun peratutan-peraturan yang membahas
terkait analisis jembatan tahan gempa.

3.4. Pengumpulan Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak luar, bukan merupakan
hasil survey pribadi. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini, meliputi:
a. SNI 03-2833-1992 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
jembatan jalan raya
b. Data aktivitas gempa besar di Indonesia
c. Data Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010, permasalahan-permasalahan
utama dari peristiwa-peristiwa gempa
d. Perencanaan jembatan tahan gempa berdasarkan SNI-2833-2008

11
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari pembahan diatas dapat disimpulkan :
1. Jembatan tahan gempa adalah jembatan yang mampu meredam gaya gempa
yang menghantam jembatan, dan kerusakan yang terjadi apabila terjadi gempa
adalah kerusakan setempat, mudah diperbaiki, struktur tidak mengalami
keruntuhan failure,dan dapat dimanfaatkan kembali.
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan konstruksi jembatan adalah
pengguna jalan, lokasi, fungsi lain jembatan, Hal-hal lain seperti jangka waktu
penggunaan, biaya maksimal dan lain sebagainya.
3. Hal-hal yang tercantum dan perlu diperhatikan didalam perencanaan jembatan
tahan gempa dalam SNI-2833-2008, Analisis tahan gempa dan koefisien geser
datar.
4. Tahap perencanaan jembatan adalah melakukan survey dan investigasi,
menganalisis data, pemilihan lokasi, dan pemilihan bahan material.

Dengan demikian akan sangat penting untuk mengetahui hal-hal yang seputar
konstruksi jembatan tahan gempa sebagai acuan dan referensi pembangunan
selanjutnya.

4.2. Saran
1. Melakukan sosialisasi mengenai metode konstruksi jembatan tahan gempa dan
strukturnya pada pihak yang bersangkutan.
2. Selalu memerhatikan hal-hal penting dalam perencanaan konstruksi jembatan.
3. Selalu memerhatikan hal-hal yang tercantum dan penting dalam perencanaan
jembatan tahan gempa dalam SNI seperti analisis tahan gempa dan koefisien
geser datar.
4. Melakukan perencanaan jembatan dengan melakukan survey dan investigasi,
menganalisis data, pemilihan lokasi, dan pemilihan bahan material.

Akan sangat baik jika mengikuti saran yang tertera sebagai acuan dalam
mempelajari ataupun membuat konstruksi jembatan tahan gempa.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/42b00_1._kriteria_dan_pembebanan_jembatan.pdf
Perencanaan Jembatan Tahan Gempa Bentang ≤ 30 M dengan Gelagar I Berdasarkan SNI
2833-2008 (Perencanaan), https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79335
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/61409555/RSNI_T-03-
2005_PERENCANAAN_STRUKTUR_BAJA_UNTUK_JEMBATAN20191203-98020-
10w9apm.pdf?1575384694=&response-content-disposition=inline%3B+filename
%3DRSNI_T_03_2005_Perencanaan_struktur_baja.pdf&Expires=1678030013&Signature=
VCW7Twtbza4ulwg5IFrN4~rwY2blLvWKVQQ
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/79335
https://simantu.pu.go.id/personal/img-post/autocover/
09f31809a4c6548e42363f349e31ebfa.pdf
Sejarah Lahirnya Jembatan Tahan Gempa di Indonesia,
https://text-id.123dok.com/document/oz1xrv3q9-sejarah-lahirnya-jembatan-tahan-gempa-di-
indonesia.html
Perencanaan Jembatan Tahan Gempa Bentang ≤ 30 M Dengan Gelagar I Berdasarkan SNI
2833-2008 (Perencanaan), https://123dok.com/document/1y9646jy-perencanaan-jembatan-
tahan-gempa-bentang-gelagar-berdasarkan-perencanaan.html
Apa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan konstruksi sebuah jembatan? - Quora,
https://id.quora.com/Apa-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam-perancangan-konstruksi-
sebuah-jembatan
Standar perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan SNI 2833:2008,
https://ekhalmussaad.files.wordpress.com/2012/04/sni-2833-2008.pdf
Tahapan Perencanaan Jembatan, Bagaimana Suatu Jembatan Dapat Dibuat? - Arafuru,
https://arafuru.com/sipil/tahapan-dan-kriteria-perencanaan-jembatan.html

13

Anda mungkin juga menyukai