Petunjuk Penyusunan Dokumen Rekomendasi
Petunjuk Penyusunan Dokumen Rekomendasi
Petunjuk Penyusunan Dokumen Rekomendasi
I. GAMBARAN UMUM
Setelah melakukan pengisian form pemetaan risiko penyakit Infeksi Emerging di link
https://s.id/petarisikopie, langkah selanjutnya adalah membuat rekomendasi dari hasil
analisis pemetaan risiko tersebut. Rekomendasi ini diperlukan karena hasil pemetaan risiko
penyakit infeksi emerging tentunya akan memberikan gambaran ancaman, kerentanan dan
kapasitas daerah dan harus diintervensi. Intervensi sebagai tindak lanjut dari hasil pemetaan
risiko untuk membuktikan bahwa daerah serius untuk menurunkan risiko penyakit dengan
berkomitmen memperkuat kapasitas daerahnya maupun menurunkan ancaman dan
kerentanan dari penyakit infeksi emerging yang telah dilakukan analisis. Melalui penyusunan
dokumen rekomendasi, pemetaan risiko tidak hanya menjadi kegiatan “formalitas diatas
kertas” tetapi lebih dari itu menjadi sebuah ikhtiar bagaimana mewujudkan daerah yang lebih
kuat dalam menghadapi ancaman penyakit infeksi emerging/potensial KLB/ wabah.
Adapun tujuan dari pembuatan rekomendasi ini sebagai sebagai dasar melakukan
intervensi terhadap kerentanan yang tinggi dan kapasitas yang masih rendah; dan dasar bagi
daerah untuk perencanaan kegiatan dalam kesiapsiagaan menghadapi penyakit infeksi
emerging ataupun penyakit potensial KLB/wabah.
Rekomendasi dibuat untuk semua hasil analisis pemetaan risiko yang telah dilakukan
untuk masing-masing penyakit (MERS, Polio, Difteri). Pembuatan rekomendasi diharapan
secara bersama-sama lintas program dan lintas sektor yang terlibat juga dalam pemetaan
risiko penyakit.
Judul: Pemetaan Risiko dan Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Analisis Penyakit …
(MERS/ Polio/ Difteri) di kabupaten … Provinsi … Tahun 20…
1. Pendahuluan
a. Latar belakang penyakit dan pemetaan risikonya
Anda dapat menggambarkan di dalam bagian ini poin-poin tentang:
• Apa itu penyakit yang dilakukan pemetaan risiko (MERS/ Difteri/ Polio)
• Gambaran singkat terkait cara penularan, gejala, cara diagnosis, faktor
risiko, populasi yang berisiko, pencegahan dan pengobatan
• Data-data di tingkat Global maupun nasional atau bahkan provinsi seperti
jumlah kasus, jumlah kematian, Case Fatality Rate (CFR), wilayah yang
terjangkit/ wilayah yang pernah melaporkan kasus dan kematian
• Data-data pendukung lainnya seperti data faktor risiko, cakupan imunisasi,
tingkat mobilitas, jumlah jemaah haji/ umrah, dsb. yang memiliki relevansi
dengan penyakit yang dilakukan pemetaan risikonya
• Gambaran upaya yang dapat dilakukan, kapasitas yang dimiliki daerah, dsb.
• Pentingnya melakukan pemetaan risiko penyakit infeksi emerging, pihak
yang dilibatkan saat melakukan pemetaan risiko, sumber data tahun berapa,
sumber data dari mana saja, serta kapan dilakukan pemetaan risiko.
3. Rekomendasi
Tampilkan tabel rekomendasi yang telah dibuat. Tabel terdiri dari kolom nomor, PIC
(penanggungjawab/ pelaksana), timeline (waktu pelaksanaan), keterangan.
(Untuk merumuskan rekomendasi, anda dapat mengikuti tahapan-tahapan yang
terdapat pada bagian II dokumen ini)
Pada bagian akhir dokumen ada pengesahan/ tanda tangan dari pimpinan dan stempel
basah.
Lampiran
Anda dapat melampirkan:
• Proses tahapan di bagian II, mulai dari merumuskan masalah (seperti penetapan
isu prioritas, isu yang dapat ditindaklanjuti, inventarisasi penyebab isu); sampai
pada merumuskan rekomendasi
• Foto-foto kegiatan pertemuan (jika dilakukan pertemuan untuk pemetaan risiko dan
dokumen rekomendasi secara luring) / screenshoot zoom (jika dilakukan secara
daring) saat melakukan pemetaan risiko penyakit MERS/ Polio/ Difteri.
1. MERUMUSKAN MASALAH
Tahap pertama adalah merumuskan masalah. Dalam hal merumuskan masalah, ada
beberapa langkah yang dilakukan yaitu:
A. MENETAPKAN ISU PRIORITAS
Isu prioritas ditetapkan dengan Langkah sebagai berikut:
1) Pilihlah maksimal lima (5) sub kategori pada masing-masing tabel analisis
Kerentanan dan Kapasitas!
2) Urutkan sub kategori mulai dari yang paling prioritas!
Catatan:
• Lima (5) sub kategori pada tabel analisis Kerentanan yang dipilih
merupakan sub kategori dengan nilai risiko “paling mengkhawatirkan”. Pada
analisis Kerentanan, urutan paling mengkhawatirkan dimulai dari sub
kategori yang mendapat klasifikasi Tinggi > Sedang > Rendah > Abai yang
dikombinasikan dengan nilai bobotnya masing-masing.
• Lima (5) sub kategori pada tabel analisis Kapasitas yang dipilih
merupakan sub kategori dengan nilai risiko “paling mengkhawatirkan”. Pada
analisis Kapasitas, urutan paling mengkhawatirkan dimulai dari sub kategori
yang mendapat klasifikasi Abai > Rendah > Sedang > Tinggi yang
dikombinasikan dengan nilai bobotnya masing-masing.
• Khusus untuk penyakit MERS, anda hanya fokus memilih sub kategori yang
ada pada tabel Kapasitas saja sedangkan untuk Kerentanan tidak.
Kerentanan pada penyakit MERS tetap menjadi pertimbangan dalam
menentukan rekomendasi nantinya.
Lima sub kategori yang telah dipilih kemudian diisi pada tabel berikut:
CONTOH SIMULASI:
Tabel hasil analisis risiko Difteri di Kabupaten X untuk kategori Kerentanan yang
terlihat di tools pemetaan risiko sebagai berikut:
Nilai Risiko per Kategori
NILAI (N) *) BOBOT INDEKS PERTANYAAN
A R S T (B) (NXB) RUJUKAN
NO KATEGORI SUB KATEGORI 1/1000 1/100 1/10 1
1 Transportasi antar Transportasi antar --- --- --- T 5,56 5,56 Nomor B.I.1-4
provinsi dan antar provinsi dan antar
kab/kota kabupaten/kota
2 Kepadatan penduduk Kepadatan penduduk --- --- --- T 11,11 11,11 Nomor B.II.1
Maka hasil pemilihan 5 sub kategori diisi dalam tabel isian sub kategori pada
kategori kerentanan dan urutannya sebagai berikut:
Nilai Bobot
No Sub kategori
Risiko
1 Kepadatan penduduk T 11,11
2 Transportasi antar provinsi dan antar kabupaten/ kota T 5,56
3 Cakupan Imunisasi Td S 20,83
4 Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib R 20,83
5 Cakupan Imunisasi DT R 20,83
Tabel hasil analisis risiko Difteri di Kabupaten X untuk kategori Kapasitas yang
terlihat di tools pemetaan risiko sebagai berikut:
Nilai Risiko per Kategori
NILAI (N) *) BOBOT INDEKS PERTANYAAN
A R S T (B) (NXB) RUJUKAN
No KATEGORI SUB KATEGORI 1/1000 1/100 1/10 1
1 Kebijakan Publik Kebijakan Publik --- R --- --- 17,20 0,17 Nomor C.I.1
2 Kelembagaan Kelembagaan --- --- --- T 17,20 17,20 Nomor C.I.2
3 Fasilitas Pelayanan Kapasitas A --- --- --- 4,41 0,00 Nomor C.II.1-3
Kesehatan Laboratorium
4 Tatalaksana Kasus A --- --- --- 9,26 0,01 Nomor C.III.1-5
di RS
5 Surveilans Analisis ancaman A --- --- --- 6,61 0,01 Nomor C.IV.1-4 dan
Difteri di wilayah C.V.5
6 Deteksi dini Difteri di A --- --- --- 4,76 0,00 Nomor C.VI.1-5
Fasyankes
7 Penyelidikan A --- --- --- 11,02 0,01 Nomor C.V.1-4
epidemiologi
8 Ketersediaan Anti Ketersediaan Anti --- --- S --- 7,05 0,71 Nomor C.VII.1-2
Difteri Serum Difteri Serum
9 Ketersediaan vaksin Ketersediaan vaksin A --- --- --- 8,82 0,01 Nomor C.VII.3-4
10 Anggaran Anggaran A --- --- --- 13,67 0,01 Nomor C.VIII.1-4
penanggulangan penanggulangan
Maka hasil pemilihan 5 sub kategori diisi dalam tabel isian sub kategori pada
kategori kapasitas dan urutannya sebagai berikut:
No Sub kategori Nilai Risiko Bobot
1 Anggaran penanggulangan A 13,67
2 Penyelidikan Epidemiologi A 11,02
3 Tatalaksana Kasus di RS A 9,26
4 Ketersediaan Vaksin A 8,82
5 Ketersediaan Anti Difteri Serum A 7,05
Catatan:
• Pemilihan tiga (3) sub kategori dapat berdasarkan bobot tertinggi
(kerentanan/ kapasitas) dan/ atau pertimbangan daerah masing-masing.
• Khusus untuk penyakit MERS, anda cukup fokus pada tabel Kapasitas saja
sedangkan untuk tabel Kerentanan tidak. Sub kategori di tabel Kerentanan
pada penyakit MERS tetap menjadi pertimbangan dalam menentukan
rekomendasi nantinya.
CONTOH SIMULASI:
Hasil pemilihan 5 sub kategori pada kategori kerentanan di tahapan sebelumnya:
Nilai Bobot
No Sub kategori
Risiko
1 Kepadatan penduduk T 11,11
2 Transportasi antar provinsi dan antar kabupaten/ kota T 5,56
3 Cakupan Imunisasi Td S 20,83
4 Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hib R 20,83
5 Cakupan Imunisasi DT R 20,83
Catatan:
• Anda dapat menemukan pertanyaan rujukan yang dimaksud dengan melihat
pada kolom pertanyaan rujukan di tabel hasil analisis risiko baik untuk
kategori Kerentanan maupun Kapasitas. Tabel tersebut dapat akses di link:
https://s.id/petarisikopie .
• Jika anda ingin melihat apa pertanyaan rujukan yang dimaksud dan
jawaban yang anda berikan sebelumnya untuk pertanyaan rujukan tersebut,
maka anda bisa melakukan klik pada tulisan nomor pertanyaan pada
kolom pertanyaan rujukan dan anda akan dibawa ke halaman pertanyaan
dan jawabannya.
Catatan:
• Man (Orang): anda dapat mengidentifikasi penyebab masalah yang muncul
dari sisi manusia dengan melihat keterampilan, pengetahuan, sikap,
pengalaman, jumlah tenaga terlatih, jenis tenaga yang dimiliki, dll.
• Method (Metode): anda dapat mengidentifikasi penyebab masalah yang
muncul dari sisi metode dengan melihat cara atau prosedur yang dilakukan
seperti efektifitasnya, kesesuaian dengan SOP, tujuan, cepat atau lambat
pelaksanaannya, urutannya prioritas pelaksanaan, dsb.
• Machine (Mesin): anda dapat mengidentifikasi penyebab masalah yang
muncul dari sisi mesin/ sistem/ perangkat kerja dengan melihat jumlahnya
unitnya, kemampuan beroperasi, berfungsi baik atau rusak, sudah upgrade
atau belum, kapasitasnya dsb. Mesin/ sistem/ perangkat dapat berupa
aplikasi, sistem pelaporan, alat lab, sarana prasarana kerja, dll.
• Material (Bahan): anda dapat mengidentifikasi penyebab masalah yang
muncul dari sisi bahan dengan melihat kualitas, ketersediaan, jumlah bahan,
jenis yang dibutuhkan. Bahan dapat berupa logistik, reagen, sampel
laboratorium, data, informasi, buku pedoman, SOP, vaksin, obat, dsb.
• Money (Uang): anda dapat mengidentifikasi penyebab masalah yang
muncul dari sisi keuangan misalnya dengan melihat ketersediaan anggaran,
besarnya anggaran, alokasi anggaran untuk kegiatan esensial, penggunaan
anggaran, pencairan anggaran, besarnya serapan, dll
CONTOH SIMULASI:
Rangkuman poin-poin permasalahan:
a. Penolakan imunisasi dari masyarakat (orang tua murid)
b. Kurangnya sosialisasi program imunisasi
c. Keterlambatan distribusi vaksin
d. Rusaknya alat pemantau suhu penyimpanan vaksin
e. Efisiensi dana pengiriman vaksin dan keterlambatan pencairan dana
kegiatan
f. Dukungan pimpinan terhadap anggaran hanya untuk anggaran
kewaspadaan saja
g. Perencanaan anggaran kurang baik
h. Anggota tim TGC baru, belum dilatih, dan belum pernah terlibat PE Difteri
i. Kurangnya akses ke pelatihan TGC bersertifikat
j. Legalitas tim TGC (SK TGC)
k. Perhitungan vaksin kurang akurat
2. MERUMUSKAN REKOMENDASI
A. Buat rekomendasi berdasarkan hasil inventarisasi penyebab masalah yang dilakukan
pada tahapan sebelumnya, lalu dituangkan pada tabel.
Catatan:
Rekomendasi yang diberikan bersifat spesifik (jelas apa yang mau dilakukan),
dapat diukur, realistis (dapat dikerjakan), relevan (menjawab permasalahan),
memiliki batas waktu (target waktu pelaksanaan)
CONTOH SIMULASI:
Tabel Rekomendasi