Untitled

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

BAB 4

M ETODE HARGA POKOK PROSES

Tujuan Pembelajaran

setelah mempelajari bab ini, Saudara diharapkan dapat menjelaskan:

1. biaya dan Karakteristik dan Metode Harga Pokok Proses.


2. biaya Produksi per Departemen dan Alirannya.
3. Jenis dan Arus Produksi dalam Pembuatan Produk.
4. prosedur AkuntanSi untuk Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja dan Biaya Överhead
Pabrik
5. Pengaruh OtomatisaSi atas Struktur Biaya Produksi.
6. Penyusunan laporan biaya produksi perdepartemen untuk perusahaan manufaktur.

Ada dua metocle akumulasi biaya yang utama dalam akuntansi biaya yaitu metode harga
pokok pesanan yang telah diuraikan sebelumnya dalam bab3 dan metode harga pokok proses
yang akan dibicarakan secara Iengkap dalam Bab4 dan bab5. Pada dasarnya kedua metode
akuntansi biaya ini bertujuan untuk menentukan harga pokok produk, tetapi dalam hal
pembebanan biaya, kedua metode ini mempunyai penekanan atau fokus yang berbecia Dalam
metode harga pokok pesanan, proses akumulasi biaya terfokus Pada pekerjaan atau proyek,
sedangkan dalam metode harga pokok Proses terfokus pada departemen-departemen dalam
pabrik atau pusat-pusat biaya dan proses produksi.

Apabila suatu pabrik menghasilkan Unit-unit produk yang unik dan mahal, kondisi ini
memungkinkan bagi pabrik untuk melakiikan akumulasi biaya maupun menganalisis biaya
menurut masing-masing pekerjaan khusus. Hal ini dikarenakan seluruh biaya produksi baik
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrikdapat diidentif-ikasi dan
diakumijasjkan menurut setiap pekerjaan khusus. Akan tetapi, perusahaan yang
menghasillcan produk secara massal/banyak dan homogen secara berkesinambungan, maka
perusahaan dapat menggunakan metode harga pokok proses yang mengakumuj data biaya
berdasarkan departemen-departemen di mana proses produksi dilaksanalcan. Contoh industri
yang melakukan proses produksj secara massai ini adalah industrj baja, semen, bahan kimia,
kertas, dan tekstil.

Tujuan clan Karakteristik Metode Harga Pokok Proses

Tujuan dan metode harga pokok pada akhirnya adalab menentukan barga pokok atau biaya
per unit yang diperoleh dengan cara membagi jumlah biaya pada suatu peniode tertentu
dengan jumlah Unit produk yang dihasilkanpada periode tersebut. Proses akumulasiatau
pengumpulan biaya menurutpusat seperti departe atau pusat biaya hanyamerupakan tahap
yang lebih dahulu dilakukan dalam rangka penentuan harga pokok per unit. Perhitungaflpj
dalarn menentan harga pokok per unit ini secara rinci disajikan dalam laporan biaya produksj
(cost of production report). Seperti Yang telab diuraikan dalam Bab , laporan biaya produk
ini berfungsi sebagai buku besar pembantu atau rincian dan akun Barang dalarn Proses dalam
buku besar.

Unit barang yang diproses biasanya mengalir darisuatu departemen ke departemen


Iainnya dan setiap departemen yang menerima hasil proses dan departemen sebelumnya akan
memenlukan biaya-biaya tambahan
dalam proses lebih lanjut yang dilakukannya. karakteristik dan metode

harga pokok proses adalah sebagai berikut .

1. ßiaya-biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya, dan bukan


berdasarkan pekerjaan pesanan seperti hainya dalam metode barga pokok pesanan.
2. Biaya produksi atau pengolahan dibebankan kepada akun Barang dalam Proses dan
masing-masing departernen.
3. jumlah unit dari barang dalam proses dalam setiap departemen harus dinyatakan
dalam bentuk tingkat penyelesaiannya dan unit yang dianggap selesai, diperoieh
dengan mengonversikan jumlah unit yang belum selesai secara proporsional dengan
tingkat penyelesalan pada akhir periode.
4. Biaya per unit dihitung menu rut departemen atau pusat biaya.
5. Pada saat produksi selesai dalam suatu clepartemen produksi, jumlah unit yang
selesai dan biayanya dipindahkan ice departemen produksi berikutnya atau gudang
barang jadi.
6. Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan, dan menghitung biaya baik secara
keseiuruhan maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir
laporan biaya produksi.

Biaya Produksi per Departemen

Biaya produksi yang dikeluarkan pada setiap departemen seperti bahan baku Iangsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik diakumulasikan dalam akun Barang dalam Proses
yang dihasilkan untuk setiap departemen produksi yang bersangkutan. Apabila terdapat unit
yang telah selesai proses produksinya dalam suatu departemen, unit tersebut akan
dipindahkan ke departemen berikutnya dan pada akhirnya ke gudang barang jadi beserta
dengan biaya atau harga pokoknya. Jumlah unit yang selesai dan suatu departemen menjadi
bahan baku bagi departemen berikutnya dalam satu arus produksi. Biasanya jumlah seluruh
biaya dan biaya per unit akan meningkat sejalan dengan berpindah atau mengalirnya unit-unit
produk dan satu departemen ke departemen Iainnya. Dalam metode harga pokok proses,
elemen-elemen biaya produksi secara keseluruhan maupun per unit diikhtisarkan dalam
laporan biaya produksi yang akan diuraikan secara Iengkap dalam bab ini dan bab
benikutnya. Laporan ini juga menunjukkan perhitungan atas biaya dan Jumlah unit yang telah
seiesai dan kemudian dipindahican ke departemen berikutnya, serta biaya dan jumlah unit
yang masih dalam proses.
Arus Produksi

Proses pembuatan suatu produk dimulai dari awal proses (masih berupa bahan baku) sainpai
menjadi barang jadi yangsiap untuk dijual sehingga proses produksi, jurnlah produk dan
biaya-biaya mengalir pada saat Yang bersarmaan. Jenis-jenis arus produk yang umum adalah
arus produk Yang berurutan (sequential), arus produk paraJe1, dan arus produk selektif.

Dalarn arus produk yang berurutan, unit-Unit produk mengalir melalui semua
tahapan produksi atau departemen dalam urutan yang sama.

Arus produk seperti ini merupakan arus yang paling sederhana seperti ditunjukan

ditunjukkan pada akun barang dalam proses per departemen dalam benk

huruf T berikut ini.

Proses produksi dimulai pertama kali pada Departemen A tempat bahan baku diproses
dengan menggun tenaga kerja dan fasilitas pabrik Iainnya. EIemenelemen biaya produk
dalam Departemen A meliputi bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik. Produk yang telah selesaj di Departemen A akan dipinclahkan ke Departemen B
untuk proses lebjh lanjut. Prod selesai yang diterima Deptemen B dan Departemen A diproses
lebih lanjut dengan menggun tenaga kerja dan fasilitas pabrik. Da1a.fl hal ini elemenelemen
biaya produk dan Departemen B adalah selurub biaya yang diterima dan Departemen A dan
biaya yang ditambahkan oleh
pepaImen B sendiri yaitu tenaga kerja Iangsung dan overhead pabrik.dalam hal tertentu
Departemen B sebagai Departemen berikutnya yang melakukan proses produksi lebih Ianjut
bisa saja menambahkan bahan baku jika memaang diperlu kan, sehingga dalam Departemen
B terdapat biaya bahan baku langsung sebagai elemenbiaya produksi. Sama seperti
Departemen B, dalam contoh arus produk di atas Departemen C juga meIa1ult proses Iebih
lanjut, tctapi departemen ¡ni merupalan pusat pengolahan tahap akhir dimana produk yang
selesai merupakan barang jadi.

Dalam arus produk paralel, bahan baku pada mulanya mengaÍir melalui beberapa
departernen yang berbeda hingga disatukan dalam suatu proses tahapan terakhir atau tahapan
penyelesaian untuk menjadi barang jadi. Contoh dan arus produk paralel ini digambarkan
dalam akun-akun barang dalam proses bentuk huruf T berikut.
Dalam arus selektif bahan baku yang sama mengalir dalam tahapan produksi atau
urutan departemen yang berbeda, dan Masing-masing urutan departemen dalam pengolahan
tersebut akan menghasilkan barang jadi yang berbeda. Akun barang dalam proses per
departemen bentuk huruf T berikut ¡ni menunjukkan arus produk selektif.

Prosedur Akuntansi unntuk biaya bahan baku,tenaga kerja dan overhead pebrik

••••••••• ••I••••

Pengumpulan data biaya dalam metode harga pokok proses juga menggunakan prosedur yang
umum dan Suatu sistem akuntansj biaya. Pembebanan atas biaya-biaya produksj seperti
bahan baku langsung tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik biasanya dikumpulkan
dalam akun Barang dalam Proses per departemen. Dalam bagan akun perusahaan terdapat
beberapa akun Barang dalam Proses yang diidentifikasikan dengan departemen-departemen
tertentu dalam pabrik. Akumulasi biaya berdasarkan departemen, memungkinkan
dilakukannya perhitungan barga pokok produk untuk setiap departemen dan memudahkan
terlaksananya pengendalian oleh kepala departernen atas biaya-biaya produksi yang terjadi di
departemen yang dipimpinnya.
Akuntansi biaya bahan baku. Dalam metode harga pokok proses,pencatatan biaya bahan
baku tidak sebanyak jika dibandingkan dengan metode harga pokok pesanan. Hal
inidikarenakan balian baku Iangsung Dibebankan kepada departemen-departemen, bukan
pada pekerjaan Pekerjaan pesanan yang biasanya berjumlah jauh Iebih banyak. Selain itu,
Biasanya bahan baku digunakan hanya pada departemen produksi yangpertama
melakukanproses produksi, sedangkan departemen produksi berikutnya hanya memerlukan
tambahan biaya tenaga kerja Iangsung dan overhead pabrik saja. Untuk lebih efisien dapat
saja penjurnalan atas pemakaian bahan baku langsung ini dilakukan cukup satu kali yaitu
pada akhir bulan.

Sebagai contoh, anggaplah bahwa Departemen Pemotongan adalah Departemen yang


pertama kali melakukan proses produksi dan menggunakan bahan baku langsung sebesar
Rp38.000.000. Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat penggunaan bahan baku langsung
pada Departemen Produksi adalah sebagai berikut.

Barang dalam proses-Departemen pemotongan 38.000.000


Persediaan bahan baku 38.000.000

Perusahaan akan mendebit akun Barang dalam Proses dan mengkredit akun
Persediaan Bahan Baku atas penggunaan bahan baku langsung. Metode harga pokok proses
mengumpulkan biaya-biaya produksi terlebih dahulu berdasarkan departemen eParteiflen
produksi yang ada sehingga penggunaan bahan baku langsung untuk setiap departemen
produksi harus diketahui. Dalam contoh ini, bahan baku langsung digunakan oleh
Departemen pemotongan sehingga akun Barang dalam Proses yang didebit adalah akun
Barang dalam Proses-Departemen pemotongan.

Akuntansi biaya tenaga kerja.Metode harga pokok proses memerlukan lebih sedikit
pekerjaan administrasi daripada metode barga pokok pesanan dalam rnenghituflg dan
mengumPar biaya tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja langsung yang dibebankan kepada
masing masing departemen produksi ditentukan menurut penghasilan bruto dan karyawan
yang bertugas dalam departemen epa men tersebut. Dalam metode harga pokok pesanan
diperlukan suatu pekerjaan tambahan yaitu mengalokasikan atau mendistribus an gail para
karyawan pabrik kepada pekerjaan-pekerjaan pesanan yang dilaksanakan.

Sebagai contoh, perusahaan membayar gail dan upah sebesarRp167.760.000 dengan


pendistribusian sebagai berikut.
Departemen pemotong ......................................................... Rp78.400.000

Departemen Perakitan ............................................................ 82.360.000

Ayat jurnal untuk mencatatpendistribusian biaya tenaga kerjalangsung dari akun gaji dan
upah ke masing-masing departemen produksi adalah:

Barang dalam Proses—Dept. 78.400.000


Pemotorigan
Barang dalarn Proses—Dept. Perakitan 82.360.000
Gaji dan upah 160.760.000
,.

AkuntansLbiaya overhead pabrik. Dalam membebankan biaya overhead pabrik


kepada departemen-departemefl produksi dapatdigunaka tarif yang ditetapkan Iebih dahulu
(predetermined rate) seperti yang telah dijelaskan dalam Bab 3 atau dapat juga digunakan
biaya yang sesungguhnya terutama apabila tingkat produksi relatif konstan. Pada saat biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya telah terjadi, biaya ini dicatat dalam akun Biaya
Overhead Pabrik dan juga dihimpun dalam masing-masing buku besar pembantu atau kartu
biaya dan departemen-departemen produksi dan departemen-departemen pendukung. Berikut
ini adalah contoh ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya( Biaya Overhead Pabrik adalah sebagai berikut)

Biaya overhead pabrik


Biaya yang masih harus dibayar
Utang dagang
Akumulasi penyusutan
Biaya dibayar dimuka
Biaya bahan baku
Gaji dan upah

Adapun pembebanan biaya overhead dengan menggunakan tarif overhead yang


ditetapkan lebih dahulu untuk Departemen Pemotongann dan Departemen Perakitan adalah
sebagai berikut.

Departemen Pemotongan ............................................................Rp 73.500.000

Departemen Perakitan ................................................................. 82.360.000

Ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk pencatatan overhead yang dibebankan
untuk Departemen Pemotongan dan Depare Perakitan adalah sebagai berikut.
Barang dalam proses-dept.pemotongan 73.500.000
Barang dalam proses-dept.perakitan 82.360.000
Biaya overhead pabrik yang 155.860.000
dibebankan

Laporan Biaya Produksi

Dalam metode harga pokok proses, analisis atas kegiatan dan setiap departemen
produksi disajikan dalarn Laporan Biaya Produksi (cost of production report) per departemen.
Laporan ini juga dapat digunak sebagai dokurnen sumber untuk pembuatan ikhtisar ayat-ayat
jurnal secara periodik atas kegiatan yang dilakukan oleh setiap departemen produk yang
selanjutnlya akan dipindahbukukan ke berbagai akun biaya.

Suatu laporan biaya produksi biasanya akan melaporkan da kegiatan produksi dalam
bentuk arus fisik dan arus biaya (secara keseluruhan maupun per unit). dua bagian pokok
yaitu:

1. Produksi dalam Unit. Bagian ¡ni meliputi Informasi tentang jumlahunit barang yang
masukdan kelua runtuk setiap departemen Bagian ¡ni juga mernperlihatkan arus yang
pada dasarnya sama dengan anus biaya yaitu meliputi jumlah unit produksj yang
harus dan produksi. Informasi dan bagian ini diguna untuk menentukan biaya per
unit yang ditambahkan pada suatu departemen selama periode yang bersangkutan
2. Biaya Produksi Bagian ini menupakan arus produksj Yang dinyatakan dalam bentuk
uang. Bagian ini menunjuk biaya Yang dikeluarkan oleh suatu departemen produksi
dan dan biaya tersebut Biaya yang harus diPertaflggUflgj biasanya berasal dari (i)
biaya yang ditambahkan selama periode Yang ‘bsagkutann (2) biaya yang diterima
dan departemen sebelumnya dalam proses awal periode .

Untuk menyusun laporan biaya produksi dioerlukan informasi tentang:

1. Angka unit produksi ekuivalen merupakan jumlah unit yang selesai dan ditambah
dengan jumlah barang dalam proses dengan memperhitungkan tingakat (persentase)
Penyelesaian Semua unit produk baik Persediaan barang dalam Proses awal periode,
barang yang elesai dan dipindahkan ke departemen benikutnya maupun persediaan
barang dalam proses akhir perjode harus dinyatakan kembali dalam bentuk angka
produksi ekuivalen Angka unit produksi ekuivalen digun untuk menghitug biaya
perunit dengan cara merlibagi biaya bahan baku Iangsung tenaga tersebutkerja
langsung dan overhead pabnik dengan unit pnoduI ekuivalen tersebut
Penghitungan Unit Produksi Ekuivalen

Departemen Pemotongan PT Andalas Sejahtera memiljkj data produksi atas produk A selama
buJan Januari 2016 sebagai berikut.

1. nit dalarri proses awal......................................................................... –


2. unit yang dimasukan dalam proses..................................................... 45.000
3. Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya ............. 54.000
4. Unit dalam proses akhir (tingkat penyelesaian 25%) ......................... 9.000

Diminta:

Hitunglah unit ekuivalen produksi dalam Departemen Pemotongan untuk bulan Januari 2016.

Solusi:

Unit equivalen produksi.

1. Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya


(45.000 unit x 100%) ...................................................................... 45.000

2. Unit dalam proses akhir ( 9.000 X 25%)......................................... 2.250

Unit ekuivalen .............................................................................. 47.250

2. Biaya per Unit

Setelah unit produksi ekuivalen diketahui, maka biaya per unit per departemen untuk
setiap elemen biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja, dan overhead) dapat dihitung dengan
membagi jumlah dan masing-masing biaya tersebut dengan angka produksi ekuivalen

Total biaya departemen

Biaya perunit suatu departemen = jumlah unit ekuivalen

Pada akhirnya biaya per unit per departemen ini akan terhimpun keseluruhannya
dalam departemen terakhir yang melakukan pengolahan yaitu sebagai biaya per unit dan
barang jadi.
3.Dalam laporan biaya produksi terdapat bagian yang menunjukkan jumlah Biaya yang telah
dikeluarkan dan yang harus dipertanggungjawabkan, dan pertanggungjawaban atas biaya
tersebut di atas. Dengan demikian maka biaya yang telah dikeluarkan dan
dipcrtanggungjawabkan harussama dengan jumlah yang menujukkan pertanggungjawaban
biayanya. IlustrasiPenyusunan Laporan Biaya Produksi Berikut ¡ni adalah ilustrasi
penyusunan suatu laporan biaya produksi pada PT Berjaya Sejahtera yang mcnghasilkan satu
jenis produk, produk A, yang melalui dua dçpartemen produksi yaitu Departemen
Pernotongan dan Departernen Perakitan. Departemen PemotonganBerikut iniadalah informasi
yang diperoleh dari Departemen Pernotongan untuk Januari 2017 atas Produk A. Data
Produksi datarn Unit.Depaiternen Pemotongan memiliki data prduksi berikut ini untukJanuari
2017.
Unit barang dalarn proses, 1 Januari... .
Unit yang dimasukkan dalam proses produksi :.....................................40.000
Unit yang selesai dan ditransfer ke departernen berikutnya.... . ...........32.000
Unit barang dalam proses, 31 januari (tingkat penyelesaian
bahan baku Iangsung 100% tenaga kerja langsung overhead
50%)…………………………………………………………8000
Angka-Angka dari data produksì dalam unit dinyatakan dalamunit produk selesai dengan
menonversi unit bahan baku menjadiunit barang atau produk selesai . Data biaya, bahan baku,
tenaga kerjalangsung ,dan overhead pabrik untuk bulan januari adalah sama seperti yang
telah di uraikan di muka
*perhitungan unit produksi ekuivalen
Jumlah Unit yang telah selesai di Departemen Pemotongan dan transferke Departemen
Perakitan pada januari 2017 berjumlah 32.000 Unit.Jumlah unit yang telah selesal ini
memiliki tingkat penyelesaian sebesar100% untuk bahan baku langsung, tenaga kerja
Iangsung, dan overhead pabrikjumlah unit dalam proses pada dapertemen oemotongan di
akhirJanuari 2017 adalab 8.ooo unit dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut:bahan baku
1oo%, tenaga kerja 50%, dan overhead pabrik 50%.Perhitungan unit produksi ekuivalen
untuk setiap komponen biayaproduksì pada Departemen pemotongan adalah sebagai berikut.
Bahan baku langsung Tenaga kerja Overhead pabrik
langsung
Unit yang selesao Rp.32.000 Rp.32.000 Rp.32.000
dan ditransfer
kedepartemen
berikutnya
Ditambah: Unit
barang dalam proses
akhir x tingkat
penyelesaian
Bahan baku langsung Rp8.000
=8.000 x 100%
Tenaga kerja Rp4.000
langsung =8.000 x
50%
Overhead pabrik Rp40.000
=8.000 x 50%
Unit produksi Rp40.000 Rp36.000 Rp.36.000
Ekuivalen

• Biaya perunit
Berikut ini adalah biaya produksi yang terjadi selama januari 2017 pada departemen
pemotongan
Bahan bakulangsung........................... ..RP38.000.000
Tenaga kerja langsung……………………….. 39.240.000
overhead pabrik ...... .... ……………………….36.720.000

Biaya per unit untuk setiap komponen dalam biaya produksi dapatdiperoleh dengan cara
membagi setiap komponen dan biaya produksidengan unit ekuivalennya masing-masing
seperti diperlihat berikut ini

Bahan Baku Tenaga kerja Overhead pabrik Total


langsung langsung
Biaya yang Rp.38.000.000 Rp39.240.000 Rp.36.720.000
dikeluarkan di
januari
Unit produksi Rp40000 Rp36000 Rp.36000
ekuivalen
Biaya perunit Rp950 Rp1.090 RP.1.090 Rp3.060
Total biaya perunit perunit adalah penjumlahan dari biaya perunit bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung ,dan overhead pabrik,dalam contoh ini adalah
Rp3.060(Rp950+Rp1.090+Rp1.020)
*Pertanggungjawaban Biaya
Dalam laporan biaya produksj pada bagian biaya kelompok A menunjukkanbahwa jumlah
biaya yang harus dipertanggungjawabkan adalah sebesarRp3.960.000 yang merupakan
penjumlah dan biayabiaya produksj yangdibebankan kepada departemen permotongan yang
terdiri atas biaya bahanbaku langsung sebesar Rp38.000.000 biaya tenaga kerja langsung
sebesarRp39.240.000 dan biaya overhead pabrik sebesar Rp36.720.000Kelompok B dan
bagian biaya menjelaskan mengenai pertanggungjawabkanatas biaya tersebut di atas. Dan
jumla tersebutterdapat biaya dan unit yang ditransfer sejumlah Rp97.920.000 (32.000Unit x
Rp3.060 unit) ditambah dengan biaya dan barang dalam prosesakhir periode sebesar
Rp6.040.000 Yang terdiri atas biaya bahanbaku langsung Sejumlah Rp7.600.000 (8.000 unit
x 100% x Rp950)dengan tingkat penyelesaian 100%, biaya tenaga kerja langsung
danoverhead pabrik masing-masing sebesar Rp4.360.000 (8000unit x
50% x Rp950) dan Rp4.080.000 (8.000unit x 50% x Rp1.020) dengan
tingkat penyelesanan Yang sama besar yaitu 50%,Dengan demikian jumlah butian A yaitu
biaya Yang telah dikeluarkandan dipertanggung jawabkan harus sama dengan jumlah butir
BYang menunjukan Pertanggungjawaban biayanyaBerdasarkan data produksi dan biaya
tersebut di atas dapat disusunlaporan biaya produksi untuk Departemen Pemotongan untuk
Januani 2017
seperti Yang disajikan berikutini

PT BERJAYA SEJAHTERA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PEMOTONGAN
BULAN JANUARI 2017
Produksi dalam unit
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan
Unit yang dimasukkan dalam proses 40.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 40.000
B. Pertanggungjawaban produksi
Unit yang ditransfer ke dept. Berikutnya 32.000
Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat
Penyelesaian: bahan bahan baku 100%, tenaga
Kerja langsung dan overhead pabrik 50%) 8.000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 40.000

BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total Unit Ekuivalen Per Unit
Biaya yang ditambahkan
Bahan Baku Rp 38.000.000 40.000
950
Tenaga kerja langsung 39.240.000 36.000
1.090
Overhead pabrik 36.720.000 36.000
1.020
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 113.960.000
3.060
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditransfer ke dept. Berikut(32.000 x Rp 3.060) Rp 97.920.000
Barang dalam proses akhir periode
Bahan baku (8.000 x 100% x Rp 950) Rp 7.600.000
Tenaga kerja langsung (8.000 x 50% x Rp 1.090) Rp 4.360.000
Overhead pabrik (8.000 x 50% x Rp 1.020) Rp 4.080.000
Rp 16.040.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 113.960.000
C. Perhitungan biaya per unit:
Produksi ekuivalen:
Bahan baku 32.000 + (100% x 8.000) = 40.000
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 32.000 + (50% x 8.000 ) = 36.000

Biaya bahan yang ditambahkan selama suatu


periode
Biaya bahan baku per unit =
Unit produksi ekuivalen untuk bahan baku

Biaya tenaga kerja langsung yang ditambahkan suatu peiode


Biaya tenaga kerja langsung per unit =
Unit produksi ekuivalen untuk tenaga kerja
langsung

Biaya overhead pabrik yang ditambahkan suatu


periode
Biaya overhead pabrik per unit =
Unit produksi ekuivalen untuk overhead pabrik
Total biaya per unit = butir (1) + butir (2) + butir (3)

Seluruh proses produksi pada Departemen Pemotongan yang merupakan departemen


pertama, akan dilanjutkan pada departemen kedua yaitu Departemen Perakitan. Selain barang
yang telah selesai yang dipindah kan ke departemen berikutnya, maka biaya dan barang yang
telah selesai tersebut juga dipindahkan ke departemen selanjutnya. Proses pemindahan biaya
dan departemen pemotongan ke departemen perakitan akan dicatat dengan ayat jurnal sebagai
berikut.
Barang dalam proses – 97.920.000
Departemen Perakitan
Barang dalam proses – 97.920.000
depertemen pemotongan

Departemen perakitan
Proses produksi pada PT Berjaya Sejahtera bermula di departemen pemotongan. Bahan baku
Iangsung yang ditambahkan di departemen pemotongan kemudian diproses dengan
menggunakan tenaga kerja Iangsung dan overhead pabrik. Setelah unit selesai di departemen
pemotongan maka unit tersebut akan dikirim ke departemen perakitan. Di departemen
perakitan unit yang ditenima dan departemen pemotongan kern udian diproses Iebih lanjut
sampai menjadi barang jadi.
Berikut ini adalah informasi yang diperoleh dan departemen perakitan. Produk selesai yang
diterima dan departemen pemotongan sebanyak 32.000 unit senilai Rp97.920.000 (lihat
laporan biaya produksi departemen permotongan). Produk ini kemudian diproses lebih lanjut
di departemen perakitan dengan. menarnbahkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik. Departernen perakitan tidak menambahkan bahan baku pada unit yang
diterima dan departemen pemotongan.
• Perhitungan unit produksi ekuivalen
Berikut ini adalah data produksi pada departemen perakitan untuk
Januari 2017.
Unit barang dalam proses,1januari................. .
Unit yang diterima dan departemen sebelumnya……………………. 32.000
Unit yang selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi ........... 28.000
Unit barang dalam proses, 31 Januari (tingkat penyelesaian
tenaga kerja langsung dan overhead pabnik 6o%)……………………... 4000

perhitungan unit produksi ekuivalen untuk setiap komponen biaya produksi pada departemen
perkaitan adalah sebagai berikut
Biaya dari Tenaga kerja Overhead pabrik
dapertemen langsung
sebelumnya
Unit yang selesai dan 28.000 28.000 28.000
ditransfer kegudang
barang jadi
Di tambah : unit
barang dalam proses
akhir x tingkat
penyelesian
Departemen 4.000
sebelumya 4000 x
100%
Tenaga kerja 2.400
langsung 4000 x 60%
Overhead pabrik 2.400
4000 x 60%
Unit ekuivalen 32.000 30.400 30.400

Departemen Perakitan merupakan departemen pemrosesan kedua yang ada di PT Berjaya


Sejahtera. Hal ini ditunjukkan dengan adanya komponen biaya dan departemen sebelumnya
pada perhitungan unit produksi ekuivalen. Komponen biaya ini merupakan unit yang diterima
dan departemen sebelumnya yaitu Departemen Pemotongan.
• Biaya per Unit
Departemen perakitan tidak menambahkan bahan baku langsung ke barang yang diterima dan
departemen pemotongan tetapi hanya menambahkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik.
Berikut ini adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ditambahkan
pada departemen perakitan selama Januari 2017.
Tenaga kerja langsung ……………………..Rp43.168.000
Overhead…………………………………………. Rp39.824.ooo
Biaya per unit untuk setiap komponen dalam biaya produksi dapatdiperoleh dengan cara
membagi setiap komponen biaya produksi dengan unit produksj ekuivalennya seperti
diperlihatkan berikut ini.
Perhitungan unit produksi ekuivalen untuk setiap komponen biaya produksi pada Departemen
Perakitan aclalah sebagai berikut.
Biaya dari Tenaga kerja Overhead pabrik total
depertemen langsung
sebelumnya
Biaya yang Rp.97.920.000 Rp43.168.000 Rp39.824.000
dikeluarkan di
januari
Unit ekuivalen 32.000 30.400 30.400
Biaya perunit Rp3.060 Rp1.420 Rp1.310 Rp5.7900
* Biaya per unit = Biaya yang dikeluarkan di Januari/unit produksi ekuivalen

Biaya dan departemen sebelumnya berasal dan barang yang diterima dan departemcn
pernotongan selama Januari 2017 yaitu Rp97.920.000 untuk 32.000 unit atau Rp3.060 per
unit. Total biaya per unit di departernen perakitan untuk Januari 2017 adalah sebesar Rp5.790
yang merupakan penjumlahan dan biaya per unit dan departernen sebelurnnya (Rp3.060),
biaya per unit tenaga kerja langsung (Rpl.420) dan biaya per unit overhead (Rp1.310).
Pertanggungjawaban Biaya Laporan biaya produksi dan departemen perakitan dapat dilihat
pada
halamani34. Laporan ini mempunyai beberapaperbedaan dengan laporan yang dibuat untuk
departemen pemotongan. Pada bagian produksi dalam unit buttir A di laporan biaya produksi
departemen perakitan, terdapat informasi mengenai unit yang diterima clan departemen
sebelumnya sebagal ganti unit yang dimasukkan dalam proses, sedangkan pada butir B unit
yang ditransfer ke departernen berikutnya diubah menjadi unit yang ditransfer ke gudang
barang jadi karena Departemen Perakitan adalah departernen pemrosesan terakhir yang ada di
perusahaan.
Pada bagian biaya produksi dalam laporan harus ditambahkan informasi biaya dan
departemen sebelurnnya yang rnerupakan total biaya dan biaya per unit dan produksj yang
diterirna dan departemen pemotongan. Di sarnping.jtu, pada barang dalam proses akhir
periode juga harus tercakup di dalamnya elemen biaya yang berasal atau diterima dan
departernen sebeiumnya.
Biaya yang diterima dapertemen perkaitan dari dapertemenSebelumnya yaitu dapertemen
Pemotongan adalah sebesar Rp97.920.000 untuk 32.000 unit sehingga biaya per unitnya
adalah Rp3.060 (Rp97.920.000/32000.unit ) departemen perkaitaan tidakmenambahkanbahan
baku sama sekali ke produki dengan demikkian elemen biayayang ditambahkan hanya berupa
tenaga kerja Iangsung dengan biayaper Unitnya sebesar Rp1.420 (Rp43.168 000 :30.400) dan
overhead pabrik
dengan biaya per Uflitnya sebesar Rp1.310 (Rp39.824000 :30.400). jumlah biaya per unit
Yang ditambahkan oleh departenen ini adalah Rp2.730(Rp1.420+Rp1.310)jumlah yang harus
dipertanggungjawabkan Oleh departemen perakitan terdiri atas biaya yang diterima dan
Departemen permotongan dan biaya yang ditarnbahkan sendiri oleh Departemen perakitan
seperti diperlihatkan berikut ini.
Total Biaya perunit
Biaya dan departemen sebelumnya…………………. Rp 97.920.000 Rp3.060
Biaya tenaga kerja langsung…………………………… 43.168000 1.420
Biaya overhead pabrik……………………………..........39.8240000 1.310
Total ………………………………………………… Rp 180.192.000 Rp5.790
pencatatan mengenai biayayangditambahkan sebesar Rp82.992.000 oleh departeme perakitan
diuraikan pada laporan biaya produksi departernen perakitan, jumlah biayayang harus
dipertanggungjawaban
seluruhnya adalah Rpa80.912.000 (Rp97.920.000 + Rp82.992.000).
*pertanggungjawaban Biaya
Pada laporan biaya produksi dan departemen perakitan PT Berjaya Sejahtera tentera bahwa
jurmlah biaya yang harus dipertanggungjawabkafl oleh departemen perakitan dapat
dicocokkan dengan butir B yaitu pertanggungjawaban biaya dalam laporan biaya produksi
dan departemen perakitan. Informasi biaya menunjukkan bahwa dan jumlah tersebut terdapat
biaya dan unit yang selesai dan ditransfer persediaan barang jadi sebesar Rp162.00.000, dan
biaya dan barang dalam proses pada akhir periode sejumlah Rp18.792.000. Dengan demikian
jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan adalah Rp 180.912.000, sesuai dengan jumlah
yang harus dipertanggungjawabkan. Dalam jumlah barang dalam proses akhir tersebut
termasuk elemen biaya yang diterima dan departemen perakitan yaitu sebesar Rp12.240.000
(4.000 x Rp3.o6o). Biaya per unit sebesar Rp3.060 adalah biaya yang telah diterima atau
berasal dandepartemen pemotongan. Produk yang telah selesai pada departemen perakitan
selanjutnya akan dipindahkan ke akun Barang Jadi yang dinyatakan dalam laporan biaya
produksi pada bagian biaya butir B sebagai elemen dan Pertanggungjawaban biaya, yaitu
dengan sebutan biaya yang ditransfer ke gudang barang jadi. Sebutan ini berbeda dengan apa
yang disajikan pada laporan biaya produksi untuk departemen pemotongan karena
departemen p Jcitan adalah departemen produksi pada tahap akhir. Ayat jurnal yang dibuat
untuk mencatat perpindahan produk dan Departe PeJdtan ke gudang barang jadi adalah
sebagai berikut.
Barang jadi 162.120.000
Barang dalam proses – 162.120.000
dep.perakitan
PT BERJAYA SEJAHTERA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PEMOTONGAN
BULAN JANUARI 2017
Produksi dalam unit
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan
Unit yang dimasukkan dalam proses 32.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 32.000
B. Pertanggungjawaban produksi
Unit yang ditransfer ke dept. Berikutnya 28.000
Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat
Penyelesaian: tenaga
Kerja langsung dan overhead pabrik 60%) 4.000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 32.000

BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total Per Unit
Biaya dari departemen sebelumnya Rp97.920.000 3.060
Biaya yang ditambahkan
Bahan Baku Rp 43.1680.000 1.420
Tenaga kerja langsung 39.824.000 1.310
Overhead pabrik 82.992.000 2.730
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 180.912.000 5.790
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya ditransfer ke dept. Berikut(28.000 x Rp 5.790) Rp 162.120.000
Barang dalam proses akhir periode
Bahan baku (4.000 x 60% x Rp 1.420) Rp 12.240.000
Tenaga kerja langsung (8.000 x 50% x Rp 1.090) Rp 3.408.000
Overhead pabrik (8.000 x 50% x Rp 1.020) Rp 3.144.000
Rp 18..792.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 180.912.000
C. Perhitungan biaya per unit:
Produksi ekuivalen:

Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik


(28.000+(60%x4.000) 30.400 unit
Biaya per unit

Tenaga kerja langsung Rp43.168.000 =Rp1.420

Overhead pabrik RP39.824.000 =Rp1.310


30.400
PT BERJAYA SEJAHTERA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PEMOTONGAN
BULAN JANUARI 2017
Produksi dalam unit
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan
Unit yang dimasukkan dalam proses 40.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 40.000
B. Pertanggungjawaban produksi
Unit yang ditransfer ke dept. Berikutnya 32.000
Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat
Penyelesaian: bahan bahan baku 100%, tenaga
Kerja langsung dan overhead pabrik 50%) 8.000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 40.000

BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total Per Unit Total perunit
Biaya dari dept. sebelumnya Rp.97.920.000 Rp.3.060
Biaya yang ditambahkan
Bahan Baku Rp 38.000.000 950
Tenaga kerja langsung 39.240.0001.090 Rp43.168.000 1.420
Overhead pabrik 36.720.0001.020 Rp39..824.00 1.310
Jumlah biaya yang di tambahkan Rp82.992.000 2.730
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 113.960.000 3.060 Rp 189.912000
5.790

PT BERJAYA SEJAHTERA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PEMOTONGAN
BULAN JANUARI 2017
Biaya ditransfer ke dept. Berikut Rp 97.920.000
Biaya yang di transfer ke persedian barang jadi Rp162.120.000
Barang dalam proses akhir periode
Biaya dari dapertemen seblumnya Rp12.240.000

Bahan baku (8.000 x 100% x Rp 950) Rp 7.600.000


Tenaga kerja langsung (8.000 x 50% x Rp 1.090) Rp 4.360.000
Rp3.408.000
Overhead pabrik (8.000 x 50% x Rp 1.020) Rp 4.080.000 Rp3.144.000
Rp 16.040.000
Rp.18.792000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 113.960.000
Rp.180.912.000
Pengaruh-pengaruh berikut ini dapat terjadi pada unit produk dan biaya, jika penambahan
bahan
baku langsung dilal<ulcan pada departem berikutnya selain pada departemen pertama,
• Meningkatkan total biaya dan biaya per unit. Penambahan bahan baku rneningka
kenaikan dalam total biaya produksi tetapi tidak meningkatkan jumlah unit yang diproduksi
Hal ini menyebabkan biaya perunitsebuah produk meningkat Sebagal contoh, menambahkan
atau memasang ban pada produksi mobil
*Meningkatkan total biaya dan adanya penambahan jumlah unit produk Kondisi ini
rnenyebabkan adanya perubahan atas biaya per unit. Sebagai contoh menambahkan gula
pada produksi minuman.
Penambahan Bahan Baku Tidak Jumlah Unit danProduksiyang Dihasilkan
Pada contoh berikut, penambahan bahan baku tidak meninkatkan Jumlah unit yang dihasilkan
Kita masih menggunakan contoh PT Berjaya Sejahte Yang telah dibahas sebelumnya Dalam
hal
ini kita mengasurnsjJa bahwa pada Departemen Perakj terjadj penambahan bahan baku
senilal
Rp23.250.000 tetapi jurnlah unit yang dihasilkan tidak berubah. Berikut ini disajikan kembali
data
procluksi Departemei Perakitan untuk bulan Januari 2017.
Unit barang dalam proses,1januari…………………………..0
Unit yang diterima dari dapertemen.................................................. . 32.000
Unit yang selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi ................... 28.000
Unit barang dalam proses,31 januari (tingkat penyelesaian bahan baku75% tenaga kerja
langsung dan overhead
60%)…………………………………………………………………………..4.000
Adapun biaya-biaya produksi yang ditambahkan pada Departemen
Perakitan selama bulan Januani 2017 adalah sebagai berikut.
ßalan baku .. .................................... .Rp23.250.000
tenaga kerja Iangsung .. . ……………………..43.168.000
(_)verhead pabriic . ………………………. ..... 39.82.4.000
Total biaya yang ditambahkan…………………. Rp106.242.000

Biaya dari Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik


dapertemen langsung

Dalam contoh ini terdapat penambahan biaya bahan baku sebesar

Unit yang 28.000 28.000 28.000 28.000


selesai di
transfer
kegudang
barang jadi
Ditambah unit
barang dalam
proses akhir x
tingkat
penyelesaian
Deperteamen 4.000
sebelumnya
4000 x100%

Bahan baku 3.000


4000x75%

Tenaga kerja 2.4000


langsung
4000x60%
Overhead pabrik 2.400
4000x60%
Unit ekuivalen 32.000 31.000 30.400 30.400
Terdapat tambahan kolom bahan baku dalam perhitungan unit produksi
ekuivalen. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan bahan baku dalam
perakitan.
proses produksi pada Departemen peraktian
Adapun biaya per unit dan setiap komponen biaya produksi pada
Departemen Perakitan untuk bulan Januari 2017adalah sebagai berikut

Biaya dari Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik


dapertemen langsung
sebelumnya
Unit yang 28.000 28.000 28.000 28.000
selesai di
transfer
kegudang
barang jadi
Ditambah unit
barang dalam
proses akhir x
tingkat
penyelesaian
Deperteamen 1.000
sebelumnya
1000 x100%

Bahan baku 750


1000x75%
Tenaga kerja 500
langsung
1000x60%
Overhead pabrik 500
1000x60%
Unit ekuivalen 36.000 35.750 35.500 35.500
Adapun biaya per unit dan setiap komponen biaya produksi padaDepartemen Perakitan untuk
bulan Januari 2017 adalah sebagal berikut.

Biaya dari Tenaga kerja Overhead pabrik total


depertemen langsung
sebelumnya
Biaya yang Rp.97.920.000 Rp43.168.000 Rp39.824.000
dikeluarkan di
januari
Unit ekuivalen 36.000 35.750 35.500
Biaya perunit Rp2.720 Rp650 Rp1.121 Rp5.707
* Biaya per unit = Total biayalunit ekuivalen

Biaya per unit yang diterima dan departemen sebelumnya (Departernen


Pemotongan) mengalami penurunan dan Rp3.060 menjadi Rp2.720. Hal ini
terjadi karena adanya peningkatan jumlab unit prduksi ekuivalen dan 32.000
unit menjadi 36.000 unit sedangkan total.biaya dan departemen sebelumnya
tetap sebesar Rp97.920.000. Biaya per unit untuk komponen biaya bahan
baku, tenaga kerja, dan biaya overhead juga mengaiami penurunan dengan
adanya peningkatan dalam jurnlah unit yang diproses. Total biaya per unit
dan unit yang telah selesai adalah Rp5.707 (dibulatkan).
Seluruh aktivitas produksi dan pengeluaran biaya produksi pada
Departemen perakitan selarna Januari 2017 diikhtisarkan dalam laporan
produksi berikut ini.
PT BERJAYA SEJAHTERA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PERAKITAN
BULAN JANUARI 2017
Produksi dalam unit
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan
Unit yang diterima dari dept. sebelumnya 32.000
Kenaikan dari jumlah unit dalam proses 4.000
Jumlah yang harus dipertanggungjawabkan 36.000
B. Pertanggungjawaban produksi
Unit yang ditransfer ke barang jadi 35.000
Unit barang dalam proses akhir periode (tingkat
Penyelesaian: bahan bahan baku 75%, tenaga
Kerja langsung dan overhead pabrik 50%) 1.000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 36.000
BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total Per
Unit
Biaya dari dept.sebelumnya Rp.97.920.000
3.060
Biaya dari dept.sebelumnya
Rp.97.920.000: 32.000+4.000
2.720
Bahan Baku Rp 23.250.000
650
Tenaga kerja langsung 43.168.000
1.216
Overhead pabrik 39.824.000
1.122
Jumlah biaya yang ditambahkan 106.242.000
2.988
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp 204.162.000
5.708
B. Pertanggungjawaban biaya:
Biaya transfer ke persediaan barang(35.000 x Rp 5.708) Rp
199.785.500
Barang dalam proses akhir periode
Biaya dari dept.sebelumnya(1.000 x 2.720) Rp. 2.720.000
Bahan baku (1.000 x 75% x 650) Rp 4.870.500
Tenaga kerja langsung (1.000 x 50% x Rp 1.216) Rp 6.080.000
Overhead pabrik (1.000 x 50% x Rp 1.122) Rp 5.610.000
Rp 4.376.500
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 204.162.000
C. Perhitungan biaya per unit:
Produksi ekuivalen:
Bahan baku 35.000 + (75% x 1.000) = 35.750 unit
Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 35.000 + (50% x 1.000) = 35.500 unit

23.250.000
Biaya bahan baku per unit = = 650
35.750

PT BERJAYA SEJAHTERA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PERAKITAN
BULAN JANUARI 2017
Tenaga kerja langsung Rp. 43.168.000
= 1.216
35.500

Overhead pabrik Rp. 39.824.000


=1.222
35.500

35.000 x Rp 5.708 = Rp 199.780.000


Selisih pembulatan = 5.500
Biaya yang ditransfer = 199.785.500

PT BERJAYA SEJAHTERA
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN PERAKITAN
BULAN JANUARI 2017
Bahan bakuu Rp. 23.250.000
= Rp 750
31.000

Tenaga kerja langsung Rp. 43.168.000


=1.420
30.400

Overhead pabrik Rp.39.824.000


=1.300
30.400

PENAMBAHAN BAHAN BAKU MENINGKATKAN JUMLAH UNIT


DARI PRODUKSI YANG DI HASILKAN

Dalam contoh ini penambahan bahan baku sebesar Rp 23.250.000 selama


Januari 2017 pada Desember perakitan menghasilkan tambahan jumlah unit
dari sebuah produk yang dihasilkan. Berikut sajikan kembali data produksi
Demepertemen perakitan untuk bulan Januari 2017.

Unit barang dalam proses 1januari.................................... 0

Unit yang di Terima dari Departemen sebelumnya............ 32.0000


Kenaikan jumlah unit dalam proses.................................... 4.000

Unit yang selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.......35.000

Unit barang dalam proses, 31januari(tingkat penyelesaian bahan baku75% dan

Tenaga kerja langsung dan overhead 50%............................1.000

Dari data produksinya di atas telihat bahwa penambahan bahan baku


meningkatkan jumlah unit dalam proses sebanyak 4.000unit sehingga jumlah
keseluruhan yang di proses selama Januari 2017 adalah 36.000 unit jumlah
unit yang selesai dan dipindahkan kerudung barang jadi juga meningkatkan
menjadi 35.0000unit dan barang dalam proses pada 31 Januari berjumlah
10000unit (tingkat penyelesaian bahan baku 75% dan biaya konversi sebesar
50%

Berikut ini adalah penghitungan unit produksi ekuivalen untuk departemen perakitan

Biaya dari Bahan baku Tenaga kerja Overhead pabrik


dapertemen langsung
sebelumnya
Unit yang 35.000 35.000 35.0000 35.000
selesai di
transfer
kegudang
barang jadi
Ditambah unit
barang dalam
proses akhir x
tingkat
penyelesaian
Deperteamen 1.000
sebelumnya
1000 x100%

Bahan baku 750


1000x75%

Tenaga kerja 500


langsung
1000x50%
Overhead pabrik 500
1000x50%
Unit ekuivalen 36.000 35.750 35.500 35.500
Adapun biaya peruit dari setiap komponen biaya produksi pada dapertemen

Perakitan untuk bulan Januari 2017 adalah sebagai berikut

Biaya dari Bahan baku Tenaga kerja Overhead total


depertemen langsung pabrik
sebelumnya
Biaya yang Rp.97.920.000 Rp23.250.000 Rp.43.168.000 Rp39.824.000
dikeluarkan
di januari
Unit 36.000 35.750 35.750 35.500
ekuivalen
Biaya Rp2. 720 Rp650 Rp1. 216 Rp1.121 Rp5.7900
perunit
Biaya peruit yang diterima dari Dapertemen sebelum nya (dapwrtemen pemotongan)
mengalami penurunan dari Rp3. 060 menjadi Rp. 2.720.hal ini terjadi karena adanya
peningkatan jumlah unit produksi ekuivalen dari 32.000unit menjadi 36.000unit sedangkan
total biaya dari dapertemensebelumnya total sebesar Rp97. 920.000biaya peruit komponen
biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya overhead juga mengalami penurunan dengan
adanya peningkatan dalam jumlah unit yang telah selesai adalah Rp5. 707dibulatkan .
Seluruh aktivitas produksi dan pengeluaran biaya produksi pada Dapertemen perakitan
selama Januari 2017diihtisarkan dalam laporan produksi berikut ini

Istilah-Istilah

Metode harga pokok proses (process costing): adalah salah satu dari metode akumulasi
biaya yang menghimpun biaya berdasarkan departemen-departemen dalam menentukan harga
pokok per unit. Biasanya metode ini digunakan dalam kondisi produksi yang bersifat masal
dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Arus produk: suatu bentuk aliran dari produk-produk dan biayanya dalam satu proses, yaitu
mulai dari pemasukan bahan baku awal proses sampai keluar berupa barang jadi.

Arus produk berurutan (sequential product flow): suatu bentuk arus produk dimana Unit-
Unit produk mengalir melalui tahap-tahap produksi atau departemen-departemen dalam cara
berurutan.
Arus produk paralel: suatu bentuk arus produk di mana bahan baku pada mulanya mengalir
melalui beberapa departemen yang berbeda, hingga pada akhirnya bergabung dalam proses
tahap terakhir atau tahap penyelesaian untuk menjadi barang jadi.

Arus produk selektif: suatu bentuk arus produk di mana bahan yang sama mengaIir dalam
beberapa tahap produksi atau urutan departemen yang berbeda, dan masing-masing urutan
departemen dalam pengolahan tersebut akan menghasilkan barang jadi yang berbeda.

Laporan biaya produksi (cost of production report): suatu formulir yang digunakan untuk
menyajikan jumlah biaya yang dihimpun atau dibebankan oleh suatu departemen dalam suatu
periode atau bulan, dan sekaligus menunjukkan penjelasan atau pertanggung jawaban dan
jumlah biaya tersebut. Laporan biaya produksi merupakan buku besar pembantu dan akun
buku besar Barang dalam Proses dalam metode harga pokok proses, dan sumber informasi
untuk pembuatan ayat-ayat jurnal dalam bentuk ikhtisar untuk mencatat biaya produksi.

Produksi ekuivalen (eqivalent production) :merupakan suatu jumlah unit yang dianggap
selesai, di mana terdiri atas jumlah Unit yang selesai dan jumlah Unit barang dalam proses
yang ditetapkan selesai (jumlah Unit barang dalam proses x tingkat Penyelesaiannya).

Menyusun Laporan Biaya Produksi Departemen Pertama dan Departemen Berikutnya.

PT. Serijaya Abadi adalah perusahaan pembuat pakaian seragam sekolah yang dijual untuk
umum. Perusahaan memiliki dua departemen yaitu Departemen Penjahitan dan Departemen
Pengemasan. Bahan pertama kali dipotong dan dijahit di Departemen Penjahitan. Setelah
produk selesai dikerjakan di Departemen Penjahitan maka akan dipindahkan
diDepartemenPengemasan. Pada DepartemenPengemasan tidak ada tambahan bahan baku
langsung. Unit hanya disetrika dan dimasukkan dalam plastik pembungkus.

Berikut ini adalah data produksi padaDepartemenPenjahitan selama januari 2017.

Unit barang dalam proses awal ..............................................................


Unit yang dimasukkan dalam proses produksi
20.000
........................................
Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya
16.000
...................
Unit barang dalam proses akhir (tingkat penyelesaian bahan baku
langsung 100% dan biaya konversi 60%) .............................................. 4.000

Adapun biaya produksi yang ditambahkan padaDepartemen Penjahitan selama Januari 2017
adalah sebagai berikut.

Bahan baku langsung ....................................................... Rp 100.000.000


Tenaga kerja langsung .....................................................
73.600.000
Overhead pabrik ...............................................................
110.400.000
Total ...................................................................................
Rp 284.000.000

Setelah unit selesai dikerjakan di DepartemenPenjahitan maka unit tersebut akan


dipindahkan ke DepartemenPengemasan untuk diproses lebih lanjut sampai menjadi barang
jadi.

Berikut ini adalah data produksi dari DepartemenPengemasan selama januari 2017.

Unit barang dalam proses awal .............................................................. -


Unit yang dimasukkan dalam proses produksi
16.000
........................................
Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya
12.000
...................
Unit barang dalam proses akhir (tingkat penyelesaian tenaga kerja
langsung dan overhead 50%) .................................................................. 4.000
Adapun biaya produksi yang ditambahkan pada DepartemenPengemasan selama januari
2017.

Tenaga kerja langsung .....................................................


70.000.000
Overhead pabrik ...............................................................
98.000.000
Total ...................................................................................
Rp 168.000.000

Diminta :

1. Hitunglah unit produksi ekuivalen dan biaya per unit untuk Departemen Penjahitan selama
januari 2017.
2. Buatlah laporan biaya produksi Departemen Penjahitan untuk bulan Januari 2017.
3. Hitunglah unit produksi ekuivalen dan biaya per unit untuk Departemen Pengemasan
selama januari 2017.
4. Buatlah laporan biaya produksi Departemen Pengemasan untuk bulan Januari 2017.

Solusi :

1. Unit produksi ekuivalen Departemen Penjahitan.

Bahan Baku Tenaga kerja Overhead


Langsung Langsung Pabrik
Unit yang selesai dan ditransfer ke 16.000 16.000 16.000
departemen berikutnya
Ditambah: Unit barang dalam
proses akhir x tingkat penyelesaian.
Bahan baku langsung = 4.000 4.000
x 100% 2.400
Tenaga kerja langsung = 4.000 2.400
x 100%
Overhead pabrik = 4.000 x 100%
Unit Produksi Ekuivalen 20.000 18.400 18.400

Biaya per Unit Departemen Penjahitan.

Bahan Baku Tenaga kerja Overhead


Total
Langsung Langsung Pabrik
Biaya yang
Rp Rp Rp
dikeluarkan di
100.000.000 73.600.000 110.400.000
Januari
Unit produksi 20.000 18.400 18.400
ekuivalen
Biaya per unit* Rp 5.000 Rp 4.000 Rp 6.000 Rp 15.000

2. Laporan Biaya Produksi Departemen Penjahitan Januari 2017.

PT. Serijaya Abadi


Departemen Penjahitan
Laporan Biaya Produksi
Januari 2017
PRODUKSI DALAM UNIT
A. Produksi yang harus dipertanggungjawabkan
Unit yang dimasukkan dalam proses
20.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan
20.000

B. Pertanggungjawaban produksi :
Unit yang ditransfer ke Departemen berikutnya 16.000
Unit dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian bahan baku 100%,
tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 60%)
4.000
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan
20.000

BIAYA PRODUKSI
A. Biaya yang harus dipertanggungjawabkan Total Per Unit
Biaya yang ditambahkan
Bahan baku Rp 100.000.000 Rp 5.000
Tenaga kerja langsung 73.600.000 4.000
Overhead pabrik
110.400.000 6.000
Jumlah biaya yang harus
Dipertanggungjawabkan Rp 284.000.000 Rp 15.000

B. Pertanggungjawaban biaya
Biaya ditransfer ke departemen berikutnya
(16.000 unit x Rp 15.000/unit) Rp240.000.000

Bahan dalam proses akhir periode:


Bahan baku: 4.000 x 100% x Rp 5.000/unit Rp 20.000.000
Tenaga kerja: 4.000 x 60% x Rp 4.000/unit 9.600.000
Overhead pabrik: 4.000 x 60% x Rp 6.000/unit
14.400.000
Rp 44.000.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan
Rp284.000.000

3. Unit Produksi Ekuivalen Departemen Pengemasan

Biaya dari Tenaga


Overhead
Departemen Kerja
Pabrik
sebelumnya Langsung

Unit yang selesai dan ditransfer ke


gudang barang jadi 12.000 12.000 12.000

Ditambah: Unit barang dalam proses


akhir x tingkat penyelesaian.
Departemen sebelumnya : 4.000 x 4.000
100% 2.000
Tenaga kerja langsung : 4.000 x
50%
Overhead pabrik : 4.000 x 50% 2.000
Unit Ekuivalen 16.000 14.000 14.000

Biaya Per unit Departemen Pengemasan.

Biaya dari Tenaga


Overhead
Departemen Kerja Total
Pabrik
sebelumnya Langsung

Biaya yang dikeluarkan Rp Rp Rp 98.000.000


di Januari 240.000.000 70.000.000

Unit ekuivalen 16.000 14.000 14.000


Biaya per unit* Rp 15.000 Rp 5.000 Rp 7.000 Rp 27.000
4. Laporan Produksi Departemen Pengemasan Januari 2017

PT Serijaya Abadi
Departemen Pengemasan
Laporan Biaya Produksi
Januari 2017
PRODUKSI DALAM UNIT
A Produksi yang harus dipertanggungjawabkan
Unit yang diterima dari departemen sebelumnya 16.000
Jumlah unit yang harus dipertanggungjawabkan 16.000

B Pertanggungjawaban produksi :
Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 12.000
Unit dalam proses akhir periode (tingkat penyelesaian bahan baku 4.000
100% tenaga kerja langsung dan overhead pabrik 40%)
Jumlah unit yang dipertanggungjawabkan 16.000

BIAYA PRODUKSI
C Biaya yang harus dipertanggungjawabkan: Total Per Unit
Biaya dari departemen sebelumnya Rp240.000.000 Rp 15.000
Biaya yang ditambahkan
Tenaga kerja langsung Rp 70.000.000 Rp 5.000
Overhead pabrik 98.000.000 7.000
Jumlah biaya yang ditambahan Rp 168.000.000 Rp 12.000
Jumlah biaya yang harus dipertanggungjawabkan Rp. 408.000.000 Rp 27.000

D Pertanggungjawabkan biaya
Biaya ditransfer ke pesediaan barang jadi (12.000 unit x Rp Rp. 324.000.000
27.000/unit)
Bahan dalam proses akhir periode
Biaya dari departemen sebelumnya: 4.000 x 100% x Rp 60.000.000
Rp 15.000/unit
Tenaga kerja: 4.000 x 50% x Rp 5.000/unit 10.000.000
Overhead pabrik: 4.000 x 50% x Rp 7.000/unit 14.000.000
Rp.84.000.000
Jumlah biaya yang dipertanggungjawabkan Rp 408.000.000
PERTANYAAN

4.1 Apa tujuan utama dari metode harga pokok ?

4.2 Bandingkan antara metode harga pokok proses dn metodeharga pokok pesanan.

4.3 Sebutkan jenis-jenis industri yang dapat menggunakan metode harga pokok proses.

4.4 Jelaskan karakteristik yang khusus dari meetode harga pokok proses.

4.5 Apakah yang dimaksud dengan arus produk? Uraikanlah mengenai tiga bnetuk yang

berbeda dari arus produk tersebut.

4.6 Jelaskan perbedaan yang ada mengenai pencatatan tenaga kerja dalam metode harga

pokok proses dan metode harga pokok pesanan.

4.7 Apakah kegunaan dari biaya produksi?

4.8 Jelaskan mengenai bagian-bagian yang pokok dari laporan biaya produksi.

4.9 Apakah yang dimaksud dengan produksi ekuivalen? Jelaskan kegunaannya.

4.10 Dalam kondisi bagaimana, tarif biaya overhead pabrik yang ditetapkan di muka dapat

digunakan dalam metode harga pokok proses.

4.11 Jelaskan pengaruh yang mungkin timbul apabila penambahan bahan baku terjadi pada

departemen yang berikutnya.

Latihan

4.1 PT RST memiliki dua depertemen produksi yaitu departemen pemotongan dan
departement peraktian. Departemen pemotongan memasukkan 60.000 unit ke dalam
proses produksi selama Januari 2016. Beriku ini adalah biaya produksi yang dikeluarkan
selama Januari 2016.

Bahan baku langsung ........................................................ Rp 75.000.000


Tenaga kerja langsung ...................................................... 67.710.000
Overhead pabrik ................................................................ 74.925.000
Jumlah ................................................................................ Rp 217.635.000
Jumlah barang dalm proses akhir adalah 9.000 unit dengan tingkat penyelesaian sebagai
berikut.

Bahan baku langsung ........................................................ 100%


Tenaga kerja langsung ...................................................... 50%
Overhead pabrik ............................................................... 50%

Tidak ada unit yang hilang selama proses produksi dalam departemen pemotongan. PT
RST tidak memiliki brang dalam proses pd a1 Januri 2016.

Diminta :

1. Hitunglah jumlah unit produksi ekuivalen untuk bahan baku, tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik.
2. Hitunglah total biaya per unit dan biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya
produksi tersebut di atas.

4.2 PT Arjuna Karya memulai kegiatan produksinya pada awal Juli 2016. Perusahaan
memiliki dua departemen produksi yaitu Departemen A dan Departemen B. Prose
produksi dimulai pada Departemen A. Barang yang sudah selesai di Departemen A
emudian dkirimkan ke Departemen B untuk diproses lebih lanjut sampi selesai dan
dikirimkan ke gudang barang jadi.

Berikut ini adalah data yang dihimpun dari perusahaan tekait dengan jumlah unit yang
diproduksi selama Juli 2016 pada Departemen A.

Unit barang dalam proses awal ........................................................... 0


Unit yang dimasukkan dalam proses produksi
24.000
........................................
Unit yang selesai dan ditransfer ke departemen berikutnya
16.000
...................
Unit barang dalam proses akhir (tingkat penyelesaian bahan
baku langsung 100% dan biaya konversi 40%) ................................
8.000

Anda mungkin juga menyukai