Makalah Problematika Pendidikan Islam Dosen Pengampu: Dr. Sagir Moh. Amin, M.Pd.I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu : Dr. Sagir Moh. Amin, M.Pd.I

Disusun Oleh

Kelompok 1:

Irzal Setiawan ST (201010077)

Nur Agusti (201010092)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena izin dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Problematika Pendidikan Islam” tepat pada waktunya. Sholawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
memawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang seperti yang
kita rasakan saat ini.

Makalah “Promblematika Pendidikan Islam” disusun untuk memenuhi


tugas dari dosen bapak Dr. Sagir Moh. Amin. M.Pd.I pada mata kuliah
Pendidikan Islam Interdisipliner, serta dapat meperluas wawasan kita kedepanya.

Mungkin makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu,......,......2022

penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................

A. Pengertian Problematika pendidikan islam................................


B. Macam-macam problematika pendidikan
Islam.....................................
C. Solusi problematika pendidikan islam.......................................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk


pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan
tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan
baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Efektifitas dan efisiensi pendidikan Islam menuntut kita untuk menerapkan


berbagai rekayasa dan rekadaya yang disadari oleh ilmu pengetahuan praktis dan
teoritis sesuai dengan sasaran yang digarap. Pendidikan merupakan hal yang
sangat komplek dan sangat di butuhkan oleh masyarakat karena pendidikanlah
yang bisa membedakan manusia dengan hewan karena dalam proses pendidikan
manusia pasti membutuhkan akal pikiran untuk berfikir. Dalam hidupnya manusia
tidak hanya membutuhkan pendidikan umum, tetapi pendidikan agama Islam juga
sangat dibutuhkan dan kita wajib mengerti dan memahami tentang semua yang
terkandung.
Hingga saat ini masih banyak di temui beberapa kendala yang
menghambat berkembangnya pendidikan di Indonesia khususnya dalam
lingkungan pendidikan agama, masih saja di anak tirikan dan kita selalu di nomor
duakan yang seolah-olah kita tidak ada di Indonesia baik dari pemberian fasilitas
hingga jaminan setelah lulus dari lembaga agama. Maka dari itu dengan adanya
masalah ini kami bermaksud menulis makalah yang beerjudul “Problematika
Pendidikan Islam dan solusinya”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud problematika pendidikan islam?
2. Apa saja problem yang ada di pendidikan islam?
3. Bagaimana solusi problematika pendidikan islam?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian problematika pendidikan islam
2. Untuk mengetahui problem-problem yang ada di pendidikan islam
3. Untuk mengetahui solusi problematika pendidikan islam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Problem Pendidikan Islam


Problematika secara etimoloi berasal dari kata “problem” yang
berarti “persoalan atau masalah”. Maka problematika adalah hal-hal yang
menimbulkan permasalahan yang belum bisa terpecahkan. Didalam kamus
ilmiah populer, problema memiliki arti soal masalah, perkara sulit dan
persoalan.
Menurut Prof. Sugarda Purbakawaca, dalam “Ensiklopedia
pendidikan” nya, memberukan pengertian pendidikan sebagai berikut: “
pendidikan dalam arti luas meliputi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya,
kecakapannya serta ketrampilannya kepada generasi muda sebagai usaha
menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmani
maupun rohani.
2.2 Macam-macam problematika pendidikan islam
Pendidikan Islam tidak luput dari problematika yang muncul di era global ini.
Terdapat dua faktor dalam problematika tersebut, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor internal
a. Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan pada dasarnya hanya satu, yaitu memanusiakan
manusia atau mengangkat harkat dan martabat manusia (human dignity), yaitu
menjadi khalifah dimuka bumi dengan tugas dan tanggung jawab
memakmurkan kehidupan dan memelihara lingkungan. Tujuan pendidikan
yang selama ini diorientasikan memang sangat ideal bahkan, lantaran terlalu
ideal tujuan tersebut tidak pernah terlaksana dengan baik.
b. Masalah Kurikulum
Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas bawah yang
sifatnya otorier yang terkesan pihak “bawah” harus melaksanakan seluruh
keinginan pihak “atas”. Dalam sistem yang seperti ini inovasi dan
pembaharuan tidak akan muncul. Dalam bidang kurikulum sistem sentralistik
ini juga mempengaruhi output pendidikan. Tilaar menyebutkan kurikulum
yang terpusat, penyelenggaraan sistem manajemen yang dikendalikan dari atas
telah menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain kurikulum yang
sentralistik, terdapat pula beberapa kritikan kepada praktik pendidikan
berkaitan dengan syaratnya kurikulum sehingga seolah-olah kurikulum itu
kelebihan muatan. Hal ini juga mempengaruhi kualitas pendidikan. Anak-anak
terlalu banyak terbebani oleh mata pelajaran.
c. Pendekatan/metode pembelajaran
Peran guru atau dosen sangat besar dalam meningkatkan kualitas
kompetensi siswa/mahasiswa. Dalam belajar ia harus mampu membangkitkan
potensi, memotivasi, memberikan suntikan dan menggerakkan siswa atau
mahasiswa melalui pola pembelajaran yang kreatif dan konstektual
(menggunakan teknologi yang memadahi), Pola pembelajaran yang demikian
akan menunjang tercapainya sekolah yang unggul dan kualitas lulusan yang
siap bersaing dalam arus perkembangan zaman
d. Profesionalitas dan Kualitas SDM
Salah satu masalah besar yang dialami dunia pendidikan di Indonesia
sejak masa Orde Baru adalah profesionalisme guru dan tenaga pendidikan
yang masih belum memadai. Secara kuantitatif, jumlah guru dan tenaga
kependidikan lainnya agaknya sudah cukup memadai, tetapi dari segi mutu
dan profesionalisme masih belum memenuhi harapan. Banyak guru dan tenaga
kependidikan masih unqualified, underqualified, dan mismatch, sehingga
mereka tidak atau kurang mampu menyajikan atau menyelenggarakan
pendidikan yang benar-benar kualitatif.
2. Faktor Eksternal
a. Dikotomi Pendidikan
Salah satu yang menjadi problem pendidikan islam adalah terjadinya
penyempitan terhadap pemahaman pendidikan islam, yang hanya berkisar
pada spek kehidupan ukhrawiyah yang terpisah dengan kehidupan
duniawiyah, permisahan antara yang dianggap agama dan bukan agama. (
Ramayulis,2006:342)
Permasalahan tersebut harus dipecahkan oleh lembaga pendidikan
islam,yakni bagaimana menjadikan lembaga pendidikan sebagaipusat
pengembangan peradabandan kebudayaan ummat secara utuh dan integral.
Selama ini apbila dihubungan dengan disiplin keilmuan yang dikembangkan
ada anggapan bahwa pendidikan agama identik dengan ilmu-ilmu agama saja,
padahal sejatinya pendidikan islam ini mempelajari dan mengembangkan
berbagai disiplin ilmu secara komprehensif.
b. To General Knowledge
Kelemahan dunia pendidikan Islam berikutnya adalah sifat ilmu
pengetahuannya yang masih terlalu general/umum dan kurang memperhatikan
kepada upaya penyelesaian masalah (problem solving). Produk-produk yang
dihasilkan cenderung kurang membumi dan kurang selaras dengan dinamika
masyarakat. Menurut Syed Hussein Alatas menyatakan bahwa, kemampuan
untuk mengatasi berbagai permasalahan, mendefinisikan, menganalisis, dan
selanjutnya mencari jalan keluar/pemecahan masalah tersebut merupakan
karakter dan sesuatu yang mendasar kualitas sebelah intelektual. Ia
menambahkan, ciri terpenting yang membedakan dengan non-intelektual
adalah tidak adanya kemampuan untuk berfikir dan tidak mampu melihat
konsekuensinya.
c. Lack Of Spirit Of Inquiry
Persoalan besar lainnya yang menjadi penghambat kemajuan dunia
pendidikan Islam ialah rendahnya semangat untuk melakukan
penelitian/penyelidikan. Syed Hussein Alatas merujuk kepada pernyataan The
Spiritus Rector Dari Modernisme Islam, Al-Afghani, menganggap rendahnya
“The Intellectual Spirit” (semangat intelektual) menjadi salah satu faktor
terpenting yang menyatakan kemunduran Islam di Timut Tengah.
d. Memorisasi
Rahman menggambarkan bahwa, kemerosotan secara gradual dari
standar-standar akademis yang berlangsung selama berabad-abad tentu
terletak pada kenyataan bahwa, karena jumlah buku-buku yang tertera dalam
kurikulum sedikit sekali, maka waktu yang diperlukan untuk belajar juga
terlalu singkat bagi pelajar untuk dapat menguasai materi-materi yang
seringkali sulit untuk dimengerti, tentang aspek-aspek tinggi ilmu keagamaan
pada usia yang relatif muda dan belum matang. Hal ini pada gilirannya
menjadikan belajar lebih banyak bersifat studi tekstual daripada pemahaman
pelajaran yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan dorongan untuk belajar
dengan sistem hafalan (memorizing) daripada pemahaman yang sebenarnya.
Kenyataan menunjukkan bahwa abad-abad pertengahan yang akhir hanya
menghasilkan sejumlah besar karya-karya.
e. Certificate Oriented
Pola yang dikembangkan pada masa awal-awal Islam. Yaitu thalab
al’ilm, telah memberikan semangat dikalangan muslim untuk gigih mencari
ilmu, melakukan perjalanan jauh, penuh resiko, guna mendapatkan kebenaran
suatu Hadits, mencari guru diberbagai tempat, dan sebagainya. Hal tersebut
memberikan isyarat bahwa karakteristik para ulama muslim masa-masa awal
didalam mencari ilmu adalah Knowledge Oriented. Sehingga tidak
mengherankan jika pada masa-masa itu banyak lahir tokoh-tokoh besar yang
memberikan banyak kontribusi berharga, ulama-ulama encyclopedic, karya-
karya besar sepanjang masa. Sementara, jika dibandingkan dengan pola yang
ada pada masa sekarang dalam mencari ilmu menunjukkan kecenderungan
adanya pergeseran dari Knowledge Oriented menuju Certificate Oriented
semata. Mencari ilmu hanya merupakan sebuah proses untuk mendapatkan
sertifikat atau ijazah saja, sedangkan semangat dan kualitas keilmuan
menempati prioritas berikutnya.
2.3 Solusi Problematika Pendidikan Islam
Dalam menghadapi Problematika serta tantangan dunia pendidikan Islam
baik internal maupun eksternal, diperlukan langkah-langkah strategis
pengembangan pendidikan Islam yaitu:

1. Menjadikan lembaga pendidikan Islam sebagai wahana untuk membina


ruh dan praktik hidup islami dalam mengantisipasi peradaban global.
Dalam hal ini, lembaga pendidikan Islam harus menjadi pelopor dalam
memahami Islam secara luas, bukan sekedar symbol dan ritual ibadah
semata akan tetapi merupakan pandangan hidup yang dapat diterapkan
pada semua aspek kehidupan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
Iptek, maupun seni-budaya.
2. Meningkatkan kualitas dan profesionalitas pendidik dan peranannya, baik
sebagai ustadz, mu’allim, mursyid, mudarris, maupun mu’addib.
3. Pengembangan kurikulum secara terpadu, dengan menjadikan ajaran dan
nilai-nilai Islam sebagai petunjuk dan sumber konsultasi bagi
pengembangan berbagai mata pelajaran dengan memasukkan ajaran dan
nilai Islam dalam bidang studi umum untuk menghilangkan dikotomi
keilmuan. Pengembangan kurikulum secara terpadu ini harus didukung
melalui kerja sama antara pendidik bidang studi agama dengan pendidik
bidang studi lain dalam menyusun desain pembelajaran terpadu yang
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Pengembangan kurikulum
secara terpadu pun harus didukung dengan pemahaman mendalam
pendidik akan keterkaitan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan dengan
mata pelajaran yang dibinanya. para pendidik dituntut untuk dapat
menginternalisasikan nilai dan ajaran Islam dalam bidang studi, Bukannya
sekedar menempelkan ayat-ayat Al-Qur’an atau hadis Nabi dalam bidang
studi tersebut.
4. Meningkatkan kualitas lulusan pendidikan Islam secara holistik, dengan
meningkatkan kualitas kesehatan lulusan dan pengembangan
psikologisnya baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional, kreativitas,
maupun spiritual melalui kurikulum yang dirancang dan diarahkan untuk
membantu, membimbing, melatih dan menciptakan suasana agar peserta
didik dapat mengembangkan dan meningkatkan kualitas
BAB III

PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Problematika Pendidikan Islam Di Indonesia ada dua yakni Faktor internal dan
faktor eksternal; faktor internal meliputi Relasi Kekuasaan dan Orientasi Pendidikan
Islam; Masalah Kurikulum; Pendekatan/metode pembelajaran; Profesionalitas dan
Kualitas SDM; Biaya Pendidikan. Sedangkan yang faktor eksternal meliputi Dichotomic
(dikotomi), To General Knowledge, Lack Of Spirit Of Inquiry (semangat), Memorisasi,
Certificate Oriented (ijazah).
Dalam menghadapi Problematika serta tantangan dunia pendidikan Islam
baik internal maupun eksternal, diperlukan langkah-langkah strategis
pengembangan pendidikan Islam, sebagai berikut:

a) Menjadikan lembaga pendidikan Islam sebagai wahana untuk membina ruh dan
praktik hidup islami dalam mengantisipasi peradaban global.
b) Meningkatkan kualitas dan profesionalitas pendidik dan peranannya, baik sebagai
ustadz, mu’allim, mursyid, mudarris, maupun mu’addib.
c) Pengembangan kurikulum secara terpadu, dengan menjadikan ajaran dan nilai-
nilai Islam sebagai petunjuk dan sumber konsultasi bagi pengembangan berbagai
mata pelajaran dengan memasukkan ajaran dan nilai Islam dalam bidang studi
umum untuk menghilangkan dikotomi keilmuan.
d) Meningkatkan kualitas lulusan pendidikan Islam secara holistik, dengan
meningkatkan kualitas kesehatan lulusan dan pengembangan psikologisnya baik
dari segi kecerdasan intelektual, emosional, kreativitas, maupun spiritua

2.4 Saran
Demikian makalah yang kami sampaikan mengenai materi pembahasan
dalam makalah ini. Dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan. Oleh katena itu kritik dan saran dari pembaca. Semoga penulisan
makalah ini memberi manfaat dan menambah pengetahuan khususnya bagi
penulis dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Mujahid Damopoli. “Problematika Pendidikan Islam dan Upaya-upaya


pemecahannya”. Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 8, no 1 (2015)

Siti Suwaibatul Aslamiyah, “ Problematika Pendidikan Islam Di Indonesia”. AL


HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, 3, no 1 (2013)

Maesaroh Lubis, “kapita selekta pendidikan islam”, Edupublisher


(Tasikmalaya:2018)

Anda mungkin juga menyukai