Untitled
Untitled
Untitled
com
Standar Pengendalian Mutu (SPM) ini mengatur tanggung jawab Kantor Jasa Akuntan (KJA)
Andita Gunawan atas sistem pengendalian mutu dalam melaksanakan perikatan selain perikatan
ansurans. SPM ini dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etika yang berlaku.
Suatu sistem pengendalian mutu meliputi kebijakan yang dirancang untuk mencapai tujuan serta
prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan dan memantau kepatuhan terhadap kebijakan
tersebut.
SPM ini berlaku untuk semua KJA yang melaksanakan perikatan selain perikanan asurans. Sifat
dan luasnya kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh masing-masing KJA untuk
mematuhi SPM ini akan bergantung pada berbagai faktor seperti ukuran dan karakteristik operasi
dari KJA serta masuk tidaknya KJA tersebut dalam Jaringan KJA.
SPM ini berisi tujuan KJA dalam mematuhi SPM, serta ketentuan yang dirancang yang
memungkinkan KJA dapat mencapai tujuan tersebut. Selain itu, SPM ini juga berisi panduan
terkait dalam bentuk Materi Penerapan dan Penjelasan Lain, bagian pendahuluan yang
menjelaskan konteks yang relevan untuk memahami SPM dengan tepat, serta definisi istilah
yang digunakan.
Tujuan SPM ini memberikan konteks ketentuan SPM ketika ditetapkan dan dimaksudkan untuk
membantu KJA dalam :
Memahami hal yang perlu dicapai; dan
Memutuskan ada tidaknya hal lain yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ketika diperlukan, Materi Penerapan dan Penjelasan Lain memberikan penjelasan lebih lanjut
mengenai ketentuan dan panduan dalam melaksanakan ketentuan tersebut, khususnya untuk :
Menjelaskan maksud atau tujuan dari ketentuan tersebut secara lebih jelas; dan
Memberikan contoh mengenai kebijakan dan prosedur yang tepat dalam keadaan tertentu.
Walaupun panduan tersebut bukan merupakan suatu ketentuan yang diharuskan, namun panduan
tersebut relevan dalam menerapkan ketentuan SPM secara tepat. Materi Penerapan dan
Penjelasan Lain juga dapat memberikan informasi mengenai latar belakang dari hal-hal yang
dibahas dalam SPM ini.
Bagian definisi memuat uraian mengenai makna dari istilah tertentu yang digunakan dalam SPM
ini. Uraian tersebut diberikan untuk membantu penerapan dan penafsiran atas SPM ini secara
konsisten, dan tidak dimaksudkan untuk menggantukan definisi yang digunakan untuk keperluan
lain, baik dalam bidang hukum, peraturan, atau lainnya. SPM ini juga memuat uraian istilah lain
yang digunakan dalam SPM ini untuk membantu penafsiran yang bersifat umum secara
konsisten.
Semoga Buku Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi ini dapat bermanfaat bagi KJA Andita
Gunawan dan pihak-pihak lainnya yang terkait denganpenyelenggraan akreditasi KJA Andita
Gunawan.Akhirnya saran dan koreksi demi perbaikan buku Panduan ini sangat kami harapkan.
Terima kasih.
Tindakan dan pesan tersebut mendorong suatu budaya yang mengakui dan menghargai
pekerjaan yang bermutu tinggi. Tindakan dan pesan tersebut dapat dikomunikasikan melalui,
tetapi tidak terbatas pada, seminar, pelatihan, pertemuan, dialog formal dan informal,
pernyataan misi, surat edaran, atau memorandum penjelasan. Tindakan dan pesan tersebut
juga dapat dimasukkan dalam dokumentasi internal KJA, materi pelatihan, dan prosedur
penilaian rekan dan staf sehingga dapat mendukung dan memperkuat pandangan KJA
mengenai pentingnya mutu dan cara praktis untuk mencapainya.
Hal yang paling penting dalam mendukung budaya internal yang berdasarkan pada mutu
adalah kebutuhan akan kepemimpinan KJA yang mengakui bahwa strategi bisnis KJA
sangat ditentukan oleh komitmen KJA untuk mencapai mutu dalam setiap perikatan yang
dilaksanakannya. Dukungan atas budaya internal mencakup :
a. Penetapan kebijakan dan prosedur yang mengatur evaluasi atas kinerja, kompensasi, dan
promosi (termasuk sistem insentif) personil KJA dalam rangka menunjukkan komitmen
tinggi KJA terhadap mutu;
b. Penentuan tanggung jawab menajemen agar setiap pertimbangan komersil tidak
mengesampingkan mutu pekerjaan yang dilaksanakan, dan
c. Penyediaansumberdaya yang memadai untuk pengembangan, dokumentasi, dan
dukungan atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.
Setiap individu dalam KJA harus berkomitmen untuk memegang teguh nilai-nilai
kepemimpinan yang beretika dan bertanggungjawab dalam penerapannya. Akuntan
Profesional harus menetapkan kebijakan yang berlaku pada seluruh staf untuk mema-hami
Kode Etik Akuntan Profesional, menerima tanggungjawab dalam pelaksanaan Kode Etik
tersebut, serta menelaah kepatuhannya secara periodik.
2. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya individu dalam KJA harus selalu mempertahankan
independensi di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Kode Etik
Akuntan Profesional. Sikap independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in
facts) maupun dalam penampilan (in appearance). Independensi harus dipertahankan selama
periode perikatan.
Jika ancaman terhadap independensi tidak bisa dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang
dapat diterima dengan menerapkan pencegahan yang tepat, Akuntan Profesional (Pimpinan
KJA) harus menghilangkan aktivitas, kepentingan, atau hubungan yang menciptakan
ancaman, atau menolak untuk menerima atau melanjutkan perikatan. Akuntan Profesional
(Pimpinan KJA) harus bertanggung jawab untuk dan memastikan pemecahan masalah yang
tepat terhadap ancaman independensi.
Setiap individu dalam KJA harus menelaah kondisi sekeliling yang menimbulkan ancaman
terhadap independensi. Staf KJA harus melaporkan kepada Akuntan Profesional (Pimpinan
KJA) apabila staf, dalam identifikasinya, berada dalam kondisi mendapatkan ancaman
terhadap independensinya.
4. Kerahasiaan
Individu dalam Kantor Jasa Akuntansi Andita Gunawan tidak diperkenankan
mengungkapkan informasi klien yang bersifat rahasia tanpa persetujuan dari klien. Individu
dalam Kantor Jasa Akuntansi Andita Gunawan harus melindungi dan menjaga informasi
klien yang wajib untuk dirahasiakan dan dilindungi berdasarkan peraturan perundang-
undangan, Kode Etik Akuntan Profesional, ketentuan internal Kantor Jasa Akuntansi Andita
Gunawan, atau perjanjian tertentu dengan klien.
Informasi klien dan semua informasi pribadi yang diperoleh selama perikatan hanya
digunakan atau diungkapkan untuk tujuan pada saat informasi tersebut didapatkan.
Informasi klien dan individu hanya akan disimpan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan pemeliharaan dan akses di dalam Kantor Jasa Akuntansi
Andita Gunawan.
Pimpinan Kantor Jasa Akuntansi Andita Gunawan akan mengkomunikasikan kebijakan dan
menyediakan akses terhadap informasi berdasarkan pedoman dan ketentuan dalam Panduan
SPM atau dokumen lain agar diketahui dan dipahami oleh staf.
Kebijakan Kantor Jasa Akuntansi Andita Gunawan juga mengharuskan penyimpanan dan
penanganan berkas internal ataupun dokumen-dokumen milik klien untuk menjaga dan
melindungi informasi tersebut dari akses pihak yang tidak berkepentingan.
Pimpinan Kantor Jasa Akuntansi Andita Gunawan mengharuskan staf menyampaikan surat
pernyataan kerahasiaan pada saat rekrutmen. Setiap staf harus memahami dan mematuhi
kebijakan Kantor Jasa Akuntansi Andita Gunawan tentang kerahasiaan.
KJA harus memenuhi kebijakan dan prosedur dalam penerimaan dan keberlanjutan
hubungan klien dengan cara memperoleh informasi yang diperlukan sebelum menerima
perikatan dari klien baru, memutuskan keberlanjutan perikatan yang ada, dan
mempertimbangkan penerimaan perikatan baru dari klien yang ada.
KJA dapat menggunakan individu dari luar yang memiliki kualifikasi yang sesuai, misalnya,
ketika tidak tersedia sumber daya teknis dan pelatihan secara intemal.
Kebijakan dan prosedur dapat mencakup sistem untuk memantau beban kerja dan
ketersediaan Akuntan Berpraktik yang melakukan perikatan sehingga memungkinkan setiap
Akuntan Berpraktik yang melakukan perikatan memiliki waktu yang cukup untuk
melaksanakan tanggungjawabnya secara memadai.
Tim Perikatan
Penugasan tim perikatan dan penentuan tingkat penyeliaan yang disyaratkan mencakup
pertimbangan terhadap tim perikatan atas:
• Pemahaman dan pengalaman praktik dalam perikatan dengan sifat dan kerumitan yang
serupa melalui pelatihan dan keikutsertaan yang tepat;
• Pemahaman standar profesi, hukum, dan peraturan yang berlaku;
• Pengetahuan dan keahlian teknis, termasuk pengetahuan teknologi informasi yang
relevan;
• Pengetahuan atas industri klien beroperasi;
• Kemampuan dalam menerapkan pertimbangan profesional; dan
• Pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KJA.
Kemampuan yang dimaksud adalah dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab. Tugas
dan tanggung jawab anggota tim harus dapat ditentukan sejelas mungkin dan rinci.
Penentuan tugas juga akan dipengaruhi oleh struktur organisasi pada tim. Anggota tim juga
harus sudah dapat mengetahui dengan pasti tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Kebijakan dan prosedur tanggung jawab penelaahan di KJA ditentukan dengan dasar bahwa
pekerjaan anggota tim yang kurang berpengalaman ditelaah oleh anggota tim perikatan yang
lebih berpengalaman.
4. Konsultasi
Konsultasi mencakup pembahasan pada jenjang professional yang sesuai, baik dengan
individu dari dalam maupun luar KJA yang memiliki keahlian khusus.
Konsultasi memanfaatkan sumber daya riset sebagaimana juga pengalaman kolektif dan
keahlian teknis yang dimiliki KJA. Konsultasi mendukung peningkatan mutu dan
meningkatkan penerapan pertimbangan profesional. Pengakuan atas pentingnya konsultasi
atas kebijakan dan prosedur KJA akan membantu untuk mendukung terciptanya budaya
yang mengaku i konsultasi sebagai kekuatan dan mendorong personil untuk berkonsultasi
mengenai permasalahan yang sulit atau sering diperdebatkan.
Konsultasi efektif atas permasalahan teknis, etika, dan hal lain yang signifikan didalam
maupun diluar KJA dapat dicapai ketika pihak pember i konsultasi:
• Diberikan semua fakta yang relevan yang memungkinkan mereka untuk memberikan
saran; dan
• Memiliki pengetahuan, senioritas, dan pengalaman yang tepat, dan hasil yang diperoleh
dari konsultasi tersebut secara tepat didokumentasikan dan diterapkan.
5. Perbedaan Pendapat
Prosedur yang efektif mendukung identifikasi perbedaan pendapat pada tahap awal,
memberikan panduan yang jelas mengenai langkah selanjutnya yang harus diambil, dan
mensyaratkan adanya dokumentasi mengenai penyelesaian perbedaan dan penerapan dari
hasil yang telah diperoleh.
Pimpinan KJA harus menentukan tanggung jawab pemantauan melalui pihak yang
independen dan dengan pengalaman yang cukup (peer reviu).
Pimpinan KJA dan pemantau harus mefokuskan perhatian terhadap kebutuhan untuk
melakukan inspeksi terhadap efektivitas sistem pengendalian mutu secara terus menerus dan
menyiapkan pengujian secara periodik melalui pemantauan formal pada tingkat
dokumentansi perikatan untuk memastikan pengendalian berjalan efektif.
2. Program Pemantauan
Tujuan dari pemantauan atas kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
adalah untuk memberikan evaluasiatas:
• Kepatuhan terhadap ketentuan standar profesi, hukum, dan peraturan yang tertulis;
• Tepat tidaknya rancangan dan efektivitas penerapan dari system pengendalian mutu; dan
• Tepat tidaknya penerapan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu sehingga laporan
yang tepat diterbitkan oleh KJA atau Akuntan Berpraktik yang melakukan perikatan
sesuai dengan keadaan.
Tanggung jawab untuk melakukan pemantauan terhadap penerapan kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu adalah terpisah dari tanggung jawab keseluruhan untuk pengendalian
mutu.
Tujuan dari program pemantauan adalah untuk membantu KJA dalam memperoleh
keyakinan memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan sistem
pengendalian mutu relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. Program ini juga akan
membantu memastikan kepatuhan dengan persyaratan peraturan dan praktik.
SPM telah dirancang untuk memberikan keyakinan memadai kepada Pimpinan KJA bahwa
pelanggaran signifikan dan berkelanjutan terhadap kebijakan dan pengendalian mutu besar
kemungkinan tidak terjadi atau tidak terdeteksi.
3. Prosedur Inspeksi
Pemantauan sistem pengendalian mutu KJA dilakukan secara tahunan. Sebagai bagian
program pemantauan, pemilihan perikatan yang telah selesai.
Pemantau mempertimbangkan hasil pemantauan sebelumnya, sifat dan luasnya otoritas yang
diberikan kepada staf, sifat dan kompleksitas praktik KJA, dan risiko spesifik yang terkait
dengan klien KJA ketika inspeksi didesain.
Pimpinan KJA membahas dengan pemantau (bersama dengan personel lain yang tepat)
untuk mereviu dan memutuskan tindakan perbaikan apa yang diperlukan atau merevisi SPM,
peran dan tanggung jawab, tindakan disiplin, pengakuan, dan permasa lahan lain yang
ditentukan.
Kebijakan dan prosedur siklus inspeksi dapat ditentukan, sebagai contoh, dalam siklus tiga
tahunan. Cara mengelola siklus inspeksi, termasuk waktu pemilihan suatu perikatan,
bergantung pada banyak faktor antara lain:
• Ukuran dari KJA.
• Jumlah dan lokasi geografis dari kantor.
• Hasil prosedur pemantauan sebelumnya.
• Tingkat kewenangan yang dimiliki oleh personil dan kantor (misalnya, dapat tidaknya
individu yang berwenang melakukan inspeksi sendiri atau hanya kantor pusat yang
dapat melakukan pemeriksaan tersebut).
• Sifat dan kerumitan dari praktik dan organisasi KJA.
• Risiko yang terkait dengan klien dan perikatan tertentu dari KJA.
Proses inspeksi mencakup pemilihan suatu perikatan, dan beberapa diantaranya dapat dipilih
tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada tim perikatan. Dalam menentukan cakupan
inspeksi, KJA dapat mempertimbangkan cakupan atau kesimpulan dari program inspeksi
oleh pihak luar yang independen. Namun, program inspeksi oleh pihak luar yang independen
bukan sebagai pengganti program pemantauan intemal KJA itu sendiri.
Keluhan dan dugaan (tidak termasuk keluhan dan dugaan yang tidak signifikan dan tidak
berdampak) dapat muncul dari dalam atau luar KJA. Keluhan dan dugaan dapat berasal dari
personil KJA, klien, atau pihak ketiga lainnya. Keluhan dan dugaan dapat diterima oleh
anggota tim perikatan atau personil lain.
Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk melakukan investigasi atas keluhan dan
dugaan termasuk, misalnya, bahwa Akuntan Berpraktik yang mengawasi investigasi:
• Memiliki pengalaman yang cukup dan tepat;
• Memiliki kewenangan didalam KJA, dan
• Tidak terlibat dalam perikatan.
• Akuntan Berpraktik yang mengawasi investigasi dapat juga melibatkan penasehat
hukum, jika diperlukan.
3. Dokumentasi Perikatan
Pimpinan KJA diwajibkan membuat dokumentasi atas seluruh jasa yang diberikan. Semua
dokumen mulai dari perikatan, kertas kerja hingga laporan yang dihasilkan oleh KJA adalah
dokumentasi yang dimaksud.
Pada dokumen perikatan akan ditentukan siapa saja yang membuat dokumen perikatan,
siapa yang terlibat, siapa yang memiliki wewenang untuk mengubah, menghapus, dan/atau
membuat tambahan lingkup perikatan.
Dokumentasi kertas kerja dilakukan dengan memberi label yang tepat untuk memudahkan
identifikasi dan pencarian kembali. Pemusnahan dokumentasi kertas kerja harus disetujui
oleh Pimpinan KJA.
26 November 2018
Kepada Pimpinan PT. XYZ
Jl. Alfabeta
Bahwa Kedua Belah Pihak setuju dan sepakat untuk melakukan pekerjaan Non Ansurans PT. XYZ Untuk
posisi Per 31 Desember 201X. Selanjutnya Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk mengadakan
Perikatan Pemakaian Kantor Jasa Akuntansi untuk selanjutnya disebut Perikatan, dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut :
Paragraf ruang lingkup : Pihak Pertama memberikan pekerjaan kepada Pihak Kedua untuk
melaksanakan pekerjaan Non Ansurans PT. XYZ sesuai dengan
Standar Profesi Jasa (SPJ) 4400 Perikatan untuk Melakukan
Prosedur yang Disepakati atas Informasi Keuangan dan SPJ 4410
Perikatan Kompilasi.
Paragraf fee : Biaya pelaksanaan pekerjaan dengan ruang lingkup sebesar Rp. –
dengan penjelasan sebagai berikut
DPP Rp. –
PPN 10% Rp. –
Fee Laporan keuangan Rp. –
PPh Pasal 23 (2%) Rp. –
Jumlah Yang Dibayarkan Rp. –
Paragraf jangka waktu : Pekerjaan pemeriksaan ini akan dimulai setelah ditandatangani
perikatan kerja ini sampai dengan hasil
kontrak pemeriksaan, dan akan berlangsung ± selama 1 bulan 15 hari
kerja
Paragraf metode pembayaran : Pembayaran fee laporan keuangan silahkan ditransfer ke
Rekening : Bank Mandiri Cabang Sudirman Tegal
Nama : Andita Gunawan Kartiyoso, SE
Nomor Account : 139.000.472.3585
Paragraf penutup : Hal - hal yang belum diatur dalam surat perikatan ini, akan diatur
lebih lanjut dalam surat menyurat antara kedua belah pihak, yang
merupakan satu kesatuan dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari perikatan ini.
Kantor Jasa Akuntan
Pimpinan
INFORMASI PROYEK
Nama proyek/jasa yang diberikan Non Ansurans sesuai dengan Standar Profesi Jasa
(SPJ) 4400 Perikatan untuk Melakukan Prosedur
yang Disepakati atas Informasi Keuangan dan SPJ
4410 Perikatan Kompilasi.
Nama klien PT. XYZ
Standar Profesi Jasa (SPJ) 4400
Kode proyek
Waktu/jangka waktu ± selama 1 bulan 15 hari kerja
Produk yang dihasilkan
TIM PROYEK
Staff Risyo, SE
Atik Suprihatin, SE
Hanifiah Nur Izati, Amd. Ak
Angga Satria Hakim, Amd. Ak
Kami telah menglaporan keuangan laporan keuangan PT. XYZ, yang terdiri dari laporan posisi keuangan
tanggal 31 Desember 201X, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu
ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Suatu laporan keuangan melibatkan pelaksanaan prosdur untuk memperoleh bukti laporan keuangan
tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung
pada pertimbangan laporan keuanganor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan
penilaian atas risiko tersebut, laporan keuanganor mempertimbangkan pengendalian internal yang
relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan untuk merancang prosedur laporan
keuangan yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu laporan keuangan juga mencakup pengevaluasian
atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh
manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti laporan keuangan yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini laporan keuangan kami.
Posisi keuangan PT. XYZ pada tanggal 31 Desember 201X, laporan laba rugi serta laporan perubahan
ekuitas dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Kami telah menglaporan keuangan laporan keuangan PT. XYZ, yang terdiri dari laporan posisi keuangan
tanggal 31 Desember 201X, serta laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu
ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan lainnya.
Suatu laporan keuangan melibatkan pelaksanaan prosdur untuk memperoleh bukti laporan keuangan
tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung
pada pertimbangan laporan keuanganor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material
dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan
penilaian atas risiko tersebut, laporan keuanganor mempertimbangkan pengendalian internal yang
relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan untuk merancang prosedur laporan
keuangan yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu laporan keuangan juga mencakup pengevaluasian
atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh
manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti laporan keuangan yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk
menyediakan suatu basis bagi opini laporan keuangan kami.
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT. XYZ pada tanggal 31 Desember 201X, laporan laba rugi serta laporan
perubahan ekuitas dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Tegal, 13 November 2018
Andita Gunawan Kartiyoso, SE., AK., CA., CPA
No. RAP :
Kami telah mengkompilasi laporan keuangan PT. XYZ berdasarkan informasi yang telah
diberikan oleh Manajemen PT. XYZ. Laporan keuangan ini terdiri atas laporan posisi
keuangan per 31 Desember 20X1, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk periode tahun buku 20x1, dan
ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain.
Kami melakukan perikatan kompilasi ini sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Kami telah menerapkan keahlian di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan untuk
membantu manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan berdasarkan
basis akuntansi yang dijelaskan di Catatan X. Kami telah mematuhi Kode Etik Akuntan
Profesional yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia, termasuk prinsip integritas,
objektivitas, kompetensi profesional dan kehati-hatian.
Laporan keuangan ini, akurasi, dan kelengkapan informasi yang digunakan dalam
kompilasi laporan keuangan tersebut adalah tanggung jawab Manajemen PT. XYZ.
Dikarenakan perikatan kompilasi bukan merupakan perikatan asurans, maka kami
tidak diharuskan untuk memverifikasi keakuratan atau kelengkapan informasi yang diberikan
oleh Manajemen PT. XYZ kepada kami dalam mengkompilasi laporan keuangan ini. Dengan
demikian, kami tidak menyampaikan opini audit atau kesimpulan reviu apakah laporan
keuangan disusun sesuai dengan basis akuntansi yang dijelaskan di Catatan X.
Sebagaimana dinyatakan dalam Catatan X, laporan keuangan ini disusun dan disajikan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Tujuan penyusunan laporan keuangan ini dijelaskan di Catatan. Dengan demikian, laporan
keuangan ini tidak ditujukan untuk tujuan lain.
Laporan kami untuk prosedur yang disepakati ini mengacu kepada Perikatan International Standar
Relative Service dan Sistem Pengendalian Mutu Ikatan Akuntan Kompartemen Jasa Akuntansi yang
berlaku di Indonesia.
Paragraf kedua menjelaskan tujuan AUP dilakukan [sebagai ilustrasi; Prosedur yang disepakati ini
dilakukan adalah bertujuan untuk memastikan bahwa masing-masing pihak yaitu pihak KJA dan klien
telah menjalankan aktivitas/transaksi/prosedur sesuai dengan kesepakatan (agreement) yang tertuang
pada dokumen xxx (sebutkan nama/nomor dokumen) yang menjadi acuan dilakukanya AUP)
Paragraf ketiga jelaskan tentang, situasi dan kondisi lingkungan klien, batasan ruang lingkup, waktu, dan
prosedur tambahan yang dilakukan oleh KJA [jika ada]. Sebutkan juga spesifik upaya dan tindakan yang
diperlukan selama melakukan proses prosedur yang disepakati ini, termasuk dengan menyebutkan
metode, dokumen, jumlah, pihak yang dilibatkan selama proses untuk mengkonfirmasi
kebenaran/kesesuaian prosedur. (gunakan halaman tambahan sebagai # lampiran untuk mengurai detail
penjelasan KJA)
Paragraf keempat menjelaskan bahwa laporan KJA atas prosedur yang disepakati ini tidak untuk
digunakan oleh pihak lain yang tidak tersebut didalam perikatan KJA dengan klien. Sehingga laporan ini
tidak dapat digunakan oleh pihak lain secara langsung. Kecuali, untuk perikatan prosedur yang
disepakati yang dilakukan oleh KJA untuk sektor publik yang tidak ada batasan informasi terhadap hasil
dari aktivitas prosedur yang disepakati ini kepada publik dan pemerintah.
Kami telah melakukan prosedur yang disepakati dengan Anda dan rincian di bawah ini
terkait dengan utang usaha dari PT ABC per [tanggal], yang dinyatakan dalam lampiran
terlampir. Perikatan ini dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia berlaku untuk perikatan atas prosedur yang
disepakati. Prosedur tersebut dilakukan semata-mata untuk membantu Anda dalam
mengevaluasi validitas atas utang usaha dan diringkas sebagai berikut:
1. Kami telah memperoleh dan memeriksa adanya tambahan pada neraca percobaan atas utang
usaha per [tanggal] yang disiapkan oleh PT ABC, dan kami telah membandingkan jumlahnya dengan
saldo dalam laporan buku besar.
2. Kami telah membandingkan daftar para pemasok besar terlampir dan jumlah terutang pada
[tanggal] kepada nama-nama terkait dan jumlah di neraca percobaan.
3. Kami telah memperoleh laporan dari pemasok atau meminta pemasok untuk mengkonfirmasi saldo
terutang pada [tanggal].
4. Kami telah membandingkan laporan atau konfirmasi tersebut dengan jumlah yang disebutkan pada
nomor 2. Untuk jumlah yang tidak sesuai, kami telah memperoleh rekonsiliasi dari PT ABC. Untuk
rekonsiliasi yang diperoleh, kami telah mengidentifikasi dan membuat daftar dari faktur, nota
kredit, dan cek yang beredar, masing-masing jumlahnya lebih besar daripada Rpxxx. Kami
menemukan dan memeriksa faktur dan nota kredit tersebut yang diterima kemudian dan cek yang
dibayar kemudian, dan kami memastikan bahwa semua itu telah ditulis sebagai belum dilunasi
dalam rekonsiliasi.
Revisi
No Tgl/Bln/Thn Materi Reviu Keterangan
Jurnal Non Jurnal
Review Rutin
Cek jurnal ber-ulang
Cek transaksi rutin
Cek transaksi yg wajib di
akru
Cek otorisasi
Review atribut LK
Nama entitas klien
Tgl/Bln/Thn LK
Tanda tangan klien
Stempel klien
Komponen LK
Review tambahan
Disiapkan oleh
Review 1 Tgl/Bln/Thn
Review 12
Final Review
Lampiran 9 Agenda Kerja (Opsional Internal KJA)
Jl. Cendrawasih
Agenda Kerja (Opsional No.
Internal 10 Kota Tegal |email : [email protected]
KJA)