Untitled

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Catatan

Pricing capability adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk menentukan


harga berdasarkan pertimbangan biaya, kompetisi dan ekspektasi pelanggan
(Dutta et al., 2003).

Revenue management merupakan filosofi manajemen yang memberikan


dukungan pengambilan keputusan (strategis dan operasional) sehubungan
dengan penetapan harga, inventaris dan manajemen pelanggan yang sangat
berguna bagi perusahaan dengan kapasitas tetap seperti Hotel. Filosofi ini,
berdasarkan analisis informasi yang didukung oleh ilmu, teknologi, dan akal
sehat, memberikan pemahaman mendalam tentang pasar dan produk. Ini
mendukung penganggaran yang tepat, perkiraan permintaan (forecast) dan
segmentasi pelanggan yang terlibat dalam pengambilan keputusan yang baik
tentang manajemen persediaan (inventory) dan harga untuk memaksimalkan
keuntungan perusahaan dan nilai pelanggan (Talón-Ballestero & González-
Serrano, 2013),Seperti kita ketahui bahwa dengan sifat jasa yang tidak bisa
—-----------------------------------------------------------------------------------------------
BRIEF
Harga adalah alat untk menjustify value dari produk.
Sec psikologis, pasar melihat sp apa
Strategi harga: harga naikin biar bisa nawar (fresh different market)

Rate Structure dalam revenue management ( komponen yg harus diperhatikan


dalam pricing strategy) -komponen dalam penetapan harga
Penetrasi pasar
Ada strategi dalam Membuka pasar
Harga menentukan kelas/prestise

Adjust dlm kehidupan sehari"

Digali
Jualan
Perhatikan gmn pricing shopee, gojek, bioskop, pesawat terbang

Teorinya gimana, coba diomongkan


..= dibacakan

TUGAS
Rate Structure dalam revenue management
-Definisi Harga dan Penetapan Harga
Harga adalah sejumlah uang atau nilai yang dibebankan atas suatu barang atau
jasa atau jumlah dari nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat
karena telah membeli atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler &
Armstrong, 2018)
Dengan demikian, pada dasarnya harga adalah sejumlah nilai dibayarkan oleh
pembeli suatu produk barang/jasa kepada penjual atau penyedia jasa untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli.
Pricing Strategy adalah nilai yang diberikan pada suatu produk atau jasa dan
merupakan hasil dari serangkaian perhitungan, penelitian, dan pemahaman yang
kompleks, serta kemampuan mengambil resiko (The Economic Times). Strategi
penetapan harga mempertimbangkan segmen, kemampuan membayar, kondisi
pasar, tindakan pesaing, margin perdagangan, dan biaya input. Pricing strategy
digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.
-Tujuan Penetapan Harga:
Menurut Tjiptono (2015:152), terdapat 5 tujuan penetapan harga, antara lain
adalah:
1. Berorientasi pada laba.
Tujuan ini meliputi dua pendekatan yaitu maksimalisasi laba (asumsi teori
klasik) dan target laba. Pendekatan maksimalisasi laba menyatakan bahwa
perusahaan berusaha untuk memilih harga yang bisa menghasilkan
laba/keuntungan yang paling tinggi. Sedangkan pendekatan target laba
adalah tingkat laba yang sesuai atau diharapkan sebagai sasaran laba.
2. Tujuan stabilisasi harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu
perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus
menurunkan pula harga mereka. Kondisi seperti ini yang mendasari
terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu
(misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan
menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara
harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industri (industry leader)
3. Tujuan berorientasi pada volume.
Harga ditetapkan sedemikian rupa agar mencapai target volume penjualan,
nilai penjualan atau pangsa pasar.
4. Tujuan berorientasi pada citra.
Citra perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menetapkan harga paling tinggi untuk membentuk atau
menciptakan citra prestasi. Sementara perusahaan dapat menetapkan harga
yang rendah digunakan untuk membentuk citra tertentu.
5. Mendapatkan return on investment (ROI) atau pengembalian atas modal.
Perusahaa dapat menentukan harga yang tinggi jika ingin menutup biaya
investasi dengan cepat.

-Komponen dalam penetapan harga ( nyari penjelasan)


1. biaya tetap
Merupakan biaya yang dikeluarkan dalam besaran
yang tetap atau stabil. Biaya tetap ini keberadaannya tidak dipengaruhi
oleh adanya perubahan jumlah atau aktivitas produksi pada tingkat
tertentu. Jadi, biaya ini lebih dipengaruhi oleh sebuah kondisi dalam
jangka panjang seperti pajak bumi dan bangunan, asuransi serta gaji
karyawan.

2. biaya variabel
merupakan biaya yang besarannya berubah-ubah tergantung pada
volume kegiatan. Jika volume kegiatan mengalami peningkatan, maka
biaya variabel juga akan naik. Contoh biaya variabel dalam sebuah
perusahaan yaitu bahan baku serta biaya periklanan.
3. margin profit.
merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh
biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba
bersih setelah pajak dengan penjualan. Adapun perhitungan dari NPM
dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

-Metode Penetapan Harga


Fandy Tjiptono serta Kotler dan Keller (2016:497) menerangkan bahwa metode
penetapan harga, dikelompokkan menjadi empat bagian yang terdiri dari:
a. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya
penetapan harga yang dilakukan dengan cara menghitung total biaya dan
menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan. Metode penetapan harga
melalui pendekatan biaya ini terdiri dari Cost-Plus atau Markup Pricing dan
Break- Even Analysis.
Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah
dengan jumlah tertentu sehingga menutupi biaya-biaya langsung, biaya
overhead, dan laba.
1. Penetapan Harga Mark-Up : Untuk metode Mark-up ini, harga jual per
unit ditentukan dengan menghitung harga pokok pembelian per unit
ditambah (mark-up) jumlah tertentu. Persentase markup bervariasi
besarnya, tergantung pada toko eceran (pakaian, grosir, atau furniture ) dan
jenis produk yang dijual. Biasanya produk-produk perputarannya tinggi
dikenakan markup yang lebih kecil dibandingkan produk-produk yang
tingkat perputarannya rendah.

Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari


biaya kontruksi sebuah rumah sebesar Rp 100.000.000,- dan tariff arsitek
15% dari biaya kontruksi (Rp 15.000.000,-) maka harga akhirnya sebesar
Rp 115.000.000,-

2. Penetapan Harga BEP (Break Even Point) : Yaitu metode untuk


menentukan jumlah unit barang yang harus dijual sehingga total
pendapatan yang diperoleh sama dengan total biaya yang dikeluarkan.
Pertama-tama perlu ditentukan margin kontribusi yaitu selisih antara harga
dengan biaya variabel per unit. Sedangkan titik mpas diperoleh dengan
perhitungan rumus berikut.

b. Metode Penetapan Harga Berbasis laba


Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam penetapan
harganya. Upaya ini bisa dilakukan atas dasar target volume laba spesifik atau
dinyatakan dalam bentuk persentase terhadap penjualan maupun investasi.
Metode penetapan harga berbasis laba ini terdiri atas target return on sales
pricing, target profit pricing, dan target return on investment pricing.
c. Metode Penetapan Harga Berbasis persaingan
Penetapan harga dilakukan dengan menggunakan harga kompetitor sebagai
referensi, dimana dalam pelaksanaannya lebih cocok untuk produk yang
standar dengan kondisi pasar oligopoli. Untuk menarik dan meraih para
konsumen dan para pelanggan, perusahaan biasanya menggunakan strategi
harga. Penerapan strategi harga jual juga bisa digunakan untuk menyiasati para
pesaingnya, misalkan dengan cara menetapkan harga di bawah harga pasar
dengan maksud untuk meraih pangsa pasar.
d. Penetapan harga berbasis permintaan
Proses penetapan harga yang didasari persepsi konsumen terhadap value/nilai
yang diterima (price value) yang mempengaruhi penilaian yang diberikan oleh
konsumen atas suatu produk (selera dan keputusan suka atau tidak suka dari
konsumen). Untuk mengetahui value dari harga terhadap kualitas, maka analisa
Price Sensitivity Meter (PSM) merupakan salah satu bentuk yang dapat
digunakan. Pada analisa ini konsumen diminta untuk memberikan pernyataan
dimana konsumen merasa harga murah, terlalu murah, terasa mahal dan terlalu
mahal dan dikaitkan dengan kualitas yang diterima.

-Pricing Strategy + Contoh


1. Skimming Pricing
Strategi ini diterapkan dengan jalan menetapkan harga tinggi bagi suatu
produk baru atau inovatif selama tahap perkenalan, kemudian menurunkan
harga tersebut pada saat persaingan mulai ketat. Contoh. Harga laptop atau
hp yang awalnya memiliki harga yang cukup tinggi lalu mengalami
penurunan harga karena terdapat produk dari merk lain yang muncul.
2. Penetration Price
Strategi harga yang menentukan harga awal yang rendah serendah-
rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat
dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen. Contoh. Salah
satu operator baru (by.u) yang menawarkan promo besar-besaran berupa
tarif layanan yang murah untuk mendapatkan konsumen baru serta untuk
mendapatkan loyalitas konsumen.
3. Prestige Pricing.
Strategi prestige pricing, merupakan strategi yang dilakukan dengan cara
menetapkan tingkat harga yang tinggi dengan begitu konsumen yang
sangat peduli dengan statusnya akan tertarik dengan produk yang
ditawarkan tersebut, lalu kemudian membelinya. Sedangkan jika harga
diturunkan sampai pada tingkat tertentu, maka permintaan terhadap barang
ataupun jasa tersebut juga akan turun. Produk-produk yang sering
dikaitkan dengan prestige pricing antara lain yaitu jam tangan mewah,
mobil mewah, dan lain sebagainya.
4. Price Lining.
Strategi lining pricing adalah strategi dimana memberikan
cakupan/tingkatan harga yang berbeda pada lini produk yang beda
(mengelompokkan). Contohnya, sebuah toko yang menjual berbagai
macam sepatu dengan ukuran, model, dan kualitas yang berbeda,
menentukan 3 tingkatan harga yaitu Rp. 100.000, -; Rp. 70.000,-; dan Rp.
50.000, -. Hal tersebut akan memudahkan konsumen dalam pengambilan
keputusan untuk membeli dengan harga yang sesuai kemampuan keuangan
mereka.
Cineplex 21 Group yang membentuk jaringan bioskopnya menjadi 3
merek terpisah untuk target pasar berbeda, yakni Cinema 21 50-60k,
Cinema XXI dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti, cafe, lounge,
hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI dengan harga sekitar 65k-
80k, dan The Premiere yang memiliki fasilitas yang lobby khusus, kursi
khusus, dan juga selimut serta kemewahan-kemewahan lainnya dengan
harga berkisar 75k - 150k.
5. Old Even Pricing.
Metode ini sering dipakai untuk penjualan pada tingkat pengecer.
Ditetapkan menggunakan angka ganjil atau harga yang besarnya
mendekati jumlah genap tertentu. Sering kita temui di supermarket. Seperti
contohnya harga Rp. 2.975 bagi sebagian kelompok konsumen tertentu
masih beranggapan bahwa harga tersebut masih berada dalam kisaran
harga Rp 2.000-an meskipun lebih mendekati harga Rp 3.000.
6. Demand Backward Pricing
Demand backward pricing merupakan penetapan harga melalui proses
berjalan ke belakang, maksudnya adalah perusahaan akan memperkirakan
suatu tingkat harga yang bersedia dibayar oleh konsumen, kemudian
perusahaan akan menentukan margin yang harus dibayarkan kepada
retailer dan wholesaler, setelah itu baru harga jualnya bisa ditentukan.
7. Bundle Pricing.
Bundle pricing adalah strategi Penetapan harga dengan cara menjual
produk dalam satu paket dengan satu harga tertentu yang lebih murah
dibanding masing-masing produk. Metode bundle pricing didasarkan pada
pandangan bahwa konsumen lebih menghargai nilai suatu paket tertentu
secara keseluruhan dari pada nilai masing-masing item secara individual.
Contohnya seperti travel agency, menawarkan paket liburan yang
mencakup akomodasi, transportasi, dan konsumsi.

Kesimpulan:
Penetapan harga jual adalah proses penentuan apa yang akan diterima suatu
perusahaan dalam penjualan produknya. bahwa sangatlah penting perusahaan
menentukan penetapan harga jual karena untuk menentukan sebuah provit. Dalam
penentuan harga jual peru memperhatikan berbagai aspek untuk acuan
pertimbangan.

catatan
here are several pricing strategies:
Penetapan harga premium: harga tinggi digunakan sebagai kriteria penentu.
Strategi penetapan harga seperti ini berhasil di segmen dan industri yang memiliki
keunggulan kompetitif yang kuat bagi perusahaan. Contoh: Porche pada mobil
dan Gillette pada pisau.

Penetapan harga penetrasi: harga ditetapkan secara artifisial rendah untuk


mendapatkan pangsa pasar dengan cepat. Hal ini dilakukan ketika sebuah produk
baru diluncurkan. Dapat dipahami bahwa harga akan dinaikkan setelah periode
promosi selesai dan tujuan pangsa pasar tercapai. Contoh: Tarif telepon seluler di
India; kredit perumahan, dll.

Harga ekonomis: harga tanpa embel-embel. Margin sangat tipis; biaya overhead
seperti biaya pemasaran dan iklan sangat rendah. Menargetkan pasar massal dan
pangsa pasar yang tinggi. Contoh: Deterjen ramah lingkungan; Nirma; produsen
teh lokal.

Strategi skimming: harga tinggi dibebankan pada sebuah produk sampai saat
pesaing mengizinkan, setelah itu harga dapat diturunkan. Idenya adalah untuk
mendapatkan uang maksimum sebelum produk atau segmen tersebut menarik
lebih banyak pesaing yang akan menurunkan keuntungan bagi semua pihak.
Contoh: harga awal untuk telepon genggam, VCR dan barang elektronik lainnya
di mana beberapa pemain berkuasa menarik para pemain Asia yang berbiaya lebih
rendah

Translated with www.DeepL.com/Translator (free version)

https://majoo.id/solusi/detail/rumus-harga-jual-produk#:~:text=menentukan
%20harga%20jual.-,Komponen%20penting%20dalam%20penentuan%20harga
%20jual,biaya%20variabel%2C%20serta%20margin%20profit.
https://economictimes.indiatimes.com/definition/pricing-strategies

Anda mungkin juga menyukai