Ifan Aji Dwi Nugroho (TUGAS 2) ILMU POLITIK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TUGAS 2

PENGANTAR ILMU POLITIK

“PARTAI POLITIK DI INDONESIA”

Disusun Oleh :

IFAN AJI DWI NUGROHO


(213516516452)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NASIONAL
2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya

lah kami dapatmenyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tak lupa pula kami

kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad

SAW. Beserta keluargaNya, para sahabatNya, dan seluruhummatNya yang

senantiasa istiqomah hingga akhir zaman.Penulisan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang berjudul “Partai Politik”

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunanmakalah ini, khususnya kepada bapak Dr. H. Harpani MAtnuh, M.H

dan ibu Nurlaili Hidayati, S.Pd, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Hukum Tata

Negara yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kamimemperoleh banyak

manfaat setelah menyusun makalah ini. Akhirul kalam, kami menyadari bahwa

makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknis penulisan maupun materi,

mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Karena itu kami

mengharapkansaran dan kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa

mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi

harapan berbagai pihak. Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa

memberikan manfaat kepada pembaca

Depok,23 Januari 2022

ii
Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 3

1.3. Tujuan Penulisan................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Partai Politik di Indonesia. ......................... 4

2.2 Sejarah Partai Politik di Indonesia ................................... 6

2.3.Asal usul Partai Politik di Indonesia................................... 8

2.4. Fungsi Partai Politik di Indonesia ..................................... 10

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .......................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partai politik, selanjutnya disingkat parpol, adalah produk masyarakat

Barat yang dimulai di Inggeris pada abad ke 17. Parpol dibentuk dalam rangka

pikiran Barat bahwa Negara adalah organisasi kekuasaanuntuk menjamin bahwa

kehidupan antara Individu yang semua bebas dan berkuasa tidak

mengakibatkanmasalah sekuriti pada Individu. Organisasi kekuasaan yang dibagi

dalam kekuasaan eksekutif,kekuasaan legislatif dan kekuasaan yudikatif atau

Trias Politica, merupakan perimbangan (checks & balances) antara tiga kekuasaan

itu. Untuk menjadikan kekuasaan legislatif mampu melakukan kontrolyang efektif

terhadap dua kekuasaan lainnya, khususnya terhadap eksekutif, rakyat di Inggeris

padatahun 1678 membentuk partai politik, yaitu Tory. Parpol ini dalam abad ke

19 berkembang menjadiPartai Konservatif yang seringkali berkuasa di negaranya

hingga masa kini.Kemudian parpol meluas di seluruh dunia, dan sejak permulaan

abad ke 20 menjadi wahana pentingdalam perjuangan bangsa Indonesia untuk

mencapai kemerdekaan. Menjadi pertanyaan bagaimana parpol sebagai produk

Barat dapat menjadi organisasi dan wahana efektif dalam Republik

Indonesiadengan Dasar Negara Pancasila. Sesuai dengan Pancasila negara bukan

organisasi kekuasaan, melainkanorganisasi kesejahteraan. Tulisan ini berusaha

mencari jawaban terhadap pertanyaan itu untukkepentingan masa depan

iv
kehidupan bangsa Indonesia yang adil, maju dan sejahtera.Berkembangnya

aspirasi-aspirasi politik baru dalam suatu masyarakat, yang disertai

dengankebutuhan terhadap partisipasi politik lebih besar, dengan sendirinya

menuntut pelembagaan sejumlahsaluran baru, diantaranya melalui pembentukan

partai politik baru. Tetapi pengalaman di beberapanegara dunia ketiga

menunjukkan, pembentukan partai baru tidak akan banyak bermanfaat, kalau

sistemkepartaiannya sendiri tidak ikut diperbaharui.Suatu sistem kepartaian baru

disebut kokoh dan adaptabel, kalau ia mampu menyerap danmenyatukan semua

kekuatan sosial baru yang muncul sebagai akibat modernisasi. Dari sudut

pandangini, jumlah partai hanya akan menjadi penting bila ia mempengaruhi

kapasitas sistem untuk membentuksaluran-saluran kelembagaan yang diperlukan

guna menampung partisipasi politik. Sistem kepartaianyang kokoh, sekurang-

kurangnya harus memiliki dua kapasitas. Pertama, melancarkan partisipasi

politikmelalui jalur partai, sehingga dapat mengalihkan segala bentuk aktivitas

politik anomik dan kekerasan.Kedua, mencakup dan menyalurkan partisipasi

sejumlah kelompok yang baru dimobilisasi, yangdimaksudkan untuk mengurangi

kadar tekanan kuat yang dihadapi oleh sistem politik. Dengan demikian,5 sistem

kepartaian yang kuat menyediakan organisasi-organisasi yang mengakar dan

prosedur yangmelembaga guna mengasimilasikan kelompok-kelompok baru ke

dalam sistem politik.Partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan

aneka ragam pendapat dan aspirasimasyarakat. Partai melakukan penggabungan

kepentingan masyarakat (interest aggregation) danmerumuskan kepentingan

tersebut dalam bentuk yang teratur (interest articulation). Rumusan ini

v
dibuatsebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa atau usulan kebijakan yang

disampaikan kepada penguasauntuk dijadikan kebijakan umum yang diterapkan

pada masyarakat. Gunanya penulis membahas judulini ialah untuk untuk

mengetahui bagaimana sejarah perkembangan partai politik di indonesia,

agardapat mengetahui lebih jelasnya, penulis akan membahasnya pada bab-bab

berikutnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa definisi mengenai Partai Politik Di Indonesia ?

1.2.2 Bagaimana sejarah Partai Politik Di Indonesia ?

1.2.3 Bagaimana Asal usul Partai Politik Di Indonesia ?

1.2.4 Apa saja fungsi dari Partai Politik di Indonesia !

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini ialah

- Tujuan Umum : Sebagai media pembelajaran mahasiswa

- Tujuan Khusus :

1. Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan Partai Politik.

2. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana sejarah dan asal usul Partai

Politik.

3. Agar mahasiswa mengetahui apa saja fungsi dari Partai Politik.

vi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 . DEFINISI PARTAI POLITIK

Partai politik merupakan organisasi politik yang dapat berperan sebagai

penyalur aspirasi masyarakat,dimana partai politik menjadi penghubung

antara penguasa dan kuasaan. Adanya partai politik membuatrakyat dapat

terlibat secara langsung dalam proses penyelenggaraan negara dengan

menempatkanwakilnya melalui partai politik. Secara umum partai politik

dikatakan sebagai suatu kelompok yang memiliki tujuan dan cita-cita yang

sama, yang berusaha memperoleh kekuasaan melalui pemilihan umum

.Pengertian partai politik dalam UU No. 31 Tahun 2002 pasal 1 (1)

adalah:“Organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik

Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dancita-cita untuk

memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa dan negara

melalui pemilihan umum”.

Ramlan Surbakti mendefinisikan partai politik sebagai “Kelompok anggota

yang terorganisasikansecara rapi dan stabil yang dipersatukan dan dimotivasi

dengan ideologi tertentu, dan yang berusahamencari dan mempertahankan

kekuasaan dalam pemerintahan melalui pemilihan umum gunamelaksanakan

alternatif kebijakan umum yang mereka susun ”. (Surbakti, 1992:116)

vii
Inu Kencana dkk, mengemukakan definisi partai politik sebagai :

“Sekelompok orang-orangmemiliki ideologi yang sama, berniat merebut dan

mempertahankan kekuasaan dengan tujuan untukmemperjuangkan kebenaran,

dalam suatu level negara”. (Kencana dkk, 2002:58)

Sigmun Neuman seperti yang dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya

“Partisipasi Politik dan partai Politik” mengemukakan definisi partai politik

sebagai berikut : “Partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri dari

pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka

yangmemusatkan perhatiannya pada menguasai kekuasaan pemerintahan dan

yang bersaing untukmemperoleh dukungan rakyat, dengan beberapa

kelompok lain yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Dengan

demikian partai politik merupakan perantara besar yang

menghubungkankekuasaan-kekuasaan dan ideologi sosial dengan lembaga-

lembaga pemerintahan yang resmi dan yangmengkaitkannya dengan aksi

politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas”. (Neuman dalamMiriam

Budiardjo, 1998:16-17).

J. A. Corry dan Henry J. Abraham mengungkapkan pendapatnya tentang

partai politik seperti yang dikutip oleh Haryanto dalam bukunya “Partai

Politik Suatu Tinjauan Umum”, yaitu : “Political party is a voluntary

association aiming to get control of the government by filling elective offices

in thegovernment with its members (Partai politik merupakan suatu

perkumpulan yang bermaksud untuk 7mengontrol jalannya roda

viii
pemerintahan dengan cara menempatkan para anggotanya pada jabatan-

jabatan pemerintahan)”. (Corry dan dalam Haryanto, 1984:9)

.Dari berbagai definisi di atas, dapat dilihat bahwa tujuan utama partai politik

adalah menguasai pemerintahan sehingga mereka dapat lebih leluasa

melaksanakan keinginan-keinginan mereka sertamendapatkan keuntungan.

Partai politik berbeda dengan gerakan(movement). Suatu gerakan biasanya

menggunakan politik untuk mengadakan suatu perubahan terhadap suatu

tatanan yang ada dalammasyarakat, bahkan ada yang sampai ingin

menciptakan tatanan masyarakat yang benar-benar baru.Partai politik

memiliki tujuan yang lebih luas dari sekedar perubahan, partai politik juga

ikut mengadu nasibnya dalam pemilihan umum

.Partai politik juga berbeda dengan kelompok penekan (pressure group) atau

yang lebih dikenaldengan kelompok kepentingan (inters group).Kelompok

kepentingan hanya bertujuan untukmemperjuangkan kepentingan tertentu

dengan mempengaruhi pembuat keputusan. Kelompokkepentingan biasanya

berada di luar partai politik, yaitu berasal dari kelompok-kelompok yang

adadalam masyarakat.

2.2 SEJARAH PARTAI POLITIK DI INDONESIA

Partai Politik yang pertama ada di Indonesia adalah De Indische Partij yang

pada 25 Desember 1912dibentuk Douwes Dekker, Tjipto Mangunkoesoemo

dan Ki Hadjar Dewantara ketika Indonesiamasih dalam penjajahan Belanda.

Tujuan parpol itu adalah mencapai kemerdekaan bagi bangsaIndonesia.

ix
Sekalipun paham Indonesia baru ditegaskan pada 28 Oktober 1928 dalam

SumpahPemuda, namun para pendiri parpol ini sudah dilandasi oleh pikiran

bahwa seluruh rakyat HindiaBelanda merupakan kesatuan.Pada tahun 1911

Haji Samanhudi membentuk Sarikat Dagang Islam (SDI) sebagai

organisasiuntuk mengejar perbaikan nasib rakyat Indonesia dalam daerah

jajahan Hindia Belanda. Pada tahun1912 Haji Oemar Said Tjokroaminoto

memberikan kepada SDI nama baru, yaitu Sarikat Islam (SI),karena hendak

meluaskan perjuangannya tidak terbatas pada bidang ekonomi saja. Dengan

begitu SI juga melakukan perjuangan politik. Meskipun tidak secara resmi

dinamakan partai politik, tetapimelihat sifat perjuangannya SI adalah satu

parpol. Maka boleh dikatakan bahwa sejarah parpol diIndonesia bermula pada

tahun 1912.Setelah itu telah berkembang berbagai parpol di Indonesia, baik

yang berorientasi nasionalisme,agama maupun sosialisme. Di masa

penjajahan Belanda jelas sekali bahwa mayoritas parpol bertujuan mencapai

kemerdekaan bangsa Indonesia, kecuali beberapa parpol yang dibentuk

orang-orang Belanda atau orang-orang yang dekat dengan kepentingan

penjajahan Belanda. Yang menonjoladalah Partai Nasional Indonesia (PNI)

yang mulanya bernama Perserikatan Nasional Indonesia,dibentuk pada 4 Juli

1927 oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskak

Tjokrohadisuryodan Mr. Sunaryo . Kemudian pada tahun 1928 berganti nama

menjadi Partai Nasional Indonesia dandipimpin Ir Sukarno atau Bung Karno

yang pada 17 Agustus 1945 bersama Drs Mohamad Hattamemproklamasikan

kemerdekaan bangsa Indonesia atas nama rakyat Indonesia.Pada 1 Juni 1945

x
Bung Karno menyampaikan pandangannya depan Panitya

PersiapanKemerdekaan tentang Pandangan Hidup Bangsa (Weltanschauung).

Uraian yang beliau beri namaPancasila kemudian diterima sidang dan

kemudian dengan beberapa perubahan redaksionalditetapkan sebagai Dasar

Negara Republik Indonesia. Sejak permulaan berdirinya RepublikIndonesia

ada partai politik. Semula hendak dibentuk parpol tunggal, tapi kemudian

dimungkinkan berdirinya banyak parpol. Itu berarti bahwa parpol oleh para

Pendiri Negara tidak dinilai bertentangan dengan pandangan hidup Pancasila,

sekalipun asal mulanya di masyarakat Barat yangdasarnya individualisme dan

liberalisme. Namun karena berada dalam masyarakat dengan dasarPancasila,

parpol itu menyesuaikan eksistensi dan perilakunya dengan nilai dasar

Pancasila, yaituPerbedaan dalam Kesatuan dan Kesatuan dalam Perbedaan.

2.3 ASAL USUL PARTAI POLITIK DI INDONESIA

Ramlan Surbakti dalam bukunya “Memahami Ilmu Politik” mengemukakan

tiga teori tentang asal-usul partai politik, yaitu sebagai berikut.

a. Teori Kelembagaan

Teori ini mengatakan bahwa partai politik ada karena di bentuk oleh

kalangan legislatif (danatau eksekutif) karena kedua anggota lembaga

tersebut ingin mengadakan kontak denganmasyarakat sehubung dengan

pengangkatannya, agar tercipta hubungan dan memperolehdukungan dari

masyarakat maka terbentuklah partai politik. Ketika partai politik

xi
bentukan pemerintah dianggap tidak bisa menampung lagi aspirasi

masyarakat, maka pemimpin kecilmasyarakat berusaha membentuk

partai-partai lain.

b. Teori Situasi Historis

Teori ini menjelaskan tentang krisis situasi historis yang terjadi manakala

suatu sistem politikmengalami masa transisi karena perubahan masyarakat

dari struktur masyarakat tradisionalkearah struktur masyarakat modern.

Pada situasi ini terjadi berbagai perubahan yangmenimbulkan tiga macam

krisis, yakni legitimasi, integrasi dan partisipasi. Partai politik

lahirsebagai upaya dari sistem politik mengatasi krisis yang terjadi. Partai

politik diharapkan dapat berakar kuat dalam masyarakat untuk dapat

mengendalikan pemerintahan sehingga terbentuk pola hubungan yang

berlegitimasi antara pemerintah dan masyarakat. Terbukanya partai

bagisetiap anggota masyarakat dari berbagai golongan mengharapkan

partai politik dapat menjadi 12 alat integrasi bangsa. Dengan adanya

partai politik juga masyarakat dapat ikut berpartisipasidalam pemilihan

umum.

c. Teori Pembangunan

Menurut teori ini partai politik lahir sebagai akibat dari adanya proses

modernisasi sosial-ekonomi, seperti pembangunan teknologi komunikasi

berupa media massa dan transportasi, perluasan dan peningkatan

xii
pendidikan, industrialisasi, urbanisasi, perluasan kekuasaan negaraseperti

birokratisasi, pembentukan berbagai kelompok kepentingan dan

organisasi profesi, dan peningkatan kemampuan individu yang

mempengaruhi lingkungan, melahirkan suatu kebutuhanakan suatu

organisasi politik yang mampu memadukan dan memperjuangkan

berbagai aspirasitersebut. Maka lahirlah partai politik, dengan harapan

agar organisasi politik tersebut mampumemadukan dan memperjuangkan

berbagai aspirasi yang ada.Berdasarkan teori asal-usul terbentuknya partai

politik di atas, penulis dapat mengkategorikan bahwa Partai Demokrat

terbentuk berdasarkan teori situasi historis. Partai Demokrat lahir

karenaadanya keinginan untuk memperbaiki bangsa yang sedang dilanda

krisis multidimensi karena partai-partai politik yang berkuasa sebelumnya

dianggap gagal

2.4 FUNGSI PARTAI POLITIK

Fungsi utama partai politik adalah mencari dan memperrtahankan kekuasaan

guna mewujudkan program-program yang berdasarkan ideology tertentu. Ada

pandangan yang berbeda secara mendasarmengenai partai politik di Negara

yang demokratis dan di negara yang otoriter. Perbedaan pandangantersebut

berimplikasi pada pelaksanan tugas atau fungsi partai di masing-masing

Negara. Di Negarademokrasi partai relative dapat menjalankan fungsinya

sesuai dengan harkatnya pada saat kelahirannya,yakni menjadi wahana bagi

warga Negara untuk berpartisipasi dalam mengelolah kehidupan

xiii
bernegaradan memperjuangkan kepentingannya dihadapan penguasa.

Sebaliknya di Negara otoriter, partai tidakdapat menunjukkan harkatnya,

tetepi lebih bahwa menjalankan kehendak penguasa.14 Berikut ini diuraikan

secara lebih lengkap fungsi partai politik di Negara-negara demokratis,

otoriter,dan Negara-negara berkembang yang berada dalam transisi ke arah

dekokrasi. Penjelasan fungsi partai polituk di Negara otoriter akan di

paparkan dalam contoh partai-partai Negara-negara komunis padamasa

jayanya.

1. Sebagai sarana komunikasi politik

Di masyarakat modern yang luas dan kompeks, banyak ragam pendapat

dan aspirasi yang berkembang. Pandapat atau aspirasi seseorang atau

suatu kelompok yang hilang tak berbekas sepertisuara di padang pasir,

apabila tidak ditampung dan di gabung dengan pendapat atau aspirasi

oranglain yang senada. Proses ini dinamakan penggabungan kepentingan

(interest aggregation). Sesudahdigabungkan, pendapat dan aspirasi tadi di

olah dan dirumuskan dalam bentuk yang lebih teratur.Proses ini

dinamakan perumusan kepentingan (interest articulation). Seandainya

tidak ada yangmengagregasi dan mengartikulasi, niscaya pendapat atau

aspirasi tersebut akan simpang siur dansaling berbenturan, sedangkan

dengan agregasi dan artikulasi kepentingan kesimpang siuran dan

benturan dikurangi. Agregasi dan artikulasi itulah salah satu fungsi

komunikasi partai politik. Setelahitu partai politik merumuskannya

menjadi usul kebijakann. Usul kebijakan ini dimasukkan ke dalam

xiv
progam atau platform partai (goal formulation) untuk diperjuangkan atau

di sampaikan melalui parlemen kepada pemerintah agar dijadikan

kebijakan umum (public policy). Demikianlah tuntutandan kepentingan

masyarakat disampaikan kepada pemerintah melalui partai politik. Di sisi

lain, partai politik juga berfungsi memperbincangkan dan

menyebarluaskan rencana-rencana dankebijakan-kebijakan pemerintah.

Dengan demikian terjadi arus informasi dan dialog dua arah, dariatas ke

bawah dan dari bawah keatas. Dalam pada itu partai politik memainkan

peran sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah.

Peran partai sebagai jembatan sangat penting, karena I satu pihak

kebijakan pemerintah perlu dijelaskan kepada semua

kelompokmasyarakat, dan di pihak lain pemerintah harus tanggap

terhadap tuntutan masyarakat.

2. Sebagai sarana sosialisasi politik

Dalam ilmu politik diartikan sebagai suatu proses yang melaluinya

seseorang memperoleh sikapdan orientasi tehadap fenomena politik

yang umumnya berlaku dalam masyarakat di mana ia berada.Ia adalah

bagian dai proses yang menentukan sikap politik seseorang, misalnya

mengenai nasionalisme, kelas sosial, suku bangsa, ideology, hak dan

kewajiban.

Dimensi lain dari sosialisasi politik adalah sebagai proses yang

melaluinya masyarakat menyampaikan “budaya politik” yaitu norma-

norma dan nilai-nilai, dari satu generasi ke generasi berikutnya.

xv
Dengan demikian sosialisasi politik merupakan factor yang penting

dalam terbentuknya budaya pilitik (political culture) suatu bangsa.

3. Sebagai sarana rekuitmen politik

Fungsi ini berkaitan erat dengan masalah seleksi kepemimpinan, baik

kepemimpinan internal partai maupun kepemimpinan nasional yang lebih

luas. Untuk kepentingan internalnya, setiap partai butuh kader-kader yang

berkualitas, karena hanya dengan kader yang demikian ia dapat menjadi

partai yang mempunyai kesempatan lebih besar untuk mengembangkan

diri. Dengan mempunyai kader-kader yang baik,partai tidak akan sulit

menentukan pimpinannya sendiri dan mempunyai peluang untuk

mengajukan calon untuk masuk ke bursa kepemimpinan nasional. Selain

untuk 16 tingkatan seperti itu partai politik juga berkepentingan

memperluas atau memperbanyak keanggotaan.Maka ia pun berusaha

menarik sebanyak-banyaknya orang untuk menjadi anggotanya.

Dengandidirikannya organisasi-organisasi massa (sebagai onderbouw)

yang melibatkan golongan-golongan buruh, petani, pemuda, mahasiswa,

wanita dan sebagainya, kesempatan untuk berpartisipasidiperluas.

Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai, sekaligus

merupakan salahsatu cara untuk menjaring dan melatih calon-calon

pemimpin. Ada berbagai cara untuk melakukanrekrutmen politik yaitu

melalui kontrak pribadi, persuasi, ataupun cara-cara lain.

4. Sebagai sarana pengatur konflik

xvi
Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat, apalagi di masyarakat

yang bersifat heterogen,apakah dari segi etnis (suku bangsa), social-

ekonomi, ataupun agama. Setiap perbedaan tersebutmenyimpan potensi

konflik. Apabila keanekaragaman itu terjadi di Negara yang menganut

pahamdemokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dianggap hal yang

wajar dan mendapat tempat. Akantetapi di dalam Negara yang heterogen

sifatnya, potensi pertentangan lebih besar dan dengan mudahmengundang

konflik.

Disini paran partai diperlukan untuk membantu mengatasinya, atau

sekurang-kurangnya dapatdiatur sedemikian rupa sehingga akibat

negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin. Elite partaidapat

menumbuhkan pengertian di antara mereka dan bersamaan dengan itu

juga meyakinkan pendukungnya.

xvii
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Secara umum kita dapat mendefinisikan bahwa parai politik adalah suatu

kelompok yang teroganisiryang anggota-anggotanya memppunyai sebuah

orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuankelompok ini adalah

memperoleh sebuah kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik

yang biasanya di raih lewat konstitusional untuk melakukan kebijakan-

kebijakan dalam mencapai tujuanmereka.Perlu diterangkan bahwa partai

politik sangat berbeda dengan gerakan (movement) dan berbeda juga

dengan kelompok penekan (pressur group) atau istilah yang lebih banyak

digunakan pada dewasa iniyang memang memperjuangkan suatu

xviii
kepentingan kelompok, atau memang ingin melakukan

perubahanterhadap paradigma masyarakat kearah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

 Junaidi . 2015. “Pergeseran Peran Partai Politik Pasca Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor: 22-24/PUU-VI/2008”.Jurnal

Ilmu Hukum, volume 2, Nomor 2, Januari 2015.

 Tutik, Titik Triwulan. 2010.“ Konstruksi Hukum Tata Negara

Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945”. Jakarta: Kencana.

 http://wawasanfocusodax.blogspot.co.id/2014/11/makalah-

partai-politik.html- Diakses Pada tanggal 23 Januari 2022

xix
xx
xxi
xxii

Anda mungkin juga menyukai