Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Dari Zaman Dahulu Telah Kita Ketahui Kewajiban Kita Sebagai Hamba Allah Yang Lemah
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Dari Zaman Dahulu Telah Kita Ketahui Kewajiban Kita Sebagai Hamba Allah Yang Lemah
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Dari Zaman Dahulu Telah Kita Ketahui Kewajiban Kita Sebagai Hamba Allah Yang Lemah
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dari zaman dahulu telah kita ketahui kewajiban kita sebagai hamba Allah yang lemah
adalah beribadah. Setiap ibadah sebagaimana yang diperintahkan Allah mengandung maksud
tersendiri dan di dalam pelaksanaannya terdapat hikmah. Segala bentuk dan jenis ibadah yang di
syari’atkan Allah kepada manusia di janjikan pahala dunia dan akhirat, juga mengandung
hikmah yang luar biasa bagi siapa saja yang menaatinya. Dalam makalah ini akan di paparkan
apa hakikat ibadah, apa itu ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah, fungsi ibadah, serta hikmah
dari ibadah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat ibadah ?
2. Apa pengertian ibadah mahdhah
3. Apa pengertian ibadah ghairu mahdhah
4. Perbedaan antara ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah
5. Apakah fungsi dari ibadah bagi manusia
6. Apa saja hikmah dari ibadah bagi manusia
7. Aapa makna spiritual ibadah bagi kehidupan sosial manusia
C. Tujuan Penulisan
1. Kita dapat mengetahui apa hakikat ibadah
2. Kita dapat mengetahui apa itu ibadah mahdhah
3. Kita dapat mengetahui apa itu ibadah ghairu mahdhah
4. Kita dapat mengetahui perbedaan ibadah mahdhah dan ghairu mahdah
5. Kita dapat mengetahui fungsi dari ibadah
6. Kita dapat mengetahui hikmah dari ibadah
7. Kita dapat mengetahui makna spiritual ibadah bagi kehidupan sosial
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP IBADAH
Berikut ini adalah pengertian ibadah :
Ibadah secara garis besar ada dua arti :
a. Ibadah dalam arti khusus (mudhloh) yaitu tata aturan ilahi yang secara langsung mengatur
hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya yang cara, tata cara dan upacara (ritual) telah
ditentukan secara terperinci dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang biasanya berkisar pada
masalah Thoharoh, Sholat, Zakat, Puasa, Haji.
b. Ibadah dalam arti luas yaitu segala gerak gerik, tingkah laku serta perbuatan yang mempunyai 3
tanda :
1. Niat yang ikhlas sebagai titik tolaknya
2. Keridhoan Allah sebagai titik tujuannya
3. Amal sholeh sebagai garis amanah
Ibadah adalah kebaktian yang hanya ditunjukkan kepada Allah, mengambil petunjuk hanya
darinya saj tentang segala persoalan hidup dan akhirat dan kemudian mengadakan hubungan
yang terus menerus dengan Allah tentang semua itu.
Sesungguhnya sholat, puasa, zakat, haji dan seluruh amal ibadah lainnya pada dasarnya
hanyalah merupakan pintu pintu ibadah atau stasiun tempat orang berhenti untuk menambah
bensin jika di ibaratkan. Namun jalan itu, sendiri seluruhnya merupakan ibadah, termasuk sema
ritus ritus dan gerak gerik serta semua pikiran, perasaan, semua adalah ibadah tujuannya Allah.
Jadi kesimpulannya, ibadah merupakan seluruh aspek kehidupan. Tidak terbatas pada saat
saat singkay yang di isi dengan cara cara tertentu. Suatu ibadah mempunyai nilai yaitu jalan
hidup dan seluruh aspek kehidupa dan merupakan tingkah laku, tindak tanduk, pikiran dan
perasaan semata mata untuk Allah, yang di bangun dengan suatu sistem yang jelas, yang di
dalamnya terlihat segalanya yang pantas dan tidak pantas.
Sebagaimana dalam firmannya : “Katakanlah, Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.” QS. Al An’am : 162
Pekerjaan yang kita anggap sebagai kesibukan duniawi, sesungguhnya merupakan ibadah
kepada Allah asalkan dalam mengerjakannya kita menjaga diri pada batas batas yang telah di
tentukan Allah dan RasulNya. Bila setelah menjalankan semua ibadah ini seumur hidup kita
menjadi pencerminan ibadah kepada Allah maka tidak ragu lagi shalat kita adalah shalat yang
benar, puasa kita adalah puasa yang benar, haji kita adalah haji yang benar.
2. IBADAH MAHDHAH
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Salah satunya adalah ibadah mahdhah. Ibadah mahdhah adalah
ibadah yang dari segi perkataan, perbuatan telah didesign oleh Alloh SWT kemudian diperintahkan
kepada Rasulullah untuk mengerjakannya. Seperti sholat fardu 5 kali, ibadah puasa ramadhan dan haji.
Semuanya adalah bentuk paket dari Allah turun kepada Rasulullah kemudian wajib ditirukan oleh
umatnya tanpa boleh menambah atau memperbaharui sedikitpun.Ibadah mahdhah atau ibadah khusus
ialah ibadah yang apa saja yang telah ditetapkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-
perinciannya. Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:
a. Ibadah mahdhah keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari al-Quran maupun
al- Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya.
Haram kita melakukan ibadah ini selama tidak ada perintah.
b. Tatacara ibadah mahdhah harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutus rasul oleh
Allah adalah untuk memberi contoh:
64 وماارس))))))))))))))))))))))))))))))لنا من رس))))))))))))))))))))))))))))))ول اال ليط))))))))))))))))))))))))))))))اع ب))))))))))))))))))))))))))))))اذن هللا … النس))))))))))))))))))))))))))))))آء
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul kecuali untuk ditaati dengan izin Allah…(QS. 4: 64).
Atau dengan kata lain definisi dari Ibadah Ghairu Mahdhah atau umum ialah segala amalan yang
diizinkan Allah.
a. Prinsip-prinsip dalam ibadah
Prinsip-prinsip ibadah ini ada 4:
1) Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang. Selama Allah dan Rasul-Nya
tidak melarang maka ibadah bentuk ini boleh diselenggarakan. Selama tidak diharamkan oleh
Allah, maka boleh melakukan ibadah ini.
2) Tatalaksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasulullah s.a.w., Karenanya dalam ibadah
bentuk ini tidak dikenal istilah “bid’ah” , atau jika ada yang menyebutnya, segala hal yang tidak
dikerjakan rasul bid’ah, maka bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadah
mahdhah disebut bid’ah dhalalah.
3) Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya, manfaat atau
madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika sehat, buruk,
merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan.
4) Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh dilakukan.
Maka segala bentuk kegiatan baik yang ditujukan untuk meraih ridha Allah masuk ke dalam
ranah ibadah ghairu Mahdhah.
b. Ibadah yang tergolong dalam Ghairu Mahdhah
1) Sedekah
Keutamaan sedekah :
Dari ka’ab bin ‘Ujrah berkata, nabi bersabda : “Shadaqah memadamkan kesalahan sebagaimana
sebogkah es mencair diatas batu karang “ (HR, Ibnu Hibban).
Kandungan hadis : Bahwa shodaqoh itu akan menyucikan jiwa dan membersihkannya dari setiap
dosa / kesalahan.
2) Tolong Menolong
Keutamaan tolong menolong :
Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah sodaqoh yang paling afdol. (HR. Ibnu Abi Ad-
Dunia dan Asysyihaab)
Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR.
Ahmad)
Seorang menjadi kuat karena banyak kawannya. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan Asysyihaab
Kandungan hadis : tolong menolong termasuk sedekah, dan Allah selalu menolong manusia yang
mau menolong sesamanya
3) Dakwah
Keutamaan dakwah kepada Allah ;
Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah bersabda: “barangsiapa yang berdakwah kepada
petunjuk maka akan mendapat pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala
mereka sedikitpun”.(HR Muslim : 6804).
Kandungan hadis ; bagi orang yang berdakwah sesuai degan petunjuk, artinya sesuai degan
ajaran islam secara benar, maka orang itu akan mendapatkan pahala dan tidak akan dikurangi
pahalanya sedikitpun.
4) Belajar
Keutamaan mencari ilmu / belajar :
Rasulullah bersabda : “ barangsiapa yang kedatangan ajal sedang ia masih menuntut ilmu maka
ia akan bertemu degan Allah dimana tidak ada jarak antara para nabi kecuali satu derajat
kenabian (HR. Tabarani).
Kandungan hadis ; Mencari ilmu adalah amal yang mulia dan terpuji khususnya ilmu agama
islam, sebab dengan menekuni ilmu agama berarti telah merintis jalan untuk mencari ridho
Allah, dengan ilmu ia dapat menghindari larangan-larangan Allah dan menjalankan perintah
Allah, karena itulah para malaikat selalu melindungi orang yang sedang menuntut ilmu dan kelak
dihari akhir mereka akan mendapat kemuliaan yang hanya terpaut satu derajat degan nabi.
5) Dzikir
Keutamaan berdzikir ;
Dari Abu Hurairah dan Abu sa’id Al Kudri dari Nabi bersabda :” Tidaklah suatu kaum duduk
berdzikir kepada Allah kecuali mereka akan dinaungi malaikat, diliputi rahmat, diliputi sakinah,
dan Allah menyebut nama-nama mereka dihadapan makhluk-makhluk lain di sisinya”.
Kandungan hadis : jika dalam suatu kaum berdzikir maka dia akan selalu dibawah naungan
malaikat, dan selalu diliputi rahmat dari Allah dalam hidupnya, dan selalu didekati ketenangan
dalam hidupnya.
6) Menyingkirkan gangguan dijalan
Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda : “ ketika seseorang berjalan disuatu jalan, dan dia
mendapatkan ranting yang berduri kemudian ia mengambilnya maka Allah bertrimakasih
padanya dan mengampuninya”. (HR. Mutafaqun ‘alaihi: 652,4940).
Kandungan hadis : menyingkirkan ranting, bisa diartikan degan segala sesuatu yang dapat
mengganggu perjalanan manusia lainnya, hendaklah ketika kita melewatinya mau
menyingkirkanya, maka kita akan mendapat pahala dan ampunan dari Allah SWT.
7) Bekerja
Dalam Hadis Qudsi yang berbunyi : “Allah berfirman kepada malaikat ynag diserahi tugas
mengurus rezeki-rezeki anak Adam : “siapapun hambaKu yang kamu dapati dia menuju cita-cita
yang satu (bertaqwa menuju ridho Illahi). Maka jaminlah oleh kamu rezekinya dari langit dan
bumi dan siapapun hambaKu yang kamu dapati mencari rezekinya itu dengan adil, maka
murnikanlah dan mudahkanlah rezeki itu baginya , dan jika dia melanggar ketentuan yang
demikian degan cara lain biarkanlah ia berbuat sekehendak hatinya kemudian ia pasti tidak akan
dapat mencapai derajat diatas dari apa yang telah Aku tentukan baginya (diriwayatkan oleh Abu
Nua’im dari Abu hurairah).
Kandungan hadis : Allah menganjurkan manusia untuk bekerja degan cara yang baik dan adil
(halal), maka Allah akan memudahkan rezekinya melalui malaikat yang bertugas mengurusi
rezeki-rezeki manusia, dan apabila ia bekerja dengan cara tidak baik, maka Allah tidak akan
memberikan derajat yang baik kepadanya.
4. FUNGSI IBADAH
Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam:
“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.”Atas landasan itulah manusia akan terbebas dari penghambaanterhadap manusia,
harta benda dan hawa nafsu.
5. HIKMAH IBADAH
a. Tidak syirik. Seorang hamba yang sudah berketetapan hati untuk senantiasa beribadah
menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui
segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih bedar dari segala yang ada, sehingga tidak ada
wujud lain yang dapat mengungguli-Nya.
b. Memiliki ketakwaan. Ketakwaan yang di landasi cinta timbul karena ibadah yang di lakukan
manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah
kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia
menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika
manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban ada kalanya muncul ketidak ikhlasan,
terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak menajalankan kewajiban.
c. Terhindar dari kemaksiatan. Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi
tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang di
lakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai dimanapun manusia
berada.
d. Berjiwa sosial, artinya ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan
lingkungan sekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang
dikerjakannya. Sebagaimana ketika melalukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya lapar yang
biasa dirasakan oleh orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih
memperhatikan orang lain.
e. Tidak kikir, harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah SWT
yang seharusnya diperuntukan untuk kemslahatan umat. Tetapi karena kecintaan manusia yang
begitu besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya. Berbeda dengan
hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahihartanya di jalan Allah SWT. Ia
menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk
keperluannya semata-mata sebagai bekal di akhirat yang di wujudkan dalan bentuk pengorbanan
harta untuk keperluan umat.
6. MAKNA SPIRITUAL IBADAH BAGI KEHIDUPAN SOSIAL
Pengertian ibadah dalam kehidupan masyarakat ialah pengabdian kepada Allah dalam
bentuk shalat, puasa, zakat, haji dzikir dan membaca Al-Quran. Ini karena kehidupan tidak hanya
untuk berurusan dengan hal-hal tersebut melainkan untuk hal-hal yang menyeluruh, mencakup
seluruh aspek yang dibutuhkan manusia seperti berdagang, bertani dan bekerja, mencari ilmu dan
sebagainya guna mempertahankan dan mengembangkan kehidupan itu sendiri. Maknanya
manusia harus menerapkan apa yang telah disebutkan dalam Al-Quran dan Hadist ke dalam
kehidupan sosial.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dari makalah ini adalah bagaimana kita sebagai makhluk yang lemah harus
mentaati peraturan beribadah kepada Sang Maha Kuasa. Berbagai macam aturan telah ditetapkan
dalam Al-Quran dan Hadist. Sebagai manusia kita tidak bisa mengetahui semua asal-usul
peraturan ibadah tersebut. Ada peraturan yang bisa dijangkau akal manusia dan ada pula yang
tidak bisa di jangkau akal manusia. Sebagai makhluk kecil di muka bumi sudah seharusnya
manusia taat kepada semua aturan beribadah karena ibadah adalah kewajiban bagi manusia.
Beribadah memberikan manfaat yang sangat besar bagi mausia meskipun terkadang tidak
langsung bisa di rasakan di muka bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Wahid, Bali. 2006. 474 IBADAH SALAH KAPRAH. Jakarta. Amzah