Kelompok 12
Kelompok 12
Kelompok 12
SEKOLAH
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah :
Bimbingan Konseling Islam
Disusun Oleh :
Kelompok XII
TBI-3 / Semester V
Dosen Pengampu :
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami ucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling Islam yang berjudul “Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di Sekolah”.
Makalah ini telah kami susun dengan benar dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap kiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca untuk mengetahui seputar
bimbingan konseling .
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasannya. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari bapak Ismail
Ahmad Siregar, S. Pd.i, M. Pd selaku dosen pada mata kuliah Bimbingan Konseling
Islam, dan teman-teman sekalian demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis,
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan upaya yang dilakukan seseorang
pembimbing untuk membantu mengoptimalkan individu. Bimbingan merupakan
bagian dari program pendidikan secara keseluruhan yang membantu
mengembangkan kesempatan yang dimiliki individu dan pemberian layanan secara
khusus dimana layanan yang diberikan setiap individu dapat berkembang secara
optimal melalui kemampuan dan kapasitas secara bebas.
Tujuan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi seseorang terutama
dalam program pendidikan ialah agar individu mampu merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir, serta kehidupan di masa yang akan datang.
Bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki seseorang, sehingga orang yang bersangkutan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, penyesuaian dengan
lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerja.
Dalam pelaksanaannya, bimbingan konseling itu dilaksanakan oleh guru
Bimbingan dan Konseling dibantu oleh beberapa pihak seperti wali kelas, guru mata
pelajaran, kepala sekolah dan orang tua siswa. Agar pelaksanaan bimbingan
konseling berjalan dengan baik maka pihak-pihak yang berlaku harus mematuhi
peraturan yang berlaku. Maka dari itu disini pemakalah akan membahas tentang
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Pada makalah, akan dibahas beberapa subjudul diantaranya: 1) Ruang lingkup
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD, SMP dan SMA, 2) Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling di SD, SMP dan SMA, 3) Layanan Bimbingan dan
Konseling di SD, SMP dan SMA
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja ruang lingkup pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD,
SMP dan SMA?
2. Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD, SMP dan
SMA?
3. Apa saja layanan bimbingan dan konseling di SD, SMP dan SMA?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup pelaksanaan bimbingan dan
konseling di SD, SMP dan SMA
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di
SD, SMP dan SMA
3. Untuk mengetahui apa saja layanan bimbingan dan konseling di SD,
SMP dan SMA
BAB II
PEMBAHASAN
1
Hellen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), hlm. 84.
2
Prayitno, Konseling Perorangan, (Padang: Universitas Negeri Padang, 2005), hlm. 52.
3
Prayitno, Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), (Jakarta:
Ghalia, 1995), hlm. 61.
4
Achmad dkk., Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: Refika Aditama,
2005), hlm. 17
Tujuan dari layanan bimbingan kelompok yaitu untuk mengembangkan
langkah-langkah bersama untuk menangani permasalahan yang dibahas di dalam
kelompok, dengan demikian dapat menumbuhkan hubungan yang baik antar
anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antar individu, pemahaman
berbagai situasi dan kondisi lingkungan, dapat mengembangkan sikap dan
tindakan nyata untuk mencapai hal-hal yang diinginkan sebagaimana terungkap
di dalam kelompok.5
c. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal adalah kegiatan layanan yang diberikan kepada
sejumlah peserta didik atau konseli dalam satu rombongan belajar dan
dilaksanakan di kelas dalam bentuk tatap muka antara guru BK atau konselor
dengan peserta didik atau konseli.6 Winkel dan Hastuti menyatakan bahwa
bimbingan klasikal merupakan usaha-usaha yang dilakukan konselor untuk
membekali siswa dengan pengetahuan maupun pemahaman pesrta didik
mengenai lingkungan hidupnya dan proses perkembangannya. Layanan
bimbingan klasikal diberikan kepada peseta didik untuk memberikan informasi
terkait lingkungan hidupnya seperti informasi tentang lingkungan sekolahnya,
keluarga, sekolah lanjutan, dunia pekerjaan maupun lingkungan masyarakat.7
Tujuan dari layanan bimbingan klasikal ini adalah untuk membantu
peserta didik atau konseli agar dapat mencapai kemandirian dalam
kehidupannya, perkembangan yang utuh dan optimal. Dalam pelaksanaan
bimbingan klasikal, guru bimbingan dan konseling atau konselor perlu
menyusun RPL dan laporan pelaksanaan bimbingan klasikal
5
Hellen, Bimbingan dan Konseling, hlm. 73.
6
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar (SD), (Jakarta: Kementran Pendidikan
dan Kebudayaan, 2016), hlm. 71-72. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Panduan
Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP), hlm.
63. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Panduan Operasional Penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (SMP), hlm. 62.
7
Winkel dan Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta:
Media Abadi, 2006), hlm. 166.
Bimbingan kelas besar/lintas kelas merupakan layanan bimbingan klasikal
yang melibatkan peserta didik/konseli dari sejumlah kelas pada tingkatan kelas
yang sama dan atau berbeda sesuai dengan tujuan layanan. Bimbingan lintas
kelas merupakan kegiatan yang bersifat pencegahan, pemeliharaan, dan
pengembangan. Materi bimbingan kelas besar atau lintas kelas diantaranya
pengenalan lingkungan sekolah, bridging course (masa orientasi sekolah), hari
karir, seminar bahaya narkoba, keamanan berlalu lintas, talkshow reproduksi
sehat, internet sehat, literasi digital, dan kunjungan ke SMA/SMK juga ke
perguruan tinggi. Nara sumber bimbingan kelas besar/lintas kelas adalah guru
bimbingan dan konseling atau konselor, alumni, tokoh masyarakat/agama, dan
ahli atau pihak yang relevan lainnya.
Dalam pelaksanaan bimbingan kelas besar/lintas kelas, guru bimbingan
dan konseling atau konselor perlu menyusun RPL dan laporan pelaksanaan
bimbingan kelas besar atau lintas kelas.
d. Layanan Advokasi
Advokasi adalah pendampingan kepada peserta didik/konseli yang
mengalami permasalahan (konflik) dengan orang lain (teman, guru, orang tua,
dan lain-lain), perlakuan tidak mendidik, salah, diskriminatif, malpraktik,
kekerasan, pelecehan, dan tindak kriminal dengan cara mempengaruhi cara
berpikir, berperasaan dan bertindak untuk mendukung pencapaian
perkembangan optimal peserta didik. Pelaksanaan satu kali advokasi dihargai
setara dengan satu jam pelajaran.
Adapun tujuan dari Advokasi ini adalah Mengubah cara pandang dan cara
bertindak peserta didik, orang tua, pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan
satuan pendidikan, serta stakeholder lain yang berkepentingan dalam rangka
menyelesaikan permasalahan peserta didik/konseli.
8
Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm. 56.
9
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia, Panduang Khusus Bimbingan dan
Konseling: Pelayanan Arah Peminatan Peserta Didik Pada Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah (SD/MI, SMP/MTS/SMPLB, SMA/MA/SMALB), (Jakarta: Abkin, 2013), hlm. 23.
terampil membua keputusan, mengembangkan tujuan, dan menyelesaian berbagai
persoalan secara bijak.
Adapun langkah-langkah Layanan peminatan pada sekolah dasar mengikui
langkahh-langkah sebagai berikut.
a. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam layanan peminatan
peserta didik antara lain prestasi belajar, prestasi non akademik, nilai
ujian nasional, pernyataan minat peserta didik, cita-cita, perhatian orang
tua dan diteksi potensi peserta didik. Teknik yang digunakan untuk
mendapatkan data peminatan dibahas pada Bab II naskah panduan ini.
Semakin banyak data yan dikumpulkan dan dapat dianalisis secara
benar, maka ketepatan penetapan peminaan peserta didik akan semakin
tinggi.
b. Pemilihan dan Penetapan Peminatan Pada jenjang pendidikan dasar
yaitu SD tidak ada pilihan peminatan mata pelajaran. Pelayanan BK di
SD dilakukan oleh Guru Kelas untuk membantu peserta didik
menanamkan minat belajar, mengatasi masalah minat belajar dan
mengalami kesulitan belajar secara antisipatif (preventive).
c. Pendampingan Pelayanan peminatan peserta didik merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dan terintegrasi dalam program pelayanan BK
pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar. Artinya, program
pelayanan BK pada setiap satuan pendidikan harus memuat kegiatan
peminatan peserta didik.
d. Pengembangan dan Penyaluran Mengarahkan peserta didik SD untuk
memahami bahwa pendidikan di SD merupakan pendidikan wajib yang
harus dikuti oleh seluruh warga negara Indonesia dan setamatnya dari
SD/MI harus dilanjutkan ke studi di SMP, dan oleh karenanya peserta
didik perlu belajar dengan sungguh-sungguh dan meminati semua mata
pelajaran.
e. Monitoring dan Tindak Lanjut Guru bimbingan dan konseling/konselor
dan guru kelas secara kolaboratif melakukan monitoring kegiatan
peserta didik secara keseluruhan dalam menjalani program pendidikan
yang diikutinya, khususnya peminatan pendalaman mata pelajaran.
Perkembangan dan berbagai permasalahan peserta didik di dalam
mengikuti program pendidikan di sekolah perlu diantisipasi, dievaluasi
dan ditindaklanjuti melalui pelayanan bimbingan dan konseling secara
tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan pelaksanaan bimbingan dan konseling mencakup semua komponen
dan bidang layanan melalui layanan langsung, layanan melalui media, serta tugas
tambahan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan (guru pembelajar) guru
bimbingan dan konseling. Pelaksanaan bimbingan konseling dilakukan oleh guru
BK sendiri dengan bantuan pihak-pihak lain seperti orang tua siswa, masyarakat.
Tugas dari guru BK sendiri diantaranya adalah merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi, melaporkan program bimbingan dan konseling serta
menindaklanjuti sesuai dengan tanggung jawab. Menjalin kerjasama dengan guru
kelas dalam rangka membantu peserta didik memperoleh layanan pribadi, sosial
dan karirnya. Juga menjalin kerjasama dengan pihak lainnya yang dibutuhkan saat
kegiatan konseli seperti guru kelas, orang tua murid, masyarakat dan lain-lain.
Adapun layanan dalam bimbingan konseling diantaranya adalah: A) Layanan
Pribadi, yang terdiri dari 1) Konseling individu, 2) konseling kelompok, 3)
bimbingan klasikal, 4) bimbingan kelas besar/lintas kelas, 5) advokasi. B) Layanan
Melalui Media, yaitu berupa: 1) Papan bimbingan dan konseling, 2) kotak masalah,
3) media inovatif bimbingan dan konseling.
B. Saran
Kami harap kepada para pembaca agar bisa memhami makalah tentang
pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah ini agar kiranya kita sebagai
seorang, mahasiswa, guru maupun calon guru memahami bagaimana pelaksanaan
bimbingan konseling yang baik dan benar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad dkk.. 2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika
Aditama.
iii