Kitab Hosea

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Kitab Hosea

Kitab Hosea (disingkat Hosea; akronim Hos.) merupakan salah satu kitab yang termasuk


dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya menjadi kitab pertama dalam
kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di
dalam Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab
kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang
lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir.
Nama
Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Hosea bin Beeri, nabi yang hidup
di Kerajaan Israel Utara (Samaria) pada zaman pemerintahan Raja Yerobeam bin Yoas.
Nama "Hosea" sendiri merupakan serapan dari kata dalam bahasa bahasa Ibrani: ַ‫הֹוֵׁש ע‬
(Hosyea), yang awalnya secara harfiah berarti "selamatkan" dalam modus imperatif, lalu
berkembang menjadi arti "keselamatan".
Isi
Kitab Hosea diyakini ditulis oleh nabi Hosea dan (kemungkinan juga) oleh para pengikutnya
yang tidak diketahui namanya. Kitab ini merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian
Lama yang termasuk dalam kitab nabi-nabi kecil. Kitab ini mengutuk penduduk Kerajaan
Israel Utara atas tindakan mereka kepada Allah selama masa kemunduran dan kejatuhan
bangsa itu. Kata Khesed dalam kitab ini mengantar pembaca kitab Hosea kepada inti kitab
tersebut. Bagi Hosea, agama merupakan suatu hubungan dengan Allah. pandangannya
tersebut mewarnai segala segi agama. Berkaitan dengan siapa Hosea, tidak terdapat
keterangan mengenai siapa Hosea itu dan keluarganya. Sedikit yang diketahui mengenai
Hosea adalah ia merupakan seorang Israel dan merupakan penduduk dari bangsa Israel.
Hosea memberitahukan kepada Israel bahwa mereka harus menyesali perbuatan mereka dan
kembali kepada Tuhan. Dia menunjukkan bahwa Allah bangsa Israel merupakan Allah yang
sabar dan pengasih yang mengingat janji-Nya kepada orang yang beriman kepada-
Nya. Penekanan ini ditunjukkan dalam Hosea 2:19.
Garis besar
1. Perkawinan sang nabi menggambarkan hubungan antara bangsa Israel dengan
Tuhannya dalam Hosea 1:1-Hosea 3:5.
2. Hosea menegur kejahatan, kesombongan, dan pemujaan dewa yang dilakukan oleh
bangsa Israel dalam Hosea 4:1-Hosea 8:5.
3. Penghukuman yang pasti berlaku dalam Hosea 9:1-Hosea 10:5.
4. Kemenangan kasih dan belas kasihan Tuhan dalam Hosea 11:1.
5. Ketidaksetiaan dan pemberontakan Israel akan berakhir dengan penghukuman dan
kehancuran dalam Hosea 11:12-Hosea 13:16.
6. Belas kasihan Tuhan bagi orang-orang yang sabar dalam Hosea 14:1.
Naskah sumber
 Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
 Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
 Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:
o 4Q78c (4QXIIc)
o 4Q79d (4QXIId)
o 4Q82g (4QXIIg)
o Komentari Kitab Hosea 4Q166 (4QpHosa)
Di antara Naskah Laut Mati ditemukan fragmen Komentari Kitab Hosea yang diperkirakan
dibuat sebelum abad pertama SM.
Perikop
Judul perikop dalam Kitab Hosea menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai
berikut.
Riwayat pernikahan dan keluarga Hosea
 Judul (1:1)
 Keluarga Hosea sebagai gambaran Israel yang tidak setia (1:2–9)
 Janji tentang keselamatan (1:10–12)
 Israel ditolak dan dipulihkan (2:1–22)
 Diterima kembali, tetapi dianggap sepi (3:1–5)
Peringatan atas Efraim dan Israel yang tidak taat
 Menentang imam dan bangsa yang tidak setia (4:1–19)
 Ancaman terhadap Israel serta pemimpin-pemimpinnya (5:1–7)
 Israel mencari pertolongan di mana-mana tetapi sia-sia (5:8–14)
 Pertobatan yang pura-pura dari pihak orang Israel (5:15 – 6:6)
 Efraim tidak mau bertobat (6:7 – 7:2)
 Dosa Israel di bidang agama dan kenegaraan (7:3–16)
Hukuman atas Efraim dan Israel yang tidak taat
 Keruntuhan Israel sebagai akibat kedurhakaannya (8:1–14)
 Tidak akan ada sukacita dalam pembuangan (9:1–9)
 Akibat ketidaktaatan Israel (9:10–17)
 Hukuman karena penyembahan berhala (10:1–8)
 TUHAN kecewa terhadap Efraim (10:9–15)
Kasih dan murka Allah atas Efraim dan Israel yang tidak taat
 Kasih TUHAN mengalahkan kedegilan orang Israel (11:1–11)
 Efraim dan Yakub bapa leluhurnya (12:1–15)
 Murka TUHAN akan menimpa Efraim (13:1 – 14:1)
 Tentang pertobatan dan janji (14:2–9)
 Penutup (14:10)
Latar belakang
Hosea berada dalam sebuah masa di mana bangsa Israel sedang mengalami kekacauan akibat
tidak mengandalkan Tuhan. Ia berada pada masa tahta kerajaan Asyur sedang direbut oleh
seorang yang bernama Tiglath-Pileser III. Zaman kemakmuran raja Yerobeam pun berubah
menjadi zaman kekecewaan. Dalam situasi seperti ini Israel justru tidak mengandalkan Tuhan
tetapi mengandalkan kekuatan bangsa lain dengan cara bersekutu dengan Asyur. Ia juga
hidup dan melihat bagaimana bangsa Israel dikalahkan dan dibuang setelah penyerangan
bangsa Asyur yaitu pada masa 722 Sebelum Masehi. Israel mengalami kemakmuran dan
kemenangan ketika berada dibawah pemerintahan Yorebeam II. Yorebeam II memerintah
selama 41 tahun. Namun, di balik kemakmuran dan kemenangan tersebut terdapat korupsi
dan kemerosotan spiritual merajalela. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi dan moral
bangsa Israel semakin memburuk. Keadaan tersebut membuka jalan pada kejatuhan
Israel. Selain itu, realitas sosial yang terjadi pada saat itu juga tidak cukup baik. Hal ini
dibuktikan dengan penekanan baik oleh pemilik tanah juga raja kepada petani. Hal ini
menyebabkan para petani melakukan migrasi dari peternakan ke kota.
Muatan teologis
Dalam kitab Hosea terdapat beberapa muatan-muatan teologis seperti dosa, anugerah dan
lainnya. Muatan-muatan teologis dalam kitab Hosea adalah sebagai berikut.
Dosa
Pandangan Hosea mengenai dosa tidak jauh berbeda dengan pandangan Amos. Hosea
memandang bahwa dosa akan menyebabkan Israel akan jatuh ke dalam pembuangan. Hal ini
terkait dengan makna dari nama-nama anak hosea yaitu Yizreel yang merujuk pada hukuman
atas Israel, Lo-Ruhama yang berarti Allah tidak mengasihani, dan Lo-Ami yang berarti
sebuah penyangkalan terhadap Israel sebagai umat Allah. Dalam Hosea 4:11 digambarkan
bahwa dosa adalah sesuatu yang mengacaukan, menyesatkan, dan mencemarkan segala
sesuatu yang disentuhnya.
Anugerah
Pandangan mengenai anugrah dibagi ke dalam tiga hal. Bagian pertama merupakan anugrah
pada waktu lampu di mana Allah telah mengambil prakarsa memanggil Israel yang terdapat
dalam Hosea 11:1. Bagian kedua merupakan anugrah masa kini yang merupakan
pengharapan dari bangsa Israel. Anugrah dalam hal ini berfungsi sebagai suatu cara Allah
untuk mengembalikan Israel kepada Allah. Bagian akhir adalah anugrah pada masa
mendatang di mana anugrah dipahami sebagai suatu harapan bahwa Israel akan kembali
kepada Allah.
Pertobatan
Dalam Hosea 6:1 merupakan pasal yang dapat dilihat sebagai suatu pertobatan. Pasal ini
pertama-tama dapat dilihat sebagai pertobatan sejati. Pertobatan bagi nabi Hosea merupakan
hal yang sukar. Hosea melihat bahwa pertobatan haruslah secara rasional dan diucapkan serta
dilakukan dengan jelas.
Pengetahuan akan Allah
Menurut Hosea, pengetahuan memimpin manusia untuk berbuat sesuatu. Baginya, kurangnya
pengetahuan akan Allah mempunyai akibat yang bermacam-macam, salah satunya adalah
kejahatan seperti sumpah palsu, berdusta, dan sebagainya. Hosea mempunyai keyakinan
bahwa apabila bangsa Israel dibimbing untuk mempunyai pengetahuan yang sungguh akan
Allah maka kelakuan dari bangsa Israel akan berubah.
KITAB YOEL
Kitab Yoël atau Kitab Yoel (disingkat Yoël; akronim Yl.) merupakan salah satu kitab yang
termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi
kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani,
kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk
dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir.
Nama
Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yoël bin Petuel, nabi Yahudi yang
diperkirakan hidup jauh setelah pembuangan ke Babel, tepatnya pada abad ke-5 SM
saat Yudea menjadi provinsi di bawah Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Nama "Yoël" sendiri
merupakan serapan dari kata dalam bahasa bahasa Ibrani: ‫( יֹו ֵאל‬Yoel), yang diperkirakan
merupakan gabungan dari nama Allah ‫( יה‬Yah) dan kata ‫( אֵל‬el, har. "Allah/Tuhan"). Oleh
karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti "Yahweh adalah Allah" atau "yang baginya
Yahweh adalah Allah".
Isi
Kitab ini berisi nubuat-nubuat yang datang kepada nabi Yoël bin Petuel. Tema besar kitab ini
adalah: Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan. Pemberitaan tentang Hari Tuhan oleh
nabi Yoël bukanlah baru pertama kalinya diberitakan, sebelumnya sudah pernah diberitakan
oleh nabi-nabi terdahulu seperti nabi Amos. Kitab Yoël menceritakan tentang bencana yang
menimpa umat Israel dan ajakan nabi Yoël kepada para imam dan seluruh umat untuk
bertobat. Bencana alam merupakan pendahuluan sebelum datangnya Hari Tuhan atau akhir
zaman.
Struktur dari Kitab Yoël terbagi sebagai berikut:
 Bagian pertama: Tulah Belalang (Yoel 1:1–2:17)
1. Yoel 1:1–4, tentang kerusakan yang ditimbulkan belalang.
2. Yoel 1:5–20, berisi seruan nabi Yoël untuk meratap.
3. Yoel 2:1–11, tentang tanda akan bahaya besar.
4. Yoel 2:12–17, berisi ajakan kepada umat agar bertobat.
 Bagian kedua: Jawaban Tuhan kepada Israel dan segala bangsa (Yoel 2:18–3:21)
1. Yoel 2:18–27, tentang belas kasih Tuhan pada umat.
2. Yoel 2:28–32, tentang berkat bagi umat.
3. Yoel 3:1–17, berisi tentang penghakiman segala bangsa.
4. Yoel 3:18–21, tentang kehadiran Tuhan di Yerusalem.
Deskripsi
Bencana di Israel
Nabi Yoël menyerukan tentang bencana alam yang akan menimpa Israel yaitu munculnya
kawanan belalang yang memakan habis tumbuhan di seluruh penjuru negeri. Akibatnya,
terjadi kelaparan hebat yang mengancam pelaksanaan ibadat korban (Yoel 1:2–5; 2:1–
11). Disusul dengan datangnya musim kemarau yang panjang sehingga membuat tanah
kering dan mematikan kehidupan tumbuhan dan hewan (Yoel 1:9–12; 16–20). Bagi nabi
Yoël, semua bencana tersebut menandakan bahwa umat dan bangsa-bangsa yang lain akan
segera mendapatkan penghakiman dari Allah. Datangnya belalang dan bencana kekeringan
menjadi pertanda akan kedatangan hari Tuhan yang menakutkan seperti yang diberitakan
oleh nabi Amos (Amos 5:18–20) dan Zefanya (Zefanya 1:7; 14–18).
Hari Tuhan
Kedatangan hari Tuhan ditandai dengan munculnya belalang perusak yang mengancam
kota Yerusalem dan tanah Yehuda. Ini membuktikan bahwa umat belum menyadari
kedatangan Hari Tuhan yang benar-benar akan terjadi sehingga mereka diajak untuk berbalik
kembali kepada Allah melalui pertobatan dengan sungguh-sungguh. Walaupun pada bagian
awal kitab ini digambarkan keadaan umat dan seluruh kota berada di ambang kehancuran
tetapi pada penjelasan tentang Hari Tuhan menegaskan bahwa penghakiman akhir itu pun
akan tiba juga. Orang-orang yang beriman pada Tuhan tidak akan menerima penghukuman
sedangkan mereka yang melawan kehendak-Nya akan dihukum. Uniknya dalam kitab Yoël,
sama sekali tidak disebutkan tentang dosa atau kesalahan khusus yang dilakukan
umat. Dalam kitab ini umat dipanggil untuk mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan
dengan berlaku rendah hati selama menjalani hidup di dunia.
Struktur
Pasal 1
 Pasal ini terdiri dari 20 ayat, diawali dengan judul yang mengandung identitas
nabi Yoël: "Firman TUHAN yang datang kepada Yoël bin Petuel."(Yoel 1:1) dan
berpusat pada "Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN" yang berlanjut
sampai pasal 2 ayat 11.
 Struktur:
1. Yoel 1:1 = Judul
2. Yoel 1:2–4 tentang kerusakan yang ditimbulkan belalang.
3. Yoel 1:5–20 berisi seruan nabi Yoël untuk meratap
Pasal 2
 Pasal ini terdiri dari 32 ayat, berpusat pada "Tulah belalang sebagai hukuman
TUHAN" yang dimulai dari pasal 1 ayat 2 serta belas kasih Tuhan bagi umat-Nya.
 Struktur:
1. Yoel 2:1–11 tentang tanda akan bahaya besar.
2. Yoel 2:12–17 berisi ajakan kepada umat agar bertobat.
3. Yoel 2:18–27 tentang belas kasih Tuhan pada umat.
4. Yoel 2:28–32 tentang berkat bagi umat
Pasal 3
 Pasal ini terdiri dari 21 ayat yang berpusat pada hukuman TUHAN atas musuh-musuh
Israel dan berkat untuk umat Tuhan.
 Struktur:
1. Yoel 3:1–17 berisi tentang penghakiman segala bangsa.
2. Yoel 3:18–21 tentang kehadiran Tuhan di Yerusalem.
Naskah sumber
 Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M)
 Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM)
 Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama:
o 4Q78c (4QXIIc)
o 4Q82g (4QXIIg)
o Wadi Murabba’at Minor Prophets (MurXII)
Kepengarangan
Kitab ini diyakini ditulis oleh Yoël atau pengikutnya yang mencatat nubuat yang diterima
nabi itu dari Tuhan. Yoël adalah seorang nabi yang bernubuat di tanah Yehuda tepatnya di
pusat kota Yerusalem. Nama Yoël sendiri adalah nama yang umum di Israel yang
artinya Tuhan (="Yah" dari "YHWH") adalah Allah (="El"). Ia dikenal sebagai nabi kultis
oleh karena ia bertugas di sekitar Bait Allah. Ia banyak menekankan pada upacara imamat
dan berbagai perayaan keagamaan. Yoël memperkenalkan dirinya sebagai "bin Petuel" atau
anak Petuel.
Tidak ada keterangan apapun mengenai waktu penulisan kitab Yoël, karena kitab ini tidak
menyebutkan raja atau peristiwa bersejarah yang diketahui tanggalnya, sehingga untuk
menetapkan waktu harus dengan memperhatikan isi kitabnya.
Ada yang beranggapan bahwa berita Yoël terjadi sementara masa awal pemerintahan Raja
Yoas (835-830 SM) yang naik takhta Yehuda pada usia 7 tahun dan tetap berada di bawah
perwalian imam besar Yoyada selama ia di bawah umur; situasi itu mungkin menjelaskan
keunggulan para imam dalam kitab ini dan tidak adanya acuan kepada raja. Tema nubuat dan
gaya sastra Yoël lebih dekat dengan nabi-nabi abad ke-8 SM, Amos, Mikha,
dan Yesaya daripada dengan nabi-nabi pasca-pembuangan
seperti Hagai, Zakharia dan Maleakhi. Semua fakta ini dan beberapa fakta lainnya cenderung
mengarah pada abad ke-9 SM sebagai latar belakang kitab ini.
Ada juga yang beranggapan bahwa pelayanan Yoël terjadi setelah orang Yahudi
dari pembuangan ke Babel kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci (~ 510-
400 SM). Pada waktu ini tidak ada raja di Yehuda dan para pemimpin rohani yang terkemuka
adalah imam. Sejumlah pertimbangan yang mendukung:
1. Peristiwa penyerakan yang disebutkan dalam Yoel 3:1–3 menandakan bahwa zaman
pembuangan telah terjadi.
2. Keadaan umat yang digambarkkan lebih menunjukkan umat pada masa setelah
pembuangan. Tidak disebutkan sama sekali tentang raja-raja. Umat dipimpin oleh
para tua-tua (Yoel 1:2; 1:14) dan para imam.
3. Pokok-pokok eskatologis yang disampaikan sangat khas dari zaman setelah
pembuangan.
Perikop
Judul perikop dalam Kitab Yoël menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai
berikut.
Hukuman bencana di Israel
 Judul (1:1)
 Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN (1:2 – 2:11)
 Seruan untuk bertobat (2:12–17)
Janji berkat untuk umat Israel dan hukuman bagi musuh-musuhnya
 Janji TUHAN kepada bangsa yang bertobat (2:18–27)
 Hari TUHAN (2:28–32)
 Hukuman atas musuh-musuh Israel (3:1–8)
 Berkat untuk umat TUHAN (3:9–21)
Analisis
Banyaknya acuan ke Sion dan pelayanan di dalam Bait Suci sepanjang kitab ini menunjukkan
bahwa ia seorang nabi kepada Yehuda dan Yerusalem. Keakrabannya dengan imam-imam
menyebabkan beberapa orang mengira bahwa dia seorang nabi "imam" (bandingkan Yeremia
28:1,5) yang mengucapkan firman Tuhan yang sejati.
Peristiwa langsung yang mengakibatkan penulisan kitab ini ialah serbuan belalang dan
musim kering yang hebat, perpaduan yang menghancurkan hampir setiap lapisan masyarakat
Yehuda. Kemampuan wabah belalang untuk melahap segala sesuatu yang hijau seluas
beberapa mil persegi cukup sering terjadi di wilayah itu pada zaman dahulu dan sekarang.
Lima ciri utama menandai kitab ini.
1. Kitab ini menjadi salah satu adikarya sastra yang terindah dalam PL.
2. Kitab ini berisi nubuat PL yang paling terkemuka tentang pencurahan Roh Kudus atas
seluruh umat manusia pada hari Pentakosta.
3. Kitab ini mencatat banyak malapetaka nasional—bencana belalang, kekeringan dan
kelaparan, kebakaran, serbuan pasukan asing, bencana-bencana di langit—sebagai
hukuman Allah atas kemerosotan rohani dan moral.
4. Kitab ini menekankan bahwa Allah kadang-kadang bekerja secara berdaulat di dalam
sejarah melalui bencana-bencana alam dan serbuan pasukan supaya mendatangkan
pertobatan, kebangunan rohani dan penebusan.
5. Kitab ini memperagakan seorang pengkhotbah kenabian yang, karena hubungannya
dekat dengan Allah dan keunggulan rohani, dapat memanggil umat Allah secara
meyakinkan untuk bertobat sebagai bangsa pada masa krisis dalam sejarah mereka
dan menghasilkan hal-hal positif melalui pertobatan itu.
Hubungan dengan Perjanjian Baru
Beberapa ayat kitab Yoël sangat menyumbang kepada berita Perjanjian Baru.
1. Nubuat tentang kedatangan Roh Kudus (Yoel 2:28–32) secara khusus dikutip Petrus
dalam khotbahnya pada hari Pentakosta (Kis 2:16-21), setelah Roh Kudus turun dari
sorga dengan kuasa atas 120 anggota gereja mula-mula dengan manifestasi-
manifestasi rohani berupa berbicara dalam bahasa roh, bernubuat, dan memuji Allah
(Kisah Para Rasul 2:4,6–8,11,17–18).
2. Ajakan Petrus kepada banyak orang yang berkumpul pada hari raya Yahudi itu
mengenai perlunya berseru kepada nama Tuhan dan menerima keselamatan telah
diilhami (sebagian) oleh apa yang dikatakan Yoël (Yoel 2:32; Yoel 3:14, lihat Kisah
Pra Rasul 2:21,37–41); Paulus juga mengutip ayat yang sama dari Yoël (lihat Roma
10:13).
3. Tanda-tanda apokaliptis di langit yang dinubuatkan Yoël akan terjadi pada akhir
zaman (Yoel 2:30–31) bukan saja dikutip oleh Petrus (Kisah Para Rasul 2:19–20)
tetapi juga diacu oleh Yesus (misalnya Matius 24:29) dan Yohanes di Patmos (Wahyu
6:12–14).
4. Nubuat Yoël tentang penghakiman Allah atas bangsa-bangsa di Lembah Yosafat
(Yoel 3:2,12–14) dikembangkan lebih jauh dalam kitab terakhir di Alkitab (Wahyu
14:18–20; Wahyu 16:12–16; Wahyu 19:19–21; Wahyu 20:7–9).
Ada unsur masa kini dan masa depan dalam semua penerapan kitab Yoël oleh Perjanjian
Baru ini. Karunia-karunia Roh yang mulai mengalir melalui umat Allah pada hari Pentakosta
masih tersedia bagi orang percaya hari ini (bandingkan 1 Korintus 12:1–14:40). Demikian
pula, ayat-ayat yang langsung mendahului nubuat Yoël tentang Roh Kudus (yaitu gambaran
masa menuai dari hujan musim gugur dan musim semi, Yoel 2:23–27) dan ayat-ayat setelah
itu (yaitu tanda-tanda di langit pada akhir zaman, Yoel 2:30–32) menunjukkan bahwa nubuat
tentang pencurahan Roh Kudus (Yoel 2:28–29) mencakup bukan hanya hujan awal Roh
Kudus pada hari Pentakosta, tetapi juga pencurahan akhir Roh Kudus atas seluruh umat
manusia pada akhir zaman. Uniknya dalam kitab Yoël, sama sekali tidak disebutkan tentang
dosa atau kesalahan khusus yang dilakukan umat. Dalam kitab ini umat dipanggil untuk
mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku rendah hati selama menjalani
hidup di dunia.

Anda mungkin juga menyukai