Kitab Yoel merupakan salah satu kitab nabi-nabi kecil yang menceritakan nubuat Nabi Yoel bin Petuel tentang hari Tuhan yang besar dan mengagumkan. Kitab ini membahas tentang bencana belalang yang menimpa umat Israel sebagai peringatan awal sebelum hari penghakiman Tuhan, serta seruan kepada umat untuk bertobat.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
349 tayangan9 halaman
Kitab Yoel merupakan salah satu kitab nabi-nabi kecil yang menceritakan nubuat Nabi Yoel bin Petuel tentang hari Tuhan yang besar dan mengagumkan. Kitab ini membahas tentang bencana belalang yang menimpa umat Israel sebagai peringatan awal sebelum hari penghakiman Tuhan, serta seruan kepada umat untuk bertobat.
Kitab Yoel merupakan salah satu kitab nabi-nabi kecil yang menceritakan nubuat Nabi Yoel bin Petuel tentang hari Tuhan yang besar dan mengagumkan. Kitab ini membahas tentang bencana belalang yang menimpa umat Israel sebagai peringatan awal sebelum hari penghakiman Tuhan, serta seruan kepada umat untuk bertobat.
Kitab Yoel merupakan salah satu kitab nabi-nabi kecil yang menceritakan nubuat Nabi Yoel bin Petuel tentang hari Tuhan yang besar dan mengagumkan. Kitab ini membahas tentang bencana belalang yang menimpa umat Israel sebagai peringatan awal sebelum hari penghakiman Tuhan, serta seruan kepada umat untuk bertobat.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9
Kitab Hosea
Kitab Hosea (disingkat Hosea; akronim Hos.) merupakan salah satu kitab yang termasuk
dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya menjadi kitab pertama dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir. Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Hosea bin Beeri, nabi yang hidup di Kerajaan Israel Utara (Samaria) pada zaman pemerintahan Raja Yerobeam bin Yoas. Nama "Hosea" sendiri merupakan serapan dari kata dalam bahasa bahasa Ibrani: ַהֹוֵׁש ע (Hosyea), yang awalnya secara harfiah berarti "selamatkan" dalam modus imperatif, lalu berkembang menjadi arti "keselamatan". Isi Kitab Hosea diyakini ditulis oleh nabi Hosea dan (kemungkinan juga) oleh para pengikutnya yang tidak diketahui namanya. Kitab ini merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang termasuk dalam kitab nabi-nabi kecil. Kitab ini mengutuk penduduk Kerajaan Israel Utara atas tindakan mereka kepada Allah selama masa kemunduran dan kejatuhan bangsa itu. Kata Khesed dalam kitab ini mengantar pembaca kitab Hosea kepada inti kitab tersebut. Bagi Hosea, agama merupakan suatu hubungan dengan Allah. pandangannya tersebut mewarnai segala segi agama. Berkaitan dengan siapa Hosea, tidak terdapat keterangan mengenai siapa Hosea itu dan keluarganya. Sedikit yang diketahui mengenai Hosea adalah ia merupakan seorang Israel dan merupakan penduduk dari bangsa Israel. Hosea memberitahukan kepada Israel bahwa mereka harus menyesali perbuatan mereka dan kembali kepada Tuhan. Dia menunjukkan bahwa Allah bangsa Israel merupakan Allah yang sabar dan pengasih yang mengingat janji-Nya kepada orang yang beriman kepada- Nya. Penekanan ini ditunjukkan dalam Hosea 2:19. Garis besar 1. Perkawinan sang nabi menggambarkan hubungan antara bangsa Israel dengan Tuhannya dalam Hosea 1:1-Hosea 3:5. 2. Hosea menegur kejahatan, kesombongan, dan pemujaan dewa yang dilakukan oleh bangsa Israel dalam Hosea 4:1-Hosea 8:5. 3. Penghukuman yang pasti berlaku dalam Hosea 9:1-Hosea 10:5. 4. Kemenangan kasih dan belas kasihan Tuhan dalam Hosea 11:1. 5. Ketidaksetiaan dan pemberontakan Israel akan berakhir dengan penghukuman dan kehancuran dalam Hosea 11:12-Hosea 13:16. 6. Belas kasihan Tuhan bagi orang-orang yang sabar dalam Hosea 14:1. Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: o 4Q78c (4QXIIc) o 4Q79d (4QXIId) o 4Q82g (4QXIIg) o Komentari Kitab Hosea 4Q166 (4QpHosa) Di antara Naskah Laut Mati ditemukan fragmen Komentari Kitab Hosea yang diperkirakan dibuat sebelum abad pertama SM. Perikop Judul perikop dalam Kitab Hosea menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Riwayat pernikahan dan keluarga Hosea Judul (1:1) Keluarga Hosea sebagai gambaran Israel yang tidak setia (1:2–9) Janji tentang keselamatan (1:10–12) Israel ditolak dan dipulihkan (2:1–22) Diterima kembali, tetapi dianggap sepi (3:1–5) Peringatan atas Efraim dan Israel yang tidak taat Menentang imam dan bangsa yang tidak setia (4:1–19) Ancaman terhadap Israel serta pemimpin-pemimpinnya (5:1–7) Israel mencari pertolongan di mana-mana tetapi sia-sia (5:8–14) Pertobatan yang pura-pura dari pihak orang Israel (5:15 – 6:6) Efraim tidak mau bertobat (6:7 – 7:2) Dosa Israel di bidang agama dan kenegaraan (7:3–16) Hukuman atas Efraim dan Israel yang tidak taat Keruntuhan Israel sebagai akibat kedurhakaannya (8:1–14) Tidak akan ada sukacita dalam pembuangan (9:1–9) Akibat ketidaktaatan Israel (9:10–17) Hukuman karena penyembahan berhala (10:1–8) TUHAN kecewa terhadap Efraim (10:9–15) Kasih dan murka Allah atas Efraim dan Israel yang tidak taat Kasih TUHAN mengalahkan kedegilan orang Israel (11:1–11) Efraim dan Yakub bapa leluhurnya (12:1–15) Murka TUHAN akan menimpa Efraim (13:1 – 14:1) Tentang pertobatan dan janji (14:2–9) Penutup (14:10) Latar belakang Hosea berada dalam sebuah masa di mana bangsa Israel sedang mengalami kekacauan akibat tidak mengandalkan Tuhan. Ia berada pada masa tahta kerajaan Asyur sedang direbut oleh seorang yang bernama Tiglath-Pileser III. Zaman kemakmuran raja Yerobeam pun berubah menjadi zaman kekecewaan. Dalam situasi seperti ini Israel justru tidak mengandalkan Tuhan tetapi mengandalkan kekuatan bangsa lain dengan cara bersekutu dengan Asyur. Ia juga hidup dan melihat bagaimana bangsa Israel dikalahkan dan dibuang setelah penyerangan bangsa Asyur yaitu pada masa 722 Sebelum Masehi. Israel mengalami kemakmuran dan kemenangan ketika berada dibawah pemerintahan Yorebeam II. Yorebeam II memerintah selama 41 tahun. Namun, di balik kemakmuran dan kemenangan tersebut terdapat korupsi dan kemerosotan spiritual merajalela. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi dan moral bangsa Israel semakin memburuk. Keadaan tersebut membuka jalan pada kejatuhan Israel. Selain itu, realitas sosial yang terjadi pada saat itu juga tidak cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan penekanan baik oleh pemilik tanah juga raja kepada petani. Hal ini menyebabkan para petani melakukan migrasi dari peternakan ke kota. Muatan teologis Dalam kitab Hosea terdapat beberapa muatan-muatan teologis seperti dosa, anugerah dan lainnya. Muatan-muatan teologis dalam kitab Hosea adalah sebagai berikut. Dosa Pandangan Hosea mengenai dosa tidak jauh berbeda dengan pandangan Amos. Hosea memandang bahwa dosa akan menyebabkan Israel akan jatuh ke dalam pembuangan. Hal ini terkait dengan makna dari nama-nama anak hosea yaitu Yizreel yang merujuk pada hukuman atas Israel, Lo-Ruhama yang berarti Allah tidak mengasihani, dan Lo-Ami yang berarti sebuah penyangkalan terhadap Israel sebagai umat Allah. Dalam Hosea 4:11 digambarkan bahwa dosa adalah sesuatu yang mengacaukan, menyesatkan, dan mencemarkan segala sesuatu yang disentuhnya. Anugerah Pandangan mengenai anugrah dibagi ke dalam tiga hal. Bagian pertama merupakan anugrah pada waktu lampu di mana Allah telah mengambil prakarsa memanggil Israel yang terdapat dalam Hosea 11:1. Bagian kedua merupakan anugrah masa kini yang merupakan pengharapan dari bangsa Israel. Anugrah dalam hal ini berfungsi sebagai suatu cara Allah untuk mengembalikan Israel kepada Allah. Bagian akhir adalah anugrah pada masa mendatang di mana anugrah dipahami sebagai suatu harapan bahwa Israel akan kembali kepada Allah. Pertobatan Dalam Hosea 6:1 merupakan pasal yang dapat dilihat sebagai suatu pertobatan. Pasal ini pertama-tama dapat dilihat sebagai pertobatan sejati. Pertobatan bagi nabi Hosea merupakan hal yang sukar. Hosea melihat bahwa pertobatan haruslah secara rasional dan diucapkan serta dilakukan dengan jelas. Pengetahuan akan Allah Menurut Hosea, pengetahuan memimpin manusia untuk berbuat sesuatu. Baginya, kurangnya pengetahuan akan Allah mempunyai akibat yang bermacam-macam, salah satunya adalah kejahatan seperti sumpah palsu, berdusta, dan sebagainya. Hosea mempunyai keyakinan bahwa apabila bangsa Israel dibimbing untuk mempunyai pengetahuan yang sungguh akan Allah maka kelakuan dari bangsa Israel akan berubah. KITAB YOEL Kitab Yoël atau Kitab Yoel (disingkat Yoël; akronim Yl.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen. Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir. Nama Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Yoël bin Petuel, nabi Yahudi yang diperkirakan hidup jauh setelah pembuangan ke Babel, tepatnya pada abad ke-5 SM saat Yudea menjadi provinsi di bawah Kekaisaran Persia Akhemeniyah. Nama "Yoël" sendiri merupakan serapan dari kata dalam bahasa bahasa Ibrani: ( יֹו ֵאלYoel), yang diperkirakan merupakan gabungan dari nama Allah ( יהYah) dan kata ( אֵלel, har. "Allah/Tuhan"). Oleh karena itu, nama tersebut kemungkinan berarti "Yahweh adalah Allah" atau "yang baginya Yahweh adalah Allah". Isi Kitab ini berisi nubuat-nubuat yang datang kepada nabi Yoël bin Petuel. Tema besar kitab ini adalah: Hari Tuhan yang Besar dan Mengagumkan. Pemberitaan tentang Hari Tuhan oleh nabi Yoël bukanlah baru pertama kalinya diberitakan, sebelumnya sudah pernah diberitakan oleh nabi-nabi terdahulu seperti nabi Amos. Kitab Yoël menceritakan tentang bencana yang menimpa umat Israel dan ajakan nabi Yoël kepada para imam dan seluruh umat untuk bertobat. Bencana alam merupakan pendahuluan sebelum datangnya Hari Tuhan atau akhir zaman. Struktur dari Kitab Yoël terbagi sebagai berikut: Bagian pertama: Tulah Belalang (Yoel 1:1–2:17) 1. Yoel 1:1–4, tentang kerusakan yang ditimbulkan belalang. 2. Yoel 1:5–20, berisi seruan nabi Yoël untuk meratap. 3. Yoel 2:1–11, tentang tanda akan bahaya besar. 4. Yoel 2:12–17, berisi ajakan kepada umat agar bertobat. Bagian kedua: Jawaban Tuhan kepada Israel dan segala bangsa (Yoel 2:18–3:21) 1. Yoel 2:18–27, tentang belas kasih Tuhan pada umat. 2. Yoel 2:28–32, tentang berkat bagi umat. 3. Yoel 3:1–17, berisi tentang penghakiman segala bangsa. 4. Yoel 3:18–21, tentang kehadiran Tuhan di Yerusalem. Deskripsi Bencana di Israel Nabi Yoël menyerukan tentang bencana alam yang akan menimpa Israel yaitu munculnya kawanan belalang yang memakan habis tumbuhan di seluruh penjuru negeri. Akibatnya, terjadi kelaparan hebat yang mengancam pelaksanaan ibadat korban (Yoel 1:2–5; 2:1– 11). Disusul dengan datangnya musim kemarau yang panjang sehingga membuat tanah kering dan mematikan kehidupan tumbuhan dan hewan (Yoel 1:9–12; 16–20). Bagi nabi Yoël, semua bencana tersebut menandakan bahwa umat dan bangsa-bangsa yang lain akan segera mendapatkan penghakiman dari Allah. Datangnya belalang dan bencana kekeringan menjadi pertanda akan kedatangan hari Tuhan yang menakutkan seperti yang diberitakan oleh nabi Amos (Amos 5:18–20) dan Zefanya (Zefanya 1:7; 14–18). Hari Tuhan Kedatangan hari Tuhan ditandai dengan munculnya belalang perusak yang mengancam kota Yerusalem dan tanah Yehuda. Ini membuktikan bahwa umat belum menyadari kedatangan Hari Tuhan yang benar-benar akan terjadi sehingga mereka diajak untuk berbalik kembali kepada Allah melalui pertobatan dengan sungguh-sungguh. Walaupun pada bagian awal kitab ini digambarkan keadaan umat dan seluruh kota berada di ambang kehancuran tetapi pada penjelasan tentang Hari Tuhan menegaskan bahwa penghakiman akhir itu pun akan tiba juga. Orang-orang yang beriman pada Tuhan tidak akan menerima penghukuman sedangkan mereka yang melawan kehendak-Nya akan dihukum. Uniknya dalam kitab Yoël, sama sekali tidak disebutkan tentang dosa atau kesalahan khusus yang dilakukan umat. Dalam kitab ini umat dipanggil untuk mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku rendah hati selama menjalani hidup di dunia. Struktur Pasal 1 Pasal ini terdiri dari 20 ayat, diawali dengan judul yang mengandung identitas nabi Yoël: "Firman TUHAN yang datang kepada Yoël bin Petuel."(Yoel 1:1) dan berpusat pada "Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN" yang berlanjut sampai pasal 2 ayat 11. Struktur: 1. Yoel 1:1 = Judul 2. Yoel 1:2–4 tentang kerusakan yang ditimbulkan belalang. 3. Yoel 1:5–20 berisi seruan nabi Yoël untuk meratap Pasal 2 Pasal ini terdiri dari 32 ayat, berpusat pada "Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN" yang dimulai dari pasal 1 ayat 2 serta belas kasih Tuhan bagi umat-Nya. Struktur: 1. Yoel 2:1–11 tentang tanda akan bahaya besar. 2. Yoel 2:12–17 berisi ajakan kepada umat agar bertobat. 3. Yoel 2:18–27 tentang belas kasih Tuhan pada umat. 4. Yoel 2:28–32 tentang berkat bagi umat Pasal 3 Pasal ini terdiri dari 21 ayat yang berpusat pada hukuman TUHAN atas musuh-musuh Israel dan berkat untuk umat Tuhan. Struktur: 1. Yoel 3:1–17 berisi tentang penghakiman segala bangsa. 2. Yoel 3:18–21 tentang kehadiran Tuhan di Yerusalem. Naskah sumber Naskah Masorah (bahasa Ibrani, abad ke-10 M) Septuaginta (bahasa Yunani; abad ke-3 SM) Naskah Laut Mati (bahasa Ibrani, abad ke-2 SM), terutama: o 4Q78c (4QXIIc) o 4Q82g (4QXIIg) o Wadi Murabba’at Minor Prophets (MurXII) Kepengarangan Kitab ini diyakini ditulis oleh Yoël atau pengikutnya yang mencatat nubuat yang diterima nabi itu dari Tuhan. Yoël adalah seorang nabi yang bernubuat di tanah Yehuda tepatnya di pusat kota Yerusalem. Nama Yoël sendiri adalah nama yang umum di Israel yang artinya Tuhan (="Yah" dari "YHWH") adalah Allah (="El"). Ia dikenal sebagai nabi kultis oleh karena ia bertugas di sekitar Bait Allah. Ia banyak menekankan pada upacara imamat dan berbagai perayaan keagamaan. Yoël memperkenalkan dirinya sebagai "bin Petuel" atau anak Petuel. Tidak ada keterangan apapun mengenai waktu penulisan kitab Yoël, karena kitab ini tidak menyebutkan raja atau peristiwa bersejarah yang diketahui tanggalnya, sehingga untuk menetapkan waktu harus dengan memperhatikan isi kitabnya. Ada yang beranggapan bahwa berita Yoël terjadi sementara masa awal pemerintahan Raja Yoas (835-830 SM) yang naik takhta Yehuda pada usia 7 tahun dan tetap berada di bawah perwalian imam besar Yoyada selama ia di bawah umur; situasi itu mungkin menjelaskan keunggulan para imam dalam kitab ini dan tidak adanya acuan kepada raja. Tema nubuat dan gaya sastra Yoël lebih dekat dengan nabi-nabi abad ke-8 SM, Amos, Mikha, dan Yesaya daripada dengan nabi-nabi pasca-pembuangan seperti Hagai, Zakharia dan Maleakhi. Semua fakta ini dan beberapa fakta lainnya cenderung mengarah pada abad ke-9 SM sebagai latar belakang kitab ini. Ada juga yang beranggapan bahwa pelayanan Yoël terjadi setelah orang Yahudi dari pembuangan ke Babel kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Bait Suci (~ 510- 400 SM). Pada waktu ini tidak ada raja di Yehuda dan para pemimpin rohani yang terkemuka adalah imam. Sejumlah pertimbangan yang mendukung: 1. Peristiwa penyerakan yang disebutkan dalam Yoel 3:1–3 menandakan bahwa zaman pembuangan telah terjadi. 2. Keadaan umat yang digambarkkan lebih menunjukkan umat pada masa setelah pembuangan. Tidak disebutkan sama sekali tentang raja-raja. Umat dipimpin oleh para tua-tua (Yoel 1:2; 1:14) dan para imam. 3. Pokok-pokok eskatologis yang disampaikan sangat khas dari zaman setelah pembuangan. Perikop Judul perikop dalam Kitab Yoël menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut. Hukuman bencana di Israel Judul (1:1) Tulah belalang sebagai hukuman TUHAN (1:2 – 2:11) Seruan untuk bertobat (2:12–17) Janji berkat untuk umat Israel dan hukuman bagi musuh-musuhnya Janji TUHAN kepada bangsa yang bertobat (2:18–27) Hari TUHAN (2:28–32) Hukuman atas musuh-musuh Israel (3:1–8) Berkat untuk umat TUHAN (3:9–21) Analisis Banyaknya acuan ke Sion dan pelayanan di dalam Bait Suci sepanjang kitab ini menunjukkan bahwa ia seorang nabi kepada Yehuda dan Yerusalem. Keakrabannya dengan imam-imam menyebabkan beberapa orang mengira bahwa dia seorang nabi "imam" (bandingkan Yeremia 28:1,5) yang mengucapkan firman Tuhan yang sejati. Peristiwa langsung yang mengakibatkan penulisan kitab ini ialah serbuan belalang dan musim kering yang hebat, perpaduan yang menghancurkan hampir setiap lapisan masyarakat Yehuda. Kemampuan wabah belalang untuk melahap segala sesuatu yang hijau seluas beberapa mil persegi cukup sering terjadi di wilayah itu pada zaman dahulu dan sekarang. Lima ciri utama menandai kitab ini. 1. Kitab ini menjadi salah satu adikarya sastra yang terindah dalam PL. 2. Kitab ini berisi nubuat PL yang paling terkemuka tentang pencurahan Roh Kudus atas seluruh umat manusia pada hari Pentakosta. 3. Kitab ini mencatat banyak malapetaka nasional—bencana belalang, kekeringan dan kelaparan, kebakaran, serbuan pasukan asing, bencana-bencana di langit—sebagai hukuman Allah atas kemerosotan rohani dan moral. 4. Kitab ini menekankan bahwa Allah kadang-kadang bekerja secara berdaulat di dalam sejarah melalui bencana-bencana alam dan serbuan pasukan supaya mendatangkan pertobatan, kebangunan rohani dan penebusan. 5. Kitab ini memperagakan seorang pengkhotbah kenabian yang, karena hubungannya dekat dengan Allah dan keunggulan rohani, dapat memanggil umat Allah secara meyakinkan untuk bertobat sebagai bangsa pada masa krisis dalam sejarah mereka dan menghasilkan hal-hal positif melalui pertobatan itu. Hubungan dengan Perjanjian Baru Beberapa ayat kitab Yoël sangat menyumbang kepada berita Perjanjian Baru. 1. Nubuat tentang kedatangan Roh Kudus (Yoel 2:28–32) secara khusus dikutip Petrus dalam khotbahnya pada hari Pentakosta (Kis 2:16-21), setelah Roh Kudus turun dari sorga dengan kuasa atas 120 anggota gereja mula-mula dengan manifestasi- manifestasi rohani berupa berbicara dalam bahasa roh, bernubuat, dan memuji Allah (Kisah Para Rasul 2:4,6–8,11,17–18). 2. Ajakan Petrus kepada banyak orang yang berkumpul pada hari raya Yahudi itu mengenai perlunya berseru kepada nama Tuhan dan menerima keselamatan telah diilhami (sebagian) oleh apa yang dikatakan Yoël (Yoel 2:32; Yoel 3:14, lihat Kisah Pra Rasul 2:21,37–41); Paulus juga mengutip ayat yang sama dari Yoël (lihat Roma 10:13). 3. Tanda-tanda apokaliptis di langit yang dinubuatkan Yoël akan terjadi pada akhir zaman (Yoel 2:30–31) bukan saja dikutip oleh Petrus (Kisah Para Rasul 2:19–20) tetapi juga diacu oleh Yesus (misalnya Matius 24:29) dan Yohanes di Patmos (Wahyu 6:12–14). 4. Nubuat Yoël tentang penghakiman Allah atas bangsa-bangsa di Lembah Yosafat (Yoel 3:2,12–14) dikembangkan lebih jauh dalam kitab terakhir di Alkitab (Wahyu 14:18–20; Wahyu 16:12–16; Wahyu 19:19–21; Wahyu 20:7–9). Ada unsur masa kini dan masa depan dalam semua penerapan kitab Yoël oleh Perjanjian Baru ini. Karunia-karunia Roh yang mulai mengalir melalui umat Allah pada hari Pentakosta masih tersedia bagi orang percaya hari ini (bandingkan 1 Korintus 12:1–14:40). Demikian pula, ayat-ayat yang langsung mendahului nubuat Yoël tentang Roh Kudus (yaitu gambaran masa menuai dari hujan musim gugur dan musim semi, Yoel 2:23–27) dan ayat-ayat setelah itu (yaitu tanda-tanda di langit pada akhir zaman, Yoel 2:30–32) menunjukkan bahwa nubuat tentang pencurahan Roh Kudus (Yoel 2:28–29) mencakup bukan hanya hujan awal Roh Kudus pada hari Pentakosta, tetapi juga pencurahan akhir Roh Kudus atas seluruh umat manusia pada akhir zaman. Uniknya dalam kitab Yoël, sama sekali tidak disebutkan tentang dosa atau kesalahan khusus yang dilakukan umat. Dalam kitab ini umat dipanggil untuk mempersiapkan dirinya menghadap Tuhan dengan berlaku rendah hati selama menjalani hidup di dunia.