Tugas 1 Hukum Pajak Dan Acara Perpajakan
Tugas 1 Hukum Pajak Dan Acara Perpajakan
Tugas 1 Hukum Pajak Dan Acara Perpajakan
2. Ada dua pendekatan fungsi pajak yang paling diutamakan adalah Fungsi Anggaran
(Budgetair) dan Fungsi Mengatur (Regulerend) karena untuk menjalankan sebuah
pemerintahan dibutuhkan pendapatan untuk membiayai berbagai jenis pengeluaran dimana
pajak merupakan Kontributor terbesar dalam pendapatan sebuah negara. Khusus nya dalam
era pandemik Covid-19, Negara membutuhkan pajak untuk membiayai berbagai bentuk
program penganan Covid-19 misalnya penanganan Kesehatan berupa penyediaan sarana
dan prasarana Lab Covid-19, pengetesan dan penelusuran, physical distancing, program
vaksinasi, insentif perpajakan kesehatan, hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar di
beberapa wilayah di Indonesia. Serta untuk membiayai berbagai bentuk perlindungan sosial
yang dilakukan berupa program Keluarga Harapan, pemberian logistik/pangan/Sembako,
Bantuan sosial Jabodetabek dan non jabodetabek, perluasan kartu Pra Kerja, diskon listrik
rumah tangga 450 VA dan 900 VA, serta BLT Dana Desa. Selain itu pajak juga dibutuhkan
untuk memberikan insentif kepada dunia usaha agar kesinambungan dunia usaha tetap
bergerak. Selain itu, dengan Fungsi Mengatur (Regulerend) pemerintah dapat memacu
pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat dengan berbagai insentif.
Pemberian insentif perpajakan dengan total Rp123 triliun ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor Nomor 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak untuk Wajib
Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 dan 86/PMK.03/2020. Dalam
peraturan tersebut insentif yang diberikan berupa insentif angsuran PPh pasal 25, insentif
PPh pasal 21, insentif pph final yang dipungut berdasarkan PP 23, insentif PPh pasal 22 impor,
dan insentif PPN. Dengan insentif tersebut diharapkan ekonomi masyarakat tetap berjalan
dan meningkatkan daya beli masyarakat.
3. Kebijakan pemerintah dalam rangka penaganan Covid-19 dalam bentuk berbagai program
PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) akan berdampak terhadap perekonomian negara.
Dengan adanya program tersebut, diharapkan dampak dari Covid-19 dapat diminimalisir,
sehingga masyarakat dapat beraktivitas kembali, dunia usaha yang terdampak dapat
berjalan lagi dan perekonomian negara dalam berbagai sektor dapat bangkit kembali.
Sejalan dengan bangkitnya perekonomian diharapkan target penerimaan pajak dapat
bertambah atau tercapai.
Tax Evasion adalah suatu skema memperkecil pajak yang terutang dengan cara melanggar
ketentuan perpajakan secara illegal. Adapun berbagai bentuk tax evasion antara lain:
- Menahan Diri: WP tidak melakukan sesuatu yang dapat dikenai pajak.
- Pindah Lokasi: Memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang tarif
pajaknya tinggi ke lokasi yang tarif pajaknya rendah.
- Yuridis: memanfaatkan kekosongan atau ketidak jelasan UU yang memberikan
dasar potensial penghindaran pajak secara yuridis.
Latar belakang terjadinya Tax Avoidance dan Tax Evasion adalah Pajak dipandang sebagai
sesuatu yang membebani sehingga perlu dihindari sehingga muncul perlawanan, baik
berupa perlawanan pasif maupun aktif.
- Perlawanan Pasif yaitu Perlawanan yang inisiatifnya bukan dari Wajib Pajak itu
sendiri tetapi terjadi karena keadaan yang ada di sekitar Wajib Pajak itu, Hambatan-
hambatan tersebut berasal dari struktur ekonomi, perkembangan moral, intelektual
penduduk, dan teknik pemungutan pajak itu sendiri.
- Perlawanan Aktif yaitu Perlawanan aktif adalah perlawanan yang inisiatifnya
berasal dari Wajib Pajak itu sendiri. Merupakan usaha dan perbuatan yang secara
langsung ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk menghindari pajak atau
mengurangi kewajiban pajak yang seharusnya dibayar