5.5.1.1 SK Payung Ppi 2022
5.5.1.1 SK Payung Ppi 2022
5.5.1.1 SK Payung Ppi 2022
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI,
INDIKATOR PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI, PENERAPAN
KEWASPADAAN STANDAR, PENERAPAN APD SAAT PANDEMI COVID-19 DAN
KRITERIA OUTBREAK / KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Ditetapkan di : Sukoharjo
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKOHARJO 1
KABUPATEN WONOSOBO
SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
1 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Pembentukan Tim dan Struktur
Organisasi Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1
B. STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA PUSKESMAS
dr. Sri Suwanti
PJ MUTU
Eko Setyowati,SST
KOORDINATOR PPI
Aken Larasati, A.Md.Kep
ANGGOTA :
1. Lisdiana Septi Rahayu, A.Md.KL
2. Paramita Nur Sabilla, A.Md.Keb
SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
2 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Uraian Tugas Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1
1. KEPALA PUSKESMAS
Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan atau Kepala Puskesmas memiliki
tugas dan fungsi serta kewenangan, sebagai berikut:
a. Membentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas
dengan Surat Keputusan
b. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
c. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan
prasarana termasuk anggaran yang dibutuhkan
d. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
e. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian
infeksi berdasarkan saran dari Tim PPI atau koordinator PPI
f. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional
dan disinfektan di Puskesmas berdasarkan saran dari Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas
g. Dapat menutup unit pelayanan atau fasilitas pelayanan kesehatan
yang diaggap potensial menularkan penyakit untuk beberapa waktu
sesuai kebutuhan berdasarkan saran dari Tim PPI atau koordinator
PPI
h. Mengesahakan Standar Prosedur Operasional (SPO) PPI
i. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, terutama bagi petugas yang beresiko tertular infeksi
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
3. KOORDINATOR PPI
a. Tim PPI atau Koordinator PPI yang telah ditetapkan memiliki tugas
dan fungsi serta kewenangan, sebagai berikut:
1) Menyusun serta mengevaluasi kebijakan PPI
2) Menyusun perencanaan program PPI (lima tahunan dan
tahunan)
3) Membuat pedoman dan SOP terkait PPI
4) Melaksanakan sosialisasi kebijakan, program, pedoman dan SOP
5) Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs
dan infeksi bersumber masyarakat
6) Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi
7) Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan puskesmas dan
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI
8) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan
prinsip PPI dan aman bagi yang menggunakan.
9) Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) di puskesmas terkait PPI
10) Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan
11) Berkoordinasi dengan unit terkait lain dala hal pencegahan dan
pengendalian infeksi, antara lain:
a) Dokter/dokter gigi, apoteker (petugas obat) dala penggunaan
antimikroba yang bijak di puskesmas
b) Tim mutu dan keselamatan pasien dala menyusun kebijakan
Keselamatan Pasien
c) Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menyusun
kebijakan.
12) Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik
mengkaji kembali rencana program dan kegiatan PPI apakah
telah sesuai kebijakan manajemen di puskesmas
13) Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan
dan pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan,
cara pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai
dengan prinsip PPI
14) Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan
karena potensial menyebarkan infeksi
15) Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang
menyimpang dari standar prosedur/monitoring surveilans
proses
16) Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan
penanggulangan infeksi bila ada KLB di puskesmas
17) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan PPI
b. Tim PPI atau Koordinator PPI yang telah ditetapkan memiliki
tanggung jawab, sebagai berikut:
1) Terselenggaranya dan evaluasi program PPI
2) Penyusunan rencana strategis program PPI
3) Penyusunan pedoman PPI
4) Tersedianya SOP PPI
5) Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI
6) Memberikan kajian KLB infeksi di puskesmas
7) Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian
risiko infeksi
8) Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI
9) Terselenggaranya pertemuan berkala
10) Melaporkan kegiatan Tim PPI kepada kepala puskesmas.
4. ANGGOTA PPI
Anggota Tim PPI yang telah ditetapkan memiliki tugas dan tanggung
jawab, sebagai berikut :
a. Bersama ketua tim melaksanakan program PPI
b. Berkoordinasi dengan unit dan petugas lain dalam penerapan PPI
c. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam penerapan PPI
d. Membantu semua petugas untuk memahami PPI
e. Memberikan masukan terhadap pedoman maupun kebijakan terkait
PPI
f. Melaksanakan tugaslain yang diberikan Ketua Tim PPI.
SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
3 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Program Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi di UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1
SRI SUWANTI
1. Kebersihan Tangan
Kebersihan tangan adalah membersikan tangan menggunakan sabun dan
air mengalir bila tangan terlihat kotor atau terkena cairan tubuh atau
menggunakan alcohol bila tangan tidak nampak kotor.
2. Penggunaan APD
Penggunaan APD adalah penggunaan alat yang dirancang sebagai
penghalang dari zat infeksius untuk melindungi pemakainya dari cedera
atau penyebaran infeksi atau penyakit.
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan urine
kateter menetap (Indwelling Catheter) > 2 hari kalender.
4. Plebitis
Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada daerah
local tusukan infus ditemukan tanda-tanda merah seperti terbakar,
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat purulen atau
mengeluarkan cairan disebebkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik
yang sering disebebkan oleh komplikasi terapi intravena.
5. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Infeksi Daerah Operasi adalah infeksi yang terjadi pasca operasi dalam
kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut melibatkan kulit dan jaringan
subkutan pada tempat insisi.
6. Abses Gigi
Abses gigi adalah terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada
gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri.
7. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi adalah infeksi yang terjadi setelah
tindakan imunisasi yang diberikan secara penyuntikan.
SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
5 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Penerapan Kewaspadaan Standar
UPTD Puskesmas Sukoharjo 1
1. Kebersihan Tangan
a. Cuci tangan (40-60 detik)
Basahi tangan dan gunakan sabun, gosok seluruh permukaan, bilas
kemudian keringkan dengan handuk sekali pakai, sekaligus untuk
mematikan keran.
b. Penggosokan tangan (20-30 detik)
Gunakan produk dalam jumlah cukup untuk seluruh bagian tangan,
gosok tangan hingga kering.
2. SARUNG TANGAN
a. Gunakan bila akan menyentuh darah, cairan tubuh, secret, ekskresi,
membrane mukosa dan kulit yang tidak utuh
b. Ganti setiap kali selesai satu tindakan ke tindakan berikutnya pada
pasien yang sama setelah kontak dengan bahan-bahan yang
berpotensi infeksius.
c. Lepaskan setelah penggunaan, sebelum menyentuh benda dan
permukaan yang tidak terkontaminasi dan sebelum pindah ke pasien
lain. Lakukan tindakan membersihkan tangan segera setelah
melepaskan sarung tangan.
4. Gaun Pelindung
a. Gunakan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian
selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan percikan darah,
cairan tubuh, sekret dan eksresi.
b. Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan bersihkan
tangan.
7. Kebersihan Lingkungan
Gunakan prosedur yang memadai untuk kebersihan rutin dan disinfeksi
permukaan lingkungan dan benda lain yang sering disentuh
8. Linen
Penganan, transportasi dan pemrosesan linen yang telah dipakai dengan
cara :
a. Cegah pajanan pada kulit dan membrane mukosa serta kontaminasi
pada pakaian.
b. Cegah penyebaran pathogen ke pasien lain dan lingkungan.
9. Pembuangan Limbah
a. Pastikan pengelolaan limbah yang aman
b. Perlakukan limbah yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekret
dan ekskresi sebagai limbah infeksius, berdasarkan peraturan
setempat.
c. Jaringan manusia dan limbah laboratorium yang secara langsung
berhubungan dengan pemrosesan specimen harus juga diperlakukan
sebagai limbah infeksius.
d. Buang alat sekali pakai dengan benar.
SRI SUWANTI
SRI SUWANTI
Lampiran : Surat Keputusan Kepala UPTD
7 Puskesmas Sukoharjo 1
Nomor :
Tanggal :
Tentang : Kriteria Outbreak / Kejadian Luar
Biasa (KLB) di Wilayah UPTD
Puskesmas Sukoharjo 1
SRI SUWANTI